LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA BENDA PADAT KESETIMBANGAN GAYA KELOMPOK 6 Asoka Bagaswari 1406576383 Afifah Luthfiyah 1406567183 Khalidah Nurul Azmi 14065774264 Afif Nurfiga 1406563986 William Yehezekiel M. 1406605055 Firsta Hilwa 1406532274 Tanggal Praktikum : Sabtu, 27 Februari 2016 Asisten Praktikum : Felicius Wayandhana Tanggal Pengumpulan : Nilai : Paraf Asisten : LAB STRUKTUR DAN MATERIAL DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2016 A. POLYGON GAYA I. TUJUAN Untuk menguji bahwa beberapa gaya yang berada dalam kondisi seimbang memenuhi persamaan : Px Py M 0 Dan gaya-gaya tersebut dapat digambarkan dalam polygon gaya tertutup dimana sisi-sisi polygon tersebut mewakili gaya-gaya, termasuk besar dan arahnya. II. TEORI Desain dari suatu struktur didasarkan pada berat dan gaya-gaya yang bekerja pada struktur itu sendiri. Umumnya pada suatu desain struktur tidak terdapat gerakan dan struktur berada pada kondisi keseimbangan statik. Maka, gaya-gaya dalam keseimbangan harus memenuhi persamaan resultan dari semua gaya harus nol dan momen di semua titik harus nol. Dalam persamaan matematis kondisi ini digambarkan sebagai berikut: Px 0 Mx 0 Py 0 My 0 Pz 0 Mz 0 Py 0 Mz 0 Jika berlaku pada suatu bidang, maka: Px 0 III. PERALATAN 1. Papan gaya 2. Katrol tunggal 3. Katrol ganda 4. Kertas A1 5. Penggantung beban 6. Isolasi 7. Cincin tunggal 8. Cincin ganda (disambung tali) 9. Tali IV. CARA KERJA a. Gaya Konkuren 1. Memasang kertas A1 pada papan bidang. 2. Menyiapkan cincin tunggal dan 5 tali beban, lalumemasang masing-masing tali pada katrol-katrol yang telah tersedia, 3 tali pada katrol sebelah kiri dan sisanya pada katrol sebelah kanan. 3. Menggantungkan penggantung beban pada tali. 4. Menambahkan beban pada penggantung dan memperhatikan bagaimana tali-tali tersebut bergerak membentuk keseimbangan baru. 5. Setelah didapat keseimbangan, menggambar posisi gaya-gaya tersebut pada kertas A1 dan menuliskan besar bebannya (termasuk berat penggantung). b. Non Konkuren 1. Menggunakan cincin ganda yang telah dihubungkan dengan tali. 2. Mengikat dengan 6 tali sehingga 3 tali terikat pada masing-masing cincin. 3. Kemudian menggantung beban pada tiap tali, setelah itu menggambar tali-tali tersebut pada kertas gambar dan mencatat beban yang digantung pada tiap tali. V. PENGOLAHAN DATA a. Gaya Konkuren Gambar A1. Sketsa gaya gaya yang bekerja di cincin pusat Pn Beban (N) Kuadran Sudut (⁰) Px (N) Py (N) P1 0,2 I 48,9 0,13 0,15 P2 0,1 I 17,6 0,09 0.03 P3 2,2 IV 18 2.09 -0,67 P4 1,9 III 29,35 -1,65 -0,93 P5 0,8 II 24,1 -0,73 0,32 P6 0,1 II 45 0.07 0.07 0 -1,03 JUMLAH Untuk Px 𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = |0 − ∑ 𝑃𝑥 | 𝑥 100% = |0 − (0)|𝑥 100% = 0% Untuk Py 𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = |0 − ∑ 𝑃𝑥 | 𝑥 100% = |0 − (−1,03)|𝑥 100% = 103 % Gambar A1. Poligon Gaya Konkuren b. Gaya Non Konkuren Gambar A2.1. Sketsa gaya-gaya yang bekerja pada cincin ganda Asumsi momen positif berlawanan arah jarum jam. Pn Beban (N) Sudut(⁰) Kuadran Py (N) L (m) ∑ Ma ∑ Mb (Nm) (Nm) P1 0,1 47,5 3 -0,07 0,13 0,091 P2 0,1 21,5 3 -0,03 0,13 0,039 P3 1,5 23,5 2 0,59 0,13 -0,073 P4 1,4 22,5 1 0,53 0,13 0,069 P5 0,1 28,8 4 -0,04 0,13 -0,052 P6 0,1 61,5 4 -0,08 0,13 0,01 -0,057 Jumlah Untuk Ma 𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = |0 − ∑ 𝑀𝑎 | 𝑥 100% = |0 − (−0,057)|𝑥 100% = 5,7 % Untuk Mb 