Uploaded by riefqisamudro

Riset mengenai Begal

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN”
1.1 Latar Belakang Penelitian
Indonesia adalah negara yang memiliki populasi penduduk yang besar dimana
mereka semua memiliki kebutuhan hidupnya masing-masing. Permasalahannya
adalah tidak semua dari mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada tahun 2014, BPS (Badan Pusat Statisitik) mencatat terdapat 121,9 juta
masyarakat Indonesia yang tidak memiliki profesi alias pengangguran. Hal tersebut
menyebabkan tidak adanya penghasilan sehingga faktor ekonomi menjadi salah
satu hambatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.
Data statistik di atas berbanding lurus dengan tindakan kriminal yang kini marak
terjadi di berbagai tempat, dan dikenaldengan istilah “Begal”.
‘Begal’ dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti penyamun. Dan apabila
ditambah dengan awalan me- (membegal) artinya merampas di jalan, sementara
kata pembegalan artinya adalah proses, cara, perbuatan membegal.
Brigjen Pol. Yanto (tulis sumber) Tarah mengatakan bahwa faktor ekonomi
menjadi latar belakang pada sebagian besar kasus pembegalan. Para pembegal
tertekan akibat status ekonominya yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya.
Para pembegal kebanyakan memilih sepeda motor sebagai incarannya karena
2
paling mudah dijual dibandingkan dengan properti lainnya. Hasil dari penjualan
ilegal tersebut akan menghasilkan uang yang jumlahnya cukup banyak.
Para pembegal melakukan aksinya dengan mencuri kendaraan atau barang-barang
yang berharga. Aksi begal yang marak akhir-akhir ini tidak saja menggunakan
senjata tajam, tetapi juga sudah menggunakan senjata api seperti pistol FN,
Revolver dan Airsoft Gun. Pelaku melaksanakan aksinya dengan berpindahpindah dan berkelompok. Para pembegal sebelum beraksi mereka biasa meminum
miras dan pil koplo. Aksi yang dilakukan para bandit berkelompok tersebut
tergolong sadis karena pengaruh miras dan pil koplo tersebut.
Beberapa daerah seperti Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang, Bogor, Bandung,
Semarang, Surabaya, Medan, Pekanbaru, Lampung, Palembang, Makassar, dan
Bandung merupakan daerah berstatus waspada terhadap aksi pembegalan. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, daerah yang paling rawan pembegalan adalah
daerah yang sepi dan minim penerangan jalan. Daerah seperti ini merupakan
sasaran empuk para pembegal. Sedangkan pengendara yang diincar oleh para
pembegal kebanyakan adalah perempuan dan biasanya terjadi pada malam hari
ketika situasi lalu lintas sudah mulai sepi.
Kasus seperti ini tidak bisa dianggap remeh oleh masyarakat. Polda Metro Jaya
mencatat ada 80 kasus begal yang terjadi sepanjang Januari 2015. Sebanyak 80
kasus itu tersebar di berbagai wilayah di Jakarta dan daerah-daerah penyangganya
3
yaitu Depok, Tangerang, dan Bekasi. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya,
Komisaris Besar Martinus Sitompul, mengatakan 80 kasus tersebut terdiri dari 31
penodongan, 45 perampasan, dan empat perampokan. Sebagian kasus tersebut
sudah berhasil diungkap.
Pemberitaan di berbagai media termasuk media cetak maupun media elektronik
merupakan salah satu bentuk upaya dalam meminimalisir aksi begal. Secara tidak
langsung, berita mengajak masyarakat untuk senantiasa berantisipasi dan waspada
terkait dengan aksi begal tersebut. Pemberitaan di berbagai media juga berperan
penting dalam meningkatkan kewaspadaan masyarakat pengguna kendaraan motor.
Upaya peminimalisiran aksi begal melalui pemberitaan ini didasari oleh
masyarakatnya sendiri. Dalam hal ini, masyarakat memiliki peran yang besar untuk
melalukan upaya tersebut. Gaya hidup masyarakat itu sendiri merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan tingginya kemungkinan seseorang untuk dibegal. Oleh
karena itu, pengetahuan dan kepedulian masyarakat mengenai begal ini sangat
diperlukan.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
1.2.1
Identifikasi Masalah
4
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Seberapa besar pengaruh pemberitaan begal terhadap kewaspadaan
masyarakat?
2) Bagaimana masyarakat menanggapi berita tersebut?
