Uploaded by umf_engineuskho

Laporan Individu PPL Zainul Wuskha

advertisement
BAB I
MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN
PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan individu
dan umat manusia secara keseluruhan, baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat. Pendidikan berusaha mengembangkan sasaran pendidikan
agar mampu berdiri sendiri, pendidikan berarti memberi bantuan agar sasaran
didik mampu menolong dirinya sendiri. Pendidikan yang bermutu dan berkualitas
merupakan pendidikan yang memiliki penyediaan guru dan tenaga kependidikan
profesional, dengan penguasaan dalam bidang studi yang dipelajarinya, ilmu dan
metode mendidik, serta sifat-sifat sebagai pribadi yang dapat diteladani. Salah
satu peran terpenting yang sangat menentukan untuk mencapai suatu keberhasilan
dalam pendidikan adalah guru.
Seorang guru tidak hanya sekedar menggugurkan kewajibannya di kelas,
yang bertugas mengajar peserta didiknya untuk mencapai tujuan pembelajaran
akan tetapi guru juga harus bisa mendidik peserta didiknya dalam perubahan
perilaku kesehariannya menjadi lebih baik pada kehidupan sosialnya. Tak hanya
itu, seperti slogan yang sudah tenar dimasyarakat yaitu “Guru itu digugu dan
ditiru”, artinya seorang guru harus dapat dipercaya dan ditiru, hal ini
mengisyaratkan bahwa dalam berbagai kegiatan kehidupan, masyarakat berharap
guru sebagai tauladan dan ketika disekolah guru menjadi panutan bagi peserta
didiknya. Oleh karena itu, diperlukan suatu proses yang memungkinkan seorang
mahasiswa calon tenaga kependidikan agar dapat memenuhi tujuan tersebut,
Salah satunya dapat dilakukan melalui perolehan pengalaman langsung di
lapangan atau Program Pengalaman Lapangan (PPL).
1
Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu program
mata kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) dengan bobot kredit 4 SKS yang
wajib ditempuh oleh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang
memiliki tujuan mengaplikasikan berbagai wawasan keilmuan dalam bidang
pendidikan yang di dapatkan selama proses pembelajaran di dalam perkuliahan
yang mencakup strategi pembelajaran, perencanaan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran dan kemampuan teknis para calon tenaga pendidik. Selain itu Mata
kuliah ini bertujuan melatih para mahasiswa (calon guru) agar menguasai
keterampilan dan kemampuan menjadi seorang guru secara utuh dan terintegrasi
(professional),
sehingga
pada
akhirnya
para
mahasiswa
siap
untuk
mengembangkan tugas menjadi seorang guru.
Secara umum, Program Pengalaman Lapangan (PPL) bertujuan agar para
mahasiswa mendapatkan pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan
dan sebagai wahana untuk mempersiapkan tenaga pendidik dan kependidikan
yang profesional. Pengalaman yang dimaksud meliputi pengalaman pengetahuan,
sikap dan keterampilan sebagai profesi tenaga pendidik, serta mampu
menerapkannya dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, baik itu di
lingkungan sekolah maupun di luar sekolah dengan penuh tanggung jawab.
Melalui kegiatan PPL ini juga diharapkan mahasiswa sebagai praktikan dapat
mengimpelementasikan konsep teori yang sudah di dapatkan selama perkuliahan
dengan kehidupan nyata di lingkungan kerja yang sesungguhnya yaitu di
lingkungan sekolah.
Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) semester genap tahun
akademik 2017/2018 dilaksanakan oleh Universitas Pendidikan Indonesia selama
bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2018. Lokasi pelaksanaan kegiatan PPL
tersebar di sekolah-sekolah di Bandung, dan salah satunya berada di Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 6 Bandung yang beralamat di Jln. Soekarno hatta,
Riung bandung 40295 Telp/Fax (022) 7563293 yang merupakan tempat praktikan
melaksanakan PPL. Praktikan merupakan mahasiswa UPI jurusan Pendidikan
Teknik Mesin Angkatan 2014 yang diberi tanggung jawab untuk mengajar pada
Mata Pelajaran Teknologi Dasar Otomotif Kelas X TKR 6.
2
Selama melaksanakan kegiatan PPL di SMK Negeri 6 Bandung praktikan
mendapatkan banyak pengalaman untuk mengembangkan pengetahuan di dalam
bidang pendidikan. Akan tetapi selama pelaksanaan PPL tersebut, terdapat juga
permasalahan yang dihadapi oleh praktikan, diantaranya adalah sebagai berikut :
A.
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tujuan pendidikan sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut yang merupakan tujuan
pembangunan nasional yang kemudian dijabarkan menjadi tujuan pendidikan
nasional, yaitu membangun manusia seutuhnya. Dari tujuan pendidikan nasional
ini dijabarkan lagi menjadi tujuan institusional atau kelembagaan yang
diturunkan menjadi tujuan kurikulum (dijabarkan dalam kurikulum atau mata
pelajaran). Kemudian dari kurikulum dijabarkan lagi menjadi silabus dan
Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Jadi, silabus merupakan penjabaran dari kurikulum yang mana dalam
kurikulum terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Selain
itu terdapat pengalaman belajar yang merupakan penjabaran dari indikator atau
hal-hal yang dikuasai peserta didik. Selanjutnya terdapat alokasi waktu, media
dan alat, serta sistem penilaian.
Kemudian silabus dijabarkan lagi menjadi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Perbedaannya adalah silabus bersifat umum sedangkan RPP
lebih spesifik dan terdapat rencana kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan dalam satu atau beberapa pertemuan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah suatu konsep yang dibuat,
dilaksanakan dalam rangka pencapaian mutu pendidikan melalui suatu
kompetensi dasar yang di tetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam
silabus. RPP seharusnya memuat antara lain sebagai berikut:
1.
Kompetensi Inti (KI)
2.
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
3.
Tujuan Pembelajaran
4.
