Seri Kursus Jurnalistik EDITING Editing atau penyuntingan adalah proses terakhir dalam pemuatan sebuah berita atau tulisan. Karena itu, editing yang baik seharusnya mempertimbangkan banyak hal: apa pentingnya tulisan itu dimuat disebuah media, apanya yang menarik untuk ditonjolkan (orang yang terlibat, peristiwanya, atau dampak kejadian tersebut), fairness (keberimbangan), dan keamanan (baik penulis, media bersangkutan, maupun para nara sumber). Itu sebabnya, menyunting sebuah tulisan atau berita bukanlah sebuah proses yang mudah. Sama halnya dengan ketika menulis berita : diperlukan perenungan, menjaga jarak dengan peristiwa yang akan diutlis, dan menempatkan diri sebagai pelapor yang melihat peristiwa itu dari berbagai sudut (angle). Ada keyakinan diantara penulis bahwa seorang editor yang baik biasanya lahir dari seorang penulis yang baik. Apa yang harus anda lakukan sebelum melakukan editing? • Membaca bahan-bahan riset mengenai peristiwa yang ditulis dalam berita yang akan anda edit. • Bacalah tulisan/berita yang akan anda edit itu berkali-kali, dari awal hingga akhir, sebelum melakukan editing. • Bandingkanlah tulisan atau berita itu dengan yang sudah ada sebelumnya baik di media sendiri maupun di media lain. Apa yang baru? Apa yang menarik? Ataukah tulisan itu hanya mengulang yang sudah ada (basi)? Atau mengkompilasi berbagai data yang ada (kliping)? • Tentukan posisi anda atau posisi media anda terhadap tulisan itu. Dalam kasus Kartu Pos Olahraga misalnya. Judikah atau bukan? Jangan sampai sebuah tulisan atau berita bertabrakan dengan tajuk atau posisi editorial media itu sendiri. • Periksalah apakah tulisan itu sudah berimbang atau belum? • Periksalah apakah angle tulisan sudah sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. (Ingat tulisan yang baik hanya bisa dihasilkan dari perencanaan yang baik pula). Dan apakah tulisan itu mempunyai fokus yang jelas dan tidak kemana-mana. Diperbanyak secara cuma-cuma demi Pendidikan Anak Bangsa Oleh : Aldrin Syaifulloh Email : [email protected] Seri Kursus Jurnalistik • Periksalah kelengkapan sebuah tulisan atau berita : 5 W + 1 H. Untuk sebuah media mingguan, formula tersebut tidaklah cukup dan mesti ditambah dengan story behind the news. Mulailah dari judul, lead, badan berita, dan ending. Apakah judulnya sudah eyecatching. Apakah leadnya benar-benar bisa memancing orang untuk menyelam lebih dalam? Dan seterusnya. • Periksa pula nama orang, nama tempat, angka-angka, apakah sudah tepat dan akurat. Cek sekali lagi apakah kutipan memang persis seperti yang diucapkan nara sumber. • Periksalah struktur tulisan. Apakah tulisan itu logis? Apakah struktur tulisan itu runtut sehingga memudahkan pembaca memahami berita tersebut? Apakah struktur tulisan itu benar-benar mengiring orang untuk terus membaca sampai menemukan kepuasannya? • Periksalah gaya bahasa dan pilihan kata (diksi). Perlu ada banyak kejutan dalam sebuah berita. Kejutan itu terutama bisa ditimbulkan dari gaya bahasa. Apakah gaya bahasa dalam kalimat-kalimat pendek, repetisi, hiperbolik, dan seterusnya. Jangan sampai pula sebuah tulisan itu datar dan monoton karena cenderung membosankan. • Baca 2-3 kali setelah proses editing sebelum mengirimnya ke redaktur bahasa atau pracetak. Pastikan semua persyaratan sebuah berita sudah dipenuhi. Apa yang harus ada dalam sebuah tulisan/berita? Sebuah tulisan atau berita, pada dasarnya harus “selesai”. Semua pihak yang terlibat harus sudah diwawancarai. Semua persyaratan berita harus dipenuhi: What, Who, When, Where, Why dan How. Namun akan lebih lengkap jika tulisan juga dilengkapi berbagai hal lain, sehingga orang bisa lebih memahami berita tersebut. Apakah itu? • • Newspeg atau cantelan berita. Ini penting terutama untuk media mingguan. Tidaklah mungkin kita menulis sesuatu secara tiba-tiba (ujugujug) tanpa ada peristiwa yang mendahuluinya. Kita menulis berita soal Kalla dan SBY pecah. Apa Newspeg-nya? Ketika SBY mengadakan telekonferensi, Kalla malah memimpin sidang kabinet sendiri. Itulah newspeg-nya. Konteks berita. Ini penting untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai sebuah peristiwa sekaligus memberitahu pembaca apa pentingnya kita menulis berita tersebut. Diperbanyak secara cuma-cuma demi Pendidikan Anak Bangsa Oleh : Aldrin Syaifulloh Email : [email protected] Seri Kursus Jurnalistik JANGANLAH LUPA PADA SOAL-SOAL DIBAWAH INI • • • Keberimbangan (coverboth side). Ini sangat penting untuk memberi kesempatan kepada semua yang terlibat mendapatkan tempat dan posisi yang setara. Juga untuk menghindari konsekuensi huum. Lebih penting lagi untuk menghindari tudingan bahwa kita tidak fair atau memihak. Hindari kalimat atau kata yang kasar dan tidak punya selera. Koran Tempo pernah menulis judul berita : Diduga akibat Flu Burung, Pasien RS Bintaro Tewas (KT edisi 12/9/2005). Penggunaan kata tewas dalam judul itu tidak elegan. Kata meninggal kayaknya lebih pas. Hindari kalimat yang tidak jelas. Contoh : KT edisi 13 September : Kasus suap KPU, Terdakwa Pertama Divonis. Mengapa tidak menyebut langsung Mulya W Kusumah? Sumber asli : M. Taufiqurohman Diperbanyak secara cuma-cuma demi Pendidikan Anak Bangsa Oleh : Aldrin Syaifulloh Email : [email protected]