Uploaded by User20433

TA PSDMK

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam upaya mencapai tujuan organisasi atau perusahaan dengan optimal, pelatihan dan
pengembangan adalah usaha terencana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan pegawai. Pelatihan lebih ditekankan untuk meningkatkan kemampuan pekerjaan
yang spesifik, sementara pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan untuk
melakukan pekerjaan di masa yang akan datang.
Kebutuhan pelatihan dan pengembangan sangat berkaitan erat dengan kebutuhan belajar
demi mengembangkan keterampilan tertentu yang dibutuhkan perusahaan atau organisasi terkait.
Kebutuhan belajar diartikan dengan kesenjangan kemampuan di antara kemampuan yang telah
dimiliki dengan kemampuan yang dituntut, atau dipersyaratkan dalam kehidupan sasaran didik
(peserta). Kemampuan tersebut menyangkut kemampuan pengetahuan, sikap, nilai, dan tingkah
laku sesuai dengan aspek yang menjadi konteks perhatian.
Berubahnya kebutuhan dipengaruhi oleh keterbatasan peserta pelatihan (sasaran) dalam
memandang penting atau tidaknya pengetahuan untuk diri sendiri, serta kemauan dan
kemampuan dalam memahami diri. Melakukan analisis kebutuhan pelatihan merupakan hal yang
begitu penting untuk diketahui sebab tanpa analisis kebutuhan yang sungguh-sungguh maka
dapat dipastikan bahwa program pelatihan yang dirancang hanya akan berlangsung sukses di
ruang kelas atau tempat pelaksanaan pelatihan atau pengembangan semata.
Sukses atau tidaknya pelaksanaan pelatihan dan pengembangan dipengaruhi oleh
dukungan manajemen puncak, komitmen para manajer, dan kompleksitas organisasi yang
menyebabkan tugas dan interaksi menjadi lebih rumit, serta gaya belajar peserta pelatihan dan
pengembangan yang akan dididik. Selain itu, penting bagi sebuah perusahaan untuk
mengevaluasi pelatihan dan pengembangan yang telah diterapkan.
Pada kesempatan kali ini, penulis akan mengobservasi pelatihan dan pengembangan PT.
Idea Kita Bersama. PT. Idea Kita Bersama adalah perusahaan yang bergerak di bidang race
management yang telah sukses menggelar banyak acara lari, dari lari santai hingga
menyelenggarakan marathon penuh yang diikuti oleh ribuan peserta. Untuk mengadakan acara
yang rumit, tentu PT. Idea Kita Bersama telah memiliki pelaksanaan pelatihan dan
pengembangan internal untuk meningkatkan keterampilan pegawainya. Observasi yang kami
lakukan bertujuan untuk mengevaluasi berbagai jenis pelatihan dan pengembangan yang
dilakukan PT. Idea Kita Bersama, serta memberi masukan sebagai saran untuk melakukan
pelatihan dan pengembangan yang lebih efektif di masa depan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja bentuk pelatihan dan pengembangan yang dilaksanakan oleh PT. Idea Kita
Bersama?
2. Bagaimana pelaksanaan pelatihan dan pengembangan yang telah dilaksanakan oleh PT.
Idea Kita Bersama?
3. Apakah pelaksanaan pelatihan dan pengembangan PT. Idea Kita Bersama telah mencapai
tujuan yang diharapkan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Observasi
1. Mengamati pelaksanaan pelatihan dan pengembangan PT. Idea Kita Bersama.
2. Mengevaluasi pelaksanaan pelatihan dan pengembangan PT. Idea Kita Bersama.
3. Memberi rekomendasi yang bisa ditingkatkan untuk pelatihan dan pengembangan PT.
Idea Kita Bersama di masa yang akan datang.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Manajemen Sumber Daya Manusia
2.1.1 Pengertian
Menurut Bambang Wahyudi (2002:1) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni
atau proses memperoleh, memajukan, atau mengembangkan dan memelihata sumber daya
manusia yang kompeten sedemikian rupa, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan
efisien dan ada kepuasan pada diri pribadi-pribadi yang bersangkutan.
Pada buku yang sama Edwin B. Flippo berpendapat bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia
merupakan
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan,
dan
pengawasan
daripada
pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan sumber
daya manusia ke suatu titik akhir dimana tujuan-tujuan perorangan, organisasi, dan masyarakat.