3) Bagaimana dampak/pengaruh pemberitaan begal terhadap rutinitas
masyarakat?
1.2.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah; apakah berita-berita
tentang pembegalan yang telah dipublikasikan di media cetak maupun
media elektronik memiliki dampak terhadap tingkat kewaspadaan
masyarakat?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai baik secara kontekstual maupun konseptual dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui tingkat kepedulian masyarakat sekitar Kemang Pratama
terhadap berita tentang pembegalan.
2) Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat sekitar Kemang
Pratama mengenai begal.
5
3) Untuk mengetahui seberapa besar dampak terhadap masyarakat sekitar
Kemang Pratama setelah mengetahui berita tentang begal.
1.4 Waktu Penelitian
Keterangan tanggal bulan dan tahun dilaksanakannya penelitian atau jangka waktu
penelitian mulai dari awal hingga selesai adalah sebagai berikut :
Kegiatan Penelitian
Waktu Penelitian
Penyebaran angket/kuesioner
sebanyak 50 lembar kepada
masyarakat sekitar Kemang Pratama
16 s/d 24 April 2015
Pengumpulan hasil angket (tabulasi)
21 s/d 27 April 2015
Analisa hasil penelitian
28 s/d 29 April 2015
1.5 Kegunaan Penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan dapat memiliki beberapa
kegunaan sebagai berikut :

Untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap pembegalan.

Untuk menambah wawasan masyarakat akan bahaya pembegalan.

Untuk mengetahui seberapa besar rasa peduli masyarakat terhadap berita
begal yang beredar.
1.4 Sistematika Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
6
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
1.2.1 Perumusan Masalah
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.4 Sistematika Penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.1.1
Pengertian Berita
2.1.2
Pengertian Begal
2.1.3
Pengertian Masyarakat
2.1.4
Pengertian Kewaspadaan/waspada
2.2 Dampak Positif dan Negatif
2.2.1
Dampak Positif
2.2.2
Dampak Negatif
2.3 Solusi
2.4 Hasil Penelitian
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
2.1.1
Pengertian Berita
Pengertian berita menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah
cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Berita
haruslah sesuai dengan kenyataan yang ada, tidak dibuat-buat (fiktif), dan
terbaru/terkini. Berita menurut istilah adalah informasi baru atau informasi
mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran,
internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak.
Banyak sekali para pakar komunikasi dan jurnalstik memberikan definisi
beita menurut pandangannya masing-masing. Salah satu contohnya adalah
wartawan asal Indonesia Mochtar Lubis yang menyatakan bahwa berita
adalah informasi yang baru, menarik perhatian, mempengaruhi orang
banyak, dan mampu membangkitkan selera masyarakat untuk mengikutinya.
Sedangkan seorang pembantu utama redaktur malam New York Times Neil
McNeil mengatakan bahwa berita adalah gabungan fakta dan peristiwaperistiwa yang menimbulkan perhatian atau kepentingan bagi para pembaca
surat kabar yang memuatnya.
8
Sedangkan pengertian berita menurut kamus komunikasi adalah laporan
mengenai hal atau peristiwa yang baru terjadi, menyangkut kepentingan
umum dan disiarkan secara cepat oleh media massa seperti surat kabar,
majalah, radio, dan televisi.
Etimologi istilah “berita” berasal dari bahasa Sansekerta viritta yang berarti
“kejadian” atau “yang sedang terjadi”. Penggunaan istilah “berita” memang
sering merujuk pada “laporan kejadian yang sedang terjadi atau baru saja
terjadi”. Berita juga dapat dibedakan menjadi beberapa kategori menurut
berat ringannya isi berita, lokasi peristiwanya, sifatnya, dan topiknya.
Kita dapat menjumpai berita dimana saja seperti di koran, majalah, internet,
televisi, radio, bahkan di mading sekolah. Sebuah berita harus mengandung
unsur 5W+1H (What, Who, Where, When, Why, dan How) supaya pembaca
dapat mengetahui lebih banyak tentang suatu kejadian.
2.1.2
Pengertian Begal
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, begal berarti penyamun. Jika
ditambahkan menjadi membegal artinya merampas di jalan. Namun, jika
menjadi kata pembegalan artinya adalah proses, cara, perbuatan membegal.
Menurut seorang kriminolog Prof. Muhammad Mustofa, kata begal banyak
ditemukan di literatur Bahasa Jawa. “Begal itu perampokan yang dilakukan
di tempat yang sepi. Menunggu orang yang ditempat sepi itu, yang
9
membawa harta benda.”. Artinya, pembegalan biasa dilakukan di daerah
yang sepi atau di daerah yang minim penerangan jalan.