0,027 𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = |0 − ∑ 𝑀𝑏 | 𝑥 100% = |0 − 0,027|𝑥 100% = 2,7 % Gambar A2.2. Poligon gaya-gaya non konkuren VI. Analisis a. Analisis Praktikum 1. Gaya Konkuren Pada percobaan kesetimbangan gaya konkuren, sebuah cincin tunggal yang dianggap sebagai pusat massa diletakkan di tengah kertas A1 yang sudah dilubangi di pusat massanya. Kemudian 6 utas tali dikaitkan dengan cincin tersebut, dan ujung tali lainnya dihubungkan dengan katrol dan ujungnya dipasangkan penggantung beban. Praktikan diharuskan untuk membuat cincin tunggal tersebut tetap berada di pusat massa dengan cara merekayasa, menambah dan mengurangi jumlah beban yang digantungkan pada setiap tali. Setelah posisi cincin stabil dan berada di pusat massa, praktikan mencatat beban yang tergantung pada tiap tali (P1, P2, P3, P4, P5, P6) dan menggambar arah gaya pada kertas A1 yang ditempel pada papan gaya. Dengan cincin yang berada di pusat massa, maka sistem sudah dianggap seimbang. 2. Gaya Non Konkuren Pada percobaan kesetimbangan gaya non konkuren, sepasang cincin yang dihubungkan dengan menggunakan tali sepanjang 13 cm dikaitkan dengan 6 utas tali. Maka untuk sebuah cincin, terkait dengan 3 tali.Ujung tali lainnya dihubungkan dengan katrol, dan ujungnya dipasangkan penggantung beban.Bagian tengah tali penghubung cincin tersebut terdapat tanda, yang merupakan titik tengah dari kedua cincin. Keadaan sistem dianggap seimbang apabila kedua cincin membentuk garis lurus (180°), dan tanda pada tali tepat berada di pusat massa. Ketika sistem setimbang, praktikan diharuskan untuk menggambar arah gaya tali pada kertas A1 yang ditempel pada papan gaya. Berdasarkan teori, ketika kedua cincin ini berada pada garis lurus dan tanda tepat berada di pusat massa, menandakan bahwa total momen yang bekerja pada masing-masing cincin sudah memenuhi syarat kesetimbangan, yaitu ƩM=0. Namun, beberapa faktor menyebabkan total momen pada semua titik tidak sama dengan nol, yang akan dijelaskan di sub bab berikutnya. b. Analisa Perhitungan 1. Gaya Konkuren Pada percobaan kesetimbangan gaya konkuren, akan didapat data-data seperti besarnya jumlah beban yang digantung pada tiap tali, sudut yang dibentuk oleh tiap tali dan letak gaya. Dengan mengetahui sudut yang dibentuk oleh tali, maka akan dapat dihitung gaya-gaya yang bekerja pada sumbu X dan Y. hal ini dilakukan untuk membuktikan apakah total semua gaya yang bekerja pada sumbu X dan Y sama dengan 0. Gaya yang bekerja pada sumbu X dan Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus: 𝑃𝑥 = 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑔𝑎𝑦𝑎(𝑁)𝑥 cos ∝ 𝑃𝑦 = 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑔𝑎𝑦𝑎(𝑁)𝑥 sin ∝ Setelah praktikan menghitung, maka didapatkan resultan gaya pada sumbu Y sebesar 1,03 N kea rah bawah dan resultan gaya pada sumbu X sebesar 0. Nilai positif untuk resultan gaya menandakan gaya mengarah ke atas dan nilai negative untuk resultan gaya menandakan gaya mengarah ke bawah. Resultan gaya pada sumbu X memenuhi kesetimbangan dan resultan sumbu Y yang tidak memenuhi kesetimbangan (ƩPx = 0 dan ƩPy = 0) mengindikasikan adanya kesalahan relative dalam praktikum ini yang merupakan penyimpangan dari teori kesetimbangan. Kesalahan relative ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, yang akan dijelaskan pada analisa kesalahan. 