RESUME MATERI KULIAH UMUM KESEHATAN MASYARAKAT INTERMEDIET FATHUL MASRURI SYAAF 1906429924 MAGISTER KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA 2019 RESUME MATERI PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT MENYONGSONG ERA REVOLUSI INDUSTRI VERSI 4.0 A. DEFINISI KESEHATAN MASYARAKAT Kesehatan masyarakat adalah kombinasi dari ilmu pengetahuan dan seni, pengetahuan dan keterampilan, etika dan moralitas, yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang kehidupan semua orang melalui upaya kolektif yang terorganisir untuk mencegah penyakit dan memenuhi seluruh kebutuhan kesehatan dengan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. B. FUNGSI KESEHATAN MASYARAKAT Secara umum fungsi pelayanan kesehatan masyarakat dibagi menjadi 3 fungsi utama, yaitu: 1. Assessment (Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan masyarakat) 1) Memantau status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat. 2) Mendiagnosis dan menyelidiki masalah kesehatan masyarakat dan bahaya kesehatan di dalam masyarakat 2. Policy and Program Development (Mengembangkan dan Merancang kebijakan dan program kesehatan) a. Menginformasikan, Mendidik, dan Memberdayakan masyarakat berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat b. Menggerakkan kemitraan melalui kerja sama antar profesi maupun lintas sektor dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat c. Mengembangkan kebijakan dan rencana yang mendukung upaya kesehatan individu dan kesehatan masyarakat 3. Assurance (ketersediaan, kecukupan, dan kemampuan program atau upaya tindak lanjut) a. Menegakkan hukum kesehatan yang berlaku dan telah ditetapkan sebagai acuan pelaksanaan program untuk menjamin kesehatan dan keselamatannya. b. Akses dan servis pelayanan kesehatan harus mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. c. Meningkatkan mutu sumber daya manusia yaitu kualitas tenaga kesehatan. 2 d. Mengevaluasi keefektifan dan keterjangkauan mutu program layanan kesehatan masyarakat. e. Innovation berupa penelitian untuk mencari pengetahuan, perubahan yang baru, dan solusi yang inovatif terkait masalah kesehatan. Sebagaimana dapat dilihat pada gambar dibawah ini, berikut ini 10 layanan kesehatan masyarakat yang penting, yang melingkupi 3 fungsi utama Kesehatan Masyarakat: Gambar 1 – 10 Pelayanan Penting Kesehatan Masyarakat C. PERKEMBANGAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Secara tradisional, Konsep Kesehatan Masyarakat (public health) didukung oleh 5 interdisiplin ilmu yang meliputi 1. 2. 3. 4. 5. Biostatistik Epidemiologi Sosial and Behavioral Sciences Health Policy and Management Environmental Health Science Kelima bidang ilmu di atas adalah pondasi awal munculnya interdisiplin ilmu lain dalam Kesehatan Masyarakat. Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, maka sebagai tenaga ahli kesehatan masyarakat perlu mengetahui determinan kesehatan. Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada determinan kesehatan. Faktor-faktor determinan kesehatan dapat dilihat pada gambar berikut 3 Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui derajat kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Genetic, Sex, and Age Lifestyle (Gaya hidup yang meliputi praktek kesehatan pribadi) Community Local Economy Activities Social Support Network Built Environment (Gedung, Tempat tinggal, dan lain-lain) Natural Environment 1. Masa Perkembangan Kesehatan Masyarakat (Public Health) Dalam perkembangannya, ilmu kesehatan masyarakat mengalami banyak perubahan, sebagai berikut: a. Public Health 1.0 Perlindungan kesehatan masyarakat yang komprehensif dari pencegahan primer hingga pengobatan, pengembangan berbagai alat dan kapasitas yang melindungi 4 kesehatan dengan teknik yang semakin canggih untuk memastikan sanitasi dan keamanan pangan. Ketika John Snow menemukan diare disebabkan karena air minum. Namanya sudah tidak asing dalam dunia kesehatan masyarakat dalam upaya yang sukses mengatasi