Uploaded by Virdan

Paper Optimasi Pelat Berlubang (virdan)

advertisement
Seminar Nasional Iptek Penerbangan dan Antariksa XXIII-2019
PENERAPAN METODE TAGUCHI UNTUK OPTIMISASI PELAT
KOMPOSIT BERLUBANG PADA PESAWAT LSU-05 NG
APPLICATION OF TAGUCHI METHOD FOR OPTIMIZATION
COMPOSITE PLATE WITH CIRCULAR HOLE ON LSU-05 NG
Virdan Pratama1, Abian Nurrohmad2, Rizky Fitriansyah2, Agus Bayu Utama2
1
Universitas Nurtanio, Bandung, Indonesia
2
Pusat Teknologi Penerbangan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Indonesia
[email protected]
Abstrak
Adanya lubang pada struktur seringkali menjadi permasalahan serius, karena dengan adanya
lubang akan memicu terjadinya lonjakan konsentrasi tegangan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengoptimisasi strukktur komposit berlubang pada pesawat LSU-05NG. Metode Elemen Hingga
digunakan sebagai analisis untuk perhitungan konsentrasi tegangan. Adapun parameter desain yang
digunakan diantaranya: diameter Lubang, material, dan arah serat. Ketiga faktor tesebut dioptimisasi
menggunakan metode Taguchi dengan fungsi objektif mendapatkan tegangan yang rendah (optimal).
Dari hasil ANOVA didapat konfigurasi desain optimum adalah pelat berdiameter lubang 22 mm,
material fiber karbon, dan arah serat 0/90, dengan nilai tegangan sebesar 287 kPa. Adapun masingmasing parameter desain mempunyai kontribusi terhadap kekuatan sebagai berikut: diameter lubang
8.59%; material fiber 9.10%; dan arah serat sebesar 68.36%.
Kata kunci: Pelat berlubang, komposit, metode taguchi, Metode Element Hingga
Abstract
The existence of holes in the structure is often a serious problem, because the presence of a hole
will trigger a surge in high stress concentration. This study aims to optimize hole composite structures
on the LSU-05NG aircraft. The Finite Element Method is used as an analysis for calculation of stress
concentration. The design parameters used include: Hole diameter, material, and fiber direction. These
factors were optimized using the Taguchi method with the objective function of getting a low stress
(optimal). From the ANOVA results obtained the optimum design configuration is a hole with diameter
22 mm, carbon fiber material, and fiber direction 0/90, with a stress value of 287 kPa. Each design
parameter contributes to the following strengths: 8.59% hole diameter; fiber material 9.10%; and fiber
direction of 68.36%
Keywords: plate with hole, composite, taguchi method, finite element method
1.
PENDAHULUAN
Pelat komposit merupakan struktur pokok dalam bidang kontruksi rancang bangun. Bagian Pelatpelat komposit dalam suatu rangka, mempunyai misi dan fungsinya masing-masing, seperti pelat
komposit yang berlubang untuk memudahkan proses wiring pada sistem pesawat. pelubangan juga
merupakan persyaratan struktural untuk struktur aeronautika, mekanis, dan sipil [1]. Namun adanya
lubang pada struktur seringkali menjadi permasalahan serius, kondisi ini akan mengubah distribusi
tegangan di sekitar bagian yang mengalami perubahan geometri [2]. Karena dengan adanya lubang akan
memicu terjadinya lonjakan konsentrasi tegangan yang mengakibatkan terjadinya retak pada struktur
[3]. Pemahaman tentang pengaruh konsentrasi lubang dan tegangan pelat sangat penting dalam desain
komponen [4]. Oleh karena itu supaya produk hasil manufacturing menghasilkan kualitas terbaik umtuk
membuat pelat berlubang tersebut. Maka dibuatlah Metode Taguchi, yang bertujuan untuk
menghasilkan kualitas terbaik.
Metode ini merupakan metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk memperbaiki
kualitas produk dan proses serta dalam dapat menekan biaya dan resources seminimal mungkin [5].
Sasaran metode Taguchi adalah menjadikan produk robust terhadap noise, karena itu sering disebut
sebagai Robust Design. Metode Taguchi merupakan off-line quality control [6], artinya pengendalian
kualitas yang preventif, sebagai desain produk atau proses sebelum sampai pada tingkat produksi.