Sedangkan secara lebih sederahana Mondy (2008) berpendapat bahwa Manajemen Sumber Daya
Manusia adalah pemanfaatan para individu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Hal ini
didukung oleh Schuler & Jackson (2006) dimana mereka memandang sumber daya manusia
sebagai asset yang harus dikelola secara cermat dan sejalan dengan kebutuhan organisasi.
Sehingga dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Manajemen Sumber Daya
Manusia adalah segala rencana, kegiatan, upaya, dan strategi untuk mengoptimalkan
pemberdayaan sumber daya manusia guna mencapai tujuan-tujuan organisasi.
2.1.2 Tujuan
Secara umum, setidaknya terdapat empat tujuan dari Manajemen Sumber Daya Manusia,
diantaranya :
a. Tujuan Organisasional
Manajemen Sumber Daya Manusia bertujuan untuk meningkatkan efektivitas organisasional.
Departemen Sumber Daya Manusia diharapkan dapat membantu para manajer untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi. Dalam hal ini Departemen Sumber Daya Manusia dapat
memberi dukungan atau masukan mengenai hal-hal yang berkenaan dengan pengelolaan
Sumber Daya Manusia. Misalnya staffing, anggota dengan performa terbaik, dst.
b. Tujuan Fungsional
Manajemen Sumber Daya Manusia bertujuan untuk menjaga kontribusi Departemen Sumber
Daya Manusia dalam tungkat yang layak bagi kebutuhan-kebutuhan organisasi. Hal ini
bertujuan agar sumber daya yang dimiliki oleh organisasi dapat diberdayakan secara optimal
sesuai dengan kebutuhan organisasi.
c. Tujuan Kemasyarakatan
Selanjutnya, Manajemen Sumber Daya Manusia juga bertujuan agar organisasi dapat
bersikap etis dan bertanggungjawab secara sosial terhadap kebutuhan-kebutuhan dan
tantangan-tantangan yang hadir di masyarakat sembari meminimalisir dampak negative dari
tantangan dan tuntutan tersebut bagi organisasi. Dengan MSDM organisasi dapat memahami
bagaimana menyikapi tuntutan masyarakat terhadap organisasi dan menyusun strategi agar
upaya yang dilakukan oleh organisasi berjalan optimal dan tepat sasaran.
d. Tujuan Personal
Selain membantu organisasi untuk mencapai targetnya, Manajemen Sumber Daya Manusia
juga bertujuan untuk membantu karyawan atau anggota organisasi agar dapat mencapai
tujuan-tujuan pribadi yang mereka miliki. Dengan catatan, tujuan-tujuan pribadi tersebut
harus mendorong kontribusi individual bagi organisasi. Tujuan personal para karyawan akan
tercapai jika para karyawan dipelihara, dipertahankan, dan dimotivasi hingga kinerja dan
kepuasannya dapat terjaga.
2.1.3 Fungsi
Menurut Mondy (2008) ada lima fungsi dari MSDM, diantaranya:
a. Penyediaan Staf (staffing)
Dalam hal staffing, MSDM berfungsi untuk memastikan bahwa organisasi memiliki jumlah
karyawan yang tepat dengan berbagai keahlian yang mumpuni untuk menjalankan pekerjaanpekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat pula untuk mencapai tujuan organisasi (right
man in right place).
Penyediaan staff ini mencakup :
- Analisis jabatan
- Perencanaan SDM
- Perekritan dan seleksi
b. Pengembangan Sumber Daya Manusia (human resource development / HRD)
Merupakan fungsi utama dari MSDM. Dimana fungsi ini tidak terbatas pada pelatihan dan
pengembangan, namun juga aktivitas-aktivitas perencanaan dan pengembangan karir
individu, pengembangan organisasi, serta manajemen dan penilaian kinerja.
c. Kompensasi
Kompensasi merupakan fungsi MSDM yang berkenaan dengan penentuan imbalan yang
diberikan kepada karyawan atau anggota sebagai timbal baik atas kinerja atau jasa mereka.
Terdapat tiga jenis kompensasi, diantaranya :
- Financial langsung, kompensasi ini meripakan bayaran yang diterima dalam bentuk gaji,
upah, komisi, bonus, dsb.
- Financial tidak langsung, misalnya cuti dibayar, cuti sakit, liburan, asuransi kesehatan, dsb.
- Nonfinancial, merupakan kompensasi dalam bentuk kepuasan yang diterima seseorang dari
pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan atau fisik dimana ia bekerja.
d. Keselamatan dan Kesehatan
Secara sederhana, keselamatan berarti terlindunginya pada karyawan dari luka-luka yang
disebabkan oleh kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan. Sedangkan kesehatan
adalah terbebasnya karyawan dari penyakit fisik maupun emosional. Kedua aspek tersebut