Materi Pembelajaran
5.
Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
3
6.
Alat, Bahan dan Media Sumber Belajar
7.
Kegiatan Pembelajaran
8.
Penilaian Hasil Belajar
Manfaat dari RPP agar proses pembelajaran berjalan secara efektif, mampu
mencapai tujuan pembelajaran, dan mencapai hasil yang maksimal, karena hal
positif yang direncanakan dengan matang akan mendapatkan hasil yang baik.
Penyusunan RPP merupakan suatu bagian terpenting dalam melaksanakan
PPL karena RPP merupakan pegangan bagi setiap guru di dalam menyampaikan
materi yang berpedoman pada kurikulum yang berlaku yang berfungsi sebagai
acuan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam menyusun RPP ini
praktikan mendapat bimbingan dan arahan dari Guru Pamong PPL. Meskipun
demikian ada hal yang menurut praktikan masih belum sempurna dan menjadi
permasalahan dalam penyusunan RPP yang praktikan buat. Adapun permasalah
yang muncul selama penyusunan RPP, antara lain :
1. Penyusunan RPP Pertama
Pada penyusunan RPP Pertama praktikan mengalami masalah/kesulitan
dalam:
a.
Dalam penyesuaian format RPP yang dipelajari praktikan dalam perkuliahan
di UPI ada beberapa perbedaan dengan RPP yang digunakan di sekolah.
b.
Menentukan metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi peserta
didik untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian
indikator.
c.
Kesulitan dalam membuat strategi atau skenario pembelajaran yang akan
dipergunakan dalam penyampaian materi di dalam kelas
d.
Penentuan
media
pembelajaran
yang
sesuai
dengan
materi
yang
disampaikan.
2. Penyusunan RPP Ke-Dua
Pada penyusunan RPP Ke-Dua praktikan mengalami masalah/kesulitan
dalam:
4
a.
Dalam penyesuaian format RPP yang dipelajari praktikan dalam
perkuliahan di UPI ada beberapa perbedaan dengan RPP yang
digunakan di sekolah.
b.
Menentukan metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung
ketercapaian indikator.
c.
Kesulitan dalam membuat strategi atau skenario pembelajaran yang akan
dipergunakan dalam penyampaian materi di dalam kelas
d.
Penentuan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
disampaikan.
3. Penyusunan RPP Ke-Tiga
Pada penyusunan RPP Ke-Tiga praktikan mengalami masalah/kesulitan
dalam:
a.
Dalam penyesuaian format RPP yang dipelajari praktikan dalam
perkuliahan di UPI ada beberapa perbedaan dengan RPP yang digunakan
di sekolah.
b.
Menentukan metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi peserta
didik untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian
indikator.
c.
Kesulitan dalam membuat strategi atau skenario pembelajaran yang akan
dipergunakan dalam penyampaian materi di dalam kelas
4. Penyusunan RPP Ke-Empat
Pada penyusunan RPP Ke-Empat praktikan mengalami masalah/kesulitan
dalam:
a.
Dalam penyesuaian format RPP yang dipelajari praktikan dalam
perkuliahan di UPI ada beberapa perbedaan dengan RPP yang digunakan
di sekolah.
b.
Menentukan metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi peserta
didik untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian
indikator.
5
c.
Kesulitan dalam membuat strategi atau skenario pembelajaran yang akan
dipergunakan dalam penyampaian materi di dalam kelas sedikit
berkurang.
5. Penyusunan RPP Ke-Lima
Pada penyusunan RPP Ke-Lima praktikan mengalami masalah/kesulitan
dalam:
a.
Dalam penyesuaian format RPP yang dipelajari praktikan dalam
perkuliahan di UPI ada beberapa perbedaan dengan RPP yang digunakan
di sekolah.
b.
Menentukan metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi peserta
didik untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian
indikator sedikit berkurang.
c.
Membuat media pembelajaran yang menarik
6. Penyusunan RPP Ke-Enam
Pada penyusunan RPP Ke-Enam praktikan mengalami masalah/kesulitan
dalam:
a.
Dalam penyesuaian format RPP yang dipelajari praktikan dalam
perkuliahan di UPI ada beberapa perbedaan dengan RPP yang digunakan
di sekolah.
b.
Menentukan metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi peserta
didik untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian
indikator.
c.
Kesulitan dalam membuat strategi atau skenario pembelajaran yang akan
dipergunakan dalam penyampaian materi di dalam kelas
d.
Kesulitan dalam perancangan lembar kerja peserta didik atau job sheet.
7. Penyusunan RPP Ke-Tujuh
Pada penyusunan RPP Ke-Tujuh praktikan mengalami masalah/kesulitan
dalam:
6
a.
Menentukan metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi peserta
didik untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian
indikator.
b.
Kesulitan dalam membuat strategi atau skenario pembelajaran yang akan
dipergunakan dalam penyampaian materi di dalam kelas
8. Penyusunan RPP Ke-Delapan
Pada penyusunan RPP Ke-Delapan praktikan mengalami masalah/kesulitan
dalam:
a.
Menentukan metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi peserta
didik untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian
indikator.
b.
Kesulitan dalam membuat strategi atau skenario pembelajaran yang akan
dipergunakan dalam penyampaian materi di dalam kelas.
c.
B.
Kesulitan dalam perancangan lembar kerja peserta didik atau job sheet.
Proses Penampilan
Permasalahan tidak hanya seputar perencanaan pembelajaran saja, tetapi
yang paling penting adalah bagaimana melaksanakan apa yang sudah
direncanakan di atas melalui kegiatan belajar mengajar di kelas. Pada dasarnya
kegiatan perancanaan sebagaimana disebutkan merupakan sarana penunjang agar
kegiatan mengajar di kelas berhasil. Jadi, inti dari kegiatan seorang guru adalah
penampilan mengajar di kelas.
