BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan prilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pelatihan. Pendidikan juga harus sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi saat ini. Dalam sistem pendidikan sekarang, peserta didik dipacu dan dilatih untuk mengembangkan ketrampilan ilmiah seperti mencari, mengumpulkan, mengamati, bereksperimen, dan menyimpulkan data yang telah ada. Untuk meningkatkan mutu pendidikan yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman tersebut, maka diperlukan peningkatan di segala bidang misalnya terpenuhinya semua fasilitas-fasilitas penunjang pendidikan. Dengan bantuan media pembelajaran dan sumber belajar yang sudah disiapkan lembaga sekolah sangat berpengaruh terhadap perkembangan ketrampilan berpikir peserta didik tersebut Salah satu fasilitas penunjang pendidikan yang sangat penting adalah adanya laboratorium di sekolah. Tujuan pengadaan laboratorium di sekolah tersebut adalah meningkatkan kemampuan praktek siswa di laboratorium. Laboratorium sekolah haruslah memenuhi standar pembelajaran di sekolah dengan kata lain harus memperhatikan kualitas maupun kwantitas di bidang fisik dan material baik itu berupa sarana gedung, desain gedung, peralatan maupun bahan-bahan praktek, dan tenaga laboratorium yang kesemuanya merupakan komponen penunjang pendidikan praktek siswa di laboratorium. Laboratorium sekolah ada beberapa macam yaitu laboratorium Fisika, laboratorium kimia, laboratorium biologi, dan laboratorium komputer. Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan bagi siswa. Banyak fungsi Dan manfaat yang dapat diambil dari penggunaan laboratorium. Oleh karena itu untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium perlu dikelola secara baik untuk kelancaran proses belajar mengajar. Di Indonesia sekarang terdapat banyak sekolah dasar yang sudah berlabel SSN (Sekolah Standar Nasional). Dimana sekarang orang tua wali murid berlomba-lomba mendaftarkan anaknya ke sekolah tersebut.Mereka memilih sekolahan yang terbaik demi pendidikan anakanaknya. Yaitu sekolah yang mempunyai fasilitas lengkap. Sekolah yang baik memiliki standar 1 yang baik bahkan yang terbaik untuk dapat dikatakan SSN. Perlu adanya fasilitas yang cukup di dalamnya. Laboratorium dan perpustakaan sekolah yang terkelola dengan baik menjadi salah satu syaratnya. Namun, tidak menutup kemungkinan sekolah yang biasa-biasa saja dapat memiliki fasilitas laboratorium meskipun dengan kondisi yang sederhana. Bagaimanakah pentingnya keberadaan laboratorium di sekolah? Berikut ini pemakalah akan membahas mengenai pengertian, fungsi, dan tujuan dari laboratorium. Serta design layout yang baik sesuai Standar Nasional pendidikan beserta infrastuktur dari laboratorium itu sendiri. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Apakah pengertian dari laboratorium? 2. Apakah fungsi dari laboratorium? 3. Apakah tujuan pengelolaan laboratorium? 4. Bagaimana contoh desain tata ruang / layout laboratorium? 5. Apa saja infrastruktur laboratorium 1.3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengertian laboratorium 2. Mengetahui fungsi dari pengelolaan laboratorium 3. Mengetahui tujuan pengelolaan laboratorium 4. Mengetahui infrastruktur laboratorium 5. Mengetahui contoh desain tata ruang / layout laboratorium. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Laboratorium Laboratorium yang sering disingkat “lab”, adalah tempat dilakukannya riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan), pengukuran ataupun pelatihan ilmiah. Pada umumnya, laboratorium dirancang untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya seperti laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasana penting untuk penunjang proses pembelajaran di sekolah. Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Dalam pengertian yang terbatas, laboratorium merupakan suatu ruang tertutup dimana percobaan/eksperimen dan penelitian yang dilakukan. Laboratorium dilengkapi sejumlah peralatan yang dapat digunakan siswa untuk melakukan eksperimen atau percobaan dalam sains, melakukan pengujian dan analisis, melangsungkan penelitian ilmiah, ataupun paraktek pembelajaran dalam sains. Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain. 2.2 Fungsi Laboratorium Secara garis besar fungsi laboratorium dalam proses pendidikan adalah sebagai berikut: a. Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam. b. Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran. 3 c. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial. d. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan. e. Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya. Selain itu, fungsi dari laboratorium adalah sebagai sumber belajar. 1. Laboratorium Sebagai Sumber Belajar Tujuan pembelajaran fisika dengan banyak variasi dapat digali, diungkapkan, dan dikembangkan dari laboratorium. Laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan masalah atau melakukan percobaan. Berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 ranah yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah keterampilan/afektif. 2. Laboratorium Sebagai Metode Pembelajaran Di dalam laboratorium terdapat dua metode dalam pembelajaran yakni metode percobaan dan metode pengamatan. 3. Laboratorium Sebagai Prasarana Pendidikan Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran. Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan percobaan. 2.3 Jenis-Jenis Laboratorium a. Laboratorium Analisa Air dan Udara Laboratorium Analisa Air dan Udara menyediakan layanan untuk menganalisa kualitas air dan udara dan juga memberikan layanan konsultasi untuk penilaian dan pengukuran keadaan lingkungan di lapangan. b. Laboratorium Analisa Tanah dan Tanaman Laboratorium Analisa Tanah dan Tanaman memberikan layanan analisa unsur-unsur hara tanah dan tanaman. Selain itu juga memberikan layanan analisa fisika tanah. 4 c. Laboratorium Analisa Pangan dan Pakan Laboratorium Analisa Pangan dan Pakan memberikan layanan analisa produk-produk pangan seperti vitamin dan mineral. Selain itu juga memberikan Program Pelatihan HACCP bekerjasama dengan instansi/ lembaga terkait. d. Laboratorium Kultur Jaringan Laboratorium Kultur Jaringan menghasilkan plantlets dan bibit berbagai jenis tanaman. Laboratorium ini juga memberikan konsultasi teknis kepada siapa saja yang tertarik dengan pengusahaan tanaman. e. Laboratorium Terpadu Laboratorium terpadu dilengkapi dengan fasilitas yang menunjang penelitian di bidang bioteknologi, biologi, kimia, dan disiplin ilmu yang terkait lainnya. Fasilitas yang terdapat di laboratorium terpadu antara lain DNA sequencer, PCR (Polymerase Chain Reaction), Eliza Reader, Spektrofotometer UV-VIS, Ultrasonic Cleaners, HPLC (High Performance Liquid Chromatography), GC (Gas Chromatography) dan Regulator. Saat ini laboratorium terpadu memberikan layanan analisa PCR untuk kebutuhan penelitian bioteknologi yang meliputi analisa RAPD (Random Amplification of Polymorphic DNA), RT-PCR (Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction), dan isolasi gen dari bakteri, tanaman, dan hewan. 2.4. Tujuan pengelolaan laboratorium Tujuan pengelolaan sebuah laboratorium antara lain adalah: 1. Perencanaan terhadap kebutuhan alat dan bahan laboratorium teroganisir dengan baik. Dengan adanya pengelolaan laboratorium, kebutuhan akan alat dan bahan praktikum ataupun perlengkapan laboratorium lainnya sudah terencana dengan baik. 2. Semua alat dan bahan yang ada di laboratorium terdeteksi. Laboran mudah mengecek ketersediaan alat dan bahan praktikum ataupun perlengkapan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan praktikum karena semua yang ada di dalam laboratorium sudah terinventaris secara rapi. 5 3. Seluruh aktifitas laboratorium mudah dikontrol, yaitu dengan adanya administrasi yang baik. Untuk mencapai optimalisasi penggunaan laboratorium, baik dari segi pengelolaan alat dan bahan, ketersediaan fasilitas dan pengelola laboratorium itu sendiri. 