Uploaded by User22857

laporan batu metamorf foliasi dan non foliasi 24 november 2017

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM PETROLOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Gambar Batuan
DESKRIPSI BATUAN
 Warna
: Hitam Keabu – abuan
 Struktur
: Foliasi ( Fillitik)
 Tekstur
: Kristaloblastik ( Lapidoblastik )
 Komposisi Mineralogi
: Mineral stress ( Mika ) > Mineral antistress ( Kuarsa )
 Nama Batuan
: Filit
 Jenis Batuan
: Batuan Metamorf Regional ( Beban )
 Genesa
: Terbentuknya batu Filit berkaitan dengan perkembangan aktivitas metamorfik
yaitu baliknya temperatur atau bertambah besarnya rekristalisasi maka slate
berubah menjadi filit. Filit secara dominan tersusun dari mineral-mineral
kelompok mika seperti: mika, maricite, dan chlorite. Sehingga dari proses
tersebut terbentuklah batu filit .
Asisten Dosen
NAMA
: Carlos Dolius Nababan
NIM
: 1031611016
TANGGAL PRAKTIKUM
: Selasa,21 November 2017
Dio Bagus Aditama Andris
LAPORAN PRAKTIKUM PETROLOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Gambar Batuan
DESKRIPSI BATUAN
 Warna
: Abu – Abu Kehitaman
 Struktur
: Foliasi ( Sekistosa )
 Tekstur
: Kristaloblastik ( Lapidoblastik )
 Komposisi Mineralogi
: Mineral stress ( Mika ) > Mineral antistress ( Kuarsa dan Feldspar )
 Nama Batuan
: Sekiss Mika
 Jenis Batuan
: Batuan Metamorf Regional ( Beban )
 Genesa
: Terbentuknya batu Filit desebabkan Batu Sekiss Mika sering mengandung
mineral –mineral yang bersifat antara lempengan dan pragmatik ( flaky nor
prismatic ), tetapi equigracular seperti misalnya : garnet dan feldspar, yang
biasanya bertekstur porphyroblastic. Batuan – batuan sekiss mika dapat pula
berasal dari gabbro, basalt, ultrabasin, tuff, shale dan sandstone. Kemudian
mengalami tekanan serta temperature tinggi disbanding dengan Filit serta
mempunyai foliasi dan kristalin. Sehingga, terbentuklah batu Sekiss Mika.
Asisten Dosen
NAMA
: Carlos Dolius Nababan
NIM
: 1031611016
TANGGAL PRAKTIKUM
: Selasa,21 November 2017
Dio Bagus Aditama Andris
LAPORAN PRAKTIKUM PETROLOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Gambar Batuan
DESKRIPSI BATUAN
 Warna
: Abu – Abu
 Struktur
: Foliasi ( Skistosa )
 Tekstur
: Kristaloblastik ( Lapidoblastik )
 Komposisi Mineralogi
: Mineral stress ( Mika ) > Mineral antistress ( Kuarsa dan Feldspar )
 Nama Batuan
: Sekiss mika kuarsa
 Jenis Batuan
: Batuan Metamorf Regional ( Beban )
 Genesa
: Batu Sekiss Mika Kuarsa terbentuk dari ubahan batuan sedimen pada
temperatur > 400o dan tekanan yang cukup tinggi serta bentuknya sudah jauh
berbeda dari slate, terbentuk pada lingkungan gunung api. Batu sekiss mika
kuarsa mengandung mineral mika pada mineral stress dan pada mineral
antistress mengandung mineral kuarsa dan feldspar yang kemudian mengalami
tekanan dan temperatur yang sangat tinggi dengan waktu yang sangat lama
sehingga terbentuklah Batu Sekiss Mika Kuarsa.