Sangat penting untuk memilih faktor yang mempengaruhi kualitas. Seperti diameter lubang, material
yang digunakan, dan arah serat. Yang mana ketiga faktor tersebut akan mempengaruhi hasil pengujian
kekuatan struktur pelat komposit berlubang.
Untuk menghitung kuatnya struktur pelat berlubang, digunakan metode elemen hingga. Software
metode elemen hingga yang digunakan dalam pengujian ini adalah ABAQUS. Dalam pengujiannya,
objek di uji dengan uji tarik. Dimana uji tarik merupakan salah satu prosedur yang digunakan untuk
mengkarakterisasi deformasi elastis dan plastis yang berhubungan dengan perilaku mekanik suatu
material [7]. Uji tarik tersebut dilakukan berdasarkan variasi faktor yang mempengaruhi objek tersebut.
Tiap faktor memiliki level variasi yang berbeda, sehingga hasil dari pengujiannya beragam di setiap
variasi. Hasil dari setiap variasi akan di kumpulkan dan di kalsifikasi menggunakan metode taguchi,
supaya kita dapat mengetahui paduan yang mana yang akan menghasilkan model robust (optimal) untuk
dijadikan pertimbangan pembuatan pelat komposit berlubang.
2.
METODOLOGI
Benda Uji memiliki geometri panjang dan lebar yang tetap, akan tetapi memiliki variasi ukuran
lubang yang berbeda. Yang mana memiliki panjang = 160 mm, lebar = 50 mm, dan memiliki diameter
= (22 mm / 25 mm / 28 mm).
Gambar 1. Geometri Pelat Berlubang
Tabel 1. Data Faktor Variasi
Faktor
Diameter
Material
Arah Serat
Level 1
22 mm
E glass
(45/-45)4s
Level 2
25 mm
Carbon
(0/90)4s
Level 3
28 mm
Kevlar
(0/90)(45/-45)4s
Seminar Nasional Iptek Penerbangan dan Antariksa XXIII-2019
Tabel 2. Data Properties Material
E1 (kPa)
E2 (kPa)
E3 (kPa)
G12 (kPa)
G13 (kPa)
G23 (kPa)
Nu
E Glass
45600
16200
16200
5830
5830
5790
0.28
Carbon
126000
11000
11000
6600
6600
3930
0.29
Kevlar
76800
5500
5500
2070
2070
1400
0.34
Gambar 2. Prosedur Penelitian
Pemodelan Finite Element
Pemodelan dimulai dengan membuat geometri yang sudah ditentukan di awal. Di tengah pelat
tersebut diberi lubang sesuai ukuran pada Tabel 2. Dimana lubang merupakan faktor pertama dari ketiga
faktor penelitian ini.
Gambar 3. Geometri Pelat dengan ukuran lubang 22 mm di Abaqus
Selanjutnya model uji diberi faktor kedua yaitu material, dimana data materialnya harus sesuai
dengan data berdasarkan Tabel 3.
Gambar 4. Input Data Material dari jenis Carbon
Kemudian setelah meng input data material. Selanjutnya memberi faktor yang ketiga, yaitu arah
serat. Dalam pembuatan komposit, tata letak dan arah serat akan menentukan kekuatan mekanik
komposit, juga dapat mempengaruhi kinerja komposit tersebut [8].
Gambar 5. Arah Serat (0/90)4s pada Model Uji
Setelah ketiga faktor tersebut sudah di input pada model uji, baik diameter lubang / material / dan
arah serat. Tahap Selanjutnya adalah meshing, yaitu dengan membentuk elemen-elemen kecil agar
Seminar Nasional Iptek Penerbangan dan Antariksa XXIII-2019
analisis struktural dapat dilakukan lebih mudah dan mendetail [9]. Secara umum, semakin halus mesh
maka lebih akurat hasilnya [10]. Namun pada saat proses meshing, baiknya model uji diberi geometri
berupa garis yang saling menyilang. Tujuannya supaya meshing tidak acak dan tidak berantakan (rapih).