Proses penampilan dalam kelas merupakan modal penting bagi praktikan
bagaimana supaya anak dapat belajar dan memahami pembelajaran yang
dilakukan, dan proses transformasi materi dan ilmu dapat terjadi. Hal ini sangat
penting dalam penampilan kelas, maka dari itu praktikan secara lahiriah dan
psikologis harus memiliki kesiapan dan kecerdikan dalam penyesuaian kelas.
Penampilan pertama seorang pendidik biasanya akan sangat menentukan
dan akan berpengaruh pada penampilan selanjutnya. Walaupun persiapan
sebelum saat penampilan berlangsung telah dilakukan, namun tetap saja
7
memperoleh kesulitan pada saat pelaksanaannya. Praktikan ditugaskan mengajar
di tiga kelas, yaitu kelas X TKR 6.
Pada saat penampilan mengajar, praktikan mengalami berbagai masalah
dalam menghadapi peserta didik di kelas dimana tempat praktikan mengajar.
Masalah yang dihadapi selama pelaksanan penampilan adalah :
1. Penampilan Mengajar Pertama
Pada penampilan mengajar pertama praktikan mengalami masalah/kesulitan
dalam:
a.
Skenario pembelajaran yang belum sesuai dengan skenario yang telah
dirancang.
b.
Kesulitan membagi perhatian kepada seluruh peserta didik secara
merata.
c.
Kesulitan memahami karakter peserta didik yang berbeda-beda karena
kurangnya intensitas pertemuan.
d.
Kesulitan mengubah pola pikir dan kebiasaan yang sudah tertanam pada
peserta didik.
e.
Kewalahan mengatur waktu sehingga ada materi yang tak tersampaikan.
f.
Grogi berbicara didepan siswa.
2. Penampilan Mengajar Ke-Dua
Pada penampilan mengajar Ke-Dua praktikan mengalami masalah/kesulitan
dalam:
a.
Skenario pembelajaran yang belum sesuai dengan skenario yang telah
dirancang.
b.
Kesulitan membagi perhatian kepada seluruh peserta didik secara
merata.
c.
Kesulitan memahami karakter peserta didik yang berbeda-beda karena
kurangnya intensitas pertemuan.
d.
Kesulitan mengubah pola pikir dan kebiasaan yang sudah tertanam pada
peserta didik.
e.
Kewalahan mengatur waktu sehingga ada materi yang tak tersampaikan
8
3. Penampilan Mengajar Ke-Tiga
Pada penampilan mengajar Ke-Tiga praktikan mengalami masalah/kesulitan
dalam:
a.
Skenario pembelajaran yang belum sesuai dengan skenario yang telah
dirancang.
b.
Kesulitan membagi perhatian kepada seluruh peserta didik secara
merata.
c.
Kesulitan mengubah pola pikir dan kebiasaan yang sudah tertanam pada
peserta didik.
d.
Kesulitan memahami karakter peserta didik yang berbeda-beda karena
kurangnya intensitas pertemuan.
e.
Kewalahan mengatur waktu sehingga ada materi yang tak tersampaikan.
f.
Kesulitan menerapkan sikap disiplin
4. Penampilan Mengajar Ke-Empat
Pada penampilan mengajar Ke-Empat praktikan mengalami masalah/kesulitan
dalam:
a.
Skenario pembelajaran yang belum sesuai dengan skenario yang telah
dirancang.
b.
Kesulitan membagi perhatian kepada seluruh peserta didik secara
merata.
c.
Kesulitan mengubah pola pikir dan kebiasaan yang sudah tertanam pada
peserta didik.
d.
Kewalahan mengatur waktu sehingga ada materi yang tak tersampaikan.
e.
Kesulitan mempertahankan siswa untuk tidak meminta pulang.
5. Penampilan Mengajar Ke-Lima
Pada penampilan mengajar Ke-Lima praktikan mengalami masalah/kesulitan
dalam:
a.
Skenario pembelajaran yang belum sesuai dengan skenario yang telah
dirancang.
9
b.
Kesulitan membagi perhatian kepada seluruh peserta didik secara
merata.
c.
Kesulitan mengubah pola pikir dan kebiasaan yang sudah tertanam pada
peserta didik.
d.
Kewalahan mengatur waktu sehingga ada materi yang tak tersampaikan.
e.
Kesulitan mempertahankan siswa untuk tidak meminta pulang
6. Penampilan Mengajar Ke-Enam
Pada penampilan mengajar Ke-Enam praktikan mengalami masalah/kesulitan
dalam:
a.
Skenario pembelajaran yang belum sesuai dengan skenario yang telah
dirancang.
b.
Kesulitan membagi perhatian kepada seluruh peserta didik secara
merata.
c.
Kesulitan mengubah pola pikir dan kebiasaan yang sudah tertanam pada
peserta didik.
d.
Kewalahan mengatur waktu sehingga ada materi yang tak tersampaikan.
e.
Kesulitan mempertahankan siswa untuk tidak meminta pulang.
f.
Kesulitan menerapkan sikap disiplin.
7. Penampilan Mengajar Ke-Tujuh
Pada penampilan mengajar Ke-Tujuh praktikan mengalami masalah/kesulitan
dalam:
a.
Skenario pembelajaran yang belum sesuai dengan skenario yang telah
dirancang.
b.
Kesulitan membagi perhatian kepada seluruh peserta didik secara
merata.
c.
Kesulitan mengubah pola pikir dan kebiasaan yang sudah tertanam pada
peserta didik.
d.
Kewalahan mengatur waktu sehingga ada materi yang tak tersampaikan.
e.
Kesulitan mempertahankan siswa untuk tidak meminta pulang
10
8. Penampilan Mengajar Ke-Delapan
Pada
penampilan
mengajar
Ke-Delapan
praktikan
mengalami
masalah/kesulitan dalam:
a.
Skenario pembelajaran yang belum sesuai dengan skenario yang telah
dirancang.
b.
Kesulitan membagi perhatian kepada seluruh peserta didik secara
merata.
c.
