Uploaded by Nabilah Hhm

6. Operasi dan Pengawasan Unit Filter

advertisement
PA.05
MODUL 06
OPERASI DAN PENGAWASAN
UNIT PENYARING (FILTER)
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
.
PA.05
MODUL 06
OPERASI DAN PENGAWASAN
UNIT PENYARING (FILTER)
I. DESKRIPSI MODUL
Ringkasan Topik
Penyaringan adalah suatu proses penjernihan, dimana air yang akan diolah
dilewatkan pada suatu media yang berpori (porous). Selama proses tersebut
kualitas air membaik dengan penyisihan sebagai materi yang tersuspensi dan
koloid, pengurangan jumlah bakteri dan organisme lain, dan perubahan unsurunsur kimia.
Dalam Sistim penjernihan air dimana air baku berasal dari air permukaan,
dikenal ada dua jenis penyaringan, yaitu sitem penyaringan pasir lambat dan
sistim penyaringan pasir cepat (Slow Sand Filter dan Rapid Sand Filter).
Selama proses penyaringan, kotoran-kotoran dihilangkan dari air, terakumulasi
pada butir-butir dan dalam pori-pori antara butir-butir tsb. Akibatnya ruang pori
yang efektif akan berkurang dan resisten terhadap aliran air meningkat. Efisensl
penyaringan sedikit demi sedikit akan menurun.
Setelah beberapa waktu, kehilangan tekanan menjadi tinggi, atau kualitas air
tersaring buruk, sehingga perlu dibersihkan.
Pembersihan saringan jenis saringan pasir cepat dilakukan dengan proses
pencucian. Sehubungan dengan hal tersebut dalam modul ini selain mejelaskan
prinsip-prinsip dasar penyaringan (filtrasi) juga dibahas tentang tata cara
pencucian media penyaring, serta operasi dan pemeliharaan unit filter.
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti pembelajaran modul ini diharapkan Peserta bimbingan teknis
mampu menjelaskan pengertian prinsip-prinsip dasar tentang proses
penyaringan, menjelaskan proses filtrasi dan pencucian media penyaring dan
mengetahui jenis media penyaring pada pengolahan air.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
i
PA.05
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran modul ini diharapkan Peserta bimbingan teknis
mampu :
a) Fungsi Filter dan pengertian prinsip-prinsip dasar tentang proses
penyaringan,
b) Pengertian dasar tentang proses penyaringan dengan unit Saringan Pasir
Cepat.
c) Mengetahui proses filtrasi dan pencucian media penyaring.
d) Mengoperasikan unit penyaring (Filter) dalam pengolahan air.
e) Memelihara unit penyaring (Filter) dalam pengolahan air.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
ii
PA.05
DAFTAR ISI
halaman
DESKRIPSI
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
I. PENDAHULUAN
1
II. ISTILAH DAN DEFINISI
2
III. PENYARINGAN (FILTRASI)
6
3.1
Mekanisme Penyaringan
6
3.2
Fungsi Unit Filtrasi (Filter)
7
3.3
Jenis Unit Filtrasi (Filter)
7
3.3.1
KlasifikasI berdasarkan Kecepatan filtrasi
7
3.3.2
Klasifikasi berdasarkan Cara Pencucian
7
3.3.3
Klasifikasi berdasarkan Konstruksi
10
3.3.4
Klasifikasi berdasarkan Fasa Media
10
3.3.5
Klasifikasi berdasarkan arah aliran
11
3.3.6
Klasifikasi berdasarkan Fasa Media
11
3.3.7
Klasifikasi berdasarkan arah aliran
11
3.3.8
Klasifikasi berdasarkan struktur media filter
12
3.3.9
Klasifikasi berdasarkan Aplikasi/Fungsi
13
3.4
Struktur Dan Bagian Filter
15
3.4.1
Struktur
15
3.4.2
Bagian Filter
15
IV. MENGOPERASIKAN UNIT FILTRASI
4.1
22
Aplikasi Proses Filtrasi
22
4.1.1
Filtrasi pada Proses Penyisihan Besi
22
4.1.2
Filtrasi pada Proses Penyisihan Mangan
22
4.1.3
Filtrasi untuk menurunkan Asiditas/Keasaman air
23
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
iii
PA.05
4.2
4.3
4.4
V
4.1.4
Filtrasi pada Proses Penyisihan Kesadahan
23
4.1.5
Filtrasi pada Proses Penyisihan Logam
23
4.1.6
Filter Multiguna
24
Operasional Filter
24
4.2.1
Pengisian Media Penyaring
24
4.2.2
Operasional Awal Filtrasi
26
4.2.3
Operasional Penyaringan
27
4.2.4
Awal Dan Akhir Kehilangan Tekanan
28
Gangguan Operasional Filter
29
4.3.1
Gangguan yang bersifat spesifik
29
4.3.2
Gangguan pada Kondisi Operasi Filter
29
4.3.3
Cara mengontrol gangguan
34
4.3.4
Menghilangkan gangguan
35
Operasional Pencucian
37
4.4.1
Perputaran pencucian balik
37
4.4.2
Pencucian balik otomatis
38
4.4.3
Pembuangan Media bekas Pencuci
40
4.4.4
Kondisi Operasional Pencucian Balik
40
PENGAWASAN, PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN
48
5.1
Pengawasan Operasional Filter
48
5.1.1
Pengawasan Efisiensi Filter
48
5.1.2
Pengawasan kondisi operasi Filter
49
5.1.3
Pengawasan Media filter
49
Pengontrolan Operasional Filter
50
5.2.1
Pengontrolan Media Filter
50
5.2.2
Pengontrolan Nozzle
51
5.2.3
Pengawasan terhadap Alat Ukur
51
5.2
LAMPIRAN
Sesion Note Bahan Tayang
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
iv
PA.05
DAFTAR GAMBAR
Posisi
Keterangan Gambar
halaman
Gambar III.1
Pencucian dengan Tangki Menara
8
Gambar III.2
Pencucian dengan pompa
9
Gambar III.3
Bagian-Bagian Filter
16
Gambar III.4
Bentuk dan Jenis Nozzle
20
Gambar III.5
FILTER
21
Gambar III.6
Lantai Dasar pakai Nozzle
21
Gambar IV.7
Penurunan Kecepatan Penyaringan
26
Gambar IV.8
Keretakan Pada Bidang Penyaring
31
Gambar IV.9
Bola Lumpur pada Bagian Atas Bidang Penyaring
32
Gambar IV.10
Bola Lumpur Pada Bagian Dasar Bidang Penyaring
33
Gambar IV.11
Pemindahan Kerikil
23
Gambar IV.12
Pasir yang meluap
34
Gambar IV.13
Tipe Operasional Filter
38
Gambar IV.14
Pengaturan Palung Air Pencuci
44
Gambar IV.15
Penyapuan dengan Air
45
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
v
PA.05
DAFTAR TABEL
Posisi
Keterangan Gambar
halaman
Tabel IV.1
Gangguan dalam Operasional Filter dan Cara
mengatasinya
37
Tabel IV.2
Angka Pendekatan Untuk Kecepatan Minimum
41
Pencucian Balik
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
vi
PA.05
BAB I
PENDAHULUAN
Penyaringan adalah suatu proses penjernihan, dimana air yang akan diolah dilewatkan
pada suatu media yang berpori (porous). Selama proses tersebut kualitas air membaik
dengan penyisihan sebagai materi yang tersuspensi dan koloid, pengurangan jumlah
bakteri dan organisme lain, dan perubahan unsur-unsur kimia. Dalam praktek
penjernihan air media porous yang digunakan harus berupa materi yang stabil dalam
arti material media penyaring harus kuat dan tahan bila direndap dalam air tidak cepat
hancur/mengecil dan seragam.
Dalam Sistim penjernihan air dimana air baku berasal dari air permukaan, dikenal ada
dua jenis penyaringan, yaitu sitem penyaringan pasir lambat dan sistim penyaringan
pasir cepat (Slow Sand Filter dan Rapid Sand Filter).
Pada sistem penyediaan air untuk umum dan keperluan sendiri yang agak besar, banyak
digunakan media pasir. Pada media saringan tertentu akan terjadi penetrasi kotoran
dan akumulasi dari air baku. Pasir sebagai media penyaring mempunyai keuntungan
karena pengadaannya yang mudah, harga yang relatif rendah, dan pengalaman yang
memuaskan untuk jangka waktu yang panjang. Selama proses penyaringan, kotorankotoran dihilangkan dari air, terakumulasi pada butir-butir dan dalam pori-pori antara
butir-butir tsb. Akibatnya ruang pori yang efektif akan berkurang dan resisten terhadap
aliran air meningkat. Efisensl penyaringan sedikit demi sedikit akan menurun.
Setelah beberapa waktu, kehilangan tekanan menjadi tinggi, atau kualitas air tersaring
buruk, sehingga perlu dibersihkan.
Pembersihan saringan jenis saringan pasir cepat dilakukan dengan proses pencucian.
