PENGANTAR Diktat Kitab Mazmur ini merupakan karya Rev. Seenam Kim, Ph.D (USA). Diktat ini digunakan ketika Dr. Kim mengajar mata kuliah Kitab Mazmur di STT Aletheia pada tahun 2012. Pada awalnya diktat ini berbahasa Inggris, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Pdt. Gumulya Djuharto, Th.M. Selanjutnya Pdt. Sia Kok Sin telah memperoleh izin dari Dr. Kim untuk menggunakan dan memperbanyak diktat ini. Pdt Sia juga melakukan pelbagai koreksi kecil dalam diktat ini. Lawang, Januari 2017 DAFTAR ISI Pemahaman Kanonikal Terhadap Kitab Mazmur .......................................................... (1-14) 1. Pemahaman Keunikan Kitab Mazmur 2. Struktur Kitab Mazmur 3. Asal Mula Mazmur 4. Judul-judul Mazmur Studi Terkini Kitab Mazmur ........................................................................................... (15-22) 1. Studi-studi Kitab Mazmur Terdahulu 2. Kritik Bentuk oleh Hermann Gunkel 3. Metode Fungsional Kultus: Sigmund Mowinckel 4. Studi-studi Terkini Setelah Kritik Bentuk Penggunaan Mazmur Dalam Sejarah ............................................................................ (23-32) 1. Mazmur diantara Komunitas Gulungan Laut Mati 2. Mazmur-Mazmur dalam Yudaisme 3. Penggunaan Mazmur dalam Dunia Kristen 4. Memahami Mazmur sebagai Puisi 5. Penggunaan Mazmur dalam PL 6. Berdoa dengan Menggunakan Mazmur di Zaman Sekarang Mazmur Keluhan Individu ............................................................................................. (33-40) 1. Karakteristik Mazmur Keluhan Individu 2. Struktur Mazmur Keluhan Individu 3. Komponen-komponen Keluhan 4. Contoh-contoh Mazmur Keluhan Individu Mazmur Keluhan Komunal ............................................................................................ (41-47) 1. Karakteristik Mazmur Keluhan Komunal 2. Struktur Keluhan Komunal 3. Contoh-contoh Mazmur Keluhan Komunal Mazmur Nyanyian Pujian .............................................................................................. 1. Karakteristik Nyanyian Pujian Secara Umum 2. Relasi Antara Pujian dan Kematian (48-55) 3. Struktur Nyanyian Pujian 4. Contoh-contoh Mazmur Ucapan Syukur Individu ................................................................................. (56-62) 1. Karakteristik Mazmur Ucapan Syukur Individu 2. Latar Belakang Ibadah Dalan Kitab Mazmur 3. Struktur Mazmur Ucapan Syukur Individu 4. Contoh-contoh Mazmur Ucapan Syukur Individu Mazmur Ucapan Syukur Komunal ................................................................................ (63-66) 1. Karakteristik Mazmur Ucapan Syukur Komunal 2. Struktur 3. Contoh-contoh Mazmur Ucapan Syukur Komunal Mazmur Penciptaan ...................................................................................................... (67-70) 1. Karakteristik Mazmur Penciptaan 2. Contoh-contoh Mazmur Penciptaan Mazmur Tuhan Sebagai Raja ........................................................................................ (71-77) 1. Daftar dan Karakteristik Mazmur Tuhan sebagai Raja 2. Struktur Mazmur Tuhan sebagai Raja 3. Latar Belakang Mazmur Tuhan Sebagai Raja 4. Mazmur Tuhan Sebagai Raja Sebagai Sebuah Metafora 5. Contoh-contoh Mazmur Tuhan sebagai Raja Mazmur Liturgikal .......................................................................................................... (78-82) 1. Karakteristik Mazmur Liturgikal 2. Contoh-contoh Ibadah Bait Suci 3. Mazmur Masuk (ke Gerbang Bait Suci) 4. Contoh-contoh Mazmur Liturgikal Mazmur Keyakinan ....................................................................................................... (83-87) 1. Karakteristik Mazmur Keyakinan 2. Contoh-contoh Mazmur Keyakinan Mazmur Zion .................................................................................................................. 1. Karakteristik Mazmur Zion (88-91) 2. Latar Belakang Mazmur Zion 3. Contoh-contoh Mazmur Zion Mazmur Raja ................................................................................................................... (92-96) 1. Karakteristik Mazmur-Mazmur Raja 2. Konsep Raja di Timur Dekat Kuno 3. Mazmur Raja dan Penafsiran Mesianis 4. Contoh-contoh Mazmur Raja Mazmur Hikmat ........................................................................................................... (97-101) 1. Karakteristik Mazmur Hikmat 2. Contoh-contoh Mazmur Hikmat Allah Dalam Kitab Mazmur ........................................................................................... (102-107) 1. Nama Tuhan 2. Wahyu dan Keadilan Allah Individu dan Raja Dalam Kitab Mazmur ..................................................................... (108-112) 1. Individu di Israel 2. Deskripsi Tentang Manusi dalam Kitab Mazmur 3. Raja Dalam Kitab Mazmur Musuh dan Pembalasan Dalam Kitab Mazmur ............................................................ (113-119) ..................................................................................................... (120-125) 1. Musuh-musuh Bangsa 2. Musuh-musuh Individu 3. Mazmur Kutukan Mazmur dan Gereja 1. Mazmur dan PB 1 Pemahaman Kanonikal terhadap Kitab Mazmur 1. Keunikan Kitab Mazmur (1) Arti Penting Nama Kitab Ini a. Nama Inggris "Psalms" atau "Psalter" menunjuk pada buku yang berasal dari kata Yunani yalmoi/ dan yalth/rion. Kata Yunani yang pertama (yalmoi/) digunakan sebagai judul buku dalam LXX, dan manuskrip abad 5 M Codex Alexandrinus menggunakan kata kedua (yalth/rion) untuk menamai buku yang kita bahas ini. Yalmo/v dan yalth/rion, yang berasal dari kata kerja ya/llein "menarik," "memetik," or "bermain (instrumen musik tali senar)," menunjuk pada sebuah nyanyian yang dinyanyikan dengan instrumen musik senar seperti harpa atau kecapi. Kedua kata benda Yunani tersebut dimengerti sebagai terjemahan kata Ibrani () yang menjadi judul dari banyak mazmur. b. Berhubungan dengan nama kitab ini, tidak seperti kitab2 dalam Pentateukh dalam bahasa Ibrani, kitab Mazmur tidak disebut sesuai dengan huruf awal kata atau kata2 dalam kitab tersebut. Kata Ibrani kita ini adalah ( dari akar kata "memuji") yang berarti "nyanyian2 pujian." Dengan menyadari bahwa banyak mazmur dalam kitab ini bukanlah puji2an, judul kitab ini disadari tidak terlalu akurat dalam kaitan dengan macam2 gaya bahasa (genres) kitab Mazmur. Namun berdasarkan fakta bahwa akar kata "memuji" muncul secara dominan dalam kitab Mazmur, dan bahwa kata "Halleluya" tidak ditemukan di tempat lain dalam PL, pasti ada hal yang sangat menentukan dengan menyebut kitab ini . Implikasi penting dari , yang tidak muncul dalam PL, adalah bahwa kata itu adalah kata teknis yang dibuat hanya untuk kitab Mazmur saja. (2) Sifat Dasar Mazmur sebagai Respon Manusia terhadap Tuhan a. Untuk memahami sifat dasar Mazmur, penting untuk ditekankan dari permulaan bahwa mazmur2 dalam kitab ini adalah respon2 manusia terhadap Tuhan terutama dalam 2 bentuk, dalam permohonan dan dalam ucapan syukur. Allah berbicara hanya dalam sedikit doa2, seperti misalnya mazmur2 nubuatan (Mazmur 50, 75, 81, 95). Yang sering muncul adalah ekspresi sentimental individual atau komunitas dalam dialog dengan Tuhan. Dengan demikian, keunikan Mazmur adalah, sementara sebagian besar kitab dalam Alkitab berbicara kepada kita, Mazmur berbicara bagi kita. Atau dapat dikatakan dalam cara yang lain: sementara sebagian besar kitab yang lain adalah dari Tuhan kepada umat manusia, Mazmur adalah dari manusia kepada Tuhan seperti yang ditunjukkan di bawah ini: Kitab2 Lain Mazmur Allah Allah ↓ ↑ Manusia Manusia b. Ketika kita menggolongkan sifat dasar Mazmur sebagai respon manusia kepada Tuhan, seseorang dapat mengajukan pertanyaan serius: Bagaimana mungkin kata2 manusia 2 kepada Tuhan menjadi kata2 Allah kepada manusia dapat dimasukkan ke dalam kanon Alkitab? c. Beberapa ahli tafsir Alkitab berpikir bahwa Mazmur 1 menyediakan petunjuk penting bagi transformasi kata2 manusia kepada Tuhan. Ketika seseorang menyadari bahwa penyusunan mazmur2 di dalam kitab ini tidak sepenuhnya kronologis melainkan terutama tematis dan teologis, penempatan Mazmur 1 menjadi sebuah penyingkapan (sesuatu yang penting). Westermann, Childs, dan yang lain, setuju bahwa Mazmur 1 adalah pendahuluan bagi seluruh kitab Mazmur, dan mereka berpendapat bahwa Mazmur 1 memiliki fungsi hermeneutik yang istimewa. d. Sebagai pendahuluan kitab, Mazmur 1 memberitahukan bahwa berkat bagi orang benar adalah merenungkan “Torah” (Taurat) dengan setia (1:2). Yang menjadi krusial dalam memahami arti penting Mazmur 1 adalah identitas Taurat dalam 1:2. Banyak ahli setuju bahwa Taurat dalam 1:2 menunjuk pada semua Mazmur yang mengikuti Mazmur 1. Menurut Childs, Mazmur 1 memberikan kesaksian bahwa perubahan hermeneutik terjadi di Israel untuk menerima doa2 dan puji2an sebagai tulisan2 yang kudus. Dengan demikian, "merenungkan Taurat siang dan malam" (1:2) mengindikasikan bahwa Mazmur dibaca sebagai buku ilahi, dan bahwa sebagai buku ilahi, Mazmur memberikan syarat bagi para pembaca untuk mempelajari mazmur2 siang dan malam dengan (mentalitas) "Ketaatan terhadap Taurat." e. Menyetarakan Mazmur2 dengan Taurat dalam Mazmur 1 mengimplikasikan bahwa orang Israel di masa kemudian percaya bahwa mereka tetap menerima dan mendengarkan Firman Tuhan melalui suara respon para penulis Mazmur dan dengan demikian Mazmur berfungsi bagi mereka sebagai kata2 ilahi itu sendiri. Mazmur adalah tentang Tuhan dan menyatakan kepada kita siapakah Allah itu. 2. Struktur Kitab Mazmur (1) Lima Bagian Kitab Buku I Buku II Buku III Buku IV BukuV Mazmur 1–41 Mazmur 42–72 Mazmur 73–89 Mazmur 90–106 Mazmur 107–150 41 mazmur 31 mazmur 17 mazmur 17 mazmur 44 mazmur a. Lima pembagian dibuat dengan kehadiran doksologi di akhir setiap grup (41:14; 72:19; 89:53; 106:48; 150). Mazmur 150 tidak memiliki doksologi dalam bentuk seperti itu. Penjelasannya, Mazmur 150 adalah doksologi bagi Buku V dan pada saat yang sama bagi keseluruhan Mazmur. contoh, Mazmur 41:14, "Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Amin, ya amin." b. Menarik untuk disimak bahwa kutipan Mazmur 106:47–48 dalam 1 Taw. 16:35-36 memasukkan doksologi semacam ini. Ini mungkin mengindikasikan bahwa kitab Mazmur telah dibagi dalam buku2 (5 bagian) dan telah lengkap pada masa 3 penyusunan Kitab Tawarikh. c. Berkaitan dengan pembagian kitab (5 buku), Talmud berkata, "Musa memberikan kepada Israel Lima Buku, dan Daud memberikan kepada Israel lima buku Mazmur" (Midrash Tehillim pada Mazmur 1:1). Pernyataan ini mengindikasikan bahwa struktur kitab yang terbagi dalam 5 bagian (the five-fold structure) mungkin telah disusun setelah Pentateukh. Bagaimanapun juga, alasan bagi lima bagian tidak disebutkan di manapun dalam kitab Mazmur dan tidak lagi jelas bagi para penafsir modern. d. N. Sarna mendukung ide bahwa pembagian ini mengikuti pola Pentateukh. Dia berpendapat bahwa Mazmur 90–150 semula termasuk dalam satu grup namun kemudian dibagi menjadi dua untuk membuatnya menjadi 5 bagian. Sebagai landasan bagi argumentasinya, Sarna menampilkan elemen2 umum yang muncul dalam Mz 90–150: i. Tidak seperti mazmur2 dalam Buku I–III, kebanyakan Mazmur 90-150 adalah mazmur pujian dan ucapan syukur. ii. Terminologi "Halleluya" hanya muncul di Mazmur 90–150. iii. Tidak seperti Buku I–III, ada banyak Mazmur tanpa kepala surat/judul pendahuluan (28 dari 34 mazmur dalam bagian ini). iv. Kepala surat/judul pendahuluan dalam Mazmur 90–150 sama sekali tidak berisi tentang tipe (bunyi nada) musik. v. Istilah umum "selah" dan "Bagi pemimpin biduan" sangat jarang di bagian ini. e. Rabi2 terdahulu percaya bahwa ada hubungan yang jelas antara karya Daud dan 5 Kitab Musa. Baru2 ini, beberapa ahli mengembangkan argument bahwa 5 bagian Kitab berhubungan dengan siklus tiga tahunan dalam penyusunan lectionary (pembagian bagian2 kitab untuk dibaca) sinagog bersama2 dengan Pentateukh. Bagaimanapun juga, banyak ahli modern berpendapat bahwa kemiripan antara Pentateukh dan 5 Buku dalam Mazmur mungkin sepenuhnya kebetulan. H.-J. Kraus berkomentar keras tentang isu ini dengan berkata bahwa hubungan erat di antara keduanya selalu merupakan rangkaian kombinasi yang mustahil/tidak masuk akal. f. Tentang kehadiran 4 bagian Mazmur dengan doksologi yang disengaja untuk menandai akhir tiap bagian, pertanyaan2 berikut dapat disampaiakan untuk menjelaskan bagaimana kehadiran mereka harus dijelaskan: i. Apakah doksologi2 tersebut dimasukkan kemudian? ii. Atau, apakah 5 bagian Mazmur dengan akhir yang khusus dan editor merancang 5 bagian Mazmur setelah Pentateukh untuk menegakkan status Mazmur sebagai bagian dari Alkitab? iii. Ataukah doksologi2 tersebut adalah bukti adanya perkembangan bertahap dari kitab Mazmur? (2) Kumpulan Koleksi di dalam Kitab Mazmur a. Ketika kita melihat ikhtisar Kitab Mazmur, jelaslah bahwa mazmur2 tersebut tidak disusun secara acak namun hasil koleksi dari beberapa pengarang atau koleksi mazmur yang memiliki ciri2 yang sama. 4 Koleksi Daud: Buku I Buku II Buku III Buku IV Buku V 3–9, 11–32, 34–41 51–65, 68–70 86 101, 103 108–110, 120, 124, 131, 133, 138–145 Koleksi Korah: Buku II Buku III 42/43–49 84–85, 87–88 Koleksi Asaf: Buku II Buku III 50 73–83 Koleksi Elohis: (yang menggunakan nama Elohim) Buku II Buku III 42–72 73–83 Mazmur Maskil: (Nyanyian Pengajaran) Buku II Buku III 42/42–45, 52–55 88–89 Mazmur Miktam: Buku II 56–60 Mazmur Tuhan sbg Raja: Buku II Buku IV 47 93, 95–99 Mazmur Haleluyah: Buku IV Buku V 104–106 111–113, 115–117, 135, 146–150 Mazmur Ziarah: Buku V 120–134 b. Karakteristik koleksi2 tersebut dapat diringkas sebagai berikut: i. Mazmur2 Daud, yang terutama I-psalms (mazmur2 yg menggunakan kata ganti orang pertama tunggal), ditemukan dalam kelima bagian, tetapi terutama terkonsentrasi dalam Buku I dan II. ii. Koleksi2 Korah, Asaf, dan Elohis (terutama We-psalms [mazmur2 yg menggunakan kata ganti orang pertama jamak]) terdapat dalam Buku II dan III. iii. Di sisi lain, Mazmur2 Pujian (Mazmur Tuhan sebagai Raja dan Mazmur Haleluyah) dan Mazmur Ziarah (Songs of Ascents) terutama terletak di Buku IV & V. (3) Pembentukan Kanon Kitab Mazmur a. Bentuk sekarang Kitab Mazmur merefleksikan sejarah panjang perkembangan baik secara bentuk oral maupun literatur. Beberapa petunjuknya adalah: i. Mazmur 72:20 terlihat menandai koleksi terdahulu karena dikatakan, “Sekianlah doa-doa Daud bin Isai." Fakta bahwa mazmur2 Daud ditemukan di 5 bagian terkemudian (86, 101, 103, 108–110, 122, 124, 131, 133, 138–145) mengindikasikan bahwa Buku I–II semula tersusun terpisah dari Buku III–V. ii. Munculnya sejumlah duplikasi (pengulangan) dalam Kitab Mazmur mengandung implikasi bahwa pengumpulan semua mazmur tidak terjadi sekaligus. ▪ Mz 14 = Mz 53 ▪ Mz 40:13–17 = Mz 70 ▪ Mz 108 = Mz 57:7–11 + Mz 60:5–12 iii. Mazmur 42–83 biasanya dikenal sebagai "Mazmur Elohis" karena nama Elohim (Allah) muncul lebih sering daripada YHWH (Tuhan) dalam mazmur2 tersebut. Fenomena yang khas ini mengimplikasikan bahwa suatu waktu dalam sejarah (pembentukan) Kitab Mazmur, Elohim secara sistematis menggantikan YHWH mungkin karena alasan doktrinal (bandingkan Mz 14: 2, 4 dengan Mz 53:2, 4; bandingkan “Akulah Allah, Allahmu" dalam 50:7 dan "sebab itu, Allah, Allahmu" dalam 45:8). Distribusi berikut tentang pemakaian kedua nama Ilahi dalam Kitab Mazmur mengindikasikan bahwa pemilihan Elohim dalam Mazmur 42–83 bukanlah sesuatu yang kebetulan: YHWH Buku I (1–41) Elohim 278 48 Buku II (42–72) 32 197 Buku III (73–89) 44 61 Elohis (73–83) (13) (45) Non-Elohis (84–89) (16) Buku IV (90–106) (31) 105 Buku V (107–150) 236 28 19 b. Pandangan G. H. Wilson terhadap Mazmur 72:20 Wilson mengajukan argumentasi melawan pandangan bahwa Mz 72:20 adalah bukti paling penting bagi pengumpulan mazmur secara bertahap. Menurutnya, kesulitan utama untuk mempertahankan teori pengumpulan bertahap adalah eksistensi Mazmur Elohis (Mz 42–83). Ciri utama mazmur2 tersebut, yaitu pemakaian Elohim yang lebih dominan terhadap YHWH, membedakan Mz 42–83 sebagai suatu unit literatur, sehingga Mz 1–72, seperti bentuknya yang sekarang, tidak dapat disebut sebagai koleksi awal yang membedakan dengan koleksi berikutnya. Bagaimanapun juga, Mazmur Elohis tidak begitu saja menggugurkan teori pengumpulan bertahap, karena sangat mungkin Mazmur Elohis dimasukkan ke dalam Buku III (Mz 73–89) setelah Buku II telah menjadi lengkap. c. W. Zimmerli berpendapat bahwa bentuk final Kitab Mazmur berisi banyak pasangan mazmur yang dihubungkan dengan kata2 kunci atau tema2 yang sejenis. Berikut ini adalah pasangan mazmur yang diperhatikan oleh Zimmerli: 6 Mz 1–2, 3–4, 9–10, 30–31, 31–32, 32–33, 38–39, 39–40, 40–41, 43–44, 69–70, 73–74, 74–75, 77–78, 79–80, 80–81, 105–106, 111–112, 127–128. (4) Pandangan Terkini tentang Komposisi dan Penyusunan Kitab Mazmur a. H. Gunkel and S. Mowinckel Dua ahli ini menentukan arah pelajaran tentang Mazmur di dunia akademis selama beberapa dekade. Namun, kontribusi mereka terhadap studi tentang Mazmur terutama tentang klasifikasi dan latar belakang ibadah dari mazmur2. Kita akan mendiskusikan pendekatan mereka secara mendetail dalam pembahasan terkemudian. . b. C. Westermann i. Westermann mempresentasikan proposal penting bagi penafsiran Mazmur secara keseluruhan. Dia mencatat bahwa Buku I–III terutama berisi keluhan2 dan Buku IV–V terutama tentang puji2an. Dia kemudian menyimpulkan bahwa Kitab Mazmur secara keseluruhan menampilkan pola perkembangan dari keluhan menuju pujian. Bagaimanapun juga, ini hanyalah kecenderungan umum dan bukan pola/aturan yang kaku. ii. Dia juga beranggapan bahwa Mz 1 dan 119 menunjukkan indikasi yang jelas tentang perubahan utama dari pemahaman Mazmur dalam kaitan dengan kultus ibadah menuju perlakuan terhadap Mazmur sebagai buku yang harus dibaca, dipelajari dan direnungkan. Dia berargumentasi, pada suatu tahap tertentu, demi untuk menekankan natur Kitab Mazmur sebagai Firman Tuhan terhadap umat manusia, Mz 1 dan 119 telah ditempatkan pada bagian permulaan dan akhir dari Mazmur, yang menandai ciri keseluruhan kitab. iii. Menurut beliau, ketika di masa kemudian Kitab Mazmur menjadi lengkap dalam bentuknya yang final, doksologi di setiap penutup dari 5 bagian Mazmur (Pss 41, 72, 89, 106, 150) ditambahkan untuk membuat pembagian seperti sekarang ini. c. B. Childs i. Childs memiliki pandangan yang mirip dengan Westermann tentang bentuk kanonik Kitab Mazmur. Dia berkata bahwa Mz 1 dan 2 berfungsi sebagai pendahuluan bagi keseluruhan Kitab, dan bahwa mereka menandai perubahan penafsiran Mazmur dari kultus ibadah menjadi sebuah buku yang harus dibaca. . ii. Dia berargumentasi bahwa selain Mz 1 dan 2, beberapa Mazmur yang lain, khususnya Mz 19:9–15 (Inggris: 8–14) memberikan indikasi bahwa doa2 sekarang berfungsi sebagai Firman Allah itu sendiri. Jika seseorang mempelajari Mazmur, dia akan dituntun kepada jalan menuju berkat . d. G. H. Wilson Wilson membuat usaha yang sistematis untuk menunjukkan bahwa Mazmur dalam 7 bentuk finalnya memberikan bukti tentang eksistensi karya editorial tunggal dan memiliki tujuan khusus. Dia berargumentasi bahwa Mazmur2 Raja mungkin secara sengaja ditempatkan dalam “lapisan2” Buku I–III untuk mengekpresikan perkembangan tema yang progresif tentang Raja dan Perjanjian Daud (Mz 2, 72, dan 89). Berikut ini adalah ringkasan penjelasannya tentang aktifitas editorial dengan menggunakan Mazmur2 Raja di tempat2 yang penting dan strategis untuk menunjukkan perkembangan ide yang progresif tentang Dinasti dan Perjanjian Daud: : i. Buku I (1–41): Pendirian Perjanjian Tuhan dengan Daud (Mz 2) ▪ Hampir semua mazmur dalam Buku 1 dihubungkan dengan Daud. Sebagai pengecualian adalah Mz 1, 2, 10, dan 33. Secara umum disetujui bahwa Mz 9 dan 10 berhubungan erat (kedua mazmur ini menggunakan kata negatif yang khusus yaitu bal [] dan Mz 32 dan 33 juga berhubungan karena adanya kalimat yang hampir identik, 32:11 dan 33:1). ▪ Latar belakang Mz 2 kemungkinan adalah penobatan Daud sebagai Raja, sehingga secara alami itu ditempatkan sebelum "Mzmur2 Daud " yang dimulai dengan Mz 3. ▪ Mazmur 1 menjadi pendahuluan Buku I demikian juga bagi keseluruhan Kitab Mazmur. ▪ Mazmur 2 menampilkan pendirian Perjanjian Tuhan dengan Daud sebagai tema utama dalam Buku I. ii. Buku II (42–72): Peralihan Perjanjian kepada Salomo (Mz 72) ▪ Pengarang mazmur2 dalam bagian ini juga ditekankan: Mz 42/43–49 Mazmur Korah Mz 50 Mazmur Asaf Mz 51–65, 68–70 Mazmur Daud Mz 66, 67, 71 Tidak ada Pengarang Mz 72 Mazmur Salomo ▪ Buku II adalah bagian dari Mazmur Elohis (42–83) ▪ Mazmur terakhir (Mz 72) mendoakan peralihan perjanjian kepada keturunan Daud. iii. Buku III (73–89): Keluhan kepada Tuhan tentang Perjanjian Daud yang kelihatannya terputus (Mz 89) ▪ Buku III hanya berisi satu Mazmur Daud: Mz 73–83 Mazmur Asaf (Mazmur Elohis) Mz 84, 85, 87, 88 Mazmur Korah Mz 86 Mazmur Daud Mz 89 Mazmur oleh Etan ▪ Mazmur terakhir (Mz 89) berisi keluhan kepada Tuhan tentang Perjanjian Daud yang kelihatannya terputus. Mazmur 2 berisi tentang pembuatan Perjanjian Daud dan Mz 89 mempertanyakan 8 penggenapannya. . iv. Buku IV (90–106): Tuhan sebagai Raja Israel di masa lalu dan masa depan (Mz 93, 95–99, Mazmur Tuhan sebagai Raja) ▪ Situasi tentang kepengarangan secara drastic berubah (13 dari 17 Mazmur tanpa pengarang): Mz 90 oleh Musa Mz 101, 103 oleh Daud Mz 102 oleh orang yang tertindas ▪ Buku IV adalah jawaban terhadap pertanyaan yang disampaikan dalam Mz 89 dalm Buku III. Mz 90: "Tuhan telah menjadi tempat perteduhan kami jauh sebelum masa Daud " Mz 91: "Tuhan adalah tempat perteduhanku" Mz 92 berfungsi sebagai penghubung Mz 90–91 dan Mazmur Tuhan sebagai Raja (Mz 93, 95–99). Mz 93, 95–99: "Mazmur Tuhan sebagai Raja" Mz 105–106: Tema tentang Musa (105:23–45; 106:7–33) ▪ Mazmur2 dalam Buku IV memberikan harapan bagi Israel dengan mengindikasikan bahwa Tuhan telah menjadi Raja Israel di masa lalu (Mz 90), dan Dia akan tetap menjadi Raja di masa depan (Mz 93, 95–99). ▪ Mazmur terakhir berisi tentang doa kepada Tuhan bagi restorasi dari pembuangan (Mz 106:47). v. Buku V (107–150): Mazmur Daud dan Mazmur Haleluya ▪ Sekali lagi, kepengarangan tidak ditekankan (27 dari 44 mazmur tanpa judul), namun Mazmur Daud mengambil posisi penting (11 mazmur). ▪ Mazmur 107 berfungsi sebagai penghubung antara Buku IV dan V, Mengimplikasikan bahwa jika rakyat bersandar pada Tuhan, restorasi akan dijamin. Untuk tujuan ini, ketaatan terhadap hukum Tuhan adalah mutlak sifatnya (Mz 119). ▪ Buku V menunjukkan struktur sbb: 107 108-110 111-117 118 119 Mz 107 Mz 108–100 Mz 111–117 Mz 118 120-134 135-137 138-145 146-150 penghubung antara Buku IVdan V Mazmur Daud Mazmur Haleluya penghubung antara Mazmur Haleluya dan Mazmur Ziarah (120–134) Mz 119 Mazmur Taurat, pusat Buku V Mz 120–134 Mazmur Ziarah Mz 135–137 penghubung antara Mazmur Ziarah dan Mazmur Daud 9 Mz 138–145 Mazmur Daud Mz 146–150 Mazmur Haleluya ▪ Menurut Wilson, kitab Mazmur berisi peninjauan kembali peristiwa historis dalam Buku I–III, dan menunjukkan pola perkembangan yang progresif dari nasihat menuju pengharapan dalam Tuhan di dalam Buku IV dan V. e. K. Seybold i. Menurut Seybold, koleksi mazmur terdahulu terdiri dari Mz 3–41, yang dianggap berasal dari Daud sebagai pengarang. Selain Mazmur 10 dan 33 yang tanpa nama pengarang, mazmur2 yang lain dihubungkan dengan Daud karena ada kaitan linguistik dengan Mazmur 9 dan 32. ii. Koleksi kedua dari Mazmur Daud terdiri dari Mazmur 51–72 (Mz 66, 67, dan 71 termasuk di dalamnya). Mazmur Daud dalam koleksi ini dicampur dengan mazmur2 oleh 2 penyanyi Bait Allah, Asaf dan anak2 Korah. Pertama, mazmur Asaf ditempatkan sebelum dan sesudah Mazmur Daud. Mazmur 50 ditaruh sebelum koleksi kedua karena berfungsi sebagai pendahuluan dan Mz 73–83 ditempatkan di akhir koleksi. iii. Kemudian, Mazmur Korah ditambahkan pada koleksi Mazmur Asaf dan Daud. Mazmur Korah (42–49 dan 84–88) membentuk kerangka dasar bagi koleksi tersebut. Mazmur 86 yang termasuk Mazmur Daud terletak di tengah2 Mz 84–88. Tahap pertama dan kedua dari pandangan Seybold tentang komposisi Kitab Mazmur dapat dilihat seperti gambar di bawah ini: Davidic 3-41 Korahite 42-49 Asaphite 50 Davidic 51-72 Asaphite 73-83 Davidic Korahite 84-85 86 Korahite 87-88 iv. Pada tahap ketiga pembentukan kitab Mazmur, Mazmur 2 dan 89 ditambahkan ke Mazmur 3–88. Mazmur 2 harus diletakkan di permulaan koleksi Daud karena tema mazmur tersebut adalah Perjanjian Daud. Mazmur 89 ditambahkan di akhir Mz 3–88 karena pengarang Mazmur 89 adalah Etan yang adalah penyanyi di Bait Allah bersama2 dengan Heman dan Asaf. Lebih jauh, Perjanjian Daud adalah tema dari Mz 89. Jadi Mazmur 2 dan 89 membentuk kerangka yang lebih besar bagi keseluruhan koleksi mazmur Daud dan penyanyi2 Bait Allah. v. Seybold tidak mampu menampilkan penjelasan sistematis bagi komposisi Buku IV–V (90–150). Dia mengakui bahwa komposisi 2 Buku terakhir terlalu kompleks untuk dijelaskan secara logis. f. Brueggemann dan McCann i. Pemahaman mereka tentang keseluruhan struktur Kitab Mazmur pada 10 dasarnya sama dengan Westermann: keseluruhan struktur kitab menunjukkan perkembangan progresif dari keluhan menuju pujian. ii. Dua ahli ini menunjuk pada 3 mazmur penting yang menjelaskan bagaimana perkembangan tersebut terjadi. Ketiga mazmur tersebut adalah Mz 1 (permulaan), 73 (pusat), dan 150 (akhir): ▪ Mazmur 1: ketaatan terhadap Taurat diperlukan bagi semua orang yang menjadi Kitab Mazmur ▪ Mazmur 73: Krisis keyakinan karena kemakmuran orang fasik ▪ Mazmur 150: Pujian kerendahan hati kepada Tuhan 3. Asal Mula Mazmur (1) Problema Pengarang a. Secara umum tradisi yang diterima di kalangan Kristiani dan Yahudi menyebutkan bahwa Mazmur ditulis oleh Daud. Contoh yang baik tentang tradisi seperti itu adalah Mz 95, yang dikutip dalam Ibrani 4:7 dalam PB sebagai Mazmur Daud meskipun pengarangnya tidak diketahui dalam PL. b. Studi terkini tentang judul/kalimat pendahuluan Mazmur menyingkapkan penemuan baru berkenaan dengan kepengarangan. Menurut B. K. Waltke, beberapa jenis judul/kalimat pendahuluan telah menjadi kata2 tambahan dari mazmur terdahulu (misal, Hab 3 dan Ps 88). c. Berikut ini adalah judul bagi 116 mazmur sementara tidak ada informasi yang diberikan bagi 34 mazmur: Daud Salomo Musa Asaf Anak2 Korah Heman Etan Tidak ada pengarang juga tanpa judul 73 mazmur 2 mazmur (Mz 72, 127) 1 mazmur (Mz 90) 12 mazmur (Mz 50, 73–83) 11 mazmur (Mz 42, 44–49, 84–85, 87–88) 1 mazmur (Mz 88) 1 mazmur (Mz 89) 34 mazmur (Mz 1, 2, 10, 33, 43, 71, 91, 93–97, 99, Judul tanpa pengarang 104–107, 111–119, 135–137, 146–150) 16 mazmur (Mz 66, 67, 92, 98, 100, 102, 120, 121, 123, 125, 126, 128–130, 132, 134) "Untuk pemimpin biduan" () lebih dari 50 mazmur d. Penggunaan () i. Kata depan digunakan dengan nama individu: misal, 11 () "bagi/kepada/oleh Daud." ii. Digunakan dengan judul "pemimpin biduan/koor": (). iii. Digunakan dengan suatu kelompok, "anak2 Korah" () dalam Mz 42:1 iv. Digunakan untuk hari tertentu: () "untuk hari Sabat dalam Mz 92:1. v. Digunakan untuk orang tertentu: () "untuk/oleh yang tersiksa" dalam Mz 102:1. (2) Mazmur dan Daud a. Menyadari pemakaian yang luas tentang kata depan Ibrani dalam judul Mazmur, tidak jelas apakah rumus sejak semula mengindikasikan Daud sebagai pengarang. Bagaimanapun juga, tradisi dalam PL menyaksikan adanya indikasi bahwa Daud adalah pemusik besar yang menyusun banyak lagu, menemukan instrument musik, dan mendirikan kelompok2 penyanyi di Bait Suci: i. Daud adalah pemain harpa yang terampil (1 Sam 16:14–23) ii. Daud adalah penyanyi yang disenangi (2 Sam 23:1) iii. Daud menemukan instrument musik (Amos 6:5) iv. Daud memilih para penyanyi dan pemusik (1 Taw 15:16–24; 16:7, 37) v. Tradisi terkemudian menyebutkan bahwa Daud menyusun total 4,050 mazmur dalam roh kenabian (11QPsa) b. Tradisi kepengarangan Daud dikuatkan di sejumlah mazmur melalui referensi2 biografis yang tepat yang meletakkan mazmur dalam kehidupan aktual Daud (misal, Mz 3, 7, 34, dan khususnya 51–72). i. "Mazmur Daud ketika dia lari dari anaknya Absalom" (Mz 3) ii. "Keluhan Daud, dimana dia bernyanyi untuk Tuhan karena Kush, orang Benyamin itu" (Mz 7) c. Akhir Mz 72:20 (meskipun judulnya menghubungkan mazmur ini dengan Salomo) menyebutkan: "Sekianlah doa2 Daud bin Isai." Akhir ini mengindikasikan bahwa tradisi mengkaitkan Buku I dan II dengan Daud. d. Beberapa ahli (misal Childs) berpikir bahwa usaha menghubungkan Mazmur dengan Daud adalah langkah untuk membuat mazmur2 memiliki ciri yang universal dalam rangka menciptakan konteks hermeneutis yang lebih luas (agar dapat mengaplikasikan mazmur ke dalam kehidupan seseorang secara pribadi). Dengan kata lain, Daud menjadi simbol bagi siapa saja. (3) Bagaimana Mazmur Terbentuk? a. Pertama2, mazmur2 terbentuk dalam situasi kehidupan yang aktual. Kebanyakan mazmur tidak terbentuk seperti literatur2 jaman kita terbentuk. Mazmur2 adalah doa2 yang dikatakan dengan suara keras di tengah2 publik (Hana ditegur oleh imam karena dia berbicara tidak jelas), dan doa2 juga dinyanyikan dengan menggunakan instrumen 12 musik. Jadi, dapat dikatakan bahwa mazmur2 berasal dari ibadah Israel (misal, "nyanyian baru" dalam Mz 40:1–3). b. Mazmur2 bukan ditulis dan kemudian dinyanyikan, melainkan pertama2 dinyanyikan dan didoakan dalam konteks ibadah untuk waktu yang lama sebelum akhirnya dituliskan. i. Keluhan Komunal. Krisis nasional yang besar, masa kekeringan, ancaman serangan musuh, atau bencana membawa umat kepada Tuhan dalam keluhan. Karena hal2 tsb, mazmur keluhan komunal bermunculan. ii. Pujian Komunal. Dengan cara yang sama, kemenangan atau pembebasan dari musuh membuat umat membawa ucapan syukur kepada Tuhan. Dari kondisi tsb, mazmur pujian komunal berkembang pesat. iii. Keluhan Individu. Informasi di pembukaan mazmur keluhan individu memberitahukan kepada kita bahwa asal mula mazmur2 tsb berasal dari pengalaman2 krisis dan penyelamatan (misal Mz 3:1; Mz 18). Beberapa orang sakit berdoa dari tempat tidurnya, dan para narapidana dari penjara mereka. c. Asal mula mazmur akrostik secara pasti berbeda dari mazmur2 yang lain. Proses penyusunan mazmur2 akrostik dipercaya terjadi secara mekanis dan formal, kemungkinan di lingkungan dengan latar belakang sekolah/tempat studi (Mz 9–10; 25; 34; 37; 111; 112; 119; 145). Bagaimanapun juga, rasanya tidak mungkin untuk berpendapat bahwa mazmur2 yang dibuatkan dengan huruf awal berurutan dimaksudkan sebagai alat untuk mempermudah mengingat isinya. 