2.5. Layout (Tata Ruang) Laboratorium Tata ruang sebuah laboratorium harus direncanakan sejak pembangunan gedung. Tata ruang laboratorium yang baik harus memiliki pintu masuk, pintu keluar, pintu darurat, ruang persiapan, ruang alat, ruang bahan, gudang, ruang bekerja, ruang seminar / diskusi, loker, serta ruangan AC untuk menyimpan alat-alat dengan persiapan tertentu. Sebuah laboratorium didesain berdasarkan peruntukkannya. Laboratorium yang digunakan untuk pembelajaran mempunyai desain yang berbeda dengan laboratorium yang digunakan untuk penelitian. Laboratorium yang ideal harus mempunyai desain yang baik terutama dalam hal bentuk, ukuran dan tata ruang. Hal yang perlu diperhatikan juga adalah kapasitas laboratorium. Suatu laboratorium pembelajaran mempunyai ukuran yang lebih besar dari laboratorium penelitian, dengan demikian mempunyai kapasitas yang lebih banyak untuk menampung siswa/ mahasiswa atau praktikan. Ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi laboratorium di sekolahsekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang bersifat individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasitas ruangan laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2 dari keseluruhan luas laboratorium. Beberapa hal pokok yang harus diperhatikan ketika menata ruang laboratorium, adalah: 1. Tidak terletak searah dengan arah mata angin Hal ini sangat penting diperhatikan karena arah mata angin atau arah kemana angin bertiup akan mempengaruhi aktivitas di ruang laboratorium. Angin dapat membawa debu, membawa asap dari luar ruangan laboratorium, atau membawa aroma yang tidak sedap bahkan bahaya dari zat-zat yang beracun. 6 2. Jarak terhadap sumber air Keberadaan sumber air akan sangat membant kelancaran kegiatan di laboratorium. Dengan demikian, para pengguna laboratorium tidak akan merasa kesulitan jika sewaktu-waktu mereka membutuhkan air atau ingin melakukan sesuatu yang berhubungan dengan air. 3. Saluran pembuangan Maksudnya adalah penataan laboratorium harus memperhatikan apakah saluran pembuangan, baik yang berasal dari ruang/gedung laboratorium maupun dari luar. Saluran pembuangan adalah saluran untuk membuang sisa-sisa dari bahan-bahan yang sudah diolah dan diproses, seperti sisa-sisa sampah, sisa pembakaran mesin (asap), limbah pabrik, dan lain sebagainya. 4. Jarak dengan gedung lain Pertimbangan jarak jauh dan dekat didasarkan pada urgensi dari gedung lain karena dapat mengganggu aktivitas disana. 5. Mudah dikontrol Ruang lboratorium yang baik adalah ruang yang mudah dikontrol, baik oleh manajer laboratorium, pengawas, maupun yang lain. Agar mudah dikontrol, ruang laboratorium sebaiknya dibangun dekat dengan ruang manajer. 6. Luas ruangan per personel Ruang laboratorium perlu didesign sesuai dengan daya tampungnya yang diinginkan. Karena setiap individu yang melakukan kegiatan dilaboratorium harus merasa leluasa dan bisa bebas bergerak. 7. Terdapat ventilasi (jendela) yang bisa terbuka lebar dan mengarah keluar Ventilasi berperan penting untuk menghilangkan rasa gerah/penat bagi para pengguna laboratorium saat tengah beraktivitas di dalamnya dan sebagai penetralisir suara di dalam ruangan. 8. Lantai rata dan tidak licin Lantai laboratorium harus rata dan tidak licin agar tidak mengganggu aktivitas di dalam laboratorium. 7 Untuk membuat suatu laboratorium sekolah yang nyaman dan aman maka pemerintah mengeluarkan sebuah standar minimum untuk membangun sebuah laboratorium sekolah. Standar ini sudah diatur dalam peraturan Mentri Pendidikan Nasional no. 24 tahun 2007 tanggal 28 Juni 2007. Beberapa syarat yang harus dipenuhi suatu lembaga pendidikan untuk membangun sebuah Laboratorium sekolah diantaranya: Persyaratan umum lokasi laboratorium 1. Laboratorium tidak boleh dibangun di arah mata angin, hal dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pencemaran udara. Gas sisa reaksi kimia yang kurang sedap tidak terbawa angin ke ruangan lain 2. Lokasi laboratorium dibuat jauh dari sumber air agar tidak terjadi pencemaran sumber air yang berada disekitar tempat itu. 3. Laboratorium harus mempunyaai saluran pembuangan tersendiri agar terhindari terjadinya pencemaran sumber air dan tanah penduduk di sekitarnya. 