PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PENUH DALAM PENENTUAN HARGA TRANSFER Oleh : Ani Hidayati Pengertian Harga Transfer • Harga atau nilai dari produk/jasa yang dibebankan pada saat suatu divisi/pusat laba/pusat pertanggungjawaban memberikan produk/jasa kepada divisi/pusat laba/pusat pertanggungjawaban lain dalam suatu perusahaan. • Harga transfer # harga jual • Harga transfer di satu pihak (divisi yang memproduksi) merupakan pendapatan bagi pusat pertanggungg jawaban yang menyerahkan/ menjual produk atau jasa. • Dilain pihak (divisi yang membeli) merupakan biaya bagi pusat pertanggung jawaban yang menerima produk atau jasa. • Pada umumnya suatu perusahaan melakukan suatu penetapan harga transfer antara perusahaan dalam suatu group yang disebut “intracompany transfer pricing”. Latar Belakang Timbulnya Masalah Harga Transfer • Diferensiasi adalah proses pembagian pekerjaan menjadi tugas-tugas yang diperlukan untuk mencapai sasaran organisasi, dapat berbentuk vertikal dan horisontal. • Diferensiasi dapat dilakukan sebagai pelaksanaan strategi diversifikasi. …………….lanjutan • Diversifikasi merupakan proses pembentukan unit-unit organisasi untuk menghadapi berbagai lingkungan industri. • Diversifikasi biasanya ditempuh melalui proses divisionalisasi, yang merupakan pembentukan divisi-divisi yang diberi peran sebagai pusat laba. • Semakin luas tingkat diversifikasi, semakin besar kebutuhan menajemen puncak akan alat untuk mengintegrasikan berbagai divisi yang telah dibentuk. …………….lanjutan • Desentralisasi adalah pendelegasian kebebasan untuk mengambil keputusan. • Divisionalisasi tidak selalu diikuti dengan desentralisasi. Divisionalisasi yang tidak diikuti dengan desentralisasi akan menimbulkan pseudo profit centers (pusat laba tidak dalam arti sebenarnya). • Desentralisasi dapat mengambil salah satu dari 3 bentuk; (1)fungtional decentralizatio, (2)geographical decentralizatio, dan (profit decentralizatio) • Manfaat Disentralisasi; (1)manajer tingkat lebih rendah memiliki pengetahuan terbaik tentang kondisi setempat, (2)kesempatan berlatih mengelola unit organisasi, (3)motivasi berprestasi. • Kelemahan Disentralisasi; (1)keputusan manajer menguntungkan divisi yg dipimpin tapi merugikan perusahaan, (2)kecenderungan manajer memiliki sendiri unit organisasi penghasil jasa pdhl akan lebih murah jika jasa disediakan secara terpusat, (3)biaya pengumpulan&pengelolaan informasi naik Full costing Variable costing Biaya Activity-based costing Dasar Penentuan Harga Transfer Harga pasar Perhitungan Harga Transfer dengan Cost-Based Transfer Pricing Pendekatan FULL Costing UNSUR BIAYA % MARK UP Biaya produksi (Biaya nonproduksi + (y% x Aktiva penuh)) / Biaya produksi VARIABLE Costing Biaya variabel (Biaya tetap + (y% x Aktiva penuh)) / Biaya variabel ACTIVITY-BASED Costing Unit-level activity Batch-related activity Product-sustaining activity Facility-sustaining activity • Unit-level activity costs. Biaya ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang dihasilkan. Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya energi, biaya angkut. • Batch-related activity costs. Biaya ini tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah oleh fungsi produksi. Biaya ini tidak dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi dalam setiap order produksi. Contoh setup costs untuk menyiapkan mesin dan ekuipmen sebelum proses produksi, biaya angkutan bahan baku dalam pabrik, biaya inspeksi, biaya order pembelian. • Product-sustaining activity costs. Biaya ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk dan biaya mempertahankan produk agar tetap dapat dipasarkan. Contoh: desain dan pengujian produk. • Facility-sustaining activity costs. Biaya ini berhubungan dengan kegiatan untuk mempertahankan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan. Contoh: biaya depresiasi, amortisasi, asuransi. Contoh soal 1# PT X memiliki Divisi A dan Divisi B. Divisi A menghasilkan suku cadang Q ditransfer ke Divisi B. Divisi A direncanakan beroperasi pada kapasitas normal 1.000 unit, dgn taksiran biaya penuh sbb: Biaya produksi (T) Rp.50.000.000 Biaya produksi (V) Rp.150.000.000 Biaya adm.&umum (T) Rp.40.000.000 Biaya adm.&umum (V) Rp.10.000.000 Biaya pemasaran (T) Rp.15.000.000 Biaya pemasaran (V) Rp.5.000.000 + Total biaya penuh Divisi A Rp.270.000.000 Total aktiva pada awal tahun anggaran diperkirakan sebesar Rp.1.000.000.000 dan laba yang diharapkan yang dinyatakan dalam tarif kembalian investasi (rate of return on investment) sebesar 20% Cost-Based Transfer Pricing Pendekatan Full Costing Perhitungan markup Biaya adm.