4. Judul2 Mazmur (1) () a. Kata ini yang secara literal berarti "nyanyian" memiliki arti teknis, menunjuk pada jenis nyanyian tertentu. Itu sering digunakan dengan () di dalam judul Mazmur 30; 48; 65–68; 75; 83; 87; 88; 92; 108. Dalam Mazmur 120–134 kata tsb selalu muncul dalam frasa () dalam kaitan dengan ibadah di Bait Suci. b. Itu dapat menunjuk pada nyanyian kultus dan ibadah untuk memuji TUHAN dan tempat kudus-Nya. Semula, itu berarti nyanyian vokal. (2) () a. Muncul 57 kali, 35 di antaranya dalam kaitan dengan Daud: atau ( or ). b. Perbedaan antara dan adalah yang pertama () digunakan untuk 13 presentasi mazmur yang dinyanyikan (vocal cantilating presentation of a psalm) sementara yang kedua () digunakan untuk menyanyi dengan diiringi instrument musik. (3) () Judul ini muncul di Mz 120–134. Ada beberapa penjelasan tentang arti judul tersebut. Beberapa pandangan yang paling memungkinkan adalah: a. dapat berarti "langkah2," memberikan indikasi bahwa nyanyian2 dengan judul ini adalah "(nyanyian2 dengan langkah2) songs of the steps." b. dapat berarti "ziarah." Jadi, judul ini berarti "nyanyian2 ziarah." (4) () a. Kata ini, yang muncul di pembukaan Mz 16 dan 56–60, adalah salah satu yang paling tidak jelas. b. Beberapa opini adalah "permata emas" (Luther), "mazmur penebusan" (Mowinckel), dan "pilar prasasti" (LXX dan terjemahan2 Targum). (5) () a. Ini muncul di pembukaan Mz 32; 42; 44–45; 52–55; 74; 78; 88–89; 142. Dari akar katanya, diduga bahwa mazmur2 dengan judul ini adalah "nyanyian2 pengajaran." b. Ada yang mengatakan bahwa ini adalah "nyanyian yang disusun secara artistik dan dengan keterampilan seorang ahli." (6) () Judul ini muncul dalam Mz 7, dan itu dapat berarti "ratapan," tetapi alasan mengapa judul ini hanya diaplikasikan untuk Mz sama sekali tidak jelas. (7) () Arti dari kata ini adalah "pujian." (8) () Muncul dalam pembukaan 5 mazmur (17; 86; 90; 102; 142). Artinya "doa" dan ketika diaplikasikan untuk mazmur, itu berarti doa keluhan atau syafaat. (9) () a. Kata ini bukanlah sebuah judul. Kata ini muncul 71 kali dalam 39 mazmur (missal, 3:3; 4:3, 5). 14 b. Ada berbagai penafsiran tentang kata ini: "menaikkan (suara, mata, atau musik)," "mengulangi," atau "berlutut/bersimpuh" (dari bahasa Arab). (10) () a. Muncul 55 kali, sebagian besar dalam Mazmur 4–88 (Buku I–III). Beberapa perkecualian ditemukan dalam Mz 109, 139, dan 140. b. Arti kata kerja adalah tidak jelas (kemungkinan, "melakukan supervisi"). Dalam banyak kasus, itu mengindikasikan mazmur2 ini dikaitkan dengan penampilan dalam ibadah (misal, Mz 4). (11) () a. Muncul 23 kali dalam Mazmur Haleluya dalam Mz 104–150. b. Di tempat lain dalam Alkitab, kata ini hanya ditemukan dalam Kitab Wahyu (19:1, 3, 4–6). 15 Studi-Studi Terkini Kitab Mazmur 1. Studi2 Kitab Mazmur Terdahulu (1) Metode Personal/Historis a. Dalam masa2 terdahulu, pendekatan yang dipakai untuk memahami Mazmur adalah pendekatan personal atau historis. Jika mazmur menerangkan situasi khusus individu, pertanyaan utama adalah, "Siapakah yang menulis mazmur dan dalam situasi kehidupan yang seperti apakah itu ditulis?" b. Ketika mazmur tidak berhubungan dengan individu melalui peristiwa historis, penafsir mencari peristiwa historis bagi tanggal dan latar belakang historis sesungguhnya bagi mazmur tersebut. (2) Klasifikasi melalui Judul2 a. Cara sederhana untuk mendapatkan pemahaman terhadap mazmur adalah mengelompokkan mazmur2 sesuatu dengan kepala surat, judul, atau kalimat judul. Istilah2 yang paling umum adalah sbb: i. (): muncul 57 kali dalam kepala surat, dan 35 di antaranya berhubungan dengan Mazmur Daud. ii. (): muncul 30 kali, menunjuk pada nyanyian2 Bait Suci. Penggunaan yang paling mencolok adalah kemunculannya dalam kepala surat Mazmur Ziarah. iii. (): muncul 13 kali dalam kepala surat, beberapa di antaranya terdapat dalam koleksi Korah (Mz 42, 44, 54, 88, 89) dan dalam koleksi Daud kedua (52–55). b. Metode yang menggunakan kepala surat untuk mengklasifikasi mazmur tidak banyak menolong untuk memahami mazmur2 tersebut. (3) Klasifikasi berdasarkan Isi a. Mengingat ketidakmampuan metode sebelumnya, para pembaca dan penafsir Mazmur membutuhkan metode yang lain. Metode yang baru adalah mengumpulkan dalam satu kelompok mazmur2 yang memiliki pokok pembicaraan yang sama atau serupa. b. Sebagai contoh, gereja mula2 mengenal kelompok tujuh Mazmur Penebusan (atau 7 Mazmur Penyesalan): Mz 6; 32; 38; 51; 102; 130; 143. Atau mazmur2 yang dibagi dalam mazmur-Kami, mazmur-Saya, atau mazmur-Musuh, dll. c. Ketepatan dan kegunaan jenis pengelompokan ini diperdebatkan. Bahkan, dalam system klasifikasi ini, bentuk literature mazmur tidak disadari dengan serius. 16 2. Kritik Bentuk oleh Hermann Gunkel (1) Kritk Bentuk oleh Gunkel a. Gunkel dikenal sebagai salah seorang ahli yang paling penting dalam studi biblika berkenaan dengan metodenya, kritik bentuk, yang telah terbukti valid dan masuk akal setelah pengujian bertahun-tahun. Meskipun dia dipengaruhi oleh metodologi kritik historis yang disampaikan oleh Julius Welhausen, dia diyakinkan bahwa kritik historis tidak memadai untuk menuliskan sejarah literatur Israel karena pengetahuan kita tentang tanggal mendasar bagian2 PL sangat terbatas. b. Karena Gunkel juga tertarik dalam penulisan sejarah PL, dia mengusulkan cara lain dalam memandang literatur Israel, yang menekankan cara2 pembicaraan dalam nuansa2 mereka. Prosedur dari kritik bentuknya dapat diringkas sebagai berikut: i. Seseorang harus mengisolasi unit literatur individu dengan menentukan permulaan dan akhirnya. ii. Setelah sebuah unit telah ditentukan, sangat penting untuk mengidentifikasi tipe atau genre (Gattung) dengan mengamati karakteristik2 formal, gaya, cara pembentukan, terminology, dan gambaran2 retorik. iii. Setelah genre literatur diidentifikasi, kemudian asal mulanya harus dilacak kembali kepada asalnya dalam tahapan rumusan sebelum literature (atau tahapan lisan) dalam rangka untuk mengetahui latar belakang kehidupan (Sitz im Leben). Misal, ▪ Nyanyian2 kemenangan dinyanyikan bagi pahlawan setelah pulang dari peperangan ▪ Nyanyian2 penguburan pada waktu pengusungan jenasah ▪ Nyanyian2 pujian dinyanyikan di seputar Bait Suci ▪ Perkara2 hukum diadili pada pintu2 gerbang ▪ Ucapan2 nubuatan diberitakan di tempat2 umum (pasar) ▪ Ritual imam di bagian luar Bait Suci (2) Kritik Bentuk Gunkel dalam Studi Mazmur a. Metodologi kritik bentuk Gunkel berhubungan dengan Mazmur sepenuhnya diakui dalam buku pendahuluannya Introduction to Psalms (edisi Inggris terbit tahun 1998, diterjemahkan dari edisi Jerman Einleitung in die Psalmen yang muncul satu tahun setelah kematiannya di tahun 1932). b. Memperhatikan banyaknya referensi dalam mazmur tentang aktifitas2 ibadah (menyanyi, menari, berteriak, memberikan kurban, doa, dll), Gunkel menyimpulkan bahwa Mazmur berhubungan dengan ibadah public dari Israel kuno daripada tentang perenungan orang saleh secara individu2. Jadi, dia mengusulkan bahwa jika seseorang mengidentifikasi genre mazmur, 3 kondisi berikut harus dipenuhi: i. Mazmur berkaitan dengan peristiwa spesifik dalam ibadah (latar belakang kultus yang seragam). 17 ii. Mazmur2 yang tergabung dalam satu kelompok pasti mengindikasikan pemikiran2 yang umum dan suasana2 yang berasal dari latar belakang kehidupan (Sitz im Leben), atau yang dapat dengan mudah dihubungkan dengannya. iii. Mazmur2 individu yang tergabung dalam satu kelompok pasti memiliki “bahasa yang umum yang berhubungan dengan bentuknya." c. Satu hal perlu dicatat dalam metode Gunkel adalah bahwa tidak ada satu mazmurpun yang mewakili "tipe" yang sepenuhnya ideal. Dalam satu atau lain cara semua mazmur kelihatannya memiliki variasi dari model mazmur yang telah direkonstruksi. (3) Tipe2 Mazmur menurut Gunkel a. Delapan tipe utama (mayor) i. ii. iii. iv. v. vi. vii. viii. Nyanyian Pujian Nyanyian Penobatan Tuhan sebagai Raja Keluhan Komunal Mazmur Raja Keluhan Individu Ucapan Syukur Individu Elemen3 Nubuatan dalam Mazmur Hikmat dalam Mazmur b. Tipe-tipe minor i. ii. iii. iv. v. vi. vii. Berkat dan Kutuk Nyanyian Ziarah Nyanyian Kemenangan Ucapan Syukur Israel Legenda Taurat Tipe2 Campuran (4) Kesimpulan a. Posisi Gunkel adalah bahwa bermacam2 tipe Mazmur lahir dari ibadah namun bentuk aslinya sebagian besar saat ini sudah hilang. Mazmur2 yang masih adalah dalam Kitab Mazmur meniru tipe2 asli tersebut telah telah ditulis pada waktu mazmur2 tidak lagi digunakan dalam latar belakang ibadah yang asli. Posisi ini sekarang dipertanyakan oleh banyak ahli. b. Kontribusi Gunkel terlihat dalam fakta bahwa ahli2 mengikuti pimpinannya dalam satu atau lain cara dan memulai dengan klasifikasi. Klasifikasinya mungkin bervariasi, tetapi sebagian besar setuju bahwa Kitab Mazmur berisi nyanyian pujian dan keluhan seperti halnya mazmur individu dan komunal. 18 c. Mengklasifikasi mazmur2 menurut tipe menolong untuk mengorganisasi studi kitab ini sementara membaca Kitab Mazmur dari Mazmur 1 sampai 150 membingungkan. Mengorganisasi pembacaan menurut tipe mazmur adalah prosedur yang sangat menolong. Klasifikasi ini adalah dasar bagi studi lebih lanjut. 3. Metode Fungsional Kultus: Sigmund Mowinckel (1) Pandangan Mowinckel Melawan Gunkel a. Mowinckel, murid Gunkel, mengakui bahwa Gunkel, dengan kritik bentuknya, meletakkan dasar bagi pemahaman historis dan literature sesungguhnya terhadap Kitab Mazmur. Faktanya, dia bukan hanya mengambil metode Gunkel sebagai titik keberangkatan studinya sendiri terhadap mazmur, tetapi juga menekankan bahwa dalam praktek kritik bentuk dan metode fungsional kultusnya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. b. Bagaimanapun juga, dia berbeda dari Gunkel berkenaan dengan relasi antara mazmur dan ibadah. Gunkel menunjukkan bahwa mazmur2 asli yang lahir dari ibadah di Bait Suci, namun berpikir bahwa mayoritas mazmur2 yang tersisa bukanlah mazmur2 ibadah yang sesungguhnya. Menurutnya, mazmur2 itu adalah tiruan2 yang “dirohanikan” dari bentuk lama mazmur2 ibadah yang sekarang hampir semuanya hilang. Melawan pendapat ini, Mowinckel berargumen bukan hanya bahwa mazmur2 yang berasal dari ibadah tetapi bahwa sebagian besar mazmur di dalam Kitab kita sekarang ini juga digunakan dalam ibadah dan dibentuk untuk tujuan ibadah juga. (2) Contoh2 Penggunaan Mazmur dalam Ibadah a. Tradisi Rabi yang terpelihara dalam Mishna dan Talmud tentang mazmur2 yang digunakan dalam berbagai peristiwa adalah ibadah adalah sbb: i. Mazmur 92 digunakan untuk hari Sabat. ii. Mazmur 44:24 mungkin digunakan pada persembahan kurban harian di pagi hari (). iii. Mazmur 120–134 dinyanyikan pada ritual pencurahan/pembasuhan air pada perayaan hari ke-8. iv. Mazmur 81 dinyanyikan pada Tahun Baru, hari pertama Tishri (yaitu September-October). v. Mazmur 30 dinyanyikan pada hari raya Dedikasi (Bait Suci yang kedua). vi. Mazmur 113–118 (Hallel Mesir) dinyanyikan saat penyembelihan anak domba Paskah. b. Bukti internal juga mengindikasikan beberapa mazmur dibuat untuk tujuan liturgical dan ritual: i. Mazmur2 bagi prosesi perayaan hari2 raya: ▪ Mazmur 24 terbagi dalam 3 bagian utama yang digunakan selama prosesi sepanjang jalan masuk ke Bait Allah, di depan pintu gerbang, 19 dan ketika prosesi melewati pintu gerbang. ▪ Mazmur 68:24ff. menerangkan tentang prosesi, termasuk para penyanyi dan pemusik. ▪ Mazmur 118 juga dimulai di depan Bait Suci dan prosesi berbaris melewati "Gerbang Kebenaran" dan mengelilingi altar/mezbah kurban bakarn di bagian luar Bait Suci. ▪ Mazmur 132 menerangkan prosesi pengembalian Tabut Allah ke tempat kudus di Zion. ▪ contoh2 lain: Mz 48:13ff.42:4. ii. Tindakan2 ritual lainnya ▪ Mazmur 5:7 menyebutkan penyembah yang datang ke Bait Suci dan membungkukkan diri di hadapan tempat kudus. ▪ Mazmur 26 mungkin digunakan bagi individu yang menyatakan ketidakbersalahannya, mengelilingi altar di tempat kudus sambil menyanyikan ucapan syukur kepada Tuhan. Pembicara mendeklarasikan ketidakbersalahan pribadi dengan tindakan simbolis penyucian tangan. ▪ Mazmur 51:9 menyinggung ritual penyucian dengan pemercikan menggunakan hisop (bandingkan dengan Mz 95). 4. Studi2 Terkini setelah Kritik Bentuk (1) C. Westermann a. Westermann berargumen bahwa pada dasarnya ada 2 tipe mazmur dalam Kitab Mazmur, pujian dan keluhan. Dia membagi pujian menjadi pujian deklaratif (mazmur ucapan syukur oleh orang lain) dan mazmur deskriptif (nyanyian pujian oleh orang lain). b. dia juga membagi keluhan menjadi 2 sub bagian: keluhan individu dan keluhan komunal. (2) B. Childs a. Childs memulai metode yang dikenal sebagai pendekatan kanonikal. Prinsip penafsirannya adalah menghubungkan proses penafsiran dengan konteks kanonikal Alkitab yang diindikasikan dengan bentuk final Alkitab. b. Berhubungan bentuk bentuk final Kitab Mazmur, dia menunjukkan bahwa bentuk masa kini Kitab Mazmur adalah hasil dari sejarah perkembangan yang panjang baik 20 dalam tahapan oral maupun literal (misalnya penyuntingan Elohis dalam Mz 43–83). Dia juga menjelaskan bahwa ada faktor2 tertentu yang menyebabkan komunitas orang percaya membentuk mazmur2 sesuai dengan kebutuhan: i. Penekanan pada komunitas. Banyak mazmur menerangkan hidup individu, tetapi ada bukti bahwa generasi berikut mengaplikasikan teks2 tersebut ke dalam pengalaman komunitas (misal, 130:7–8; 25:22). ii. Pengaruh dari pembuangan: Childs mencatat pandangan bahwa Israel kuno menafsirkan ulang mazmur dalam terang pengalaman pembuangan di Babel (misal, 22; 9; 10). iii. Pengharapan masa depan: pengaruh pembuangan juga terlihat di dalam penekanan pengharapan di masa depan (misal, Mz 69:34–36). Mazmur Raja layak mendapatkan perhatian. Mazmur2 ini pada mulanya menunjuk pada keturunan Daud di Yerusalem, namun dalam masa penyusunan lengkap Kitab Mazmur, tidak ada raja di kota. Komunitas memahami mazmur raja sebagai mazmur mesianis menyaksikan pengharapan bagi kerajaan mesianis. iv. Karakter universal Kitab Mazmur: bahasa Kitab Mazmur secara universal diaplikasikan dan diadaptasikan. Itu diadaptasi bagi kehidupan dan terbuka pemakaiannya bagi orang banyak. Jenis bahasa seperti ini membuat aplikasi teks2 ini memungkinkan bagi suatu komunitas yang tidak lagi terikat pada kultus ibadah Yerusalem sebelum masa pembuangan. v. Kalimat Judul Pembuka: Beberapa mazmur Daud memasukkan peristiwa2 historis dari kehidupan Daud (misal, Mz 51–63). Penjelasan2 historis seperti itu menolong pembaca memimpikan isi dari mazmur2 dalam latar belakang yang khusus. Kemudian para pembaca dapat melihat bagaimana mazmur2 ini dapat berfungsi dala latar belakang serupa di dalam kehidupan mereka sendiri. Kalimat judul pembuka menolong komunitas orang percaya mengaplikasikan ulang teks2 ini sebagai nyanyian2 iman bagi setiap orang. (3) James L. Mays Mays membangkitkan pertanyaan apakah ada konteks dalam Kitab Mazmur yang dengannya mazmur2 individu dapat ditafsirkan. Hampir mustahil dalam studi biblika bahwa eksegese dapat dilakukan tanpa konteks kitab dimana sebuah teks ditemukan. Dalam masa lalu, perkecualian diberikan bagi Mazmur dan Amsal sebab mereka dianggap sebagai kitab dengan penyusunan independen dengan hubungan yang minim dengan kitab secara keseluruhan. Pemahaman ini perlahan berubah dan kelihatannya ucapan2 hikmat dalam amsal yang mazmur yang kelihatannya independen sekarang ditafsirkan dalam konteks keseluruhan kitab. Pertanyaan Mays harus dipahami dalam konteks perkembangan studi akademis para ahli. Sesuai dengan pendekatan baru untuk menemukan konteks Kitab Mazmur, Mays mengusulkan 5 elemen yang harus disadari: a. Mazmur 1 dan 2 sebagai tema interpretative bagi Kitab Mazmur 21 Ini adalah pendahulan bagi keseluruhan kitab, pembukaan di dalam Kitab Mazmur dengan implikasi bahwa 5 bagian adalah sejenis Taurat. Mays mengusulkan bahwa tema2 dari 2 mazmur ini, Taurat (Mz 1) dan Tuhan sebagai Raja (Mz 2), harus digunakan untuk memahami mazmur2 yang lain, seperti Mazmur 89 dalam Buku III dan kedatangan Tuhan sebagai Raja dalam Mazmur 93–100. b. Perubahan dalam konsep dan penggunaan genre2 Mazmur 30, yang adalah nyanyian ucapan syukur bagi individu, dipahami dengan judulnya, "Bagi dedikasi Bait Suci," yang menunjuk pada pembebasan umat dari pembuangan. Inilah bukti untuk pembacaan ulang mazmur bagi penggunaan dan jemaat yang berbeda. Judul Mazmur 51 mengindikasikan bahwa ini semula adalah doa pengakuan dosa Daud, tetapi memiliki element bagi penggunaan komunitas dan pengharapan bagi restorasi bangsa (51:20–21). c. Dari iring2an ritual menuju kepada instruksi/pengarahan Mazmur2 tertentu menunjukkan maksud instruksional dalam teks, mengimplikasikan ini sebagai perkembangan dari penampilan dalam kultus ibadah menjadi penampilan yang bersifat pedagogik (mengajarkan sesuatu). Contohnya adalah Mz 33, 32, and 34. d. Kombinasi dan konsolidasi genre, topic dan motif Mazmur 19 mengkombinasikan 3 topik dan gaya penulisan dalam kesatuan. Mazmur 119 adalah kombinasi banyak genre dan topik. Mazmur 136 dan 145 terhubung oleh cara mereka yang umum untuk memuji tindakan Allah yang megah. Mazmur 103 dan 104 juga terhubung sebagai suatu pasangan karena ekspresi unik, "Diberkatilah Tuhan, hai jiwaku." Yang pertama adalah pujian terhadap perlakuan Tuhan terhadap orang2 berdosa, dan yang kedua adalah tentang hikmat Tuhan dalam penciptaan dan pemeliharaan-Nya bagi semua ciptaan. e. Mazmur2 dalam referensi dengan kitab2 dalam Alkitab Mazmur 136 merefleksikan Kej 1 (ayat 6–9), Kel 14 (ayat 13–15), dan Bilangan 21 (ayat 17–22). Mazmur 118 mengutip Keluaran 15:2 (ayat 14) dan Mz 103:8 adalah kutipan dari Keluaran 34:6. (4) W. Brueggemann a. Klasifikasi Bruegemann tentang Kitab Mazmur i. Mazmur2 Orientasi Mazmur2 ini memberikan pengertian "berada dalam rumah." Mereka mengekspresikan keteraturan, kebaikan dan stabilitas. Brueggemann menyebutkan mazmur2 seperti itu sebagai Mazmur2 Orientasi. Mazmur2 yang tergabung dalam tipe ini adalah Mazmur Penciptaan, Mazmur Taurat, dan Mazmur Hikmat. 22 ii. Mazmur2 Disorientasi Menurutnya, Mazmur2 Disorientasi menerangkan jatuhnya orientasi yang lama, suatu situasi yang membahayakan. Mazmur2 keluhan termasuk dalam tipe ini. iii. Mazmur2 Orientasi yang Baru atau Reorientasi (Orientasi Ulang) Mazmur2 ini mengekspresikan orientasi ulang dari disorientasi. Mazmur Ucapan Syukur, Nyanyian2 Pujian atau Pujian2 dapat disebut Mazmur2 Reorientasi. b. Pembacaan Mazmur secara Keseluruhan ala Brueggemann i. Mazmur 1 ditempatkan secara sengaja pada permulaan dengan tujuan menyediakan petunjuk bagi pembacaan secara keseluruhan. Pesan dari mazmur itu adalah iman dalam Tuhan melalui ketaatan terhadap Taurat. ii. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Mazmur 150. Penempatannya dalam kesimpulan kitab ini memiliki kesengajaan yang sama. Ketaatan pada Taurat dalam Mazmur 1 harus berakhir dengan pujian yang absolute dalam Mazmur 150. iii. Pergerakan dari Mazmur 1 menuju Mazmur 150 (atau dari permulaan dalam ketaatan menuju akhir dalam pujian) adalah sulit dalam kehidupan sebenarnya dari orang Israel. iv. Mazmur 72, mazmur terakhir dalam Buku II, adalah doa bagi kelanjutan perjanjian Daud dalam masa Salomo. Itu juga merefleksikan keagungan Salomo dan masa kemakmuran. Mazmur 72:20, bagaimanapun juga, mengindikasikan bahwa akhir akan terjadi terhadap kemuliaan Salomo dan Israel akan ada dalam pembuangan. v. Sama seperti Mazmur 72 menandai akhir Salomo, mazmur berikutnya yaitu Mazmur 73, memberitahukan kepada kita dimana iman dapat dimulai lagi. Mazmur 73 berbeda secara drastis dari Mazmur 1 dalam argumennya yang diperluas. Pemazmur menunjukkan sikap skeptic tentang iman di dalam Tuhan (ayat 2–14), namun kemudian dia kembali dengan kuat untuk memiliki keyakinan iman di dalam keadilan Allah (ayat 17–26). Mazmur 73 merefleksikan kekacauan yang dialami Israel setelah kejatuhan bangsa. Itu adalah titik penting dan menentukan dalam pergerakan dari Mazmur 1 menuju Mazmur 150. vi. Setelah membaca Mazmur dengan cara seperti ini, penyetaraan secara lebih luas dapat dibuat tentang rangkaian Mazmur 1, 72–73, dan 150. Kehadiran 2 tipe mazmur yang berbeda, keluhan/complain dan ucapan syukur/pujian antara Mazmur 1 dan 150 adalah penjelasan kehidupan sesungguhnya di Israel. 23 Penggunaan Mazmur dalam Sejarah 1. Mazmur di antara Komunitas Gulungan Laut Mati (1) Teks2 Mazmur Yang Ditemukan di Qumran a. Sejak penemuan gua2 di wilayah Qumran di tahun 1947, tujuh dari 11 gua menyimpan teks2 mazmur Ibrani. Distribusi penemuan teks2 mazmur adalah sbb: i. Kira-kira 30 teks mazmur dari 7 gua ii. 18 teks mazmur dari gua ke-4 iii. 5 teks mazmur dari gua ke-11 b. Arti penting teks2 ini bagi studi Mazmur Ibrani dipahami berdasarkan fakta bahwa teks2 tersebut 1000 tahun lebih terdahulu dari teks2 Mazmur dalam MT. Karena alasan tersebut, teks2 tsb sangat berharga bagi studi teks Alkitab Ibrani. (2) Gulungan Mazmur dari Gua 11 (11QPsa) a. 11QPsa adalah gulungan kulit yang besar yang ditemukan pada tahun 1956 dan telah dibuka pada tahun 1961. Gulungan mazmur ini diserahkan kepada James A. Sanders dari American School of Oriental Research untuk mempublikasikannya. Deskripsi fisik dari gulungan itu adalah sbb: i. Bagian ujung bawah dari gulungan itu terlihat usang dan bagian permulaan dari gulungan itu hilang. ii. Panjang gulungan yang tersisa kira-kira 13,5 kaki. iii. Ada 28 kolom, dan masing2 kolom pada mulanya terdiri dari 21-23 baris. iv. Masing2 kolom yang masih ada sekarang berisi antara 14-17 baris teks. v. Gulungan tersebut mungkin telah disalin antara tahun 30–50 M. b. 11QPsa memiliki 2 ciri2 penting: i. Gulungan itu berisi semua atau sebagian dari 39 mazmur kanonik, namun urutan mazmur2 itu berbeda dari teks Ibrani tradisional. ii. Terdapat mazmur2 non kanonikal dalam gulungan itu, yang kemudian dikenal sebagai Mazmur 151, 154, 155. iii. Teks dari mazmur kanonikal dalam gulungan kadangkala berbeda dari teks Ibrani tradisional. (3) Urutan Mazmur dalam 11QPsa a. Mazmur2 dalam gulungan disusun dalam urutan sbb: Mazmur 101–103; 109; 118; 104; 147; 105; 146; 121–132; 119; 135; 136; 145; 154 (non kanonikal); "Permohonan Pembebasan" (non kanonikal); 139; 137; 138; Sir 51:13–30 (non kanonikal); 142; 143; 149; 150; "Nyanyian Pujian bagi Pencipta" (non kanonikal); 140; 134; 151A and B (non kanonikal). b. Penting untuk dicatat bahwa mazmur2 dalam 11QPsa berasal dari Buku IV dan V. 24 c. Mengingat urutan fragment2 Mazmur 6–69 yang ditemukan di Gua 4 adalah lebih atau kurang dari urutan tradisional, dan bahwa urutan mazmur2 dari Gua 11 berbeda dari teks tradisional, seseorang mungkin dapat menyimpulkan bahwa urutan mazmur dalam Buku I dan II telah disusun terlebih dahulu daripada mazmur2 dalam Buku IV dan V. (4) Penjelasan2 tentang Urutan Mazmur dalam 11QPsa a. Eksistensi gulungan yang berisi mazmur2 kanonikal dan non kanonikal bersama2 adalah bukti bahwa kanonisasi Mazmur belum lengkap pada satu sekte ini diam di Qumran. Sebagai tambahan, urutan yang belum baku dari mazmur2 di Buku IV dan V diyakini berdasarkan pada fakta ini. b. Penjelasan lain adalah bahwa gulungan2 ini mungkin digunakan secara liturgical untuk tujuan2 religius tertentu. Dalam kasus seperti ini, adalah mungkin bahwa sekte yang tinggal di Laut Mati menyusun mazmur2 ini dalam urutan yang diharapkan bagi peristiwa2 istimewa bersamaan dengan mazmur2 non kanonikal yang disenangi. (5) Penggunaan Lain Mazmur2 dalam Komunitas Laut Mati a. Satu tipe literatur yang mengutip Mazmur2 ini adalah Florilegium (bunga rampai, yang dimaksud adalah 4Qflor atau 4Q174). Gulungan singkat ini berisi rangkaian teks2 “pembuktian” dari PL dengan komentar2 dari komunitas. Tujuan dari bukti teks seperti itu adalah untuk mengumumkan kedatangan 2 Mesias, Mesias dari Daud/keturunan raja dan Mesias dari Harun/keturunan imam. Dalam gulungan ini, Mazmur 1:1 dan 2:1 digunakan bersama2 dengan 2 Sam 7:10; Kel 15:17; 2 Sam 7:11–14; Amos 9:11; Yes 8:11; Yehez 44:10; dan Dan 12:10 (bandingkan dengan Ibr 1:5, dimana Mz 2:7 dan 2 Sam 7:14 dikutip untuk membuktikan Yesus sebagai Messias). b. 11QMelech yang menyebutkan karakter Alkitab yang misterius dari Melkisedek (bandingkan dengan Kej 14 dan Mz 110:4) mengutip Mz 82:1–2 dalam rangka menggambarkan dia sebagai hakim akhir bagi dunia. c. Beberapa tafsiran pada mazmur2 tertentu telah ditemukan di sekitar gulungan2 Laut Mati: tafsiran2 dari Mz 68 (Gua 1) dan Mz 37 (Gua 4). d. Kelihatannya sekte di Laut Mati menggunakan Mazmur secara bebas dalam dokumen2 mereka tanpa memberikan sumber2 yang akurat. Sebagai contoh, kita dapat menemukan frasa, "seorang manusia di antara mereka yang mempelajari Hukum siang dan malam" (Mz 1:2), dalam Community Rule (Peraturan Komunitas). Fenomena ini umum terjadi dalam dokumen2 yang lain. e. Pengaruh Mazmur terlihat dalam nyanyian2 pujian dan nyanyian2 yang dibuat dalam komunitas. Contoh terbaik untuk menjelaskan hal ini adalah Nyanyian Pujian Ucapan Syukur, kira2 berisi 25 himne dalam gulungan tunggal dari Gua 1. Masing2 himne dimulai dengan kata2 "Saya berterima kasih, ya Tuhan," dan berisi frasa2 yang serupa yang ditemukan dalam mazmur2 dalam Alkitab. 25 2. Mazmur2 dalam Yudaisme (1) Penggunaan Mazmur dalam Liturgi Yahudi a. Diyakini bahwa liturgy Yahudi berkembang secara bertahap selama berabad-abad setelah kejatuhan Yerusalem. Menurut Mishnah, mazmur2 yang berbeda2 dinyanyikan oleh kaum Lewi setiap hari dalam seminggu: Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Mazmur 24 Mazmur 48 Mazmur 82 Mazmur 94 Mazmur 81 Mazmur 93 Mazmur 92 b. Setiap berkat dimulai dengan Mazmur 119:12a, "Terpujilah Engkau, Ya TUHAN" (, ). Di samping itu, ayat2 dari banyak mazmur disampaikan dalam ibadah sinagog di pagi, sore, dan malam hari. Khususnya, ibadah pagi selalu disimpulkan dengan Mazmur Hari Itu. c. Dalam ibadah pagi untuk Sabat, pembacaan yang telah dipilih dari Taurat disampaikan terlebih dahulu.Pembacaan Taurat diikuti oleh pembacaan yang sudah diseleksi dari Nabi2 (dari Yosua sampai Maleakhi). Tergantung pada tradisi Ashkenazic (keturunan komunitas Yahudi abad pertengahan di sepanjang Sungai Rhine di Jerman, yang kemudian menyebar di daerah2 Eropa Timur) atau tradisi Sephardic (orang2 Yahudi yang berasal dari Iberian Peninsula), Sembilan atau empat belas mazmur disampaikan dalam ibadah pagi Sabat. d. Mazmur biasanya juga digunakan secara ekstensif dalam 3 hari raya tahunan yang utama: i. Passover (atau Hari Raya Roti Tidak Beragi) pada bulan March/April ii. Shavuot (Pentakosta atau Hari Raya Tujuh Minggu), 49 hari setelah Passover iii. Sukkot (Hari Raya Pondok Daun atau Tabernakel) pada bulan September/October e. Pentingnya Mazmur dalam liturgy Yahudi dapat disimpulkan dari fakta bahwa total 57 mazmur digunakan dalam liturgi. Pembagian 57 mazmur tersebut berdasarkan genre menunjukkan distribusi berikut: nyanyian pujian 15, Mazmur Tuhan sebagai Raja 5, Mazmur Keyakinan 7, Mazmur Ucapan Syukur 7, dan Mazmur Hikmat 5. (2) Penggunaan Mazmur dalam Literatur Yahudi. a. Yang pertama adalah Mishnah, yang disusun pada akhir abad ke-2 M. Isi Mishnah didasarkan pada penafsiran hukum2 dalam Pentateukh, kadangkala dengan nama rabi2 secara individu. Itu terdiri dari 63 buku2 singkat, masing2 berkenaan dengan topic tertentu. Instruksi2 pada topik2 tertentu, seperti berpuasa, termasuk bagaimana menggunakan mazmur dalam peristiwa2 khusus. 26 b. Mazmur memiliki tempat istimewa dalam literature penting Yahudi yang lain, Talmud. Itu adalah penafsiran terhadap Mishnah, dan lebih panjang dan luas ukurannya daripada Mishnah. Itu terdiri dari "halakah" (materi hukum dan praktek) dan "haggadah" (homiletika, materi2 homiletika dari Israel di masa lalu). Dua bagian ini disebut Gemara (Bahasa Aram untuk "studi"). 