Pencucian dilakukan dengan membalikkan air dengan kecepatan yang tinggi melalui
lapisan penyaring, di mana lapisan pasir akan terekspansl dan teraduk. Air pencuci akan
membawa kotoran-kotoran yang terakumulasi keluar dari filter. Pembersihan saringan
cepat dilakukan dengan cepat, umumnya tidak lebih dari setengah jam. Hal ini dilakukan
sesuai dengan yang dibutuhkan, untuk memelihara proses yang baik, umumnya setiap
24 - 48 jam operasi.
Sedangkan pembersihan saringan untuk jenis saringan pasir lambat dilakukan dengan
cara pengerukan/diambil lapisan bagian atas media filter ± 5 cm dikumpulkan yang
kemudian dicuci. Pencucian ini dilakukan terhadap media pasir secata bertahap sesuai
dengan kondisi dan dilakukan sampai dengan 40 – 70 % pada lapisan media penyaring.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
1
PA.05
BAB II
ISTILAH DAN DEFINISI
1.
Filtrasi (secara umum) adalah proses penghilangan (penurunan konsentrasi) zat–
zat kimia di dalam air selama air tersebut melewati suatu benda berpori ( porous )
atau suatu media filter. dalam hal tertentu bisa saja tidak hanya fase cair (air) dan
padat (media filter) tetapi juga fasa gas (udara).
Filtrasi (dalam sistem penyediaan air minum/air bersih) adalah
proses
penghilangan partakel–partikel/flok–flok halus yang lolos dari unit sedimentasi,
dimana partikel–partikel/flok–flok tersebut akan tertahan pada media penyaring
selama air melewati media tersebut.
2.
Filter (penyaring) terdiri dari bak penyaring/filter, media penyaring dan
perlengkapan untuk operasional penyaringan/filtrasi.
3.
Sistem filtrasi/penyaringan adalah semua unit filter didalam satu ipa (instalasi
pengolahan air) termasuk perpipaan (pipa dan sambungan pipa), katup dan
perlengkapan pendukung lainnya.
4.
Sistem penyaringan satu tahap adalah sistem penyaringan yang terdiri dari satu
atau beberapa unit filter (yang dipasang paralel). dengan unit tersebut dapat
dicapai tujuan penyaringan untuk satu tahap.
5.
Sistem penyaringan beberapa tahap adalah terdiri beberapa unit filter yang
tersambung secara seri dan berfungsi untuk tujuan pengolahan yang berbeda untuk
masing-masing unit filter. unit filter tersebut juga bisa dipasang dalam satu bak
besar di beberapa lantai.
6.
Kecepatan filtrasi adalah kecepatan salah satu partikel didalam air dari
supernatan mendekati/melewati media penyaring.
7.
Tekanan filtrasi adalah tekanan didalam unit filter yang terjadi pada kondisi yang
mendekati batas atas (tekanan maksimum).
8.
Beda tekanan adalah perbedaan tekanan diantara “inlet” dan “outlet” filter
9.
Kehilangan tekanan dan Hambatan pada filter adalah perbedaan diantara
tekanan sebelum dan setelah air melewati filter. bagian dari kehilangan tekanan
yang berasal dari menurunnya tekanan selama air melewati zat padat/partikel yang
tertahan pada media filter disebut hambatan filtrasi. selama proses filtrasi
hambatan akan meningkat disebabkan oleh zat padat/partikel yang tertahan
didalam pori media filter semakin bertambah banyak jumlahnya.
10. Penyumbatan pada filter terjadi bila kapasitas hidrolik filter tercapai.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
2
PA.05
11. Terobosan (Break through) adalah jika zat harus dihilangkan dari air melalui
filtrasi sudah tidak dapat lagi ditahan didalam media filter sehingga partikel ada
yang lolos dari filter, oleh karena itu kualitas air hasil penyaringan menurun, saat
mulai menurunnya kualitas air hasil penyaringan disebut break through.
12. Periode waktu filtrasi adalah waktu dari mulai filtrasi (setelah filtrat/air hasil
filtrasi awal dibuang) sampai dengan dilakukannya pencucian filter.
13. Volume efektif siklus filtrasi adalah volume efektif siklus filtrasi untuk satu
periode penyaringan adalah volume air yang dihasilkan dalam satu periode filtrasi
berdasarkan luas permukaan filter.
14. Efisiensi filtrasi adalah :
a. Perubahan konsentrasi zat dalam air selama proses filtrasi terjadi karena
interaksi antara zat di dalam air dengan bagian permukaan media filter. untuk
itu zat di dalam air harus dialirkan ke permukaan media filter dan harus
berinteraksi didalam filter tersebut.
b.
Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan konsentrasi zat yang
disaring adalah proses fisika, kimia, biokimia dan biologi. mekanisme tsb. sering
terjadi secara bersama-sama. jadi efisiensi filter adalah semua proses baik fisik
atau kimia yang menyebabkan pemisahan zat padat yang terkandung didalam
air dan mengendap pada media filter.
c.
Jika partikel di dalam air baku yang akan di saring lebih besar dari pada pori
di media filter maka ini bukan lagi proses filtrasi.
15. Penurunan efisiensi filtrasi adalah selama proses filtrasi berlangsung media
filter akan terisi oleh zat yang terkandung di dalam air sesuai dengan perubahan
konsentrasi di dalam air setelah melewati media filter dan filter tersebut akan
menurun kapasitasnya. oleh sebab itu efesiensi filter akan menurun sepanjang
proses filtrasi. dengan penambahan zat tertentu, kapasitas media penyaring juga
bisa menurun yang disebabkan oleh kehilangan tekanan yang mendekati batas atas
hidraulik.
16. Pemulihan efisiensi filtrasi adalah:
a.
Setelah satu periode penyaringan media filter di dalam filter harus
diregenerasi, ini bisa dilakukan langsung di dalam filter atau di luar filter, media
filter harus dipisahkan dari zat-zat yang terpisah dari air (misalnya dengan
adalah bahan yang digunakan untuk filtrasi sebagai bagian dari filter yang
melakukan/ meyebabkan efek filtrasi. media filter terdiri dari satu jenis atau
beberapa matmerial yang mengisi atau yang tersusun, bisa berupa zat padat
yang terkandung di air atau zat padat yang sengaja dimasukkan ke air agar
dapat menjadi bagian dari media filter. media filter dipasang pada filter diantara
aliran masuk (inlet) dan aliran keluar (outlet).
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
3
PA.05
b.
Supaya air dapat melewati media filter, media filter harus mempunyai sistem
pori terbuka. sistem pori itu disebut sebagai permukaan luar media filter,
sebagian dari pori media filter diisi dengan air yang tidak mengalir, bagian ini
disebut permukaan dalam.
17. Partikel/butiran adalah satu bagian mikroskopik dari salah satu zat padat. ukuran
partikel, permukaan partikel maupun keseragaman partikel dan bentuk partikel
menentukan sifat dari butiran partikel media filter.
18. Diameter partikel/butiran adalah :
a.
Diameter partikel dari salah satu butiran adalah batas maksimum yang sesuai
dengan lebar lubang di ayakan (sieve) yang mana telah dilewati oleh butiran
tersebut dengan batas maksimum.
b.
Campuran diantara beberapa partikel dengan diameter butiran yang berbeda
bisa di analisa dengan analisa sieving dan bisa di klasifikasi untuk beberapa
fraksi ukuran butiran.
19. Ukuran Efektif partikel adalah :
a.
Ukuran partikel dari salah satu campuran partikel yang ditentukan
berdasarkan cara tertentu dari sebuah kurva semi logaritma, hubungan antara
nilai yang lolos dari saringan (sebagai sumbu vertical) dengan ukuran ayakan
(sebagai sumbu horizontal).
b.
Ukuran Efektif butiran pasir yang digunakan untuk saringan pasir cepat pada
umumnya dari 0,500 – 0,700 mm, dan pasir lambat adalah : 0,150 – 0,350
mm bila ukuran efektif < 0,500 mm, maka partikel/flok tidak terendapkan
dan akan terjaring meluas pada permukaan lapisan media filter, menyebabkan
kehilangan tekanan segera meningkat, sebaliknya bila ukuran efektif > 0,700
mm, flok akan menerobos melalui media penyaring, menyebabkan kekeruhan
air hasil filtrasi meningkat.
20. Koefisien Keseragaman ( Uniformity Coefficient, U ) adalah perbandingan
antara partikel dari Ukuran Efektif 60% terhadap ukuran efektif 10 %,
U= d60/d10 Koefisien Keseragaman yang biasa digunalah :akan dalam sitem
saringan cepat adalah 1,2 – 1,7, untuk saringan pasir lambat 2,0 – 3,0
21. Analisa Fraksi Media Filter (Sieve Analysis) adalah :
a.
Analisis fraksi media filter dikenal dengan sebutan analisis butiran (granular)
pasir
b.