kolera yang melanda London. Yang perlu dicatat disini bahwa John Snow, dalam analisis masalah penyakit kolera, mempergunakan pendekatan epidemiologi dengan menganalisis faktor tempat, orang, dan waktu. Dia dianggap The Father of Epidemiology. b. Public Health 2.0 Kapasitas kesehatan masyarakat di tingkat lokal atau daerah yang sangat tidak merata membuat departemen kesehatan masyarakat berusaha keras untuk mengatasi penyakit menular baru serta tantangan yang berkembang dari pencegahan/kesiapsiagaan penyakit kronis yang tidak menular. c. Public Health 3.0 Pada era ini, derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh determinan social kesehatan. Determinan sosial kesehatan adalah kondisi di mana orang dilahirkan, hidup, bekerja dan usia mereka. Disamping itu derajat kesehatan individu ataupun masyarakat juga dipengaruhi oleh sosial ekonomi, perumahan, lingkungan hidup, pendidikan, makanan, lingkungan yang aman, dan transportasi. Oleh karena determinan kesehatan banyak berasal dari luar kesehatan, maka Kesehatan Masyarakat (public health) mulai mempertimbangkan hal-hal lain di luar kesehatan, dimana promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, serta permberdayaan masyarakat menjadi hal yang penting, disbanding hanya mengandalkan tindakan pengobatan (kuratif). 2. Level Pencegahan Kesehatan Masyarakat (Public Health) Dalam Public Health terdapat 5 Level Pencegahan yang membentuk piramida 1. Health Promotion Merupakan level pencegahan dimana dilakukan ketika seseorang atau masyarakat belum terpapar faktor risiko, seperti penyuluhan-penyuluhan kesehan yang dilakukan ke masyarakat. 5 2. Specific Protection Proteksi spesifik merupakan level pencegahan yang dilakukan dimana ketika masyarakat sudah terpapar faktor risiko. Seperti contoh seorang remaja yang sudah melakukan seksual aktif, tentu tidak hanya diberikan informasi namun juga perlu diberikan tindak lanjut secara spesifik misal dengan menganjurkan memakai kondom saat berhubungan seksual. 3. Early Diagnosis and Prompt Treatment Pada tahap ini sudah mulai memerlukan kerjasama lintas profesi. Tahap ini juga mulai menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat. 4. Disability Limitation Merupakan tindakan penatalaksanaan terapi yang adekuat pada pasien dengan penyakit yang telah lanjut untuk mencegah penyakit menjadi lebih berat, menyembuhkan pasien, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kecacatan yang akan timbul. 5. Rehabilitasi Merupakan tindakan yang dimaksudkan untuk mengembalikan pasien ke masyarakat agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau agar tidak menjadi beban orang lain. Contoh: lembaga untuk rehabilitasi mantan PSK, mantan pemakai NAPZA dan lain-lain Gambar 2 – Comprehensive, Integrated Three-Tier Model of Prevention 6 Berdasarkan piramida ini juga dapat diketahui bahwa semakin mengkerucut level masyarakat sasaran juga semakin sempit. Mulai dari promosi kesehatan yang mencakup masyarakat luas hingga rehabilitasi yang lebih berfokus pada individu. Perlunya pencegahan dari level luas dengan harapan semakin minim masyarakat atau individu yang mengalami kesakitan. D. DAMPAK REVOLUSI INDUSTRI 4.0 TERHADAP KESEHATAN Apa itu Revolusi Industri? Revolusi Industri adalah kondisi dimana terdapat perubahan besar dalam industri, ekonomi, transportasi, maupun masyarakat (struktur sosial). Revolusi industri ini biasanya terjadi jita terjadi perubahan cara berpikir dan melakukan yang baru, serta teknologi baru yang menyebabkan perubahan terjadi. Untuk lebih jelasnya, sejarah revolusi industri dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 3 – Revolusi Industri dari 1.0 hingga 4.0 1. Apa yang terjadi pada Revolusi Industri 4.0? Pada era revolusi industri 4.0, berbagai teknologi datang bersamaan (konvergensi). Hal in menyebabkan berbagai bidang/area menyatu seperti fisik, digital, dan biologi, yang pada akhirnya berdampak pada sector sosial dan ekonomi. 