3. Penggunaan Mazmur dalam Dunia Kristen (1) Bapa2 Gereja Mula-mula a. Clement Pertama. Ini ditulis oleh Clement kira2 tahun 96 M dari Roma sampai Korintus. Berisi 49 kutipan dari 32 mazmur. b. Barnabas. Ditulis kira2 tahun 130 M. Memiliki selusin kutipan dari 10 mazmur. c. Agustinus. Di antara ratusan khotbahnya yang terpelihara sampai sekarang,5 khotbah untuk Hari Natal mengutip Mazmur 8. Agustinus mencatat terutama ayat 4– 9. Ketika dia tergeletak karena sakitnya, dia meminta tujuh mazmur pengakuan dosa (Mz 6; 32; 38; 51; 102; 130; 143) ditulis ulang dan diletakkan di tempat yang dapat dilihatnya dari tempat tidurnya. d. Ambrose. Dia menulis tafsiran Mazmur 44 ketika akhir hidupnya mendekat. Dia meninggal ketika dia mencapai ayat 24, "Bangunlah, ya Tuhan. Mengapa Engkau tertidur?" (2) Tafsiran2 Mazmur a. Tafsiran paling dini tentang Mazmur ditulis oleh Origen (185–254). Jerome (342– 420) juga menulis tafsiran singkat Kitab Mazmur. b. Martin Luther (1483–1546) i. Mengikuti usulan bapa yang menerima pengakuan dosanya (i.e. confessor), dia mempelajari Alkitab untuk mendapatkan gelar doctor dan pada saat yang sama waktu untuk meredakan kegundahan rohaninya. Hubungan formal pertamanya dengan Mazmur adalah pengajarannya tentang pokok tersebut mulai tahun 1513– 1515, meliputi hampir keseluruhan Mazmur 1-126. ii. Sejarawan gereja yang terkemudian berkomentar bahwa Luther menaruh banyak perhatian terhadap Mazmur sepanjang karirnya. Perhatiannya bersifat personal, perenungan, politik, eksegese, polemic, semuanya pada saat yang bersamaan. iii. Pemahaman Luther terhadap kanonitas Mazmur sangat mirip dengan ahli2 masa kini. Dia melaporkan bahwa Kitab Mazmur tidak menceritakan karya2 orang2 suci namun melaporkan kata2 mereka, bagaimana mereka berbicara kepada Tuhan dan berdoa kepada-Nya. iv. Luther menterjemahkan Alkitab dari bahasa asli Yunani dan Ibrani. Adalah Luther yang dengan terjemahan Alkitabnya sungguh2 menciptakan bahasa Jerman 27 modern. Dia menterjemahkan PB terlebih dahulu, dan membicarakan terjemahan Mazmur secara tersendiri di tahun 1524. Itu direvisi kemudian di tahun 1525, 1528, dan 1531. v. Dia juga berkontribusi sangat signifikan terhadap buku nyanyian pujian Jerman dengan menuli 23 nyanyian pujian. Himne terkenalnya "A Mighty Fortress is Our God" (Ein feste Burg ist unser Gott) didasarkan pada Mazmur 46. c. John Calvin (1509–1564) i. Relasinya dengan Mazmur ditemukan dalam tafsiran2nya. Dia menulis tafsiran Kejadian, harmoni sebagian Kitab Pentateukh, Yosua, Mazmur, Nabi Besar dan Kecil, dan semua PB kecuali 2 dan 3 Yohanes dan Wahyu. Tafsiran pertamanya pada Mazmur dipublikasikan dalam Bahasa Latin pada tahun 1557 dan Bahasa Perancis tahun 1558. ii. Deskripsinya yang khas tentang Mazmur dengan baik diekspresikan dalam pernyataan berikut: "Kitab Mazmur adalah anatomi seluruh bagian jiwa." Sebabnya, semua jenis emosi manusia direpresentasikan dalam Mazmur. iii. Calvin menemukan Mazmur sebagai refleksi pengalaman pribadinya. Dia dengan hati2 mengidentifikasikan dirinya dengan Daud dengan berkata: "Karena meskipun saya mengikuti Daud dari kejauhan, dan sangat jauh untuk disamakan dengan dirinya, saya tanpa ragu membandingkan diri saya sendiri dengan dirinya." 4. Memahami Mazmur sebagai Puisi (1) Karakteristik Puisi a. Meskipun tidak mudah untuk mendefinisikan karakteristik puisi, secara umum, ketika sepotong tulisan menampilkan ritme verbal secara berkelanjutan atau struktur formal dengan prinsip yang beroperasi secara kontinu, itu dapat disebut sebagai puisi. b. Tentang karakteristik puisi, orang dapat menyebutkan elemen2 yang berbeda, tetapi satu elemen utama haruslah meter (irama). Meter adalah sistem dari suatu peraturan berurutan tentang jumlah huruf hidup yang dibuat dengan sangat cermat. Itulah yang membedakan puisi dari prosa. c. Tidak seperti puisi Yunani-Romawi yang mana meter merupakan elemen yang penting, karakteristik paling penting dan umum dari puisi Ibrani adalah paralelisme, pengulangan kata2, frasa2, klausa2, atau kalimat2. (2) Efek Puisi dalam Alkitab a. Karena Mazmur pada dasarnya nyanyian dan doa, adalah alami kalau mereka disusun dalam bentuk puisi. Namun mengapa nabi2 seringkali mengatakan pesan mendesak mereka dalam puisi, bukan dalam bentuk prosa yang langsung jelas maknanya? 28 b. Jawabannya ditemukan dalam kekuatan puisi. Puisi adalah komunikasi manusia yang lebih baik untuk menarik minat seluruh orang dibandingkan dengan prosa. Itu biasanya kalimat singkat, namun merangsang imaginasi kita, membangkitkan emosi kita, member “makan” intelek kita dan menyapa kehendak kita. (3) Bermacam Relasi antara Colon (atau baris) A dan Colon B dalam Paralelisme Ibrani a. Hanya sebagai koma. Dalam kasus ini, tidak ada paralelisme semantic antara 2 cola (Colon A dan colon B). Di sini penghentian antara hanyalah koma yang membagi suatu baris ke dalam 2 unit yang kira2 sama. Mz 80:5 A "O Tuhan Allah semesta alam, B berapa lama lagi murka-Mu menyala sekalipun umat-Mu berdoa?" b. Colon B sebagai kutipan. Dalam kasus ini, colon B adalah isi perkataan pemazmur atau orang lain. Mz 31:23 A Aku menyangka dalam kebingunganku:, B “Aku telah terbuang dari hadapan mata-Mu!'" c. Urutan tindakan. Tindakan dalam colon B adalah kelanjutan dari colon A. Mz 80:9 A "Telah Kauambil pohon anggur dari Mesir, B telah Kauhalau bangsa-bangsa, lalu Kautanam pohon itu." d. Elemen pasangan. Ekspresi tertentu (biasanya kata2 pasangan) muncul dalam kedua cola. Mz 42:9 A "Tuhan memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari, B dan pada malam hari aku menyanyikan nyanyian,” e. A dan B dalam paralelisme yang persis sama. Setiap istilah di colon A menemukan paralelnya di colon B. Ps 146:2 A "Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, B dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada." f. Semua dalam B memberikan keterangan tambahan terhadap bagian dari A. Mz 12:4 A "Biarlah Tuhan mengerat segala bibir yang manis, B dan setiap lidah yang bercakap besar." g. AB/B'C Mz 50:4 A "Dia berseru kepada langit di atas, B dan kepada bumi untuk mengadili umat-Nya." h. A adalah pernyataan, B adalah pertanyaan Mz 6:6 A "Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu, 29 B siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati?" (4) Paralelisme Utama dalam Puisi Ibrani a. Paralelisme Sinonim. Ini adalah ciri puisi Ibrani yang paling sering dicatat. Dalam paralelisme ini pemikiran dalam colon A diulangi, dikembangkan, atau ditekankan dalam B. Mz 6:2 A "Ya Tuhan, janganlah menghukum aku dalam murka-Mu, B dan janganlah mengajar aku dalam kepanasan amarah- Mu." b. Paralelisme Antithesis. Pemikiran yang sama diekspresikan dengan cara lain atau pemikiran yang kontras. Mz 1:6 A "sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, B tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan." c. Paralelisme Sintesis. Pemikiran dalam colon A tidak diulangi, namun dikembangkan, dilengkapi, atau ditambahkan. Mz 40:1–3 "Aku sangat menanti-nantikan TUHAN Lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar jeritanku Ia mengangkat aku dari lubang kebinasaan, dari lumpur rawa Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku, untuk memuji Allah kita." d. Paralelisme Klimaks. Ini adalah kombinasi paralelisme sinonim dan sintesis, dimana pemikirannya terlihat mendaki. Seringkali melibatkan 3 cola atau lebih. Mz 93:3 "Sungai-sungai telah mengangkat, ya TUHAN, sungai-sungai telah mengangkat suaranya, sungai-sungai telah mengangkat bunyi hempasannya." e. Paralelisme Chiasme. Ini untuk paralel yang urutannya dibalik atau disilangkan dari kata, kalimat, atau unit literatur yang besar. Ini berguna bagi pemahaman struktur dan perkembangan pemikiran suatu unit. Mz 19:1 A Langit menyatakan kemuliaan B dan pekerjaan tangan-Nya memberitakan cakrawala Allah (5) Penafsiran Puisi Ibrani a. A ≠ B b. A = B c. A→B Tidak mengakui puisi Ibrani A adalah pengulangan dari B B mengembangkan/melanjutkan pemikiran A 30 5. Penggunaan Mazmur dalam PL (1) Untuk Berdoa a. Bukti internal tentang mazmur sebagai doa Mz 143:1 Mz 5:2–3 "Ya, TUHAN, dengarlah doaku, berilah telinga kepada permohonanku!" "Berilah telinga kepada perkataanku, ya TUHAN, Indahkanlah keluh kesahku. Perhatikan teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, Sebab kepada-Mulah aku berdoa." b. Tempat berdoa Mz 5:8 "Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau." Mz 28:2 "Dengarkanlah suara permohonanku, apabila aku berteriak kepada-Mu minta tolong, dan mengangkat tanganku ke arah tempat-Mu yang mahakudus.” c. Waktu Berdoa i. Pagi (Mz 59:17; 119:147. Bandingkan dengan Mz 30:6; 46:6; 90:14; 143:8) Mz 5:4 "TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu dan aku menunggu-nunggu." Mz 57:9 "Bangunlah, kemuliaanku! Bangunlah harpa dan kecapi! Aku akan membangunkan fajar." Mz 88:14 "Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, Di pagi hari doaku datang ke hadapan-Mu." ii. Petang (bandingkan dengan Mz. 134:1 – malam) Mz 141:2 "Biarlah doaku diatur adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, Dan tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang.” iii. Petang, pagi, dan tengah hari Mz 55:18 menangis; "Di waktu petang, pagi dan tengah hari aku cemas dan 31 dan Ia mendengar suaraku." d. Posisi Berdoa i. Sujud menyembah, sujud tunduk atau berlutut (Mz 5:8; 95:6) ii. Mengangkat tangan (Mz 28:2; 141:2) (2) Menyanyi a. Sejumlah referensi dalam kepala surat dan nama2 instrumen musik dalam Kitab Mazmurc menegaskan bahwa mazmur dipakai untuk menyanyi: Instrumen tali/senar () Instrumen tali/senar () Instrumen tali/senar () Seruling () Rebana () Harpa/Gambus () Kecapi () Ceracap/cymbals () Sangkakala () Terompet/nafiri () Mz 4:1; 6:1; 54:1; 55:1; 67:1; 76:1 Mz 45:9; 150:4 Mz 8:1; 81:1; 84:1 Mz 150:4 Mz 81:3; 149:3; 150:4 Mz 33:2; 57:9; 81:3; 150:3 Mz 33:2; 49:5; 137:2 Mz 150:5 Mz 47:6; 81:4; 98:6; 150:3 Mz 98:6 b. Judul melodi dalam bagian awal mazmur-mazmur tertentu mengindikasikan bahwa mazmur-mazmur ini dinyanyikan: Mz 22: Kijang di kala fajar Mz 45 Bunga Bakung Mz 56 Merpati di Pohon2 Tarbantin yang Jauh (3) Memberikan Instruksi Mazmur-mazmur tertentu cenderung bertujuan untuk pengajaran. Mazmur-mazmur ini memberkan informasi, memberikan instruksi, dan mengajar orang lain (misal Mz 32; bandingkan dengan Mz 127; 133; 131). (4) Untuk Liturgi Mazmur dibuat untuk dialog antiphonal atau tindakan liturgikal dengan kata-kata yang mungkin digunakan untuk liturgi: Mz 15 dan 24 Mz 48:13ff. Mz 68:25–28 Mz 115 Liturgi untuk masuk ke dalam Bait Suci Prosesi, kemungkinan termasuk Tabut Allah Prosesi khidmat Tabut Allah Bermacam2 suara yang mempertanyakan dan merespons 5. Berdoa dengan Menggunakan Mazmur di Zaman Sekarang (1) Bagaimana Kita Berdoa dengan Menggunakan Mazmur? 32 a. Identifikasi i. Satu cara untuk berdoa menggunakan mazmur secara efektif adalah dengan mengidentifikasi diri sendiri dengan mazmur dan kata-kata puisinya. Ketika kita melakukan hal ini, kata-kata atau doa pemazmur menjadi milik kita. ii. Namun identifikasi tidak selalu mudah karena beberapa ide sulit dalam mazmur yang kita tidak dapat pahami dengan mudah (misal balas dendam, kematian, ungkapan metafor). Masalah lain bagi identifikasi adalah bahwa kita tidak dapat mengidentifikasi dengan keluhan ketika kita ada dalam suasana sukacita dan perayaan. b. Meditasi dan aplikasi i. Kita dapat merenungkan frasa-frasa tertentu dari mazmur yang menarik perhatian kita, memanfaatkan paralelisme Ibrani dan konsep penting dalam teks itu. ii Dan orang Kristen yang percaya berhak melangkah melampaui kitab Mazmur ke dalam pewahyuan PB, dan memahami Yesus sebagai "Batu Karang." Ini adalah sikap yang baik untuk membaca teks kuno dengan pemahaman yang penuh. (2) Menyanyikan Nyanyian Baru bagi Tuhan Banyak mazmur berbicara tentang "nyanyian baru" bagi Tuhan (Mz 33:3; 40:4; 96:1; 98:1; 144:9; 149:1). Apakah nyanyian baru itu? a. “Nyanyian baru" lahir dalam pengalaman masa kini. Itu adalah doa dari pengalaman hidup, apapun itu wujudnya. b. "Nyanyian baru" adalah pemahaman baru terhadap makna hidup. Dalam pengertian ini, tidak harus nyanyian baru adalah nyanyian yang baru ditulis. Itu dapat saja nyanyian lama dengan arti dan pemahaman yang baru tentang kehidupan. c. “Nyanyian baru" adalah dialog dengan Tuhan dalam cara yang sangat pribadi, menggunakan ekspresi sendiri yang khusus. Pemazmur menggunakan ekspresi imaginatif mereka untuk melukiskan masalah mereka, rasa sakit, dan keselamatan Allah. d. Klaus Seybold memberikan argument bahwa “nyanyian baru" dalam Mz 40:4 menunjuk pada ucapan syukur yang baru digubah dan dibawa oleh penyembah kepada Allah, daripada membawa suatu persembahan kurban. 33 Mazmur Keluhan Individu 1. Karakteristik Mazmur Keluhan Individu (1) Natur dari Keluhan Individu a. Mazmur keluhan individu adalah jenis yang paling sering ditemukan dalam Kitab Mazmur. Kira-kira 50 mazmur (kebanyakan dari Buku I dan II) termasuk genre ini. Buku I Buku II Buku III Buku IV Buku V 3–7; 9–11; 13; 16; 17; 22; 25–28; 31; 35; 36; 38–40 42; 43; 51; 52; 54–57; 59; 61–64; 69–71 77; 86; 88 94; 102 109; 120; 130; 140–143 b. Kitab Mazmur adalah respon manusia kepada Tuhan. Walau pujian adalah sangat mendasar bagi doa dan nyanyian manusia, namun suara pujian bukanlah bagian dominan dalam Kitab Mazmur. Pembaca Mazmur dengan cepat tertegun oleh fakta bahwa kebanyakan mazmur berkaitkan dengan kesusahan atau kemalangan tertentu dari pemazmur. c. Kisah tentang ibu Samuel dalam 1 Samuel 1 menunjukkan dengan jelas natur, asal mula, dan latar belakang keluhan individu: i. Seorang wanita dalam kesusahan yang besar datang ke rumah kudus untuk berdoa. ii. Dia mencurahkan isi hatinya kepada Allah. iii. Dalam jawaban doanya dia mendapatkan jaminan bahwa Tuhan telah mendengar doanya. (2) Keluhan Individu dalam Kitab2 lain dalam PL Gunkel menghubungkan dominasi keluhan individu dalam Mazmur dengan popularitasnya di antara para penyembah karena kekuatan yang bersifat menggerakkan dari keluhan. Pandangan ini didukung oleh banyak munculnya keluhan individu di luar Mazmur: a. Yeremia: 11:18–20; 15:15–21; 17:12–18; 18:18–23; 20:10–13 (bagian lain yang berhubungan adalah 12:1–6; 15:10–12; 20:7–9, 14–18). b. Ayub: 6:2–7:21; 9:25–10:22; 13:23–14:22; 16:6–17:9; 19:7–20; 23:2–17; 29:1– 31:37 c. Kejadian: 4:13f.; 32:10–13 d. Ulangan: 3:23–25 e. 1 Samuel 1:10f. f. 2 Samuel 12:16; 24:10, 17 g. 1 Raja 8:37ff.; 19:4 h. 2 Raja 20:2f. i. Yunus 1:14 34 (3) Kesulitan dalam Memahami Mazmur Keluhan Individu a. Mazmur keluhan individu merefleksikan pelbagai situasi dimana mazmur-mazmur ini dijadikan doa oleh orang-orang yang mengalami penyakit, tuduhan hukum palsu, fitnah, tekanan, dan yang lain. Nampaknya orang-orang ini kadangkala datang ke Bait Suci untuk mencari perlindungan di sana. b. Kesulitannya berkaitan dengan identitas kesulitan dan musuh demikian pula halnya dengan situasi mazmur-mazmur tersebut. Tidak selalu jelas apakah kesulitan pemazmur di masa kini atau masa lalu, atau siapakah musuh dan orang fasik (yang mereka hadapi). c. Seringkali keluhan individu mengimplikasikan bahwa penyakit adalah penyebab utama penderitaan (misal, Mz 38). Namun kebenarannya ialah bahwa tidaklah mudah untuk berkata dengan pasti bahwa penyakit dalam mazmur keluhan bukanlah suatu metafora atau figuratif. Contoh yang baik untuk menerangkan siatuasi ini terdapat dalam Yer 15:18 dimana dia berkata, "Mengapa penderitaanku tidak berkesudahan dan lukaku sangat payah dan sukar disembuhkan?" Sementara Yeremia menerangkan keterpisahan dirinya dari komunitas disebabkan oleh tanggung jawab kenabiannya, dia menggunakan bahasa yang berhubungan dengan penyakit. d. Ketidakjelasan identitas musuh dan masalah mungkin disengaja sehingga mazmur dapat digunakan oleh setiap orang bagi segala situasi (misal, Mz 51). Dengan kata lain, bahasa Mazmur terbuka dan bersifat metaforis. (4) Elemen Dasar Keluhan Individu a. Menurut Westermann, dalam struktur mazmur keluhan, seseorang biasanya berurusan dengan 3 dimensi. Mazmur 13 adalah contoh yang baik untuk menjelaskan 3 elemen tsb. i. Tuhan yang kepada-Nya keluhan diarahkan (13:1–2) Ada 4 pertanyaan "Berapa lama?" Itu adalah pertanyaan “Berapa lama?” yg sangat manusiawi dan alami dari orang yg mengeluh mengungkapkan bahwa ia tidak dapat lagi menahan sakit, tekanan, ketiadaan pertolongan Tuhan yang berkelanjutan. Pertanyaan, “Berapa lama?” mengindikasikan kemurnian relasi dengan Tuhan, relasi sebagaimana sukacita, kebahagiaan, kebebasan, dan kesehatan dpt dipahami hanya sebagai bentuk kebergantungan pada perhatian Tuhan (baginya). "Berapa lama lagi, ya Tuhan, Kaulupakan aku terus menerus? Berapa lama lagi, Kausembunyikan wajah-Mu dariku? Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?" ii. Orang yang berkeluh kesah (13:3) Keluhan kepada Tuhan diikuti dengan permohonan dari orang yang berkeluh kesah. Ini didukung alasan yg membuat permohonannya lebih persuasif. 35 "Pandanglah kiranya dan jawablah aku, ya TUHAN, Allahku Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati." iii. Musuh (13:4) Elemen ketiga adalah musuh. Dia tidak diidentifikasi dan tidak ada cara untuk mengetahuinya siapakah dia. Naturnya adalah bersukacita terhadap ketidakberuntungan orang yang berkeluh kesah. "supaya musuhku jangan berkata, 'Aku telah mengalahkan dia' dan lawan-lawanku bersorak-sorak, apabila aku goyah." (5) Keluhan-keluhan Umum dalam Keluhan Individu a. Salah satu keluhan paling umum dalam mazmur adalah melawan orang-orang yang mencela pemazmur. Celaan-celaan itu secara mendasar merupakan tantangan atau penghinaan terhadap tiadanya pertolongan dan ketiadaan kekuatan Allah orang yang menyampaikan keluhan (misal, Mz 42:4b, 11; 79:10). b. Para penghina diterangkan sebagai musuh orang yang menyampaikan keluhan. Musuh2 seringkali diidentifikasi dengan bahasa umum dan tanpa nama: mereka, banyak orang, penganiayaku, dan yang serupa itu (misal, 3:2-3; 70:3–4). (6) Musuh: Tindakan dan Natur Mereka a. Tindakan musuh i. Mereka berusaha mencabut nyawa pemazmur (misal, 35:4; 38:13; 40:15; 54:5; 63:10; 70:3). ii. Mereka mengekspresikan sukacita tak terkendali atas ketidakberuntungan orang yang menderita (35:15; 13:5; bandingkan dengan 6:11). iii. Mereka mencela orang yang menyampaikan keluhan (42:4, 11; 79:10). b. Tiga metafora yang digunakan untuk menjelaskan musuh i. Musuh diterangkan sebagai pemburu yg memakai jala dan jebakan (140:5– 6). ii. Musuh diterangkan sebagai binatang buas (17:11–12; 22:13–14, 17). iii. Musuh diterangkan sebagai prajurit (7:14; 11:2; 37:14). c. Natur dari musuh i. Mereka jahat (26:10; 36:5). ii. Mereka tidak takut Allah (godless) dan melanggar kesusilaan (10:4–5; 14:1). iii. Mereka tidak mengakui Tuhan sebagai Tuhan. Mereka atheis (94:7). d. Masa depan orang jahat itu Dalam beberapa keluhan individu, kejatuhan masa depan orang jahat digambarkan 36 secara kontras dengan orang benar. Kontras ini disampaikan dengan baik dalam Mz 52 dan 58: i. Deskripsi orang jahat ii. Nasib orang jahat iii. Nasib orang saleh (7) Identitas Musuh a. Menurut Hans Schmidt, musuh dalam sejumlah mazmur adalah penuduh palsu orang yang menyampaikan keluhan. b. Sigmund Mowinckel berkata bahwa musuh adalah tukang sihir & kuasa kegelapan. c. H. Birkeland berargumen bahwa mengingat kebanyakan keluhan individu adalah nyanyian raja, musuh adalah musuh nasional yang menentang peraturan raja. d. Westermann menampilkan pandangan yang sangat berbeda. Dia memahami bahwa penulisan sebagian besar keluhan individu ini adalah pada masa pasca pembuangan. Musuh (pelaku kejahatan) dan orang yang menyampaikan keluhan mewakili 2 kelompok dalam masyarakat. Yang pertama adalah orang yang mengadaptasi bagi diri mereka sendiri dalam gaya hidup kafir, tidak lagi memegang Taurat. Mereka termasuk orang kaya dan kelas atas. Di sisi lain, yang kedua mewakili mereka yang tetap memegang kepercayaan Israel dan Taurat. 2. Struktur Mazmur Keluhan Individu (1) Elemen-elemen (tidak ada satu mazmurpun yang memiliki semua elemen) a. Alamat Alamatnya adalah pendahuluan teriak meminta tolong. Alamatnya cenderung memiliki relasi yang intim dan pribadi ("Allahku yang benar" dalam 4:1 dan "Rajaku dan Allahku" dalam 5:3). b. Keluhan Tiga subyek (Allah, aku, dan musuh) muncul dalam elemen ini. Walau situasinya dapat beraneka, ungkapannya seringkali berkenaan dengan kematian. Metafora ini digunakan untuk mendapatkan pertolongan Tuhan. Kadangkala keluhan bukan hanya untuk menjelaskan suatu situasi, namun menuntut pertanggungan jawab Tuhan (30:10; 88:11–13; 6:5; 13:4). c. Keyakinan Di tengah2 keluhan, orang yang menyampaikan keluhan mengekspresikan keyakinan dalam Tuhan ( 3:6; 4:9; 13:6). d. Permohonan 37 Ini adalah permohonan kepada Tuhan untuk menolong. Elemen ini adalah yang paling intens karena diungkapkan dalam bentuk perintah yang penuh keberanian. Ini adalah suatu perasaan bahwa pembicara berasumsi mempunyai hak atas permohonannya. Ini adalah permohonan bagi keadilan dan juga untuk belas kasihan, dengan anggapan bahwa situasi yang tidak adil itu berhubungan dengan ketidakpedulian Allah. e. Motif Maksud elemen ini adalah menggerakkan Allah untuk campur tangan. Ini memberikan Tuhan alasan untuk bertindak dengan cepat. Itu sangat menyedihkan bahwa pembicara tidak memiliki waktu untuk berbasa-basi. Kadang tindakannya mirip dengan tawar menawar, menyuap, atau bahkan mengintimidasi (6:6; 30:10; 88:11–13). f. Janji untuk memuji Pembicara berjanji bahwa, jika dia dilepaskan dari krisis, dia akan melaksanakan janji untuk memberikan dan membayar sesuatu sebagai ucapan syukur dan pujian (13:6). g. Pujian kepada Tuhan Di akhir mazmur keluhan individu, terdapat janji untuk memuji atau pujian kepada Tuhan karena menjawab doanya (7:18). (2) Arti Penting Pujian di Akhir sebuah Mazmur a. Dalam banyak keluhan individu, bagian terakhir menunjukkan maksud atau janji pemazmur untuk memuji Tuhan karena mendengarkan doanya (misal, 6:9; 13:6). b. Janji untuk memuji di akhir keluhan individu ini mengindikasikan terjadinya titik balik situasi sementara keluhan disampaikan dalam doa. Meskipun itu muncul dalam pelbagai tingkatan dan cara yang sangat berbeda, titik balik ini muncul di seluruh genre. c. Bagaimana kita memahami titik balik ini? Itu dapat dijelaskan dengan beberapa cara: i. Selama doa, orang yang menyampaikan keluhan mendengar janji keselamatan Allah sehingga dia melangkah keluar dari keluhan menuju keyakinan, kepada kepastian bahwa doanya telah didengar, kepada antisipasi terhadap pembebasan. ii. Itu merupakan pola doa-doa yang disampaikan di Bait Suci. iii. 1 Samuel 1 menunjukkan bukti bagaimana hal ini terjadi selama doa. Hana menerima jaminan dari Tuhan melalui imam Eli. Jika pandangan ini benar, kita dapat memahami fungsi imam selama doa para penyembah (disampaikan). 38 3. Komponen-komponen Keluhan (1) Keluhan yang Disampaikan kepada Tuhan a. Keluhan diekspresikan dalam bentuk pertanyaan "Mengapa?" atau "Berapa lama?" (misal, 10:1; 13:1–2; 22:2). b. Kadangkala, itu muncul sebagai permohonan negatif (6:2; 109:1): "O Tuhan, janganlah menghukum aku dalam murka-Mu, dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan amarah-Mu." c. Ekspresi yang tidak biasa adalah kombinasi "why-question (pertanyaan mengapa)" dengan pengakuan keyakinan: "Engkaulah Tuhan Gunung Batuku. Mengapa Engkau melupakan aku?" (misal, 42:10; 43:2). d. Beberapa keluhan diekspresikan dalam bentuk pernyataan deklaratif: "Telah Kautaruh aku dalam liang kubur yang paling bawah, dalam kegelapan dalam tempat yang dalam" (misal, 88:7–9, 16–17). (2) Alasan bagi Keluhan Alasan bagi keluhan terarah langsung kepada Tuhan biasanya ada 4 macam: a. Kemarahan Allah: Mz 6; 60; 74; 80; 85; 89; 102 b. Penolakan Allah: Mz 43:2; 77:8; 88:15 c. Allah yang melupakan: Mz 13:2; 42:10; 44:25; 77:10 d. Allah yang menyembunyikan wajah-Nya: Mz 10:1; 13:2 (3) Kematian dalam Mazmur Keluhan Individu a. Kematian sebagai (peristiwa) masa kini Pemazmur dalam mazmur keluhan kadangkala membandingkan diri mereka dengan orang yang mati, mengekspresikan kedekatan mereka dengan kematian (Mz 22:16; 88:4–7; 143:3). Namun mereka memberikan implikasi bahwa tidaklah terlalu terlambat bagi Tuhan untuk bertindak. b. Kematian sebagai sesuatu yang segera (akan terjadi) Pemazmur merasa bahwa kematian sangat dekat dengannya (Mz 39:14; 41:6, 9; 102:12, 24, 25). c. Kematian sebagai motif bagi Tuhan untuk bertindak Kematian yang datang segera adalah alasan bahwa Allah harus bertindak cepat sebelum kematian menyusul pemazmur (Mz 6:6; 13:4; 28:1; 88:11–13; 143:7). d. Kematian dalam Gambaran Banjir Realita kematian seringkali digambarkan dengan banjir atau air yang dalam (Mz 42:8; 69:2–3 [bandingkan dengan Yunus 2], 15–16; 88:8, 17–18). 39 4. Contoh2 Mazmur Keluhan Individu (1) Mazmur 13 a. Keluhan (tiga subyek): ayat 1–2 ▪ Allah (ayat 2) ▪ Aku (ayat 3) ▪ Musuh (ayat 3) "Berapa lama, O Tuhan?" dan "Berapa lama Engkau akan . . . ?" "Berapa lama aku harus . . . ?" "Berapa lama musuhku akan . . . ?" i. Pertanyaan "Berapa lama?" diulangi 4x, mengimplikasikan pembicara tidak dapat menahan sakit lebih lama. Pertanyaannya bersifat retorik, mencari jawaban namun mengekspresikan pernyataan2. ii. Pertanyaan2 tersebut memegang (konsep bahwa) Allah bertanggung jawab bagi situasi tersebut karena Dia “melupakan” dan “menyembunyikan wajahNya.” Ini menunjukkan kebergantungan pendoa yang kuat kepada Tuhan dan relasinya dengan Tuhan. iii. Sukacita musuh terhadap ketidakberuntungan pembicara adalah rasa sakit yang lain (yg dialami) karena sikap musuh mengindikasikan bahwa pembicara berhak mendapatkannya dan bahwa Tuhan tidak ada di sisi-Nya. iv. Ada ketidakjelasan natur penderitaan dan identitas musuh. b. Permohonan: ayat 4a i. Permohonan disebutkan dalam 3 kata perintah: ▪ "Pandanglah!" ▪ "Jawablah aku!" ▪ "Buatlah mataku bercahaya!" ii. Dalam ekspresi "Ya Tuhan, Allahku" pemazmur mengidentifikasikan “Allahku" dengan YHWH, dan inilah dasar bagi permohonannya. c. Motivasi: ayat 4b–5 i. Ada 3 motivasi untuk membuat Tuhan bertindak sekarang ▪ Kematian pemazmur yang segera datang/dialami ▪ Ucapan kemenangan musuh ▪ Sukacita musuh terhadap kematian pemazmur ii. Tiga alasan tersebut memasukkan Allah ke dalam situasi (yang dihadapi): kematian pembicara adalah kehilangan YHWH. Jika dia ditertawakan oleh musuh, Tuhan juga ditertawakan. d. Keyakinan: ayat 6 40 i. Ini adalah titik balik dari mazmur ini. Pembicara mengambil langkah yang melampaui keluhan dan mengekspresikan keyakinannya pada Allah dalam situasi tersebut. ii. Karena keyakinan dan kepercayaannya, keluhannya telah berhenti/tidak bersuara lagi. e. Janji untuk memuji: ayat 6 i. Dalam ayat ini kunci atau rahasia keluhan individu terungkap. Bukannya tidak mungkin untuk menjelaskan bagaimana dan mengapa terjadinya titik balik bagi orang yang menyampaikan keluhan dalam banyak keluhan2 individu. ii. Dasar bagi pujian di masa depan adalah "karena Dia telah melakukan yang baik bagiku." (2) Studi Mazmur Keluhan Individu yang Lain 41 Mazmur Keluhan Komunal 1. Karakteristik Mazmur Keluhan Komunal (1) Distribusi Mazmur Keluhan Komunal Buku I: 12, 14 Buku II: 44, 53, 58, 60 Buku III: 74, 79, 80, 83, 85 Buku IV: 90, 106 Buku V: 108, 123, 126, 137 (2) Keluhan Komunal Mula-mula a. Permulaan keluhan komunal harus kembali ke masa pengembaraan Israel di padang gurun. Dalam masa terdahulu hal itu diekspresikan dalam pernyataan, "Kemudian orang Israel berteriak kepada Tuhan" (Kel 2:23). b. Beberapa elemen umum dari mazmur keluhan juga ditemukan dalam keluhan terdahulu dan teks-teks narasi: i. Kel 32:11–12 (Keluhan Musa untuk kepentingan umat) ii. Bil 14:1–4 (keluhan umat karena laporan para pengintai) iii. Yosua 7:7–9 (Keluhan Yosua untuk kepentingan umat) iv. Hakim 21:3 (Keluhan suku2 tentang suku Benyamin) v. Hab 1:2–4 (Keluhan Habakuk terhadap ketidakadilan dalam dunia) vi. Ezra 9:6–15 (Pertobatan Ezra karena dosa umat) vii. Neh 1:5–11 (Doa permohonan Nehemia bagi bangsanya) viii. Dan 9:4–19 (Pertobatan Daniel bagi bangsanya) c. Berbagai bencana yang menyebabkan terbentuknya keluhan komunal menunjukkan bahwa ritual-ritual khusus dilaksanakan sebagai bagian dari keluhan/ratapan: i. ii. iii. iv. v. Berpuasa: Yoel 2:12–15; Yer 36:9; Yunus 3:5 Mengenakan kain kabung dan berkabung: Yoel 1:13; Yer 4:8 Menaruh abu dan debu di atas kepala: Yosua 7:6; Neh 9:1 Menangis di hadapan Tuhan: Hakim 20:23–26 Aktifitas-aktivitas lainnya: ▪ ▪ ▪ Memukul pangkal pinggang/paha (atau dada, Yer 31:19) Bercukur (Yes 15:2; 22:12; Mikha 1:16) Berguling dalam debu dan abu (Yer 6:26; Mikha 1:10) (3) Waktu Keluhan Komunal a. Ratapan komunitas bukan suatu rutinitas ibadah yang berulang setiap tahun melainkan sesuatu yang dinyatakan oleh umat kapan saja bangsa mengalami ancaman kesusahan, bahaya atau malapetaka. 42 b. Karena semua terlibat dalam krisis semacam ini, semua laki-laki, perempuan, dan anak-anak, tua maupun muda mengambil bagian dalam ratapan/keluhan. c. Keluhan dimulai di tempat terbuka, di kebun anggur dan di jalan-jalan dan tempattempat terbuka di kota; kemudian prosesi bergerak menuju tempat kudus untuk menangis di hadapan Tuhan. (4) Dua Jenis Krisis Nasional a. Jenis yang pertama adalah krisis politik, seperti perang, serangan musuh, penghancuran kota atau tempat kudus, dan pengusiran penduduk. b. Jenis yang kedua dari krisis nasional adalah bencana alam, seperti kekeringan, wabah belalang, panen buruk atau kelaparan. c. Perlu diingat bahwa latar belakang keluhan komunal dalam Kitab Mazmur selalu berhubungan dengan ancaman musuh (Mz 44:10–17, 20, 23–25; 60:3–5; 74:4–11; 79:1–4) sementara keluhan komunitas dalam kitab nabi-nabi terutama disebabkan oleh bencana alam (misal, tidak ada hujan dalam Yer 14:2–6 dan belalang dalam Yoel 1:4–7). (5) Arti Penting Keluhan Komunal secara Teologis a. Ketika bangsa menghadapi krisis, suatu bangsa membawa kebutuhannya di hadapan Tuhan. Karena apa yang terjadi dalam dunia politik adalah bagian dari relasi Israel dengan Tuhan. Setiap orang percaya bahwa krisis datang dari Tuhan dan, dengan demikian, hanya Tuhan yang dapat membalikkan keadaan. Ketidakberuntungan politik secara khusus dipahami sebagai bahaya religius. i. ii. iii. iv. v. Adalah umat Tuhan yang ingin dibinasakan oleh bangsa-bangsa (83:3–4). Adalah nama Tuhan yang dihina orang bodoh (74:18). Adalah Bait Suci-Nya yang dipermalukan (74:3ff.; 79:1). Adalah tempat kediaman-Nya yang dihancurkan (79:7). Adalah tempat kudus-Nya yang dihancurkan (79:1). b. Selama bencana nasional, umat memahaminya sebagai bermacam reaksi Allah terhadap dosa: i. ii. iii. iv. Tuhan telah menolak kita (74:1). Tuha telah merendahkan kita (44:10). Tuhan telah menggoncangkan tanah (60:4). Tuhan telah menjual kita seperti domba (44:13). c. Israel mengeluh dalam kesulitan seperti itu Tuhan tidak bersimpati. Allah diterangkan sebagai: i. Menyembunyikan wajah-Nya dan melupakan kesengsaraan dan penindasan terhadap Israel (44:25). ii. Marah dengan murka yang menyala-nyala (89:47). iii. Menaruh atau menahan tangan kanan-Nya (74:11). 