Kesulitan memahami karakter peserta didik yang berbeda-beda karena
kurangnya intensitas pertemuan.
d.
Kesulitan mengubah pola pikir dan kebiasaan yang sudah tertanam pada
peserta didik.
e.
C.
Kewalahan mengatur waktu sehingga ada materi yang tak tersampaikan
Bimbingan Belajar / Ekstrakurikuler
Setiap peserta didik memiliki kemampuan dalam bidang berbeda, selain itu
diperlukan kegiatan lain diluar proses kegiatan pembelajaran untuk mengasah
minat dan bakat dari peserta didik, baik itu yang berhubungan langsung dengan
akademik maupun tidak langsung. Selain itu juga merupakan bekal untuk mereka
agar dapat bersosialisasi di masyarakat.
Kegiatan ini dinamakan bimbingan belajar atau biasanya juga disebut
ekstrakurikuler. Kegiatan ini tidak termasuk kategori paksaan tetapi sukarela.
Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler di dasari atas
tujuan dari pada kurikulum sekolah.
Pendidik dalam hal ini guru yang baik harus aktif disegala bidang bukan
hanya dalam bidang akademik saja tetapi di luar akademik pun guru harus aktif.
Dewasa ini perkembangan dunia pendidik yang pesat mendorong sekolah untuk
berprestasi dalam berbagai bidang baik akademik maupun non akademik, atas
dorongan tersebut pihak sekolah memberikan kemudahan serta menyediakan
fasilitas bagi kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Peserta didik diberikan fasilitas
untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Khususnya di SMK Negeri 6
Bandung, selama PPL disana, praktikan dapat melihat bahwa sekolah benar-benar
memberikan ruang bagi perkembangan potensi peserta didiknya. Banyak kegiatan
11
ekstrakurikuler yang diadakan, seringnya pihak sekolah mendorong peserta
didiknya untuk mengikuti berbagai lomba baik itu akademik maupun non
akademik.
Kegiatan ekstrakurikuler di SMK Negeri 6 Bandung meliputi:
1.
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
2.
Rohis (Rohani Islam)
3.
Polisi Taruna (Poltar)
4.
Pramuka
5.
Paskibra
6.
Palang Merah Remaja
7.
Keputrian
8.
Kopling (Komunitas Pencinta Lingkungan)
9.
Angklung
10. Futsal
11. Bola volley
12. Basket
13. Karate
14. Pencak silat
15. Lingkungan
16. Dll
Permasalahan
yang
praktikan
alami
berkaitan
dengan
kegiatan
ekstrakulikuler adalah sebagai berikut:
1.
Partisipasi siswa yang penulis bimbing dalam mengikuti kegiatan eksul
komputer masih sangat minim.
2.
Peran serta mahasiswa (praktikan) dalam kegiatan ekstrakulikuler belum
sudah berjalan maksimal.
D.
Partisipasi Dalam Kehidupan Sekolah / Tempat Latihan
Menghadapi lingkunan baru, berarti harus pula mengikuti peraturan dan
sitem yang ada dan berlaku di lingkungan tersebut. Masuknya praktikan kedalam
lingkungan sekolah sebagai tempat praktek, maka seharusnyalah mengikuti dan
berpartisipasi dalam peraturan, sistem, dan kegiatan yang ada di sekolah.
12
Partisipasi dalam kehidupan sekolah merupakan salah satu kegiatan yang
harus dilakukan oleh praktikan di luar kegiatan belajar mengajar. Partisipasi ini
dilakukan agar praktikan dapat menyesuaikan dengan lingkungan yang ada
disekolah karena pada saat Program Pengalaman Lapangan (PPL) praktikan harus
memberikan kontribusi dan terlibat langsung dalam kegiatannya. kegiatan yang
dilakukan oleh praktikan tidak hanya berhubungan dengan proses belajar
mengajar di kelas saja tetapi juga melaksanakan beberapa kegiatan lain untuk
menambah pengetahuan, pengalaman dalam kegiatan di luar mengajar di kelas
dan juga berpartisipasi dalam kelancaran serta kemajuan sekolah.
Ada beberapa kegiatan yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh
praktikan di luar kegiatan belajar mengajar (KBM) selama Program Pengalaman
Lapangan (PPL) di SMK Negeri 6 Bandung, yang merupakan tugas utama
pratikan diantaranya :
1.
Upacara Bendera.
Upacara Bendera adalah kegiatan rutin dilaksanakan 1 minggu sekali yang
dilaksanakan pada hari Senin. Kegiatan upacara bendera bertujuan memupuk rasa
nasionalisme peserta didik terhadap negaranya dan para pahlawan negara, dan
memupuk kebanggaan peserta didik akan tanah airnya sendiri. Dalam kegiatan
tersebut, praktikan tidak mengalami masalah dan semua praktikan diusahakan
hadir mengikuti rangkaian pelaksanaan upacara bendera.
2.
Piket Perpustakaan
Piket di perpustakaan dilaksanakan untuk melayani siswa yang akan
meminjam buku, merapihkan buku maupun administrasi perpustakaan merupakan
berbagai kegiatan praktikan selama piket di perpustakaan. Masalah yang dialami
Praktikan selama piket di perpustakaan diantaranya dalam hal perapihan buku,
terkadang harus menangani siswa yang terlambat dalam mengembalikan buku
sehingga ada peraturan administrasi yang harus dipenuhi sebagai konsekuensi
dari keterlambatannya.
3.
Piket di Gerbang sekolah.
Tugas piket di gerbang sekolah diantaranya membantu petugas piket dari
pihak guru dalam mengatur administrasi apabila terdapat siswa yang izin
meninggalkan jam pelajaran, izin masuk kelas karena terlambat, menggantikan
13
tugas guru yang berhalangan mengajar. Masalah yang dialami praktikan ketika
piket di ruang guru adalah terkadang kesulitan apabila terdapat banyak siswa
yang meminta izin keluar dan masuk serta apabila banyak guru yang berhalangan
masuk dikarenakan sakit dan hal lainnya karena jumlah praktikan yang piket di
ruang guru terkadang tidak sebanding dengan banyaknya tugas yang harus
dilaksanakan.