penting karena para karyawan yang bekerja dalam lingkungan yang aman dan menikmati
kesehatan yang baik akan cenderung lebih produktif dan memberikan manfaat jangka
panjang bagi organisasi.
e. Hubungan Kekaryawanan dan Perburuhan
Suatu perusahaan secara hukum harus mengakui adanya serikat pekerja dan berunding
dengannya dengan itikad baik jika para karyawan meinginginkan adanya serikat pekerja
untuk mewakili mereka. Aktivitas SDM yang terjait dengan perundingan kolektif seringkali
disebut sebagai hubungan industrial
Sedangkan menurut sumber lain, secara lebih spesifik fungsi MSDM dalam ruang lingkup
SDM (human resource / human capital) antara lain :
-
Seleksi dan rekrutmen
-
Pelatihan dan pengembangan
-
Kompensasi dan manfaat
-
Manajemen kinerja
-
-
Perencanaan karir
-
Hubungan karyawan
-
Pemisahan
Personel administration and HRIS ( Human Resouces Information System)
Yang secara lebih jelas digambarkan dengan mindmap berikut :
2.1.1 Komponen dan Lingkungan
Terdapat setidaknya lima komponen yang terlibat dalam MSDM, diantaranya : stakeholder
internal dan eksternal; fungsi dari strategis MSDM; hubungan kerjasama antar departemen; visi
dan misi organisasi; dan yang terakhir adalah budaya organisasi.
Seluruh komponen dan bidang dalam MSDM tersebut saling berhubungan erat. Dimana
keputusan dari satu bidang akan mempengaruhi bidang-bidang lainnya baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Lebih jelasnya, komponen-komponen diatas dapat diuraikan secara lebih mendetail
dalam satu ekosistem lingkungan yang terdiri atas lingkungan internal dan eksternal.
2.2.
Pelatihan dan Pengembangan
2.2.1.
Pengertian
Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian,
konsep, peratuhan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja (Simamora, 2006:273).
Menurut pasal 1 ayat 9 Undang-undang No.13 Tahun 2003, pelatihan kerja adalah keseluruan
kegiatan untuk memberi, memperoleh, meninggkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja,
produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu
sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
Sedangkan pengembangan atau development merupakan penyiapan individu untuk
memikul tanggungjawab yang berbeda atau lebih tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga,
atau instansi.
Pengembangan dan pelatihan merupakan dua konsep yang berbeda. Pelatihan lebih
terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang berkaitan dengan
jabatan atau fungsi yang menjadi tanggungjawab individu yang bersangkutan saat ini. Sasaran
yang ingin dicapai dalam suatu program pelatihan adalah peningkatan kinerja individu dalam
jabatan atau fungsi saat ini. Sedangkan pengembangan cenderung bersifat formal, menyangkut
antisipasi kemampuan dan keahlian individu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan
yang akan dating. Sasaran dalam program pengembangan menyangkut aspek yang lebih luas
yaitu peningkatan kemampuan individu untuk mengaktisipasi perubahan yang mungkin terjadi
tanpa direncanakan maupun yang direncanakan. (Syafaruddin, 2001:217)
2.2.2.
Manfaat
a. Untuk Karyawan
-
Membantu mebuat keputusan dan pemecahan masalah yang efektif.
-
Menginternalisasi dan melaksanakan pengenalan, pencapaian prestasi, pertumbuhan, dan
tanggung jawab.
-
Membantu mendorong, mencapai pengembangan diri dan rasa percaya diri.
-
Mengatasi stress, tekanan, frustasi dan konflik
-
Memberikan informasi tentang peningkatan pengetahuan, kepemimpinan, keterampilan
komunikasi dan sikap
-
Meningkatkan kepuasan kerja
-
Membantu karyawan mencapai tujuan pribadi
-
Membantu menghilangkan rasa takut melaksanakan tugas baru.
-
Dst.
b. Untuk Perusahaan
-
Mengarahkan peningkatan profitabilitas/sikap positif terhadap profit.
-
Memperbaiki pengetahuan kerja dan keahlian pada semua level.
-
Memperbaiki moral SDM
-
Membantu memciptakan image perusahaan yg lebih baik
-
Mendukung otentitas, keterbukaan dan kepercayaan
-
Meningkatkan hubungan antara atasan dengan bawahan
-
Membantu pengembangan perusaha
-
Mempersiapkan kebijakan perusahaan
-
Membantu meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas & kualitas kerja.