43 iv. Tertidur (44:24). d. Ketika umat datang kepada Tuhan dan berteriak minta tolong, mereka mengingatkan Dia tentang perbuatan-perbuatan dan janji-janji-Nya di masa lalu. Kasih Allah di masa lalu bagi mereka adalah satu-satunya alasan yang karenanya umat memohon kepada Tuhan untuk menyatakan belas kasihan. e. Jadi mazmur keluhan adalah salah satu potongan-potongan bukti penting bagi pemahaman Israel kuna tentang sejarah, suatu pemahaman yang melihat masa lalu, sekarang, dan masa depan sebagai sesuatu yang terikat bersama di bawah kontrol Allah. (6) Penulisan Mazmur Keluhan Komunal a. Mazmur Keluhan Komunal dinyanyikan dari periode paling awal sampai pada periode terkemudian. Sebagai contoh, Mz 80 dipahami berasal dari wilayah suku-suku Utara yang terdahulu. Mazmur 83 berbicara tentang serangan dari semua bangsabangsa sekitarnya. b. Bagaimanapun juga, karena sebagian Mazmur Keluhan Komunal merefleksikan krisis nasional, adalah lebih mudah untuk menentukan tanggal penulisan mazmurmazmur ini daripada yang lain. Sebagai contoh, Mz 74, 79, dan 137 merefleksikan periode pembuangan di Babel setelah penghancuran Yerusalem dan Bait Suci di tahun 586 SM. 2. Struktur Keluhan Komunal (1) Struktur secara Umum Mazmur 74 Mazmur 79 Mazmur 80 Alamat (kadang jeritan sebagai pendahuluan Mengapa . .ya Allah Ya, Allah Hai, Gembala Israel, pasanglah telinga Tindakan Allah Ingatlah Engkau membawa pohon terdahulu umat-Mu (ayat 2). anggur keluar dari Mesir (ayat 9–12) Musuh Engkaulah yang membelah laut (ayat 13) Lawan-Mu mengaum Bangsa2 masuk dan musuh2 kami di tempat pertemuan- ke dalam tanah mengolok2 kami (ayat 7b) Mu (ayat 4-8) milik-Mu (ayat 1–3) Kami Tanda2 ajaib tidak diberikan pada kami (ayat 9) Kami menjadi obyek celaan bagi tetangga kami (ayat 4) Allah Mengapa Engkau Berapa lama Tuhan? Berapa lama murka-Mu 44 menolak kami (ayat 1) Keyakinan Engkau murka terus menerus? (ayat 5) menyala (ayat 5) Tapi Engkau, Tuhan adalah Rajaku dari maka kami tidak akan menyimpang dari-Mu zaman purbakala (ayat 12) 19) (ayat Permohonan bagi kita Jangan berikan nyawa merpati-Mu (ayat 19–20) Jangan perhitungkan Ya Allah senesta alam, bagi kami kesalahan kembalilah kiranya nenek moyang kami (ayat 15) (ayat 8–9) Permohonan bagi musuh Jangan lupa suara lawan-Mu (ayat 23) Tumpahkan amarah-Mu pd bangsa2 (ayat 6, 12) Motif2 Ingatlah bagaimana musuh menghina Engkau, O Tuhan (ayat 18, 22b) Mengapa bangsa2 batang yang ditanam boleh berkata "Di dengan tangan kanan-Mu mana Allah mereka?" (ayat 16) (ayat 10a) Janji utk Memuji Biarlah org sengsara Maka kami umat-Mu Biarkan kami hidup, maka dan orang miskin dan kawanan domba kami akan memanggil namamemuji nama-Mu (ayat 21b) gembalaan-Mu akan Mu (ayat 19b) memuji-Mu selamalamanya (ayat 13a) (2) Komponen-komponen a. Alamat i. Alamat (memanggil nama Allah) adalah penting karena itu menetapkan kontak untuk berbicara kepada Tuhan. Biasanya, nama yang dipanggil hanyalah Tuhan (YHWH). Sesekali, nama ini dikembangkan dengan beberapa rumusan: ▪ ▪ ▪ ▪ Allah penyelamat kami (Mz 79:9; 85:5) Allah semesta alam (Mz 80:5, 8, 15) Allah pembalas (Mz 94:1) Hakim bumi (Mz 94:2) b. Keluhan: Tiga Subyek i. Kepada Tuhan Mengapa dan Berapa lama adalah kata2 yang biasanya disampaikan orang yang mengeluh/meratap kepada Tuhan. Pertanyaan Mengapa mempertanyakan mengapa Allah telah menolak (Mz 74), meninggalkan, atau melupakan (Mz 44:25) umat-Nya. Ini mensyaratkan eksistensi Tuhan dan merefleksikan harapan 45 komunitas untuk mengetahui arti dan tujuan hidup. ii. We-complaint (Keluhan-kami) Itu terdiri dari 2 elemen: ▪ Keluhan tentang kesulitan ▪ Rasa malu disebabkan oleh kesulitan (Mz 79:4) iii. Melawan musuh Tidak seperti keluhan individu, musuh dalam keluhan komunal adalah jelas bersifat politis. Ini berhubungan dengan fakta bahwa keluhan-keluhan yang ada dalam mazmur ini hampir secara eksklusif bersifat politis (Mz 44:10–17; 60:3– 5; 74:4–11; 79:1–4; 80:6-7; 83:3–9). c. Tindakan Allah di masa lalu i. Biasanya muncul di pembukaan mazmur. ii. Tujuan ucapan ini adalah menciptakan ketegangan antara apa yang Tuhan telah lakukan di masa lalu dan apa yang terjadi sekarang. Kelihatannya pemazmur mencoba untuk mengingatkan Allah tentang tindakan-Nya yang menyenangkan di masa lalu (misal, Mz 44; 80:9-12). iii. Ini memiliki efek membangkitkan pengertian tentang sejarah. iv. Referensi ini dapat disebut pujian deklaratif: "Engkau telah melakukan. . . " d. Permohonan i. Permohonan agar Tuhan memperhatian, menggunakan bermacam2 kata perintah (imperative): Datanglah!, Bangkitlah!, Sadarilah!, Dengarlah!, Lihatlah!, Janganlah diam!, Ingatlah!. ii. Permohonan bagi intervensi Allah dalam kata kerja perintah (imperative): Tolonglah kami!, Selamatkan kami!, Belalah aku!. iii. Karena tujuan permohonan adalah untuk menggerakkan hati Allah dan membuat-Nya “tidak dapat” menolak permohonan, umat secara konstan mengulangi ungkapan umat-Mu, milik pusaka-Mu, kepunyaan-Mu (Mz 74:2; 79:1; 83:4; 94:5). iv. Setelah menjelaskan situasi mereka dan mengucapkan permohonan, umat secara alami mengharapkan jawaban Allah (respon ilahi). Seperti yang terlihat dalam Mz 85:9ff. dan 60: 8–10, respon dari Allah dapat didengar melalui hamba Tuhan (imam atau nabi). Ini juga dilakukan oleh nabi2, yang mengucapkan nubuatan keselamatan (misal, Amos 7–8; Yer 14–15). Contoh lain yang baik adalah 2 Taw 20:3–17, yang menunjukkan struktur berikut: ▪ ▪ ▪ Persiapan untuk keluhan komunal (20:3–5) Dialamatkan kepada Tuhan (20:6) Tindakan2 Allah di masa lalu (20:7–9) 46 ▪ ▪ ▪ Situasi sekarang (20:10–12) Respon Allah melalui Yahaziel, orang Lewi (20:14–17) Keyakinan dalam Tuhan dan imam (20:20–21) e. Janji untuk memuji Elemen ini ditemukan bukan seperti yang biasa ditemukan dalam keluhan individu. 3. Contoh2 Mazmur Keluhan Komunal (1) Mazmur 80 ayat 2–4 ayat 5–8 ayat 9–12 ayat 13–14 ayat 15–16 ayat 17–18 ayat 19–20 Alamat dengan permohonan pendahuluan Keluhan Tindakan penyelamatan Allah di masa lalu Keluhan dan tindakan Allah di masa sekarang Permohonan dan tindakan Allah di masa lalu Permohonan Janji untuk memuji a. Alamat (ayat 2–4) i. Mazmur ini dimulai dengan doa, Gembala Israel. Judul lain (Tuhan) Allah Yang Mahakuasa (, ) digunakan pada ayat5, 8, 15, 20. ii. Fungsi doa adalah untuk membuat kontak dengan Tuhan. iii. Dua permohonan, Pasanglah telinga! dalam ayat 2 dan Pulihkan kami! dalam ayat 4, menunjukkan bahwa relasi antara Allah dan manusia sangatlah personal. iv. Doa dalam ayat 2 ditekankan dengan penggunaan paralelisme: ▪ ▪ "O Gembala Israel" "Seorang yang memimpin Yusuf" (seperti kawanan domba) v. Ayat 4 diulangi dalam ayat 8 dan 20, menekankan permohonan. b. Keluhan (ayat 5–8) i. Permohonan ini langsung (disampaikan) kepada Allah. ii. Pertanyaan yang dimulai dengan Berapa lama? dan Mengapa? (bandingkan dengan ayat 13) tidak berarti bahwa umat tidak mengetahui arti dari penghakiman. iii. Ayat 7 berisi unsur dari musuh. c. Tindakan penyelamatan Allah di masa lalu (ayat 9–12) 47 Ayat-ayat ini menerangkan tindakan Allah yang menyenangkan bagi Israel di masa lalu. Titik temu bagian ini adalah dengan membuat kontras antara kasih Allah di masa lalu dan kesengsaraan di masa sekarang. d. Keluhan (ayat 13–14) i. Bagian ini menerangkan situasi masa kini. Pertanyaan dengan Mengapa? Tidak berarti bahwa Israel tidak mengetahui arti sebuah bencana. ii. Justru ini menyatakan ketergantungan mereka kepada Allah. Ini berimplikasi bahwa Allah bertanggung jawab atas situasi sekarang meskipun mereka berdosa.. e. Permohonan dan tindakan Allah di masa lalu (ayat 15–16) Permohonan dalam ayat 15 diikuti dengan tindakan penyelamatan Allah di masa lalu dalam rangka membuat permohonan tersebut lebih bersifat persuasif (ketika disampaikan) kepada Tuhan . f. Permohonan (ayat 17–18) g. Janji untuk memuji dan permohonan akhir (ayat 19–20) i. Janji yang dijanjikan didasarkan pada keselamatan dari Allah di masa depan. ii. Ayat 20 berfungsi sebagai inklusio bersama dengan ayat 4. Inklusio ini membuat keseluruhan mazmur sebagai suatu permohonan yang kuat. (2) Baca Mazmur 79 48 Nyanyian Pujian 1. Karakteristik Nyanyian Pujian Secara Umum (1) Pembagian Nyanyian Pujian a. Daftar Buku I Buku II Buku IV Buku V 29, 33 68 100, 103, 105 111, 113, 114, 115, 117, 134, 135, 139, 145, 146, 147, 149, 150 b. Pembagian nyanyian pujian i. Seseorang mungkin berpendapat bahwa judul Ibrani dari Kitab Mazmur, (, nyanyian2 pujian), adalah tidak tepat karena ada lebih banyak mazmur keluhan daripada mazmur pujian dalam Kitab Mazmur. Meskipun himne atau nyanyian pujian kalah jumlahnya dari doa2 keluhan, judul Ibrani kitab ini adalah tepat karena natur dari kitab ini adalah pujian. Hal ini terlihat bahkan di bagian akhir doa2 keluhan. ii. Perlu diingat bahwa doa-doa keluhan sangat dominan di Buku I–III (Mz 1–89), dan himne atau nyanyian pujian mendominasi Buku IV–V (Mz 90–150). (2) Arti Penting Nyanyian Pujian a. Nyanyian Pujian dan Mazmur Ucapan Syukur adalah “respon” manusia yang terbaik dalam mengungkapkan kedaulatan, kuasa, dan kemuliaan Allah. Hal-hal itu adalah indikator yang paling luas dan kaya untuk menggambarkan siapakah Allah itu dan apakah yang dilakukan-Nya. Nyanyian-nyanyian pujian ini mengungkapkan kepada kita betapa kuatnya antusiasme Israel terhadap apa yang telah Tuhan lakukan. Tidak ada kata yang terlalu agung ketika digunakan untuk merayakan Tuhan. Sebagai hasilnya, suasana hati yang paling fundamental dari nyanyian pujian adalah antusiasme, pemujaan, penghormatan, pujian, dan pengagungan (kepada Tuhan). b. Arti penting nyanyian pujian adalah menunjukkan pada kita iman, teologi, dan kesalehan Israel. Nyanyian pujian mengungkapkan apa yang diketahui Israel tentang Allah dan apa yang mereka percayai dalam relasi dengan Tuhan. c. Nyanyian pujian dipahami sebagai pujian umat yang berkumpul untuk beribadah. Secara umum itu dimengerti bahwa baik ibadah maupun perayaan kultus tidak dapat eksis tanpa nyanyian-nyanyian pujian kepada Allah. Di Israel, nyanyian pujian digunakan di depan publik untuk menerangkan sifatsifat Allah, karya-Nya yang menyelamatkan, tindakan penciptaan-Nya, dsb. Contoh paling kuno tentang nyanyian pujian adalah: i. Pujian Miryam (Kel 15:21) ii. Pujian Debora (Hak 5) iii. Nyanyian Pujian Serafim (Yes 6:3) 49 d. Dalam pengertian yang sangat ketat, nyanyian pujian adalah respon terbaik manusia kepada Tuhan karena perhatian utamanya adalah untuk memuji Tuhan. Dengan memahami perbandingan yang diberikan oleh Wendel tentang mazmur pujian dan ucapan syukur, arti penting pujian dapat diterangkan demikian: i. Dalam pujian, Tuhan ditinggikan dalam pengertian yang lengkap, namun dalam ucapan syukur peninggian-Nya adalah sebagian karena Dia mendapatkan pujian karena perbuatan-Nya yang spesifik. ii. Dalam pujian, penyembah diarahkan sepenuhnya kepada Tuhan, satusatunya obyek dari pujian, dan itu berarti hilangnya “aku” di hadapan Tuhan. Dalam ucapan syukur, penyembah tetap ada di tempatnya semula karena dia mengekspresikan ucapan syukur “nya” kepada Tuhan. iii. Esensi pujian adalah kebebasan dan spontanitas, namun memberikan ucapan syukur dapat menjadi sebuah tugas. iv. Natur dari pujian adalah publik, mengundang orang lain untuk bergabung dalam memuji Tuhan, tetapi mengucap syukur bersifat pribadi, karena perhatian utamanya tidak pada satu orangpun kecuali orang yang memberikan ucapan syukur dan orang yang diberi ucapan syukur. v. Perbedaan verbal yang paling penting antara pujian dan ucapan syukur adalah bahwa ucapan syukur terjadi dalam pengucapan kata-kata, "thank you" (terima kasih kepada kamu) atau "thanks," namun dalam pujian, yang dipuji adalah subyeknya, "Engkau telah melakukan," atau "Engkau adalah . . . ." (3) Tipe-tipe Nyanyian Pujian a. Westermann berargumen bahwa penandaan “nyanyian pujian" harus diganti dengan istilah yang lain karena “nyanyian pujian” adalah diklasifikasikan oleh bentuk. Dia mengusulkan untuk membagi nyanyian pujian dalam 2 kelompok sesuai dengan isinya: i. Pujian yang Deskriptif Ini adalah nyanyian pujian untuk memuji Allah karena karya, sifat, dan keberadaan-Nya secara keseluruhan (missal, Mz 113). ii. Pujian yang Deklaratif Biasanya disebut oleh ahli lain sebagai mazmur ucapan syukur. Mazmur ini adalah pujian kepada Tuhan karena perbuatan-perbuatan Allah yang spesifik yang telah dilakukan-Nya bagi individu atau komunitas. b. F. Crüsemann juga membagi nyanyian pujian dalam 2 kelompok berdasarkan penggunakan kata kerja, nyanyian pujian imperatif dan nyanyian pujian partisip. i. Nyanyian Pujian Imperatif 50 Mazmur ini memiliki 2 elemen yang khas. Pertama, dimulai dengan panggilan imperatif untuk memuji (misal, "mainkan" atau "nyanyikan" dalam Mz 113; 117; 33; 105). Kata kerja yang paling sering adalah hll (, "memuji"). Imperatif (kata perintahnya) diikuti oleh alasan untuk memuji, yang didahului oleh (, "karena" dalam Mz 100; 117; 136). ▪ Mazmur 33 "Bersorak-sorailah, hari orang-orang benar, dalam Tuhan Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi Bermazmurlah bagi Dia dengan harpa 10 tali Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru Petiklah kecapi baik-baik dengan sorak sorai Sebab (, ) Firman Tuhan itu benar." ▪ Mazmur 136 "Bersyukurlah kepada Tuhan, karena Ia baik. Karena (, ) kasih-Nya untuk selama2nya. Bersyukurlah kepada Allah segala allah. Karena (, ) kasih-Nya untuk selama2nya. Bersryukurlah kepada Tuhan segala tuhan. Karena (, ) kasih-Nya untuk selama2nya." ii. Nyanyian Pujian Partisip Dalam mazmur ini, tindakan Allah diterangkan melalui penggunaan partisip: ▪ Mazmur 104:2–4 "Yang berselimutkan terang seperti dengan kain, yang membentangkan langit seperti tenda, yang mendirikan kamar-kamar loteng-Mu di air, yang menjadikant awan-awan sebagai kereta perang-Nya, yang bergerak di atas sayap angin, yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Nya” c. Menurut Crüsemann, 2 tipe nyanyian pujian ini memiliki fungsi yang berbeda. Sementara nyanyian pujian imperatif memberikan pendahuluan bagi suatu nyanyian untuk ibadah publik, nyanyian pujian partisip menjelaskan iman umat dan keseluruhan sejarah penyelamatan ilahi. 2. Relasi antara Pujian dan Kematian (1) Hubungan yang khas antara Kematian dengan Pujian a. Kita melihat dalam mazmur keluhan individu beberapa pemazmur 51 memohon pertolongan dengan sangat kepada Tuhan sebelum kematian mereka. Alasannya adalah bahwa orang mati tidak dapat memuji Tuhan. b. Satu hal penting yang perlu dicatat adalah bahwa memuji Tuhan di Israel tidak pernah menjadi peristiwa kultus yang independen, terpisah dari kehidupan (sehari-hari) umat. Sebaliknya, hal tsb menempati tempat yang sentral dalam keseluruhan hidup individu dan umat di hadapan Tuhan. Di Israel, eksistensi Allah tidak pernah dipertanyakan dan keyakinan mereka tidak pernah dibingungkan. Pujian kepada Tuhan adalah bagian dari hidup dan gaya hidup mereka. Ekspresi yang khas, pujian dan kematian, lahir dari aspek relasi seperti ini antara Allah dan orang Israel. (2) Arti Ekspresi tersebut (Kematian dan Pujian) a. Ide tentang pujian dan kematian muncul dalam mazmur-mazmur berikut: 6:6; 30:9; 88:11–13; 115:17; 118:17; 119:175; cf. Isa 38:18. ▪ Mz 6:6"Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati?" ▪ Mz 30:10 "Apakah untungnya kalau darahku tertumpah kalau aku turun ke dalam lubang kubur? Dapatkah debu bersyukur kepada-Mu? Dan memberitakan kesetiaan-Mu?" b. Westermann berpikir bahwa ekspresi ini berasal dari keluhan pribadi sebagai suatu motif dukungan terhadap permohonan mereka. Sebagai motif, itu dimaksudkan untuk menggerakkan Allah untuk menyelamatkan pemazmur dari penderitaan (Mz 6:6; 30:10; 88:11–13). c. Pemahaman positif dari ekspresi negatif ini ditemukan dalam Yes 38:19, "hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap syukur kepada-Mu." Westermann menerangkan kejadian di seputar ekspresi dalam Yes 38:18 yang dipengaruhi oleh keluhan individu. Bagian yang serupa (Mz 115:18; 118:17; 119:175) harus dipahami dalam cara yang sama, yaitu secara positif. d. Semua bagian ini memiliki arti bahwa di mana ada kematian, tidak ada pujian. Di sisi lain, di mana ada hidup, ada pujian. Hidup yang tidak memuji Tuhan tidak memiliki gambaran di sini. Karena kematian tidak berhubungan dengan pujian, pujian berhubungan dengan kehidupan. Pujian dan tidak adanya pujian berhubungan satu dengan yang lain sama seperti kehidupan dan kematian. 3. Struktur Nyanyian Pujian Nyanyian pujian tidak memiliki struktur yang jelas seperti tipe mazmur yang lain. Struktur nyanyian pujian secara longgar terbagi dalam 3 bagian: ▪ Pendahuluan 52 ▪ Bagian Utama ▪ Kesimpulan (1) Pendahuluan a. Sangat sering nyanyian pujian dimulai dengan panggilan imperatif jamak untuk memuji (kira-kira 200 kali dalam nyanyian pujian). Ekspresi yang paling sering digunakan adalah panggilan untuk bersuka dan bernyanyi: i. ii. iii. iv. ("Pujilah!") 113:1; 117:1; 135:1, 3; 148:1–4; 150:1–5 ("Bermazmurlah!") 33:2; 66:2; 105:2; 135:3 (Bersyukurlah!") 33:2; 105:1; 106:1; 107:1 ("Nyanyikanlah!") 33:3; 96:1, 2; 98:1; 105:2; 149:1 b. Undangan untuk memuji Tuhan dialamatkan oleh pemimpin ibadah kepada para penyembah, yang dipanggil dengan berbagai cara: i. ii. iii. iv. v. "Hamba-hamba TUHAN" "Anak-anak Yakub" "Orang-orang saleh milik Tuhan" "Orang-orang benar" "Mereka yang takut akan Tuhan" 113:1; 134:1; 135:1 105:6 30:5; 145:10; 149:5 32:11; 33:1; 68:4; 140:14 22:24 c. Kadang terlihat tidak cukup bagi pemazmur, yang terinspirasi dan terkagum dengan Allah yang tak terbatas, kalau hanya Israel yang harus memuji Tuhan. Karena itu pemazmur mengirim undangan pujian secara internasional dan universal. i. "Seluruh bumi" ii. "Bumi" iii. "Banyak pulau" iv. "Ujung bumi" v. "Semua penduduk dunia" vi. "segala kamu bangsa-bangsa" vii. "Rakyat dan bangsa-bangsa" 33:8; 66:1, 4; 96:1, 9; 98:4; 100:1 97:1 97:1 67:8 33:8 22:28; 96:7 47:2; 66:8; 67:4, 5, 6; 117:1 d. Bisa juga undangan tsb disampaikan ke alam: langit, bumi, dan yang lain (148; 96:11–12). e. Nasihat untuk memuji Tuhan menemukan realisasi yang lengkap ketika diarahkan ke “jiwa” pemazmur itu sendiri seperti dalam Mz 103:1, "Pujilah Tuhan, hai jiwaku, pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku." f. Kemudian sampailah pada pembacaan nama Tuhan ("Pujilah Tuhan" atau "Nyanyilah kepada Tuhan"). g. Kadangkala cara bagaimana pujian harus dinyatakan juga terindikasi dalam teks: "dengan harpa," "dengan tarian," dll (Mz 149:1–3). h. Sesekali, kata perintah diikuti oleh penjelasan kemuliaan Allah, dan kemudian, panggilan perintah yang lain untuk memuji diikuti oleh penjelasan 53 tentang kebaikan Tuhan (Mz 100; 95). (2) Bagian Utama a. Pendahuluan biasanya diikuti oleh alasan untuk memuji, yang dimulai dengan "sebab" (117; 135:3). Contoh paling kuno dari struktur ini adalah pujian Miryam: "Pujilah Tuhan, sebab Ia tinggi luhur" (Kel 15:21). b. Puji-pujian diperuntukkan bagi sifat-sifat dan karya Allah. Ini dapat ditambahkan ke dalam pendahuluan dalam rangkaian bentuk partisip: "Yang . . . , yang . . . ," (Mz 146:7f.). c. Ketika mazmur berbicara tentang karya Tuhan yang istimewa dalam sejarah, bentuk perfect, imperfect, dan consecutive imperfect digunakan dan bukannya bentuk partisip (Mz 104:5, 9). Pujian kadangkala muncul dalam bentuk pertanyaan retorik "Siapakah seperti TUHAN, Allah kita” (Mz 113:5). d. Kelihatannya nyanyian pujian yang paling kuno berisi pengulangan yang konstan tentang ajakan untuk memuji Tuhan (Mz 136). e. Bagian utama dapat dibagi dalam 2 tipe: umum dan khusus. i. Tipe yang lebih umum menyebutkan sifat-sifat Allah dan karya-karyaNya yang mulia. Jadi, tipe ini dapat digunakan bagi jenis ibadah apa saja (Mz 136). ii. Tipe yang lebih khusus menggambarkan satu situasi yang khusus atau tindakan Allah yang tunggal dan dimaksudkan untuk digunakan dalam peristiwa yang khusus pula (Mz 114). (3) Kesimpulan a. Tidak ada pola tetap bagi kesimpulan. b. Kadangkala pendahuluan “Pujilah Tuhan" diulangi di akhir mazmur (Mz 146–150). c. Sesekali, nyanyian pujian ditutup dengan harapan atau doa singkat bagi individu atau jemaat (104:31, 34–35). 4. Contoh2 (1) Mazmur 117 a. Struktur i. Ayat 1: nasihat untuk memuji "Pujilah" dan "Megahkanlah." ii. Ayat 2: alasan memuji ("kasih" dan "kesetiaan") b. Latar Belakang i. Pada waktu ibadah ii. Karena "bangsa-bangsa", beberapa ahli berpendapat bahwa ini 54 diarahkan kepada para petobat baru. c. Komentar i. Alamatnya sangat komprehensif. Itu meliputi semua orang. ii. Kita tidak melihat dasar khusus untuk memuji. Mungkin ini adalah kesimpulan dari keseluruhan iman Israel dan terminolog1 umum. (2) Mazmur 113 a. Struktur A i. Ayat 1–3: nasihat untuk memuji dengan penekanan pada nama-Nya ii. Ayat 4–6: dasar untuk memuji (kemuliaan Tuhan) iii. Ayat 7–9: dasar untuk memuji (kebaikan Tuhan) b. Struktur B (Kraus) i. Ayat 1–4: nasihat yang dinyanyikan oleh satu grup paduan suara ii. Ayat 5–9: pertanyaan retorik bagi dasar untuk memuji dinyanyikan oleh grup paduan suara yang lain. c. Latar Belakang i. "hai hamba-hambaTuhan” dalam ayat 1 dengan jelas mengindikasikan bahwa latar belakangnya adalah ibadah. ii. Ayat 7–9 mengimplikasikan perbuatan Allah yang spesifik, memberikan indikasi bahwa mazmur ini mungkin digunakan untuk pengingatan pembebasan (yang dilakukan Tuhan). Mungkin ini menjadi nyanyian perayaan bagi komunitas yang membutuhkan pertolongan dan tidak memiliki kekuasaan melawan musuh2 yang berkuasa, secara nasional ataupun social. d. Komentar i. Dalam ayat 1–3 panggilan untuk memuji nama-Nya diulangi 3x karena nama itu termasuk di dalam segala hal yang baik yang penting bagi kehidupan yang bahagia. ii. Pujian terhadap nama-Nya haruslah "setiap waktu" dan pada "segala tempat." iii. Ayat 5–6 memberikan visi tentang Tuhan yang bertahta di tempat tinggi dan memerintah seluruh dunia. iv. Mazmur ini bergerak dari kemuliaan kosmik Allah kepada perhatian Allah yang khusus dan pribadi kepada orang yang membutuhkan dan wanita-wanita yang mandul (seperti istri bapa leluhur). (3) Mazmur 139 55 a. Omniscience (Mahatahu): ayat 1–6 b. Omnipresence (Mahahadir): ayat 7–12 c. Predestinasi: ayat 13–16 d. "Tuhan bersama dengan saya": ayat 17–18 e. Kebencian terhadap musuh2: ayat 19–24. Gambaran penting dari kebencian ini adalah bahwa musuh-musuh ini bukan hanya musuh-musuh pemazmur tetapi musuh Allah. Karena alasan ini, dia memohon tindakan Tuhan melawan mereka. 56 Mazmur Ucapan Syukur Individu 1. Karakteristik Mazmur Ucapan Syukur Individu (1) Mazmur Ucapan Syukur Individu dan Fungsinya a. Pembagian Mazmur Ucapan Syukur Individu Mz 30; 34; 41; 66; 92; 116; 118; 138 b. Fungsi Mazmur Ucapan Syukur Individu i. Fungsinya adalah mengucapkan syukur kepada Tuhan karena pengalaman pembebasan dan memuji Dia di hadapan komunitas (misal, 30:2–4; 34:5, 7; 41:5). ii. Bagaimanapun juga, dalam pengertian tertentu, Mazmur Ucapan Syukur Individu berhubungan dengan Mazmur Keluhan Individu. Itu seperti dua tindakan dalam satu drama. Isi Mazmur Ucapan Syukur Individu mengindikasikan bahwa itu adalah lanjutan dari Mazmur Keluhan Individu dalam beberapa hal. (2) Relasi antara Mazmur Ucapan Syukur Individu dan Mazmur Keluhan Individu a. Di akhir Mazmur Keluhan Individu kita mendengar janji pemazmur untuk memuji (misal, Mz 7:18; 13:6; 26:12; 28:7c; 35:28; 43:5b; 54:8; 57:10–11): Mz 13:6 "Aku akan memuji Tuhan, Karena Dia telah melakukan yang baik bagiku." b. Janji untuk memuji sekarang digenapi dalam Mazmur Ucapan Syukur Individu. Apa yang telah dijanjikan digenapi dalam Mazmur Ucapan Syukur Individu. Salah satu contoh terbaik tentang hal ini terdapat dalam Mz 30:2–4): "Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, Sebab Engkau telah menarik aku ke atas Dan tidak membiarkan musuh2ku bersukacita atas aku. TUHAN Allahku, aku berteriak minta tolong kepadamu Dan Engkau telah menyembuhkan aku. TUHAN, Engkau telah mengangkat aku dari kubur, Engkau menghindarkan aku turun ke lubang kubur." c. Faktanya, kesimpulan dari Mazmur Keluhan Individu identik dalam pengertiannya dengan pendahuluan Mazmur Ucapan Syukur Individu. Janji untuk memuji di akhir Mazmur Keluhan Individu menjadi pengumuman di awal Mazmur Ucapan Syukur Individu. d. Apakah seseorang memulai dengan keluhan atau pujian, elemen yang ditekankan adalah pujian. Kesamaan dan relasi di antara keduanya dapat 57 disimpulkan dengan cara berikut: i. Mazmur Ucapan Syukur: ii. Mazmur Keluhan: Keluhan Individu pujian (sekarang) + bahaya (masa lalu) bahaya (sekarang) + pujian (masa depan) Ucapan Syukur Individu "Kepada-Mu aku memanggil, "Kepada-Mu aku telah Tuhan Batu Karangku” menjerit" "Jawablah aku ketika aku memanggil-Mu!" "Engkau telah mendengarku" "Bebaskan aku, O Tuhanku!" "Engkau telah menarik aku keluar dari lubang kubur" e. Pendahuluan Mazmur Ucapan Syukur Individu yang paling sering adalah “voluntative” (ekspresi tekad atau komitmen) seperti yang terlihat dalam contoh2 berikut. “Voluntative” dalam permulaan Mazmur Ucapan Syukur Individu oleh karena pernah ada janji yang telah diucapkan sebelumnya. ▪ Mz 30:2 ▪ Mz 34:2 ▪ Mz 92:1 "Aku akan memuji Engkau, ya TUHAN" "Aku hendak memuji TUHAN dalam segala waktu" "Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi” 2. Latar Belakang Ibadah dalam Kitab Mazmur (1) Latar Belakang Ibadah yang Terefleksi dalam Mazmur Ucapan Syukur Individu a. Meskipun para ahli berkata bahwa mazmur digunakan untuk ibadah-ibadah yang variatif dalam Bait Suci, kita tidak tahu dengan pasti bagaimana ibadah dilaksanakan karena tidak ada catatan liturgi yang tertinggal pada kita sekarang. Bagaimanapun juga, elemen-elemen tertentu ibadah dalam Bait Suci dapat dideteksi dari Mazmur Ucapan Syukur Individu: i. Membawa persembahan (Mz 66:13–14) Teks mengindikasikan bahwa Mazmur Ucapan Syukur Individu disampaikan dengan persembahan kurban pujian. ii. Memberikan kesaksian (Mz 66:16–20) Menurut mazmur ini, adalah mungkin bahwa persembahan diikuti dengan penyampaian kesaksian oleh pemazmur kepada orang lain untuk menerangkan pembebasan yang menakjubkan dari kesulitan yang dialami oleh pemazmur. iii. Tempat untuk memberikan persembahan (Mz 116:17–19) Mazmur ini menunjukkan bahwa perayaan pemberian persembahan seperti itu terjadi di halaman Bait Suci. iv. Ajakan kepada orang lain untuk bergabung (Mz 34:9) Kesaksian pemazmur tentang pembebasannya disampaikan di hadapan sekelompok umat, dan para pendengar kadangkala diundang untuk ikut bergabung dengannya dalam pujian. 