VISKOSITAS FLUIDA TUJUAN : Menentukan koefisien viskositas fluida encer dan kental. DASAR TEORI : Fluida adalah zat alir yang dapat mengalir (zalir), yang dapat berupa gas ataupun zat cair. Salah satu sifat yang dimiliki oleh setiap zalir (fluida) adalah viskositas. Viskositas merupakan sifat fluida yang menghambat fluida tersebut saat mengalir. Kadang kadang viskositas ini diserupakan dengan kekentalan. Fluida yang lebih kental (viskos) akan menglair lebih lama dalam suatu pipa daripada fluida yang kurang kental. Sifat viskos ini sangat diperhatikan dalam petrihal yang melibatkan aliran fluida maupun minyak pelumas mesin. Pelumas mesin berviskositas tinggi lebih baik digunakan daripada yang bernilai rendah. Tetapi jika teralu tinggi viskositasnya justru akan menghambat gerakan mesin tersebut. Nilai koefisien viskositas suatu fluida sangat bergantung pada suhu. Pada suhu makin tinggi nilai koefisien viskositas itu akan menurun. Artinya fluida itu akan semakin encer jika suhunya makin tinggi. Tabel nilai koefisien beberapa fluida (Tipler, 1991) Fluida Suhu (ΛC) Air Darah Minyak mesin SAE 10 Gliserin Udara 0 20 40 60 37 30 0 20 60 20 Koefisien viskositas η(mPa.s) 1,80 1,00 0,80 0,65 4,0 200 10.000 1.410 81 0,018 Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas fluida disebut viskosimeter. Paling tidak, terdapat 2 prinsip dasar system / metode pengukuran viskositas tersebut. Pertama, metode berdasarkan laju aliran fluida dalam pipa kapiler vertikal saat menempuh jarak tertentu. Alat yang digunakan sesuai dengan metode ini adalah viskosimeter ostwald yang asas kerjanya berdasarkan hukum Poiseuille. Hukum Poiseuille dituliskan sebagai βπ = 8ηL Iv πr4 dengan P = tekanan η= koefisien viskositas fluida L = panjang pipa kapiler yang dilalui fluida Iv = laju aliran volume Berdasarkan hukum Poiseuille, dengan viskosimeter Ostwald dapat ditentukan viskositas fluidajika h, a, L, dan V dapat diukur. Persamaan Poiseuille menjadi : πβππ4 π= ππ‘ 8πΏπ Dengan π = massa jenis cairan yang akan ditentukan viskositasnya; t = waktu pengaliran cairan dari tanda A sampai B; a = jejari pipa kapiler yang panjangnya L; h = jarak antara bola kecil dan besar. Jika viskositas cairan (dalam hal ini alkohol) = c πx tx dan viskositas air = c πw tw maka viskositas alkohol ηx terhadap viskositas air ηw adalah : ηx = ππ₯ π‘π₯ ππ€ π‘π€ π₯ ηw Koefisien viskositas air ditentukan melalui interpolasi data dari table pada suhu yang sesuai. Perangkat percobaan viskosimeter Ostwald digunakan untuk menentukan koefisien viskositas fluida, terutama yang encer. Fluida yang kental sebaiknya tidak menggunakan peralatan ini karena waktu yang dibutuhkan fluida kental untuk turun melalui pipa kepiler jauh lebih lama dibandingkan yang encer. Selain dengan viskosimeter Ostwald, mengukur koefisien viskositas fluida dapat menggunakan metode stokes, yakni menentukan koefisien viskositas melalui pengukuran laju terminal (laju konstan) benda berbentuk bola dalam fluida yang ingin diukur koefisien viskositasnya yang dijatuhkan dari atas permukaan fluida. Selama resultan gaya-gaya yang bekerja pada bola nol, maka bola mengalami laju terminal (konstan) dan berlaku rumus 2π 2 π π= (π − ππ ) 9π£ dengan v = laju terminal π = kerapatan bola ππ = kerapatan fluida Jika jarak AB = h, waktu bola dari A ke B adalah t, diameter bola d dan massanya m maka persamaan akan menjadi ππ‘ π π 2 ππ π= [ − ] 3β ππ 6 Perangkat percobaan viskosimeter ini lebih cocok digunakan untuk menentukan koefisien viskositas fluida yang kental. Contoh penggunaan peralatan ini adalah untuk mengukur koefisien viskositas gliserin, oli, atau minyak. Prinsip perhitungan berdasar pada kecepatan terminal bola dalam fluida, melalui data berupa waktu untuk menempuh jarak tertentu. ALAT DAN BAHAN : METODE I (VISKOSIMETER OSTWALD) 1. Tabung viskosimeter ostwald 2. Statip dan klem 3. Stopwatch (2 buah) 4. Gelas ukur 5. Termometer 6. Penghisap 7. Air 8. Alkohol METODE II (HUKUM STOKE) 1. Tabung kaca diameter sekitar 10 cm , tinggi sekitar 60 cm dan 2 karet gelang 2. Detonsimeter dan termometer 3. Bola besi diameter sekitar 1 cm 4. Mistar dan mikrometer sekrup 5. Neraca dan anak timbangan 6. Stopwatch (2 buah) 7. Fluida (gliserin atau oli) PROSEDUR KERJA : METODE I (VIKSOSIMETER OSTWALD) 1. Tabung viskosimeter yang telah bersih dipasang pada statip dan klem secara vertikal . 2. Air sebanyak 6 ml dimasukkan ke dalam viskosimeter . Ukur suhu air dalam tempat lain . 3. Air dalam viskosimeter dihisisap hingga permukaannya diatas garis tanda A, kemudian penghisap diepaskan . 4. Saat permukaan fluida tepat berhimpit dengan garis A stopwatch 1 dihidupkan oleh praktikan 1 . 5. Saat permukaan fluida tepat berhimpit dengan garis B stopwatch 2 dihidupkan oleh praktikan 2 . 6. Kemudian kedua stopwatch dimatikan bersama-sama oleh satu praktikan . 7. Selisih waktu kedua stopwatch merupakan waktu yang diperlukan fluida menempuh jarak AB . 8. Ulangi langkah (3) hingga (7) minimal 4 kali . 9. Ulangi langkah (1) hingga (8) dengan alkohol . 10. Setelah dipakai, viskosimeter dibersihkan dengan alkohol kemudian ditiup dengan peniup . METODE II (HUKUM STOKE) 1. Masukkan fluida yang akan diukur koefisien viskositasnya ke dalam tabung . 2. Ukur kerapatan fluida dengan detonsimeter . Ukur suhu fluida dalam tempat lain . 3. Siapkan sekitar 10-15 bola besi yang diameternya sama . Timbang dan ukur diameternya . 4. Tetapkan dua posisi karet gelang atas dan bawah berjarak sekitar 5-10 cm, dengan bagian atas minimal 20 cm dibawah permukaan . 5. Lepaskan bola diatas permukaan fluida . 6. Saat bola tepat dengan garis A, stopwatch 1 dihidupkan oleh praktikan 1. 7. Saat bola tepat dengan garis B, stopwatch 2 dihidupkan oleh praktikan 2. 8. Kemudian kedua stopwatch dimatikan bersama-sama oleh seorang praktikan . 9. Selisih waktu kedua stopwatch adalah waktu bola menempuh jarak AB . 10. Kecepatan terminal dihitung melalui jarak antara kedua karet dibagi waktu yang dibutuhkan bola menempuh jarak itu . 11. Ulangi percobaan beberapa kali .