Hasil analisis diplotkan kedalam gravis yang menunjukkan hubungan
persentase berat yang lolos dengan ukuran porositas saringan. analisa ini
dilakukan untuk mendapatkan nilai ukuran efektif ( Effective Size )  D10 dan
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
4
PA.05
nilai koefisien keseragaman (Uniformity Coefficient)  D60 / D10 , dimana nilai
D10 dan D60 diperoleh dari grafik.
c.
Dengan garis itu bisa ditentukan ukuran efektif dan koefisien keseragaman
butiran pasir (lihat uraian analisa granulasi pasir).
22. Distribusi ukuran partikel adakah :
a.
Distribusi ukuran partikel didapat dari analisis granulasi pasir. untuk media
filter digunakan partikel dengan ukuran yang hampir sama.satu dengan yang
lainnya Koefisien Keseragaman  2 .
b.
Jumlah dari partikel yang mempunyai diameter yang lebih kecil atau diameter
yang lebih besar dari pada yang diperlukan dalam media filter, ditentukan
berdasarkan nilai yang ditetapkan sesuai dengan kriteria standar untuk jenis
filter dan sistem pengolahan.
23. Ambang Bebas ( Free Board ) adalah ruangan diantara pelimpah air bekas
pencucian sampai permukaan media filter.
24. Supernatan adalah campuran yang ada diantara permukaan media filter dan
permukaan air selama proses filtrasi.
25. Volume Pori adalah :
a.
volume pori terdiri dari beberapa bagian
b.
Jumlah semua pori yang ada didalam partikel ( Vpk ) misalnya dalam karbon
aktif yang bisa sebagian terbuka dan sebagian tertutup.
c.
Dari jumlah semua volume ( Vpz ) yang ada diantara butiran masing-masing
dalam satu media filter.
26. Lapisan Media Filter adalah semua partikel dan butiran yang ada didalam satu
lapisan media filter tertentu dengan ketebalan lapisan tertentu dan berat atau
densitas kerapatan tertentu disebut sebagai lapisan media filter.
27. Porositas Lapisan Media Filter adalah adalah volume yang ada diantara butiran
didalam lapisan media filter tersebut.
28. Ketebalan Lapisan adalah angka untuk ketebalan media filter yang digunakan
untuk filtrasi. Iika ada penyaring ganda atau tunggal sering kali ada lapisan
penyangga di lantai struktur yang bisa juga terdiri dari beberapa lapisan. Untuk
menentukan ketinggian/ketebalan lapisan media filter harus diperhatikan juga
ketebalan lapisan penyangga.
29. Pertumbuhan Diameter Partikel (Particle Size Growing) adalah proses
pembesaran butiran partikel disebabkan oleh endapan zat-zat diatas permukaan
partikel yang tidak bisa dihilangkan dengan proses pencucian.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
5
PA.05
BAB III
PENYARINGAN (FILTRASI)
Filtrasi adalah proses penghilangan partikel-partikel/flok-flok halus yang lolos dari unit
sedimentasi, dimana partikel-partikel/flok-flok tersebut akan tertahan pada media
penyaring selama air melewati media tersebut.
3.1 MEKANISME PENYARINGAN
Pada filtrasi dengan media berbutir, terdapat mekanisme filtrasi sebagai berikut :
a)
b)
c)
d)
e)
Penyaringan secara mekanis
Sedimentasi
Adsoprsi
Koagulasi dalam filter bed
Aktivitas biologis
a. Penyaringan secara mekanis
Penghilangan kotoran selama penyaringan terjadi karena proses penyaringan
partikel-partikel yang lebih besar daripada lubang-lubang antara butiran media
penyaring akan tertahan.
b. Sedimentasi
Partikel-partikel yang lebih kecil daripada lubang-lubang antara butiran media pasir
masih cukup besar untuk mcngendap akan mencapai permukaan butir cepat atau
lambat dan berarti harus dihilangkan dengan sedimentasi.
c. Adsorpsi
Partikel-partikel koloid yang tidak dapat dihilangkan dengan sedimentasi dapat
teradsorpsi oleh butiran media karena gaya elektrolistrik.
d. Reaksi Kimia
Kotoran yang larut dapat dirubah menjadi senyawa-senyawa yang tidak larut sehingga
dapat dihilangkan dengan Penyaringan, sedimentasi, atau adsorpsi.
e. Aktivitas Biologls
Bakteri yang hidup diatas dan didalam penyaring, yang teradsorpsi oleh butiran media,
menggunakan kotoran-kotoran anorganik dan organic sebagai makanannya, dan
merubahnya menjadi sel.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
6
PA.05
3.2 FUNGSI UNIT FILTRASI (FILTER)
Secara umum fungsi dari proses penyaringan adalah :
1. Memisahkan atau menghilangkan partikel–partikel tersuspensi, koloid terutama
partikel – partikel/dispersi halus yang tidak dapat dipisahkan secara gravitasi.
2. Penghilangan partikel–partikel/flok hasil proses koagulasi – flokulasi
3. Penyisihan koloid
4. Penghilangan dan virus
5. Mengoksidasi zat organik terlarut dan atau zat anorganik
1. Pendukung proses kimiawi dan biologis
3.3 JENIS UNIT FILTRASI (FILTER) :
3.3.1 KlasifikasI berdasarkan Kecepatan filtrasi
A. Filter lambat
Sebagai filter dengan permukaan yang besar biasanya tidak ada sistem pencucian.
Kecepatan filter biasanya hanya beberapa meter per hari. Filter lambat beroperasi
secara fisika , kimia dan biologi. Seringkali filter lambat digunakan untuk mengolah
air permukaan yang sudah didiolah terlebih dahulu atau air dengan
kekeruhan/turbidity rendah. Pada saringan pasir lambat berfungsi untuk menahan
zat-zat
yang
menyebabkan
kekeruhan,
mikroorganisme,
dan
dapat
meminimalisasikan kandungan zat organik juga dapat mengoksidasi ammonia.
B. Filter cepat
Filter cepat berbentuk bak terbuka atau tertutup dan dapat juga bermedia tunggal
atau ganda. Filter cepat dioperasikan dengan kecepatan penyaringan lebih cepat
dari kecepatan filter lambat. Kecepatan penyaringan tergantung dari syarat-syarat
proses filtrasi yaitu pada rentang kecepatan antara 3 – 50 m/jam. Kecepat filtrasi
di atas 15 m/jam biasanya terjadi bila menggunakan saringan cepat tertutup dan
bertekanan.
3.3.2 Klasifikasi berdasarkan Cara Pencucian
A. Filter dengan pencucian
Filter dengan pencucian adalah filter cepat dengan system pencucian terpasang
permanen. Untuk filter dengan tipe seperti ini bisa dilakukan pencucian yang
menyeluruh dan merata.
Terdapat beberapa kategori filter berdasarkan pencuciannya, yang pertama adalah
klasifikasi filter berdasarkan head sumber pencucian, dimana ada empat sumber
yaitu berasal dari tangki menara, pompa, bak filter lain dan dari dalam filter sendiri.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
7
PA.05
1. Tangki Menara
Pencucian dengan menggunakan tangki menara harus memperhatikan head yang
tersedia. Head muka air reservoir haruslah selalu lebih besar dari kehilangan tekanan
total di filter, mulai dari headloss di underdrain, media penyangga, media filter dan
sistem perpipaan ditambah dengan ketinggian air harus naik sampai di gutter filter.
Apabila head yang tersedia kurang, maka filter tidak akan dapat tercuci dengan baik,
dan tidak akan pernah terjadi peregangan pori media filter sehingga kotoran tidak
akan banyak yang terangkat.
TANGKI MENARA
Gambar 3.1 Pencucian dengan Tangki Menara
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
8
PA.05
2. Pompa
Sama seperti tangki menara, head yang dimiliki pompa harus lebih besar dari
kehilangan tekanan total di filter, mulai dari headloss di underdrain, media
penyangga, media filter dan sistem perpipaan ditambah dengan ketinggian air harus
naik sampai di gutter filter.
Gambar 3.2 Pencucian dengan pompa
3. Inter filter
Pencucian interfilter adalah pencucian dengan menggunakan air yang berasal dari
tampungan filter lainnya. Pada pencucian dengan metode interfilter, muka air dari
filter yang mencuci harus tinggi, maka dari itu pada umumnya filter-filter yang
menggunakan metode interfilter memiliki freeboard yang besar pada saat operasi
normal. Namun pada saat pencucian, air baku yang biasanya terbagi menjadi
sejumlah filter yang aktif (n). Pada saat pencucian karena terdapat satu filter yang
tidak beroperasi, maka air yang seharusnya masuk ke filter tersebut akan dialihkan
menuju filter lain yang aktif (tidak dicuci) sehingga mengakibatkan kenaikan tinggi
muka air. Dengan kenaikan tinggi muka air, maka head untuk mendorong pencucian
filter akan tersedia. Pertimbanagn head tetap sama seperti pencucian dengan
metode tangki menara maupun pompa yaitu head yang tersedia harus lebih besar
dari kehilangan tekanan total di filter, mulai dari headloss di underdrain, media
penyangga, media filter dan sistem perpipaan ditambah dengan ketinggian air harus
naik sampai di gutter filter.