58 v. Respon Pendengar (Mz 118:22–24) Subyek jamak "Kami" (LAI“Kita”) dan konteks mengindikasikan bahwa ini kemungkinan adalah respon pendengar. vi. Pemberian Arahan (Mz 34:12–13) Kesaksian ini biasanya diikuti oleh instruksi/arahan atau pengajaran yang berisi ungkapan-ungkapan hikmat. (2) Latar Belakang Ibadah yang Terefleksi dalam Mazmur Keluhan Individu Beberapa ahli terdahulu (Gunkel dan Mowinckel) sangat menekankan bahwa Mazmur Keluhan Individu menunjukkan jejak-jejak latar belakang ibadah. Dapat dikatakan bahwa pendapat mereka ini masih didukung oleh hasil penelitian beberapa ahli masa kini. Latar belakang ibadah berhubungan dengan 3 elemen: waktu, tempat, dan aktifitas (lihat silabus hal 32-33). a. Waktu i. Beberapa mazmur mengindikasikan bahwa pagi hari adalah waktu untuk menerima anugerah Allah: ▪ Mz 30:6 "sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak sorai" ▪ Mz 46:6 "Allah akan menolongnya menjelang pagi" ▪ Mz 90:14 "Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setiaMu” ▪ Mz 143:8 "Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi" ii. Beberapa mazmur mengindikasikan adanya doa-doa di pagi hari: ▪ Mz 5:4 "TUHAN, pada waktu pagi hari Engkau mendengar seruanku, Pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu ▪ Mz 57:9 "Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar!" ▪ Mz 59:17 "Tetapi aku akan menyanyikan kekuatan-Mu, Pada waktu pagi hari aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu" ▪ Mz 88:14 "Tetapi aku ini, ya TUHAN kepada-Mu aku berteriak minta tolong, Dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu" b. Jawaban Tuhan Beberapa mazmur menunjukkan bahwa para penyembah mengharapkan untuk mendengarkan jawaban atau firman langsung dari Tuhan pada waktu mempersembahkan kurban (bandingkan dengan Kain dan Habel di Kej 4, Bileam di Bil 23:3, dan Zakharia di Lk 1:11). ▪ Mz 5:4 "Pada waktu pagi hari aku mengatur persembahan bagi- 59 Mu ▪ Mz 86:17 ▪ Mz 38:15 dan aku menunggu-nunggu" "Lakukanlah kepadaku suatu tanda kebaikan" “Sebab kepada-Mu, ya TUHAN, aku berharap; Engkaulah yang akan menjawab, ya Tuhan, Allahku.” c. Aktifitas-aktifitas Beberapa mazmur mengindikasikan pembasuhan dan pemurnian diri dihubungkan dengan ibadah. ▪ Mz 26:6 ▪ Mz 51:4 ▪ Mz 51:9 "Aku membasuh tanganku tanda tak bersalah" "Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku" "Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju! 3. Struktur Mazmur Ucapan Syukur Individu (1) Pendahuluan a. Pendahuluan Mazmur Ucapan Syukur Individu dimulai dengan maksud hati pemazmur untuk “bersyukur” atau “meninggikan” Tuhan. b. Hal ini diikuti dengan alasan singkat untuk memuji Tuhan (Mz 30:2–4; 116:1; 138:3). Jelaslah bahwa mazmur ucapan syukur adalah hasil dari tindakan Tuhan. Intervensi Allah adalah sumber dari mazmur2 seperti itu (bandingkan dengan Kel 15:1 dan Yunus 2). Contoh-contoh tersebut juga mengindikasikan bahwa pujian paling mendasar terwujud dalam satu kalimat tunggal. (2) Bagian Utama a. Ini adalah catatan tentang tindakan Tuhan. Bagian utama merefleksikan 2 natur keluhan: "Dengarlah doaku!" dan "Selamatkan aku!" Ini dibagi 2: tinjauan tentang krisis dan catatan tentang penyelamatan. i. Tinjauan tentang krisis (Mz 30:7–8)"Dalam kesenanganku aku berkata .. ," ii. Catatan pembebasan (Mz 30:11) "Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari" b. Di sini, masalah sering diterangkan sebagai kondisi diperbudak atau hampir mati, sementara pelepasan dijelaskan sebagai pembebasan dari kematian. Sifat dualistik, "Dengar" dan "Selamatkan," dalam keluhan juga terefleksi dalam pujian. c. Bagian utama biasanya terdiri dari 3 elemen: i. Laporan bahaya yang dialami pemazmur ii. Doanya kepada Tuhan iii. Pelepasan dari Tuhan 60 (3) Kesimpulan Kesimpulan itu bermacam2 bentuknya tetapi selalu bertujuan untuk memuji Tuhan: ▪ Mz 30:12 (janji yang memberikan diperbaharui untk memuji) "Ya Tuhan Allahku, aku akan ▪ Mz 66:20 (pujian) "Pujilah Tuhan yang tidak menolak ▪ Mz 118:28 (pujian) " Allahku Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu,...” ucapan syukur kepada-Mu selama2nya" doaku” 4. Contoh2 Mazmur Ucapan Syukur Individu (1) Mazmur 30 a. Struktur ayat 1–4 ayat 5–6 ayat 7–11 ayat 12 ayat 13 Pendahuluan Undangan kepada komunitas Tinjauan terhadap krisis Situasi masa lalu (ayat 7–8) Permohonan di masa lalu (ayat 9–11) Laporan tentang penyelamatan Allah Janji yang diperbaharui untuk memuji b. Latar Belakang i. Ucapan Syukur. ii. Seseorang disembuhkan setelah sakit yang mendekati maut (ayat 3–4). iii. Tidak disebutkan tentang persembahan kurban atau pemenuhan janji. iv. Upacara ucapan syukur dilakukan di hadapan orang2 kudus (ayat 5). c. Komentar i. Kata kuncinya adalah ydh () yang arti aslinya adalah "memuji" dan bukan "memberikan ucapan syukur." ii. Pemazmur berkata, "Aku akan meninggikan Engkau" karena Tuhan telah menyelamatkan dia dari kesusahannya. Dalam ayat 2–4 tindakan Allah yang menyelamatkan diekspresikan dalam 4 kata kerja: ayat 2 "Engkau telah menarik aku ke atas (dlh, )" ayat 3 "Engkau telah menyembuhkan (, )" ayat 4a "Engkau telah mengangkat aku (, )" 61 ayat 4b "Engkau menghidupkan aku (, )" iii. Pernyataan tersebut kurang adanya contoh nyata tentang masalah yang dialami. Baik “penyembuhan” maupun” kubur” dapat dipahami secara simbolis. Pemazmur tidak bermaksud menghubungkan apa yang terjadi padanya, tetapi untuk menyaksikan apa yang Tuhan telah perbuat bagi dirinya. iv. Undangan bagi para pendengar ditemukan dalam ayat 5-6. Ini adalah pujian yang deskriptif yang dimulai dengan kata imperatif. v. Ayat 7 dan 8 mengimplikasikan bahwa krisis datang karena rasa aman yang palsu. Pemazmur berpikir dia tidak pernah membutuhkan penyelamatan dari Allah. vi. Ayat 9 adalah permohonan terdahulu untuk meminta pertolongan. vii. Ayat 10 berisi alasan bagi tindakan Allah yang segera. Ini bukanlah ancaman tetapi ide fundamental dalam pemikiran Israel: orang mati tidak dapat memuji (bandingkan dengan 6:6; 88:11–13; 115:17; Yes 38:18f.). Memuji Tuhan adalah untuk kehidupan yang nyata. Jadi, hidup tanpa pujian bukanlah hidup yang lengkap. viii. Ayat 11 adalah permohonan lain untuk meminta pertolongan. ix. Penyelamatan Allah dijelaskan secara mendetail di ayat 12. x. Dalam ayat 13, pemazmur membuat janji lain bahwa dia tidak akan pernah melupakan hal2 baik yang telah Tuhan lakukan. (2) Bacalah Mazmur 118 (3) Mazmur 138 a. Struktur ayat 1–3 ayat 4–6 ayat 7–8 Pendahuluan dengan ringkasan penyelamatan Undangan untuk bergabung dalam pujian Kesimpulan b. Latar Belakang i. Mazmur Ucapan Syukur Individu ii. Itu terjadi di halaman Bait Suci (ayat 2) iii. Ayat 4 mungkin mengimplikasikan bahwa hal ini mungkin dinyanyikan oleh raja (Daud). iv. Kemungkinan terjadi selama perang (ayat 7–8) c. Komentar i. Pada ayat 1–3 kata kunci bagi pujian adalah "kasih" () dan 62 "kesetiaan" () pada ayat 2. Empat tindakan pemazmur diekspresikan dengan 3 kata kerja "memuji," "bernyanyi," dan "bertelut" (, , , , , ). ii. Pada ayat 4–6 raja2 dianjurkan untuk memuji Tuhan. iii. "Kasih" () pada ayat 2 dan ayat 8 membentuk inklusio. iv. Karena pemazmur menyadari bahwa pujiannya tidak mencukupi, dia memanggil semua raja di bumi untuk mengucap syukur pada Tuhan. Kebesaran Tuhan layak untuk dipuji oleh seluruh penguasa dunia. (4) Mazmur 116 a. Struktur i. Pendahuluan (ayat 1–2) ii. Tinjauan tentang situasi terdahulu (ayat 3, 10–11) iii. Laporan pembebasan (ayat 4–9, 15–16) iv. Pemenuhan janji/nazar (ayat 12–14, 17–19) b. Latar Belakang i. Pemberian kurban syukur di Bait Suci selama hari-hari raya (ayat 14, 18, 19). ii. Seperti yang umumnya dalam mazmur-mazmur lain, masalah aktualnya tidak jelas, tetapi itu adalah situasi yang membahayakan kehidupan (ayat 3, 8, 15). Sakit adalah latar belakang yang paling mungkin daripada penganiayaan dengan tuduhan palsu (bandingkan dengan ayat 11). c. Komentar i Pemazmur terlihat diserang bukan hanya oleh kuasa kematian tetapi juga oleh orang-orang. ii. Dia memohon kepada Tuhan untuk menyelamatkan hidupnya berdasarkan ikatan antara dirinya dengan Allah sebagai hamba dan tuan. Ketika dia berkata "anak laki-laki dari hamba-Mu perempuan," (ayt. 16) dia berpikir tentang generasi2 berikutnya yang mengakui Allah sebagai tuannya. iii. Pertanyaan retorik "Bagaimanakah aku akan membayar . . . ?" mengekspresikan emosi pemazmur oleh karena telah menerima hadiah besar itu, sehingga tidak ada ucapan syukur yang dapat diberikan yang seimbang dengan pemberian tersebut. 63 Mazmur Ucapan Syukur Komunal 1. Karakteristik Mazmur Ucapan Syukur Komunal (1) Pembagian Mazmur Ucapan Syukur Komunal Mz 67; 75; 107; 124; 129; 136 (2) Jarangnya Mazmur Ucapan Syukur Komunal a. Para ahli menunjukkan perbedaan pendapat yang besar tentang kategori ini dibandingkan kategori mazmur yang lain. Bagaimanapun juga, mereka setuju dalam satu hal: tidak terlalu banyak terdapat mazmur yang dapat diklasifikasikan sebagai mazmur ucapan syukur komunal: i. ii. iii. iv. Gunkel: Mz 66:8–12; 67; 124; 129 Westermann: Mz 124; 129 Weiser: Mz 124 Murphy: Mz 67; 124 b. Jarangnya mazmur ucapan syukur komunal merupakan fakta yang aneh karena jenis mazmur ini dapat menjelaskan dengan baik relasi antara Allah dan Israel. Beberapa ahli mencoba menjelaskan fenomena yang tidak biasa ini dengan beberapa cara sebagai berikut: i. Di satu sisi, kitab Mazmur seperti yang kita miliki sekarang telah dibentuk setelah pembuangan selama masa dimana tidak ada tindakan penyelamatan Allah kepada mereka sebagai suatu bangsa. Di sisi lain, waktu yang mana Israel mengalami pembebasan Allah terjadi pada masa lalu. ii. Penjelasan lain adalah adanya kemungkinan mazmur pujian “menyerap” mazmur ucapan syukur komunal karena perbedaan di antara mereka sangat sulit dideteksi. Mungkin orang Israel kuno tidak dengan jelas membedakan seperti yang dilakukan ahli modern. (3) Relasi antara Mazmur Ucapan Syukur Komunal dan Mazmur Keluhan Komunal a. Telah dijelaskan adanya hubungan antara mazmur keluhan individu dan mazmur ucapan syukur individu. Tapi tidak ada hubungan antara mazmur keluhan komunal dan mazmur ucapan syukur komunal. b. Ketiadaan hubungan di antara keduanya mungkin karena permohonan umat pada saat bencana nasional tidak dapat berubah dengan cepat menjadi sebuah pujian seperti dalam kasus mazmur ucapan syukur individu. (4) Asal Mula Mazmur Ucapan Syukur Komunal a. Pujian Kemenangan kemungkinan adalah asal mula dari tipe mazmur ini 64 (misal Hakim 5 dan 1 Sam 18:7). b. Semula mazmur ini terdiri dari stanza-stanza pendek terdiri dari 2 baris yang diulangi tidak beraturan (Kel 15:21). (5) Dua Jenis Mazmur Ucapan Syukur Komunal a. Pujian Syukur Israel (Mz 124; 129) i. Tidak ada kiasan tentang peperangan. ii. Peristiwa historis sebagai latar belakangnya tidak jelas. b. Pujian Kemenangan i. Tidak ada pujian kemenangan yang dimasukkan ke dalam Mazmur. Ini mungkin karena setelah penghancuranYerusalem pada 586 SM dan pembuangan Babel, Israel tidak lagi mengalami kemenangan untuk beberapa abad. ii. "Buku Perang Tuhan" dalam Bil 21:14 pasti berisi pujian-pujian kemenangan. iii. Bagian utama pujian kemenangan adalah laporan peperangan dan kemenangan (missal Hakim 5). iv. Pujian Debora (Hakim 5), satu-satunya pujian kemenangan yang disampaikan secara panjang lebar dan berasal dari jaman sebelum pembuangan yang ditransmisikan secara penuh, menunjukkan melalui strukturnya kesamaan dengan mazmur pujian komunal. ayat 2–3 ayat 4–5 ayat 6–8 ayat 9–11 ayat 12–30 ayat 31 Nasehat untuk memuji Tuhan Deskripsi kedatangan Tuhan Bahaya di masa lalu Permulaan baru untuk memuji Tuhan Catatan kemenangan Musuh-musuh Allah, kawan-kawan Allah (6) Deskripsi Kedatangan Tuhan dalam Pujian Kemenangan Beberapa pujian kemenangan menunjukkan deskripsi umum tentang kedatangan Tuhan dengan elemen2 berikut di dalamnya (misal Hakim 5:4–5; Mz 18:8–15; 68:8–9, 34): a. Kedatangan Tuhan b. Kekacauan kosmis yang menyertai kedatangan-Nya c. Pertolongan Tuhan Hakim 5:4–5 Mz 18:8–15 Kedatangan Tuhan Bumi Gunung2 4a 4b 5 10 8a 8a 65 Tuhan mengendarai. . . Air Guntur Panah2 4b 11 12 14 15 2. Struktur (1) Oleh Mowinckel a. Pendahuluan b. Bagian Utama: catatan bahaya dan keselamatan c. Kesimpulan: undangan untuk memuji dan ucapan syukur (2) Oleh Westermann (Mz 124; 129) a. Nasehat: "Biarlah Israel berkata demikian" (124:1b; 129:1a) b. Ringkasan pendahuluan: "Jikalau bukan . . . " (124:2a) c. Melihat ke belakang: "Ketika manusia bangkit . . . " (124:2b–5; 129:3) d. Pujian: "Terpujilah Tuhan . . . " (124:6; 129:4) e. Laporan Tindakan Tuhan (124:6–7; 129:4b) f. Kesimpulan: Keyakinan, harapan-harapan (124:8; 129:5–8) 3. Contoh2 Mazmur Ucapan Syukur Komunal (1) Mazmur 107 a. Struktur i. Undangan secara umum untuk mengucap syukur (ayat 1–3) ii. 4 mazmur ucapan syukur mini (ayat 4–32) dengan struktur yang sama (malapetaka, teriakan minta tolong, penyelamatan, ucapan syukur) ▪ ayat 4–9 Para pengembara pulang kembali ▪ ayat 10–16 Para tahanan dibebaskan ▪ ayat 17–22 Orang sakit disembuhkan ▪ ayat 23–32 Orang yang mengarungi laut diselamatkan b. Latar Belakang i. Ibadah ucapan syukur bersama (bandingkan dengan Kis 21:23–26) yang dilakukan pada saat perayaan hari-hari raya. ii. Pengingatan dari imam untuk memberikan janji dan ucapan syukur iii. Para penyembah dari segala penjuru dunia berkumpul (ayat 3). iv. Empat situasi bukanlah kasus-kasus yang spesifik melainkan sebuah paradigma bagi para penyembah untuk memberikan kesempatan mengucap syukur. 66 c. Komentar i. Pertanyaannya adalah "Apakah hal ini menjelaskan sejarah Israel atau empat situasi pribadi?" ii. Beberapa orang menafsiran mazmur ini sebagai berikut: ayat 4–9 dari padang gurun ke Kanaan ayat 10–16 pembebasan dari Mesir dan Babel ayat 17–22 pemulihan orang mati (Israel di pembuangan) ayat 23–32 alegori seperti kisah Yunus ayat 33–43 penghancuran orang Kanaan dan pendudukan Israel di Kanaan iii. Ayat 2 dan 3 mengindikasikan bahwa mungkin mazmur sebelum pembuangan telah ditransformasi menjadi ucapan syukur komunal pasca pembuangan bagi Diaspora. iv. Struktur khiastic dalam ayat 4–32 ayat 4–9, perjalanan (keselamatan dari kekacauan) ayat 10–16, malapetaka karena dosa (keselamatan dari dosa) ayat 17–22, malapetaka karena dosa (keselamatan dari dosa) ayat 23–32, perjalanan (keselamatan dari kekacauan) v. Arti mula-mula dari mazmur ini mungkin menjelaskan sejarah Israel, tetapi itu telah ditafsirkan ulang di masa kemudian untuk menjelaskan perjalanan para peziarah melewati wilayah, laut, penjara, dan penyakit. (2) Mazmur 124 a. Struktur ayat 1–5 ayat 6–7 ayat 8 Nasehat untuk mengingat kembali masa lalu Pujian dan laporan tindakan Allah Pengakuan keyakinan (dalam Tuhan) b. Latar belakang: ayat 1b mengindikasikan bahwa mazmur ini digunakan dalam ibadah komunal. 67 Mazmur Penciptaan 1. Karakteristik Mazmur Penciptaan (1) Mazmur-mazmur Penciptaan: Mz 8; 19; 65; 104; 148 (2) Karakteristik Mazmur Penciptaan a. Menurut Westermann, mazmur penciptaan adalah satu-satunya kelompok mazmur dalam Kitab Mazmur yang mana sebuah motif dikembangkan ke dalam mazmur independen. b. Masing-masing mazmur penciptaan berbeda. Itu menunjukkan bahwa ketika suatu motif dikembangkan untuk membentuk sebuah mazmur yang utuh, tidak ada lagi bentuk yang kaku. c. Bagi pemazmur dari mazmur penciptaan, dunia dipenuhi oleh hal-hal "baik", menggemakan Kej 1:1–2:4a, yang menerangkan setiap elemen realitas sebagai "baik" dan keseluruhan ciptaan sebagai "sangat baik." Mazmurmazmur ini merefleksikan pandangan umum Israel bahwa penciptaan adalah "baik," yaitu teratur, indah, dan kehidupan yang meningkat dan menopang diri. d. Dalam mazmur penciptaan, dunia yang diciptakan tidaklah diam atau bisu. Dia mengirimkan pesan untuk memuji keagungan, kuasa, dan kemuliaan Tuhan. Itu ditampilkan dengan baik dalam Mz 19: Langit menceritakan kemuliaan Allah, Cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya. Hari meneruskan berita itu kepada hari, Malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, Suara mereka tidak terdengar. Gema mereka terpencar ke seluruh dunia, Perkataan mereka sampai ke ujung bumi. e. Allah sebagai Pencipta dunia memberikan fungsi kepada semua ciptaan, termasuk umat manusia. Dia memberikan kepada mereka kuasa terhadap dunia seperti dalam Mz 8, dan mereka memuji Tuhan karena ciptaan-Nya dan kedaulatan-Nya terhadap dunia. f. Kesamaan yang paling jelas dengan struktur dasar mazmur pujian ditunjukkan dalam Mz 8, yang mana polaritas dari kemuliaan Allah (8:2, 10) dan kasih karunia Allah (8:5) menghubungkan ciptaan-Nya kepada manusia sebagai bagian dari ciptaan-Nya. Mungkin usaha membawa dua bagian ini secara bersama dalam Mz 19 dimaksudkan untuk bergerak dalam arahan polaritas ini. 68 2. Contoh-contoh Mazmur Penciptaan (1) Mazmur 8 a. Struktur i. Inklusio (ayat 2a dan 10) ii. Kontras antara kemuliaan Tuhan dan bayi (ayat 2b–3) iii. Kontras lain antara alam semesta dengan manusia (ayat 4–5) iv. Dominasi manusia terhadap ciptaan yang lain (ayat 6–9) b. Latar Belakang i. P.C. Craigie mengusulkan bahwa latar belakang mazmur ini adalah ibadah komunal. Usulnya didasarkan pada adanya perubahan subyek dari jamak "Kami" dalam ayat 2 menjadi tunggal "Saya" dalam ayat 4. ii. Indikasi lain dari teks (ayat 4) adalah bahwa ibadah mungkin terjadi pada malam hari (bandingkan dengan Mz 134:1 untuk ibadah malam). c. Komentar i. Agama kafir mungkin memimpin penyembahan kepada benda-benda langit, namun Israel tidak pernah mengilahkan alam. Inilah perbedaan antara Israel dan bangsa-bangsa lain. ii. Bagi pemazmur, ocehan bayi yang kacau dan tidak jelas dalam ayat 3a adalah perayaan kemegahan Allah. iii. Pemazmur mengalihkan pandangannya dari keagungan ciptaan Allah kepada ketidakberartiannya manusia. iv. Kemudian, dia menyadari mandat agung yang diberikan kepada manusia. v. Childs mengusulkan pemahaman kanonik berkenaan dengan mazmur ini, yang memberikan kepada kita arti yang sepenuhnya berbeda. Menurut Ibr 2:5–9, Yesus adalah pribadi yang "dibuat untuk waktu yang singkat lebih rendah daripada malaikat-malaikat" tetapi "dikaruniai kemuliaan dan hormat" karena penderitaan-Nya. vi. Arti kanonikal lain dari mazmur ini adalah itu bukanlah pujian tentang “manusia alami" tetapi pujian tentang "manusia" yang diselamatkan Allah melalui Yesus Kristus. (2) Mazmur 104 a. Struktur 69 ayat 1a ayat 1b–30 ayat 2–4 ayat 5–9 ayat 10–18 ayat 19–23 Pendahuluan, panggilan untuk memuji Pujian terhadap Pencipta, tafsiran terhadap Kej 1 Pujian terhadap Pencipta langit Penciptaan bumi dan pemisahan air dan darat Mata air, hujan, binatang, dan tumbuhan Matahari dan bulan, siang dan malam, kehidupan di ayat 24–26 ayat 27–30 ayat 31–35a ayat 31–32 ayat 33–34 ayat 35a ayat 35b Laut dan isinya Allah penopang/pemelihara semua ciptaan Harapan bagi Tuhan, saya, dan musuh Harapan bagi Tuhan (positif) Harapan bagi saya (positif) Harapan bagi orang berdosa (negatif) Panggilan untuk memuji dunia b. Latar Belakang i. Pujian individu tentang Pencipta ii. Temanya kelihatannya berhubungan dengan Tuhan sebagai Raja, yang dirayakan dalam hari-hari raya tertentu. c. Komentar i. Kombinasi partisip dan perfekt (ayat 2–4, 5, 6) ii. Mazmur 104 menunjukkan urutan yang sama dengan Kej 1. Mazmur 104 104:1–4 104:5–9 104:10–13 104:14–18 104:19–23 104:24–26 104:27–30 Subyek Penciptaan langit dan bumi Air terdorong ke belakang Air ditaruh di tempat yang berguna Penciptaan tumbuhan Penciptaan benda2 langit Penciptaan binatang2 laut Penciptaan makhluk hidup Kejadian 1 1:1–5 1:6–10 1:6–10 1:11–12 1:14–18 1:20–22 1:24–31 iii. Allah memanifestasikan diri-Nya sendiri dari kemah atau istana-Nya sebagai Raja Surgawi (ayat 2–4) iv. Pemazmur berbagi dunia dengan binatang buas, burung, dan tumbuhan. Dia bukannya acuh tak acuh terhadap ciptaan yang lain. v. Harapannya adalah bagi kemuliaan Allah sampai kekekalan dan bagi dunia yang sempurna tanpa orang2 berdosa. (3) Mazmur 148 a. Struktur ayat 1–6 ayat 1–5a Pujilah Tuhan di surga Panggilan untuk memuji Tuhan 70 ayat 5b–6 Alasan untuk memuji ayat 7–13 Pujilah Tuhan di bumi ayat 7–13a Panggilan untuk memuji Tuhan ayat 13b Alasan untuk memuji ayat 14 Kesimpulan b. Latar Belakang i. Tidak ada petunjuk jelas bagi situasi ibadah dari mazmur ini. ii. Kraus menyadari bahwa mazmur ini mungkin digunakan sebagai nyanyian pujian untuk ibadah publik (bersama). c. Komentar i. Ini adalah mazmur imperatif yang dimulai dan diakhiri dengan teriakan untuk memuji "Haleluya." ii. Perluasan panggilan untuk memuji kepada semua ciptaan bukanlah retorik melainkan keluar dari iman bahwa semua ciptaan dapat berlaku kepada Pencipta seperti yang dilakukan manusia. iii. Alasan untuk memuji bagi benda-benda langit ialah bahwa mereka diciptakan oleh-Nya, sementara alasan yang sama bagi benda-benda di bumi adalah tidak ada nama lain selain Allah yang harus ditinggikan di bumi (kontras). 71 Mazmur Tuhan sebagai Raja 1. Daftar dan Karakteristik Mazmur Tuhan sebagai Raja (1) Daftar Mazmur Tuhan sebagai Raja: Mz 47; 93; 95; 96; 97; 98; 99 (2) Karakteristik Mazmur Tuhan sebagai Raja a. Sebelumnya, mazmur-mazmur ini disebut Mazmur Penobatan oleh Gunkel, Mowinckel, dan ahli yang lain karena dalam mazmur-mazmur ini tema memuji Tuhan sebagai Raja sangatlah dominan. Westermann memasukkan mazmur-mazmur ini dalam kategori mazmur dengan pujian yang deskriptif. b. Ekspresi, "Tuhan memerintah" atau "Tuhan telah menjadi raja" dalam Mazmur Tuhan sebagai Raja diterangkan oleh Mowinckel sebagai berikut: i. Frasa khusus dalam Mazmur Tuhan sebagai Raja adalah "Tuhan memerintah" (, , 93:1; 97:1; 47:8; 96:10). Mowinckel berpendapat bahwa terjemahan yang benar dari frasa tersebut haruslah "Tuhan telah menjadi raja" daripada "Tuhan memerintah." Penekanannya ialah pada konotasi ingressive (permulaan suatu tindakan) dan bukan pada pengertian durative (suatu jangka waktu tertentu). Dia berkata bahwa terjemahan "Tuhan memerintah" salah arah. ii. Pendirian teguh Mowinckel tentang terjemahan ini berkaitan dengan latar belakang mazmur ini yang diusulkannya. Dia dan ahli kritik bentuk lainnya memahami bahwa latar belakang mazmur-mazmur ini adalah hari raya untuk merayakan kenaikan Allah ke tahta sebagai raja. Karena alasan ini, dia berargumen bahwa terjemahan "Tuhan telah menjadi raja" adalah benar karena itu menjelaskan apa yang telah terjadi. iii. Untuk mendukung pendapatnya, dia menampilkan bagian-bagian Alkitab yang parallel, dimana konotasi ingressive yang sama ditemukan. Dalam 2 Sam 15:10 dan 2 Raja 9:13, baik Absalom dan Yehu diproklamasikan sebagai raja dengan frasa: 2 Sam 15:10, () "dan kamu akan berkata, 'Absalom sudah menjadi raja di Hebron'." 2 Raja 9:13, () "dan mereka berkata, 'Yehu telah menjadi raja'." c. Karena fakta bahwa banyak ahli menolak hipotesa Mowinckel tentang hari raya penobatan sebagai sesuatu yang tidak ada dasarnya, tipe mazmur ini sekarang disebut "Mazmur Tuhan sebagai Raja" atau sesuatu yang mirip dengan itu. (3) Yesaya dan Mazmur Tuhan sebagai Raja a. Beberapa ahli memperhatikan bahwa ada hubungan erat antara Mazmur 72 Tuhan sebagai Raja dan Kitab Yesaya (fasal 40–66) dalam menerangkan Allah sebagai Raja. b. Contoh terbaik dapat ditemukan dalam Yes 52:7, dimana pembawa berita baik membawa ke Zion berita bahwa Tuhan adalah Raja. Yes 52:7 Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: "Allahmu itu Raja!" () () c. Mengarah pada ketergantungan antara Mazmur Tuhan sebagai Raja dan Yesaya, opini para ahli terbagi dalam 2 kelompok: i. Pandangan pertama menyebutkan bahwa tema Allah sebagai Raja yang ditemukan dalam Kitab Mazmur dipinjam dari Yesaya. Para ahli yang mendukung pendapat ini cenderung menentukan tanggal penulisan Mazmur Tuhan sebagai Raja pasca pembuangan. ii. Pandangan kedua memahami bahwa Mazmur Tuhan sebagai Raja yang ditemukan dalam Kitab Yesaya sama seperti bagian lain dari PL (misal Zef 3 dan Zakh 9) adalah karena pengaruh Mazmur Tuhan sebagai Raja pada mereka. Jadi, Yesaya adalah saksi eksistensi mazmur-mazmur ini dalam masa sebelum pembuangan. d. Westermann, berdasarkan bentuk Yesaya 52 dan Mazmur Tuhan sebagai Raja mendukung opini pertama dengan alasan2 berikut: i. Dalam Yesaya 52, seruan ditemukan di dalam konteks yang mana pesannya adalah sesuatu yang sangat dinanti-nantikan dan disambut dengan sorak sorai kegirangan, dibawa oleh pembawa berita yang datang dari puncak gunung menuju Yerusalem. Dalam Mazmur Tuhan sebagai Raja seruan menjadi rumusan yang terpisah dari konteks. ii. Dalam Yesaya 52 Tuhan telah menjadi Raja terhadap dan bagi Israel. Dalam Mazmur Tuhan sebagai Raja, seperti dalam Mz 47, Dia telah menjadi raja terhadap bangsa-bangsa. Dalam gambaran menyeluruh, adalah beralasan untuk berpikir bahwa Tuhan dikatakan pertama-tama sebagai Raja Israel, dan kemudian sebagai Raja bangsa-bangsa dan Raja seisi dunia. iii. Mazmur Tuhan sebagai Raja tidak membentuk suatu kategori tersendiri, atau tersatukan oleh tanda-tanda umum untuk suatu kategori. Sebaliknya, di seluruh mazmur ini kita berurusan dengan bentuk campuran yang diambil dari kategori-kategori yang sangat bervariasi. iv. Di samping fakta bahwa semua Mazmur Tuhan sebagai Raja adalah mazmur-mazmur campuran, dalam bahasa dan komposisi mereka 73 menunjukkan tanda-tanda dari periode terkemudian. v. Asal mula motif "Tuhan telah menjadi Raja" dalam Yes 52 dan pengambilalihan motif ini ke dalam kelompok mazmur pada periode pasca pembuangan dapat dijelaskan bukan tanpa kesulitan. Penjelasan sebaliknya tidak memungkinkan tanpa hipotesa-hipotesa yang luas, seperti halnya keberatan terhadap asumsi tentang hari raya penobatan Tuhan, yang dalam PL hanya dapat didasarkan esensinya pada mazmur-mazmur ini. 2. Struktur Mazmur Tuhan sebagai Raja (1) Pendahuluan a. Frasa "Tuhan memerintah" (LAI “TUHAN adalah Raja”) sering ditemukan dalam permulaan mazmur-mazmur ini (93:1; 97:1; 47:8; 96:10). b. Frasa yang lain ditemukan dalam pembukaan adalah nasihat, panggilan seluruh bumi untuk menyanyi dan memuji Dia (47:1; 96:1; 98:4). (2) Perbandingan antara Tuhan dan allah-allah lain a. Tuhan ialah Raja yang besar di atas segala allah (95:3; 96:4; 97:9). b. Pemazmur mengundang allah lain untuk gentar di hadapan-Nya dan menyembah Dia (97:7). (3) Ciptaan a. Ide utama berhubungan dengan Tuhan sebagai Raja adalah ciptaan-Nya (95:3–5; 96:5). b. Jadi, semua yg diciptakan diundang untuk memuji Dia (96:11f.; 97:6a; 98:7–8). (4) Penghakiman: kadangkala ada ide tentang penghakiman atau penghukuman Allah (97:8; 98:9). 3. Latar Belakang Mazmur Tuhan sebagai Raja (1) Latar Belakang Kultus oleh Mowinckel a. Meskipun Mowinckel mengakui bahwa mazmur-mazmur ini dapat dinyanyikan secara eskatologis, pengharapan bahwa Allah akan menghancurkan kuasa jahat dan membebaskan umat untuk mendirikan kerajaan eskatologis Allah, dia berkata bahwa itu tidak dapat menjadi latar belakang mula-mula dari mazmur ini. b. Menurutnya, latar belakang mula-mula pastilah kultus. Kesimpulannya didasarkan pada beberapa pengamatan berikut. 74 i. Kesan yang kuat yang tampak dalam mazmur ini adalah para penyembah yang merayakan Tuhan sebagai raja di masa sekarang. Mereka tidak bermaksud untuk menjelaskan kerajaan-Nya secara umum; mereka hanya bersuka bahwa hal itu terjadi sekarang. ii. Yang pemazmur terangkan adalah perayaan besar tentang penobatan raja, dalam kasus ini, Tuhan. Ekspresi dalam 47:6, "Allah telah naik," dengan kuat mengindikasikan latar belakangnya adalah ibadah untuk merayakan Tuhan sebagai raja. iii. Dalam penobatan kehadiran Allah secara pribadi disimbolkan dengan tabut Allah (bandingkan dengan Mz 24:7–10). Dalam Mz 99:5 dan 132:7 tabut Allah diterangkan sebagai tumpuan kaki-Nya (bandingkan dengan Yes 66:1, bumi, dan Rat 2:1, Bait Suci). Ini mengindikasikan penulisan tipe mazmur ini mungkin kembali ke masa sebelum pembuangan. iv. Mowinckel memahami hari raya penobatan sebagai asal mula konsep "Hari Tuhan." (2) Westermann a. Dia tidak menerima kategori mazmur penobatan. Menurutnya, apa yang orang lain sebut sebagai mazmur penobatan hanyalah perluasan dan modifikasi dari mazmur-mazmur deskriptif. b. Tetapi dalam kasus ini, ide tentang eskatologi sangat dominan. (3) Arti Penting Mazmur Tuhan sebagai Raja secara Teologis a. Elemen kosmik yang diindikasikan dalam mazmur ini memberikan implikasi bahwa Allah bukanlah Allah suku atau sektarian melainkan Allah universal yang kepada-Nya segala bangsa harus tunduk. b. Pelayanan Yesus dalam PB adalah realisasi liturgy PL (bandingkan dengan Mk 1:14–15). Dia tidak memproklamasikan "Kerajaan Yesus," melainkan "Kerajaan Allah." Dia punya perhatian terhadap Kerajaan Allah dan Allah sebagai Raja. c. Sampai sekarang, kita melanjutkan berdoa untuk metafora ini, Tuhan sebagai Raja. Kita berdoa setiap hari Kerajaan Allah datang ke bumi. Bagi kita, mazmur penobatan adalah pengharapan masa depan. Dia akan datang sebagai Raja untuk menghakimi seluruh bangsa. 4. Mazmur Tuhan sebagai Raja sebagai sebuah Metafora (1) Arti Penting Metafora a. J. L. Mays dengan yakin berpendapat bahwa "Tuhan memerintah" adalah pusat dan metafora yang terorganisir bagi teologi kitab Mazmur. Setuju dengan T. N. D. Mettinger, dia membuat ungkapan "akar metafora," dan 75 menerangkan bahwa apapun yang disebut dalam kitab Mazmur tentang Tuhan dan relasinya dengan dunia dan umat manusia berakar dalam pengertian dan kebenaran dari metafora ini. b. Kata kerja () dalam ungkapan ini lebih berarti suatu aktifitas daripada jabatan. Ini adalah istilah bagi kedaulatan dinamis, suatu kedaulatan yang diatur dalam 2 pola aktifitas: i. Allah sebagai Pencipta dan Pemelihara mengatur dunia yang kacau. ii. Allah sebagai Hakim dan Penyelamat mengintervensi kekacauan manusia melalui penghukuman dan pembebasan. c. Semua topik dan fungsi lain dari bahasa mazmur cocok dengan pola kedaulatan ini. "Umat" Allah, "tempat kediaman" Allah, "Messias," "hukum" Allah, "doa-doa," "nyanyian-nyanyian pujian," dan yg lain berhubungan dengan konsep Allah sebagai Raja. (2) "Tuhan memerintah" sebagai Pusat Teologi Kitab Mazmur a. Ruang Lingkup Dominasi Allah i. Tuhan adalah Penguasa segala allah (Mz 95:3) ii. Tuhan memerintah dunia dan semua elemen-elemen pembentuknya (Mz 93:3–4; 95:4–5) iii. Tuhan memerintah segala bangsa dan umat (Mz 47:3, 8–9; 99:2) iv. Tuhan memerintah di Zion (Mz 97:8) b. Institusi-institusi dari Pemerintahan Allah i. Tahta Tuhan bersandar pada fondasi keadilan dan hukum (Mz 97:2) ii. Tuhan bertahta di atas kerub-kerub (Mz 99:1) iii. Rumah Tuhan sebagai Raja berdiri kokoh di atas gunung kudus (Mz 93:5) iv. Tempat Kudus-Nya memiliki pelataran (Mz 96:8) v. Tuhan telah memberikan keputusan dan peraturan kepada umat-Nya untuk mengatur hidup mereka (99:7; 93:5) c. Tindakan-tindakan Kedaulatan Allah i. Tindakan kosmik Allah diterangkan dalam Mazmur 93, dimana elemen yang melawan Allah adalah "air yang besar." Itu dipahami sebagai kekacauan zaman purba. Tuhan menegakkan stabilitas sebagai tanda dari pemerintahan-Nya. ii. Tindakan historis Allah untuk menyatakan pemerintahan-Nya adalah penundukan rakyat dan bangsa-bangsa dalam rangka memberikan kepada Yakub-Israel suatu milik pusaka (Mz 47). 76 5. Contoh2 Mazmur Tuhan sebagai Raja (1) Mazmur 97 a. Struktur ayat 1 ayat 2–5 ayat 6–9 ayat 7 ayat 8–9 ayat 10–13 Rumusan Tuhan sebagai Raja, panggilan untuk bersuka Prosesi kemenangan Allah Keilahian Tuhan yang tiada duanya Berita buruk bagi para penyembah berhala Berita baik bagi Yehuda Dorongan kekuatan bagi orang benar b. Komentar i. Dalam ayat 10, "bencilah kejahatan" berasal dari kasih perjanjian Allah. ii. "Bersukacita" dalam ayat 1 dan ayat 12 berfungsi sebagai inklusio. iii. Dalam ayat 9, "Tuhan, Yang Mahatinggi" (, ) pertama-tama digunakan oleh imam-raja Melkisedek dalam Kej 14:18 (, ). Itu biasanya dihubungkan dengan ibadahnya di Yerusalem. iv. Dalam ayat 7–8, penghakiman adalah suatu sukacita bagi umat sementara itu adalah berita buruk bagi para penyembah berhala. (2) Mazmur 47 a. Struktur ayat 2–5 ayat 2 ayat 3 ayat 4 ayat 5 ayat 6 ayat 7–8 ayat 7 ayat 8 ayat 9–10 Nyanyian Pujian Panggilan untuk memuji Alasan untuk memuji Dia Pemerintahan Universal/Kemenangan Allah Pemilihan Israel Rumusan Penobatan Nyanyian Pujian Panggilan untuk memuji Alasan untuk memuji Ibadah Tuhan sebagai Raja oleh para bangsawan b. Komentar i. Tabut Allah dibawa masuk (ayat 6). ii. Maskil (ayt. 8) diterjemahkan dalam NEB sebagai "with all your art" (dengan semua kemampuan senimu) iii. Dalam ayat 9, kata kerja, "memerintah" dan "bertahta/bersemayam," 77 adalah kata kerja bentuk perfect. Westermann memberikan catatan bahwa hal ini adalah tidak biasa dalam mazmur pujian deskriptif, dan menyimpulkan bahwa itu dikarenakan ide eskatologis dalam mazmur. 