7 2. Dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap Kesehatan Revolusi Industri berdampak ke semua sektor, termasuk sektor kesehatan. Adapun dampak yang terjadi adalah sebagai berikut: • Teknologi baru akan membawa obat-obatan baru kepada pasien lebih cepat. • Teknologi baru dan kemajuan dalam ilmu kehidupan akan memungkinkan dokter untuk mengelola penyakit kronis secara lebih efektif. • Konektivitas universal dan akses informasi yang lebih besar akan memberdayakan pasien untuk mengambil peran yang lebih besar dalam perawatan kesehatan mereka. • Teknologi baru dapat mengganggu hubungan yang ada antara penyedia layanan kesehatan dan pemangku kepentingan mereka. • Data akan menjadi tema utama di balik perubahan layanan kesehatan selama lima tahun ke depan. • Data baru akan memungkinkan lompatan besar ke depan dalam penelitian medis. • Teknologi baru akan meningkatkan pemantauan pasien, menerapkan rencana perawatan pribadi, dan obat prediktif. • Konektivitas yang lebih cepat dan lebih luas akan berdampak besar pada infrastruktur rumah sakit. • Data yang lebih baik tentang tubuh dan otak kita akan memungkinkan para peneliti farmasi mengembangkan obat baru yang lebih baik • Teknologi yang muncul akan mengurangi ketidaksetaraan layanan kesehatan • Teknologi baru akan mengurangi biaya perawatan kesehatan di seluruh dunia • Konektivitas kecepatan tinggi akan memfasilitasi terciptanya layanan kesehatan yang setara di wilayah perkotaan dan pedesaan E. e-Health and e-Public Health Revolusi Industri 4.0 mendorong sistem informasi kesehatan mengalami transisi dari hardcopy menjadi elektronik, yang disebut e-Health. e-Health adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang hemat biaya dan aman dalam mendukung bidang-bidang yang terkait dengan kesehatan dan kesehatan, termasuk: • Layanan perawatan kesehatan • Pengawasan kesehatan 8 • Literatur kesehatan • Pendidikan kesehatan, pengetahuan dan penelitian [World Health Organization, 9th Plenary Meeting, 25 May 2005 - Committee A, 7th Report] 1. Kenapa e-Health? • Di banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah / low- and middle-income countries (LMIC), tantangan sistem kesehatan yang ada adalah terkait dengan tata kelola yang lemah, kekurangan tenaga kesehatan, dan hambatan geografis dan ekonomi untuk perawatan yang menghambat pengiriman layanan kesehatan yang efektif kepada mereka yang membutuhkan. • Teknologi informasi dan komunikasi menawarkan potensi untuk mengatasi beberapa tantangan ini dengan solusi inovatif, terutama jika ditawarkan dalam skala besar. • LMIC mencakup ¾ dari langanan internet dan seluler yang berkembang pesat secara global, sehingga menciptakan peluang untuk layanan kesehatan yang inovatif dan hemat biaya melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. 2. Aplikasi e-Health • Electronic Health Record (EHR), or Electronic Medical Record (EMR): pengumpulan data kesehatan pasien dan populasi secara sistematis dalam format digital yang disimpan secara elektronik. • Clinical Decision Support System (CDSS): Solusi teknologi informasi dan komunikasi yang dirancang untuk memberi para profesional kesehatan dukungan keputusan klinis seperti bantuan dengan tugas pengambilan keputusan klinis. • Telemedicine: diagnosis dan perawatan fisik dan psikologis dari kejauhan, termasuk tele-monitoring fungsi pasien. Dengan mengaplikasikan e-Health tersebut, sistem informasi kesehatan dapat digunakan sebagai analisa data dan alat sintesis untuk menghasilkan laporan rutin atau ad hoc, mengidentifikasi tren dan masalah yang menjadi perhatian, dan melacak kemajuan terkait kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, e-Health menjadi keuntungan dalam tren informatika yang muncul bagi Kesehatan Masyarakat, yaitu: • Menurunkan pelaporan manual dari sumber data tradisional ke penggunaan dan analisis data yang lebih otomatis dari sumber baru. • Interoperabilitas yang lebih baik di antara yurisdiksi dan sistem data. 9 • Lebih banyak kemitraan/kolaborasi baru untuk mengatasi sumber daya informatika kesehatan masyarakat yang terbatas. • Sebuah revolusi dalam analitik, visualisasi dan komunikasi pada data dan informasi kesehatan masyarakat. • Tepat waktu, data yang berkualitas tinggi dan dapat ditindaklanjuti merupakan hal penting untuk memenuhi 10 Layanan Kesehatan Masyarakat yang Penting. 