4. Lokasi laboratorium harus terpisah jauh dari bangunan yang lain, supaya dapat memberikan sirkulasi udara dan penerangan cahaya yang memadai. Jarak minimum disyaratkan sama dengan tinggi bangunan yang terdekat atau 3 Meter. 5. Letak laboratorium pada bagian yang mudah dikontrol dalam komplek sekolah, hal ini erat hubungannya dengan masalah keamanan terhadap pencurian, kebakaran dan lainlain. Standar Ruangan yang harus dimiliki oleh sebuah laboratorium 1. Ruang untuk kegiatan belajar mengajar harus memiliki rasio minimal 2,4 m2/peserta didik. 2. Ruang persiapan adalah tempat guru dan staff laboratorium melakukan persiapan sebelum melakukan suatu kegiatan. Luas ruangan yang harus disediakan kurang lebih 20 m. 3. Ruang gudang adalah tempat untuk menyimpan persediaan alat-alat atau bahan-bahan yang ada di laboratorium. Minim luas gudang yang harus disediakan adalah kurang lebih 20 m. 4. Ruangan harus memiliki pintu, jendela dan lantai. Pintu laboratorium harus lebar agar mudah memasukkan perabot dan pintu juga harus ada dua yaitu pintu masuk dan pintu 8 darurat, pintu ini digunakan untuk jalan lain apabila terjadi kecelakaan,misalnyakebakaran,kecelakaankerja,dll. Jendela dan ventilasi harus dapat membuka keluar (jika ruangan tanpa AC) agar tidak mengganggu kegiatan didalam laboratorium. Lantai laboratorium harus rata dan tidak licin agar tidak mudah tebakar. Beberapa macam perabot yang harus ada dalam laboratorium 1. Meja yang digunakan untuk kegiatan siswa dilaboratorium. Ukuran minim tingginya 70 cm, ini dibuat agar mempermudah siswa jika sedang menggunakan mikroskop 2. Kursi siswa tanpa sandaran dengan tinggi kursi 50 cm agar mudah dipindahkan dan memungkinkan siswa mudah bergerak. 3. Meja demonstrasi dengan ukuran tinggi meja 90 cm, dengan panjangnya 190 -200 cm yang dilengkapi dengan listrik dan bak cuci. Fungsi meja demonstrasi untuk melakukan kegiatan jika guru mengajar dengan metode demonstrasi. 4. Meja dinding dibuat secara permanen dengan bagian atas terbuat dari keramik dan bagian bawah dibuat lemari dengan pintu kecil yang berlubang agar tidak lembab. 5. Meja kerja guru dengan ukuran minimal tinggi 90 cm, lebar 100 cm, panjang 120 cm. 6. Lemari untuk menyimpan barang-barang dan menjaga agar peralatan lab tidak lembab. Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sains umumnya terdiri dari ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para siswa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru. Ruang penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannya tidak setiap saat (jarang). Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Contoh apabila luas lantai untuk sebuah bangunan laboratorium 100 m2,70 – 80 m2 diguanakan untuk ruang utama tempat praktikum. Ruang penyimpanan harus dapat ditempati lemari yang akan digunakan untuk menyimpan alat-alat atau bahan. Demikian juga ruang persiapan, harus dapat ditempati meja dan alat-alat untuk keperluan penyiapan bahan-bahan atau alat-alat untuk percobaan. 9 2.6. Infrastruktur Laboratorium Infrastruktur laboratorium meliputi fasilitas-fasilitas yang ada di sebuah laboratorium, antara lain lokasi, konstruksi, pintu darurat, jenis bahan untuk meja, atap dan dinding, kondisi laboratorium, instalasi listrik dan air, dan sebagainya. 