2. Gaya Non Konkuren Pada percobaan kesetimbangan gaya non konkuren, data yang didapatkan antara lain besar gaya, sudut gaya dan arah gaya yang bekerja pada sistem tersebut. Dari data yang tersedia, dilakukan perhitungan dengan memproyeksikan gaya-gaya yang ada kea rah sumbu Y. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: 𝑃𝑦 = 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑔𝑎𝑦𝑎(𝑁)𝑥 sin ∝ Dengan mengetahuibesar gaya terhadap sumbu X dan panjang tali yang menghubungkan kedua tali, dan dengan menganggap bahwa cincin di sebelah kiri merupakan titik A dan cincin di sebelah kanan merupakan titik B, maka, akan ditemukan nilai momen di tiap titik. Berdasarkan teori yang dijelaskan pada dasar teori, salah satu syarat kesetimbangan adalah total momen di tiap titik bernilai nol atau ƩM = 0. Jumlah momen pada titik A (ƩMa) dan jumlah momen pada titik B (ƩMb) dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Ma = P y × L dan Mb = P y × L Dengan asumsi momen bernilai positif apabila berlawanan dengan arah jarum jam dan panjang L sebessar 0,13 meter. Berdasarkan perhitungan, total momen di titik A sebesar 0,057 Nm searah jarum jam dan total momen di titik B sebesar 0,027 Nm berlawanan arah jarum jam. Dari hasil perhitungan berikut menunjukkan bahwa nilai momen di titik A dan B mendekati 0, sehingga sistem berada dalam keadaan hampir setimbang. Besar momen yang tidak 0 pada setiap titik ini menandakan adanya kesalahan relative yang disebabkan oleh beberapa factor. c. Analisa Kesalahan 1. Gaya Konkuren Kesalahan relative dapat terjadi pada sebuah percobaan karena adanya penyimpangan dari teori yang ada.Pada percobaan ini, kesalahan relativemuncul akibat jumlah gaya yang bekerja pada sumbu X maupun sumbu Y tidak sama dengan 0, yang berarti tidak sesauai dengan teori kesetimbangan. Secara umum, kesalahan relative memiliki rumus: 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = | 𝑘𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑘𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 | × 100% 𝑘𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 Dengan menggunakan rumus di atas, diketahui bahwa kesalahan relative untuk gaya pada sumbu X sebesar 0% dan kesalahan relative untuk gaya pada sumbu Y sebesar 103 %. Kesalahan seperti ini bisa saja terjadi, dan biasanya disebabkan oleh human error. Kesalahan pertama yang mungkin terjadi adalah praktikan tidak teliti dalam menentukan kesetimbangan sistem.Tanda sistem telah seimbang adalah cincin berada tepat di tengah-tengah pasak.Namun, yang terjadi cincin tidak berada tepat di tengah pasak, melainkan agak ke kiri atapun agak ke kanan.Kesalahan seperti ini dapat mengurangi keakuratan data dan hasil perhitungan laporan. Kesalahan lain yang mungkin terjadi adalah praktikan yang tidak akurat dalam mengukur sudut tali terhadap pusat massa. Garis 0̊ pada busur mungkin saja tidak tepat pada sumbu x, sehingga menyebabkan perbedaan sudut yang dicatat, dengan sudut yang sebenarnya. Perbedaan nilai sudut dapat berpengaruh pada besar gaya yang diproyeksikan pada sumbu x dan sumbu y. hal seperti ini tentu saja dapat mempengaruhi hasil akhirnya. Kesalahan lain yang mungkin terjadi adalah kesalahan paralaks. Contohnya adalah ketidak akuratan praktikan dalam menggambar garis gaya yang diwakili oleh seutas tali pada kertas A1. Hal ini bisa terjadi karena tali yang terus bergerak-gerak ataupun pencahayaan di ruangan yang cenderung tidak stabil, mengakibatkan banyaknya bayangan yang muncul dari tali dan menyulitkan praktikan dalam memplot ke kertas putih. 