4. Self backwash
Pencucian dengan cara self backwash memiliki wadah penampung effluent diatas
media filter. Jadi pada saat filter beroperasi normal, influen akan masuk dari atas
media 9katup backwash ditutup). Air hasil penyaringan akan terkumpul di outlet
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
9
PA.05
yang terletak diatas inlet. Pada saat backwash, katup inlet ditutup dan katup
backwash dibuka, air yang berasal dari outlet lalu di salurkan menuju ke media
dan akhirnya melimpah masuk ke pipa backwash. Syarat head dari sistem ini sama
dengan sistem lainnya, yaitu dengan cara memperhatikan headloss yang terjadi di
unit filter.
B. Filter tanpa pencucian
Filter tanpa pencucian biasanya tidak memungkinkan pencucian media filter
seluruhnya (misalnya saringan pasir lambat).
3.3.3. Klasifikasi berdasarkan Konstruksi
A. Filter terbuka
Pada filter terbuka umumnya air akan melewati media filter secara gravitasi.
Kecepatan penyaringan maksimal tergantung dari ukuran partikel, ketebalan media
filter, ketinggian supernatan didalam bak filter dan kondisi hidrolik pada system
pembuangan (drainase) dari bak filter. Dengan menurunkan tekanan di outlet
kecepatan filtrasi dapat meningkat.
B. Filter tertutup
Pada filter tertutup kecepatan filtrasi akan bertambah jika memanfaatkan tekanan
yang lebih tinggi dari tekanan atmosfir.
3.3.4. Klasifikasi berdasarkan Fasa Media
A. Filter Basah
Filter basah adalah filter dengan media tunggal atau media ganda yang terbuka
atau tertutup. Pada umumnya selama filter beroperasi, supernatan berada diatas
media filter. Hal ini yang membedakan antara filter basah dan filter kering.
B. Filter Kering
Pada filter kering air baku bersama dengan udara melewati media filter. Dalam
proses itu tidak ada supernatan diatas media filter. Ketinggian air berada dibawah
lantai dasar filter sehingga terjamin adanya oksigen yang diperlukan proses
oksidasi (contohnya untuk oksidasi amonia).
Pada filter ini terjamin terjadinya pertukaran gas (misalnya CO2,H2S,CH4) maupun
oksidasi kimia dan zat organik.
3.3.5. Klasifikasi berdasarkan arah aliran
A. Aliran dari atas ke bawah
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
10
PA.05
Proses filtrasi air minum umumnya dipakai filter dengan arah aliran dari
bawah.
atas ke
B. Aliran dari bawah ke atas
Filter dengan arah aliran dari bawah keatas bisa juga dipakai pada proses filtrasi
air minum. Dengan media filter yang mempunyai berat jenis yang lebih besar dari
berat jenis air, bisa tercapai klasifikasi/pemisahan media filter pada saat pencucian
filter. Proses pencucian filter dengan arah aliran dari bawah ke atas sama dengan
pencucian filter lainya. Kecepatan filtrasi maksimal tergantung dari berat jenis dan
ukuran partikel dari media filter. Media filter yang paling atas harus tetap stabil
selama proses filtrasi.
Ada satu kasus istimewa untuk filter dengan arah aliran air dari bawah ke atas
(refiltrasi flokulasi) yang mana menggunakan media filter dari plastik yang
terapung sebab berat jenisnya lebih rendah dari air
3.3.6. Klasifikasi berdasarkan Fasa Media
A. Filter Basah
Filter basah adalah filter dengan media tunggal atau media ganda yang terbuka
atau tertutup. Pada umumnya selama filter beroperasi, supernatan berada diatas
media filter. Hal ini yang membedakan antara filter basah dan filter kering.
B. Filter Kering
Pada filter kering air baku bersama dengan udara melewati media filter. Dalam
proses itu tidak ada supernatan diatas media filter. Ketinggian air berada dibawah
lantai dasar filter sehingga terjamin adanya oksigen yang diperlukan proses
oksidasi (contohnya untuk oksidasi amonia).
Pada filter ini terjamin terjadinya pertukaran gas (misalnya CO2,H2S,CH4) maupun
oksidasi kimia dan zat organik.
3.3.7. Klasifikasi berdasarkan arah aliran
A. Aliran dari atas ke bawah
Proses filtrasi air minum umumnya dipakai filter dengan arah aliran dari
bawah.
B.
atas ke
Aliran dari bawah ke atas
Filter dengan arah aliran dari bawah keatas bisa juga dipakai pada proses filtrasi
air minum. Dengan media filter yang mempunyai berat jenis yang lebih besar dari
berat jenis air, bisa tercapai klasifikasi/pemisahan media filter pada saat
pencucian filter. Proses pencucian filter dengan arah aliran dari bawah ke atas
sama dengan pencucian filter lainya. Kecepatan filtrasi maksimal tergantung dari
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
11
PA.05
berat jenis dan ukuran partikel dari media filter. Media filter yang paling atas
harus tetap stabil selama proses filtrasi.
Ada satu kasus istimewa untuk filter dengan arah aliran air dari bawah ke atas
(refiltrasi flokulasi) yang mana menggunakan media filter dari plastik yang
terapung sebab berat jenisnya lebih rendah dari air .
3.3.8. Klasifikasi berdasarkan struktur media filter
A. Media tunggal (Single media)
Filter media tunggal adalah filter terbuka atau tertutup yang bisa dicuci dan yang
mempunyai media filter dengan koefisien keseragaman media filter yang tepat.
B. Media ganda (Multi media)
Filter media ganda adalah filter dengan media filter yang mempunyai berat jenis
dan ukuran yang berbeda. Berat jenis dan ukuran partikel harus disesuaikan untuk
masing-masing lapisan supaya setelah proses pencucian semua lapisan
terendapkan berdasarkan berat jenis dan ukurannya.
Bila dilihat dari arah filtrasi dari atas media filter yang kasar akan dilewati lebih
dulu, kemudian media filter yang halus. Jika proses pencucian kurang efisien atau
ukuran partikel dan berat jenis media filter di beberapa lapisan tidak begitu
berbeda, bisa terjadi tercampurnya media filter satu dengan lainnya. Bila hal itu
terjadi, maka efisiensi media filter ganda akan hilang.
C. Filter dengan media penyerap (adsorben)
Dalam proses filtrasi dengan media penyerap di permukaan ada beberapa media
filter pembantu yang akan dicampurkan dengan air baku dan akan tertahan oleh
media filter atau elemen-elemen lainya di dalam filter.
Elemen filter didalam bak filter berupa pipa atau juga bentuk / konstruksi lainnya
di dalam bak filter. Efisiensi dengan media pembantu dapat ditingkatkan dengan
menggunakan adsorben atau material ion exchange.
D. Filter dengan media khusus
Filter dengan proses conditioning adalah filter yang mana media filter dimasukkan
beberapa saat sebelum proses filtrasi misalnya bubuk karbon aktif atau aluminium
oksida atau material ion exchange. Penambahan media pembantu terjadi disemua
bagian. Pada proses conditioning dengan karbon aktif bubuk maka larutan karbon
aktif dialirkan secara berulang-ulang (sirkulasi), sampai karbon aktif melekat/
diadsorpsi oleh media filter.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
12
PA.05
Proses filtrasi dilakukan sampai bubuk karbon di dalam media filter jenuh dengan
zat yang akan dihilangkan dari air. Kemudian dilakukan proses pencucian untuk
mengeluarkan media pembantu (karbon aktif) tersebut dari media filter.
E. Filter dengan media khusus
Filter dengan proses conditioning adalah filter yang mana media filter dimasukkan
beberapa saat sebelum proses filtrasi misalnya bubuk karbon aktif atau aluminium
oksida atau material ion exchange. Penambahan media pembantu terjadi disemua
bagian. Pada proses conditioning dengan karbon aktif bubuk maka larutan karbon
aktif dialirkan secara berulang-ulang (sirkulasi), sampai karbon aktif melekat/
diadsorpsi oleh media filter.
Proses filtrasi dilakukan sampai bubuk karbon di dalam media filter jenuh dengan
zat yang akan dihilangkan dari air. Kemudian dilakukan proses pencucian untuk
mengeluarkan media pembantu (karbon aktif) tersebut dari media filter.
3.3.9. Klasifikasi berdasarkan Aplikasi/Fungsi
A. Filter Penyaringan flok
Penyaringan Flok adalah proses yang mana ada pembentukan flok diluar media filter
dan flok tersebut akan ditahan dalam media filter tunggal atau media filter ganda.
B.