-
Membantu menekan biaya dalam berbagai bidang.
-
Menciptakan komunikasi organisasi dan iklim yang baik dan positif.
-
Dst.
2.2.3.
Prinsip dan Indikator
Sebagai upaya yang akan dilakukan, maka pelatihan memiliki beberapa prinsip yang dijadikan
sebagai pedoman dalam melaksanakan pelatihan. Prinsip-prinsip dimaksud antara lain : (a)
Partisipasi, (b) Pendalaman, (c) Relevansi, (c) Pengalihan, (d) Umpan balik, (e) Suasana nyaman
dan (f) Memiliki kriteria.
Sedangkan Indikator-indikator pelatihan sumber daya manusia yang diterapkan menurut
(Hasibuan 2012:68) antara lain sebagaimana berikut:
1. Prestasi kerja karyawan, apabila prestasi kerja atau produktifitas kerja karyawan setelah
mengikuti pelatihan, baik kualitas maupun kuantitas kerjanya meningkat maka berarti
pelatihan yang dilakukan cukup baik, tetapi jika prestasi kerjanya tetap, maka pelatihan
yang dilakukan kurang baik dan perlu adanya perbaikan1
2. Kedisiplinan karyawan, jika kedisiplinan karyawan setelah mengikuti pengembangan dan
pelatihan semakin baik, maka pelatihan yang dilakukan tersebut sudah baik, akan tetapi
jika kedisiplinan tidak meningkat berarti pelatihan yang dilakukan kurang baik
3. Absensi karyawan, kalau absensi karyawan setelah mengikuti pelatihan meningkat maka
pelatihan yang dilakukan tersebut sudah baik, sebaliknya apabila pelatihan yang
diterapkan kurang baik
4. Kalau tingkat kerusakan produksi, alat mesin, setelah karyawan mengikuti pelatihan
berkurang maka pelatihan yang dilakukan tersebut sudah baik, sebaliknya jika tetap maka
maka pengembangan dan pelatihan kirang baik
5. Tingkat kecelakaan karyawan harus berkurang setelah mereka mengikuti program
pelatihan, jika tidak berkurang berarti pelatihan yang dilakukan perlu disempurnakan lagi
6. Tingkat pemborosan bahan baku, tenaga, dan waktu, berkurang atau efisiensi semakin
baik maka pelatihan yang dilakukan sudah baik, sebaliknya jika tetap berarti pelatihan
yang dilakukan itu kurang baik
7. Tingkat kerjasama karyawan harus semakin serasi, harmonis, dan baik setelah mereka
mengikuti pelatihan, jika tidak ada perbaikan kerja sama maka pelatihan yang dilakukan
itu kurang baik
8. Tingkat upah insentif karyawan meningkat setelah mengikuti pelatihan maka pelatihan
yang dilakukan itu baik, sebaliknya jika tetap maka pelatihan itu kurang baik
9. Prakarsa karyawan harus meningkat setelah mengikuti pelatihan, jika tidak meningkat
atau tetap berarti pelatihan kurang baik. Dalam hal ini karyawan diharapkan dapat
bekerja mandiri serta bisa mengembangkan kreatifitasnya
10. Kepemimpinan atau keputusan- keputusan yang ditetapkan oleh manajer setelah dia
mengikuti pelatihan harus semakin baik, kerjasama semakin serasi, sasaran yang dicapai
semakin besar, ketegangan- ketegangan berkurang serta kepuasan kerja karyawan
meningkat, kalau hal di atas tercapai maka pelatihan yang dilakukan baik, sebaliknya jika
hal diatas tidak tercapai berarti pelatihan yang dilakukan kurang baik.
2.2.4.
Jenis-jenis
Menurut Simmamora (2006:278) ada lima jenis pelatihan yang dapat diselenggarakan
1. Pelatihan Keahlian (skills training), merupakan pelatihan yang kerap dijumpai. Kebutuhan
dan kekurangan diindentifikasi melalui penilaian yang jeli. Kriteria penilaian efektifitas
pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap penilaian.
2. Pelatihan ulang (retraining), merupakan subset pelatihan keahlian yang berupaya untuk
memberikan kepada karyawan eahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi
tuntutan kerja yang berubah-ubah.
3. Pelatihan lintas fungsional (cross fungtional training), merupakan pelatihan yang
melibatkan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang selain yang
ditugaskan.
4. Pelatihan tim, merupakan berkerjasama terdiri dari sekelompok individu untuk
menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.
5. Pelatihan kreatifitas (creativity training) berlandaskan pada asumsi bahwa kreatifitas dapat
dipelajari sehingga tenaga kerja diberikan perluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas
mungkin yang berdasarkan pada penilaian rasional dan biaya serta kelayakan.
2.2.5.
Tahapan
