BONUS DEMOGRAFI: PENGGERAK ATAU PENGHAMBAT EKONOMI? STUDI EMPIRIS PADA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERIODE 2007-2017 Asep Muhammad Adam ([email protected]) Program Magister Ilmu Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran ABSTRAK Pentingnya posisi penduduk dalam proses pertumbuhan ekonomi mendasari penelitian-penelitian untuk mengetahui pengaruh faktor kependudukan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam penelitian Syamsuddin (2013), faktor kependudukan meliputi pertumbuhan penduduk, tenaga kerja dan rasio beban tanggungan terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini bertujuam untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja dan rasio beban tanggungan terhadap jumlah PDRB di Provinsi Nusa Tenggara Barat periode 2007-2017. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode regresi linier berganda atau Ordinary Least Square (OLS) dan menggunakan pengujian koefisien determinasi, uji t, dan uji F. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial variabel Tenaga kerja (TK) mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap PDRB di Provinsi Nusa Tenggara Barat periode 2007-2017. Sedangkan variabel Rasio Beban Tanggungan (DR) mempunyai pengaruh yang signifikan dan negative terhadap PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat periode 2007-2017. Selain itu hasil perhitungan juga menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu Tenaga Kerja dan Rasio Beban Tanggungan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto dengan R2 sebesar 90,7%. Kata Kunci: Produk Domestik Regional Bruto, Tenaga Kerja dan Rasio Beban Tanggungan. PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Suatu perekonimian dapat dikatakan mengalami suatu perubahan akan perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang dicapai sebelumnya. Indikator peniting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah atau provinsi dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data Peoduk Domestik Regional Bruto (PDRB). Nilai PDRB akan memberi suatu gambaran bagaimana kemampuan daerah dalam mengelola serta memanfaatkan sumber daya yang ada. Tabel 1.1 PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2007-2017 Berdasarkan Harga Konstan Tahun Dasar 2010 PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN tahun PDRB Tahun Dasar 2010 Laju Pertumbuhan Ekonomi 2007 57185018 2008 58800320 2.82 2009 65936745 12.14 2010 70122726 6.35 2011 67379141 -3.91 2012 66340812 -1.54 2013 69766714 5.16 2014 73372964 5.17 2015 89337986 21.76 2016 94537749 5.82 2017 94644993 0.11 Sumber :Publikasi Badan Pusat Statistik Pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa tenggara Barat dari tahun 2007-2017 sangat fluktuatif. Dilihat dari table diatas secara umum kinerja perekonomian Nusa Tenggara Barat pada tahun 2011 berada pada pertumbuhan yang paling kecil pada periode 2007-2017 yaitu sebesar -3,91 persen atau berada pada tren pertumbuhan yang negative. Sementara pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2015 mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi yaitu mencapai 21,76 persen, tertinggi di Nasional. Tingginya pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh kinerja ekspor khususnya komoditas tambang. Hal itu terkait dengan kebijakan relaksasi ekspor tembaga. Sementara itu, konsumsi yang memeiliki porsi terbesar dari PDRB mengalami perlambatan. Dibandingkan dengan taun 2014, pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan. Menurut penelitian Neni Pancawati (2000), faktor penduduk merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Pertumbuhan penduduk memberikan tekanan negative terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil yang sama didapatkan oleh Kelley dan Schmidt (1995), bahwa pertumbuhan ekonomi mempunyai hubungan negative dengan pertumvuhan ekonomi. Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong maupun penghambat perkembangan ekonomi. Di negara maju pertumbuhan penduduk mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena didukung oleh investasi yang tinggi, teknologi yang tinggi, dan sumber daya manusia yang berkualitas. Akan tetapi di negara berkembang, akibat pertumbuhan penduduk terhadap pembangunan ekonomi tidakklah demikian, karena kondisi yang berlaku sama sekali berbeda dengan kondisi negara maju. Ekonomi negara berkembang memiliki modal yang kurang, tekonologi yang sederhana, dan tenaga kerja yang kurang ahli. Karena itu pertumbuhan penduduk benar-benar dianggap sebagai hambatan pembangunan ekonomi, dimana pertumbuhan penduduk yang cepat memperberat tekanan pada lahan dan menyebabkan pengangguran dan akan mendorong menignkatnya beban ketergantungan. Jumlah Tenaga kerja jumlah penduduk 4587562 4500212 4545650 2132933 1978764 1962240 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Gambar 1. Perkembangan Jumlah Penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2007-2017. Sumber : Nusa Tenggara Barat dalam angka, BPS Dilihat dari Gambar 2, pertambahan penduduk di provinsi Nusa Tenggara Barat tidak diikuti dengan peningkatan jumlah tenaga kerja. Pada tahun 2010 jumlah tenaga kerja sebesar 2,13 juta jiwa, mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 1,96 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat pada tahun tersebut yaitu sebesar 4,51 juta jiwa di tahun 2010 meningkat menjadi 4,58 juta jiwa pada tahun 2012. Penduduk adalah sumber utama penawaran tenaga kerja, tidak semua penduduk disebut tenaga kerja. Ada Batasan umur untuk dapat dikelompokkan sebagai penduduk usia kerja yang disebut sebagai tenaga kerja dan dapat menyumbangkan tenaga dalam kegiatan produksi (Budiarty, 2006). Pentingnya posisi penduduk dalam proses pertumbuhan ekonomi mendasari penelitian-penelitian untuk mengetahui pengaruh faktor kependudukan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam penelitian Syamsuddin (2013), faktor kependudukan meliputi pertumbuhan penduduk, tenaga kerja dan rasio beban tanggungan terhadap pertumbuhan ekonomi. Secara teori faktor kependudukan meliputi juga mortalitas, fertilitas dan migrasi. Namun dalam penelitian ini ketoga variabel tersebut tidak dilibatkan secara langsung karena telah terpresentasikan di dalam variabel jumlah penduduk. Pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh beban tanggungan penduduk usia produktif. Rasio beban tanggungan penduduk yaitu jumlah penduduk usia non produktif dibagi dengan jumlah penduduk usia produktif. Secara mekanisme apabila jumlah penduduk usia produktif lebih besar daripada jumlah usia non produktif maka akan menghasilkan rasio beban tanggungan yang rendah, sehingga lebih sedikit penduduk usia non produktif yang ditanggung oleh usia produktif. Sebaliknya apabila usia non produktif lebih besar daripada usia produktif maka akan menghasilkan rasio beban tanggungan yang lebih besar. Rasio beban tanggungan yang lebih besar akan menghambat pertumbuhan ekonomi karena pendapatan penduduk usia produktif digunakan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan usia non produktif sehingga menurunkan hasil saving dan investasi. indonesia 55,8 53,8 nusa tenggara barat 53,2 50,2 50,5 2010 48,6 2015 47,7 2020 47,2 2025 48,6 48,1 47,3 46,9 2030 2035 Gambar 2. Perbandingan Rasio Beban Tanggungan Penduduk Indonesia dan Nusa Tenggara Barat Tahun 2010-2035. Sumber : Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2010-2035 Pada gambar 1 memperlihatkan perbandingan rasio beban tanggunan penduduk usia produktif di Indonesia dan Nusa Tenggara Barat selama periode tahun 2010-2035. Pada tingkat nasional rasio beban tanggungan berada pada angka 50,5 persen lebih rendah daripada provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu sebesar 55,8 persen pada tahun 2010. Rasio beban tanggungan Indonesia