1 BAB I PENDAHULUAN” 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara yang memiliki populasi penduduk yang besar dimana mereka semua memiliki kebutuhan hidupnya masing-masing. Permasalahannya adalah tidak semua dari mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada tahun 2014, BPS (Badan Pusat Statisitik) mencatat terdapat 121,9 juta masyarakat Indonesia yang tidak memiliki profesi alias pengangguran. Hal tersebut menyebabkan tidak adanya penghasilan sehingga faktor ekonomi menjadi salah satu hambatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Data statistik di atas berbanding lurus dengan tindakan kriminal yang kini marak terjadi di berbagai tempat, dan dikenaldengan istilah “Begal”. ‘Begal’ dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti penyamun. Dan apabila ditambah dengan awalan me- (membegal) artinya merampas di jalan, sementara kata pembegalan artinya adalah proses, cara, perbuatan membegal. Brigjen Pol. Yanto (tulis sumber) Tarah mengatakan bahwa faktor ekonomi menjadi latar belakang pada sebagian besar kasus pembegalan. Para pembegal tertekan akibat status ekonominya yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya. Para pembegal kebanyakan memilih sepeda motor sebagai incarannya karena 2 paling mudah dijual dibandingkan dengan properti lainnya. Hasil dari penjualan ilegal tersebut akan menghasilkan uang yang jumlahnya cukup banyak. Para pembegal melakukan aksinya dengan mencuri kendaraan atau barang-barang yang berharga. Aksi begal yang marak akhir-akhir ini tidak saja menggunakan senjata tajam, tetapi juga sudah menggunakan senjata api seperti pistol FN, Revolver dan Airsoft Gun. Pelaku melaksanakan aksinya dengan berpindahpindah dan berkelompok. Para pembegal sebelum beraksi mereka biasa meminum miras dan pil koplo. Aksi yang dilakukan para bandit berkelompok tersebut tergolong sadis karena pengaruh miras dan pil koplo tersebut. Beberapa daerah seperti Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang, Bogor, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Pekanbaru, Lampung, Palembang, Makassar, dan Bandung merupakan daerah berstatus waspada terhadap aksi pembegalan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, daerah yang paling rawan pembegalan adalah daerah yang sepi dan minim penerangan jalan. Daerah seperti ini merupakan sasaran empuk para pembegal. Sedangkan pengendara yang diincar oleh para pembegal kebanyakan adalah perempuan dan biasanya terjadi pada malam hari ketika situasi lalu lintas sudah mulai sepi. Kasus seperti ini tidak bisa dianggap remeh oleh masyarakat. Polda Metro Jaya mencatat ada 80 kasus begal yang terjadi sepanjang Januari 2015. Sebanyak 80 kasus itu tersebar di berbagai wilayah di Jakarta dan daerah-daerah penyangganya 3 yaitu Depok, Tangerang, dan Bekasi. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Martinus Sitompul, mengatakan 80 kasus tersebut terdiri dari 31 penodongan, 45 perampasan, dan empat perampokan. Sebagian kasus tersebut sudah berhasil diungkap. Pemberitaan di berbagai media termasuk media cetak maupun media elektronik merupakan salah satu bentuk upaya dalam meminimalisir aksi begal. Secara tidak langsung, berita mengajak masyarakat untuk senantiasa berantisipasi dan waspada terkait dengan aksi begal tersebut. Pemberitaan di berbagai media juga berperan penting dalam meningkatkan kewaspadaan masyarakat pengguna kendaraan motor. Upaya peminimalisiran aksi begal melalui pemberitaan ini didasari oleh masyarakatnya sendiri. Dalam hal ini, masyarakat memiliki peran yang besar untuk melalukan upaya tersebut. Gaya hidup masyarakat itu sendiri merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tingginya kemungkinan seseorang untuk dibegal. Oleh karena itu, pengetahuan dan kepedulian masyarakat mengenai begal ini sangat diperlukan. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah 4 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Seberapa besar pengaruh pemberitaan begal terhadap kewaspadaan masyarakat? 2) Bagaimana masyarakat menanggapi berita tersebut? 3) Bagaimana dampak/pengaruh pemberitaan begal terhadap rutinitas masyarakat? 1.2.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah; apakah berita-berita tentang pembegalan yang telah dipublikasikan di media cetak maupun media elektronik memiliki dampak terhadap tingkat kewaspadaan masyarakat? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai baik secara kontekstual maupun konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui tingkat kepedulian masyarakat sekitar Kemang Pratama terhadap berita tentang pembegalan. 2) Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat sekitar Kemang Pratama mengenai begal. 5 3) Untuk mengetahui seberapa besar dampak terhadap masyarakat sekitar Kemang Pratama setelah mengetahui berita tentang begal. 1.4 Waktu Penelitian Keterangan tanggal bulan dan tahun dilaksanakannya penelitian atau jangka waktu penelitian mulai dari awal hingga selesai adalah sebagai berikut : Kegiatan Penelitian Waktu Penelitian Penyebaran angket/kuesioner sebanyak 50 lembar kepada masyarakat sekitar Kemang Pratama 16 s/d 24 April 2015 Pengumpulan hasil angket (tabulasi) 21 s/d 27 April 2015 Analisa hasil penelitian 28 s/d 29 April 2015 1.5 Kegunaan Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan dapat memiliki beberapa kegunaan sebagai berikut : Untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap pembegalan. Untuk menambah wawasan masyarakat akan bahaya pembegalan. Untuk mengetahui seberapa besar rasa peduli masyarakat terhadap berita begal yang beredar. 1.4 Sistematika Penelitian BAB I PENDAHULUAN 6 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah 1.2.1 Perumusan Masalah 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4 Sistematika Penelitian BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian 2.1.1 Pengertian Berita 2.1.2 Pengertian Begal 2.1.3 Pengertian Masyarakat 2.1.4 Pengertian Kewaspadaan/waspada 2.2 Dampak Positif dan Negatif 2.2.1 Dampak Positif 2.2.2 Dampak Negatif 2.3 Solusi 2.4 Hasil Penelitian BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran 7 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian 2.1.1 Pengertian Berita Pengertian berita menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Berita haruslah sesuai dengan kenyataan yang ada, tidak dibuat-buat (fiktif), dan terbaru/terkini. Berita menurut istilah adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak. Banyak sekali para pakar komunikasi dan jurnalstik memberikan definisi beita menurut pandangannya masing-masing. Salah satu contohnya adalah wartawan asal Indonesia Mochtar Lubis yang menyatakan bahwa berita adalah informasi yang baru, menarik perhatian, mempengaruhi orang banyak, dan mampu membangkitkan selera masyarakat untuk mengikutinya. Sedangkan seorang pembantu utama redaktur malam New York Times Neil McNeil mengatakan bahwa berita adalah gabungan fakta dan peristiwaperistiwa yang menimbulkan perhatian atau kepentingan bagi para pembaca surat kabar yang memuatnya. 8 Sedangkan pengertian berita menurut kamus komunikasi adalah laporan mengenai hal atau peristiwa yang baru terjadi, menyangkut kepentingan umum dan disiarkan secara cepat oleh media massa seperti surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Etimologi istilah “berita” berasal dari bahasa Sansekerta viritta yang berarti “kejadian” atau “yang sedang terjadi”. Penggunaan istilah “berita” memang sering merujuk pada “laporan kejadian yang sedang terjadi atau baru saja terjadi”. Berita juga dapat dibedakan menjadi beberapa kategori menurut berat ringannya isi berita, lokasi peristiwanya, sifatnya, dan topiknya. Kita dapat menjumpai berita dimana saja seperti di koran, majalah, internet, televisi, radio, bahkan di mading sekolah. Sebuah berita harus mengandung unsur 5W+1H (What, Who, Where, When, Why, dan How) supaya pembaca dapat mengetahui lebih banyak tentang suatu kejadian. 