3. Arah Strategis e-Public Health • Tingkatkan keamanan kesehatan • Pencegahan yang lebih baik dari penyebab utama penyakit, cedera, kecacatan, dan kematian • Memperkuat kolaborasi kesehatan publik - layanan kesehatan • Menempatkan data dan informasi ke tangan pengambil keputusan kesehatan masyarakat pada waktu dan tindakan yang tepat yang akan diambil. 4. Tantangan Sistem Surveillance terkait Kesehatan • Sistem pengawasan (misal: Sistem informasi) tidak terhubung • Kebutuhan (dan biaya) interkoneksi, saling ketergantungan dan efisiensi tidak terwujud. • Koneksi yang tidak memadai antara berbagai tingkat pengawasan dan sistem informasi kesehatan baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten, kecamatan, maupun desa. • Penggunaan data untuk pengambilan keputusan dan kebijakan à penggunaan informasi yang berarti • Adopsi teknologi dengan lambat • Kemajuan dalam interoperabilitas • Tenaga kerja tidak mencukupi dengan keterampilan yang tepat di tempat yang tepat. • 5. Belum belajar dari kegagalan atau keberhasilan sebelumnya Arah Pembangunan Sistem Surveillance terkait Kesehatan Berdasarkan tantangan yang telah dijabarkan di atas, maka arah pembangunan sistem surveillance terkait kesehatan adalah sebagai berikut: • Meningkatkan akuntabilitas, penggunaan sumber daya, tenaga kerja dan inovasi untuk pengawasan. 10 • Mempercepat pemanfaatan alat dan pendekatan yang muncul untuk meningkatkan ketersediaan, kualitas, dan ketepatan waktu data pengawasan. • Melalui inisiatif lintas sektor, tingkatkan pengawasan dengan mengatasi ketersediaan data, kegunaan sistem, redundansi, dan penggabungan teknologi informasi baru dalam sistem atau kegiatan utama. F. Profil dan Kompetensi Ahli Kesehatan Masyarakat Ketika berpendapat bagaimana posisi atau kedudukan ahli kesehatan masyarakat di dalam kehidupan, profil ahli kesehatan masyarakat dapat disingkat dengan istilah “MIRACLE” yang meliputi: a. Manager Seorang ahli kesehatan masyarakat mampu mengatur, mengkoordinir suatu program atau sistem. b. Innovator Seorang ahli kesehatan masyarakat merupakan innovator melalui inovasi program yang dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. c. Researcher Seorang ahli kesehatan masyarakat mempunyai kapasitas untuk menjadi seorang peneliti, sehingga mampu mempelajari bagaimana perkembangan suatu penyakit di masyarakat dan bagaimana langkah yang diambil untuk mencegahnya. d. Apprenticer Seorang ahli kesehatan masyarakat harus sebagai pembelajar, dimana mereka harus dapat mengikuti perubahan ilmu pengetahuan atau teknologi guna meningkatkan kemampuannya dalam mengatasi permasalahan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. e. Communitarian Seorang ahli kesehatan masyarakat memiliki jiwa sosial dan merakyat yang nantinya menjadi suatu modalitas untuk membangun kepercayaan dan antusiasme masyarakat f. Leader Seorang ahli kesehatan masyarakat mampu menjadi seorang pemimpin yang membawa perubahan dalam bidang kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 11 g. Educator Seorang ahli kesehatan masyarakat mampu menjadi seorang pendidik yang akan melahirkan generasi-generasi berkualitas Seorang ahli kesehatan masyarakat juga harus memiliki skill dasar yang meliputi kemampuan untuk mengkaji/menganalisis dan melakukan penilaian; mampu mengembangkan program kebijakan dan mampu merencanakan program kesehatan; memiliki skill komunikasi yang efektif; mampu memahami budaya lokal; mampu melakukan pemberdayaan masyarakat; memahami dasar-dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat; mampu merencanakan dan mengelola sumber dana; serta mampu memimpin dan berfikir sistem. 12