4.
Piket Kurikulum.
Piket kurikulum dilaksanakan berdasarkan jadwal yang telah diatur oleh
kelompok PPL. Piket yang dilaksanakan oleh praktikan ini dilaksanakan dalam
ruang lingkup kurikulum dan bertujuan agar praktikan dapat bersosialisasi
dengan petugas/guru yang ada di kurikulum, juga agar praktikan paham akan
tugas-tugas yang ada di kurikulum. Adapun kegiatan yang harus dilakukan ketika
piket kurikulum yaitu :
a. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh wakasek kurikulum.
b. Membantu persiapan dan pelaksanaan UTS, Try Out, UAS dan UN.
c. Membantu piket guru/piket pos apabila diperlukan
Praktikan tidak menemukan kendala dalam melaksanakan piket kurikulum.
5.
Piket diruang Bimbingan dan Konseling.
Piket di Ruang Bimbingan dan Konseling dilaksanakan setiap hari selasa.
Tugas yang praktikan pernah lakukan ketika bertugas piket di BK diantaranya
input data siswa ke dalam bentuk excel untuk dijadikan e-data siswa, kemudian
membantu input data PDSS bagi siswa yang ingin melanjutkan jenjang
pendidikannnya ke perguruan tinggi, mempelajari bagaimana cara memberikan
penyuluhan terhadap siswa secara tidak langsung dari guru BK.
6.
Piket Hubungan Industri (Hubin).
Piket Hubungan Industri merupakan piket yang dilaksanakan sesuai jadwal
yang telah diatur oleh kelompok PPL. Adapun tugas yang harus dilakukan
praktikan pada saat piket hubin, diantaranya :
a.
Mendata peserta didik yang sudah lulus dari sekolah.
b.
Mengumumkan kepada peserta didik ataupun alumni bila ada lowongan
kerja.
14
c.
Memberikan pilihan perusahaan untuk peserta didik yang akan
melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
d.
Membantu peserta didik yang akan melakukan Praktek Kerja Lapangan
(PKL)
Praktikan tidak menemukan kendala dalam pelaksanaan piket di Hubin.
7. Piket Kesiswaan
Piket Kesiswaan merupakan piket yang dilaksanakan sesuai jadwal yang
telah diatur oleh kelompok PPL. Aktifitas yang biasa dilakukan ialah :
a.
Membantu mengkondisikan peserta didik pada saat upacara bendera.
b.
Membantu guru bagian kesiswaan bila memerlukan bantuan.
Praktikan tidak menemukan kendala dalam pelaksanaan piket di kesiswaan.
E.
Proses Bimbingan
Untuk kelancaran dan pencapaian tujuan PPL diperlukan adanya bimbingan
dan arahan dari semua pihak terutama pembimbing, baik Dosen Pembimbing
PPL maupun Guru Pamong.
1.
Bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL.
Dosen Pembimbing memiliki tanggung jawab terhadap mahasiswa praktikan
selama menimba pengalaman dan pengetahuan di sekolah. Bapak Sriyono, S.Pd.,
M.Pd selaku Dosen Pembimbing PPL melakukan monitoring ke sekolah untuk
memantau secara langsung kegiatan praktikan serta memberikan bimbingan dan
arahannya agar praktikan dapat melaksanakan kegiatan PPL dengan lancar.
Proses bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL berjalan dengan cukup
baik, kegiatan bimbingan dilakukan pada saat dosen mengadakan kunjungan ke
SMK Negeri 6 Bandung dan juga di Kampus FPTK UPI pada saat praktikan
sedang libur PPL. Dalam proses bimbingan ini praktikan banyak mendapatkan
masukan-masukan mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran, perancangan
RPP yang sangat berarti bagi praktikan. Selain itu, dosen pembimbing juga sering
memberikan motivasi yang bermanfaat bagi praktikan.
2.
Bimbingan dengan Guru Pamong.
Guru Pamong memiliki peran yang paling penting dalam keberhasilan
PPL. Bapak Adi Gunawan, S.Pd. selaku Guru Pamong. Dalam proses pengajaran,
15
Guru Pamong-lah yang langsung berperan aktif membina dan membimbing
praktikan. Bimbingan yang dilakukan dengan Guru Pamong meliputi:
a. Pemberian saran atau masukan mengenai penampilan di kelas
b. Konsultasi mengenai materi yang akan disampaikan selama satu semester
dan batasan tiap pertemuan.
c. Konsultasi tentang tugas yang diberikan kepada peserta didik.
d. Bimbingan pembuatan rencana pengajaran dari dasarnya sehingga
mengertinya tidak setengah-setengah.
e. Membantu praktikan dalam penguasaan/pemahaman materi pelajaran
yang menjadi tanggung jawabnya.
f. Membantu praktikan dalam pemilihan dan penggunaan media pengajaran,
dan alat evaluasi.
g. Memberikan arahan dalam proses pembelajaran di kelas.
h. Mengurus kelengkapan tugas administrasi praktikan.
i. Konsultasi mengenai materi yang akan diujiankan
Proses bimbingan dengan Guru Pamong relatif tidak menemukan kendala
karena intensitas pertemuan yang relative sering walaupun ditengahi oleh
kesibukan-kesibukan beliau yang begitu banyak, tetapi proses bimbingan tetap
berjalan dikarenakan Guru Pamong yang bertanggung jawab dan selalu bersedia
meluangkan waktunya yang berharga, sehingga masalah yang dihadapi bisa
langsung dikonsultasikan dengan Guru Pamong dan ditemukan pemecahan
masalahnya. Lancarnya proses bimbingan yang dilakukan dengan Guru Pamong
PPL ini tidak terlepas dari sikap responsif dan keterbukaan dari Guru Pamong
dalam memberikan pengarahan dan saran-saran kepada praktikan.