Flokulasi – Filtrasi (untuk air mengandung Fe & Mn)
Flokulasi – Filtrasi adalah kombinasi diantara flokulasi dan filtrasi yang mana
flokulan di bubuhkan langsung sebelum air masuk kedalam unit penyaring,
flokulasi terjadi didalam supernatan atas media filter dan didalam media filter.
C.
Filter kontak
Filter kontak adalah proses terjadinya kehilangan atau tertahannya zat-zat yang
akan disaring dengan cara reaksi kontak dengan material media filter atau
dengan partikel yang lengket/menempel diatas butiran di media filter misalnya
kontak katalitik reaktion untuk menghilangkan besi.
D. Filter Kontak Biologis
Filter kontak biologikal bekerja dengan prinsip kontak filtrasi karena adanya mikro
organisme yang ditempel dalam media filter.
Jika air melewati media filter dapat terjadi beberapa proses mikrobiologis.
E.
Filter Adsorpsi
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
13
PA.05
Filter Kontak ini biasanya diisi dengan material atau zat misalnya aktif karbon
atau bagian dari ion exchange atau aluminium oksida yang bisa bereaksi dengan
zat-zat tertentu atau zat-zat terlarut dalam air yang akan di saring.
F.
Filter dengan media reaktif
Penyaringan dengan media reaktif adalah jika media filter bereaksi dengan zatzat yang terkandung didalam air dan dengan reaksi itu media filter akan
berkurang misalnya untuk proses penyaringan menurunkan keasaman.
G. Filter pada seluruh bagian/Penyaringan Ruangan
Penyaringan ruangan adalah proses filtrasi yang terjadi bukan cuma di dalam
lapisan paling atas dalam media filter tetapi terjadi rata diseluruh media filter dari
atas sampai kebawah. Untuk menjamin stabilitas operasional harus diperhatikan
adalah efisiensi penyaring bisa tercapai dalam satu siklus penyaringan dengan
meningkatkan kehilangan tekan dan bukan dari penurunan atau mengurangkan
kualitas filtrasi.
H. Penyaringan pada permukaan
Penyaringan pada pembukaan adalah proses yang mana terjadi filtrasi dari zat
yang bisa disaring terutama di permukaan dari media filter.
I. Filter Kontak Biologis
Filter kontak biologikal bekerja dengan prinsip kontak filtrasi karena adanya mikro
organisme yang ditempel dalam media filter. Jika air melewati media filter dapat
terjadi beberapa proses mikrobiologis :
1. Proses aerob
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Oksidasi dari Fe2+  Fe3+
Oksidasi dari NH4+  NO3 ( melalui NO2・ )
Oksidasi dari Mn2+  Mn4+
Oksidasi dari zat organik menjadi CO2 dan air misalnya :
Oksidasi dari CH4 + 2O2  CO2 + 2H2O
bisa saja ada produk samping zat organik yang tidak diinginkan.
Oksidasi dari H2S  S atau SO42-
2. Proses an aerobik
a. Reduksi
b.
Reduksi
c.
Reduksi
d. Reduksi
dari
dari
dari
dari
NO3  N ( N2 atau NH4+ )
Fe3+  Fe2+
Mn4+  Mn2+
SO32 atau SO42  S
Pembentukan efek samping organik sebagai hasil pembusukan (misalnya metan,
asam organik, amina.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
14
PA.05
3.4. STRUKTUR DAN BAGIAN FILTER
3.4.1. Struktur
1. Filter lambat
Biasanya filter lambat dibangun dengan konstruksi sebagai bak terbuka di
permukaan tanah. Umumnya luas permukaan bak filter 1000 – 10.000 m2 dengan
kedalaman 1,5–3,5 m, dengan sistem pembuangan / drainase terpasang di lantai
dasar. Di atas sistem darinase ada lapisan penyangga dan di bagian teratas
umumnya ada media filter (pasir).
Keseragaman media filter tidak terlalu tinggi, ketebalan media filter untuk proses
operasi pertama minimal 1 m dan bisa dikurangi sampai 0,5 m selama proses
operasi. Ukuran partikel media filter umumnya 0,5–0,7 mm atau 0,7–1 mm
seringkali dipakai pasir yang tidak terpakai pada proses mengharuskan
keseragaman tinggi. Ketinggian supernatan biasanya 0,3 – 1 m. Kecepatan
penyaringan antara 0,05–0,5 m/jam, satu periode filtrasi lambat berlangsung
beberapa minggu sampai beberapa bulan. Setelah satu periode filtrasi biasanya
lapisan atas dikupas ( ketebalan lapisan 2 – 5 cm). Setelah proses pembersihan
harus ada periode adaptasi beberapa hari sebelum digunakan kembali.
2. Filter cepat
Filter cepat dilengkapi dengan alat/perlengkapan yang memungkinkan pencucian
media filter di dalam bak filter dengan air dan udara secara bersama atau terpisah
(dicuci dengan air atau udara saja atau kombinasi keduanya). Ukuran dari unit
penyaring, masing-masing dibatasi kebutuhan volume air dan udara pencuci
maupun oleh kebutuhan pembagi rata media pencuci.
Ketebalan media filter yang diperlukan biasanya 1 – 3 m dan akan semakin tinggi
dengan ukuran partikel yang semakin besar. Ruang / jangkauan diantara media
filter dan pelimpahan air pencucian harus ditentukan cukup besar, supaya selama
proses pencucian dengan ekspansi media filter, tidak ada media filter yang terbawa
bersama air bekas pencucian keluar melalui pelimpah. Disamping itu harus juga
diperhatikan agar air bekas pencucian secepat mungkin dikeluarkan dari bak filter.
3.4.2. Bagian Filter
1. Bak Filter
Bak filter adalah bagian yang terisi oleh media filter dan terdiri dari semua instalasi
pendukung yang dibutuhkan seperti pembagi rata air baku maupun media pencuci.
Bak filter terdiri dari :
a.
Saluran masuk inlet
b.
Ambang bebas ( Free board )  lihat definisi
Persyaratan pada Ambang bebas adalah :
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
15
PA.05
Untuk dapat air bekas pencucian secepat mungkin dikeluarkan dari bak
penyaring, ambang bebas harus dibuat serendah mungkin untuk filter yang
menggunakan pelimpah
c.
Tinggi minimal Ambang bebas → harus dapat menghindari media filter
terbawa keluan filter selama proses pencucian, terutama pada pencucian
dengan air dan udara atau jika ada gelembung gas.
d.
Untuk menentukan Ambang bebas → harus diperhatikan besarnya ekspansi
media filter pada saat pencucian media filter, selanjutnya tinggi ambang bebas
adalah tinggi ekspansi maksimum media filter ditambah minimal 0,3 m untuk
tingkat keamanan.
BAK FILTER
GUTTER
MEDIA PASIR
PENYANGGA
LATERALS
MANIFOLD
Gambar 3.3 Bagian-Bagian Filter
2. Saluran pelimpah
Saluran pelimpah digunakan untuk membagi rata air baku kedalam filter dan juga
untuk membuang air pencucian. Saluran pelimpah dalam filter terbuka sering kali
didisain sebagai pipa horizontal yang lurus. Dalam penyaring yang tertutup
seringkali ada dengan profil segitiga (profil gigi).
3. Dinding bagian dalam
Beberapa persyaratan untuk dinding bagian dalam :
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
16
PA.05
a.
Dinding bagian dalam harus licin  untuk mengurangi daya tahan partikel di
dinding dan untuik menjamin pencucian yang efisien.
b.
Jika dinding terbuat dari beton, permukaan dinding harus berpori sekecil
mungkin dan dapat menahan erosi. Harus dihindari adanya lapisan lain diatas
permukaan dinding beton (seperti cat dll.).
c.
Disain dinding yang terbuat dari beton harus memungkinkan terhindar dari
kebocoran/rembesan air lewat dinding, harus tahan terhadap abrasi mekani ,
oleh karena itu dinding harus mempunyai ketebalan tertentu.
d.
Jika menggunakan beton bertulang, tulangan harus harus cukup rapat dan
sudah diberi tegangan sebelum diisi beton. Selanjutnya ada lapisan penutup
beton setebal 3,5 cm diatas tulangan besi. Kepadatan campuran beton harus
diperhatikan dan harus cukup kuat.
4. Pelindung korosi
a.
Pada dinding bagian ambang bebas dilapisi keramik  untuk mempermudah
pembersihan dari kotoran (lumut, endapan dll.).
b.
Permukaan dinding dari beton harus dilapisi dengan semen berkualitas tinggi
untuk menghindari kontak material beton dengan air yang bersifat agresif.
Lapisan ini harus diulang pada periode waktu tertentu atau jika lapisan sudah
rusak.
c.
Untuk pemakaian lapisan dari zat organik harus ada panduan (CoP, SOP atau
Instruksi kerja dari pabrik/produsen).
d.
Semua lapisan yang dipergunakanharus aman dari segi higienis, bakteriologis
dan toksikologis.
5. B u k a a n
Selain saluran masuk dan saluran keluar yang ada didalam filter dan yang
diperlukan untuk operasional bias, juga harus disiapkan beberapa bukaan, sebagai
berikut :
a.