2.1.3
Pengertian Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang
yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana
sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam
kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam
bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu
jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung
satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu
sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya:
berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku,
chiefdom, dan masyarakat negara.
Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan
persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang
berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial.
Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya
10
mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan
bersama.
2.1.4
Pengertian Kewaspadaan/waspada
Waspada adalah berhati-hati dan berjaga-jaga atau bersiap siaga. Apabila
ditambah imbuhan ke-an definisinya menjadi keadaan waspada atau kesiap
siagaan. Kewaspdaan adalah sebuah alat perlindungan manusia yang bersifat
prventif, mencegah atau mengurangi beban dari kemungkinan terburuk itu.
Namun,
hindarilah
kewaspadaan
yang
berlebihan
dan
sadarlah
kemunculannya.
2.2
Dampak Positif dan Negatif dari Pemberitaan Tentang Pembegalan
2.2.1
Dampak Positif
1) Masyarakat menjadi lebih waspada akan pembegalan.
2) Orang tua menjadi lebih memperhatikan rutinitas anaknya.
3) Pihak berwenang menjadi lebih tegas dalam menangani masalah.
2.2.2
Dampak Negatif
1) Menimbulkan rasa cemas yang berlebihan pada masyarakat.
2) Masyarakat menjadi takut untuk melakukan aktivitas di malam hari.
3) Makin banyaknya orang yang melakukan begal karena terpengaruh
pemberitaan begal.
2.3
Solusi
11
1) Masyarakat harus lebih waspada terhadap darerah rawan pembegalan.
2) Pihak media sebaiknya memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai begal dengan tepat dan akurat.
3) Pemerintah dihimbau untuk menambah fasilitas umum berupa
penerangan di jalan terutama di daerah rawan pembegalan dan minim
cahaya penerangan.
4) Pihak kepolisian dihimbau untuk meningkatkan keamanan di jalan
terutama bagi pengendara sepeda motor.
2.4
Hasil Penelitian
2.4.1
Profesi koresponden
Pilihan Jawaban
Tukang Ojek
Pelajar
Guru
Janitor
Pekerja Kantoran
Lainnya
18%
Persentase
22%
26%
20%
4%
10%
18%
22%
Tukang Ojek
Pelajar
Guru
10%
Janitor
4%
26%
20%
Pekerja Kantoran
Lainnya
Berdasarkan data di atas,
26% responden kami
berprofesi sebagai pelajar.
12
2.4.2
Koresponden mengetahui begal
Pilihan Jawaban
Ya
Tidak
Persentase
84%
16%
16%
Ya
Tidak
84%
Berdasarkan data di atas, 84% responden mengetahui tentang begal.
2.4.3
Sumber koresponden mengetahui begal
Pilihan Jawaban
Televisi
Internet
Koran/majalah/tabloid
Lainnya
Persentase
58%
20%
14%
8%
Televisi
8%
14%
20%
Internet
58%
Koran/Majalah/Ta
bloid
Lainnya
13
Berdasarkan data tersebut, 58% responden mengetahui tentang begal dari
media televisi.
2.4.4
Koresponden mengikuti berita tentang begal
Pilihan Jawaban
Ya
Tidak
Persentase
48%
52%
48%
Ya
Tidak
52%
Berdasarkan data tersebut, 52% responden tidak selalu mengikuti berita
tentang begal.
2.4.5
Tanggapan responden terhadap pemberitaan begal
Pilihan Jawaban
Peduli
Tidak peduli / acuh
Persentase
82%
18%
14
18%
Peduli
Tidak peduli
82%
Berdasarkan data
tersebut, 82%
responden merasa peduli terhadap berita tentang pembegalan.
2.4.6
Koresponden yang pulang lebih dari jam 21.00 WIB
Pilihan Jawaban
Ya
Tidak
Persentase
20%
80%
20%
Ya
Tidak
80%
Berdasarkan data tersebut, 80% responden sering pulang ke rumah lebih dari
pukul 21.00 malam.
2.4.7
Koresponden yang menambah keamanan kendaraan setelah
mengetahui banyaknya aksi pembegalan dari berbagai berita
15
Pilihan Jawaban
Ya
Tidak
Persentase
56%
44%
44%
Ya
56%
Tidak
Berdasarkan data
tersebut, 56%
reponden
menambah
keamanan
kendaraan mereka setelah mengetahui banyaknya aksi pembegalan dari
berbagai berita.