Pada awal observasi PPL, Guru Pamong memberikan keleluasaan
mengenai pembuatan rencana pengajaran dan penampilan di dalam kelas
sehingga Praktikan merasa leluasa dalam menerapkan teori yang di dapat
dibangku kuliah meskipun banyak hal-hal yang berbeda dalam kenyataannya.
Selama pelaksanaan PPL, praktikan tidak hanya berkonsultasi kepada Guru
Pamong PPL saja, akan tetapi praktikan pun senantiasa bertanya kepada staf
pengajar lain untuk menambah informasi.
16
BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI
Seperti yang telah dikemukkan pada BAB I bahwa dalam pelaksanaan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 6 Bandung, Praktikan
mengalami beberapa kendala dalam pelaksanaan PPL. Kendala tersebut muncul
akibat keterbatasan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki oleh praktikan.
Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya kendala tersebut antara lain:
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Faktor penyebab dari permasalahan yang di hadapi praktikan selama
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran antara lain :
1.
Dalam penyesuaian format RPP yang dipelajari praktikan dalam
perkuliahan di UPI ada beberapa perbedaan dengan RPP yang digunakan
di sekolah.
Hal
ini
dikarenakan
kurangnya
pemahaman
praktikan
dalam
mengidentifikasi silabus dan kurangnya pengetahuan dan pemahaman
praktikan terhadap pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2.
Menentukan metode pembelaiaran yang menarik dan memotivasi peserta
didik untuk mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian
indikator.
Hal ini dikarenakan setiap kelas mempunyai karakteristik yang berbeda
sehingga diperlukan sebuah perlakuan khusus dengan memilih metode dan
pembelajaran yang berbeda-beda. Masalah bertambah lagi ketika beberapa
metode yang telah diketahui praktikan dari perkuliahan terkadang tidak
sesuai ketika diterapkan di kelas.
3.
Kesulitan dalam membuat strategi atau skenario pembelajaran yang akan
dipergunakan dalam penyampaian materi di dalam kelas
Hal ini dikarenakanKurangnya pengalaman atau belum terbiasanya praktikan
dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
4.
Penentuan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
disampaikan.
17
Hal ini dikarenakan kurangnya pengalaman dan kemampuan praktikan untuk
menentukan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan
diberikan.
5.
Kesulitan dalam perancangan lembar kerja peserta didik atau job sheet.
Hal ini dikarenakan kurangnya wawasan yang dimiliki praktikan tentang
bahan ajar yang akan diajarkan karena terbatasnya buku sumber yang
praktikan miliki.
B. Proses Penampilan
Faktor penyebab dari masalah-masalah yang dialami praktikan selama proses
penampilan di kelas antara lain:
1. Minimnya pengetahuan praktikan terhadap metode dan strategi pembelajaran
yang digunakan.
2. Wawasan praktikan yang kurang dalam menguasai materi yang di ajarkan.
3. Kurangnya media pendukung pembelajaran seperti proyektor dan bahan
praktek.
4. Kurang maksimal dalam mempersiapkan diri serta mempersiapkan dengan
matang perangkat pembelajaran yang akan digunakan.
5. Praktikan menyadari bahwa tiap kelas mempunyai karakteristik dan kebiasaan
tersendiri yang praktikan pahami sebagai budaya kelas.
6. Kelabilan psikologis dan emosi peserta didik yang pada umumnya masih
remaja terkadang menjadi kendala dalam kelas. Sehingga terkadang
pengkondisian kelas untuk tetap fokus dalam KBM perlu praktikan lakukan
secara terus menerus
7. Belum optimal dalam memberikan motivasi belajar kepada peserta didik.
C. Bimbingan Belajar/Ekstra Kurikuler
Permasalahan yang di alami praktikan untuk membimbing kegiatan ekstra
kurikuler adalah Kurang komunikasi dan jadwal ekstrakurikuler yang tidak
menentu, yang membuat praktikan sedikit kesulitan mengatur jadwal.
18
D. Partisipasi Dalam Kehidupan Sekolah / Tempat Latihan
Selama melaksanakan PPL di SMK Negeri 6 Bandung, banyak kegiatan
yang telah diikuti. Secara keseluruhan tidak ada permasalahan yang berarti dalam
proses partisipasi dalam kegiatan sekolah, berkat kerja sama dan dorongan dari
pihak sekolah sehingga terjalin komunikasi yang baik dengan staf-staf yang ada
disekolah, pengaturan jadwal yang tepat untuk setiap praktikan sangat membantu
dalam melaksanakan setiap kegiatannya dengan baik sehingga praktikan dapat
mengikuti dan berpartisipasi dalam kehidupan sekolah.
E. Proses Bimbingan
Kendala yang terjadi pada proses bimbingan tidak terlalu sulit, adapun
kendala yang ditemui praktikan yaitu:
1.
Bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL
Bimbingan yang dilakukan oleh praktikan dengan dosen pembimbing PPL
berjalan dengan cukup baik hanya terkendala kurangnya waktu bimbingan
dikarenakan kesibukan dosen pembimbing dan kesibukannya praktikan di
sekolah.
2.
Bimbingan dengan Guru Pamong.
Proses bimbingan dengan guru pamong disekolah berjalan dengan baik dan
lancar karena terjalin komunikasi yang baik hanya saja terkendala kurangnya
waktu bimbingan dikarenakan kesibukan guru pamong.
19
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH
Dalam menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi, praktikan
melakukan beberapa upaya demi kelancaran Program Pengalaman Lapangan
(PPL). Setelah praktikan mengidentifikasi masalah-masalah dan faktor-faktor
penyebabnya, praktikan melakukan upaya dalam menanggulangi masalahnya.