78 Mazmur Liturgikal 1. Karakteristik Mazmur Liturgikal (1) Daftar Mazmur Liturgikal a. Mazmur 15 dan 24 b. Mazmur Liturgikal adalah Mz 15 dan 24, tetapi ada mazmur-mazmur lain yang berisi elemen dialog antiphonal (bertanggapan) atau tindakan liturgikal dengan menggunakan kata-kata (banding dengan Mz 81; 95; 115). (2) Karakteristik Mazmur Liturgikal a. Mazmur Liturgikal dibentuk oleh beberapa aktifitas liturgikal, yang terdiri dari kata-kata liturgikal dan tindakan liturgikal. b. Biasanya, dialog antiphonal atau responsif dapat dikenal dalam mazmurmazmur tersebut. Dialog antiphonal seperti itu dalam ibadah disertai dengan aktifitas yang telah ditunjukkan oleh 2 kelompok atau oleh liturgis dan jemaat: i. Bergantian antara 2 kelompok ii. Bergantian antara pemimpin pujian dan jemaat c. Sebagai tambahan untuk dialog antiphonal, terdapat beberapa tindakan sbb: i. Sujud ii. Menunduk iii. Bangkit iv. Gerakan2 tangan v. Prosesi vi. Berjalan di seputar altar vii. Mempersembahkan kurban atau makanan 2. Contoh2 Ibadah Bait Suci (1) Ulangan 26:1–10 Petani yang ingin membawa hasil pertama ke Bait Suci harus melakukan hal-hal berikut: a. Pergi ke tempat ibadah (dalam kasus ini, Yerusalem): ayat 2 b. Mendeklarasikan bahwa Tuhan telah menepati janji-Nya tentang tanah: ayat 3 c. Menaruh hasil tanah di depan altar oleh imam: ayat 4 d. Menyuarakan pengakuan iman (kredo) di depan altar: ayat 5–10 (2) Mazmur 66:13–20 a. Meskipun penyebutan kurban-kurban persembahan tidak terdapat di 79 mazmur yang lain, kita berasumsi dari Mazmur 66:13–15 bahwa mulanya suatu persembahan kurban telah dihubungkan dengan setiap mazmur nazar, dan bahwa deklarasi persembahan kurban adalah bagian dari persembahan kurban itu sendiri. b. Aktifitas ibadah yang dapat direkonstruksi dari Mz 66:13–20 adalah: i. Membawakan kurban ke Bait Suci, yang telah dijanjikan dalam doa ii. Memberikan kesaksian kepada para penyembah lainnya (3) Mazmur 118 a. Ada nyanyian antiphonal antara precentor (pemimpin pujian) dan jemaat (ayat 1–4). Aktifitas dalam ayat 1–18 mungkin terjadi di luar Bait Suci. b. Kita berasumsi bahwa nyanyian prosesi (ayat 19–20) adalah untuk memasuki Bait Suci. c. Ayat 22–25 dipahami sebagai respon dari jemaat. d. Berkat dinyatakan oleh imam dari dalam Bait Suci (ayat 26). e. Mungkin ada prosesi menuju ke altar/mezbah dan memegang tanduk-tanduk mezbah (ayat 27). (4) Mazmur 107 a. Pimpinan dari pemimpin pujian dalam ibadah (ayat 1–2) b. Ucapan syukur kelompok pertama (ayat 4–9) c. Ucapan syukur kelompok kedua (ayat 10–16) d. Ucapan syukur kelompok ketiga (ayat 17–22) e. Ucapan syukur kelompok keempat (ayat 23–32) f. Kesimpulan oleh pemimpin pujian (ayat 33–43) (5) Nyanyian2 Ziarah a. Mazmur 120–134 memiliki judul "Nyanyian Ziarah" (, ). Namun sebagian besar dari mazmur-mazmur tsb tidak merefleksikan ziarah ke Yerusalem. b. Mazmur 121 adalah mazmur keyakinan, yang berisi berkat. Dari ayat 3 sampai. 8 terdapat suara-suara yang berbeda berbicara. Mungkin, seorang imam mengucapkan berkat kepada orang yang meninggalkan (atau mendatangi) tempat kudus. c. Mazmur 122 adalah nyanyian ziarah, yang bukan dinyanyikan di jalan menuju ke Bait Suci, melainkan suatu penjelasan tentang kepergian dan kedatangan di Yerusalem. i. Kepergian dan kedatangan (ayat 1–2) ii. Alamat diarahkan langsung ke Yerusalem (ayat 3–5) iii. Harapan agar Yerusalem diberkati (ayat 6–9) 3. Mazmur Masuk (ke Gerbang Bait Suci) Beberapa mazmur menunjukkan pada kita adanya ucapan2 liturgikal tertentu antara peziarah dan imam sebelum memasuki pintu gerbang Bait Suci. 80 (1) Mazmur 24 a. Pertanyaan dalam ayat 3 kelihatannya diucapkan oleh peziarah setelah sampai di pintu masuk Bait Suci. b. Kemudian ayat 4–6 berisi jawaban imam yang diberikan sebagai respon terhadap pertanyaan tersebut. Itu menunjukkan prasyarat bagi masuknya (seseorang) ke dalam area ruang kudus. c. Bagian kedua dari mazmur menjelaskan prosesi dengan tabut Allah. Itu diekspresikan dalam bentuk dialog antiphonal. d. Bagian kedua adalah bagian yang jarang dari tipe mazmur ini, dan dialog dalam bagian ini dimaksudkan untuk memuji Tuhan, bukan untuk mempertanyakan masuknya dia ke dalam ruang kudus. (2) Contoh dari Kitab-kitab Nabi a. Yes 33:14–16. Nubuatan2 yang mirip dengan mazmur masuk ke gerbang Bait Suci telah digunakan oleh nabi2 untuk membawa Israel berbalik kepada Tuhan. b. Mikha 6:6–8. Di sini pertanyaan disampaikan tentang kemungkinan2 meredakan amarah Allah. 4. Contoh2 Mazmur Liturgikal (1) Mazmur 118 a. Struktur i. ayat 1–4 Panggilan untuk bersyukur kepada Tuhan dengan alasan-alasannya (ayat 1 dan 29 membentuk inklusio) ii. ayat 5–18 Pujian Deklaratif ayat 5 Bahaya dan penyelamatan Allah ayat 6–9 Percaya dalam Tuhan ayat 10–16 Laporan bahaya dan pembebasan dari Tuhan ayat 17,21,28 Janji untuk memuji Dia iii. ayat 19–27 ayat 19 ayat 20 ayat 21 ayat 22–25 ayat 26–27 Liturgi utk Masuk ke Pintu Gerbang Bait Suci Oleh orang yang ingin masuk oleh imam Laporan pembebasan dari Allah Respon jemaat Berkat b. Latar Belakang i. Meskipun pelbagai latar belakang diindikasikan dalam ayat 5–18, adalah mungkin bahwa kemenangan militer oleh raja dilaporkan dalam mazmur ini. Jika ini adalah kasusnya, maka aktifitas-aktifitas berikut ini diindikasikan dalam mazmur ini: 81 ▪ Imam membuka dengan panggilan untuk memuji Tuhan ▪ Raja melaporkan perang dan kemenangan ▪ Raja memohon untuk masuk ke dalam Bait Suci ▪ Rakyat merespon dengan sukacita ▪ Berkat c. Komentar i. Mazmur ini dikutip dalam PB dalam relasi dengan misi mesianis Mazmur ini dikutip dalam PB dalam relasi dengan misi mesianis Yesus. ii. Ayat 25–26 digunakan dalam Mk 11:9–10 untuk menerangkan masuknya Yesus ke kota Yerusalem. iii. Mark 12:10–11 mengutip ayat 22–23 untuk mengimplikasikan kematian dan kebangkitan Yesus. Petrus menggunakannya lagi di Kis 4:11. iv. Batu yang ditolak menjadi salah satu tema teologi yang penting dalam PB (bandingkan dengan Ef 2:20–21; 1 Pet 2:4–8). (2) Mazmur 15 a. Struktur i. Ayat 1 adalah pertanyaan oleh para penyembah mengenai kualifikasi untuk masuk Bait Suci. ii. 10 syarat bagi para penyembah didaftarkan dalam ayat 2–5b (5 syarat positif dan 5 syarat negatif): 5 Syarat Positif (ayat 2) Dia yang berlaku tidak bercela Dia yang melakukan keadilan Dia yang berbicara benar di dalam 5 Syarat Negatif (ayat 3) Dia tidak menyebarkan fitnah Dia tidak berlaku jahat kepada tetangganya Dia tidak menimpakan cela hatinya tetangganya kepada dengan (ayat 4) (ayat 5) Yang memandang hina orang yang Dia tidak meminjamkan uang tersingkir dan memuliakan orang makan riba (bunga) yang takut akan TUHAN Dia bersumpah (untuk tidak) melakukan kejahatan dan tidak berubah Dia tidak menerima suap melawan orang tidak bersalah iii. Kesimpulan (ayat 5b) b. Latar Belakang i. Gunkel, Mowinckel, dan Westermann mengklasifikasikan mazmur ini sebagai mazmur liturgikal untuk masuk ke gerbang yang digunakan dalam ibadah di Bait Suci. 82 ii. Meskipun Mays, Bruggemann, dan yang lain mengakui bahwa mazmur ini mungkin digunakan dalam ibadah dalam pengertian bentuknya, mereka menganggap mazmur ini sebagai mazmur Taurat atau hikmat karena tujuannya kelihatannya bersifat instruksional. c. Komentar Kelihatannya 10 syarat positif dan negatif intentional (disengaja) sifatnya untuk merefleksikan 10 Perintah Allah. 83 Mazmur Keyakinan 1. Karakteristik Mazmur Keyakinan (1) Mazmur Keyakinan a. Daftar para ahli tentang mazmur ini bervariasi. Alasan bagi ketidaksepahaman di antara ahli dapat dijelaskan dengan fakta bahwa mazmur keluhan individu dan mazmur ucapan syukur juga berisi elemen keyakinan atau iman dalam Tuhan, yang membuatnya serupa dengan mazmur keyakinan. b. Mazmur-mazmur ini berikut dapat disebut sebagai mazmur keyakinan: Mz 23; 91; 121; 125; 131 (2) Latar Belakang Mazmur Keyakinan a. Mowinckel i. Mowinckel memahami bahwa mazmur keyakinan bukanlah produk asli melainkan produk sampingan dari mazmur keluhan, yang darinya mazmur-mazmur ini dikembangkan dan akhirnya mendapatkan posisi seperti sekarang ini. ii. Mazmur keyakinan tidak dapat dipisahkan dari mazmur keluhan. Lahirnya mazmur keyakinan adalah setelah atau di tengah-tengah bahaya yang dialami seseorang. Mereka adalah respon terhadap bahaya akut yang dialami umat. iii. Penjelasan lain yang memungkinkan tentang asal mula mazmur keyakinan adalah mazmur protektif (perlindungan). Mazmur-mazmur tertentu dapat digunakan sebelum atau dalam permulaan bahaya. Mazmurmazmur ini adalah permintaan proteksi terhadap Tuhan melawan bahaya yang mereka alami saat itu. iv. Nada mazmur protektif lebih jelas dibandingkan mazmur keluhan karena mereka mengekspresikan keyakinan di dalam Tuhan dan jaminan untuk mendapatkan pertolongan. Namun, karena kecenderungan mazmurmazmur ini untuk membuat suasana suram bila memungkinkan, tidak selalu mudah untuk membedakan antara mazmur protektif dan mazmur keluhan. v. Akhirnya, di antara mazmur-mazmur protektif, beberapa mazmur individu menunjukkan keunggulan tentang keyakinan dan jaminan. Ini disebut mazmur keyakinan atau iman (bandingkan Mz 23). b. Westermann i. Dia menjelaskan bahwa mazmur-mazmur adalah buah karya dari suatu masa tertentu, merefleksikan situasi kehidupan waktu mereka ditulis. Menurutnya, eksistensi 2 kelompok, "orang benar" dan "orang fasik" 84 dalam kitab Mazmur mengimplikasikan bahwa selama periode waktu tertentu, Israel terbagi menjadi 2 kelompok, satu percaya di dalam Tuhan dalam menghadapi krisis nasional dan yang lain menyangkali kehadiran Tuhan. ii. Kecenderungan pemazmur untuk menerangkan diri mereka sendiri sebagai "orang benar" bukan dimotivasi oleh pembenaran diri sendiri tetapi oleh pentingnya perjuangan untuk bertahan dalam waktu-waktu sulit, menghadapi perlawanan yang melampaui kekuatan mereka sendiri dari pihak yang lain. iii. Kapankah pembagian ini dimulai dalam sejarah Israel? Dua fenomena, "orang bodoh berkata di dalam hatinya tidak ada Allah" (14:1=53:1) dan "keluhan tentang kemakmuran orang fasik" (Mz 73), mungkin terjadi setelah penghancuran Bait Suci. iv. Mazmur keyakinan mungkin adalah hasil tandingan dari doktrin retribusi (ganti rugi). Pengarang Mz 73 dan Ayub menyadari bahwa doktrin ini tidak sesuai dengan realita. Dari sanalah muncul sikap yang baru dan berbeda: seseorang harus berpegang teguh pada Tuhan dan melanjutkan untuk percaya pada-Nya bahkan ketika tidak seorangpun memahami apa yang Dia sedang kerjakan. c. Brueggemann i. Pendekatannya terhadap Kitab Mazmur dipahami sebagai pendekatan “postcritical" (pasca kritis), dimana dia membagi mazmur ke dalam 3 kelompok: ▪ Mazmur-mazmur Orientasi: statis, tidak ada ketegangan ▪ Mazmur-mazmur Disorientasi: kehilangan orientasi ▪ Mazmur-mazmur Orientasi Kembali: baru atau perubahan arah dari disorientasi ii. Pembagian 2 kelompok mazmur oleh Westermann, pujian (deskriptif dan deklaratif) dan keluhan, mungkin tepat dalam kaitan istilah jenisnya, tetapi ketika hal itu berhubungan dengan fungsi, mazmur deskriptif dan deklaratif berdiri terpisah pada 2 ekstrim, pada orientasi dan pada orientasi kembali. Tidalah mudah untuk menemukan tempat bagi mazmur keyakinan dalam klasifikasinya. iii. Pendekatan Brueggemann bukannya tanpa kesulitan. Hal yang sama dapat dikatakan tentang sistem pembagian mazmur dalam 3 kelompok: posisi mazmur keyakinan tidak jelas dalam pembagiannya (misal Mz 23 dan 131). 85 2. Contoh2 Mazmur Keyakinan (1) Mazmur 23 a. Struktur A. ayat 1–3, Allah Sang Pemelihara A'. ayat 5, Allah Sang Pemelihara B. ayat 4, Keyakinan atau iman B'. ayat 6, Keyakinan atau iman b. Kata ganti i. ayat 1–3 ii. ayat 4–5 iii. ayat 6 Allah disebut dengan kata ganti orang ketiga Allah disebut dengan kata ganti orang kedua Allah disebut dengan kata ganti orang ketiga c. Nama Tuhan dan kata ganti (Tuhan - Dia - Engkau - Tuhan) i. ayat 1 ii. ayat 2–5 iii. ayat 6 Tuhan Penggunaan kata ganti ("Dia" dan "Engkau") Tuhan d. Metafora Tuhan i. ayat 1–4 ii. ayat 5–6 Tuhan sebagai Gembala Tuhan sebagai Tuan Rumah (yang menyiapkan pesta) e. Latar Belakang i. Beberapa berkata bahwa Mz 23 adalah mazmur non kultus. Itu adalah ekspresi sederhana keyakinan. ii. Namun yang lain beranggapan bahwa latar belakang ibadah, menganggap "meja dan piala" sebagai perjamuan kurban dalam Bait Suci. iii. Freedman mengusulkan bahwa Mazmur 23 menjelaskan pengalaman Israel di padang gurun. Usulannya didasarkan pada kemiripan antara Mz 23:5 dan Mz 78:19: Mz 23:4 Mz 78:19 "Engkau menyediakan hidangan di hadapanku " "Dapatkah Tuhan menyediakan hidangan di padang gurun?" iv. Beberapa mengusulkan bahwa latar belakang mazmur ini adalah ibadah kerajaan di Bait Suci: ▪ Rumah Tuhan: Bait Suci ▪ Musuh-musuh dalam ayat 5: musuh individu atau nasional 86 f. Komentar i. Adakah perubahan metafora dari gembala menjadi tuan rumah? ii. Jika ini kasusnya, Allah diterangkan sebagai gembala dan kemudian sebagai tuan rumah. iii. Jika tidak ada perubahan metafora, itu harus ditafsirkan sebagai metafora gembala-domba dalam cara berikut: ▪ Dalam ayat 5, gembala mengusir ular-ular dari padang rumput dan membersihkan duri-duri sebelum meletakkan domba di atasnya. ▪ "Mengurapi kepalaku dengan minyak" diterjemahkan sebagai berikut: setelah domba kembali ke kandang pada malam hari, luka atau memar diurapi dengan minyak yang berfungsi sebagai obat dan penyembuhan. ▪ "Pialaku" menunjuk pada masakan fermentasi khusus yang membuat domba yang lemah kuat kembali. v. Yesus sebagai Gembala kita (Mk 6:34; Lk 12:32; Mt 15:24; Yoh 10:11) dan Meja sebagai Perjamuan Kudus. (2) Mazmur 131 a. Struktur ayat 1 tiga negatif ayat 2 pengulangan "jiwaku" ayat 3 inklusio (Tuhan) b. Latar Belakang i. Latar belakang mazmur ini tidak diketahui. Mungkin setelah kegagalan pemazmur belajar bagaimana bersandar pada Tuhan. ii. Atau seperti yang diusulkan Seybold, mazmur ini mungkin dinyanyikan oleh peziarah wanita, membawa anaknya pada pintu gerbang Bait Suci. c. Komentar Penggunaan metafora domestik menunjukkan aturan kehidupan yang tepat. Kita harus seperti bayi kecil, menunggu untuk diberikan makanan dan tidak memiliki kecenderungan untuk berdiri sendiri. (3) Mazmur 121 a. Struktur 87 i. ayat 1–2 ii. ayat 3–8 Pertanyaan dan jawaban, subyek orang pertama Berkat dialamatkan pada orang kedua b. Latar Belakang i. Menurut Mowinckel, peziarah melihat ke atas bukit-bukit di mana bangsanya menyembah berhala dan mengucapkan pengakuan iman kepada Tuhan. ii. Bagaimanapun juga, yang lain memahami latar belakang mazmur ini dengan cara berbeda. Setelah ibadah di Bait Suci di Yerusalem, peziarah pulang ke rumah. Ketika dia melihat gunung-gunung di mana para penjahat mungkin menunggu untuk menyergap, dia mengekspresikan ketakutannya dan sebaliknya menerima jaminan dari imam. iii. Pandangan tradisional masih valid. Ekspresi "Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung" tidak menunjuk pada bukit tertentu atau kepada puncak gunung kudus, tetapi ekspresi umum memandang sekeliling. Penyembah merasakan kehadiran Allah Pencipta dan menjadi yakin bahwa Allah adalh sumber pertolongannya. c. Komentar Mazmur ini mungkin adalah monolog, tetapi secara umum dipahami sebagai perbincangan responsif antara peziarah dan imam. 88 Mazmur Zion 1. Karakteristik Mazmur Zion (1) Daftar dan Karakteristik Mazmur Zion a. 7 mazmur berikut digolongkan sebagai Mazmur Zion: 46; 48; 76; 84; 87; 122. b. Mazmur Zion adalah nyanyian pujian yang menerangkan Zion, termasuk sebagai kota dan Bait Suci, sebagai gunung Allah dan tempat kediaman-Nya. Mazmur-mazmur tersebut berisi pelbagai istilah yang tetap berkenaan dengan Allah dan kota-Nya: i. "Kota Alah” atau "kota Raja Besar" (46:5; 48:2,3) ii. "Tempat kediaman kudus" atau "Gunung Kudus” (46:5; 48:3; 87:1) iii. "Sungai Allah" (46:5; bandingkan dengan 87:7; 65:10) c. Penjelasan geografis dan topografis seperti yang terlihat dalam Mazmur Zion dipahami bukan sebagai kota yang sebenarnya. Pendapat para ahli terbagi dua: sebagian berkata bahwa penjelasan tersebut eskatologis sifatnya, atau yang lain berkata bahwa hal tersebut harus dihubungkan tradisi kultus kuno. (2) Penjelasan tentang Zion a. Zion di utara (Zaphon) i. Penjelasan utama tentang kota ini terdapat dalam Mz 48:3 ketika disebut sebagai Gunung Zion "jauh di utara" (, ). ii. Mengapa Gunung Zion disebut "gunung jauh di utara"? Ini adalah tradisi kultus kuno bahwa tempat kediaman Allah harus lebih tinggi dari gunung-gunung yang lain (bandingkan dengan Yes 2:2, dst; 14:13–14), dan gunung yang tertinggi diyakini terletak di utara. b. Zion dengan sungainya i. Karakteristik kedua Zion adalah penjelasan bahwa itu semacam surge dengan sungainya. Dalam Mz 46:5, ada referensi tentang aliran-aliran air yang membuat kota tersebut bersukacita. Penjelasan "sungai dengan aliran-alirannya" (, ) tidak dapat diaplikasikan kepada Sumber Mata Air Gihon yang keluar dari kaki buki dari kota kuno tersebut. ii. Penjelasan Zion dengan sungai-sungainya dipahami sebagai kota ideal di masa depan, dan itu muncul dalam bagian eskatologis lainnya (Yes 33:21; Yoel 3:18; Yehez 47; Zakh 14:8). Mungkin ini merefleksikan gambaran firdaus yang ditemukan dalam Taman Eden di Kej 2. 89 c. Zion, kota yang tidak terkalahkan. i. Karakteristik ketiga Zion adalah sebagai kota yang tidak terkalahkan karena Allah tinggal di sana (Mz 46:5–7). Ketika bangsa-bangsa menyerang kota itu, mereka akan diusir dan dikalahkan oleh Allah (Mz 48:6, 7; 76:4dst.; Yes 17:13dst.). Tuhan akan menghancurkan musuh dengan suara-Nya (guntur, Mz 46:7). ii. Konsep bahwa Allah ada di tengah kota tersebut, atau bahwa itu adalah kota Alah, mungkin menyebabkan orang Israel di masa kemudian memiliki pemahaman yang salah bahwa mereka tidak akan pernah dihancurkan oleh bangsa-bangsa asing. iii. Bangsa-bangsa akan mengakui Allah dan datang ke Yerusalem untuk menyembah Dia dan memberikan persembahan (Mz 76:12–13; Yes 2:2– 4=Mikha 4:1–4; Zakh 14:16–19). d. Zion sebagai tempat kediaman damai () i. Nama kota itu sendiri, "Yerusalem" dihubungkan dengan konsep damai (). Umat perlu berdoa bagi kedamaian Yerusalem demi rumah Tuhan dan umat di kota tersebut (Mz 122:6). ii. Israel juga berdoa bagi, berharap bagi, dan menantikan “damai” bagi keseluruhan bangsa (Mz 79:11; 85:8; 125:5). iii. Mereka berdoa bagi kedamaian tanah mereka. Itu akan dimanifestasikan dalam bentuk kemakmuran dan kehidupan yang berbuah (Mz 72:3, 7; 85:11; 147:14). 2. Latar Belakang Mazmur Zion (1) A. Weiser a. Menurut Weiser, pemilihan dan pendirian Yerusalem sebagai kota dan tempat kudus Tuhan melekat erat dalam struktur sejarah keselamatan (salvation history) seperti yang terlihat dalam Kel 15:13,17. b. Pendirian Bait Suci di Zion juga adalah motif dalam Mazmur Raja bersamaan dengan pemilihan Daud. c. Dari hal-hal tsb dapat dikatakan bahwa Mazmur Zion menekankan tempat sebagai tempat kediaman Allah, dan itu mungkin dinyanyikan dalam ibadah untuk merayakan pemilihan dan pendirian Yerusalem dan Bait Suci. (2) C. Westermann 90 Westermann mengusulkan bahwa Mazmur Zion mungkin dinyanyikan oleh para peziarah ketika mereka datang di Yerusalem untuk beribadah (misal Mz 122; 84:2, 4, 6, 11). 3. Contoh Mazmur Zion (1) Mazmur 84 a. Struktur ayat 2–5 ayat 6–8 ayat 9–10 ayat 11–13 Rindu akan mezbah Tuhan Para peziarah yang diberkati Doa syafaat bagi raja Sukacita ibadah ayat 2–8 Bagian luar Bait Suci ayat 9–13 Bagian dalam Bait Suci b. Latar Belakang i. Mazmur ini mungkin dinyanyikan oleh para peziarah. ii. Aspek unik mazmur ini adalah berisi doa bagi raja. c. Komentar i. Penyebutan jiwa, hati, dan tubuh dalam ayat 2–3 mengindikasikan bahwa keseluruhan diri pemazmur bersukacita di bagian luar Bait Suci. ii. Bagi pemazmur, bahwa bahkan burung adalah obyek kecemburuannya (ayat 4–5). Dengan memanggil Tuhan "Rajaku dan Tuhanku" dia mengakui perlindungan Allah. Dia juga cemburu kepada petugas-petugas Bait Suci. iii. Meskipun Weiser mengusulkan bahwa doa pemazmur bagi raja mengimplikasikan bahwa ibadah terjadi selama perayaan hari raya berkenaan dengan penobatan raja, pengertian ini tidak perlu. iv. Sebagai penduduk dalam diaspora, pemazmur mengekspresikan sukacita berada dalam rumah Tuhan dan menyembah Tuhan dibandingkan dengan tinggal di antara bangsa asing. (2) Mazmur 48 a. Struktur ayat 2 Pendahuluan ayat 3–4 Keindahan kota ayat 5–9 Penaklukan Tuhan terhadap bangsa-bangsa ayat 10–12 Mengarahkan diri langsung kepada Tuhan ayat 13–15 Undangan oleh imam untuk berjalan mengelilingi kota b. Latar Belakang i. Gerakan dari bagian luar menuju bagian dalam Bait Suci (ayat 2–9,10–11) ii. Keseluruhan ibadah mungkin termasuk prosesi mengelilingi kota. 91 c. Komentar i. Meskipun pendirian kota disyukuri, hal yang paling jelas adalah kehadiran Tuhan di dalam kota. Kota menjadi tidak terkalahkan hanya karena Allah ada di sana. ii. Para penyembah adalah utusan bagi generasi berikutnya untuk menyalurkan pemahaman bahwa Allah hadir di kota tsb. (3) Mazmur 122 a. Struktur ayat 1–2 Pendahuluan, sukacita perjalanan ziarah ayat 3–5 Pujian bagi kota ayat 6–9 Doa bagi kota b. Latar Belakang i. Peziarah telah datang ke Yerusalem untuk beribadah dan berdiri di antara sesama peziarah yang lain yang mengadakan perjalanan bersama dengannya (bandingkan dengan Lk 2:44). ii. Pelbagai pendapat terbagi apakah mazmur ini adalah ucapan selamat (kedatangan) atau perpisahan (kepergian). c. Komentar i. Para peziarah telah datang di hadapan kota Yerusalem dan sekarang mereka berpikir ke masa lalu ketika mereka keluar dari dalamnya. ii. Pemikiran pertama mereka adalah untuk masa kini (ayat 3–4), pemikiran kedua tentang masa lalu (ayat 5). iii. Ucapan selamat adalah tujuan sederhana nyanyian ziarah, yang sepenuhnya diatur oleh Syalom Tuhan. Itu diikuti oleh paralelisme yang indah dalam ayat 8–9. Doa bagi kesejahteraan dan keamanan Yerusalem adalah berpusat pada Allah (God-centered). 92 Mazmur-mazmur Raja 1. Karakteristik Mazmur Raja (1) Daftar Mazmur-mazmur Raja Buku I: 2, 18, 20, 21 Buku II: 45, 72 Buku III: 89 Buku IV: 101 Buku V: 110, 132, 144 (2) Karakteristik Mazmur-mazmur Raja a. Klasifikasi (mazmur raja) bukan berarti "tipe" atau "struktur" yang khusus dari mazmur. Mazmur raja dapat memiliki tipe mazmur apa saja: himne, pujian, keluhan, dan ucapan syukur. b. Alasan mengapa disebut "mazmur raja" adalah karena raja adalah subyek utama dalam mazmur tersebut. Dia adalah orang yang berdoa atau orang yang disebutkan, atau orang yang didoakan. c. Beberapa ahli berargumen untuk jumlah yang lebih besar bagi mazmur raja daripada para ahli lainnya. Ketidaksepahaman berasal dari penafsiran mazmur-mazmur tertentu dalam kaitannya dengan bentuk mazmur raja. Sebagai contoh, J. J. Eaton dan S. J. L. Croft mengusulkan Mz 23 dapat dimasukkan ke dalam daftar mazmur raja. Mereka menginterpretasikan 2 ekspresi, gembala/domba dan pengurapan kepala dengan minyak, sebagai representasi hubungan antara Allah dan raja. (3) Raja-raja dalam Mazmur-mazmur Raja a. Perjanjian Baru memberikan penafsiran ulang tentang mazmur-mazmur raja tertentu, dengan menampilkan raja yang dimaksudkan dalam mazmur adalah Yesus Sang Mesias (missal, Mz 2; 110). Penafsiran seperti ini oleh PB adalah sangat penting untuk memahami bagaimana mazmur-mazmur tersebut dibaca oleh orang Israel ketika tidak ada lagi raja duniawi bagi mereka. b. Ada sebagian kecil ahli yang berpendapat mazmur-mazmur tersebut dalam bentuk akhirnya adalah komposisi masa pasca pembuangan, dengan berpendapat bahwa raja hanyalah simbol kolektif bangsa. c. Bagaimanapun juga, mazmur-mazmur raja menerangkan bahwa raja adalah raja tertentu, memerintah di Yerusalem, daripada personifikasi puitis atau seseorang yang akan muncul di masa depan. Raja-raja dalam mazmu-mazmur ini adalah raja-raja Israel atau Yehuda dengan informati sebagai berikut: i. Tahta raja di Sion (2:6; 110:2; 20:3). ii. Dia adalah keturunan Daud (18:51; 132:10, 17). iii. Dia adalah orang yang "diurapi Allah" (2:2; 18:51; 20:7; 89:52; 132:10). 93 (4) Latar Belakang Mazmur Raja seperti Yang Dianjurkan oleh Gunkel a. Gunkel berkata bahwa pemilihan kategori "mazmur raja" bukanlah suatu kategori kritik bentuk karena tidak ada struktur yang tipikal (khas). Menurutnya, mazmur raja berkaitan dengan raja dalam pelbagai latar belakang. b. Berbagai latar belakang mazmur raja adalah sebagai berikut: Mz 20 Nyanyian oleh paduan suara kerajaan ketika raja pergi berperang Mz 144:1–11 Keluhan kerajaan yang disampaikan oleh raja Mz 18 Doa syukur raja setelah pulang dari perang Mz 45 Nyanyian pernikahan bagi raja dan mempelainya Mz 132 Dalam rangka peringatan ulang tahun Bait Suci dan Kerajaan Mz 2, 21, 72, 110 Nyanyian2 pada waktu penobatan raja 2. Konsep Raja di Timur Dekat Kuno (1) Raja sebagai Anak Allah dan sebagai Mediator a. Elemen paling penting dalam pandangan timur kuno tentang raja adalah bahwa dia dipandang sebagai yang ilahi. i. Mesir. Raja adalah tuhan sejak dari lahir, dan pada saat kematiannya dia menjadi satu dengan Osiris, dew kematian dan kehidupan. ii. Mesopotamia. Raja dipilih untuk jabatan sebagai raja oleh para allah. Dia adalah anak allah, diadopsi, dirawat, diasuh, diberikan pendidikan oleh dewa dewi yang berbeda. iii. Ugarit. Di ibukota Ugarit, Raja Keret dipahami sebagai anak allah dari allah El. b. Dalam komunitas sosial kuno, raja juga dipahami sebagai wakil manusia di hadapan allah-allah. Di Mesopotamia raja mewakili manusia di hadapan allah-allah. (2) Konsep Raja di Israel a. Menurut 1 Sam 8:5, Israel mengadopsi konsep kerajaan dengan meniru langsung orang Kanaan yang mendapatkan ide, bentuk dan fungsi raja dari raja-raja besar dari Mesopotamia dan Mesir. b. Namun konsep raja dari Timur Dekat Kuno secara fundamental berubah di Israel karena kepercayaan mereka kepada Tuhan. Aspek fundamental dari konsep kerajaan di Israel adalah penundukan diri kepada Tuhan. 94 c. Raja Israel adalah orang yang diurapi Tuhan dan diberikan roh Tuhan (Mz 2:2; 18:51; 89:39, 52; 132:10; 1 Sam 10:6, 9dst; 16:13). Karena itu membunuh seorang raja adalah tindakan berdosa (1 Sam 24:7; 2 Sam 1:14). i. Dia adalah anak Tuhan (Mz 2:7; 89:27–28; bandingkan dgn. 2 Sam 7:14) ii. Raja yang ideal harus berfungsi sebagai imam. Ide ini hanya ditemukan pada Mz 110:4. 3. Mazmur Raja dan Penafsiran Mesianis (1) Mazmur Raja dalam Periode yang Berbeda a. Mazmur Raja terbagi dalam 2 periode dalam sejarah ibadah Israel: i. Ibadah selama adanya kerajaan ii. Ibadah setelah tidak adanya kerajaan b. Mazmur Raja memiliki 2 fungsi berbeda dalam setiap periode: i. Selama berdirinya kerajaan, mazmur-mazmur ini digunakan bagi rajaraja pada masa tersebut. ii. Setelah hancurnya kerajaan dalam periode pasca pembuangan, mazmur-mazmur ini digunakan sebagai pengharapan datangnya raja yang baru dan sempurna, Mesias. c. Kontras antara janji Natan dan berakhirnya dinasti Daud membangkitkan pengharapan kuat pada Mesias, raja yang sempurna. d. Pemahaman Eskatologis Brevard Childs i. Childs menerangkan bahwa para ahli modern yang mengikuti Gunkel gagal untuk menyadari fungsi baru dari mazmur raja sebagai hasil dari proses pembentukan kanon. ii. Penjelasannya didasarkan fakta bahwa sementara mazmur-mazmur lain seperti mazmur keluhan pribadi dan nyanyian ziarah telah ditransmisikan dalam sebuah koleksi, namu mazmur-mazmur raja ditemukan tersebar dalam kitab Mazmur. Ini mengandung implikasi bahwa editor kitab Mazmur tidak menganggap mazmur raja sebagai suatu tipe atau genre tertentu. iii. Childs kemudian menyimpulkan bahwa, meskipun latar belakang mula-mula mazmur raja bersifat historis, mazmur-mazmur ini telah ditransmisikan dan dipelihara dalam kitab Mazmur untuk suatu alasan yang berbeda. Mazmur-mazmur ini harus dipahami sebagai saksi-saksi bagi pengharapan mesianis dari rakyat sepanjang periode pasca pembuangan. Rakyat mencari penggenapan kerajaan Allah melalui orang yang diurapi-Nya, Mesias (bandingkan dengan Mz 2). 95 4. Contoh Mazmur Raja (1) Mazmur 2 a. Struktur ayat 1–3 Pemberontakan bangsa-bangsa melawan Allah dan Yang Diurapi-Nya ayat 4–6 Allah tertawa dan pengumuman-Nya tentang raja yang baru ayat 7–9 Berkat Tuhan terhadap raja yang baru ayat 10–12 Peringatan melawan para raja dan penguasa di bumi ayat 1–3 ayat 4–6 ayat 7–9 ayat 10–12 Pembicara mewakili bangsa-bangsa Pembicara mewakili Tuhan di Surga Raja baru berbicara Pembicara menyampaikan peringatan2 ayat 1–12 Monolog oleh raja baru (Weiser) b. Latar Belakang i. Penobatan raja baru ii. Konteks mungkin memberikan indikasi tentang tanggal penulisan mazmur ini selama atau segera setelah zaman Daud. c. Komentar i. Arti penting mazmur ini dapat dilihat dari fakta, terlepas tidak adanya judul, bahwa mazmur ini diletakkan di antara Mazmur 1 dan koleksi Daud. Dalam Kis 13:33 Teks Barat (Western Text) menyebutkan mazmur ini sebagai "mazmur pertama," yang mengindikasikan bahwa dua mazmur pertama dianggap sebagai satu kesatuan dan sebagai pendahuluan dari Kitab ini. Lebih lanjut, rumusan berkat pada akhir Mazmur 2 membuat inklusio dengan permulaan Mazmur 1. ii. Ketika 2 mazmur itu dipahami sebagai satu kesatuan, itu memberikan 2 tema penting bagi keseluruhan kitab: Bersuka dalam Taurat dan meminta pertolongan kepada Tuhan. iii. Mazmur ini menunjukkan beberapa elemen yang hanya dapat dipahami dalam konteks Timur Dekat Kuno: ▪ Perencanaan untuk memutuskan belenggu (ayat 1–3) oleh negaranegara bawahan ▪ Meremukkan dengan gada (ayat 9) disebutkan dalam ritual Mesir ▪ Mencium penguasa (ayat 11) ditunjukkan dalam gambar-gambar pahatan di Mesopotamia iv. Secara eskatologis, mazmur ini mengatakan bahwa seluruh bumi adalah milik Allah dan bila mereka tidak menundukkan diri mereka 96 sendiri kepada Allah, mereka akan dihancurkan. Ketika Yesus berkata kepada murid-murid-Nya untuk pergi dan membaptis bangsa-bangsa karena segala kuasa di Surga dan di bumi diberikan kepada-Nya, kita mendengar penggenapan dari Mz 2. v. Mazmur 2:7 dikutip berulang kali dalam PB (Mt 3:17; 17:5; Mk 1:11; 9:7; Lk 9:35; Kis 13:33; Ibr 1:5a; 5:5; 2 Pet 1:17). Adalah signifikan bahwa gelar, "Anak Allah," diberikan kepada Yesus setelah baptisan. (2) Mazmur 110 a. Struktur ayat 1–3 Operasi militer pertama ayat 1 Kata-kata Tuhan ayat 2–3 Memerintah atas musuh ayat 4–7 Operasi militer kedua ayat 4 Kata-kata Tuhan ayat 5–7 Penghakiman Tuhan terhadap bangsa-bangsa b. Latar Belakang i. Penobatan sebagai raja di Bait Suci ii. Ritual sebelum perang iii. Pandangan Rowley: ayat 1–3 ayat 4 ayat 5–7 oleh Zadok oleh David oleh Zadok c. Komentar i. Mazmur ini digunakan dalam PB lebih banyak dibandingkan mazmurmazmur lainnya (17 x, Mt 22:44; 26:64; Mk 12:36; 14:62; 16:19; Lk 20:42–43; 22:69; Kis 2:34–35; 1 Kor 15:25; Ef 1:20; Kol 3:1; Ibr 1:3, 13; 8:1; 10:12–13; 12:2). ii. Dalam Mk 12:35–37, kerajaan dan kuasa Yesus akan melebihi Kerajaan Daud. iii. Mazmur ini dimengerti paling baik dalam hubungan dengan pelayanan kekal Yesus. Mesias akan menjadi raja yang memerintah dunia, dan Dia akan menjadi imam besar yang unik untuk menjadi mediator antara Allah dan dunia. 