1. Mengindentifikasikan kebutuhan pelatihan / pengembangan (job study)
2. Menetapkan tujuan dan sasaran oelatihan/pengembangan
3. Menetapkan criteria keberhasilan dengan alat ukurnya
4. Menetapkan metode pelatihan/pengembangan
5. Mengadakan percobaan (try out) dan revisi
6. Mengimplementasikan dan mengevaluasi
2.2.6.
Langkah-langkah
Setidaknya terdapat enam langkah dalam pelatihan, diantaranya :
1. Pihak yang diberi palatihan (trainee) harus dapat dimotivasi untuk belajar
2. Trainee harus mempunyai kemampuan untuk belajar
3. Proses pembelajaran harus dapat dipaksakan
4. Pelatihan harus menyediakan bahan-bahan yang dapat dipraktikan atau
diterapkan
5. Bahan-bahan yang dipersentasikan harus memiliki arti yang lengkap dan memenuhi
kebutuhan
6. Materi yang diajarkan harus memiliki arti yang lengkap dan memenuhi kebutuhan
2.2.7 Ukuran untuk Mengevaluasi
a. Opini Peserta: Menanyakan opini para peserta agar memperoleh respons dan saran untuk
perbaikan, terutama dalam tingkat kepuasan peserta.
b. Tingkat
Pembelajaran:
Mengukur
peningkatan
kompetensi
peserta
dengan
membandingkan hasil tes sebelum dan sesudah pelatihan.
c. Perubahan Perilaku: Mengevaluasi kemampuan pelatihan dalam mengarahkan para
peserta untuk mengubah perilaku mereka di tempat kerja. Metode penilaian umpan balik
360-derajat (didiskusikan pada handout yang lain) sering digunakan untuk mengukur
perubahan perilaku.
d. Pencapaian Tujuan Pelatihan dan Pengembangan: Mengevaluasi sampai di mana
program-program tersebut telah mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan dan secara nyata
berdampak pada kinerja.
e. Benchmarking: Proses memonitor dan mengukur proses-proses internal suatu perusahaan
–seperti operasi– dan kemudian membandingkan data tersebut dengan informasi dari
perusahaan-perusahaan yang unggul dalam bidang-bidang tersebut. Benchmarking untuk
pelatihan dan pengembangan umumnya berfokus pada ukuran-ukuran seperti biaya
pelatihan, rasio staf pelatihan terhadap seluruh karyawan, dan baru tidaknya sistem-sistem
penyampaian yang digunakan.
BAB III
HASIL PEMBAHASAN
3.1 Profil Perusahaan PT. Idea Kita Bersama
PT. Idea Kita Bersama adalah sebuah organisasi Race Organizer yang menyediakan dan
berfokus pada layanan race management dan event management dari perspektif public relation.
Organisasi ini berdiri dan dipimpin oleh Safrita Aryana sebagai Director dan Alfa Febrianto serta
Edoardo sebagai Deputy Race Director. Organisasi ini beralamat di Wisma Geha lt. 4 Jalan
Timor 25, Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Dalam organisasi ini terdapat 22 karyawan dengan 1
diantaranya adalah karyawan tetap. Dalam setiap projeknya, IdeaRun selalu membuka
perekrutan tertutup untuk ratusan kandidat yang dapat menjadi panitia penyelenggara IdeaRun
tersebut.
Secara garis besar, perusahaan ini berfokus pada race organizing. Bagi IdeaRun, Idea
adalah langkah awal. Eksekusi adalah fase selanjutnya dan IdeaRun merealisasikan konsep dan
ide tersebut menjadi kenyataan. Menyelenggarakan sebuah acara kompetisi lari dari tahun 2016
menjadikan IdeaRun adalah partner terbaik yang memberikan gambaran bagi masyarakat luas
mengenai Creative Race dengan memberikan kebahagiaan, kesehatan, dan gaya hidup yang
kreatif.
Organisasi ini telah berhasil menyelenggarakan berbagai macam acara mulai dari Fun
Run 5K hingga marathon 65K. Layanan untuk race management pada IdeaRun tidak hanya
ditujukan untuk pelari professional. Race Management ini tidak hanya melihat dari standar
seberapa cepat Anda berlari. Tapi IdeaRun memberikan standar baru dengan memberikan
pandangan bahwa kami melihat seberapa bahagianya Anda dalam berlari. Membuat seluruh
pelari merasa senang, bersemangat, dan memiliki pengalaman yang menarik dengan suasana
kompetisi yang kreatif ketika mengikuti acara yang diselenggarakan oleh IdeaRun. IdeaRun
memiliki berbagai layanan yakni Race Management dan Event Management.
a. Race Management
: Ultra Marathon, Full Marathom, Half Marathon, Fun Run,
Creative RunActivity
b. Event Management
: Race Pack Collection Management, Race Village Event
Management, Media & Community Relations.
Race Services