Gambar 6. Pembuatan garis geometri untuk Meshing, dan Hasil Meshing
Kemudian model uji diberi beban kerja dan kondisi batas. Pada bagian ujung bawah pelat diberi
tumpuan fixed, kemudian di ujung atas pelat diberi beban kerja sebesar 400 N. Jadi Model Uji akan di
uji tarik berdasarkan pemberian beban kerja di ujung atas pelat yang diberi arah ke atas (tarik).
Gambar 7. Pemberian Beban Kerja dan Kondisi Batas
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan set up model finite element, maka langkah selanjutnya adalah running dari hasil
pemodelan. Hasil running dari variasi faktor diameter = 22 mm, material = carbon, dan arah serat =
(0/90)4s menghasilkan nilai tegangan maksimum sebesar 2.87 kPa. Kontur distribusi tegangan dapat
dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Distribusi Tegangan pada Model Uji yang memiliki diameter = 22 mm / material = carbon /
dan arah serat = (0/90)4s
Lalu dilakukan pengujian yang semisal dengan variasi yang beragam, setiap model uji dilakukan
percobann tiga kali, yang pertama menggunakan 90% dari properties material, kedua 100% dari
properties material, dan yang ketiga 110% dari properties material.
Tabel 3. Variasi Faktor beserta Hasil Percobaannya
Trial
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Diameter
22
22
22
25
25
25
28
28
28
Faktor
Material
Arah Serat
E Glass
(45/-45)4s
Carbon
(0/90)4s
Kevlar
(45/-45)(0/90)4s
E Glass
(0/90)4s
Carbon (45/-45)(0/90)4s
Kevlar
(45/-45)4s
E Glass (45/-45)(0/90)4s
Carbon
(45/-45)4s
Kevlar
(0/90)4s
Hasil Percobaan (kPa)
1 (90%)
2 (100%) 3 (110%)
1273.94
1217.58
1217.58
286.29
286.50
286.50
2404.24
2404.30
2404.30
1047.04
1048.94
1049.12
1739.60
1746.68
1740.30
2771.47
2809.56
2811.76
1841.71
1841.41
1841.67
1892.37
1943.84
1943.91
421.25
421.17
421.25
Rata Rata
(kPa)
1236.37
286.43
2404.28
1048.37
1742.19
2797.60
1841.60
1926.71
421.23
1522.75
Hasil Data dari Variasi Faktor pada Tabel 4. Selanjutnya di olah pada table respon rata-rata, untuk
mencari urutan faktor yang paling berpengaruh, juga untuk menentukan model uji yang paling optimum.
Model Uji bisa disebut Optimum apabila memiliki konsentrasi tegangan terkecil.
Tabel 4. Hasil Respon Rata-Rata
Seminar Nasional Iptek Penerbangan dan Antariksa XXIII-2019
Level 1
Level 2
Level 3
Efek/Diff
Rank
Optimum
Diameter
(kPa)
1309.03
1862.72
1396.51
553.69
3
Diameter Lv1
22 mm
Material
(kPa)
1375.44
1318.44
1874.37
555.92
2
Material Lv2
Carbon
Arah Serat
(kPa)
1986.89
585.34
1996.02
1410.68
1
Arah Serat Lv1
(0/90)4s
Level 1 atau A1 bar = (1236.37+286.43+2404.28)/3 = 1309.03
Dan perhitungannya berlaku semisal pada seterusnya, baik pada Level 2, Level 3
(1)
Efek faktor Diameter = rata-rata respon terbesar – rata- rata respon terkecil
= 1862.72 - 1309.03 = 5.54E+02
(2)
Setelah ditemukannya model uji yang paling optimum, selanjutnya menghitung ANOVA untuk
mengetahui persentase dari tiap-tiap faktor yang mempengaruhi.
Taguchi juga menggunakan metode ANOVA, dimana ada hasil perhitungan mengenai jumlah
kuadrat total, jumlah kuadrat rata rata, jumlah kuadrat faktor, dan jumlah kuadrat error [11].