mengalami penurunan dari tahun ke tahun, sama halnya dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Namun pada tahun 2035 diproyeksikan rasio ketergantungan di Indonesia mengalami kenaikan menjadi 47,3 persen dari lima tahun sebelumnya sebesar 46,9 persen. Berbeda halnya dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang diproyeksikan masih mengalami bonus demografi yaitu dengan angka ketergantungan dari tahun 2030 sebesar 48,6 persren mengalami penurunan menjadi 48,1 persen di tahun 2035. Rasio beban tanggunngan penduduk memiliki pengaruh negative dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil rasio beban ketergantungan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Syamsuddin (2013). RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah Tenaga Kerja mempunyai pengaruh terhdadap jumlah PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat? 2. Apakah Rasio Beban Tanggungan Penduduk mempunyai pengaruh terhadap jumlah PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat? KAJIAN LITERATUR Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran keberhasilan suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaiakan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan pembangunan ekonomi. ekonomi merupakan indikasi keberhasilan Pertumbuhan ekonomi klasik Menurut pandangan para ahli ekonomi ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Dalam teori pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah konstan atau tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan. Namun para pakar ekonmi klasik pada umumnya hanya menitik beratkan pada pengaruh pertambahan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan teori pertumbuhan klasik, dapat dikemukakan suatu teori yang menjelaskan hubungan antara pendapatan perkapita dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori pertumbuhan klasik dapat dilihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal akan lebih tinggi daripada pendapatan perkapita. Akan tetapi apabila penduduk semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan perkapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya. Terdapat teori pertumbuhan menurut Adam Smith dan David Ricardo sebagai berikut : 1. Teori pertumbuhan menurut Adam Smith yaitu “An Inquiry into the nature and causes of the wealth of thenation”, teorinya yang dibuat dengan teori the invisible hand. Teori pertumbuhan ekonomi Adam Smith ditandai oleh dua faktor yang saling berkaitan : a. Pertumbuhan penduduk b. Pertumbuhan output total Pertumbuhan output yang akan dicapai dipengaruhi oleh komponen berikut ini : 1. Sumber-sumber alam 2. Tenaga kerja (pertumbuhan penduduk) 3. Jumlah persediaan 2. Teori pertumbuhan ekonomi David Ricardo dan T.R Malthus menjelaskan bahwa faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar hingga menjadi dua kali lipat pada suat saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Pendapat Ricardo ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus, menyatakan bahwa hasil produksi akan bertambah menurut deret hitung. Sedangkan penduduk akan bertambah menurut deret ukur sehingga pada saat perekonomian akan berada pada taraf subsisten atau kemandegan. Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik Model pertumbuhan Neoklasik dipelopori oleh Stein pada tahun 1964, kemudian dikembangkan oleh Roman dan Siebert. Menurut teori ini pertumbuhan ekonomi daerah akan sangat ditentukan oleh kemampuan daerah tersebut untuk meningkatkan produksinya, sedangkan kegiatan produksi daerah tidak hanya ditentukan oleh potensi daerah yang bersangkutan, tetapi juga mobilitas tenaga kerja dan modal antar daerah. Pendapat Neoklasik mengenai perkembangan ekonomi dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Adanya akumulasi kapitas merupakan faktor penting dalam perkembangan ekonomi menurut ekonomi Neoklasik, tingkat bunga dan tingkat pendapatan menentukan tingginya tingkat tabungan. Pada suatu tingkat tertentu, tingkat bunga menentukan tingginya tingkat investasi. 2. Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif. Proses perkembangan meilputi semua faktor yang terlibat tumbuh Bersama. 3. Adanaya aspek internasional dalam setiap perkembangan. Dengan adanya pasar yang luas memungkinkan produksi sebesar-besarnya sehinngga produktivitas semakin meningkat. 4. Perkembangan merupakan proses yang berlangsung terus menerus. 5. Aliran Neoklasik merasa optimis terhadap perkembangan ekonomi. Aliran klasik mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi terhambat karena terbatasnya sumber daya alam, sedangkan aliaran Neoklasik yakin bahwa manusia mampu mengatasi keterbatasan tersebut. Tenaga Kerja Tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk berumur 15 tahun atau lebih yang bekerja, mencari pekerjaan, dan sedang melakukan kegiatan lain, seperti sekolah maupun mengurus rumah tangga dan penerima pendapatan. Menurut BPS penduduk usia berumur 15 tahun keatas terbagi sebagai tenaga kerja dikatakan tenaga kerja bila mereka melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam secara kontinu seminggu yang lalu. Pertumbuhan tenaga kerja dan pertumbuhan penduduk dapat dikatakan sebagai faktor positif yang akan memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar. Namun pertumbuhan tenaga kerja juga dapat memberikan dampak yang negative. Hal ini akan terjadi bila system perekonommian daerah tersebut tidak mampu menyerap produktif peningkatan tenaga kerja. Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) Rasio beban tanggungan penduduk merupakan perbandingan antara penduduk usia non produktif (usia 0-14 dan 65+) dengan penduduk usia produktif (usia 15-64). Semakin rendah nilai rasio beban tanggungan semakin baik beban tanggungan penduduk (Ida Bagoes Mantra, 2000). Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Seain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi karena sudah melewati masa pension. Penduduk produktif usia 15-64 tahun adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak teralalu akurat, rasio beban tanggungan semacam ini memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografis. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif, yaitu penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistic (Sugiyono, 2013:7) dengan menggunakan data sekunder time series dari tahun 2007 sampai tahun 2017 yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini termasuk penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian dengan memiliki pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat (PDRB) menurut pengeluaran berperan sebagai variabel dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independent. 2. Variebel Tenaga Kerja Provinsi Nusa Tenggara Barat (TK), dan Rasio Beban Tanggungan Provinsi Nusa Tenggara Barat (DR) berperan sebagai variabel independent, yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen). Model persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini dirumuskan dalam model sebai berikut : ππ·π π΅π‘ = π½0 π‘ + π½1 ππΎπ‘ + π½2 π·π π‘ + ππ‘ Dimana : ππ·π π΅π‘ = PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat (juta rupiah) ππΎπ‘ = Tenaga Kerja Provinsi Nusa Tenggara Barat (juta jiwa) π·π π‘ = Rasio Beban Tanggungan Provinsi Nusa Tenggara Barat (persen) π½0 = Konstanta π½1 … π½2 = Tenaga Kerja dan Rasio Angka Ketergantungan π‘ = 2007-2017 π = Error term HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Jumlah Tenaga Kerja Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2007-2017 Pertumbuhan penduduk tiap tahun akan berpengaruh terhadap pertumbuhan angkatan kerja, dimana dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk akan memperbanyak jumlah angkatan kerja yang tersedia. Jumlah angkatan kerja di suatu daerah merupakan faktor yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan semakin banyak angkatan kerja yang bekerja maka tenaga kerja tersebut semakin produktif yang pada akhirnya bisa meningkatkan pendapatan daerah. 