Untuk buangan dibawah dasar filter  untuk melakukan inspeksi
b.
Untuk melepaskan udara
c.
Untuk menguras habis
d.
Untuk membongkar media filter  lansung diatas dasar filter atau pada lantai
media filter.
Catatan : Jika filter terbuat dari beton pada semua tembusan pipa pada beton harus
dipasang “sealtape”. Dan beton disekitarnya harus dipadatkan dengan rapi.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
17
PA.05
6. Saluran keluar “outlet”
“Outlet“sistem perpipaan untuk mengeluarkan air hasil saringan ( effluent ) atau air
yang keluar dari filter.
7. Saluran pelepas udara
Jika ada lantai dasar penyaring dengan lapisan udara selama pencucian atau lapisan
udara pada lantai dasar penyaring yang dihasilkan selama proses penyaringan,
harus dipasang/disediakan saluran pelepas udara.
8. Lantai dasar penyaring
Lantai dasar penyaring berfungsi untuk menahan media penyangga dan media
filter, juga untuk membagi drainase air secara rata dan untuk membagi rata media
pencuci(air dan udara). Fungsi kedua akan tercapai dengan beberapa macam
bentuk lantai dasar filter dengan nozzle ( lantai dasar filter dengan nozzle ) atau
dengan sistem tanpa nozzle ( lantai dasar filter tanpa zozzle, lantai pipa drainase).
Ada beberapa tipe lantai dasar :
a.
Lantai Dasar Penyaring dengan Nozzle
Lantai dasar filter dengan terdiri dari bak besi atau plastik atau beton bertulang
dengan lubang. Nozzle akan dipasang dalam lubang tersebut.
b.
Lantai Dasar dengan Pipa
Lantai dasar dengan pipa terdri dari pipa berlubang yang berbentuk elips yang
mana akan membawa udara pencuci dan air pencuci secara merata ke dalam
bak.
c.
Lantai Dasar Tanpa Nozzle
Lantai dasar filter tanpa nozzle terdiri dari beberapa elemen penyangga (besi
profil) atau batu profil dari beton) yang tidak mempunyai isi (bagian tengah
kosong) atau bisa terdiri dari plat besi berlubang.
9. Nozzle
Hal – hal mengenai nozzle :
a.
Nozzle digunakan untuk mengambil filtrat (hasil filtrasi) dari media filter dan
juga untuk memasukkan dan membagi rata media pencuci.
b.
Nozzle filter seringkali terbuat dari plastik misalnya Polysterol, Polyamida,
Low pressure Poly etilen atau Polypropilen, ada juga yang terbuat dari
porselen atau tembaga (Copper, Cu).
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
18
PA.05
c.
Ukuran nozzle yang dibutuhkan tergantung dari ukuran lubang pada nozzle dari
sifat hidrolik dalam nozzle, dari kecepatan penyaring yang dibutuhkan dan dari
cara pencucian media filter (kecepatan minimal pencucian). Ukuran lubang
tidak boleh berubah sehingga tidak mempengaruhi fungsi filter.
d.
Ukuran lubang kepala nozzle harus sesuai dengan ukuran efektif butiran
terkecil, supaya partikel media tersebut tertahan. Sebaiknya tidak digunakan
lubang yang lebih kecil lagi sebab jika ada lubang dibawah 0,6 mm, resiko
pertumbuhan endapan sangat kecil.
e.
Bentuk nozzle harus tetap/tidak berubah dalam waktu yang lama, walaupun
sering dibongkar dan dipasang.
f.
Nozzle tipe baru sudah dilengkapi dengan pipa kecil yang menuju kebawah
lantai dasar penyaring , untuk menjaga pembagian udara pencucian dan air
pencucian secara merata.
g.
Nozzle akan dipasang dalam lantai dasar penyaring dengan drat mur, atau
sistem pasang lain.
h.
Nozzle penyaring harus mempunyai ketahanan mekanik yang tinggi. Nozzle
harus mampu bertahan terhadap pukulan, injakan (hentakan).
i.
Lubang elips untuk dilewati air hasil saringan / filtrat harus mempunyai ukuran
yang dapat menghindari bagian media filter tersumbat dalam lubang tersebut.
j.
Untuk mencapai efisiensi pencucian yang maksimal, nozzle harus dipasang
sebanyak mungkin, minimal 64 buah nozzle per m2.
k.
Jika digunakan nozzle dengan pipa udara yang menjamin adanya udara masuk
kedalam nozzle untuk seterusnya kedalam media filter, dimana udara keluar
dari lapisan udara yang ada pada lantai dasar filter, harus ada dua lubang untuk
memasukkan udara kedalam nozzle. Lubang dibagian atas untuk meratakan
udara yang masuk kedalam nozzle dan keluar menuju media filter. Lubang
dibagian bawah nozzle yang berbentuk ellips/oval, untuk membagi sisa udara,
dimana ketinggian lubang harus sama rata secara horizontal, juga air yang ada
dibawah lantai nozzle tidak boleh bergolak (mengalami turbulensi).
l.
Dalam sistem pencucian dengan kombinasi air – udara, harus dihindari
ketinggian air dibawah lantai nozzle mencapai ketinggian yang sama dengan
lubang udara diatas pipa nozzle.
m. Untuk menjamin meratanya air pencuci, nozzle harus mempunyai kehilangan
tekanan 1 kPa ( = 0,1 m kolom air) pada aliran yang diperlukan untuk
kecepatan pencucian minimal. Dengan persyaratan ini, perubahan tekanan
dibawah lantai nozzle relatif kecil dibandingkan dengan kehilangan tekanan
pada nozzle sendiri, kemudian media pencuci bisa keluar dari semua nozzle
secara merata.
n.
Jika hasil penyaringan pada tahap tertentu ada kandungan zat yang akan
dihilangkan pada tahap penyaringan berikutnya, tetapi zat tersebut sudah
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
19
PA.05
mengendap pada tahap sebelumnya ( misalnya endapan mangan pada filter
dibagian bawah pada proses penghilangan besi), resiko untuk tersumbatnya
nozzle sangat tinggi. Hal ini dapat dihindari dengan mendisain lantai dasar yang
tidak sensitif terhadap endapan.
o.
Untuk menghindari pertumbuhan mikroorganisme pada lubang nozzle ,
digunakan tembaga disekitar lubang.
Berikut ini tercantum beberapa bentuk/jenis Nozzle.
Nozel Plastik
Nozel Plastik
Nozel Plastik dengan
Cincin segel untuk
lantai beton
Nozel Plastik dengan
Cincin segel untuk
Lantai logam
Nozel Logam
Nozel Logam tangkai
panjang
Nozel pada saat
pencucian filter
dengan
Udara dan Air
Gambar 3.4. Bentuk dan Jenis Nozzle
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
20
PA.05
Gambar 3.5. FILTER
Gambar 3.6
Lantai Dasar pakai Nozzle
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
21
PA.05
BAB IV
MENGOPERASIKAN UNIT FILTRASI
4.1
APLIKASI PROSES FILTRASI :
4.1.1 Filtrasi pada Proses Penyisihan Besi
Penyaringan untuk menurunkan besi bisa dirancang sebagai filter media tunggal atau
filter media ganda sebagai filter dengan aliran air dari bawah ke atas. Proses filter untuk
menghilangkan besi berdasarkan prinsip fisika – kimia yang terjadi diatas
permukaan/didalam media filter.
Pada filter terjadi mekanisme berikut :
a. Oksidasi besi (II) bentuk terlarut yang ada dalam air tanah yang dilakukan oleh
oksidator seperti O2 dan/atau zat oksidan lainnya misalnya Kalium permanganat
(KMnO4 ) atau ozon ( O3 ) menjadi Fe (III) bentuk endapan yang bisa dipisahkan
dari air diatas permukaan partikel dan atau didalam media filter. Kecepatan proses
oksidasi itu ditentukan oleh reaksi katalitik kontak (contact catalityc reaction) pada
besi yang telah mengendap dan menempel diatas permukaan butiran.
b. Adsorpsi yaitu proses penyerapan di permukaan partikel media filter → proses ini
adalah penyerapan yang dilakukan oleh besi teroksidasi dalam bentuk hidroksida,
Fe(OH)3 yang bersifat sebagai adsorben (penyerap). Proses ini terjadi antara
adsorben yang menempel/mengendap di permukaan partikel media filter dengan
partikel–partikel teroksidasi/endapan yang masuk kedalam filter, sehingga partikel–
partikel tersebut saling bergabung membentuk partikel dengan ukuran yang lebih
besar, sehingga tertahan pada media penyaring.
Reaksi ini bisa dipercepat jika sebelumnya sudah ada besi yang terendapkan diatas
permukaan butiran madia filter, yaitu bentuk hidroksida, Fe(OH)3 yang bersifat
selain sebagai adsorben (penyerap di permukaan, juga merupakan katalis.