&umum Rp.50.000.000 Biaya pemasaran Rp.20.000.000 + Total biaya nonproduksi Rp.70.000.000 Laba yang diharapkan 20%xRp.1.000.000.000 Rp.200.000.000 + Jumlah Rp.270.000.000 Biaya produksi Rp.200.000.000 : 1.35 = 135 % …….lanjutan full costing Perhitungan harga transfer Biaya produksi + markup = Rp.200.000.000 + (135% x Rp.200.000.000) = Rp.470.000.000 atau = Rp.470.000 per unit Cost-Based Transfer Pricing Pendekatan Variabel Costing Perhitungan markup Biaya produksi T) Biaya adm.&umum (T) Biaya pemasaran (T) Total biaya tetap Laba yang diharapkan 20%xRp.1.000.000.000 Jumlah Biaya variabel Rp.50.000.000 Rp.40.000.000 Rp.15.000.000 + Rp.105.000.000 Rp.200.000.000 + Rp.305.000.000 Rp.165.000.000 : = 1.84 = 184% ……..lanjutan variabel costing Perhitungan harga transfer Biaya variabel + markup = Rp.165.000.000 + (184% x Rp.165.000.000) = Rp.468.600.000 atau = Rp.468.600 per unit Contoh soal 2# PT X memiliki Divisi A dan Divisi B. Divisi A menghasilkan suku cadang Q dan R ditransfer ke Divisi B. Divisi A direncanakan beroperasi pada kapasitas normal 1.000.000 unit suku cadang Q dan 2.000.000 unit suku cadang R. Perusahaan menggunakan pendekatan activity-based costing dalam penentuan biaya penuh dgn taksiran biaya penuh sbb: Keterangan Suku Cadang Q Suku Cadang R Unit-level activity costs Biaya standar per unit Rp.1.500 Rp.2.000 Batch-related activity costs Biaya standar per batch Rp.200.000 Rp.150.000 Product-sustaining activity costs Biaya per unit Rp.500 Rp.300 Facility-sustaining activity costs Biaya setahun Rp.200.000.000 Rp.400.000.000 Total aktiva Divisi A pada awal tahun anggaran diperkirakan sebesar Rp.1.000.000.000 dan laba yang diharapkan yang dinyatakan dalam tarif kembalian investasi (rate of return on investment) sebesar 22%. Misalkan Divisi A mentransfer 100.000 unit suku cadang Q ke Divisi B dalam bulan Januari. Jumlah tersebut diproduksi dalam 2 (dua) production run (batch). Markup untuk suku cadang Q dan R didasarkan pada unit-level activity costs dihitung sbb: Laba yang diharapkan= 22%xRp.1.000.000.000 Rp.220.000.000 Unit-level activity costs Suku cadang Q=1.000.000xRp.1.500= Rp.1.500.000.000 Suku cadang R=2.000.000xRp.2.000= Rp.4.000.000.000 + Rp.5.500.000.000 : Markup 4% Biaya penuh: Unit-level activity costs 100.000 unit @ Rp.1.500 = Rp.150.000.000 Batch-related activity costs 2 batch @ Rp.200.000 = Rp.400.000 Product-sustaining activity costs 100.000 unit @ Rp.500 = Rp.50.000.000 Facility-sustaining activity costs 100.000 unit @ Rp.200* = Rp.20.000.000 + Biaya penuh suku cadang Q = Rp.220.400.000 Markup 4% x Rp.150.000.000 = 6.000.000 Harga transfer Q *Rp.200.000.000 /1.000.000unit =Rp.226.400.000 Perhitungan Harga Transfer dengan Market-Based Transfer Pricing Penentuan harga transfer dengan metode harga pasar minus (market-price minus). Unsur pengurang; (1)potongan volume, (2)biaya penjualan, (3) komisi penjualan, (4) biaya penagihan, (5) biaya penggudangan. MASALAH DALAM PENENTUAN HARGA TRANSFER • Divisi penjual diperlakukan sebagai pusat biaya. Karena divisi penjual sangat ditentukan oleh kinerja divisi lain, sehingga laba tidak dapat mencerminkan kinerja divisi ini. Tanggung jawab divisi penjual terbatas pada pengendalian terhadap biaya. • Biaya tetap bulanan (fixed monthly charge). Produk yang ditransfer ke divisi pembeli ditentukan harga transfernya sebesar biaya variabel. Setiap bulan divisi pembeli akan dibebani dengan beban tetap bulanan, meskipun divisi tersebut tidak mentransfer produk ke divisi pembeli. Terdiri dari; (1) biaya tetap dan (2) laba. • Pembagian laba (profit sharing). Laba kontribusi yang diperoleh dibagi kepada divisi penjual dan divisi pembeli menurut perbandingan proporsi biaya variabel masing-masing divisi dalam total biaya variabel produk. • Dua perangkat harga (two sets of prices). Pada saat divisi penjual mentransfer produk ke divisi pembeli, rekening pendapatan divisi penjual dikredit sebesar jumlah unit produk yang ditransfer dikalikan dengan harga jual produk di pasar luar dikurangi dengan biaya pemasaran. Divisi pembeli dibebani sebesar biaya variabel standar. Selisih antara pendapatan dan biaya variabel tersebut dikreditkan ke rekening kantor pusat dan dieliminasi pada saat dilakukan konsolidasi laporan keuangan. Piutang Divisi Pembeli xxx Rekening koran kantor pusat xxx Pendapatan Divisi Penjual xxxx Selesai