3000000 2000000 1000000 0 2007 2009 2011 2013 2015 2017 Gambar 4. Tenaga Kerja Provinsi Nusa Tengara Barat Tahun 2007-2017 Sumber: BPS Nusa Tenggra Barat (diolah) 2007-2017 Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa tenaga kerja di Provinsi Nusa Tenggara Barat dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi, hal ini. Jumlah tenaga kerja Provinsi Nusa Tenggara Barat mengalami penurunan pada tahun 2011 dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 170.695 jiwa. Setelah mengalami penurunan jumlah tenaga kerja Provinsi Nusa Tenggara Barat mengalami peningkatan sampai pada tahun 2016 yaitu sebesar 2,37 juta tetapi mengalami penurunan kembali pada tahun 2017 dengan pengurangan jumlah tenaga kerja sebesar 50.590 jiwa. Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2007-2017 Rasio beban tanggungan atau dependency ratio dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu Negara apakah tergolong Negara maju ataukah Negara berkembang. Rasio beban tanggungan merupakan salah satu indikator demografi yang penting, dimana semakin tingginya persentase rasio ketergantungan menunjukkan semakin tinggi beban yang harus di tanggung penduduk produktif (usia 15-64) untuk membiayai hidup penduduk yang tidak produktif (usia 0-14 dan 65+). Sebaliknya apabila persentase rasio beban tanggungan semakin rendah maka menunjukkan semakin rendanya beban yang ditanggung penduduk produktif untuk membiayai penduduk yang belum atau tidak produktif. 59 58 57 56 55 54 53 52 2007 2009 2011 2013 2015 2017 Gambar 5. Rasio Beban Tanggungan Provinsi Nusa Tengara Barat Tahun 2007-2017 Sumber: BPS Nusa Tenggra Barat (diolah) 2007-2017 Terlihat pada gambar diatas bahwa rasio beban tanggungan Provinsi Nusa tenggara Barat menurun dari tahun ke tahun pada periode waktu 2007 sampai 2017 walaupun ada kenaikan pada tahun 2010 menjadi 55,5 persen dari tahun sebelumnya sebesar 54,3 persen. Pada tahun 2017 terdapat 53,4 persen penduduk yang ditanggung dan 46,6 persen yang menanggung. Hal tersebut menunjukkan bahwa Provinsi Nusa Tenggara Barat belum memasuki bonus demografi, karena suatu daerah dapat dikatakan sudah memasuki bonus demografi ketika rasio beban tanggungan (dependency ratio) kurang dari 50 persen. Diproyeksikan bahwa Provinsi Nusa Tenggara Barat akan memasuki bonus demografi pada tahun 2030 mendatang dengan rasio beban tanggungan sebesar 48,6 persen. PDRB Atas Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2007-2017 Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya PDRB yang dihasilkan pada satu tahun tertentu dibandingkan dengan nilai tahun sebelumnya. PDRB juga menggambarkan kemampuan wuatu wilayah menciptakan output tambahan (value added) pada suatu waktu tertentu. Dalam konteks ini PDRB dilihat dari dua pendekatan, yaitu produksi dan penggunaan, dimana keduanya menyajikan komposisi data nilai tambah dirinci menurut sumber pendapatan dan menurut sumber penggunaan. Nilai PDRB dapat dihitung berdasarkan harga berlaku dan harga konstan. 120000000 80000000 40000000 0 2007 2009 2011 2013 2015 Gambar 5. PDRB Menurut Pengeluaran ADHK 2010 2017 Provinsi Nusa Tengara Barat Tahun 2007-2017 Sumber: BPS Nusa Tenggra Barat (diolah) 2007-2017 Dari tahun ke tahun PDRB menunjukan peningkatan secara signifikan dari tahun awal pada periode tersebut yaitu 2007 sebesar 57,18 juta menjadi 73,37 juta pada tahun 2014 dan pada akhir periode yaitu tahun 2017 meningkat menjadi 94,64 juta. Pertumbuhan tertinggi pdrb terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar 21,76 persen, dimana pertumbuhan ini di distribusi oleh komponen ekspor luar negeri yang memberikan pertumbuhan tertinggi sebesar 481,95 persen. Hal ini merupakan dampak dari diijinkannya PT NNT