2.1.2 Pengertian Begal Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, begal berarti penyamun. Jika ditambahkan menjadi membegal artinya merampas di jalan. Namun, jika menjadi kata pembegalan artinya adalah proses, cara, perbuatan membegal. Menurut seorang kriminolog Prof. Muhammad Mustofa, kata begal banyak ditemukan di literatur Bahasa Jawa. “Begal itu perampokan yang dilakukan di tempat yang sepi. Menunggu orang yang ditempat sepi itu, yang 9 membawa harta benda.”. Artinya, pembegalan biasa dilakukan di daerah yang sepi atau di daerah yang minim penerangan jalan. 2.1.3 Pengertian Masyarakat Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara. Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya 10 mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama. 2.1.4 Pengertian Kewaspadaan/waspada Waspada adalah berhati-hati dan berjaga-jaga atau bersiap siaga. Apabila ditambah imbuhan ke-an definisinya menjadi keadaan waspada atau kesiap siagaan. Kewaspdaan adalah sebuah alat perlindungan manusia yang bersifat prventif, mencegah atau mengurangi beban dari kemungkinan terburuk itu. Namun, hindarilah kewaspadaan yang berlebihan dan sadarlah kemunculannya. 2.2 Dampak Positif dan Negatif dari Pemberitaan Tentang Pembegalan 2.2.1 Dampak Positif 1) Masyarakat menjadi lebih waspada akan pembegalan. 2) Orang tua menjadi lebih memperhatikan rutinitas anaknya. 3) Pihak berwenang menjadi lebih tegas dalam menangani masalah. 2.2.2 Dampak Negatif 1) Menimbulkan rasa cemas yang berlebihan pada masyarakat. 2) Masyarakat menjadi takut untuk melakukan aktivitas di malam hari. 3) Makin banyaknya orang yang melakukan begal karena terpengaruh pemberitaan begal. 2.3 Solusi 11 1) Masyarakat harus lebih waspada terhadap darerah rawan pembegalan. 2) Pihak media sebaiknya memberikan informasi kepada masyarakat mengenai begal dengan tepat dan akurat. 3) Pemerintah dihimbau untuk menambah fasilitas umum berupa penerangan di jalan terutama di daerah rawan pembegalan dan minim cahaya penerangan. 4) Pihak kepolisian dihimbau untuk meningkatkan keamanan di jalan terutama bagi pengendara sepeda motor. 2.4 Hasil Penelitian 2.4.1 Profesi koresponden Pilihan Jawaban Tukang Ojek Pelajar Guru Janitor Pekerja Kantoran Lainnya 18% Persentase 22% 26% 20% 4% 10% 18% 22% Tukang Ojek Pelajar Guru 10% Janitor 4% 26% 20% Pekerja Kantoran Lainnya Berdasarkan data di atas, 26% responden kami berprofesi sebagai pelajar. 12 2.4.2 Koresponden mengetahui begal Pilihan Jawaban Ya Tidak Persentase 84% 16% 16% Ya Tidak 84% Berdasarkan data di atas, 84% responden mengetahui tentang begal. 2.4.3 Sumber koresponden mengetahui begal Pilihan Jawaban Televisi Internet Koran/majalah/tabloid Lainnya Persentase 58% 20% 14% 8% Televisi 8% 14% 20% Internet 58% Koran/Majalah/Ta bloid Lainnya 13 Berdasarkan data tersebut, 58% responden mengetahui tentang begal dari media televisi. 2.4.4 Koresponden mengikuti berita tentang begal Pilihan Jawaban Ya Tidak Persentase 48% 52% 48% Ya Tidak 52% Berdasarkan data tersebut, 52% responden tidak selalu mengikuti berita tentang begal. 2.4.5 Tanggapan responden terhadap pemberitaan begal Pilihan Jawaban Peduli Tidak peduli / acuh Persentase 82% 18% 14 18% Peduli Tidak peduli 82% Berdasarkan data tersebut, 82% responden merasa peduli terhadap berita tentang pembegalan. 2.4.6 Koresponden yang pulang lebih dari jam 21.00 WIB Pilihan Jawaban Ya Tidak Persentase 20% 80% 20% Ya Tidak 80% Berdasarkan data tersebut, 80% responden sering pulang ke rumah lebih dari pukul 21.00 malam. 