4.1.2 Filtrasi pada Proses Penyisihan Mangan
Mangan bisa diolah dengan proses kontak katalitik dibantu dengan fisika kimia maupun
mikrobiologi. Sebagai media penyaring sering dipakai pasir silika. Sampai sekarang
belum jelas reaksi apa yang terjadi, tetapi ada beberapa parameter yang menentukan
reaksi tersebut yaitu :
a.
b.
c.
d.
Konsentrasi oksigen terlarut
pH
Konsentrasi Besi
Konsentrasi amoniak
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
22
PA.05
e.
f.
g.
h.
Konsentrasi zat organik(membentuk kompleks)
Konsentrasi fosfat (berbagai minimum fektor)
Potensial Redoks
Konsentrasi logam berat
Proses kimia untuk menghilangkan mangan bisa dipercepat dengan menggunakan
Kalium permanganat atau ozon sebagai oksidator pada kondisi tertentu.
Untuk menentukan kriteria disain filter untuk menghilangkan mangan harus dilakukan
uji coba. Disain untuk menghilangkan mangan baru bisa ditentukan setelah dilakukan
uji coba dan perlu diadaptasikan/dioptimalisasikan dalam proses penyaringan.
Untuk menentukan kriteria disain filter untuk menghilangkan mangan harus dilakukan
uji coba. Disain untuk menghilangkan mangan baru bisa ditentukan setelah dilakukan
uji coba dan perlu diadaptasikan/dioptimalisasikan dalam proses penyaringan.
4.1.3 Filtrasi untuk menurunkan Asiditas/Keasaman air
adalah penyaring yang terbuka atau tertutup hingga media filter bereaksi dengan
ion hidrogen dari air dan kemudian bereaksi dengan CO2 yang terlarut dalam air.
Sebagai media filter bisa digunakan dolomit bakar/setengah kering, marmer, kapur
padam, dalam reaksi ini CO2 yang terlarut didalam air
bereaksi dengan zat – zat
tersebut membentuk karbonat, sehingga pH air naik seiring dengan CO2 yang
menyebabkan asiditas dalam air akan tersisihkan.
4.1.4 Filtrasi pada Proses Penyisihan Kesadahan
Salah satu cara penghilangan kesadahan atau proses Pelunakan dengan menggunakan
proses Kapur–Soda dimana dalam proses penghilangannya terjadi reaksi antara
senyawa/unsur pembentuk kesadahan dengan kapur, Ca(OH)2 dan/atau dengan Soda
Abu, Na2CO3. Hasil dari reaksi adalah endapan yang harus dipisahkan/dihilangkan, disini
membutuhkan proses filtrasi.
4.1.5 Filtrasi pada Proses Penyisihan Logam
Salah satu metode penyisihan logam adalah reaksi presipitasi dalam suasana
basa/alkalis (pada pH relatif tinggi 9 – 13 ), dimana dalam reaksinya unsur logam dalam
bentuk terlarut dalam air/cairan dikonversikan menjadi bentuk endapan yang harus
dipisahkan/dihilangkan dengan penyaringan.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
23
PA.05
4.1.6 Filter Multiguna
Dengan kondisi yang baik bisa saja beberapa tujuan dari pengolahan air dilakukan
dalam satu filter misalnya untuk menghilangkan besi dan mangan dilakukan secara
bersamaan didalam satu filter, karena filter berisi media yang berfungsi sebagai
penyaring tetapi juga sebagai :
a.
Oksidator (pasir aktif yang dilapisi MnO2)
b.
Material penukar Ion ( Zeolit, Mangan–Zeolit, Resin Kationik, Resin Anionik, Tanah
Liat dll.)
c.
Menghilangkan agresivitas (CO2 agresif) bersamaan menaikkan pH (Batu Gamping,
Marmer).
d.
Adsorben/menyerap di permukaan (Karbon Aktif → merupakan media multi guna)
berfungsi dalam :
1)
Menghilangkan warna
2)
Menghilangkan Bau
3)
Menghilangkan rasa tidak enak pada air
4)
Menyisihkan zat organik
4.2
OPERASIONAL FILTER
4.2.1 Pengisian media penyaring
1.
Persiapan Media Penyaring
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
a. Media penyaring selalu mengandung partikel yang ukurannya dibawah batas
ukuran partikel.
b. Pasir penyaring sering kali mengandung jenis pasir yang lain dan kaolin yang
mempunyai berat jenis yang lebih rendah, yang lebih mudah terabrasi, dan
menyebabkan ukuran partikel menjadi lebih kecil dan dibawah batas ukuran
minimum, terutama dalam filter dengan media ganda, bisa muncul gangguan
oleh masalah tersebut diatas.
c.
Media filter yang punya pori-pori didalam partikel/butiran, biasanya
mengandung udara didalamnya, misalnya batu lahar atau karbon aktif , harus
direndam beberapa hari atau disiram beberapa kali sebelum dipakai.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
24
PA.05
2.
Langkah-langkah pengisian media penyaring :
a.
Tahap pertama berdasarkan pengalaman, lebih sesuai untuk mengisi
0,5 m dari ketebalan media filter.
hanya
b.
Setelah itu lakukan pencucian balik dengan kecepatan paling kecil (kecepatan
minimum). Selama proses ini, semua bagian partikel yang kecil dan semua
bagian partikel dengan ukuran dibawah ukuran minimal maupun partikel
dengan berat jenis lebih rendah, akan terkumpul dekat permukaan media filter.
Lapisan paling atas pada bidang penyaring tersebut itu bisa diambil dan
dibuang.
c.
Setelah itu, fiter diisi lagi dengan media filter setebal 0,5 m , dilanjutkan
dengan langkah (2) tersebut diatas, demikian berulang-ulang sampai ketebalan
media filter yang diharapkan tercapai.
d.
Sebelum filter mulai beroperasi, media filter harus didesinfeksi. Untuk itu bisa
digunakan larutan klor/senyawa klor seperti kalsium hipoklorit (Kaporit), tablet
klor atau larutan kalium permanganat. Jika menggunakan klor/senyawa klor
sebagai deinfektan maka diatur C x T > 13.000 mg.menit/l. Konsentrasi
larutan desinfektan harus cukup tinggi dan harus kontak dengan media
penyaring cukup lama. Setelah proses desinfeksi, media penyaring dan filter
harus dicuci sampai bersih dan tidak ada sisa desinfektan didalam air yang
keluar dari filter.
4.2.2 Operasional Awal Filtrasi
Jika filter baru mulai beroperasi yang disebut “pengoperasian awal”, sering kali
diperlukan waktu untuk adaptasi proses, biasanya untuk media filter sebelum filter bisa
beroperasi dengan tingkat efisien yang diharapkan. Jika media filter ditambah atau
diganti atau telah diangkat dari bak penyaring, seringkali perlu dilakukan operasional
awal filtrasi.
1. Proses Penyaringan
Proses penyaringan dilakukan terhadap air hasil sedimentasi, dimana berfungsi
untuk menghilangkan / memisahkan flok (halus) yang tidak terendapkan/lolos dari
unit sedimentasi. Dalam mengoperasikan filter perlu prosedur yang tepat dan hatihati untuk mendapatkan hasil olahan (filtrat) yang memenuhi persyaratan.
Hal–hal berikut yang harus dilakukan dan diperhatikan dalam pengoperasian filter :
a. Ketinggian air
Ketinggian air harus dijaga pada kedalaman yang tetap yaitu :
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
25
PA.05
1,0 – 1,5 m diatas lapisan media pasir  untuk mencegah kehilangan
tekanan negatif ( head loss ) .
b.
Kecepatan penyaringan
Kecepatan penyaringan akan dijaga pada ketinggian yang diinginkan dengan
menggunakan suatu kontrol.
Kecepatan penyaringan dijaga pada ketinggian yang diinginkan dengan
menggunakan sistem kontrol dengan cara :
1)
Pengontrolan kecepatan aliran
2)
Variabel berkurangnya kecepatan penyaringan
Berkurangnya kecepatan aliran dapat dilihat pada gambar :
K
E
C
E
P
A
T
A
N
F
I
L
T
R
A
S
I
Kenaikan kecepatandisebabkan oleh
filter bekerja setelah pencucian
Kecepatan konstan
Kecepatan menurun
Filter bersih (awal
filter beroperasi)
Lamanya
filter
Filter kotor
(waktunya
Filter kotor
(waktunya
Lamanya
Filter
Beroperasi
(waktu)
beroperasi
(waktu) Pencucian)
untuk pencucian)
Gambar 4.7.
Penurunan Kecepatan Penyaringan
2. Pengontrolan Kecepatan aliran
Pengontrolan aliran dilakukan untuk mempertahankan kecepatan tetap
penyaringan, yang diinginkan biasanya 120 m/hari untuk penyaringan cepat dan
240 – 350 m/hari, untuk kecepatan penyaringan yang tinggi pada filter dengan
media ganda ( Pasir – Antrasit ).