untuk kembali melakukan ekpsor konsentrat setelah pada tahun 2014 terhambat oleh pemberlakuan Undang-Undang Minerba. Hasil Pengolahan Data Pengujian Regresi Linier Berganda Dari hasil pengolahan data menggunakan EViews 8 didapat persamaan regresi dalam bentukk persaman ekonometrika sebagai berikut: π·π«πΉπ©π = π·π π + π·π π»π²π + π·π π«πΉπ + πΊπ π·π«πΉπ© = ππ. ππππππ − +ππ. ππππππ»π² − ππππππππ«πΉ Prob t-statistik (0.2744) R-Squared (0.907808) F Statistik (39.38793) Prob F-statistik (0.000072) (0.0007) (0.0490) Dari persamaan-persamaan diatas diketahui bahwa koefisien untuk setiap variabel dan uji hipotesis adalah sebagai berikut: • Nilai konstanta π½0 adalah 99.953198 artinya ketika variabel Tenaga kerja dan Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) konstan atau sama dengan 0 maka jumlah PDRB sebesar 99,95 juta. • Nilai koefisien TK sebesar 63.26789 artinya ketika variabel Tenaga Kerja naik sebesar 1 juta jiwa dan variabel bebas lainnya dianggap konstan, maka jumlah PDRB sebesar 6.33 juta. • Nilai koefisien DR sebesar -2876061 artinya ketika variabel Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) naik sebesar 1% dan variabel bebas lainnya dianggap konstan, maka jumlah PDRB menurun sebesar 2.88 juta. • Dari hasil regresi hasil uji parsial dengan tingkat keyakinan 95% atau α (0,05) diperoleh bahwa variabel Tenaga Kerja mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,0007 yang lebih kecil dari nilai alpha yaitu α = (0,05). Maka hipotesis nol (Ho) pada uji t ditolak atau hipotesis alternative (Ha) tidak ditolak. Artinya secara parsial Tenaga Kerja berpengaruh signifikan terhadap jumlah PDRB. • Dari hasil regresi hasil uji parsial dengan tingkat keyakinan 95% atau α (0,05) diperoleh bahwa variabel Rasio Beban Tanggungan mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,0490 yang lebih kecil dari nilai alpha yaitu α = (0,05). Maka hipotesis nol (Ho) pada uji t ditolak atau hipotesis alternative (Ha) tidak ditolak. Artinya secara parsial Rasio Beban Tanggungan berpengaruh signifikan terhadap jumlah PDRB. • Dari hasil regresi, hasil uji simultan dengan tingkat keyakinan 95% atau α (0,05), menunjukkan bahwa nilai Prob F-statistik sebesar 0.000072 lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan, variabel TK dan DR berpengaruh signifikan terhadap PDRB. • Dari hasil analisis koefisien determinasi (R2) menggunakan EViews 8, diperoleh bahwa nilai R2 sebesar 0.911911 yang menunjukkan bahwa 91,2% dari variasi PDRB mampu dijeaskan oleh variabel TK dan DR dan sisanya yaitu sebesar 8,8% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Uji Asumsi Klasik Hasil analisis data setelah dilakukan uji asumsi klasik dengan menggunakan model diatas adalah sebagai berikut: • Uji normalitas data, nilai Jarque-Bera kurang dari 2 yaitu 1.657 dan Probability sebesar 0.437, dimana nilai Probability lebih besar dari 0.05 maka data berdistribusi normal. • Uji Heteroskedastisitas, nilai probability Obs*R-squared yang bernilai 4.667 lebih besar dari 0.05, artinya model bersifat homoskedastisitas. • Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF dari masing-masing variabel bebas. Diketahui nilai VIF TK dan DR masing-masing mempunyai nilai yang sama yaitu sebesar 1.60 kurang dari 10. Maka model terbebas dari pengaruh multikolinieritas. • Uji Autokorelasi dengan menggunakan metode Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test menunjukkan bahwa nilai Prob. ChiSquared dari jumlah obervasi*R-squared sebesar 0.3498 lebih besar dari 0.05, maka model yang digunakan bebas dari gejala autokorelasi. PEMBAHASAN Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap PDRB di Provinsi Nusa Tenggara Barat Berdasarkan hasil regresi dengan taraf signifikansi 95% atau α (0,05), menunjukkan bahwa nilai signifikansi tenaga kerja sebesar 0.0007 lebih kecil dari 0,05, maka tenaga kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PDRB