Race Route Survey & Design

Online Registration System

Semi Online Registration System

Production

Race Pack Collection

Marshall & Crew

Medic
3.1.2 Timeline
Proposal
Post Event
MoU
Pre-Event
Registration
Execution
3.1.3 Portofolio
Dalam perjalanannya, PT. Idea Kita Bersama sejak tahun 2016 sudah berhasil
menyelenggarakan 15 kegiatan marathon diberbagai lokasi utamanya pada kawasan Jabodetabek
dan Bandung. Dalam kegiatannya, PT. Idea Kita Bersama kerap kali berkolaborasi dengan
berbagai organisasi dan perusahaan seperti Bank Mandiri, Indosat, Kopassus, Ikatan Alumni
Universitas Parahyangan, dan lainnya. Selain itu, mereka juga menyelenggarakan kegiatan lari
marathon dalam rangka mendukung kegiatan sosial seperti “Run for Blood” dan “Run for
Difabel”. Sampai hari ini, PT. Idea Kita Bersama masih aktif dalam menyelenggarakan berbagai
kegiatan marathon tersebut. Terakhir, pada tanggal 28 April 2019, IdeaRun berhasil
menyelenggarakan kegiatan J.CO Run yang diikuti oleh 80% peserta dari ribuan peserta yang
mendaftar. Dari sebanyak 4.850 race pack yang ada, hanya tersisa 224 race pack yang akhirnya
habis karena partisipasi yang luar biasa dari peserta. Terhitung pada tahun ini, sudah ada 4 acara
yang sudah diselenggarakan termasuk EVODAY, Unpar Half Marathon, BAF Lions Run, dan
J.CO RUN 2019.
3.1.4 Media yang digunakan
1. Instagram (www.instagram.com/idea.run)
Digunakan sebagai media informasi untuk mempromosikan dan memberitahukan event event yang akan diselenggarakan dengan memposting poster dari event tersebut. Lalu
terdapat juga dokumentasi dari event - event yang sudah terselenggara.
2. Facebook (www.facebook.com/idearun)
Berisi tentang update dan dokumentasi mengenai event yang diselenggarakan. Caption
bersifat lebih interaktif.
3. Website (www.ideakita.com)
Berisi profile organisasi, artikel dan dokumentasi mengenai event - event yang
diselenggarakan, dan merchandise berupa kaos yang dijual.
3.1.5 Strategi promosi
1. Memberikan diskon dengan syarat dan ketentuan yang telah ditentukan pada masa
pendaftaran peserta running
2. Melakukan kegiatan sosialisasi dengan cara bekerja sama dengan beberapa komunitas
dan media. Kerjasama dengan media dilakukan dalam bentuk media partner atau dan
melakukan pers conference
3. Membuat e-flyer dan iklan - iklan melalui media sosial. Untuk offline, membuat iklan
baligho di jalan raya menuju tempat lomba
4. Mengadakan pre - event yang diharapkan dapat menarik perhatian orang - orang untuk
ikut dalan main event.
3.2 Hasil Observasi
PT. Idea Kita Bersama adalah satu-satunya race organizer di Indonesia yang memiliki nilai jual
pada ‘konsep’ yang mereka tawarkan pada kliennya. Melakukan pitching dengan klien untuk
menghasilkan sebuah creative brief yang nantinya diolah menjadi sebuah proposal kegiatan
adalah salah satu yang menjadi ujung tombak bisnis yang ditawarkan. Bermodal ‘Ide’ dalam
mengonsep hingga menyelenggarakan ‘Ide’ tersebut menjadi sebuah acara adalah nilai jual yang
membuat Idea Run menjadi menarik di mata klien maupun peserta. Dalam mewujudkan hal
tersebut dibutuhkan kemampuan yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan untuk
mempermudah pekerjaan tersebut dikarenakan bisnis ini memang secara tidak langsung
tergantung pada projek yang didapatkan. Peningkatan kemampuan tersebut dibutuhkan pelatihan
dan pengembangan yang sesuai kebutuhan perusahaan. Namun yang menarik, PT. Idea Kita
Bersama tidak terlalu focus pada bagian manajemen. Dengan jumlah 22 pegawai tetap, Idea Run
merekrut mereka yang secara professional memang sudah menguasai bagian dari pekerjaannya
tersebut sehingga pelatihan yang dirancang untuk khusus diberikan pada mereka memang sangat
minim. Seluruh karyawan menjunjung tinggi asas kekeluargaan dan mengerjakan pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya tersebut berdasarkan passion, sehingga setiap projek tidak dijadikan
beban oleh mereka namun dijadikan tempat belajar juga pengembangan diri. Di sisi lain, passion
secara natural menjadikan mereka sebagai individu yang taat akan aturan perusahaan. Namun
sayang, PT. Idea Kita Bersama belum melaksanakan training needs analysis untuk mengetahui
kebutuhan diri pegawainya dalam mengaktualisasikan dan mengembangkan dirinya. Sehingga
berkaca dengan kekurangannya, PT. Idea Run memiliki aturan yang dirumuskan dalam sebuah
Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai acuan mereka dalam menjalankan tugasnya
masing-masing.
Berikut adalah salah satu contoh SOP yang dimiliki
:
a. Gate Start / Finish.