2.4.8
Koresponden yang pulang lebih awal setelah mengetahui banyaknya
aksi pembegalan dari berbagai berita.
Pilihan Jawaban
Ya
Tidak
Persentase
52%
48%
Ya
48%
52%
Tidak
16
Berdasarkan data tersebut, 52% koresponden pulang lebih awal setelah
mengetahui banyaknya aksi pembegalan dari berbagai berita.
2.4.9
Koresponden yang menggunakan peralatan pelindung ketika
berkendara.
Pilihan Jawaban
Ya
Tidak
Persentase
68%
32%
32%
Ya
Tidak
68%
Berdasarkan data
tersebut, 68%
responden
menggunakan
peralatan pelindung
ketika berkendara.
2.4.10 Koresponden yang melewati jalan yang sepi apabila pulang larut
malam.
Pilihan Jawaban
Ya
Tidak
Persentase
38%
62%
17
38%
Ya
Tidak
62%
Berdasarkan data tersebut, 62% responden tidak melewati jalan yang sepi
apabila pulang larut malam
18
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa ada
84% dari seluruh masyarakat di sekitar Kemang Pratama yang mengetahui tentang
berita pembegalan. Namun, masyarakat yang tidak mengetahui tentang berita
pembegalan jumlahnya tidak bisa dibilang sedikit. 16% koresponden di sekitar
Kemang Pratama tidak mengetahui tentang berita pembegalan.
Karena banyak ditayangkan berita mengenai pembegalan, berita tersebut cukup
berpengaruh terhadap koresponden, hal tersebut dibuktikan dengan 80%
koresponden lebih memilih untuk pulang lebih awal, 62% koresponden memilih
untuk menghindari jalan yang sepi apabila pulang larut malam setelah mengetahui
berita tentang pembegalan.
3.2 Saran
19
3.2.1 Saran kepada masyarakat
1) Masyarakat harus berfikir positif tetapi masyarakat juga tetap harus
waspada dan tidak terlalu panik.
2) Masyarakat harus mempersiapkan segala sesuatu untuk melindungi diri
mereka sendiri.
3) Masyarakat dihimbau untuk mengawasi seluruh anggota keluarganya
supaya tidak pulang terlalu larut agar terhindar dari aksi pembegalan.
3.2.2 Saran kepada pelajar
1) Sebaiknya jangan pulang terlalu larut karena resiko untuk terkena aksi
pembegalan lebih besar pada saat malam hari.
2) Sebaiknya jangan pulang melewati jalan yang sepi.
3) Sebaiknya jangan pulang sendirian apabila malam hari terutama untuk
perempuan.
3.2.3
Saran Bagi Peneliti Selanjutnya
1) Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk mencari dan menggali
informasi sebanyak mungkin sehingga hasil penelitan selanjutnya akan
semakin baik serta dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang baru.
2) Penelitian ini hanya mengambil koresponden masyarakat sekitar
Kemang Pratama saja. Oleh karena itu, disarankan kepada penelitian
selanjutnya agar dapat mengambil koresponden dengan populasi yang
lebih besar sehingga penelitian akan menjadi semakin baik.
20
3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitipeneliti selanjutnya
Lampiran 1
KUESIONER
DAMPAK PEMBERITAAN BEGAL TERHADAP TINGKAT
KEWASPADAAN MASYARAKAT
Petunjuk Mengisi Jawaban
1) Baca pertanyaan terlebih dahulu
2) Jawab dengan cara memberi tanda silang (x) pada opsi yang
tersedia.
1. Apa profesi Anda?
a. Tukang ojek
d. Janitor
b. Pelajar
e. Pekerja kantoran
c. Guru
f. Lainnya
.........................................
2. Apakah Anda mengetahui tentang begal?
a. Ya
b. Tidak
3. Darimana Anda mengetahui tentang begal?
a. Televisi
21
b. Internet
c. Koran/majalah/tabloid
d. Lainnya ....................................