2. Gaya Non Konkuren Kesalahan relative dapat terjadi pada sebuah percobaan karena adanya penyimpangan dari teori yang ada. Pada percobaan ini, kesalahan relative muncul akibat total momen yang bekerja pada setiap titik tidak sama dengan 0, yang berarti tidak sesauai dengan teori kesetimbangan. Secara umum, kesalahan relative memiliki rumus: 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = | 𝑘𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝑘𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 | × 100% 𝑘𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 Dengan menggunakan rumus di atas, diketahui bahwa kesalahan relative pada percobaan kesetimbangan gaya non konkuren pada momen di titik A sebesar 5,7% dan kesalahan relative pada momen di titik B sebesar 2,7%. Kesalahan seperti ini bisa saja terjadi, dan biasanya disebabkan oleh human error. Kesalahan pertama yang mungkin terjadi adalah praktikan tidak teliti dalam menentukan kesetimbangan sistem. Tanda sistem telah seimbang adalah tanda pusat pada tali yang menyambungkan kedua cincin berada tepat di tengah-tengah pasak dan cincin kanan dan cincin kiri berada pada posisi lurus 180⁰.Namun, yang terjadi tanda tersebut tidak berada tepat di tengah pasak, melainkan agak ke kiri atapun agak ke kanan, ataupun terdapat kemiringan di antara kedua tali.Kesalahan seperti ini dapat mengurangi keakuratan data dan hasil perhitungan laporan. Kesalahan lain yang mungkin terjadi adalah praktikan yang tidak akurat dalam mengukur sudut tali terhadap pusat massa. Garis 0̊ pada busur mungkin saja tidak tepat pada sumbu x, sehingga menyebabkan perbedaan sudut yang dicatat, dengan sudut yang sebenarnya. Perbedaan nilai sudut dapat berpengaruh pada besar gaya yang diproyeksikan pada sumbu x dan sumbu y. hal seperti ini tentu saja dapat mempengaruhi hasil akhirnya. Kesalahan lain yang mungkin terjadi adalah kesalahan paralaks. Contohnya adalah ketidak akuratan praktikan dalam menggambar garis gaya yang diwakili oleh seutas tali pada kertas A1. Hal ini bisa terjadi karena tali yang terus bergerak-gerak ataupun pencahayaan di ruangan yang cenderung tidak stabil, mengakibatkan banyaknya bayangan yang muncul dari tali dan menyulitkan praktikan dalam memplot ke kertas putih. VII. KESIMPULAN Kesetimbangangan harus memenuhi 3 syarat, yaitu: Px Py M 0 Percobaan yang dilakukan oleh praktikan tidak memenuhi kesetimbangan gaya. Kesalahan relatif pada praktikum Gaya Konkuren yaitu, Px = 0 % dan Py = 103% Kesalahan relatif pada praktikum Gaya Nonkonkuren yaitu, Ma = 5,7 % dan Mb = 2,7 %. Kesalahan relatif dapat disebabkan oleh human error seperti ketidak akuratan praktikan dalam menentukan sudut, ketidak telitian praktikan menentukan kesetimbangan dan lain-lain. B. Gaya-gaya Sejajar dan Tegak Lurus I. TUJUAN Percobaan ini dilakukan untuk memeriksa apakah keseimbangan dapat terwujud ketika gaya-gaya paralel bekerja pada struktur. II. TEORI Pada pelajaran mengenai keseimbangan terdapat dua kasus khusus yang harus diperhatikan. Kasus pertama sangat umum terjadi dimana semua gaya bekerja paralel dan tidak membentuk poligon gaya. Sebuah meja dengan tiga gaya ke bawah akan diimbangi oleh tiga reaksi ke atas oleh kaki-kaki meja. Keadaan ini dinyatakan dengan satu persamaan yaitu Σ Pv = 0 dan persamaan