Upaya-upaya tersebut dilakukan praktikan sendiri melalui bimbingan-bimbingan
dengan Dosen Pembimbing PPL, Guru Pamong PPL maupun dengan rekanrekan sesama praktikan. Upaya-upaya penanggulangan tersebut adalah sebagai
berikut:
A.
1.
Penanggulangan Masalah dalam Penyusunan RPP
Menyesuaikan
penyusunan
RPP
yang
dipelajari
dengan
format
penyusunan RPP yang ada di SMKN 6 Bandung.
2.
Praktikan mempelajari kembali teori-teori yang berkaitan dengan cara
penyusunan sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan seluruh
perangkat administrasi yang dibutuhkan. Dan hal ini dikonsultasikan
dengan dosen pembimbing PPL dan guru pamong
3.
Praktikan berusaha meningkatkan pengetahuan mengenai bahan ajar yang
harus disampaikan kepada peserta didik dengan buku-buku referensi lain
yang menunjang materi pelajaran.
4.
Menentukan metode dan media yang cocok dengan materi yang akan di
ajarkan dan melakukan konsultasi dengan Guru Pamong.
5.
Melaksanakan
metode
pengajaran
dengan
memanfaatkan
media
pembelajaran yang disediakan sekolah untuk meningkatkan motivasi
belajar peserta didik.
6.
Berdiskusi dengan rekan-rekan praktikan PPL mengenai materi,
penyusunan RPP dan buku sumber yang digunakan. Sehingga masalah
yang dialami praktikan dapat terselesaikan dengan baik.
20
B. Proses Penampilan
Proses penampilan dalam kelas sangat tergantung pada kemampuan
praktikan dalam menyiapkan rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, untuk menanggulangi
permasalahan dalam proses penampilan praktikan di kelas, praktikan melakukan
beberapa upaya penanggulangan, yaitu:
Dalam rangka penguasaan kelas dan pencapaian tujuan pembelajaran
yang efektif dan efisien, praktikan melakukan usaha-usaha sebagai berikut :
1. Melakukan bimbingan dengan Guru Pamong agar dalam mengajar lebih
percaya diri.
2. Mempersiapkan dan menguasai materi yang akan di ajarkan agar peserta
didik dapat mengerti.
3. Melakukan
pendekatan
dengan
peserta
didik
untuk
mengetahui
karakteristiknya sehingga praktikan dapat mengkondisikan kelas ketika
proses pembelajaran.
4. Pemberian reward atau hadiah kepada peserta didik dengan cara
memberikan pujian diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar bagi
peserta didik tersebut.
5. Berinteraksi dengan peserta didik secara lebih akrab sehingga mereka
dapat mengemukakan pendapatnya dan kemauannya secara lebih jujur
dalam berbagai hal yang menyangkut Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
di kelas dan praktikan dapat mengumpulkan dan mengidentifikasi
pendapat mereka untuk selanjutnya dikomunikasikan dengan Guru
Pamong PPL agar mendapatkan solusi yang baik sehingga diperoleh suatu
kesepakatan dalam metode pembelajaran antara peserta didik, praktikan
dan atas persetujuan Guru Pamong PPL.
6. Memahami karakteristik peserta didik agar dapat beradaptasi dengan
peserta didik, yaitu dengan cara mengenal dan hafal nama-nama peserta
didiknya.
7. Tidak bersikap emosional, lebih dewasa dan bijaksana.
8. Mempertegas sikap supaya peserta didik lebih memfokuskan perhatiannya
terhadap materi yang disampaikan praktikan.
21
9. Banyak memberikan contoh-contoh kasus atau fenomena-fenomena yang
bersangkutan dengan materi. Hal tersebut bertujuan agar peserta didik
cepat tanggap dan mengerti materi yang disampaikan.
10. Memilih media pembelajaran yang dapat menarik minat belajar.
C. Bimbingan Belajar/Ekstra Kurikuler
Untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler,
praktikan mencoba untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler walaupun tidak
efektif. Praktikan mencari informasi untuk dapat lebih memahami pelaksanaan
kegiatan keputrian di sekolah SMK Negeri 6 Bandung.
D. Partisipasi Dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Latihan
Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah dalam partisipasi di
lingkungan sekolah diantaranya yaitu :
1.
Berusaha menjalankan tugas piket dengan sungguh-sungguh dan membuat
suasana piket menjadi menyenangkan.
2.
Praktikan selalu Berusaha mentaati segala peraturan yang berlaku dan
ditetapkan oleh pihak sekolah.
3.
Praktikan Selalu berusaha bersikap ramah, sopan dan menunjukan pribadi
yang menyenangkan.
4.
Ketika terdapat kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah semua
praktikan PPL ikut aktif membantu kegiatan tersebut.
5.
Berupaya membangun kekompakan dengan sesama anggota kelompok yaitu
dengan mengadakan evaluasi yang dilaksanakan oleh semua anggota
kelompok pada saat jam istirahat sekolah.
E. Proses Bimbingan
Upaya yang dilakukan dalam menanggulangi masalah yang timbul dalam
proses bimbingan adalah dengan cara memaksimalkan proses bimbingan. Oleh
karena itu, praktikan mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan proses
bimbingan.
22
1.
Proses Bimbingan dengan Dosen pembimbing
Masalah yang dihadapi dengan Dosen Pembimbing dapat ditanggulangi
dengan menjalin komunikasi dengan baik
2.
Proses Bimbingan dengan Guru Pamong
Masalah yang dihadapi dengan Dosen Luar Biasa dapat ditanggulangi
dengan menjalin komunikasi dengan baik dan mengoptimalkan waktu konsultasi
atas masalah yang kurang dipahami praktikan berkenaan dengan permasalahan
PBM yang dihadapi di dalam kelas.
23
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah mengikuti dan menjalankan Program Profesi Lapangan (PPL)
di SMK Negeri 6 Bandung, terdapat pelajaran dan pengalaman yang
didapatkan praktikan terkait dengan keilmuan dan pengembangan diri dalam
dunia pendidikan.