97 Mazmur Hikmat (atau Mazmur Pastoral) 1. Karakteristik Mazmur Hikmat (1) Daftar Mazmur Hikmat a. Sementara terdapat kesepatan umum tentang eksistensi mazmur hikmat, terdapat ketidaksepakatan di antara para ahli berkenaan dengan daftar mazmur2 yang harus dimasukkan dalam kategori ini: i. Mowinckel ii. Murphy iii. Whybray Mz 1, 34, 37, 49, 78, 105, 106, 111, 112, 127 Mz 1, 32, 34, 37, 49, 112, 128 Mz 1, 19B, 37, 49, 51, 73, 90, 92, 94, 104, 107, 111, iv. Purdue Mz 1, 19A, 19B, 32, 34, 37, 49, 73, 112, 119, 127 119 b. Dalam diskusi kita, mazmur-mazmur berikut diklasifikasikan sebagai mazmur hikmat: Mz 1, 32, 37, 49, 73, 78, 112, 119, 127, 128, 133 (2) Karakteristik a. Menurut Westermann, dalam pengertian yang ketat tidak ada mazmur hikmat karena mazmur berasal dari dan memiliki latar belakang ibadah. Bagaimanapun juga, banyak ahli setuju tentang adanya kategori mazmur yang disebut “mazmur hikmat.” Ada berbagai alasan mengapa mazmur tertentu disebut demikian. b. Mazmur-mazmur tertentu berisi perkataan hikmat yang mirip dalam Kitab Amsal: Mz 37:16 "Lebih baik yang sedikit pada orang benar Daripada yang berlimpah-limpah pada orang fasik" Amsal 16:8 "Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran Dari pada penghasilan banyak tanpa keadilan" Mz 128:1a "Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN” Amsal 28:14a "Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN” c. Beberapa mazmur berbagi motif yang sama dengan literatur hikmat dalam PL (Amsal, Ayub, Pengkhotbah): i. Ide retribusi (Mz 1, 112, 128) ii. Keluhan terhadap kemakmuran orang fasik (Mz 37, 73) d. Beberapa mazmur memperlihatkan gambaran linguistik dan gaya yang khas literatur hikmat: misalnya, "bijak" atau "fasik." Di samping itu, jika mazmurmazmur menggunakan bentuk atau gaya tertentu, mereka diyakini sebagai mazmur hikmat: 98 i. Macarism (maka/rioj) "Berbahagialah" (, ) ii. Panggilan pembukaan "Dengarlah . . . " (49:2; 78:1) iii. Pemazmur menyebut ucapannya "hikmat," "instruksi," "amsal," atau "teka teki" (49:4–5; 78:1–2). iv. Mazmur akrostik terlihat menjadi gaya favorit bagi mazmur hikmat (misal, Mz 37; 112; 119). e. Kelompok besar mazmur yang bertemakan "Taurat" disebut mazmur hikmat karena mereka dimaksudkan untuk mengajarkan gaya hidup yang baik dan menolak yang buruk (misal Mz 1; 119). f. Kitab hikmat dalam PL biasanya dibagi menjadi dua. Sementara kelompok yang satu percaya pada retribusi Allah, yang memberi penghargaan bagi orang benar dan penghakiman bagi orang fasik, sedangkan kelompok yang lain mempertanyakan teologi tradisional ini, dengan mengungkapkan bahwa kadangkala orang fasik menikmati kemakmuran sementara orang benar menderita karena ketidakberuntungan: i. Amsal: gaya hikmat ortodoks dan tradisional ii. Ayub dan Pengkhotbah: tidak ortodoks dan pendekatan yang lebih menggunakan pertanyaan g. Mazmur 1 dan 112 mungkin memiliki karakteristik tradisional dan Mazmur 37 dan 49 mengambil posisi yang kedua. Dua mazmur terakhir mempertanyakan hikmat tradisional tentang retribusi. Mereka diliputi pemikiran tentang masalah yang diajukan oleh kasus kemakmuran orang fasik dan penderitaan orang benar. Mereka mengklaim bahwa kemakmuran orang fasik hanyalah sementara dan cepat atau lambat orang benar akan dipertahankan. (3) Isi Mazmur Hikmat a. Mazmur-mazmur ini biasanya berisi nasehat dan instruksi. Biasanya terdapat nasihat-nasihat positif. Nasihat-nasihat ini biasanya diikuti dengan janji, kadangkala dimulai dengan “karena.” Nasihat-nasihat positif ini adalah: i. Takutlah akan Tuhan (34:10; 37:5, 6) ii. Lakukan yang baik (37:3, 27, 37) iii. Hindari dosa (37:27) iv. Akuilah pada saat yang tepat (32:6dst.) v. Jagalah lidah (34:14) b. Bersamaan dengan nasihat-nasihat positif ini, terdapat peringatan negatif yang dimulai dengan "Janganlah . . . " (, + jussive) untuk melawan: i. Menjadi tidak puas karena ketidakberuntungan (32:9) ii. Terprovokasi oleh kekayaan orang yang berbuat jahat (37:1) iii. Terlalu mengagungkan kekayaan, atau percaya di dalamnya (49:17) c. Suatu gambaran berkenaan dengan nasib mengerikan orang yang tidak 99 benar yang mengikuti peringatan-peringatan ini, dan seringkali dimulai dengan “sebab” (37:1f., 8f., 27f.). d. Ide retribusi terlihat dalam mazmur-mazmur hikmat dengan sejumlah variasi. Pertama-tama diterangkan orang benar menurut tingkah lakunya, hadiah dijanjikan baginya, atau keduanya (Mz 1:1–3; 32:10; 37:6, 9, 11, 18f.; 112; 128). Juga orang fasik diperlihatkan perbuatan2nya yang jahat dan nasibnya yang mengerikan (Mz 1:4f.; 32:10; 37:2, 9, 10, 12f.; 112:10; 119:21). (4) Relasi antara Mazmur Hikmat dan Mazmur Taurat a. Mazmur Taurat disadari sebagai bagian dari mazmur hikmat. Cirinya berdasarkan isinya, bukan dari bentuknya. Mazmur 1, 19B, dan 119 diyakini sebagai Mazmur-mazmur Taurat karena sangat dominannya ide tentang Taurat dalam mazmur-mazmur ini. b. Mengikuti pendapat Mowinckel, beberapa ahli berkata bahwa latar belakang mazmur hikmat dan Taurat bukanlah ibadah di Bait Suci melainkan sebuah sekolah. Ini dianggap tepat karena karakter didaktis dari mazmurmazmur ini. 2. Contoh Mazmur Hikmat (1) Mazmur 1 a. Struktur ayat 1–3 ayat 1 ayat 2 ayat 3 ayat 4–5 ayat 6 Orang benar Apa yang tidak dilakukan orang benar Apa yang dilakukan orang benar Perbandingan orang benar dengan sebuah pohon Orang fasik Kontras antara orang benar dan orang fasik b. Komentar i. Tujuan mazmur ini adalah menampilkan kepada pembaca 2 macam gaya hidup, yang berbahagia dan yang fasik. Implikasinya, tidak ada wilayah netral dalam hidup. Dan pilihan harus dibuat oleh pembaca. ii. Kata pertama, "Diberkatilah/Berbahagialah," adalah seruan sukacita dan pengamatan penuh antusiasme terhadap kehidupan yang berbahagia. Kebahagiaan sejati dipisahkan dari tindakan orang fasik. Pemisahan tsb diekspresikan dalam 3 kata kerja yang bertahap: berjalan, berdiri, duduk ( , , ). iii. Tugas penting dalam ayat 2 adalah mendefinisikan kata "Taurat." Pertama-tama, itu harus diterjemahkan sebagai "instruksi" daripada terjemahan tradisional "hukum." Itu menunjuk pda wahyu tertulis dari 100 kehendak Allah yang harus dibaca di depan publik (Ul 31:9–11) dan secara pribadi (Yos 1:7). Tentang ruang lingkup Taurat dalam ayat ini, para ahli setuju bahwa Mazmur dimaksudkan untuk dibaca sebagai Alkitab bersama2 dengan Pentateukh. iv. Arti penting mazmur ini adalah bahwa membaca dan merenungkan hokum adalah tugas yang diberikan kepada para pemimpin nasional (bandingkan dengan Ul 17:18–20; Yos 1:8) di hari2 terdahulu, tetapi sekarang itu menjadi tugas setiap orang. (2) Mazmur 128 a. Struktur ayat 1–3 Berkat ayat 4–6 Doa Berkat ayat 1 ayat 2–3 ayat 4 ayat 5–6 Orang ketiga Orang kedua Orang ketiga Orang kedua b. Latar Belakang i. Adalah mungkin untuk memahami latar belakang mazmur ini sebagai berkat yang dialamatkan oleh imam kepada penyembah di Yerusalem. ii. Namun karena gaya bahasa dalam ayat 1, mazmur ini dianggap sebagai mazmur hikmat. c. Komentar i. Mazmur ini adalah berkat keluarga seperti Mz 127. ii. Ada 3 tema utama: takut akan Tuhan, usaha manusia, dan kebahagiaan keluarga. iii. Berkat diterangkan melalui metafora pohon (3) Mazmur 119 a. Bentuk i. Ini adalah puisi akrostik, terbagi dalam 22 bagian, mewakili 22 huruf dalam alphabet Ibrani. Tiap bagian terdiri dari 8 ayat, semua ayat itu dimulai dengan huruf Ibrani yang sama. ii. Ada 8 istilah utama yang berbeda yang dipakai untuk Taurat: Hukum, Perintah, Undang-undang, Firman, Penghakiman, Kesaksian, Peraturan, dan Perkataan. Kemunculan kata2 itu adalah sbb: Hukum (, ) Perintah(, ) 25 kali 22 kali 101 Undang-undang (, ) Firman (, ) Penghakiman (, ) Kesaksian (, ) Peraturan (, ) Perkataan (, ) 21 kali 24 kali 23 kali 23 kali 21 kali 19 kali iii. Masing2 ayat dari 176 ayat memiliki satu dari istilah-istilah tersebut, kecuali ayat 3, 37, 90, dan 122, tetapi ayat 15, 16, 43, 160, 168, 172 masing-masing memiliki 2 istilah. b. Dua puluh dua bait berikan Nya bagian (1–8) Ucapan syukur karena instruksi yang Tuhan bagian (9–16) bagian (17–24) bagian (25–32) bagian (33–40) bagian (41–48) bagian (49–56) bagian (57–64) bagian (65–72) bagian (73–80) bagian (81–88) bagian (89–96) bagian (97–104) bagian (105–112) bagian (113–120) Allah sebagai pemberi hikmat Keluhan Keluhan Hadiah (balasan) dari Allah Pertandingan orang benar melawan kuasa jahat Penghiburan di tengah penderitaan Ketaatan dan pujian kepada Allah Ucapan syukur karena perintah-perintah Allah Doa kepada Allah Sang Pencipta Keluhan disebabkan oleh penganiayaan Nyanyian pujian karena penciptaan dunia Pengakuan dan kata-kata hikmat Pujian terhadap Taurat Tuhan Kasih sepenuh hati kepada Tuhan dan instruksi- bagian (121–128) bagian (129–136) bagian (137–144) bagian (145–152) bagian (153–160) bagian (161–168) bagian (169–176) Kesetiaan hamba Tuhan Kerinduan yang meluap terhadap Firman Tuhan Pujian kepada Tuhan dan Taurat-Nya Keluhan Keluhan yang lebih kuat Ekspresi keyakinan dalam Tuhan Keyakinan dan keluhan 102 Allah dalam Kitab Mazmur 1. Nama Tuhan (1) Penggunaan Nama dan Gelar Tuhan dalam Kitab Mazmur a. Dalam kitab Mazmur, Allah dipanggil dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan pemazmur dalam situasi yang berbeda. Ketika seseorang menyadari bahwa Tuhan dipanggil "Gembala," "Raja," "Batu karang," "Perisai," "Benteng," "Allah Israel/Abraham/Yakub," dan cara yang lain, bukanlah tugas mudah untuk mengklarifikasi arti gelar-gelar tersebut. Berikut ini adalah klasifikasi sederhana: i. TUHAN () ii. () iii. Elohim () iv. El () 695 kali 43 kali (50 kali dalam PL) 365 kali 75 kali b. Tentang bentuk pendek nama Allah (), pandangan para ahli terbagi dua: i. Karena bentuk pendek ini muncul sangat dominan dalam Mazmur (43 dari total 50 kali dalam PL), adalah mungkin bahwa bentuk panjang YHWH adalah asli (bandingkan dengan Kel 3 dan 6), dan bentuk pendeknya dipakai kemudian hari untuk sorak sorai selama ibadah dan dalam nyanyian pujian. ii. Karena penemuan nama-nama yang berhubungan dengan allah (theophoric names) di luar Israel (Yaubidi di Hamath dan Azriyau di Sam'al) dan penemuan yw sebagai nama ilahi di Ugarit, ada yang berargumen bahwa bentuk pendek mungkin sungguh2 menggambarkan nama asli Allah. . c. Di antara ekspresi-ekspresi yang berhubungan dengan nama Allah, Tuhan Yang Mahakuasa () memunculkan diskusi yang luas dalam studi PL. Dalam ekspresi ini pertanyaan diajukan berhubungan dengan arti (). Berikut ini adalah ringkasan studi para ahli: i. Menurut 1 Sam 17:45, the hosts menunjuk pada para tentara Israel. ii. The hosts adalah hamba2 Allah di Surga (Mz 103:21; 148:2). iii. The hosts menunjuk pada bintang, matahari, dan bulan (Yes 40:26; 45:12; 34:4). iv. The hosts adalah semua ciptaan di bumi dan di Surga. v. Istilah ini dipakai dalam bentuk jamak intensif abstrak, berarti "kuasa." vi. Tidak ada penjelasan rasional yang memungkinkan. (2) Nama Allah sebagai Obyek Penyembahan a. Pemahaman umum dalam relasi dengan nama manusia dalam PL adalah ketika seseorang meninggal atau suatu bangsa dihancurkan, namanya "tidak 103 diingat lagi" (Mz 83:5; 109:13). Namun disebutkan bahwa nama Tuhan "bertahan untuk selama-lamanya" dan "kemasyhuran-Nya" bertahan "sampai segala jaman." b. Menurut Kel 3:15, tujuan wahyu Allah tentang nama-Nya adalah untuk digunakan dalam ibadah: "Inilah nama-Ku sampai selama-lamanya, dan itulah sebutan-Ku turun temurun" Nama ini tidak dapat dan tidak boleh dipakai untuk hal-hal magis atau tujuan apapun yang tidak sesuai dengan kehendakNya, karena salah penggunaan seperti itu akan mencemarkan nama-Nya. c. Dalam kitab mazmur, nama Tuhan adalah obyek seluruh doa, pujian, dan refleksi: i. Pemazmur memberikan "ucapan syukur" kepada nama ini (Mz 7:18; 30:5; 54:8; 97:12; 105;1; 106:47). ii. Israel takut terhadap nama ini (Mz 86:11; “bangsa-bangsa” 102:16). iii. Israel mengasihi nama ini (Mz 5:12; 119:132). iv. Israel menyembah (Mz 29:2), memuji (Mz 135:1), dan memuliakan (Mz 86:9; 105:3) nama ini. v. Tuhan menyelamatkan melalui nama ini (Mz 54:3). vi. Israel mengetahui bahwa pertolongan baginya ada "di dalam nama Tuhan" (124:8). vii. Bait Suci adalah "tempat kediaman nama-Nya" (Mz 74:7). viii. Dalam Mazmur 118 nama ini muncul 26 kali dalam 29 ayat. d. Israel seringkali memohon Tuhan untuk menyelamatkan, menolong, dan melindungi "oleh karena nama-Nya" (, ) karena nama-Nya memberikan jaminan untuk memelihara perjanjian-Nya (Mz 23:3; 25:11; 31:4; 106:8; 109:21). Ekspresi serupa dengan hal ini adalah "demi kemuliaan nama-Nya" dalam Mz 79:9. e. Calvin menjelaskan pentingnya nama Tuhan dengan cara berikut: "Ada alasan mengapa nama Tuhan digunakan bagi Allah itu sendiri. Karena kita tidak dapat memahami esensi Allah, sejauh anugerah dan kuasa-Nya dimanifestasikan kepada kita, adalah tepat bagi kita untuk menaruh harap di dalam Dia. Oleh karena itu dengan memanggil nama-Nya iman dilahirkan." 2. Wahyu dan Keadilan Allah (1) Wahyu Allah melalui Nama dan Firman-Nya a. Melalui Nama-Nya i. Wahyu Allah adalah dasar bagi komunikasi. Dia menyatakan diri-Nya sendiri kepada umat-Nya dan meminta mereka memberikan respon. Komunikasi tentang nama Allah dan Firman-Nya adalah alat yang melaluinya Allah Israel membuat diri-Nya sendiri dikenal. Ada perbedaan antara pewahyuan nama-Nya dan pewahyuan Firman-Nya: ▪ Pewahyuan nama: identitas Allah ▪ Pewahyuan Firman: kehendak Allah bagi manusia 104 b. Melalui Firman-Nya i. Firman Tuhan pada dasarnya ditemukan dalam Taurat. Taurat bukanlah suatu entitas (suatu eksistensi yang khas, berbeda dengan yang lain) yang tetap dan impersonal melainkan kuasa yang dinamis. Itu lebih manis dari madu (19:11) dan lebih berharga dari emas murni (19:11; 119:72). Di samping Taurat, para penyembah dalam kitab Mazmur percaya bahwa Allah berbicara di rumah Tuhan (Mz 60:8; 108:8). Jadi, ketika dia datang ke Bait Suci, dia mengharapkan untuk mendengar sesuatu dari Tuhan (85:9). ii. Diasumsikan bahwa 3 cara konkrit Allah berbicara kepada manusia: ▪ Melalui nabi ▪ Melalui imam ▪ Melalui penghakiman Ilahi dalam perkara hukum (2) Wahyu Allah melalui Cara-cara Lain a. Melalui karya-Nya di masa lalu Allah juga menyatakan diri-Nya dalam tindakan historis di masa lalu. Tindakan-Nya ditunjukkan dalam “pekerjaan,” "perbuatan," dan "karya ajaibNya." Pemazmur dalam mazmur-mazmur historis berkata bahwa leluhur mereka melihat pekerjaan Allah (95:9). b. Melalui dunia ciptaan Dunia ciptaan dipahami sebagai wahyu Allah karena langit adalah hasil karya tangan-Nya (Mz 8:4; 19:2; 102:26). Ciptaan Allah dibedakan dalam 2 cara: i. Ketika Israel berbicara tentang ciptaan Allah, itu berbeda dengan konsep modern tentang “alam” atau konsep Yunani tentang “kosmos.” Bagi Israel dunia adalah lebih dari sekedar organism yang tertata secara stabil dan harmoni. Ciptaan dalam pengertian yang statis dan materi adalah asing bagi konsep Ibrani. Ciptaan berarti suatu tindakan yang mana Allah aktif dan memelihara segala sesuatu. ii. Cara lain memahami ciptaan adalah bahwa dunia bukanlah diam melainkan menyuarakan pesan, kesaksian tentang Allah, Pencipta. Hasil karya ciptaan Allah adalah mediator wahyu Allah secara langsung. Mereka tidak berbicara tentang diri mereka sendiri, tetapi menceritakan kemuliaan Allah. Mz 19:2 "Langit menceritakan kemuliaan Allah, Cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya." Mz 145:10 "Semua yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepadaMu, ya TUHAN." Mz 97:6 "Langit menceritakan keadilan-Nya 105 Dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya." c. Melalui teophani Teophani Allah adalah bentuk pewahyuan langsung kepada manusia. Ada beberapa mazmur teophani dalam Kitab Mazmur, menggambarkan penampakan Allah di dalam dunia (Mz 18; 29; 50; 68; 77; 97). Ketika Tuhan datang ke dalam dunia ini, Dia digambarkan dalam pelbagai cara, dan caracara berikut ini disebutkan dalam mazmur teophani: i. Dia mengendarai awan (Mz 18:10–12; 68:5, 34). ii. Suara-Nya didengar dalam guntur (Mz 18:14). iii. Dia “menaburkan” ledakan kilat (Mz 18:15). iv. Suara-Nya membuat bumi gemetar (Mz 29:3-8; 46:7). v. Suara kereta-Nya mengguncangkan bumi (Mz 77:19). (3) Allah yang Tersembunyi a. Kehadiran Allah dalam Bait Suci diekspresikan dengan mencari “wajahNya.” Bagi bangsa-bangsa sekitar Israel, berbicara tentang “wajah” ilah berarti wajah dari patung ilah. Tetapi bagi Israel “mencari wajah Tuhan” berarti pergi ke Bait Suci untuk mengalami kehadiran, pertolongan, dan anugerah-Nya. Jadi, Israel didesak untuk: i. Selalu mencari wajah Tuhan (24:6; 27:8; 105:4) ii. Menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur (95:2) iii. Memandang wajah-Nya (11:7; 42:3) b. Allah dapat menyembunyikan wajah-Nya. Wajah-Nya yang tersembunyi diekspresikan baik oleh orang benar maupun orang fasik: i. Orang fasik tidak takut terhadap perbuatan jahatnya karena Allah menutupi wajah-Nya (10:1). ii. Penyembunyian wajah Allah akan memberikan teror dan ketakutan bagi umat-Nya (30:8). iii. Pemazmur bertanya dalam kesusahannya berapa lama wajah-Nya tetap tersembunyi (13:2; 88:15). iv. Pemazmur memohon dengan sangat, "Janganlah menyembunyikan wajah-Mu dariku" (27:9; 69:18; 102:3; 143:7). c. Allah yang tersembunyi tidak boleh dipahami sebagai Allah yang asing. Aspek Allah seperti ini dalam Kitab Mazmur mengimplikasikan bahwa Allah Israel tidak dapat diakses dalam keadaan permanen untuk menyatakan diri dan kehadiran-Nya. Hal itu mengajarkan kita secara paradoks bahwa penyingkapan diri-Nya adalah hasil dari kehendak diri Allah yang bebas dan berdaulat. Kehadiran-Nya adalah janji yang dijamin di atas kerinduan dan permohonan kita yang tulus, bukan suatu kondisi kehadiran yang otomatis dan permanen. Dalam kaitan dengan tema Allah yang tersembunyi, von Rad menjelaskan bahwa salib Kristus adalah tempat penyembunyian Allah yang paling dalam, yaitu, ketidakmampuan dan rasa malu-Nya, dan pada saat yang 106 sama tempat pewahyuan tentang kemuliaan-Nya yang paling agung. (4) Iman Pemazmur dalam Tuhan (, ) a. Bagi pemazmur, perjanjian adalah pondasi bagi semua pemahaman tentang Allah dan dasar bagi semua doa. Pemazmur benar2 tidak pernah mempertanyakan eksistensi Allah. Dia yakin pada anugerah Allah dan kebergantungannya kepada Allah. Keyakinan tersebut berakar dalam kepercayaan bahwa Allah adalah setia kepada perjanjian-Nya dengan Israel. Perjanjian adalah tema yang muncul dari berbagai cara dalam Kitab Mazmur: i. Mz 25:10 ii. Mz 106:45 Allah itu baik bagi mereka yang memegang perjanjian Allah mengingat perjanjian dan menunjukkan kasih iii. Mz 111:5 Allah menyediakan rezeki (makanan) karena perjanjian karunia b. Kesetiaan Allah pada perjanjian-Nya dimengerti sebagai () dalam PL. Pentingnya kata ini dalam Kitab Mazmur terlihat dari fakta bahwa kata ini muncul 127 kali (245 kali dalam PL). Nelson Glueck menjelaskan arti kata ini sebagai kasih berdasarkan relasi (perjanjian), yang membedakannya dari kasih spontan tanpa sebab tertentu. c. Karena kepercayaan pada kesetiaan Allah pada perjanjian-Nya, pemazmur dengan yakin mencari kasih-Nya berdasarkan pada relasi tsb: i. "Bebaskan aku demi kasih setia-Mu" (6:5; 44:27) ii. "Selamatkan aku di dalam kasih setia-Mu" (31:17) iii. "Kasihanilah aku, ya Tuhan, menurut kasih setia-Mu" (51:3) d. Lebih jauh, pemazmur merasa bahwa mereka memiliki hak untuk mengingatkan Allah tentang kebutuhan mereka karena relasi dalam perjanjian, dan mereka dengan berani memohon pada Tuhan "Ingatlah!": i. Mz 119:49 ii. Mz 20:4 iii. Mz 74:2 iv. Mz 74:18, 22 v. Mz 89:51 vi. Mz 137:7 "Ingatlah Firman-Mu!" Kurban2 persembahan Umat-Mu Musuh yang mencela nama Allah Bagaimana sang hamba dicela dan dihina Dosa Edom melawan Yerusalem (5) Memahami Keadilan Tuhan (Theodicy) a. Seperti dalam Yer 12:1, pertanyaan paling sulit yang ditanyakan oleh orang beriman adalah, "Mengapa orang tidak bersalah menderita dan orang fasik makmur?" Pertanyaan ini mencoba untuk mendamaikan kehadiran kejahatan dengan konsep dunia yang dikelola oleh Allah yang baik. b. Tidak satupun ditemukan dalam PL jawaban singkat bagi pemahaman, penafsiran dan penghubungan penderitaan dan eksistensi kejahatan. Minimal ada 6 alternatif solusi terhadap isu teodise. 107 i. Keberdosaan manusia Ini adalah penjelasan paling umum tentang eksistensi penderitaan. Dalam pandangan ini, penghentian harmoni kehidupan dipahami sebagai akibat dari dosa2 manusia. Restorasi berasal dari pengampunan Allah. Banyak mazmur keluhan pribadi menunjukkan bahwa penyebab penderitaan manusia adalah dosa (misal Mz 32:3–5; 38:3). ii. Penderitaan sebagai disiplin ilahi Ini juga adalah pemahaman umum alkitabiah tentang penderitaan manusia. Penderitaan dipahami sebagai salah satu dari banyak cara Allah untuk mengajar umat-Nya (bandingkan dengan Ibr 12:7ff.). Dalam Mazmur 119:67 dan 71, pemazmur bersyukur kepada Tuhan karena keuntungan yang didapat dari penderitaannya. iii. Kehadiran Allah sebagai jawaban terhadap penderitaan Ini diilustrasikan dengan baik dalam kisah Ayub. Ketika Allah menampakkan diri kepadanya, Ayub terdiam, tidak menanyakan pertanyaan apapun kepada Tuhan meskipun dia diberikan kesempatan untuk bertanya. Salah satu karakteristik penampakan Allah adalah hal itu menyebabkan munculkan pujian dan keberdiaman diri. Jika seseorang merasakan kehadiran Allah kepadanya di tengah2 penderitaan, semua pertanyaan2 terdahulu lenyap karena dia tahu bahwa seorang berdosa tidak dapat tahan berdiri di hadapan Tuhan (Mz 73:21–28). iv. Respon eskatologis Ketika seorang yang menderita menyadari penderitaannya tidak adil, dia dapat menemukan jawaban dalam kepercayaan akan penghakiman akhir. Di Penghakiman Terakhir, Allah akan mengkoreksi ketidakadilan, menghakimi orang fasik, menyelamatkan orang benar, dan membuat keadilan dapat diakses (Mz 96:11–13). v. Allah sebagai penyebab penderitaan Dalam pemahaman ini, tidak ada pertanyaan yang dapat diajukan kepada Tuhan bagi penderitaan karena kedaulatan kehendak Allah adalah penyebab kesusahan orang yang mengalami penderitaan (Mz 88:4–10). vi. Penderitaan yang bersifat menebus Adalah mungkin bahwa penderitaan seseorang bersifat menebus demi kepentingan diri sendiri atau orang lain (bandingkan dengan Yes 53:4– 5). 108 Individu dan Raja dalam Kitab Mazmur 1. Individu di Israel (1) Individu dalam Nyanyian Doa dan Nyanyian Syukur a. Dalam Kitab Mazmur semua gambaran kehidupan sehari2 bertemu: rumah dan jalan, tanah dan tempat kerja, tempat tidur orang sakit dan ruang tidur; makan dan minum, tidur dan bangun, bekerja dan beristirahat; semua kelompok umur dari anak2 sampai orang tua; laki2 dan perempuan, orang tua dan anak, saudara dan teman. b. Dalam semua situasi, nyanyian2 individu "I," keluhan2, doa2, dan penyampaian pujian dan syukur, berpartisipasi dalam ibadah Israel. Asumsi penting dalam relasi dengan aktifitas doa dan nyanyian individu dalam Kitab Mazmur adalah bahwa banyak mazmur Daud kemungkinan digunakan oleh para penyembah di jaman terkemudian untuk menerangkan situasi mereka sendiri kepada Tuhan. Sebagian besar dari mereka yang menyampaikan doa2 di Israel mengadopsi penggunaan mazmur2 untuk diri mereka sendiri yang tersedia dalam Bait Suci. Mereka kemungkinan belajar doa2 dari imam dan penyanyi Bait Suci yang bertanggung jawab untuk mengajar mereka. c. Mazmur2 tertentu mengindikasikan bahwa beberapa nyanyian2 kuno diturunkan kepada generasi berikutnya dalam pengingatan karya penyelamatan Allah: Mz 22:4–6 "Padahal Engkaulah Yang Kudus; Yang bersemayam di atas puji-pujian Israel. Kepada-Mu nenek moyang kami percaya; Mereka percaya dan Engkau meluputkan mereka. Mereka berseru2 kepada-Mu dan mereka diselamatkan; Kepada-Mu mereka percaya dan tidak kecewa." d. Ul 31:19–22 dapat menjadi contoh yang baik untuk menjelaskan bagaimana nyanyian-nyanyian itu dipelihara dan diajarkan kepada umat Israel: i. "Tuliskanlah bagi dirimu sendiri nyanyian ini" ii. "Ajarkanlah itu kepada orang2 Israel" iii. "Biarlah mereka menyanyikannya" (2) Peristiwa-peristiwa bagi Individu untuk Datang ke Bait Suci a. Kurban Syukur Ini adalah latar belakang dari Mazmur Ucapan Syukur dalam Kitab Mazmur. Individual menyampaikan "nyanyian syukur” (, ) bersama dengan kurban syukur, setelah situasi yang mengancam berlalu. b. Pengadilan/Penghakiman di Bait Suci Ul 17:8 dst. menerangkan hak individu untuk pergi ke pengadilan Bait Suci untuk mendapatkan keadilan/penghakiman. Ketika sebuah kasus terlalu sulit untuk ditangani dalam pengadilan lokal, atau ketika penolakan keadilan dan penganiayaan terjadi, individu mencari keamanan dalam Bait Suci, di mana 109 dia berharap dibela oleh Tuhan. c. Setelah kesembuhan dari sakit Ketika seseorang sembuh dari sakit atau keadaan tidak bersih (najis), dia dapat pergi ke Bait Suci bagi ritual penyucian dan pengakuan (dosa). Dalam kasus ini, sangat mungkin bahwa dosa seseorang yang telah sembuh dari sakit itu juga disebutkan. Latar belakang dari beberapa doa pengakuan dosa mungkin terjadi dalam peristiwa seperti ini. d. Permohonan pribadi kepada Allah Para peziarah individu mungkin dapat ke Bait Suci untuk berdoa tentang kebutuhan pribadi seperti yang digambarkan oleh kisah Hana dalam 1 Sam 1. Dalam kasus ini, individu ditanyai di pintu gerbang Bait Suci dengan menggunakan liturgy pintu gerbang (Mz 15; 24:3–6). (3) Doa-doa Individu dalam Bait Suci a. Banyak mazmur menyatakan bahwa individu yang datang ke Bait Suci menderita kesusahan dan bahaya, menghadapi bahaya penganiayaan dan fitnah yang ekstrim, dan dalam kesakitan. Individu yang melalui situasi yang menyedihkan mengekspresikan perasaan-perasaannya yang tidak dapat ditoleransi lagi tentang Allah yang tersembunyi sebagai berikut: i. "Berapa lama?" (Mz 6:4; 35:17; 62:4; 74:10; 119:84) ii. "Tuhan diam" (Mz 28:1; 35:22; 109:1) iii. "Apakah Engkau lupa?" (Mz 9:13; 10:12; 13:2; 42:10) iv. "Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu?" (Mz 10:1; 27:9; 30:8; 55:2; 104:29) v. "Apakah Engkau tertidur?" (Mz 44:24; 78:65) vi. "Kapankah Engkau bangun?" (Mz 7:7; 44:24) b. Perubahan suasana hati (mood) dari keluhan menuju pujian atau ucapan syukur dicatat dalam beberapa doa individu. Perubahan ini diekspresikan dalam cara-cara berikut: i. Penyembah telah menerima jawaban dari Tuhan melalui imam atau nabi kultus. ii. Jaminan datang langsung di dalam pikiran penyembah. iii. Theophani dalam Bait Suci menjamin individu pada saat berdoa bahwa Tuhan hadir dan memiliki kuasa untuk menyelamatkan. iv. Penyembah menerima tanda dari Tuhan bahwa dia akan ditolong. Tidak diketahui bagaimana tanda tersebut diberikan, namun pemazmur memohon pada Tuhan untuk memberikan tanda kepadanya: "Berikan kepadaku tanda dari kebaikan-Mu” (Mz 86:17). 2. Deskripsi tentang Manusia dalam Kitab Mazmur (1) Manusia dalam Pengertian Absolut a. Ketika pemazmur berkata, "Apakah yang dapat dilakukan manusia kepadaku?" (56:12; 118:6), di sini "manusia" ada dalam kontras yang absolut dengan Tuhan. Ada 2 sisi manusia dalam pertanyaan ini: 110 i. Mereka adalah musuh umat Allah (Mz 56:2; 66:12; 124:2) ii. Mereka adalah makhluk yang lemah. b. Kebenaran ini juga berlaku bagi suatu kelompok orang atau bangsa: "Biarlah bangsa-bangsa tahu bahwa mereka hanyalah manusia" (Mz 9:21). (2) Istilah-istilah yang menunjuk pada manusia a. Daging (, ) Kata ini digunakan untuk mengindikasikan bahwa manusia adalah daging, bukan bahwa manusia memiliki daging. Kata ini mengandung implikasi bahwa tubuh manusia adalah rentan dan dapat binasa. Ini juga berarti bahwa tubuh adalah lemah ketika masalah dan penyakit datang menimpa. Tanpa proteksi Tuhan “tubuh” adalah subyek ketidakamanan dan pembusukan/kerusakan. b. () i. Ini adalah tempat dari segala keinginan dan hasrat, pencarian dan kerinduan umat manusia. Itu juga mewakili tempat dan proses dari perasaan rohani dan kondisi di dalam batin. Dalam pengertian ini, adalah tepat untuk menerjemahkan kata ini sebagai "jiwa" (Mz 42:2–3). ii. bukan milik manusia, namun manusia adalah . Dalam kasus ini kata Ibrani ini berarti "persona/pribadi," atau "diri." Jadi, itu dapat diterjemahkan sebagai "aku/saya" (Mz 54:5; 84:3; 103:1). iii. Arti termasuk "tenggorokan/kerongkongan." Ini adalah organ yang melaluinya makanan diterima (Mz 107:5, 9). c. atau i. Pusat hidup manusia adalah . "Hati" ini adalah pusat segala pemikiran, rencana, refleksi, penjelasan, dan ambisi (Mz 4:5; 10:6; 15:2; 20:5; 33:11). ii. Tuhan sendiri mengetahui kedalaman hati manusia (Mz 44:22). Dia adalah Pribadi yang membuat hati dan mencatat segala aktifitasnya (Mz 33:15). iii. Itu dapat menjadi tempat kejahatan (Mz 28:3). Keseluruhan hati dapat bercirikan "perlawanan" (Mz 101:4). Allah mampu menyingkirkan kejahatan dari dalamnya dan menciptakan "hati yang murni" (Mz 24:4; 51:12; 73:1). d. () i. Arti literalnya adalah angin, nafas hidup, dan kuasa yang memberikan kehidupan. "Ketika nafasnya (, ) melayang, dia kembali ke 111 tanah" (Mz 146:4). ii. Ada kesamaan antara kata ini dengan seperti terlihat dalam Mz 51:19 "roh yang patah" dan "hati yang patah" ( dan , dan ). (3) Individu sebagai Orang Miskin a. Ada bermacam sebutan diri dari mereka yang berdoa di dalam Kitab Mazmur. Orang yang menderita biasanya memanggil diri mereka sebagai “orang yang tertindas”, “sengsara”, "orang miskin", dan "membutuhkan" ( dan , dan , 10:2, 9; 14:6; 40:18; 70:6; 86:1; 109:22). b. Tentang identitas orang miskin, para ahli mengusulkan berbagai penafsiran: i. Rahlfs dan Causse mengusulkan bahwa Kitab Mazmur adalah buku tentang “orang miskin” Israel, yang adalah kelompok pengikut-pengikut Tuhan yang berkomitmen. Namun penafsiran orang miskin sebagai partai atau kelompok tidak lagi diterima. ii. Usaha Mowinckel untuk mengklarifikasi arti miskin dimulai dengan pengertian musuh-musuh mereka. Dia memahami bahwa musuh-musuh mereka adalah para penyihir dan dukun. Jadi orang miskin pastilah korban dari praktek magis oleh musuh-musuh mereka. iii. Menurut penjelasan dalam Kitab Mazmur, orang miskin adalah mereka yang teraniaya, terhina, dan yang mengalami tuduhan palsu. Mereka tidak mampu mempertahankan diri mereka sendiri melawan kuasa superior dari musuh-musuh mereka. Mereka pergi kepada Tuhan untuk berlindung dan di dalam Bait Suci menampilkan kasus mereka kepada Tuhan. 