di Provinsi Nusa Tenggara Barat periode 2007-2017. Dari hasil penelitian diketahui juga bahwa tenaga kerja memiliki hubungan yang positif terhadap PDRB. Maka dapat disimpulkan bahwa setiap ada penambahan tenaga kerja di setiap proses produksi, maka akan meningkatkan produksi. Hasil ini sesuai dengan teori Solow yang mengatakan bahwa tenaga kerja berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan yang positif terhadap PDRB, yang disebabkan melalui semakin banyaknya tenaga kerja, maka kemampuan untuk menghasilkan output semakin tinggi. Dengan banyaknya output yang mampu dihasilkan, maka akan mendorong jumlah tenaga kerja sehingga akan mendorong kepada pertumbuhan ekonomi. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Rahmi Hamzah (2017) dalam jurnal yang berjudul Pengaruh Faktor-Faktor Kependudukan Terhadap Pembangunan Ekonomi di Kota Makassar. Pengaruh Rasio Beban Tanggungan Terhadap PDRB di Provinsi Nusa Tenggara Barat Berdasarkan hasil regresi dengan taraf signifikansi 95% atau α (0,05), menunjukkan bahwa nilai signifikan rasio beban tanggungan sebesar 0.0490 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa rasio beban tanggungan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PDRB di Provinsi Nusa Tenggara Barat periode 2007-2017. Dari hasil penelitian diketahui juga bahwa tenaga kerja memiliki hubungan yang negatif terhadap PDRB. Hasil ini menunjukkan secara makro bahwa semakin besar rasio beban tanggungan cenderung semakin menguras daya tahan ekonomi daerah maupun keluarga. Hal ini sangat rasional karena pendapatan penduduk produktif telah banyak dialokasikan untuk membiayai konsumsi penduduk yang tidak produktif, sehingga bagian pendapatan untuk di saving semakin kecil. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh H. Syamsuddin. HM (2013) yang menyatakan bahwa dependency ratio atau rasio beban tanggungan berpengaruh negative dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data yang dilakukan dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Tenaga Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Jumlah PDRB di Provinsi Nusa Tenggara Barat periode 2007-2017. Hasil uji statistic menunjukkan bahwa setiap ada pertambahan penduduk sebesar 1 juta jiwa maka akan menyebabkan peningkatan jumlah PDRB sebesar 6,33 juta. 2. Rasio Beban Tanggungan mempunyai pengaruh yang signifikan dan mempunyai hubungan yang negative terhadap jumlah PDRB di Provinsi Nusa Tenggara Barat periode 2007-2017. Hasil uji statistic menunjukkan bahwa setiap ada pertumbuhan rasio beban penduduk sebesar 1%, maka jumlah PDRB akan menurun sebesar 2,88 juta. 3. Variabel Tenaga Kerja dan Rasio Beban Tanggungan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap jumlah PDRB di Provinsi Nusa Tenggara Barat periode 2007-2017. IMPLIKASI KEBIJAKAN Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka implikasi kebijakan yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Diharapkan pemerintah lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dengan memberikan fasilitas-fasilitas yang menjamin pendidikan bagi sumber daya manusianya, dan juga memberikan pelatihan keterampilan terhadap tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas agar output yang dihasilkan lebih besar. Selain itu pemerintah juga harus meningkatkan peluang kesempatan kerja agar setiap pertambahan tenaga kerja di Provinsi NTB dapat terserap. 2. Untuk meningkatkan jumlah pdrb dengan memanfaatkan angka dependency ratio yang diproyeksikan di Provinsi NTB akan memiliki angka dibawah 50% pada tahun 2030 atau pada tahun tersebut Provinsi NTB memasuki bonus demografi, maka pemerintah harus meningkatkan strategi kependudukan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan pendidikan yakni dengan memberikan kemudahan-kemudahan untuk masyarakat dalam mengakses kesehatan dan pendidikan, mengadakan program khusus untuk mengasah keterampilan masyarakat, peningkatan pelayanan kesehatan, dan sosialisasi mengenai angka kecukupan gizi. DAFTAR PUSTAKA Adam, A. M. (2016). Analisis Pertumbuhan Ekonomi Serta Faktor Yang Mempengaruhinya (Studi Empirik) Provinsi di Indonesia Periode 2010-2016. Afni, S., Rozani, A., & SY, F. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Lima Puluh Kota. Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat. Provinsi Nusa Tenggara Barat Dalam Angka 2018. BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat. Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat. (2018). Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Nusa Tenggara Barat Menurut Pengeluaran 2013 2017. BPS-Statistics. (2013). Proyeksi Penduduk Indoensia 2010 -. In Bps. Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat. (2001). Produk Domestik Regional Bruto Menurut Pengeluaran Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2012 - 2016. Hasibuan, L. S. (2013). Pengaruh faktor-faktor kependudukan terhadap pertumbuhan ekonomi di kota medan lailan safina hasibuan. 26–37. Rochaida, E. (2020). Capaian dan Determinan Bonus Demografi di Kalimantan Timur Achievements and Determinants of Demographic Bonuses in East Kalimantan. 1, 167–176. Statistik, B. P., Nusa, P., & Barat, T. (2018). Indikator Kesejahteraan Rakyat 2017. Syamsuddin. (2013). Analisis Pengaruh Faktor Kependudukan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi. Jurnal Paradigma Ekonomika, 1(7), 73–84. LAMPIRAN Hasil Regresi Dependent Variable: PDRB Method: Least Squares Date: 06/12/19 Time: 08:45 Sample: 2007 2017 Included observations: 11 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C TK DR 99953198 63.26789 -2876061. 85182570 11.82059 1240000. 1.173400 5.352347 -2.319403 0.2744 0.0007 0.0490 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.907808 0.884761 4546830. 1.65E+14 -182.4862 39.38793 0.000072 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 73402288 13393935 33.72476 33.83328 33.65635 2.662860 Uji Normalitas 4 Series: Residuals Sample 2007 2017 Observations 11 3 2 1 0 -4999975 25.0000 5000025 1.0e+07 Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis 1.93e-08 -161075.9 9284168. -5011445. 4066809. 0.922139 3.462974 Jarque-Bera Probability 1.657198 0.436661 Uji Multikolinieritas Variance Inflation Factors Date: 06/12/19 Time: 09:11 Sample: 2007 2017 Included observations: 11 Variable Coefficient Variance Uncentered VIF Centered VIF C TK DR 7.26E+15 139.7263 1.54E+12 3860.795 320.5752 2458.213 NA 1.600087 1.600087 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS 0.736955 4.667080 3.039972 Prob. F(5,5) Prob. Chi-Square(5) Prob. Chi-Square(5) 0.6271 0.4578 0.6938 Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared 0.708161 2.100710 Prob. F(2,6) Prob. Chi-Square(2) 0.5295 0.3498 Data Variabel Dependent dan Independent PDRB Provinsi NTB Periode 2007-2017 Menurut Pengeluaran ADHK 2010 laju laju pertumbuhan PDRB adh PDRB adh pertumbuhan tahun ekonomi tahun konstan 2000 konstan 2010 ekonomi 2006 - 2006 15602137 54505251 2007 4.91 2007 16369220 57185018 4.92 2008 2.82 2008 16831601 58800320 2.82 2009 12.14 2009 18874404 65936745 12.14 2010 6.35 2010 20072641 70122726 6.35 2011 -2.69 2011 19533256 67379141 -3.91 2012 -1.54 2012 66340812 -1.54 2013 5.16 2013 69766714 5.16 2014 5.17 2014 73372964 5.17 2015 21.76 2015 89337986 21.76 2016 5.82 2016 94537749 5.82 2017 0.11 2017 94644993 0.11 Tenaga Kerja Provinsi NTB Periode 2007-2017 Tahun Jumlah Tenaga kerja laju pertumbuhan tenaga kerja 2007 1951182 - 2008 1904781 -2.38 2009 1967380 3.29 2010 2132933 8.41 2011 1962240 -8.00 2012 1978764 0.84 2013 1981842 0.16 2014 2094100 5.66 2015 2127503 1.60 2016 2367310 11.27 2017 2316720 -2.14 Rasio Beban Tanggungan Tahun Dependendy Ratio 2007 58.46 2008 54.86 2009 54.24 2010 55.55 2011 55.17 2012 55.16 2013 55.14 2014 54.06 2015 53.72 2016 53.37 2017 53.04