Para pelari akan memulai dan mengakhiri perlombaan di area ini.

Sepanjang jalan area ini akan ditutup dengan barikade sepanjang 50-100 meter sebelum dan
setelah garis start dan finish. Terdapat Podium untuk Flag off , Race Director dan MC

Gate akan menggunakan balloon gate atau rigging.

Pada gate akan ditempel jam digital untuk informasi para pelari.

Ukuran yang digunakan 3x6 meter.
b. Marshall Sepeda

Bertugas mendampingi pelari : Potensian Winner & Umum

Membuka jalan (area CFD)

Monitoring pelari sepanjang lintasan secara mobile

Menutup jalur lari sesudah COT

Marshall sepeda untuk pelari Elite

Marshall bertugas memberikan jalan bagi pelari dengan pembagian posisi di depan dan di
samping pelari terdepan secara mobile

Marshall sepeda bertugas di tengah dan di belakang pelari secara mobile

Memastikan semua pelari di jalur yang benar

Mencegah jika ada kecurangan ( memotong jalan )

Mencatat nomor dada ( BIB ) kalau ada pelanggaran dan lapor ke Kapten Marshall

Melaporkan dan menindaklanjuti jika ada korban di areal tugas

Selalu mengutamakan keselamatan pelari
c. Logistik RPC

Materi RPC (Race Tee, Goodie Bag, Nomor dada / Bib, Flyer sponsor, Logistik Sponsor)
harus sampai di lokasi RPC malam sebelum RPC Crew Logistik RPC wajib hadir 2 jam
sebelum waktu pembukaan RPC
PT. Idea Kita Bersama memiliki 22 pegawai tetap dengan anggota eksternal pada setiap
projeknya yang berjumalah ratusan. Mereka merekrut ratusan anggota eksternal tersebut melalui
close recruitment yang bekerjasama dengan komunitas, organisasi, perusahaan, mitra, dan
lainnya yang memang sudah dipercaya dan memiliki kapabilitas serta kemampuan yang sesuai
dengan kriteria dari pihak Idea Run dalam menjalankan tugasnya. Sehubungan dengan SOP
tersebut, Idea Run memberikan pelatihan tidak kepada pegawai tetap, namun pada anggota
eksternal tersebut. Agar SOP tersebut dipatuhi dan dipahami oleh seluruh jajarannya, pada awal
tahun PT. Idea Kita Bersama selalu menyelenggarakan Rapat Kerja untuk membahas mengenai
visi misi yang ditargetkan tersebut termasuk SOP baru yang akan ditetapkan. SOP terus di uji
coba dikarenakan era sekarang yang sudah dinamis sehingga perusahaan seperti PT. Idea Kita
Bersama harus bisa adaptif. Namun tidak dapat dihindari bahwa sebagai perusahaan yang tengah
berkembang mencari bentuk yang paling stabil, pelatihan tentu menjadi kebutuhan internal.
Secara bergiliran bagian demi bagian mendapatkan pelatihan di antaranya:
a. Pelatihan office administrative bagi petugas administrative internal, mencakup
kemampuan operasional computer dan sistem IT.,
b. Pelatihan dan magang sistem IT untuk kebutuhan pengelolaam sistem registrasi online.
c. Pelatihan medic knowledge internal agar man power internal memahami P3K lapangan
terkait pelaksanaan race, termasuk kemampuan melakukan CPR.
d. Pelatihan pemahaman lalu lintas dan hal terkait dengan DInas Perhubungan untuk
mengelola perizinan dan koordinasi lapangan sehingga dapat berdiskusi dan memberikan
advis kepada klien secara tepat.
e. Pelatihan media sosial agar memiliki kemampuan menganalisis media sosial dan
