Uploaded by User19503

Jurnal Dikti IbhamY

advertisement
1. JUDUL PENELITIAN
A Comparison Analysis of Prestress Loss due variation of tendon location in the Prestressed
Concrete Bridge PCI Girder
Bidang Fokus RIRN /
Bidang Unggulan
Perguruan Tinggi
Struktur
Kategori
(Kompetitif
Nasional/
Desentralisasi/
Penugasan
Skema
Penelitian
Tema
Topik (Jika ada)
Rumpun Bidang Ilmu
Teknik Sipil
Strata (Dasar/
Terapan/
Pengembangan
SBK (Dasar,
Terapan,
Pengembangan)
Target
Akhir
TKT
Lama
Penelitian
(Tahun)
2. IDENTITAS PENGUSUL
Peran
Nama
Ketua
Pengusul
Ibham
Yamin
Anggota
Pengusul 1
Perguruan
Tinggi/
Institusi
Institut
Teknologi
Sains
Bandung
Institut
Teknologi
Sains
Bandung
Program
Studi/ Bagian
ID Sinta
H-index
Teknik Sipil
Teknik Sipil
3. MITRA KERJASAMA PENELITIAN (JIKA ADA)
Pelaksanaan penelitian dapat melibatkan mitra kerjasama, yaitu mitra kerjasama dalam
melaksanakan penelitian, mitra sebagai calon pengguna hasil penelitian, atau mitra investor.
Mitra
Nama Mitra
4. LUARAN DAN TARGER CAPAIAN
Luaran Wajib
Tahun Luaran
Jenis Luaran
Publikasi
Status target capaian
(accepted, published,
terdaftar
atau
granted, atau status
lainnya)
Ilmiah accepted/published
Keterangan (url dan
nama
jurnal,
penerbit, url paten,
keterangan
sejenis
lainnya)
Jurnal
Nasional
Terakreditasi
Luaran Tambahan
Tahun Luaran
Jenis Luaran
Status target capaian
(accepted, published,
terdaftar
atau
granted, atau status
lainnya)
Keterangan (url dan
nama
jurnal,
penerbit, url paten,
keterangan
sejenis
lainnya)
5. ANGGARAN
Rencana anggaran biaya PPM mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum
dan maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat Edisi 12.
Total RAB 1 Tahun Rp. 20,000,000
Tahun 1 Total Rp. 20,000,000
Biaya
Jenis Pembelanjaan
Item
Satuan
Vol.
Total
Satuan
Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan
dan tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang
diusulkan.
RINGKASAN
Pemberian tegangan pada stressing dapat dilakukan dengan dua sistem, sistem pratarik (pretension) dan pasca tarik (post-tension). Tendon lurus banyak digunakan pada balok pratarik,
sedangkan penggunaan tendon lengkung lebih umum digunakan pada elemen pascatarik.
Pemberian tegangan pada beton prategang mengakibatkan kehilangan gaya prategang (loss
prestressed). Dalam perencanaan struktur jembatan beton prategang kehilangan gaya
prategang harus dipertimbangkan, karena tegangan pada tendon beton prategang berkurang
secara kontinu seiring berjalannya waktu dan banyaknya faktor seperti; perpendekan elastis
beton, kehilangan akibat friksi atau geseran sepanjang kelengkungan dari tendon, kehilangan
pada sistem angkur, antara lain akibat slip diangkur, rangkak (creep) dan susut pada beton,
serta pengaruh temperature dan Relaksasi baja/kabel prategang. untuk keefektifan desain
letak tendon di sepanjang bentang perlu diperhatikan, hingga tarik yang terjadi di serat
ekstrim balok hanya terbatas atau tidak ada sama sekali di penampang. Total kehilangan gaya
prategang harus relatif lebih kecil dibandingkan gaya prategang yang bekerja perlu adanya
analisis mengenai kehilangan gaya prategang yang terjadi pada lokasi tendon. Variasi tendon
diharapapkan mampu mengidentifikasi perbandingan kehilangan beton prategang akibat
pengaruh letak tendon pada jenis Precast Concrete I girder sehingga menjadi pertimbangan
pada saat perencanaan pembangunan jembatan beton prategang.
Kata kunci maksimal 5 kata
Kehilangan Prategang; Variasi Tendon; Jembatan Beton Prategang.
Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan
permasalahan yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu
dijelaskan uraian tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG
Jembatan beton prategang merupakan fasilitas penghubung berpindahnya makhluk dari
tempat asal ke tempat tujuan dimana diantara kedua tempat tersebut terdapat rintangan yang
menggunakan beton prategang pada strukturnya. Bangunan struktural pada jembatan beton
prategang terdiri dari tiang pancang, pile cap, kolom, pier head, girder dan slab lantai kerja.