lebih lanjut bergantung pada penggunaan keseimbangan momen. Gambar 7. Gaya Paralel yang Bekerja pada Struktur Kasus kedua terjadi ketika dua buah gaya paralel, sama besar tapi berlawanan arah bekerja pada struktur yang beratnya dapat diabaikan. Kasus ini memenuhi keseimbangan gaya-gaya vertikal (Σ Pv = 0) tetapi struktur akan berputar kecuali jika diberikan momen tambahan seperti pada gambar (a). Momen tambahan ini diberikan dengan cara ditunjukkan pada gambar (b), dimana sepasang gaya sejajar P b sama besar dan berlawanan arah bekerja pada struktur. III. PERALATAN a. Alat 1 b. Alat 2 1. Papan gaya 1. Rangka batang warrer dan pengimbang 2. Pasak tengah 2. Reaksi batang N dan pengimbang 3. Pembuat garis 3. Reaksi circular dan pengimbang 4. Katrol tunggal 4. Tempat pengait tali sambungan 5. Katrol ganda 6. Tali 7. Penggantung beban 8. Klip papan 9. Cincin 10. Cincin ganda IV. CARA KERJA 1. Melepas pasak dan memasang kertas pada papan bidang gaya dan memasang kembali pasak melalui lubang yang tersedia 2. Mengambil salah satu rangka batang dan meletakkan lubang pusat gravitasi di atas pasak tengah papan gaya 3. Memasang tali di lokasi reaksi perletakkan gaya pada katrol 4. Menggunakan dua katrol ganda secara vertikal di atas setiap ujung rangka batang untuk mengetahui reaksi dan gantung beban langsung dari bawah rangka batang pada lubang yang telah tersedia. Penggantung beban ikut dihitung sebagai bagian dari keseluruhan beban sedangkan tali penggantung diabaikan beratnya. 5. Menggantungkan beban ke rangka batang dan menambahkan beban ke setiap tali pengimbang reaksi sehingga: (a) Rangka batang horizontal (b) Lubang pusat gravitasi berada tepat di tengah pasak tengah Pada kondisi ini rangka batang akan seimbang, mengambang bebas akibat reaksi vertikal dan gaya yang bekerja padanya. 6. Membaca dan mencatat beban total termasuk penggantung dan reaksinya Gambar B.1. Rangka batang ditarik dengan menggunakan 4 tali. V. PENGOLAHAN DATA Gambar B.2. Hasil percobaan menggunakan rangka batang. F5 = 0,43 N F6 = 0,34 N F7 = 0,2 N F8 = 0,14 N Titik Q dan titik O dianggap sebagai perletakan A dan B. Hasil percobaan: Va = -0,14 N Vb = -0,2 N Hasil teoritis 𝚺𝐌𝐚 = 0 F1.5 + F2.25 +Vb(30)=0 0,43(5) + 0,34(25) = -30Vb Vb = -0,35 N 𝚺𝐌𝐛 = 0 -30Va – 25(0,43) - 0,34(5) = 0 Va = -0,42 N Cek: ΣV = 0 (Va+Vb+F1+F2) = 0 0,34+0,43-0.42-0.35=0 0 = 0 (benar) Kesalahan Relatif = |𝑉𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛| × 100% 𝑉 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑡𝑖𝑠 Kesalahan relatif Va = | −0,42 − (−0,14) | × 100% = 200% −0,14 Kesalahan relatif Vb = −0,35 − (−0,2) | | × 100% = 42% −0,35 VI. ANALISA a. Analisa Praktikum Percobaan gaya-gaya sejajar dan tegak lurus menggunakan alat bantu yang berupa rangka batang. Praktikan diminta untuk membandingkan gaya yang diperoleh dari hasil percobaan dengan gaya dari hasil perhitungan. Praktikan menggantungkan rangka batang di papan dengan menggunakan 4 utas tali yang diikatkan pada setiap ujung rangka batang. Ujung tali lainnya dihubungkan ke katrol yang berada di papan gaya. Praktikan menggantung penggantung beban di tali dan memasang beban-beban pada penggantung beban. Dengan merekayasa jumlah beban yang digantung, maka rangka batang akan berada dalam titik keseimbangan dimana lubang di tengah rangka batang berada pada posisi melayang dan tidak menyentuh pasak yang dihubungkan ke papan. Setelah