2.6.1. Instalasi Listrik 1. Kebutuhan instalasi listrik dalam laboratorium adalah untuk : memberikan penerangan di semua ruangan laboratorium yaitu di ruang praktikum, di ruang guru, di ruang persiapan, dan di ruang penyimpanan atau gudang memfasilitasi proses pembelajaran di laboratorium yaitu demonstrasi eksperimen dan penelitian, atau penggunaan OHP, LCD, dan amplifier memfasilitasi pekerjaan administrasi laboratorium yaitu untuk pemasangan mesin tik elektronik atau computer 2. Komponen instalasi listrik laboratorium dapat terdiri dari jaringan kabel, sikring, lampu, saklar dan stop kontak. Lebih baik kalau dilengkapi dengan stabiliser. 3. Jaringan instalasi listrik di laboratorium dapat dipasang pada langit-langit ruangan, dinding ruangan, lantai, meja praktikum, meja demonstrasi, dan meja persiapan. 2.6.2. Instalasi Air 1. Kebutuhan instalasi air di laboratorium adalah untuk keperluan proses pembelajaran yaitu eksperimen dan demonstrasi, merawat dan memelihara alat-alat laboratorium yang dapat dibersihkan dengan air, memelihara kebersihan laboratorium, dan untuk mencuci tangan. 2. Komponen instalasi air terdiri dari saluran air bersih dari sumbernya kedalam laboratorium, saluran air buangan (limbah), dan bak cuci lengkap dengan kran airnya. 3. Bak cuci dapat dipasang di bagian ruangan yang memerlukan, namun hendaknya jauh dari lemari alat-alat yang tidak tahan terhadap kelembaban dan dari stop kontak listrik. Biasanya bak cuci dipasang di ruang guru, di bagian pinggir ruang praktikum, di dekat meja demonstrasi, dan dapat juga di dekat meja praktikum. Bak cuci sebaiknya tidak usah dipasang di ruang persiapan dan gudang. 10 2.6.3. Instalasi Gas Instalasi gas di laboratorium dibutuhkan untuk percobaan-percobaan yang menggunakan kompor/pemanas bunsen seperti untuk memanaskan air dan sebagainya. Instalasi gas di laboratorium dapat dibuat dengan menggunakan tabung gas LPG dan penyaluran gas ke kompor/pemanas melalui pipa instalasi gas yang dapat dipasang pada dinding atau lantai ke kompor/pemanas. Dengan adanya instalasi gas ini, harus diperhatikan instalasi udara yang cukup di tempat yang tepat untuk membuang kebocoran gas yang mungkin terjadi. Harus diingat bahwa kalau menggunakan gas LPG maka gas itu lebih berat dari udara sehingga lubang pembuangan kebocoran gas itu harus dibagian bawah dinding atau cukup rendah. 2.6.4. Mebel air Perlengkapan yang berupa mebelar harus diperhatikan kualitas dan ukurannya. Misalnya untuk meja perlu diperhatikan ketinggiannya. Umumnya meja siswa / mahasiswa ukuran tingginya 70-75 cm. Meja guru / dosen atau meja demonstrasi harus lebih tinggi dari meja siswa, agar sewaktu demonstrasi dapat terlihat sampai ke meja siswa paling belakang. Kursi laboratorium apabila memungkinkan ketinggiannya dapat diatur, sehingga siswa / mahasiswa dapat menyesuaikan dengan jenis kegitan praktikum / percobaan. Meja samping yang biasa dipakai untuk menyimpan alat-alat yang menetap umumnya terbuat dari cor beton. Namun demikian dapat juga meja samping tersebut dibuat dari bahan kayu keras. Bagian bawah meja samping dapat sekaligus digunakan sebagai lemari. Ukuran meja samping panjangnya bervariasi sesuai kebutuhan, sedangkan lebarnya antara 50 cm sampai 60 cm dengan ukuran tinggi 70cm -75 cm. Demikian halnya meja untuk timbangan harus rata dan tidak mudah bergetar atau goyang. Meja timbangan ini sangat cocok dibuat dari cor beton atau dari bahan kayu keras yang tebal. Lemari alat dan bahan hendaknya memiliki tahapan (shelve) yang dapat diubah-ubah posisinya agar memudahkan dalam menata alat-alat yang bervariasi ukurannya. Adakalanya dibutuhkan suatu lemari yang khusus digunakan untuk menyimpan mikroskop dan alat optik lainnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, gas. 11 Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dll. 2.6.5. Penerangan Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya matahari atau dari listrik. 2.6.6. Ventilasi Laboratorium IPA membutuhkan ventilasi yang baik, lebih-lebih untuk laboratorium biologi yang sering menggunakan bahan-bahan mudah menguap. Kadang-kadang ventilasi tidak dapat dicukup dari jendela, sehingga dibutuhkan alat perotasi udara seperti kipas penyedot (ceilingfans). Adanya kipas penyedot ini dapat membantu pergantian udara menjadi lebih baik. 2.6.7. Air Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA, terutama untuk laboratorium biologi. Pasokan air ke dalam laboratorium tersebut harus cukup. Selain jumlah pasokan, kualitasnya juga harus baik, kualitas air yang kurang baik dapat mempercepat kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Aliran air yang masuk ke dalam laboratorium harus lancar. Demikian juga aliran air yang ke luar laboratorium. Air yang masuk dan ke luar laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus diperhatikan pembuangan air sisa cucian yang mengandung bahan-bahan yang dapat merusakkan pipa-pipa tersebut. Pembuangan sisa asam atau basa kuat atau bahan korosiflainnya harus melalui pengenceran dahulu sebelum dibuang lewat pipa. Hal ini untuk menghindari kerusakan pipapipa saluran air. 12 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan 1. Laboratorium yang sering disingkat “lab”, adalah tempat dilakukannya riset (penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan), pengukuran ataupun pelatihan ilmiah.Manajemen laboratorium meliputi pengelolaan tata ruang, alat, infrasruktur, administrasi laboratorium, pendanaan, inventarisasi dan keamanan, pengamanan laboratorium, sumber daya manusia, peraturan, dan jenis pekerjaan. 2. Fungsi laboratorium: 1. Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu 2. Memberikan keterampilan kerja bagi para peneliti, baik dari kalangan siswa, mahasiswa, dosen, ataupun peneliti lainnya. 3. Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti 4. Menambah keahlian dan keterampilan para peneliti dalam mempergunakan alat media yang tersedia di dalam laboratorium 5. Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam keilmuan 6. Dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti terhadap penemuan yang didapat 7. Menjadi sumber belajar untuk memecahkan berbagai masalah melalui kegiatan praktik 8. Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa, mahasiswa, dosen, aktivis, peneliti, dan lain-lain untuk memahami segala ilmu pengetahuan yang masih bersifat abstrak sehingga menjadi sesuatu yang bersifat konkrit dan nyata 3. Tujuan pengelolaan laboratorium a. Perencanaan terhadap kebutuhan alat dan bahan laboratorium teroganisir dengan baik. b. Semua alat dan bahan yang ada di laboratorium terdeteksi. 13 c. Seluruh aktifitas laboratorium mudah dikontrol, yaitu dengan adanya administrasi yang baik. d. Untuk mencapai optimalisasi penggunaan laboratorium, baik dari segi pengelolaan alat dan bahan, ketersediaan fasilitas dan pengelola laboratorium itu sendiri. 4. Tata ruang laboratorium yang baik harus memiliki: pintu masuk, pintu keluar, pintu darurat, ruang persiapan, ruang alat, ruang bahan, gudang, ruang bekerja, ruang seminar/diskusi, loker, serta ruangan AC untuk menyimpan alat-alat dengan persyaratan 5. Infrastruktur laboratorium meliputi fasilitas-fasilitas yang ada di sebuah laboratorium, antara lain: lokasi, konstruksi, pintu darurat, jenis bahan untuk meja, atap dan dinding, kondisi laboratorium, instalasi listrik dan air, ventilasi dan penerangan. 3.2. Saran Demikian penulis dapat menyusun makalah mengenai manajemen laboratorium dengan sebaik-baiknya. Semoga pengetahuan yang sedikit ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Makalah ini tentu ada kekurangan yang perludiperbaiki, untuk itu kritik dan saran dari teman-teman pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka sebagai masukan untuk pembuatan makalah yang selanjutnya. 14 DAFTAR PUSTAKA Decaprio, Richard. 2013. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Yogyakarta: Diva Press Hamdani, Anti Damayanti. 2008. Manajemen & Teknik Laboratorium.Yogyakarta: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kallijaga Kartika, Ika. 2010. Handout Mata Kuliah Manajemen Laboratorium IPA/Fisika.Yogyakarta: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga 15