Kemampuan sebuah jembatan beton prategang sangat dipengaruhi oleh kekuatan girdernya
yang menurut sistem perancangannya girder terdiri dari dua jenis girder precast dan on site
girder. Girder sendiri memiliki banyak bentuk diantaranya PC I girder, PC U girder, box
girder dan voided slab dimana setiap bentuk memiliki kelebihan dan kekurangan masing –
masing.
Penelitian menggunakan Precast Concrete I Girder. Beton prategang adalah beton yang
mengalami tegangan internal dengan besar (akibat stressing) dan distribusi sedemikian rupa
sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban
eksternal [1]. Pekerjaan penting dilakukan pada girder adalah proses stressing yang
merupakan proses penarikan kabel tendon yang ada di dalam girder untuk menjadikan girder
sebagai beton prategang. Pemberian tegangan pada stressing dapat dilakukan dengan dua
sistem, sistem pratarik (pre-tension) dan pasca tarik (post-tension). Tendon lurus banyak
digunakan pada balok pratarik, sedangkan penggunaan tendon lengkung lebih umum
digunakan pada elemen pascatarik [2]; [3]; [4]. Penelitian menggunakan sistem pasca tarik.
Pemberian tegangan pada beton prategang mengakibatkan kehilangan gaya prategang (loss
prestressed). Dalam perencanaan struktur jembatan beton prategang kehilangan gaya
prategang harus dipertimbangkan, karena tegangan pada tendon beton prategang berkurang
secara kontinu seiring berjalannya waktu. kehilangan gaya prategang dalam tendon untuk
setiap waktu harus diambil sebagai jumlah dari kehilangan seketika dan kehilangan yang
tergantung waktu, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang [5]. Penelitian ini
bertujuan mengidentifikasi perbandingan kehilangan beton prategang akibat pengaruh letak
tendon pada jenis Precast Concrete I girder. Perumusan masalah dari penelitian ini adalah
“bagaimana analisa menentukan variasi letak tendon dan perbandingan kehilangan prategang
akibat kondisi – kondisi tendon pada girder ?”.
Kehilangan gaya prategang adalah berkurangnya gaya yang bekerja pada tendon pada tahaptahap pembebanan. Secara umum kehilangan gaya prategang dapat dijelaskan sebagai berikut
[6]:
Immediate Elastic Losses Ini adalah kehilangan gaya prategang langsung atau segera setelah
beton diberi gaya prategang. Kehilangan gaya prategang secara langsung ini disebabkan oleh:
Perpendekan Elastis Beton, Kehilangan akibat friksi atau geseran sepanjang kelengkungan
dari tendon, ini terjadi pada beton prategang dengan sistem post tension. Kehilangan pada
sistem angkur, antara lain akibat slip diangkur.
Time dependent Losses Ini adalah kehilangan gaya prategang akibat dari pengaruh waktu,
yang mana hal ini disebabkan oleh : Rangkak ( creep ) dan Susut pada beton, serta Pengaruh
temperature dan Relaksasi baja/kabel prategang.
Karena banyaknya faktor yang saling terkait, untuk keefektifan desain letak tendon di
sepanjang bentang perlu diperhatikan, hingga tarik yang terjadi di serat ekstrim balok hanya
terbatas atau tidak ada sama sekali di penampang. Total kehilangan gaya prategang harus
relatif lebih kecil dibandingkan gaya prategang yang bekerja perlu adanya analisis mengenai
kehilangan gaya prategang yang terjadi maka dilakukan penelitian mengenai analisis
perbandingan kehilangan prategang akibat variasi letak tendon pada girder jembatan beton
prategang.
Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam
bidang yang diteliti. Bagan dapat dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan
dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan
hasil penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan penggunaan
sumber pustaka 10 tahun terakhir.
TINJAUAN PUSTAKA
Pemberian gaya prategang pada beton prategang akan memberikan tegangan tekan pada
penampang. Tegangan ini memberikan perlawanan terhadap beban luar yang bekerja. Gaya
prategang diatur sesuai tegangan izin dari fiber – fiber kritis. Dengan adanya pengaturan
posisi penegangan pada penampang, akan memberikan keuntungan lebih. Apabila gaya
prategang bekerja tidak pada pusat penampang, tetapi dengan eksentrisitas, maka ada
tambahan tegangan akibat eksentrisitas tersebut. Tegangan pada tendon prategang berkurang
secara kontinyu seiring dengan waktu. Total pengurangan tegangan ini disebut kehilangan
prategang total. Kehilangan prategang total adalah faktor utama yang mengganggu
perkembangan awal beton prategang. Kehilangan gaya prategang adalah berkurangnya gaya
yang bekerja pada tendon pada tahap-tahap pembebanan [6].
Pekerjaan penting dilakukan pada girder adalah proses stressing yang merupakan proses
penarikan kabel tendon yang ada di dalam girder untuk menjadikan girder sebagai beton
prategang. Pemberian tegangan pada stressing dapat dilakukan dengan dua sistem, sistem
pratarik (pre-tension) dan pasca tarik (post-tension). Tendon lurus banyak digunakan pada
balok pratarik, sedangkan penggunaan tendon lengkung lebih umum digunakan pada elemen
pascatarik [2]; [3]; [4]. Tegangan beton sesaat sesudah penyaluran gaya prategang (sebelum
terjadinya kehilangan prategang sebagai fungsi waktu) tidak boleh melampaui nilai berikut
[5]:
Tegangan izin beton saat penarikan :
Tegangan izin tekan
= 0.6 x fci’
Tegangan izin tarik
= 0.5√(f'ci’)
Tegangan izin beton keadaan akhir :
Tegangan izin tekan
= 0.45 x fc’
Tegangan izin tarik
= 0.5√(fc’)
Karena adanya eksentrisitas kabel prategang, elemen balok prategang biasanya melengkung
ke atas pada saat momen luar yang bekerja masih kecil. Defleksi ke atas ini disebut camber.
Sebaliknya beban luar yang bekerja akan menyebabkan defleksi ke bawah pada balok. Dalam
perencanaan, besarnya defleksi ke atas dan ke bawah harus diperiksa dan dibatasi agar tidak
melampaui batas yang diizinkan. Berdasarkan [5], lendutan akibat beban rencana untuk daya
layan Jembatan Jalan Raya tidak melampaui 1/250 bentang.
Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600
kata. Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang
sudah dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram
alir dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan
yang jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang
ditargetkan. Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai
tahapan penelitian yang diusulkan.
METODE
Metodologi studi dari studi ilmiah ini adalah diawali dengan memilih data-data studi, yang
merujuk jembatan jalan raya yang menggunakan gelagar I beton pratekan yang sering
dibangun di Indonesia. Digunakan metode simulasi dalam pemilihan data – data terkait dan
kondisi – kondisi variasi letak tendon pada girder. indikator dan parameter dibangun dari
tinjauan pustaka jurnal, dokumen pemerintah dan implementasi letak tendon pada girder di
beberapa Negara.
Pengumpulan Data
Metodologi penelitian bersifat simulasi pada girder yang ada dan biasa digunakan di
Indonesia letak tendon yang ada. Tendon lurus banyak digunakan pada balok pratarik,
sedangkan penggunaan tendon lengkung lebih umum digunakan pada elemen pascatarik [2];
[3]; [4]. Untuk mendukung pengumpulan data primer, penelitian ini menggunakan data
sekunder dari Kementerian BUMN bidang konstruksi. Dokumen pemerintah yang terkait
dengan fokus penelitian dianalisis untuk menemukan penerapan letak tendon pada girder.
Analisis Data
Analisis struktur girder beton prategang diantaranya menentukan gaya prategang, jumlah dan
lintasan serta menghitung kehilangan prategang akibat variasi letak tendon dan kontrol
tegangan.
Metodologi Penelitian.
Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
JADWAL
No
Nama Kegiatan
1
2
3
4
5
Bulan
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
4
Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan
pengutipan. Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam
Daftar Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Lin, T.Y. dan Burns, Ned. H. (2000). Desain Struktur Beton Prategang Edisi Ketiga.
Penerbit : Binarupa Aksara. Jakarta. 411 hlm.
2.
Christopher dan Theresa (2004). A Probabilistic Comparison of Prestress Loss
Methods in Prestressed Concrete Beams. PCI Journal, 49 (5), 52-69.
3.
Dini Fitria Annur dan Johannes Tarigan. (2013). Perencanaan Precast Concrete I
Girder pada Jembatan Prestressed Post-tension dengan Bantuan Program Microsoft
Office Excel (Skripsi). Medan: Universitas Sumatera Utara.
4.
Armin H.Manalip dan Banu D. Handono. (2018). Perencanaan Balok Girder Profil I
pada Jembatan Prestressed dengan Variasi Bentang. Jurnal Sipil Statik, 6(2), 67-74.
5.
RSNI T-12-2004. (2004). Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan. Badan
Standardisasi Nasional. Jakarta.
6.
Soetoyo. (2015). Konstruksi Beton Pratekan. Penerbit : Gunadharma. Jakarta.
Download