2.4.7 Koresponden yang menambah keamanan kendaraan setelah mengetahui banyaknya aksi pembegalan dari berbagai berita 15 Pilihan Jawaban Ya Tidak Persentase 56% 44% 44% Ya 56% Tidak Berdasarkan data tersebut, 56% reponden menambah keamanan kendaraan mereka setelah mengetahui banyaknya aksi pembegalan dari berbagai berita. 2.4.8 Koresponden yang pulang lebih awal setelah mengetahui banyaknya aksi pembegalan dari berbagai berita. Pilihan Jawaban Ya Tidak Persentase 52% 48% Ya 48% 52% Tidak 16 Berdasarkan data tersebut, 52% koresponden pulang lebih awal setelah mengetahui banyaknya aksi pembegalan dari berbagai berita. 2.4.9 Koresponden yang menggunakan peralatan pelindung ketika berkendara. Pilihan Jawaban Ya Tidak Persentase 68% 32% 32% Ya Tidak 68% Berdasarkan data tersebut, 68% responden menggunakan peralatan pelindung ketika berkendara. 2.4.10 Koresponden yang melewati jalan yang sepi apabila pulang larut malam. Pilihan Jawaban Ya Tidak Persentase 38% 62% 17 38% Ya Tidak 62% Berdasarkan data tersebut, 62% responden tidak melewati jalan yang sepi apabila pulang larut malam 18 BAB III KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa ada 84% dari seluruh masyarakat di sekitar Kemang Pratama yang mengetahui tentang berita pembegalan. Namun, masyarakat yang tidak mengetahui tentang berita pembegalan jumlahnya tidak bisa dibilang sedikit. 16% koresponden di sekitar Kemang Pratama tidak mengetahui tentang berita pembegalan. Karena banyak ditayangkan berita mengenai pembegalan, berita tersebut cukup berpengaruh terhadap koresponden, hal tersebut dibuktikan dengan 80% koresponden lebih memilih untuk pulang lebih awal, 62% koresponden memilih untuk menghindari jalan yang sepi apabila pulang larut malam setelah mengetahui berita tentang pembegalan. 3.2 Saran 19 3.2.1 Saran kepada masyarakat 1) Masyarakat harus berfikir positif tetapi masyarakat juga tetap harus waspada dan tidak terlalu panik. 2) Masyarakat harus mempersiapkan segala sesuatu untuk melindungi diri mereka sendiri. 3) Masyarakat dihimbau untuk mengawasi seluruh anggota keluarganya supaya tidak pulang terlalu larut agar terhindar dari aksi pembegalan. 3.2.2 Saran kepada pelajar 1) Sebaiknya jangan pulang terlalu larut karena resiko untuk terkena aksi pembegalan lebih besar pada saat malam hari. 2) Sebaiknya jangan pulang melewati jalan yang sepi. 3) Sebaiknya jangan pulang sendirian apabila malam hari terutama untuk perempuan. 3.2.3 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya 1) Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk mencari dan menggali informasi sebanyak mungkin sehingga hasil penelitan selanjutnya akan semakin baik serta dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang baru. 2) Penelitian ini hanya mengambil koresponden masyarakat sekitar Kemang Pratama saja. Oleh karena itu, disarankan kepada penelitian selanjutnya agar dapat mengambil koresponden dengan populasi yang lebih besar sehingga penelitian akan menjadi semakin baik. 20 3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitipeneliti selanjutnya Lampiran 1 KUESIONER DAMPAK PEMBERITAAN BEGAL TERHADAP TINGKAT KEWASPADAAN MASYARAKAT Petunjuk Mengisi Jawaban 1) Baca pertanyaan terlebih dahulu 2) Jawab dengan cara memberi tanda silang (x) pada opsi yang tersedia. 1. Apa profesi Anda? a. Tukang ojek d. Janitor b. Pelajar e. Pekerja kantoran c. Guru f. Lainnya ......................................... 2. Apakah Anda mengetahui tentang begal? a. Ya b. Tidak 3. Darimana Anda mengetahui tentang begal? a. Televisi 21 b. Internet c. Koran/majalah/tabloid d. Lainnya .................................... 