mencapai keseimbangan, praktikan mencatat jumlah beban yang digantungkan pada tiap-tiap tali dan sudut tali terhadap sumbu x. b. Analisa Perhitungan Pada percobaan ini, praktikan mendapatkan data jumlah beban yang digantungkan. Beban pada titik A dan B dianggap sebagai gaya perletakan A dan gaya perletakan B. Gaya-gaya tersebut merupakan reaksi dari gaya luar yang diberi pada rangka batang. Reaksi perletakan A berdasarkan percobaan didapat 0,14 N dan reaksi perletakan B berdasarkan percobaan didapat sebesar 0,2 N. Dengan mengetahui gaya luar pada rangka batang, praktikan dapat menemukan reaksi perletakan A dan B secara analitis. Dengan memanfaatkan rumus kesetimbangan, yaitu ∑Ma=0 untukmencarireaksiperletakan B dan ∑Mb=0 untukmencarireaksiperletakan A. Asumsi digunakanyaitumomenpositifberlawananarahjarum jam, yang danarahgayakeataspositif. Vahasilperhitunganyaitusebesar 0,42 N kea rah bawahdanVbhasilperhitunganyaitu 0,35 N kea rah bawah. HasilpraktikummenunjukanVasebesar 0,14 N danVbsebesar 0,2 N. perbedaannilaireaksiperletakaninimenimbulkankesalahan relative yang disebabkanolehkesalahansaatpraktikumberlangsung. c. Analisa Kesalahan Karena adanya perbedaan nilai reaksi perletakan A dan B pada perhitungan teori dan percobaan, maka akan muncul kesalahan relatif. Kesalahan relatif dapat dihitung dengan menggunakan rumus: |𝑉𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛| × 100% 𝑉 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑡𝑖𝑠 Pada percobaan ini, kesalahan relatif yang didapat adalah: −0,42−(−0,14) Kesalahan relatif Va = | | × 100% = 200% −0,14 −0,35−(−0,2) Kesalahan relatif Vb = | −0,35 | × 100% = 42% Kesalahan relatif dapat disebabkan oleh beberapa hal, dan yang paling sering terjadi adalah human errror. Contohnya adalah ketika praktikan menentukan apakah rangka batang tersebut sudah seimbang atau belum. Hal ini mempengaruhi keakuratan hasil karena apabila belum seimbang, maka akan dibutuhkan beban tambahan agar rangka batang seimbang, dan ini akan merubah data yang ada. Kesalahan lain yang mungkin dilakukan oleh praktikan adalah kurangnya ketelitian praktikan dalam mengukur sudut terhadap sumbu x menggunakan busur. Yang paling sering terjadi adalah busur tidak tepat 90̊ terhadap sumbu x. Hal ini menyebabkan sudut yang dicatat praktikan tidak akurat dan menyebabkan hasil tidak representatif. VII. KESIMPULAN 1. Rumus kesetimbangan momen adalah: ∑ 𝑀 = 𝐹1 𝑙1 + 𝐹2 𝑙2 + ⋯ + 𝐹𝑛 𝑙𝑛 2. Berdasarkan percobaan, total gaya vertikal yang bekerja pada rangka batang tidak sama dengan nol. 3. Besar reaksi perletakan di A berdasarkan perhitungan adalah 0,42 ke arah bawah dan berdasarkan hasil percobaan adalah 0,14 ke arah bawah. 4. Besar reaksi perletakan di B berdasarkan perhitungan adalah 0,35 ke arah bawah dan berdasarkan hasil percobaan adalah 0,2 ke arah bawah. 5. Kesalahan reltif untuk perletakan A adalah sebesar 200% dan kesalahan relatif perletakan B sebesar 42%. 6. Kesalahan relatif dapat disebabkan oleh human error seperti ketidak akuratan praktikan dalam menentukan sudut, ketidak telitian praktikan menentukan kesetimbangan dan lain-lain. VIII. REFERENSI Hibbeler, R. C.. 1998. Engineering Mechanics Statics and Dynamics 8th Eedition. New Jersey: Prentice Hall Pedoman Praktikum Mekanika Benda Padat, Laboratorium Struktur dan Material, Departeman Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Indonesia : Depok, 2016 IX. LAMPIRAN