Tabel 5. Tabel ANOVA (Analysys Of Variance)
Sumber
Diameter
Material
Arah Serat
e
SSt
SS Mean
SS total
SS
1594741.24
1683674.62
11863342.99
2155861.38
17297620.23
62606842.96
79904463.19
DF
2
2
2
18
26
MS
797370.62
841837.31
5931671.49
119770.08
665293.09
Fratio
6.66
7.03
49.53
1.00
SS'
1474971.17
1563904.54
11743572.91
2036091.31
17177850.15
SS total = ∑ Y2
= (1273.94)2+(1217.58)2+(1217.58)2+ . . . +(421.17)2+(421.25)2 = 79904463.19
SS mean
SS Diameter
%
8.59
9.10
68.36
11.85
100.00
(3)
= n (Ybar)2
= 27(1522.75)2 = 62606842.96
(4)
= nA1(A1bar)2+ nA2(A2bar)2+ nA3(A3bar)2 – SS mean
= 9 (1309.03)2 + 9 (1862.72)2 + 9(1396.51)2 - 62606842.96
= 1594741.24
(5)
e
= SStotal – SSmean - SS Diameter - SS Material - SS Arah Serat
= (79904463.19) – (62606842.96) – (1594741.24) – (1683674.62) – (11863342.99)
= 2155861.38
(6)
SSt
= SS Diameter + SS Material + SS Arah Serat + e
= (1594741.24) + (1683674.62) + (11863342.99) + (2155861.38)
= 17297620.23
MS Diameter
= SS Diameter/ Df
(7)
= (1594741.24) / 2
= 797370.62
(8)
Diagram 1. Persentase Faktor
80,00%
70,00%
60,00%
Fratio Diameter = MS Diameter / MS e
= (797370.62) / (119770.08)
= 6.66
(9)
SS' Diameter
= SS Diameter – MS e
= (1594741.24) – (119770.08)
= 1474971.17
(10)
50,00%
Persentase = [SS' Diameter / SS' SSt] x 100%
= [(1594741.24) / (17177850.15)] x 100%
= 8.59%
(11)
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Diameter
Material
Arah Serat
Persentase
Perbandingan Hasil Visualisasi
E-Glass
Carbon
Kevlar
Gambar 9. Perbandingan visualisasi dengan Material yang berbeda
Gambar 9. di atas merupakan perbandingan visualisasi dengan ukuran diameter yang sama
(diameter = 22 mm), dan arah serat yang sama (0/90)4s, namun memiliki material yang berbeda. Dari
hasil gambar, efek visualisasi dari Carbon dan Kevlar hampir sama. Namun, Carbon lebih unggul,
Seminar Nasional Iptek Penerbangan dan Antariksa XXIII-2019
karena memiliki konsentrasi tegangan terkecil dibandingkan dengan material lain. Dimana nilai
tegangannya masing masing adalah E-Glass = 929 kPa, Carbon = 288 kPa, dan Kevlar = 353 kPa.
(0/90)4s
(45/-45)4s
[(45/-45)(0/90)]4s
Gambar 10. Perbandingan visualisasi dengan Arah Serat yang berbeda
Gambar 10. di atas merupakan perbandingan visualisasi dengan ukuran diameter yang sama
(diameter = 22 mm), dan material yang sama (Carbon), namun memiliki arah serat yang berbeda. Dari
hasil gambar, efek visualisai terlihat arah serat (45/-45)(0/90)4s mempunyai efek yang hampir sama
dengan (45/-45)4s, ini disebabkan karena adanya serat (45/-45)4s pada serat gabungan tersebut. Namun
arah serat yang baik untuk uji tarik adalah arah serat (0/90), karena arah seratnya sesuai dengan arah
gaya. Dimana nilai tegangannya masing masing adalah (0/90)4s = 929 kPa, (45/-45)4s = 1.581 kPa, dan
[(45/-45)(0/90)]4s = 1.610 kPa. Dan dari hasil tegangan ini pula dapat disimpulkan mengapa arah serat
memilik persentase besar dari faktor-faktor lain, Karena hasil tegangannya cukup drastis.