mengolah konten dan program media sosial untuk kepentingan publikasi dan promosi
serta membangun engagement dengan target market.
f. Pelatihan internal PR concept.
g. Pelatihan desain grafis bagi desainer internal.
h. Pelatihan running training dan sport science bagi seluruh kalangan internal agar dapat
menerapkan konsep “memahami pelari adalah dengan menjadi pelari itu sendiri”.
i. Konsep memahami pelari ini akan sangat berhubungan dengan kualitas dalam melayani
pelari saat race.
j. Pelatihan SportManagement bagi Race Director.
k. Outing bersama pada race besar untuk mempelajari race tersebut dan mengambil materi
yang akan berguna bagi race IdeaRun.
l. Ekskursi RD ke sejumlah race di luar negeri (Singapura, Malaysia, Australia, Berlin, dll)
untuk studi banding race besar skala Gold Race dan World Marathon Majors.
Setelah pelatihan dan kegiatan berlangsung, pasca kegiatan selalu diadakan evaluasi yang di
antaranya, yakni:
a. Dengan hasil eksekusi hari H yang minim atau hampir tidak ada masalah di lapangan,
bisa dikatakan berhasil.
b. Dengan secara cepat memberikan materi after race yang terdiri dari:

Race result

Foto race

E flyer thank you kepada runners dan sponsor

Produksi materi video event dan tayang melalui medsos
c. Melakukan media monitoring untuk memantau pemberitaan hasil race yang terbagi atas:

Media konvensional

Pemberitaan media online

Pemberitaan media cetak

Anailisis media

Media sosial

Tayang aktivitas di media sosial influencer

Tayang aktivitas di media sosal pelari, komunitas lari dll.

Anailisis media sosial
3.3 Pembahasan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Kerja, M. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia.
HUMAN
RESOURCES
MANAGEMENT.
(2019).
Retrieved
from
https://ellerenc.wordpress.com/2014/05/13/msdm/
Nurmadiah, N. (2016). Hubungan Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Al-Afkar : Jurnal Keislaman & Peradaban, 3(2). doi: 10.28944/afkar.v3i2.102
Pelatihan
dan
Pengembangan
SDM.
(2019).
Retrieved
from
http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/files/2015/12/Pelatihan-Pengembangan-SDM.pdf
Pengantar
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia
-
PDF.
(2019).
Retrieved
from
https://docplayer.info/30789929-Pengantar-manajemen-sumber-daya-manusia.html
Sulaefi, S. (2017). PENGARUH PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN TERHADAP DISIPLIN
KERJA
DAN
KINERJA
KARYAWAN. JURNAL
MANAJEMEN
DAN
KEWIRAUSAHAAN, 5(1). doi: 10.26905/jmdk.v5i1.1212
Company Profile Idea Run. (2019). Presentation, Jakarta.
PT. Idea Kita bersama. (2019). Laporan Kegiatan BAF LIONS RUN 2019 FOR CHILDHOOD
CANCER.
PT. Idea Kita Bersama. (2019). Volunteer Briefing UHM 17 Januari.
Furjanic, S., & Trotman, L. (2000). Turning training into learning. New York: AMACOM.
Bee, F., & Bee, R. (2003). Learning needs analysis and evaluation. London: Chartered Institute of
Personnel and Development.
LAMPIRAN
I.
Dokumentasi Kegiatan
II.
Profil Narasumber
III.
Transkrip Wawancara
IV.
Surat Kunjungan Perusahaan dari Fakultas
Download