4. Apakah anda selalu mengikuti berita-berita tentang pembegalan?
a. Ya
b. Tidak
5. Bagaimana Anda menanggapi berita-berita tentang pembegalan?
a. Peduli
b. Tidak peduli / acuh
6. Apakah Anda sering pulang ke rumah lebih dari pukul 21.00 malam?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah keamanan kendaraan Anda ditambah setelah mengetahui banyaknya
aksi pembegalan dari berbagai berita?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah Anda pulang lebih awal setelah mengetahui banyaknya aksi
pembegalan dari berbagai berita?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah Anda menggunakan peralatan pelindung (jaket/rompi/pengaman siku/
sarung tangan) ketika berkendara?
a. Ya
b. Tidak
22
10. Apakah Anda melewati jalan yang sepi apabila pulang larut malam?
a. Ya
b. Tidak
Lampiran 2
TRANSKRIP WAWANCARA
Narasumber
: Kasi Humas Polsek Bekasi Timur Iptu. Pudjiastuti
Definisi begal itu luas
W : Apakah kantor polisi ini pernah menangani kasus pembegalan?
N : begal, definisi begal itu luas ya, jadi begal itu bukan hanya sekarang-sekarang
saja. Yang lagi rame ya. Jadi begal itu bukan hanya sekarang-sekarang saja, dari dulu
sudh ada, seperti perampasan, perampasan tas, motor, selebihnya dari itu adalah
penjambretan.sekarang istilahnya begal. Begal yang kalian tahu kan perampasan
motor. Nah, sekarang ibu Tanya apa yang kalian tahu tentang begal ?
W: begal itu.. merampas. Merampas di jala gitu.
N : apa yang dirampas ?
N : ya motor,tas, barang berharga.
W : begal.. begal yang dikethaui oleh masyarakat itu kan perampasan motor kan.
Begal itu sudah ada sejak lama. Kalo di Bekasi timur. Bukan nanganin lagi ya, kalo
itu kejadian, ya kita tanganin. Yaa.. jadi, belom ada. trus apa lagi ?
N : kira-kira yang di Bekasi ini daerah titik yang rawan aksi terjadi begal di mana ?
W : eeehm.. tidak bisa didefinisikan yang paling rawan di jalan. Jadi masing-masing
wilayah mempunyai kerawanan masing-masing. Ya. Mempunyai titik kerawanan
masing-masing.eehm.. biasanya kerawanan yang terjadi di jalan tuh di jalan yang
gelap, sepi ya. Jadi masing-masing wilayah. Kita memiliki delapan polsek. Dan
masing-masing wilayah ini melmiliki tingkat kerawanan tersendiri. Ya, jai semuanya
rata. Di manapun wilayah pasti ada kerawanan kejahatan.
23
N : kan sekarang tuh kan ada pemberitaan begal, seperti di televise, media cetak,
koran. Menurut ibu, pemberitaan begal ini pengaruhnya apa, positif apa negative,
kepada masyarakat ?
W : kepada masyarakat ? kalau untuk informasi itu.. eeehm.. bagus. Tergantung pada
begaimana kita menyikapinya. Kecuali pemberitaan yang bersifat vulgar. Nah, seperti
korban.. korban terluka trus di shoot diliatin lukanya.nah seperti itu. Nah itu tidak
boleh karena mempengaruhi psikis seseorang. Kan ada orang yang serem ngeliatnya,
nanti dia terbyang terus. Nah itu tidak bagus, tapi namun untuk pemberitaan saja.
Paling tidak diharapkan untuk masyarakatmengetahui bahwa sekarang ini sedang
marak kejahatan-kejahatan tertentu. Yang kedua, diharapkan setiap masyarakat untuk
waspada lebih bisa antisipasi untuk dirinya sendiri. Paling tidak gitu loh, jadi
bagaimana sih agar tidak terjadi kejahatan-kejahatan. Karena kejahatan itu ada bukan
hanya dari orang jahatnya itu saja kan. Tapi dari kita sendiri, yang.. yang gak safety.
Misalnya naro tas sembarangan
24
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta : Balai Pustaka.
Fazrir, Ilham. Marak Aksi Begal, Shohibul Anshor: Apa Itu Begal? (Online). Tersedia
: http://medan.tribunnews.com/2015/03/06/marak-aksi-begal-shohibul-anshor-apaitu-begal
[6 Maret 2015]
Nizar, Choirul. 2010. “ Pengertian Masyarakat & Masyarakat Majemuk Serta Etika
Kemajemukan”.
Wibowo, Arinto Tri. Begal Paling Banyak Beraksi di Bekasi Bukan di Depok
(Online). Tersedia:
http://metro.news.viva.co.id/news/read/598976-begal-paling-banyak-beraksi-dibekasi--
bukan-di-depok [9 Maret 2015]
Wikipedia. Pengertian Masyarakat (Online). Tersedia :
http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
Download