Diameter 22 mm
Diameter 25 mm
Diameter 28 mm
Gambar 11. Perbandingan visualisasi dengan Diameter Lubang yang berbeda
Gambar 11. di atas merupakan perbandingan visualisasi dengan ukuran material yang sama, dan
arah serat yang sama, namun memiliki diameter yang berbeda. Karena arah seratnya sama dan material
nya sama, sehingga tidak terlalu terlihat perbedaannya. Hanya saja semakin besar ukuran lubang,
semakin tertarik pula sisi pelat yang dekat dengan lubang (jarak sisi lubang dengan sisi pelat semakin
kecil jaraknya). Tidak hanya itu, semakin besar lubang semakin besar pula tegangannya. Dimana nilai
tegangannya masing masing adalah 22 mm = 288 kPa, 25 mm = 307 kPa, dan 28 mm = 339 kPa
4.
KESIMPULAN
Dari Penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan. Pertama, apabila diameter lubang semakin
kecil pada pelat, maka semakin kecil pula konsentrasi tegangan pada model uji tersebut. Kemudian salah
satu variasi faktor material yaitu Fibre Carbon, lebih layak untuk uji tarik dibandingkan dengan material
E-Glass dan Kevlar. Lalu faktor arah serat, dengan variasi arah serat (0/90)4s lebih cocok untuk uji tarik,
dikarenakan gaya yang bekerja searah dengan arah serat.
Dalam perhitungan ANOVA, arah serat memiliki peranan penting pada Uji Tarik, karena pada
pengujian ini arah serat memiliki persentase cukup besar, sebesar 68.36%. Artinya arah serat lebih
berpengaruh dibandingkan diameter lubang, dan bahan material.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada LAPAN, karena telah mendukung dan mefasilitasi
mahasiswa dalam memalukan penelitian berkaitan dengan ilmu dirgantara. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada para pembimbing, yang membantu penelitian ini,
PERNYATAAN PENULIS
Penulis dengan ini menyatakan bahwa seluruh isi makalah ini merupakan tanggung jawab penulis.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Al-Shamari, Mohsin Abdullah. 2015. Effect of Hole Sahpe on Free Vibration characteristic of
undirectional composite plates. Baghdad: Mechanical Engineering Department/ Baghdad
University
[2]
Wiratmaja, Satry, Budi Riyanto. Pengaruh Arah Serat dan Susunan Lapisan terhadap Faktor
Konsentrasi Tegangan pada Komposit Laminate Carbon/ Epoxy AS4/ 3501-6 Berlubang
Lingkaran dan Elips. Bandung: Laboratorium Perancangan Mesin/ Teknik Mesin ITB
[3]
Hartini, Dwi. 2016. Analisis Elemen Hingga Untuk Faktor Konsentrasi Tegangan Pada Pelat
Isotropik Berlubang Dengan Pin-Loaded. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Teknik Adisucipto
[4]
Wankar, Bayas, Prof. Hredey Mishra. 2016. Relation Between Hole Diameter To Width Ratio &
SCF Of Rectangular Plate Having Central Circular Hole. India: Mechanical Engineering
Maharashtra
[5]
Wahyu Widodo. 2012. Metode Taguchi di https://www.scribd.com
[6]
Pranowo, dan Muhammad Thoriq. 2013. Aplikasi Metoda Taguchi Untuk Mengetahui Optimasi
Kebulatan Pada Proses Bubut Cnc. Surabaya: ITS
[7]
Jose, and Tom Anto. 2015. Analysis of Tensile Test of Mild Steel using Finite Element Method.
Kochi, India: Federal Institute of Science & Technology
Seminar Nasional Iptek Penerbangan dan Antariksa XXIII-2019
[8]
Djunaedi, dan Bambang Setiawan. 2018. Pengujian Kekuatan Tarik Komposit Variasi Arah Serat
Roving – Resin Polyester BQTN R157 Yang Diproduksi Dengan Metode Vacuum Bagging Untuk
Aplikasi Pesawat Tanpa Awak. Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta
[9]
Ferdiyanto, David. 2011. Pengaruh Elemen dan Jumlah Nodal Pada Pemodelan Uji Tarik Pelat
Isotropik dengan Pembebanan Uni-Aksial Menggunakan Metode Elemen Hingga. Depok:
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
[10] Anto, Anik Das. 2019. The Influence Of Number And Orientation Of Ply On Tensile Properties
Of Hybrid Composites. Bangladesh: Khulna University of Engineering & Technology
[11] Fitria, Nana. 2009. Analisis Metode Desain Eksperimen Taguchi Dalam Optimasi Karakteristik
Mutu. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Download