3. Raja dalam Kitab Mazmur (1) Gelar Raja dan Relasi dengan Tuhan a. "Raja" (, , 2:6; 20:10; 21:2, 8) b. "Yang Diurapi" (, , 2:2; 20:7; 84:10; 89:39, 52; 132:10) i. Kata ini sering ditambahkan akhiran dengan "(Yang Diurapi)-Nya" (, , 2:2; 20:7), “Yang Kau-urapi” 84:10; 89:39, 52; 132:10). ii. Tuhan sendiri mengurapi Daud dengan minyak kudus (89:21). iii. Orang yang diurapi diperlengkapi dengan "Roh dari Tuhan" (Saul dalam 1 Sam 10:1, 6; David in 16:13). c. Dalam Kitab Mazmur, penyebutan raja biasanya berkaitan dengan nama Daud (89:4; 132:10, 11–12). d. Raja dijelaskan duduk di sebelah kanan Tuhan (80:18; 110:1). e. Relasi ayah-anak diaplikasikan pada hubungan raja dan Allah (2:7; 89:27– 28). Relasi ini didasarkan pada perjanjian yang dibuat dengan Daud melalui Natan (2 Sam 7:14). (2) Peran Raja dalam Ibadah 112 a. Raja tidak pernah menjadi obyek ibadah meskipun dapat diadakan ibadah untuk kepentingan raja seperti yang ditunjukkan dalam mazmur-mazmur raja. b. Kraus, berdasarkan Mz 110:4, mengusulkan raja-raja keturunan Daud adalah imam-raja. Mungkin ini adalah pemahaman yang baik dalam relasi dengan Yesus sebagai imam-raja dalam PB. c. Ada permohonan-permohonan yang dibuat bagi raja selama ibadah: i. Dalam Mz 21:2–8, para imam dan umat bersyukur pada Tuhan karena apa yang Tuhan telah lakukan demi kepentingan raja. Dalam bagian berikutnya, 21:9–13, sukses raja di masa depan disampaikan. ii. Dalam Mz 20:2–6, permohonan-permohonan bagi raja dipresentasikan dalam bentuk harapan. iii. Permohonan-permohonan lain ditemukan dalam mazmur keluhan individu (61:7–8; 63:12) dan khususnya Mazmur Zion (84:10). d. Ada beberapa upacara ibadah bagi peristiwa istimewa berkenaan dengan raja: i. Untuk penobatan raja (Mz 2; 110) ii. Untuk pernikahannya (Mz 45) iii. Untuk beberapa peristiwa yang tidak diketahui/tidak disebutkan (Mz 72) e. Arti penting Mazmur 45 i. Dalam hubungan dengan Mz 45, beberapa pertanyaan dapat diajukan: Mengapa mazmur seperti itu dimasukkan ke dalam kanon? Setelah berakhirnya kerajaan, bagaimana nyanyian tersebut dipahami ketika mazmur dikanonisasikan? ii. Itu dapat ditafsirkan secara rohani, yang bukanlah cara penafsiran yang tidak biasa dalam tradisi rabi: raja sebagai Mesias dan pengantin perempuan sebagai komunitas orang percaya. Ini juga merupakan metafora yang umum dalam PB (pesta pernikahan raja). 113 Musuh dan Pembalasan Dendam dalam Kitab Mazmur 1. Musuh2 Bangsa (1) Musuh2 dalam Mazmur Raja a. Ketika seseorang berurusan dengan ide pembalasan dalam Kitab Mazmur, dia harus memahami terlebih dahulu natur dari musuh2 itu. Sebaliknya, musuh2 itu harus dibedakan antara musuh2 pribadi maupun musuh2 Israel. Mazmur Raja menyediakan gambaran yang jelas tentang musuh2 Israel. b. Musuh2 Israel tanpa diragukan lagi adalah bangsa2 asing. Musuh2 dalam Mazmur Raja diterangkan dengan kata2 Ibrani yang berbeda2: i. "Musuh2 raja" (, , Mz 45:6) ii. "Musuh2" (, , Mz 18:41; 21:9; 72:9; 110:1, 2; 132:18) iii. "Seseorang yg membenci" ( or , Mz 18:41; 21:9; 89:24) iv. "Seteru" (, , Ps 89: 23, 42) v. "Lawan, yaitu orang yg bangkit melawan aku" (, , Mz 18:40, 49) c. Gambaran yang lebih konkrit tentang musuh2 adalah bahwa musuh2 dalam mazmur2 itu seringkali adalah rakyat atau raja2 dan penguasa2 yang mengumumkan perang melawan umat Tuhan (2:2, 10; 18:48; 45:6; 110:5–6). Ketika musuh2 menang, mereka mengejek Israel dengan cara mengolok-olok Tuhan (Mz 74:10) atau dengan berkata2 secara provokatif, "Dimana Allah mereka?" (Mz 79:10). d. Sementara musuh bersandar pada kekuatan senjata dan tentara, umat Allah yang terancam hanya mengetahui satu hal, memohon pada Tuhan untuk menyelamatkan mereka: "Sebagian orang percaya pada kereta2 dan sebagian pada kuda2, tetapi kami percaya dalam nama Tuhan, Allah kita" (Mz 20:8). e. Hal paling penting bagi seorang raja adalah janji yang dibuat untuknya di hari penobatannya sebagai raja: Tuhan akan membuat musuh2 raja sebagai tumpuan kakinya (110:1). Tuhan akan menghancurkan musuh2 atau Dia membuat raja menghancurkan mereka (2:12). f. Tetapi Tuhan dapat marah kepada raja dan menundukkan dia kepada para musuhnya (89:39–46). (2) Musuh2 dalam Keluhan Komunal a. Dalam Mazmur Keluhan Komunal, raja bukanlah subyek. Istilah2 yang digunakan untuk menerangkan musuh2 di sini sangat mirip dengan yang ada dalam mazmur2 raja: i. Musuh (, , Mz 44:17; 74:4; 80:7; 106:42) ii. Seteru (, , Mz 44:8; 60:13; 74:4) iii. Orang yang membenci (, , Mz 44:8, 11) b. Karakteristik musuh2 dalam keluhan komunal adalah: 114 i. Sombong dan arogan (123:4) ii. Mereka (bangsa2) tidak mengetahui Allah (79:6) iii. Musuh2 mengalahkan Israel dan Yehuda, mencemarkan Bait Suci, dan membunuh banyak orang (79:1–4, 7; 74:4–9) iv. Musuh2 sangat jarang diidentifikasi (Babel dalam 137:1) v. Musuh2 mengolok2 Tuhan dan umat-Nya (74:10; 80:7) c. Musuh2 membuat pemazmur berdoa kepada Tuhan dalam berbagai cara: i. Pemazmur memahami kesulitan yang disebabkan oleh musuh2 sebagai penolakan Tuhan (60:3). ii. Pemazmur berdoa dengan tidak sabar "Berapa lama?" (74:10; 79:5). iii. Pemazmur memohon anugerah "Kasihanilah kami!" (123:3) atau "Pulihkan kami, ya Tuhan!" (80:4, 8, 20). iv. Yang lebih penting, doa pemazmur berubah menjadi doa pembalasan dendam (94:1–7). (3) Musuh2 dalam Mazmur Pujian a. Dalam mazmur penciptaan mereka yang melawan Tuhan disebut sebagai "seteru" (8:3). b. Dalam Mz 104:35, orang2 berdosa dan orang fasik mengancam kemuliaan Tuhan. Pujian tidak lengkap sampai semua musuh Allah disingkirkan dari dunia. 2. Musuh2 Individu (1) Istilah yang Digunakan untuk Musuh2 a. Musuh2 individu dalam Mazmur Keluhan diekspresikan dengan istilah2 Ibrani yang sudah dikenal luas: i. Musuh (, ) ii. Seteru (, ) iii. Pelaku kejahatan atau org fasik ( atau , atau ) iv. Pengikut2 (, ) b. "Pelaku2 kejahatan," "orang fasik," dan "pengikut2" adalah istilah yang lebih deskriptif dibandingkan "seteru" atau "musuh" untuk menggambarkan cara seseorang bertindak: musuh2 ini melakukan “kejahatan." (2) Karakteristik Musuh Istilah "fasik" (, ) mengindikasikan bahwa orang fasik adalah orang yang tidak baik, yang tidak hanya menyangkal Allah dalam beberapa pengertian tetapi tidak memiliki rasa malu di hadapan Tuhan ketika mereka membawa perbuatan2 mereka yang menipu. Karakteristik utama musuh dalam mazmur 115 keluhan individu adalah: a. Dia percaya pada diri sendiri (10:6). b. Mereka bersandar pada kuasa mulut mereka yang menghancurkan (12:5; 10:7). c. Mereka sangat tidak baik: mereka berkata, "Allah sudah melupakan" atau "Allah tidak melihat" (10:11, 13). d. Mereka bersaksi palsu dan memfitnah, yang adalah senjata mereka yang paling ampuh (27:12; 59:7–8). e. Mereka merencanakan kejahatan (35:20). f. Tidak ada kebenaran di dalam mulut mereka dan tenggorokan mereka adalah kubur yang terbuka (5:10). (3) Tiga Gambaran yang Digunakan untuk Menerangkan Kata Musuh a. Gambaran tentang tentara yang menyerang dan mengepung (3:7; 27:3; 55:19; 56:3; 59:4; 62:4) b. Gambaran pemburu atau penangkap ikan (7:16; 9:16; 31:5; 35:7–8; 57:7; 59:7; 64:4; 140:6). c. Gambaran binatang2 buas (7:3; 22:13–14; 27:2; 35:21) (4) Musuh2 dan Sistem Judicial Hukum a. Untuk memahami identitas musuh2 individu, kita harus memahami sistem hukum di Israel. Pertama, tempat yang normal bagi pengadilan terhadap perkara2 individu adalah pintu gerbang kota (Ul 21:19; 16:18). b. Jika kasusnya terlalu sulit dan kompleks, itu harus dibawa ke pusat Bait Suci di Yerusalem (Ul 17:8–13). c. Dalam kasus ini tergugat dapat meminta perlindungan di dalam Bait Suci untuk proteksi karena para penggugat seringkali berusaha untuk membunuhnya. Situasi ini terlihat dalam Mz 3, 17, 27, 57, 63. d. Tergugat tidur di malam hari dengan aman (3:6; 4:9). e. Terdapat ritual sebelum pengadilan. Salah satunya adalah sumpah penyucian seperti terlihat dalam Mz 7:4–6. f. Hari berikutnya orang yang teraniaya menampilkan kasusnya dan menunggu keputusan (5:4). g. Selama proses tersebut dia memberikan permohonan, dengan berkata "hakimilah aku, ya Tuhan” (7:9–10; 26:1–2; 35:22–24). 3. Mazmur Kutukan (1) Definisi Mazmur Kutukan a. Kutukan adalah suatu doa penghakiman, malapetaka, atau kutukan yang diucapkan melawan musuh seseorang atau musuh Allah. Itu pasti suatu doa 116 kepada Tuhan dan pasti berisi permohonan bahwa musuh seseorang akan dihakimi dan dihukum dengan adil. Tipe doa2 kutukan ditemukan baik dalam kitab narasi maupun kitab nabi2: i. Doa Musa pada permulaan perjalanan selama di padang gurun (Bil 10:35) ii. Doa Debora bagi musuh2 (Hakim 5:31) iii. Doa2 Yeremia (11:20; 15:15; 17:18; 18:21–23; 20:12) b. Beberapa bagian dalam PB juga dipahami oleh beberapa orang berisi kutukan: i. Doa para martir di Surga (Wahyu 6:9–10) ii. Teguran Paulus terhadap Elimas sang tukang sihir (Kis 13:10–11) iii. Teguran Paulus terhadap Ananias (Kis 23:3) iv. Anathema [terkutuklah ia] (1 Kor 16:22) v. Kutukan Paulus bagi yang memberitakan injil yang lain (Gal 1:8–9) vi. Paulus melawan para pendukung sunat (Gal 5:12) vii. Peringatan Paulus kepada Alexander (2 Tim 4:14) c. Contoh yang sangat menarik tentang penggunaan mazmur kutukan dalam PB terdapat dalam Kis 1:20, dimana doa kutukan (Mz 69:26; 109:8) dipahami sebagai nubuatan bagi Yudas Iskariot. (2) Identifikasi Mazmur Kutukan a. Salah satu tema paling sulit dalam Mazmur bagi orang Kristen modern adalah ide tentang balas dendam yang diekspresikan dalam banyak mazmur (Mz 5:11; 6:11; 9:20; 10:15; 17:13; 28:4; 31:18–19; 40:15–16; 55:10, 16; 68:2–3; 70:3–4; 71:13; 79:6, 10, 12; 94:1; 97:7; 104:35; 129:5–6; 140:10–12; 141:10; 143:12). a. Mazmur kutukan berisi ekspresi2 yang memanggil penghakiman ilahi untuk dilaksanakan kepada musuh2 pemazmur, yang meliputi bukan hanya kehancuran personal dari musuh tetapi juga kehancuran keluarganya dan penumpasan semua harapan baginya di masa depan. Dalam mazmur kutukan, kutukan menjadi elemen atau gambaran utama. Meskipun ada berbagai opini terhadap jumlah dan identitas mazmur kutukan, minimal 9 mazmur berikut ini dapat disebut sebagai “mazmur kutukan”: i. Mz 7 (7:15–17) ii. Mz 35 (35:4–8, 26) iii. Mz 58 (58:7–9) iv. Mz 59 (59:9–16) v. Mz 69 (69:23–29) vi. Mz 83 (83:10–19) vii. Mz 109 (109:6–20) viii. Mz 137 (137:7–9) ix. Mz 139 (139:19–22) 117 (3) Masalah dengan Mazmur Kutukan a. Masalah teologis yang muncul dari mazmur semacam itu sangat jelas. Bagaimana kita mendamaikan dengan pengajaran PB dan perintah Yesus untuk "mengasihi musuhmu, dan berdoa untuk orang yang menganiaya kamu" (Mt 5:44)? b. Pada dasarnya ada 3 masalah berhubungan dengan mazmur kutukan: i. Bagaimana menjelaskan kehadiran kutukan2 ini dalam PL? ii. Bagaimana orang Kristen mengaplikasikan hal ini dalam hidup dan ibadah mereka? iii. Dapatkah bagian kutukan2 ini adalah hal yang diinspirasikan seperti bagian2 lain dalam Alkitab? (4) Bermacam-macam Penafsiran tentang Balas Dendam dalam Kitab Mazmur a. Di antara contoh2 mazmur kutukan, Mz 109 terkenal karena kutukannya yang panjang dan intensif (ayat 6–20). Tentang pembicara bagian ini, beberapa ahli berkata bahwa kutukan tersebut dikatakan oleh musuh2 Daud. Namun karena konteks dan kutipan mazmur ini dalam Kis 1:20 (Mz 109:8, "biarlah jabatannya diambil orang lain") jelaslah bahwa pembicara adalah Daud. Bagaimanapun juga, menghubungkan kutukan2 itu dengan musuh Daud adalah tidak mungkin dalam mazmur2 yang lain. b. Karena Daud adalah penulis banyak mazmur kutukan, beberapa ahli tidak menyebutkan isu tentang pembicara, namun mengatakan bahwa kutukan2 itu merefleksikan hati Daud sendiri sebagai seorang manusia dan bukan inspirasi dari Roh Kudus. Ini adalah pandangan yang berbahaya karena memotong bagian Alkitab menjadi bagian yang diinspirasikan dan yang tidak diinspirasikan adalah kesalahan mendasar. Selain itu, PB menyaksikan bahwa Daud diinspirasikan oleh Roh Kudus (Kis 4:25; bandingkan dengan 2 Pet 1:21). c. Para penafsir traditional mencoba memahami musuh2 sebagai prinsip2 jahat dan kekuatan2 kegelapan. Dengan cara ini kutukan2 dibenarkan sebagai cara membela keadilan Tuhan (bandingkan dengan Mz 139:21–22, "musuh Allah adalah musuhku"). Solusi ini memperkenalkan subyektifitas yang tidak jelas tentang makna dari bahasa Alkitab. Jika musuh2 pemazmur adalah makhluk2 spiritual, adalah sangat aneh jika keluarga2 mereka disebutkan dlm Mazmur 109. d. Yang lain menganggap mazmur kutukan sebagai milik iman Israel terdahulu dan primitif yang telah digantikan secara total dengan perintah untuk mengasihi dalam PB. Itu dimengerti sebagai “semangat yang liar” atau orang2 Yahudi kuno, yang menandai perbedaan antara PL dan etika rohani yang lebih tinggi dalam PB. Solusi ini tidak tepat karena hal itu meremehkan ketersediaan PL dalam memberikan pedoman etika. Pendapat itu juga mungkin mengakui adanya kesalahan dalam pengajaran PL. Meskipun orang Kristen menikmati keuntungan dari pewahyuan progresif, progresifitas itu bukanlah dari kesalahan menuju kebenaran. 118 e. Solusi lain yang ditawarkan adalah memahami kutukan2 sebagai nubuatan. Pemazmur menubuatkan apa yang akan terjadi kepada orang yang tidak baik. Pandangan ini dianut oleh Agustinus, Calvin, dan Spurgeon. Kekuatan solusi ini adalah bahwa kutukan2 dikutip dalam PB sebagai nubuatan2 (Mz 69:26 dan 109:8 dalam Kis 1:20 dan Mz 69:23–24 dalam Roma 11:9–10). Pandangan ini mungkin cocok untuk mengurangi tuduhan pemazmur mengucapkan sesuatu yang keluar dari roh yang pahit atau pembalasan (bandingkan dengan 137:8–9), namun melemparkan tanggung jawab kutukan pada Tuhan. Pada saat yang sama, penafsiran ini melupakan aspek ganda penggenapan nubuatan: penggenapan selama jaman pemazmur atau masa depan yang dekat dan nubuatan dengan penggenapannya di dalam Yesus dan PB. f. Penafsiran lain adalah mencoba menjelaskan mazmur2 ini dengan faktor2 historis dan psikologis. Dengan kata lain, di masa ketika kekejaman dan balas dendam adalah hal yang umum, adalah alami bagi Israel untuk memohon balas dendam Tuhan terhadap para penindas mereka. Penjelasan ini juga tidak melakukan keadilan bagi kehadiran ide seperti itu dalam Alkitab. g. Juga terdapat solusi lain yang mencoba menjelaskan kutukan2 dalam terang perjanjian Abraham dalam Kej 12:1–3. Allah menjanjikan kepada Abraham dalam perjanjian bahwa mereka yang memberkatinya akan diberkati dan mereka yang mengutuk akan dikutuk. Berdasarkan perjanjian tersebut, Daud memiliki hak sempurna sebagai pemimpin Israel untuk berdoa bagi penghakiman terhadap musuh2nya. (5) PL dan PB tentang Balas Dendam a. Pertama-tama, mengutuk musuh sangat dilarang dalam Imamat 19:17–18. Mungkin ada yang berpendapat bahwa perintah ini terbatas pada anggota umat perjanjian. Bagaimanapun juga, Ayub, seorang non Yahudi, mengindikasikan dalam 31:29–30 bahwa mengutuki musuh2 secara umum dimengerti sebagai dosa. b. Dalam Roma 12:17–20, ketika Paulus memberitahukan pembacanya untuk tidak melakukan pembalasan dengan tangan mereka sendiri, dia menunjuk pada hokum Musa (Ul 32:35) dalam rangka mendukung pengajarannya. c. Adalah kesalahpahaman yang besar dengan menganggap bahwa PL mengijinkan balas dendam sementara PB tidak. Keduanya berdiri atau gugur bersama2 dalam isu ini sama seperti isu2 yang lain. (6) Bagaimana Cara Memahami Kutukan a. Menemukan hasrat untuk membalas dendam dalam diri saya sendiri i. Fakta yang tak dapat dibantah adalah adanya hasrat untuk membalas dendam di dalam mazmur2. Hal itu ada di sana tanpa perasaan malu, permintaan maaf, dan sensor. Kita tidak bebas untuk menghilangkan hal tersebut. ii. Fakta lain yang jelas adalah hasrat untuk membalas dendam ada di sana di dalam diri kita. Kita tahu bahwa kita mengharapkan balas dendam. Ketika kita membaca mazmur2 tersebut, dengan pengakuan bahwa balas 119 dendam adalah umum dalam mazmur dan dalam diri kita, itu akan menolong kita untuk sadar dan berjaga2 terhadap diri kita sendiri. b. Belajar dengan jujur dan mazmur2 kutukan Mazmur2 ini adalh untuk menolong kita menemukan apakah diri kita (penemuan diri). Pada saat yang sama, ketika kita membacanya, kita harus mengakui apa yang ada di dalam diri kita (dengan jujur). Mazmur2 kutukan mengajar kita untuk melihat diri sendiri dengan kejujuran. c. Sikap pemazmur dalam mazmur2 kutukan i. Hal pertama yang kita pelajari dari sikap pemazmur berkenaan dengan balas dendam adalah bahwa balas dendam itu diekspresikan dalam bentuk "verbal" (kata2) bukan "action" (tindakan). Itu dikatakan sebagai harapan dan doa. ii. Kedua, kerinduan untuk membalas dendam disampaikan kepada Tuhan dalam doa. Itu dialirkan dari hati pemazmur kepada hati Allah. Itulah sebabnya mengapa pemazmur harus mengekspresikannya secara penuh bagaimana musuh2 itu telah menyakitinya dan bagaimana dia menginginkan Allah melakukan sesuatu kepadanya. iii. Alkitab berkata, "Pembalasan adalah milik-Ku" (Ul 32:35). Alasan pemazmur menyampaikan pembalasannya kepada Tuhan adalah karena itu adalah milik/hak Tuhan. Ketika itu diserahkan kepada Tuhan, itu berarti akhir dari pembalasan dendam manusia. d. Dua hal yang dipelajari dalam mazmur kutukan i. Pembalasan dendam harus sepenuhnya dimengerti sebagai sesuatu yang hadir, sepenuhnya dimiliki sebagai kemarahan "ku," dan diekspresikan sepenuhnya dengan kejujuran yang intensif. ii. Hal penting lainnya adalah menyerahkan hal itu sepenuhnya kepada kuasa dan kedaulatan Allah. Ini adalah tindakan iman dan penyerahan, menaruh pengharapan hanya dalam Dia. Pembalasan Tuhan bukanlah kemarahan yang sembarangan. Itu adalah semangat Allah bagi keadilan untuk melindungi umat-Nya. 120 Mazmur dan Gereja 1. Mazmur dan PB (1) Kutipan Mazmur dalam PB Berikut ini adalah daftar kutipan Mazmur dalam PB baik secara literal, paraphrase (kutipan dengan menggunakan kata2 sendiri) atau disinggung sebagian: Mazmur 2:1–2 2:7 PB Mazmur PB 2:8–9 Kis 4:25–26 Mt 3:17; 17:5; Mk 1:11 9:7; Lk 3:22; 9:35 Kis 13:33; Ibr 1:5 5:5; 2 Pet 1:17 Why 2:26–27 79:6 82:6 89:4–5 89:21 90:4 91:11–12 2 Tes 1:8 Joh 10:34 Kis 2:30 Kis 13:22 2 Pet 3:8 Mat 4:6; Lk 4:10– 4:5 5:10 6:9 8:3 8:5–7 Ef 4:26 Rom 3:13–18 Mt 7:23; Lk 13:27 Mt 21:26 Ibr 2:6–8 94:11 94:14 95:7–8 95:7–11 95:11 8:7 9:9 10:7 14:1–3 16:8–11 16:10 18:50 19:5 22:2 22:19 1 Kor 15:27; Ef 1:22 Kis 17:31 Rom 3:13–18 Rom 3:10–18 Kis 2:25–28 Kis 2:27, 31; 13:35 Rom 15:9 Rom 10:18 Mt 27:46; Mk 15:34 Mt 27:35; Mk 15:24 96:13 98:9 102:26–28 103:8 103:17 104:4 109:8 110:1 1 Kor 3:20 Rom 11:2 Ibr 3:7, 8, 15; 4:7 Ibr 3:7–11 Ibr 3:11, 18; 4:3, 4, 5, 10 Kis 17:31 Kis 17:31 Ibr 1:10–12 Yak 5:11 Lk 1:50 Ibr 1:7 Kis 1:20 Mt 22:44; 26:64; Mk 12:36; 14:62; 16:19; Lk 20:42– 11 43 Lk 23:34; Jn 19:24 22:69; Kis 2:34– 22:23 24:1 Ibr 2:12 1 Kor 10:26 1 Kor 15:25; Ef 1:20, 22; Kol 31:6 32:1–2 34:9 34:13–17 34:21 35:19 36:2 37:11 40:7–9 41:10 Lk 23:46 Rom 4:7–8 1 Pet 2:3 1 Pet 3:10–12 Yoh 19:36 Yoh 15:25 Rom 3:13–18 Mt 5:5 Ibr 10:5–7, 8, 9, 10 Yoh 13:18 Ibr 1:3, 13; 8:1 10:12–13; 12:2 Ibr 5:6; 7:17, 21 2 Kor 9:9 Why 9:20 2 Kor 4:13 Rom 15:11 Ibr 13:6 Mt 21:42; Mk 12:10–11; 35 3:1; 110:4 112:9 115:4–7 116:10 117:1 118:6 118:22–23 121 Lk 20:17; 44:23 45:7–8 48:3 51:6 55:23 62:13 67:3 68:19 69:5 69:10 69:22 Rom 8:36 Ibr 1:8–9 Mt 5:34–35 Rom 3:4 1 Pet 5:7 Mt 16:27; Rom 2:6 2 Tim 4:14 Kis 28:28 Ef 4:8 Yoh 15:25 Yoh 2:17; Rom 15:3 Mt 27:48; Mk 15:36 Yoh 19:28–29 118:25–26 118:26 130:8 132:11 135:14 135:15–17 140:4 143:2 Kis 4:11; 1 Pet 2:7 Mt 21:9; 23:39; Mk 11:9–10; Lk 13:35; 19:38; Yoh 12:13 Mt 21:9; 23:39 Lk 13:35; 19:38 Tit 2:14 Kis 2:30 Ibr 10:30 Why 9:20 Rom 3:10–18 Rom 3:20; Gal 2:16 69:23–24 69:26 78:2 78:24 Rom 11:9–10 Kis 1:20 Mt 13:35 Yoh 6:31 146:6 Kis 4:24; 14:15 Why 10:6; 14:7 (2) Relasi Intim antara Mazmur dengan PB a. Keintiman antara Mazmur dan PB dapat dilihat dari praktek kuno dimana Kitab Mazmur sering dicetak bersama2 dengan PB dalam satu volume. Sejarah Gereja memberitahukan kepada kita bahwa dalam abad 8 M ada sekte Kristen yang disebut “Bogomils" di daerah Balkan, yang memegang hanya PB dan Mazmur sebagai Kitab Suci. b. Keintiman antara Mazmur dan PB dapat dengan mudah dimengerti karena PB tidak memiliki bagian yang berisi doa2 dan himne2. c. Keintiman di antara keduanya juga dibuktikan oleh seringnya kutipan dari Mazmur di dalam PB. PB secara keseluruhan mengutip lebih sering dari Mazmur (kira2 70 kali) dibandingkan dari kitab2 PL yang lain. (3) Identitas Mazmur dalam PB a. Cukup jelas terlihat bahwa para penulis PB mengetahui Mazmur seperti yang kita punyai sekarang. Ini didasarkan fakat bahwa PB mengutip Mazmur dari LXX, yang mengikuti Masoretik Teks. Informasi yang paling jelas tentang Mazmur muncul dalam Kis. 13:33, dimana bagian yang dikutip disebutkan berasal dari "mazmur yang kedua " (e0n tw| yalmw|~ ge/graptai tw|~ deute/rw|). b. Kutipan2 dalam Lukas 20:42 dan Kis. 1:20 didahului kata2 "di dalam kitab Mazmur" (e0n bi/blw| yalmw~n). (4) Pengaruh Mazmur pada Puisi Jaman Terkemudian Nyanyian2 rohani dalam PB tidak diragukan lagi dipengaruhi oleh mazmur2 PL. 122 Mazmur adalah dasar yang darinya bahasa himne2 dan nyanyian2 dalam bentuk doa yang diinspirasikan roh dari Gereja mula2 berasal. Ada 3 tipe mazmur puisi yang dipengaruhi oleh mazmur2 PL. a. 35 Mazmur orang Yahudi yang disebut "Mazmur Ucapan Syukur" ditemukan di antara Dead Sea Scrolls, dan mazmur2 tsb sangat mirip dengan mazmur2 PL. b. Beberapa nyanyian dalam PB sangat mirip dengan mazmur2 PL (misal, Lk 1:46–55, 68–79; 2:29–35). Yang lebih khusus, puji2an dalam Kitab Wahyu merefleksikan karakter2 dari mazmur2 PL (misal, 5:9–10; 11:17–18; 12:10– 12; 19:6–8). c. 1 Korintus 14:26 mengindikasikan adanya beberapa elemen dalam ibadah gereja mula2” himne (yalmo/j), instruksi (didaxh/), wahyu (a0poka/luyij), lidah (glw~ssa), atau penafsiran (e9rmhnei/a). Daftar ini menunjukkan mazmur di posisi pertama, yang mengimplikasikan pentingnya mazmur2 PL dalam Gereja. Contoh yang serupa ditemukan dalam Efesus 5:19–20 (yalmoi=j, w|)dai=j, pneumatikai=j). Menurut bagian ini, ekspresi "berbicara seorang dengan yang lain dengan nyanyian2 ini," mengindikasikan bahwa mazmur2 bukan hanya kepada Tuhan tetapi juga kepada para pendengar (bandingkan Kol 3:16). (5) Pembacaan Messianis terhadap Mazmur dalam PB a. Pengamatan yang paling signifikan dari kutipan mazmur dalam PB adalah bahwa para penulis PB menganggap mazmur2 sebagai nubuatan tentang Mesias. Daud disebut sebagai nabi yang melaluinya Roh Kudus berbicara (Mt 22:43; Mk 12:36; Kis 2:30; 4:25). b. Kebanyakan dari 70 kutipan mazmur dalam PB adalah untuk mendukung konsep bahwa Yesus dengan hidup dan kematian-Nya dinubuatkan sebagai Mesias. Dengan melakukan hal ini, para penulis PB menyadari mazmur2 sebagai prediksi masa depan yang menunjuk pada peristiwa2 mesianis setelah tanggal penyusunannya (Mt 22:43–45; Kis 2:25, 31; 4:11). Beberapa contoh: i. Setan mengutip Mazmur 91:11–12 sebagai pembebasan oleh Mesias dari kejahatan (Mt 4:6; Lk 4:11). ii. Mazmur 118:22–23 diyakini sebagai nubuatan tentang penolakan Yesus oleh para pemimpin Israel (Mt 21:42; Mk 12:10; Lk 20:17). iii. Mazmur 118:25–26 menunjuk pada masuknya Mesias ke kota Yerusalem (Mt 21:9; 23:39; Mk 11:9; Lk 13:35; 19:38; Yoh 12:13). iv. Mazmur 22:2 dan 19 menubuatkan peristiwa2 sepanjang penderitaan Mesias (Mt 27:35; 27:46; Mk 15:34; Yoh 19:24). v. 10 Mazmur yang berbeda dikutip dalam Surat Ibrani (Mz 2; 8; 22; 40; 45; 95; 102; 104; 110; 118 dalam Ibrani 1:5, 7, 8–9, 10–12, 13; 2:6–8, 12; 3:7–11, 15; 4:3, 5, 7; 5:5, 6; 7:17–21; 10:5–7; 13:6). vi. Mirip dengan itu, Injil Yohanes juga mengutip mazmur2 yang berbeda: Yoh 2:17 (Mz 69:10), Yoh 6:31 (Mz 78:24), Yoh 10:34 (Mz 82:6), Yoh 12:13 (Mz 118:25–26), Yoh 13:18 (Mz 41:10), Yoh 15:25 (Mz 35:19; 123 69:5), Yoh 19:24 (Mz 22:19). (6) Mazmur2 yang Digunakan dalam PB dengan Arti yang Istimewa Mazmur2 yang paling sering dikutip berkenaan dengan kemesiasan Yesus adalah Mz 2, 22, 69, 110, and 118. a. Mazmur 2 i. Mz 2:7: keilahian Yesus sebagai anak (Mt 3:17; Mk 1:11; 9:7; Kis 13:33; Ibrani 1:5; 2 Pet 1:17) ii. Mz 2:1–2: pemberontakan bangsa2 melawan Kristus (Kis 4:25–26) iii. Mz 2:8–9: penaklukan bangsa2 (Wahyu 2:26–27) iv. Mz 2 dipahami oleh Gereja Mula2 sebagai penobatan eskatologis Yesus Kristus. b. Mazmur 22 i. Yesus di atas kayu salib mengucapkan keluhan pemazmur dalam Mz 22:2 sebagai kata2-Nya sendiri. ii. Dia mengetahui pertanyaan "Mengapa?," atau "Berapa lama?" yang diungkapkan oleh para peratap. iii. Motif individu dari Mz 22 yang muncul dari narasi seputar penderitaan Kristus: ▪ Mz 22:8 – mengolok2, menghina, menggelengkan kepala (Mk 15:29) ▪ Mz 22:9 - "Biarlah Tuhan menyelamatkan dia" (Mt 27:43) ▪ Mz 22:19 – membagi pakaiannya dan membuang undi (Mk 15:24; Mt 27:35) ▪ Mz 22:23 – Pesan Paskah (Mt 28:10) c. Mazmur 69 i. Mz 69:22 juga digunakan dalam narasi penderitaan Kristus (Mt 27:34, 48; Mk 15:36). ii. Ini bukan pembuktian teks, tetapi ilustrasi terhadap peristiwa yang actual. Peristiwa tersebut membuat mazmur ini memiliki arti yang penting. iii. Dalam Yoh 2:17 murid2 mengingat Mz 69:10 setelah penyucian Bait Allah. d. Mazmur 110 i. Dari Mz 110:4 penekanan diletakkan pada fakta bahwa Yesus Kristus telah menjadi Imam Besar berdasarkan peraturan Melkisedek (Ibrani 5:6, 10; 6:20). ii. Ibrani 8:1 merefleksikan kombinasi ide dari Mz 110:1 dan 4, imam besar yang duduk di sebelah kanan Allah. iii. Mazmur 110:1 digunakan mungkin untuk menjelaskan masalah yang didiskusikan di antara orang2: "Apakah Yesus sebagai Messias adalah 124 anaknya Daud atau tuannya Daud?" (Mt 22:41–44). iv. Dalam Mk 16:19 kebangkitan dan kenaikan Yesus dipahami sebagai penggenapan Mz 110:1. v. Dalam 1 Kor 15:25–26 musuh terakhir yang akan dihancurkan adalah kematian, mengimplikasikan Mz 110:1. (7) Contoh2 Mazmur yang Dipakai dalam Ibadah Gereja a. Mazmur2 yang dihubungkan dengan peristiwa2 khusus dalam hidup Kristus i. Kedatangan Mz 24 (“Angkatlah kepalamu . . . bahwa Raja Kemuliaan akan masuk”) Mz 80 (“Bangkitkanlah keperkasaan-Mu, datan dan selamatkan kami”) ii. Natal Mz 96, 97, 98 (“Tuhan telah membuatnya dikenal”) (Lagu Natal terkenal dari Isaac Watts, “Kesukaan bagi Dunia,” didasarkan pada Mz 98) iii. Epiphany Mz 72 (“Segala bangsa akan diberkati oleh- Nya”) iv. v. (Manifestasi kehadiran Allah bagi bangsa2 non Yahudi) Rabu Abu dan Mz 51 (“Buatlah di dalam diriku hati 40 hari menjelang yang bersih, O Tuhan”) Paskah Minggu Palem Mz 118 (“Hosana di tempat tinggi”) vi. Maundy Thursday Satu atau lebih Mazmur Hallel (Mz 113–118) (Pembasuhan kaki (Mazmur Hallel mungkin dinyanyikan oleh orang di hari Kamis Yahudi dalam peringatan Paskah tradisional sblm Jum’at Agung) mereka) vii. Jum’at Agung Mz 22 (“Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?”) viii. Paskah Mz 118 (“Batu yang ditolak para tukang bangunan akan menjadi batu penjuru”) Mz 16 (“Engkau tidak akan membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan”) ix. Kebangkitan Mz 47 (“Allah telah naik dengan diiringi sorak sorai”) 125 x. Pentakosta Mz 104 (“Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi”) b. Mazmur2 yang dapat digunakan dalam ibadah i. Panggilan Ibadah Mz 47, 66, 95, 96, 98, 100, 113, 150 (dan yang ii. Doa Pengakuan Dosa Mz 6, 32, 38, 51, 102, 130, 143 (7 Mazmur Pengakuan Dosa) lain) iii. Doa Ratapan Mz 6, 13, 22, 42 (dan Mazmur Ratapan yang iv. Kata2 Jaminan Mz 30, 32, 103 v. Mz 34, 103, 116 lain) Perjamuan Kudus vi. Doa Berkat Mz 67, 115:12–15, 128 vii. Baptisan Mz 23, 42, 89, 105 ix. Pernikahan Mz 8, 67, 128, 145 x. Mz 23, 27, 121, 139 (dan banyak lagi) Penyembuhan xi. Pemakaman Mz 23, 46, 90, 103, 116, 121, 130, 139 xii. Dedikasi Gereja Mz 84 xiii. Pentahbisan Mz 117, 132, 134 xiv. Doa Pagi Mz 5, 30, 90 xv. Doa Malam Mz 4, 141 PENGGOLONGAN (KUALIFIKASI) MAZMUR-MAZMUR (Tak ada kesepakatan total di antara para ahli perihal penggolongan mazmur) 1. PUJIAN (1) Himne Umum 29, 33, 68, 100, 103, 105, 111, 113, 114, 115, 117, 134, 135, 139, 145, 146, 149, 150 (2) Mazmur tentang Penciptaan 8, 19, 65, 104, 148 (3) Mazmur Tuhan sebagai Raja 47, 93, 95, 97, 98, 99. (4) Mazmur Zion 46, 48, 76, 84, 87, 122 (5) Mazmur Liturgikal 15, 24 (6) Mazmur Teguran Kenabian 50, 81, 82 (7) Mazmur Keyakinan 23, 91, 121, 125, 131 (8) Mazmur Ucapan Syukur Pribadi 30, 34, 41, 66, 92, 116, 118, 138 (9) Mazmur Ucapan Syukur Komunal 67, 75, 107, 124, 129, 136 2. RATAPAN/KELUHAN (1) Mazmur Ratapan Pribadi 3, 4, 5, 6, 7, 9-10, 11, 13, 16, 17, 22, 25, 26, 27, 28, 31, 35, 36, 38, 39, 40, 42-43, 51, 52, 54, 55, 56, 57, 59, 61, 62, 63, 64, 69, 70, 71, 77, 86, 88, 94, 102, 109, 120, 130, 140, 141 (2) Mazmur Ratapan Komunitas 12, 14, 44, 53, 58, 60, 74, 79, 80, 83, 85, 90, 106, 108, 123, 126, 137 3.MAZMUR KERAJAAN 2, 18, 20, 21, 45, 72, 89, 101, 110, 132, 144 4. MAZMUR HIKMAT 1, 32, 37, 49, 73, 78, 112, 119, 127, 128, 133