Praktikan dapat menyimpulkan hasil Program Pengalaman Lapangan
(PPL) di SMK Negeri 6 Bandung, diantaranya:
1. Program Profesi Lapangan (PPL) merupakan program yang penting dan wajib
dilakukan mahasiswa kependidikan UPI.
2. Kegiatan PPL merupakan batu uji dan sandungan yang pertama bagi
mahasiswa kependidikan untuk mengetahui realitas pendidikan khususnya
persekolahan secara memadai. Keberadaannya menjadi suatu acuan pertama
dalam mengetahui dunia kependidikan sesungguhnya.
3. Proram Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan yang sangat
penting untuk memberikan pengalaman lapangan kepada calon pendidik agar
dapat mengenal dan mengetahui dunia pendidikan beserta segala sistem yang
terkait secara nyata.
4. Praktikan dapat mengetahui aktivitas-aktivitas apa saja yang harus dilakukan
seorang guru dalam mempersiapkan pengajaran di kelas, seperti membuat
RPP terlebih dahulu sebelum mengajar, dan pasti mengalami kesulitan. Akan
tetapi semua dapat diatasi, misalnya dengan rajin melakukan bimbingan
dengan Guru Pamong dan rajin membaca buku referensi.
5. Praktikan memiliki pengalaman mengajar secara langsung dihadapan peserta
didik yang bermanfaat untuk bekal sebagai calon seorang guru serta dapat
menjadi bahan perbaikan apabila kelak menjadi seorang guru. Karena telah
mengetahui faktor penyebab kesulitan dalam mengajar dan dapat menemukan
upaya penanggulangannya agar menjadi guru yang profesional.
24
6. Praktikan dapat mengembangkan minat dan bakat dengan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler, serta membantu sekolah dalam mengembangkan potensi
peserta didik untuk kemajuan sekolah.
7. Mengenal kegiatan-kegiatan lain di dalam sekolah selain Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM)
8. Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh praktikan juga dapat
diambil berbagai manfaat, baik secara teoritis maupun realistis, dari mulai
bagaimana cara kita membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sampai dengan cara kita bersosialisasi dengan peserta didik dan lingkungan
sekolah sebagai seorang pengajar atau guru. Dengan adanya Proram
Pengalaman Lapangan (PPL) potensial untuk mengembangkan kemampuan
calon guru membuat praktikan memperoleh banyak ilmu yang tidak diperoleh
di bangku kuliah dan pemahaman mengenai cukup beratnya tanggung jawab
yang diemban seorang guru, terutama guru di sekolah dengan predikat favorit.
9. Pengalaman adalah guru yang sangat berharga dan suatu momen tidak akan
terulang kembali, jadi harus menikmati segala yang terjadi.
B. Saran
Adapun saran yang dapat praktikan sampaikan berupa masukan dan
harapan, sehingga dapat menjadi cermin dan bermanfaat bagi semua pihak,
diataranya :
1.
Untuk Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian (P2JK) UPI:
a. Menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pihak sekolah sehingga
penyelenggaraan kegiatan PPL semakin lancar.
b. Melakukan pemantauan yang intensif terhadap kegiatan PPL dalam
rangka melihat efektivitas penyelenggaraan kegiatan PPL.
c. Memfasilitasi Dosen Pembimbing dan Guru Pamong agar secara lebih
intensif melakukan bimbingan dan monitoring kepada praktikan secara
berkelanjutan.
d. Memberikan penghargaan kepada pihak sekolah yang telah bekerja
sama dengan P2JK PPL UPI sehingga terjalin kerja sama yang baik.
25
2.
Untuk SMK Negeri 6 Bandung
a. Penambahan peralatan pembantu media elektronik seperti proyektor.
b. Penambahan sarana dan prasarana untuk praktek.
c. Peningkatan kualitas pengajaran yang dilakukan guru terhadap peserta
didiknya.
d. Hubungan antara guru praktikan selain Guru Pamong perlu dibina
dengan baik.
e. Hubungan kerjasama yang telah
terjalin dengan
baik harus terus
dipertahankan dan dilanjutkan serta terus ditingkatkan. Khususnya
dalam membantu mahasiswa UPI mengembangkan diri melalui
pengalaman praktis kependidikan di lingkungan SMK Negeri 6
Bandung.
3.
Untuk Mahasiswa Praktikan yang Akan Datang:
a. Mempersiapkan diri secara matang, baik secara fisik, maupun mental,
jauh-jauh hari sebelum mengontrak program latihan profesi ini.
b. Praktikan harus bisa beradaptasi dengan situasi dan kondisi sekolah
agar lebih mudah dalam kelancaran Proram Pengalaman Lapangan
(PPL).
c. Praktikan
hendaknya rajin mengikuti kegiatan di sekolah, aktif,
partisipasif, kreatif, dan inovatif untuk membantu kemajuan sekolah.
d. Praktikan hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
segi penguasaan materi, penyusunan rencana pengajaran, penggunaan
metode, pengelolaan kelas dan sebagainya.
e. Melakukan bimbingan secara rutin dan teratur dengan dosen
pembimbing dan guru pamong.
f. Memahami berbagai karakter peserta didik, lingkungan sekolah serta
perangkat sekolah secara keseluruhan.
g. Menciptakan hubungan yang harmonis dengan rekan sesama Peserta
PPL juga dengan guru-guru sekolah yang bersangkutan.
h. Bersosialisasi dengan lebih baik agar tercipta hubungan yang baik
dengan lingkungan sekolah dan warga sekolah
26
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Akademik UPI. (2017). Panduan Program Pengalaman Lapangan
(PPL). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Suherman, A. (2012). Perencanaan Pembelajaran Teknologi dan Kejuruan.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Permendikbud RI Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Rahman. (2007). Model Mengajar dan Bahan Pembelajaran. Bandung: Alqa
Prisma Interdelta.
27
Download