4. Apakah anda selalu mengikuti berita-berita tentang pembegalan? a. Ya b. Tidak 5. Bagaimana Anda menanggapi berita-berita tentang pembegalan? a. Peduli b. Tidak peduli / acuh 6. Apakah Anda sering pulang ke rumah lebih dari pukul 21.00 malam? a. Ya b. Tidak 7. Apakah keamanan kendaraan Anda ditambah setelah mengetahui banyaknya aksi pembegalan dari berbagai berita? a. Ya b. Tidak 8. Apakah Anda pulang lebih awal setelah mengetahui banyaknya aksi pembegalan dari berbagai berita? a. Ya b. Tidak 9. Apakah Anda menggunakan peralatan pelindung (jaket/rompi/pengaman siku/ sarung tangan) ketika berkendara? a. Ya b. Tidak 22 10. Apakah Anda melewati jalan yang sepi apabila pulang larut malam? a. Ya b. Tidak Lampiran 2 TRANSKRIP WAWANCARA Narasumber : Kasi Humas Polsek Bekasi Timur Iptu. Pudjiastuti Definisi begal itu luas W : Apakah kantor polisi ini pernah menangani kasus pembegalan? N : begal, definisi begal itu luas ya, jadi begal itu bukan hanya sekarang-sekarang saja. Yang lagi rame ya. Jadi begal itu bukan hanya sekarang-sekarang saja, dari dulu sudh ada, seperti perampasan, perampasan tas, motor, selebihnya dari itu adalah penjambretan.sekarang istilahnya begal. Begal yang kalian tahu kan perampasan motor. Nah, sekarang ibu Tanya apa yang kalian tahu tentang begal ? W: begal itu.. merampas. Merampas di jala gitu. N : apa yang dirampas ? N : ya motor,tas, barang berharga. W : begal.. begal yang dikethaui oleh masyarakat itu kan perampasan motor kan. Begal itu sudah ada sejak lama. Kalo di Bekasi timur. Bukan nanganin lagi ya, kalo itu kejadian, ya kita tanganin. Yaa.. jadi, belom ada. trus apa lagi ? N : kira-kira yang di Bekasi ini daerah titik yang rawan aksi terjadi begal di mana ? W : eeehm.. tidak bisa didefinisikan yang paling rawan di jalan. Jadi masing-masing wilayah mempunyai kerawanan masing-masing. Ya. Mempunyai titik kerawanan masing-masing.eehm.. biasanya kerawanan yang terjadi di jalan tuh di jalan yang gelap, sepi ya. Jadi masing-masing wilayah. Kita memiliki delapan polsek. Dan masing-masing wilayah ini melmiliki tingkat kerawanan tersendiri. Ya, jai semuanya rata. Di manapun wilayah pasti ada kerawanan kejahatan. 23 N : kan sekarang tuh kan ada pemberitaan begal, seperti di televise, media cetak, koran. Menurut ibu, pemberitaan begal ini pengaruhnya apa, positif apa negative, kepada masyarakat ? W : kepada masyarakat ? kalau untuk informasi itu.. eeehm.. bagus. Tergantung pada begaimana kita menyikapinya. Kecuali pemberitaan yang bersifat vulgar. Nah, seperti korban.. korban terluka trus di shoot diliatin lukanya.nah seperti itu. Nah itu tidak boleh karena mempengaruhi psikis seseorang. Kan ada orang yang serem ngeliatnya, nanti dia terbyang terus. Nah itu tidak bagus, tapi namun untuk pemberitaan saja. Paling tidak diharapkan untuk masyarakatmengetahui bahwa sekarang ini sedang marak kejahatan-kejahatan tertentu. Yang kedua, diharapkan setiap masyarakat untuk waspada lebih bisa antisipasi untuk dirinya sendiri. Paling tidak gitu loh, jadi bagaimana sih agar tidak terjadi kejahatan-kejahatan. Karena kejahatan itu ada bukan hanya dari orang jahatnya itu saja kan. Tapi dari kita sendiri, yang.. yang gak safety. Misalnya naro tas sembarangan 24 DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka. Fazrir, Ilham. Marak Aksi Begal, Shohibul Anshor: Apa Itu Begal? (Online). Tersedia : http://medan.tribunnews.com/2015/03/06/marak-aksi-begal-shohibul-anshor-apaitu-begal [6 Maret 2015] Nizar, Choirul. 2010. “ Pengertian Masyarakat & Masyarakat Majemuk Serta Etika Kemajemukan”. Wibowo, Arinto Tri. Begal Paling Banyak Beraksi di Bekasi Bukan di Depok (Online). Tersedia: http://metro.news.viva.co.id/news/read/598976-begal-paling-banyak-beraksi-dibekasi-- bukan-di-depok [9 Maret 2015] Wikipedia. Pengertian Masyarakat (Online). Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat