LAPORAN PRAKTIKUM HIDROMETEOROLOGI ACARA 2 RADIASI MATAHARI DAN ANGIN Dosen Pengampu : Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si Disusun oleh: Nama : Arief Yudo Pradana NIM : 160722614681 Offering : G/2016 Asisten Prak. : Unsila Tamiya Artawan PROGRAM STUDI S1 GEOGRAFI JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG SEPTEMBER 2018 A. TUJUAN 1. Mahasiswa mampu menghitung radiasi bersih matahari berdasarkan data yang tersedia untuk bulan Juli dan Desember 2. Mahasiswa mampu mengetahui tentang perbedaan nilai radiasi berdasarkan data yang tersedia 3. Mahasiswa mampu membuat mawar angin berdasarkan data yang tersedia B. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Alat tulis Laptop 2. Bahan Data Radiasi Matahari Bulanan Data Kecepatan Angin Bulan Maret C. DASAR TEORI 1. Radiasi Matahari Radiasi adalah suatu istilah yang berlaku untuk banyak proses yang melibatkan pindahan tenaga oleh gejala gelombang elektromagnetik. Gaya radiatif pemindahan kalor dalam dua pengakuan penting dari yang memimpin dan konvektif gaya (1) tidak ada medium diperlukan dan (2) pindahan tenaga adalah sebanding kepada kuasa ke lima atau keempat dari temperatur menyangkut badan melibatkan (Pitts and Sissom, 2001). Pada waktu radiasi surya memasuki sistem atmosfer menuju permukaan bumi (darat dan laut), radiasi tersebut akan dipengaruhi oleh gas-gas aerosol, serta awan yang ada diatmosfer. Sebagian radiasi akan dipantulkan kembali keangkasa luar, sebagian akan diserap dan sisanya diteruskan kepermukaan bumi berupa radiasi langsung (dircet) maupun radiasi baur (diffuse). Jumlah kedua bentuk radiasi ini dikenal dengan “Radiasi Global”. Alat pengukur radiasi surya yang terpasang pada station. Station klimatologi (Solarimeter atau Radiometer) untuk mengukur radiasi global. (Monteith, j. L. 1975) Penerimaan radiasi surya dipermukaan Bumi sangat bervariasi menurut tempat dan waktu. Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta keadaan atmosfir terutama awan. Pada skala mikro arah lereng sangat menentukan jumlah radiasi yang diterima. Menurut waktu perbedaan radiasi terjadi dalam sehari (dari pagi sampai sore hari) maupun secara musiman (dari hari ke hari), karena sebaran energi radiasi menurut panjang gelombang sekitar λ m, maka secara umum dapat dikatakan bahwa panjang gelombang semakin pendek bila suhu permukaan yang memancarkan radiasi tersebut lebih tinggi. (Handoko, 1993) Radiasi matahari merupakan proses penyinaran matahari sampai kepermukaan bumi dengan intensitas yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan sekitarnya. Radiasi matahari yang diterima dipermukaan bumi lebih rendah dari konstanta mataharinya. Radiasi matahari yang terjadi diatmosfer mengalami berbagai penyimpangan, sehingga kekuatannya menuju bumi lebih kecil. Bagian dari radiasi matahari yang dihisap (absorbsi) akan berubah sama sekali sifatnya. Perubahan dari sudut jatuhnya sinar dapat menyebabkan perubahan dari panjangnya jalan yang dilalui oleh sinar tersebut (Nasir, A, 1990). Lama penyinaran akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup misalnya pada manusia dan hewan. Juga akan berpengaruh pada metabolisme yang berlangsung pada tubuh makhluk hidup, misalnya pada tumbuhan. Penyinaran yang lebih lama akan memberi kesempatan yang lebih besar bagi tumbuha tersebut untuk memanfaatkanya melalui proses fotosintesis ( Benyamin Lakitan, 1994 ) Pergeseran garis edar matahari menyebabkan perubahan panjang hari ( lama penyinaran ) yang diterima pada lokasi-lokasi di permukaan bumi. Perubahan panjang hari tidak begitu besar pada daerah tropis yang dekat dengan garis ekuator. Semakin jauh letak tempat dari garis ekuator maka fluktuasi lama penyinaran akan semakin besar ( Benyamin Lakitan, 1994). Radiasi matahari yang diterima permukaan bumi persatun luas dan satuan waktu disebut isolasi atau kadang-kadang disebut radiasi global, yaitu radiasi langsung dari matahari dan radiasi yang tidak langsung ( dari langit ) yang disebabkan oleh hamburan dari partikel atmosfer. ( Bayong Tjasyono, 2004 ). Radiasi matahari yang diterima oleh bumi akan diterima dengan cara diserap dan tidak tertangkis oleh atmosfer sampai ke permukaan bumi, karena bumi sangat padat, maka radiasi ini bukan ditangkis, melainkan dikembalikan satu arah ke atmosfer (proses ini biasanya disebut refleksi). Es dan salju merefleksi hamper kebanyakan dari radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi, sedangkan laut merefleksi sangat sedikit.Pada waktu radiasi surya memasuki system atmosfer menuju permukaan bumi (daratan dan lautan), radiasi tersebut akan dipengaruhi oleh gas-gas, aerosol, serta awan yang ada di atmosfer. Sebagian akan diserap dan sisanya diteruskan ke permukaan bumi berupa radiasi langsung (direct) maupun radiasi baur (diffuse). Radiasi langsung adalah radiasi yang tidak mengalami proses pembauran oleh molekul-molekul udara, uap dan butir-butir air serta debu di atmosfer seperti yang terjadi pada radiasi baur. Jumlah kedua bentuk radiasi ini dikenal dengan “radiasi global”. Alat pengukur radiasi surya yang terpasang pada stasiun-stasiun klimatologi (Handoko, 2003). Radiasi cahaya dari permukaan benda tersebut akan dipancarkan ke segala arah. Jika radiasi yang dipancarkan oleh benda ini menerpa suatu permukaan lain, maka energi cahaya tersebut dapat diserap, dipantulkan, atau diteruskan oleh permukaan penerima tersebut. Cahaya dapat bergerak melintasi benda padat (misalnya kaca, plastic), cair (misalnya air, minyak), gas (misalnya udara), dan ruang hampa udara atau vakum (misalnya pada ruang angkasa luar). Salah satu ciri cahaya adalah panjang gelombang. Panjang gelombang adalah jarak per siklus gelombang cahaya, biasanya diberi symbol λ (Benyamin Lakitan, 1994). Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ketempat lainnya. Angin berhembus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat lebih banyak panas matahari dibandingkan tempat lain. Permukaan tanah yang panas mambuat suhu udara diatasnya naik. Akibatnya udara yang naik mengembang dan menjadi lebih ringan. Karena lebih ringan dibandingkan udara sekitarnya, udara akan naik. Begitu udara panas tadi naik, tempatnya akan segera digantikan oleh udara sekitar terutama udara dari atas yang lebih dingin dan berat. Proses ini terjadi terus-menerus, akibatnya kita bisa merasakan adanya pergerakan udara atau yang disebut angin (Nasir dan Koesmaryono, 1990). Estimasi radiasi total diperlukan dengan memasukkan beberapa parameter ke dalam rumus. Parameter yang mempengaruhi keseimbangan radiasi adalah tingkat keawanan, letak lintang, deklinasi matahari, waktu (jam) dan lain sebagainya. Total radiasi merupakan nilai radiasi gelombang pendek ditambah nilai radiasi gelombang panjang. Metode Penentuan Perhitungan Radiasi: K↓ = Gelombang pendek/Radiasi matahari = S (0,85 – 0,047 C) W/m2 S = Radiasi yang jatuh di atmosfer (lihat tabel) atau S = S1 cos z Cos z = (Sin ϕ. Sin ∂) + (Cos ϕ. Cos ∂. Cos h) S1 = Konstanta matahari = 1364 W/m2 Φ = Letak lintang ∂ = Deklinasi matahari = -23,4 cos [360(tj+10)365] Tj = Nomor hari dalam setahun h = Sudut jam (12-t) t = Waktu/jam yang ditanyakan (sistem 24 jam) c = Keawanan (0 hingga 10)α Atau dengan K↓ = 32 Ep + 65 (W/m2) Ep = Kehilangan air dari panic evaporasi (mm/hari) L*↓ = 208 + 6T T = Suhu harian (̊C) C = Keawanan (0-8) L↑ = e (tk)4 . 5,67 x 10-6 (W/m2) e = Emisivitas = 0,97 TK = Suhu permukaan Q* = Total radiasi = K* + L* K* = K↓ (1- α) L* = L↓ - L↑ 2. Angin Angin disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara yang merupakan hasil dari pengaruh ketidakseimbangan pemanasan sinar matahari terhadap tempat-tempat yang berbeda di permukaan bumi. Keadaan ini mengakibatkan naiknya sejumlah besar massa udara yang ditandai dengan timbulnya sifat khusus, yaitu terdapatnya tekanan udara tinggi dan rendah (Hutabarat dan Evans, 1996). Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots (Skala Beaufort). Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin adalah 00 – 3600 dan arah mata angin. Anemometer harus ditempatkandi daerah terbuka. Pada saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Di dalam anemometer terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat pencacah dicatat, kemudian dicocokkan dengan Skala Beaufort. Selain menggunakan anemometer, untuk mengetahui arah mata angin, kita dapat menggunakan bendera angin. Anak panah pada baling-baling bendera angin akan menunjukkan ke arahmana angin bertiup. Cara lainnya dengan membuat kantong angin dan diletakkan di tempat terbuka (Wisnubroto, 2006). Erosi angin pada dasarnya disebabkan pengaruh angin pada partikelpartikel yang ukurannya cocok untuk bergerak dengan saltasi. Erosi angin dapat dikendalikan; (1) Bila partikel-partikel tanah dapat dibentuk ke dalam kelompok/butiran yang terlalu besar ukurannya untuk bergerak dengan saltasi, (2) Bila kecepatan angin dekat permukaan tanah dapat dikurangi melalui penggunaan tanah, oleh tanaman tertutup, (3) Dengan menggunakan jalur-jalur tunggul/tanaman penutup lain yang cukup untuk menangkap dan menahan partikel-partikel yang bergerak dengan saltasi (Foth, 1994). D. LANGKAH KERJA 1. Siapkan Alat dan Bahan untuk praktikum 2. Menghitung radiasi bersih matahari berdasarkan data yang tersedia untuk bulan Juli dan Desember 3. Menentukan radiasi matahari dari langkah nomor 2 4. Memeriksa data angin yang tersedia berdasarkan kecepatan angin dan arah 5. Kelompokkan menurut arah dan kecepatan 6. Buatlah persentase untuk setiap kecepatan 7. Buatlah ke dalam mawar angin untuk langkah nomor 4 sampai 6 Menyusun Laporan Praktikum Hidrometeorologi Acara 2 E. Hasil Praktikum 1. Data radiasi matahari bulanan No Bulan 1 Lokasi Suhu (T) Suhu Permukaan (TK) Evapotranspirasi (Ep) Albedo (α) 1 27,1˚ 26,78˚ 1,77 0,25 2 26,8˚ 25,67˚ 3,39 0,26 1 29˚ 34˚ 4,9 0,05 2 2˚ 29,2˚ 4,5 0,4 Juli 2 3 Desember 4 Lokasi Tanaman Pertanian Rumput (0,02 m) Tanah Gelap Tanah Kering 2. Hasil perhitungan radiasi matahari Lokasi 1 2 1 2 K↓ (32 x Ep) + 65 (W/m2) K↓ = (32 x 1,77) + 65 K↓ = 56,64 + 65 K↓ 121,64 Juli K↓ = (32 x3,39) + 65 K↓ = 108,48 + 65 K↓ 173,48 K↓ = (32 x 4,9) + 65 K↓ = 156,8 + 65 K↓ 221,8 Desember K↓ = (32 x 4,5) + 65 K↓ = 144 + 65 K↓ 209 Bulan L*↓ [208 + (6 x T)] (W/m2) K* = 121,64 (1-0,25) L*↓ = 208 +(6 X 27,1) K* = 121,64 X 0,75 L*↓ = 208 +162,6 K* 91,23 L*↓ 370,6 K* = 173,48 (1-0,26) L*↓ = 208 +(6 X 26,8) K* = 173,48 X 0,74 L*↓ = 208 +160,8 K* 128,4 L*↓ 368,8 K* = 221,8 (1-0,05) L*↓ = 208 +(6 X 29) K* = 221,8 X 0,95 L*↓ = 208 + 174 K* 210,71 L*↓ 382 K* = 209 (1-0,4) L*↓ = 208 +(6 X 2) K* = 209 X 0,6 L*↓ = 208 +12 K* 125,4 L*↓ 220 K* (K↓ x (1- α ) L↑ [e (TK)4] x 5,67 x 10-6 (W/m2) L↑ = (0,97 X 26,784) x 5,67 x 10-6 L↑ = 298901 X 5,67 X 10-6 L↑ 2,83 L↑ = (0,97 X 25,674) x 5,67 x 10-6 L↑ = 421187 X 5,67 X 10-6 L↑ 2,39 L↑ = (0,97 X 344) x 5,67 x 10-6 L↑ = 1296246 X 5,67 X 10-6 L↑ 7,35 L↑ = (0,97 X 29,24) x 5,67 x 10-6 L↑ = 705185 X 5,67 X 10-6 L↑ 4,00 Q* (K* + L*) (W/m2) L* = 370,6 – 2,83 Q* = 91,23 + 367,77 L* 367,77 Q* 459,001 L* (L↓ - L↑) L* = 368,68 – 2,39 Q* = 128,4 + 366,41 L* 366,41 Q* 494,787 L* = 368,68 – 7,35 Q* = 210,7 + 374,65 L* 374,65 Q* 585,36 L* = 368,68 – 4,00 Q* = 125,4 + 216 L* 216,00 Q* 341,402 3. Data kecepatan angin Bulan Maret Tanggal Kecepatan Arah Tanggal Kecepatan 1 2 90 17 1 2 1 240 18 2 3 1 220 19 2 4 3 230 20 2 5 2 230 21 1 6 2 240 22 3 7 1 250 23 3 8 1 250 24 4 9 2 210 25 3 10 2 230 26 3 11 2 220 27 1 12 3 180 28 1 13 2 200 29 2 14 1 180 30 1 15 1 260 31 2 16 1 120 Arah 110 160 120 170 210 120 90 90 130 120 110 180 120 120 250 4. Hasil tabel persentase perhitungan kecepatan angin Arah Kec. U Jml 1–3 4-6 ≥7 ∑ TL T Tg (337,5̊ – 22,5̊) (22,5̊ - 67,5̊) (67,5̊ -112,5̊) 0 0 0 0 Jml % Jml % Jml 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 % 4 12,9 1 3,2 0 0 5 16,1 31 S BD BL Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % 7 0 0 7 22,6 0 0 22,6 6 0 0 6 19,4 0 0 19,4 9 0 0 9 29 0 0 29 4 0 0 4 12,9 0 0 12,9 0 0 0 0 0 0 0 0 1) Perhitungan kecepatan angin 1-3 knot: 4 - Persentase Kec. T 31 𝑥 100 12,9 - Persentase Kec. Tg 31 𝑥 100 22,6 - Persentase Kec. S 31 𝑥 100 19,4 - Persentase Kec. BD - Persentase Kec. B 31 𝑥 100 12,9 7 6 9 31 𝑥 100 29 4 2) Perhitungan kecepatan angin 4-6 knot: - B (112,5̊ -157,5̊) (157,5̊ - 202,5̊) (202,5̊ - 247,5̊) (247,5̊ - 292,5̊) (292,5̊ - 337,5̊) 1 Persentase Kec. T 31 𝑥 100 3,2 5. Mawar angin (terlampir) F. PEMBAHASAN Praktikum kali ini yaitu membahas tentang radiasi matahari dan angin. Tujuan praktikum ini yaitu agar mahasiswa mampu menghitung radiasi bersih matahari berdasarkan data yang tersedia untuk bulan Juli dan Desember dan mampu mengetahui tentang perbedaan nilai radiasi serta mampu membuat mawar angin berdasarkan data yang tersedia. Untuk menentukan estimasi radiasi total diperlukan beberapa parameter untuk dilakukan perhitungan ke dalam rumus. Beberapa parameter tersebut diantaranya tingkat keawanan, letak lintang, deklinasi matahari, waktu (jam) dan lain sebagainya. Setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus metode penentuan perhitungan radiasi didapat hasil total radiasi bersih pada bulan Juli di lokasi 1 & 2 dan bulan Desember di lokasi 1 & 2. Hasil total radiasi di lokasi 1 & 2 pada bulan Juli masing-masing yaitu 459,001 W/m2 dan 494,787 W/m2. Lalu untuk total radiasi di lokasi 1 & 2 pada bulan Desember masing-masing yaitu 585,36 W/m2 dan 341,402 W/m2. Dari ke empat hasil tersebut total radiasi paling besar terdapat pada bulan Desember di lokasi 1 yang berupa tanah gelap dan total radiasi paling rendah terdapat pada bulan Desember di lokasi 2 yang berupa tanah kering. Adanya perbedaan dari hasil perhitungan di atas disebabkan oleh beberapa kemungkinan. Besarnya radiasi total pada lokasi 1 di bulan Desember dibanding ketiga lokasi lainnya kemungkinan disebabkan lokasi tersebut yang berupa tanah gelap. Seperti yang diketahui, karakteristik tanah gelap bersifat menyerap radiasi matahari yang terpancar dan tidak memantulkan cahaya radiasi yang diterimanya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Koestoer (2003) yang menyatakan bahwa permukaan yang tidak memantulkan radiasi akan terlihat hitam karena tidak ada sinar radiasi yang dipantulkan mengenai mata kita. Benda yang berwarna gelap seperti hal nya tanah gelap tadi akan menyerap semua spectrum cahaya yang dipancarkan radiasi matahari tersebut. Oleh karena itu benda yang permukaannya berwarna gelap tergolong penyerap yang paling baik. Sedangkan untuk radiasi total matahari terhadap lokasi 1 dan 2 bulan Juli yang lebih kecil dibanding lokasi 1 bulan Desember kemungkinan disebabkan radiasi matahari yang diterima tidak merata. Hal ini dikarenakan lokasi 1 dan 2 bulan juli permukaanya berupa tanaman pertanian dan rumput. Sedangkan lokasi 1 bulan Desember permukaanya berupa tanah gelap. Dengan begitu pancaran radiasi matahari sebagian akan mengenai tajuk tanaman dan sebagian lainnya akan diteruskan ke permukaan tanah, sehingga mengalami pengurangan dan jumlahnya tidak merata. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suryani (1993) bahwa energi radiasi yang mengenai tajuk tanaman akan mengalami pengurangan dalam perjalanannya menuju ke permukaan tanah, sehingga radiasi matahari yang berada di bawah tajuk tanaman jumlahnya tidak merata. Hal ini disebabkan adanya perubahan berkas sinar dari radiasi matahari yang diintersepsi oleh tanaman akibat gerakan tanaman yang dipengaruhi angin dan perubahan posisi matahari. Menurut Gallo (1983) luas daun memiliki peranan utama dalam intersepsi radiasi matahari yang datang. Jadi semakin lebar luas permukaan daun pada suatu tanaman, maka intersepsi terhadap radiasi matahari untuk menuju permukaan tanah semakin besar dan memperkecil lolosnya transmisi radiasi menuju permukaan tanah dibawah tajuk. Dengan demikian radiasi total pada lokasi yang berupa tanaman sebagian besar lebih rendah nilainya dibanding pada lokasi yang hanya berupa tanah, khususnya pada permukaan tanah yang berwarna gelap. Selain itu, indikator radiasi total pada tanah gelap lebih banyak mengalami penyerapan dapat dilihat pada nilai albedo nya (α). Albedo adalah perbandingan antara radiasi yang dipantulkan oleh suatu benda dengan radiasi yang datang pada benda tersebut (%). Terlihat persentase nilai albedo yang terkandung di lokasi 1 bulan Desember yang berupa tanah gelap yaitu sebesar 0,05%. Persentase nilai albedo tersebut paling kecil dibanding tiga lokasi lain yang diantaranya berupa tanaman pertanian, rumput, dan tanah kering. Semakin gelap permukaan suatu benda maka makin kecil nilai albedo nya. Sebaliknya semakin terang (putih) atau semakin kering (kurang air) suatu permukaan, maka makin besar nilai albedonya. Hal ini seperti yang ditunjukkan oleh lokasi 2 bulan Desember yang lokasinya berupa tanah kering memiliki nilai albedo lebih tinggi dibanding lokasi 1, yaitu sebesar 0,4% juga pada lokasi 1 & 2 bulan Juli yang berupa tanaman dan rumput dengan masing-masing nilai albdeo sebesar 0,25% dan 0,26%. Tingkat evapotranspirasi, suhu harian, dan suhu permukaan juga saling berkaitan terhadap besarnya nilai radiasi total yang diterima oleh permukaan bumi. Dapat dilihat pada tabel data radiasi matahari bulanan untuk lokasi 1 bulan Desember yang berupa tanah gelap memiliki nilai evapotranspirasi, suhu harian dan suhu permukaan yang tinggi dibanding ketiga lokasi lainnya. Semakin besar nilai ketiganya, maka akan bertambah pula nilai radiasi total yang dihasilkan. Menurut Kartasapoetra (1988) Pengaruh radiasi matahari terhadap tanah adalah menaikkan suhu permukaan dan mendorong terjadinya penguapan-penguapan. Pada praktikum ini, praktikan menduga terdapat kesalahan ketik pada tabel data radiasi matahari bulanan pada lokasi 2 bulan Desember yang berupa tanah kering, tepatnya pada kolom Suhu (T). Ditabel tersebut tertera suhu harian pada lokasi 2 bulan Desember yaitu sebesar 2˚. Nilai tersebut menurut praktikan tidak masuk akal mengingat selisih perbedaan suhu harian dan suhu permukaan umumnya tidak terlalu besar dan mencolok. Diketahui suhu permukaan untuk lokasi 2 bulan Desember sebesar 29,2˚. Jika dibandingkan dengan ketiga lokasi yang lain, selisih suhu harian dan suhu permukaan yang tertera memiliki perbedaan nilai yang tidak terlalu timpang. Dapat diambil contoh seperti pada lokasi 1 bulan Juli yang memiliki nilai suhu harian dan suhu permukaan masing-masing sebesar 27,1˚ dan 26,78˚, lokasi 2 bulan Juli suhu harian sebesar 26,8˚ dan suhu permukaan sebesar 25,67, dan lokasi 1 bulan Desember suhu harian sebesar 29˚ dan suhu permukaan sebesar 34˚. Suhu harian sebesar 2˚ tersebut turut mempengaruhi hasil perhitungan nilai radiasi total yang dihasilkan pada lokasi 2 bulan Desember, dimana dengan nilai tersebut lokasi 2 bulan Desember memiliki nilai Q* terendah dibanding tiga lokasi lain dengan nilai sebesar 341,402 W/m2. Untuk dugaan sementara, nilai Q* tersebut bukan nilai sebenarnya karena nilai suhu permukaan, evapotranspirasi, albedo, dan permukaan lokasi tersebut yang berupa tanah kering cenderung jauh sangkut paut nya jika dianalisis lebih lanjut. Menurut dugaan praktikan, jika mengacu pada perbandingan pada ketiga lokasi pada data tabel, nilai suhu harian sebenarnya pada lokasi 2 bulan Desember berada dikisaran antara 24˚29˚. Jika memang demikian, maka nilai radiasi total bukan lagi pada lokasi 2 bulan Desember, melainkan bisa jadi pada lokasi 1 bulan Juli yang permukaanya berupa tanaman pertanian dengan nilai radiasi total sebesar 459,001 W/m2. Hal ini didasarkan pada lokasi tersebut yang berupa tanaman pertanian yang cenderung menerima radiasi total lebih rendah dibanding tanah (alasannya hampir mirip pada pembahasan paragraf ke-4) Berdasarkan data kecepatan angin bulan Maret, dapat dianalisis menggunakan mawar angin yang telah dibuat. Pembuatan mawar angin dari data tersebut bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam memahami data. Diketahui pada bulan Maret rata-rata angin terbanyak bertiup dari arah barat daya dengan kecepatan 1 – 3 knot berjumlah 9 dan memiliki persentase 29%. Kemudian secara berurutan rata-rata angin terbanyak hingga selanjutnya dengan kecepatan 1 – 3 knot masing-masing bertiup dari arah tenggara dengan jumlah 7 dan persentasenya 22,6, selatan dengan jumlah 6 dan persentasenya 19,4. Lalu untuk arah timur memiliki kecepatan angin 1 – 3 knot berjumlah 4 dan kecepatan angin 4 – 6 berjumlah 1 dan rata-rata persentase keduanya yaitu 16,1%, dan yang terakhir dari arah barat dengan kecepatan 1 – 3 knot berjumlah 1 dan persentasenya 12,9%. Berdasarkan hasil di atas, rata-rata angin terkencang berasal dari arah barat daya dan pada knot tertentu pada arah tenggara, selatan, timur dan barat. G. KESIMPULAN Berdasarkan praktikum di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. hasil total radiasi bersih pada bulan Juli di lokasi 1 & 2 dan bulan Desember di lokasi 1 & 2. Hasil total radiasi di lokasi 1 & 2 pada bulan Juli masingmasing yaitu 459,001 W/m2 dan 494,787 W/m2. Lalu untuk total radiasi di lokasi 1 & 2 pada bulan Desember masing-masing yaitu 585,36 W/m2 dan 341,402 W/m2. 2. Dari ke empat hasil tersebut total radiasi paling besar terdapat pada bulan Desember di lokasi 1 yang berupa tanah gelap dan total radiasi paling rendah terdapat pada bulan Desember di lokasi 2 yang berupa tanah kering. 3. Besarnya radiasi total pada lokasi 1 di bulan Desember dibanding ketiga lokasi lainnya kemungkinan disebabkan lokasi tersebut yang berupa tanah gelap. Karakteristik tanah gelap bersifat menyerap semua spectrum cahaya yang dipancarkan radiasi matahari dan tidak memantulkan cahaya radiasi yang diterimanya. 4. Kecilnya radiasi total pada lokasi 1 dan 2 bulan Juli dibanding lokasi 1 bulan Desember kemungkinan disebabkan radiasi matahari yang diterima tidak merata disebabkan permukaanya yang berupa tanaman pertanian dan rumput. Akibatnya pancaran radiasi matahari sebagian akan mengenai tajuk tanaman dan sebagian lainnya akan diteruskan ke permukaan tanah, sehingga mengalami pengurangan dan jumlahnya tidak merata. 5. Semakin gelap permukaan suatu benda maka makin kecil nilai albedo nya. Sebaliknya semakin terang (putih) atau semakin kering (kurang air) suatu permukaan, maka makin besar nilai albedonya. 6. Semakin besar tingkat evapotranspirasi, suhu harian, dan suhu permukaan, maka akan bertambah pula nilai radiasi total yang dihasilkan. 7. Terdapat kejanggalan data dalam data praktikan yang turut mempengaruhi hasil nilai radiasi total, khususnya pada lokasi 2 bulan Desember. Menurut praktikan nilai tersebut tidak masuk akal mengingat sangkut pautnya dengan nilai suhu permukaan, evapotranspirasi, albedo, dan permukaan lokasi tersebut yang berupa tanah kering cenderung jauh jika dianalisis lebih lanjut. 8. Pembuatan mawar angin dari data tersebut bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam memahami data. 9. Diketahui pada bulan Maret rata-rata angin terbanyak bertiup dari arah barat daya dengan kecepatan 1 – 3 knot berjumlah 9 dan memiliki persentase 29%. Sedangkan rata-rata angin paling sedikit berasal dari arah barat dengan kecepatan 1 – 3 knot berjumlah 1 dan persentasenya 12,9%. Untuk kecepatan paling tinggi yaitu 4 – 6 knot dari arah timur berjumlah 1 dengan persentase 3,2%. DAFTAR PUSTAKA Bayong 2004. Klasifikasi Iklim.Bogor: Rineka Jaya. Foth, Henry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi ke-6. Jakarta: Erlangga Handoko, 1993, Klimatologi Dasar, Bogor: Pustaka Jaya. Hutabarat,S. dan Evans, S.M, 1984. Pengantar Oseanografi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Kartasapoetra, A. G., 1988. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Bina Aksara, Jakarta. Koestoer, R. A., 2003. Perpindahan Kalor untuk Mahasiswa Teknik. Jakarta: Salemba Teknika. Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar-dasar Klimatologi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Suryani, R. 1993. Karakteristik Beberapa Galur Kedelai (Glycine max (L) Merr.) pada Berbagai Tingkat Ketersediaan Air Tanah [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Monteith, J. L. 1975. Vegetation And The Atmosphere. London: Academic Press. Nasir, A. A. dan Y. Koesmaryono. 1990. Pengantar Ilmu Iklim Untuk Pertanian. Bogor: Pustaka Jaya. Noggle, G.R and G.J.Fritz. 1983. Introductory Plant Physiology. New Delhi: PrenticeHall of India Prifate Limited Pitts, D. R., and L. E. Sissom, 2001. Theory and Problems of Heat Transfer. New York: Second Edition. McGraw-Hill. Wisnubroto, Soekardi. 2006. Meteorologi Pertanian Indonesia. Jakarta: Mitra Gama Widya, LAMPIRAN Mawar Angin