Asisten Dosen
NAMA
: Carlos Dolius Nababan
NIM
: 1031611016
TANGGAL PRAKTIKUM
: Selasa,21 November 2017
Dio Bagus Aditama Andris
LAPORAN PRAKTIKUM PETROLOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Gambar Batuan
DESKRIPSI BATUAN
 Warna
: Hijau Kehitaman
 Struktur
: NonFoliasi ( Liniasi )
 Tekstur
: Kristaloblastik ( Nematoblastik )
 Komposisi Mineralogi
: Mineral stress ( Dominan Serpentin ) > Mineral antistress ( – )
 Nama Batuan
: Serpentinit
 Jenis Batuan
: Batuan Metamorf Lokal ( Kontak )
 Genesa
: Batu Serpentinit berkomposisi dominan mineral serpentin pada mineral stress
tergolong dalam kelas mineral silikat yaitu Phyllosilicates. Kemudian
terbentuk dari proses serpentinisasi, yaitu proses metamorfisme pada batuan
yang mengandung mineral serpentin akibat perubahan basalt dasar laut yang
bertekanan tinggi pada temperatur rendah dan air serta sedikit silika mafik dan
batuan ultramafik yang terhidrolisis dengan waktu yang lama sehingga
menjadi batu Serpentinit.
Asisten Dosen
NAMA
: Carlos Dolius Nababan
NIM
: 1031611016
TANGGAL PRAKTIKUM
: Selasa,21 November 2017
Dio Bagus Aditama Andris
LAPORAN PRAKTIKUM PETROLOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Gambar Batuan
DESKRIPSI BATUAN
 Warna
: Abu – Abu agak Putih
 Struktur
: Non Foliasi ( Granulosa )
 Tekstur
: Kristaloblastik ( Granoblastik )
 Komposisi Mineralogi
: Mineral stress ( Dominan Karbonat ) < Mineral antistress ( – )
 Nama Batuan
: Marmer
 Jenis Batuan
: Batuan Metamorf Lokal ( Kontak )
 Genesa
: Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau
malihan dari batu gamping. Karena hasil dari proses metamorfosa dari batu
gamping sehingga komposisi mineral yang ada pada batu marmer
berkomposisi dominan karbonat pada mineral stress. Pengaruh suhu dan
tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi
pada batu marmer. Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk
tekstur baru dan keteraturan butir. Marmer akan selalu berasosiasi
keberadaanya dengan batugamping. Setiap ada batu marmer akan selalu ada
batugamping, walaupun tidak setiap ada batugamping akan ada marmer.
Karena keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya endogen yang
mempengaruhinya baik berupa tekan maupun perubahan temperatur tinggi.
Asisten Dosen
NAMA
: Carlos Dolius Nababan
NIM
: 1031611016
TANGGAL PRAKTIKUM
: Selasa,21 November 2017
Dio Bagus Aditama Andris
LAPORAN PRAKTIKUM PETROLOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
Gambar Batuan
DESKRIPSI BATUAN
 Warna
: Putih Susu
 Struktur
: Non Foliasi ( Hornfelsik )
 Tekstur
: Kristaloblastik ( Granoblastik)
 Komposisi Mineralogi
: Mineral stress ( – ) > Mineral antistress (Dominan Kuarsa)
 Nama Batuan
: Kuarsit
 Jenis Batuan
: Batuan Metamorf Lokal ( Kontak )
 Genesa
: Batu Kuarsit Sebagian besar terbentuk selama aktivitas pembentukan
pegunungan di batas lempeng konvergen. Terbentuknya Batu Kuarsit
disebabkan proses metamorfose dari batuan pasir, jika strukturnya tak
mengalami perubahan dan masih menunjukan struktur aslinya. Kuarsit
terbentuk akibat panas yang tinggi sehingga menyebabkan rekristalisasi dari
mineral antistress dominan kuarsa dan felsdpar. Akibat tekanan pada kuarsit
dapat mengakibatkan hancurnya kuarsit tersebut dan menghasilkan tekstur
granoblastik sehingga terbentuknya batu Kuarsit. Batu Kuarsit sangat keras
karena adanya sementasi silikat yang terendapkan disekitar butir-butir kuarsa
yang lebih besar, sehingga menghasilkan ikatan butir yang sangat kuat
Asisten Dosen
NAMA
: Carlos Dolius Nababan
NIM
: 10316110016
TANGGAL PRAKTIKUM
: Selasa,21 November 2017
Dio Bagus Aditama Andris
Download