Proses filtrasi yang terus menerus dan zat-zat tersuspensi yang tertahan/berkumpul
pada bidang penyaring, menyebabkan kenaikan kehilangan tekanan (head loss).
Untuk mengatasi kenaikan ini, katup alat pengontrol dibuka secara bertahap.
Apabila katup terbuka secara penuh, kerja penyaringan harus diakhiri.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
26
PA.05
3. Variabel berkurangnya Kecepatan penyaringan
Seperti ditunjukan oleh gambar 4.7 kecepatan penyaringan tidak tetap seperti yang
diinginkan untuk metode ini. Pada awal proses filtrasi, kecepatan penyaringan
tinggi, semakin lama kecepatan akan menurun karena saringan menjadi kotor dan
kehilangan tekanan bertambah. Oleh karena akumulasi kotoran pada bidang
penyaring, maka filter perlu dibersihkan dengan pencucian, dengan beberapa
tujuan diantaranya untuk mengembalikan kecepatan kepada nilai yang diinginkan.
4.2.3 Operasional Penyaringan :
1. Operasional Konstan
Operasional yang optimal adalah operasinal konstan tanpa gangguan dan tanpa
berhenti (lihat gambar .........). Juga termasuk aliran yang tidak terlalu berfluktuasi
secara kualitas dan kuantitas. Selama perencanaan disain filter, harus diperhatikan
operasional optimal biasanya cuma bisa dilakukan dengan terbatas sekali.
2. Operasional dengan variasi beban
Beberapa kejadian operasional filter dengan variasi beban adalah :
a.
Dalam beberapa proses penyaringan perubahan beban terhadap sistem
penyaringan bisa mengakibatkan kualitas hasil penyaringan yang menurun.
b.
Pada penghilangan besi dan mangan, terutama dalam IPA yang menggunakan
penyaringan bertahap, penghilangan mangan bisa saja terjadi dalam tahap
penghilangan besi, jika tahap pertama (penghilangan besi) tidak diberi beban
sesuai dengan disain (operasional dengan beban lebih rendah). Kejadian tersebut
bisa terjadi pada lapisan bagian bawah yang bisa mempengaruhi lapisan
penyangga dan nozzle.
c.
Dolomit setengah kering bisa lengket jika bebannya terlalu rendah. Dalam kasus ini
dianjurkan untuk menghentikan operasional salah satu (beberapa) unit filter,
tergantung jumlah bebannya. Dalam modus operasional seperti ini, unit filter perlu
bekerja secara bergiliran (jika ada filter yang berhenti beroperasi harus ada filter
lainnya yang bekerja sebagai pengganti) dan jika diperlukan, lakukan pencucian
lebih sering.
d.
Dengan menggunakan karbon aktif sebagai media filter, sering terjadi hubungan
diantara kualitas air hasil saringan dan kualitas air baku. Pada umumnya kualitas
air hasil saringan meningkat jika beban menurun, tetapi bisa juga jika karbon aktif
sudah banyak terisi, ada sebagian dari zat-zat yang tertahan (diadsorpsi) didalam
karbon aktif.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
27
PA.05
e.
Jika menggunakan karbon aktif perlu juga memperhatikan kebutuhan oksigen
dalam media filter yang mulai sangat penting jika aliran kecil. Jika operasional filter
dihentikan dan jika masih ada beban didalamnya (zat-zat yang diadsorpsi dari air
baku), maka akan timbul masalah disebabkan oleh kondisi anaerobik yang terjadi
pada media penyaring.
4.2.4 Awal dan Akhir Kehilangan tekanan
1. Awal kehilangan tekanan
Apabila saringan mulai bekerja, permulaan kehilangan tekanan harus 10 – 20 cm.
Bila permulaan kehilangan tekanan kurang dari 10 cm atau lebih dari 20 cm, akan
menyebabkan kekeruhan air hasil saringan meningkat, disebabkan oleh terjadinya
terobosan ( break through). Untuk ini media penyaring serta lapisan penyangga harus
diperiksa serta mencari cara yang lebih baik untuk membuat saringan pasir tetap
bersih.
2. Akhir kehilangan tekanan
Jika sebuah saringan dioperasikan dengan tekanan dalam bidang penyaring kurang
dari tekanan atmosfir, dikenal sebagai tekanan negatif dan apabila kelebihan
kehilangan tekanan negatif berkelanjutan, maka udara yang terlarut didalam air,
akan keluar dari air, berupa gelembung-gelembung diantara media penyaring.
Tekanan negatif yang terjadi didalam saringan adalah kurang dari 1,5 m tinggi air
diatas ekspansi bidang penyaring. Penyaringan harus dihentikan pada kehilangan
tekanan kira-kira 1,4 m, untuk mencegah tekanan negatif.
Udara berikatan dalam lapisan media penyaring, menyebabkan efektifitas permukaan
bidang penyaring rendah, atau membuat hambatan pada bidang penyaring dan
meningkatkan kekeruhan air hasil saringan, sehingga bekerjanya saringan sangat
singkat.
Untuk mencegah ikatan udara, ketinggian air diatas permukaan bidang penyaring (
supernatan) paling sedikit satu ( 1 ) meter, pada akhir kehilangan tekanan harus
kurang dari dua ( 2 ) meter.
Apabila kehilangan tekanan mencapai titik akhir , operasional / bekerjanya filter telah
selesai dan harus dilakukan pencucian media penyaring. Pencucian dilakukan
bersama-sama dengan pencucian permukaan atau pencucian dengan kombinasi
udara dan air, supaya hasil lebih bersih.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
28
PA.05
4.3
GANGGUAN OPERASIONAL FILTER
4.3.1 Gangguan yang bersifat spesifik
Dalam bab ini tidak dibahas gangguan teknis, hanya gangguan dalam proses filtrasi
yang spesifik dan berdasarkan pengalaman, seperti :
1.
Penyumbatan (clogging) dan pelengketan antara media filter dan media penyangga
2.
Penyumbatan nozzle filter
3.
Pergeseran media penyangga
4.
Perubahan ukuran diameter efektif partikel disebabkan oleh tegangan mekanik
(mechanical stress) media filter (terutama untuk media filter yang kurang keras /
lunak dan dikombinasikan dengan pencucian udara mengakibatkan penipisan
ukuran partikel).
5.
Perubahan ekspansi lapisan media filter  disebabkan oleh perubahan berat jenis
media filter, misalnya disebabkan oleh endapan yang menempel kuat/lengket pada
permukaan butiran media filter dan pertumbuhan partikel akibat reaksi kimia.
6.
Pergeseran media filter disebabkan pencucian yang tidak sempurna dan jika media
filter sudah berubah.
7.
Distribusi/pembagian media pencuci tidak merata
8.
Proses mikrobiologis yang tidak diinginkan, seperti jika pada bagian filter ada
kondisi yang anaerobik akan menghasilkan gas metan, H2S dll.
4.3.2 Gangguan pada Kondisi Operasi Filter
1. Pelepasan gas
Dengan perubahan tekanan dalam media filter bisa menjadi gas yang terlarut dalam
air dan keluar dari air. Hal ini disebabkan misalnya oleh perubahan kecepatan
penyaringan/filtrasi , perubahan tekanan, kehilangan tekanan yang meningkat
disebabkan oleh pencemaran atau keadaan super saturasi (over saturation) udara
atau nitrogen terlarut didalam air (jika dilakukan aerasi dengan tekanan tinggi
sebelum penyaringan dalam reaktor/tangki untuk penghilangan besi atau mangan
dengan cara aerasi/ menggunakan oksidator O2 dari udara).
Alasan lain adanya perbedaan tinggi diantara bronkaptering dan IPA. Udara/gas
yang dilepaskan kedalam media filter, pengaruhnya sama seperti
pencemaran/beban zat-zat di dalam media filter.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
29
PA.05
Pelepasan gas ini dan akibatnya bisa dikurangi atau dihindari dengan melakukan,
yaitu :
a.
Meningkatkan supernatan
b.
Melakukan pencucian filter lebih sering
c.
Merubah susunan media filter untuk filter dengan media ganda
d.
Memasang cascade sebelum air masuk kedalam filter
e.
Pasang pelepas gas pada lantai dasar filter
Udara yang terperangkap pada pori-pori media filter, bisa dihilangkan dengan
operasional periodik dengan cara melakukan pada beberapa kali selama periode
penyaringan berlangsung, dengan menghentikan aliran air baku, kemudian
mengalirkan air pencuci secara pendek dan sebentar, maka gas-gas yang
terperangkap didalam media filter bisa dihilangkan.
2. Kekurangan Oksigen (O2)
Salah satu masalah lain adalah kebutuhan oksigen yang disebabkan oleh akumulasi
zat-zat organic yang biodegriable didalam media filter. Jika air baku mengandung
zat organik yang biodegriable secara biologik, misalnya metan, ammonia, bisa saja
kebutuhan oksigen didalam media filter lebih tinggi daripada konsentrasi oksigen
terlarut didalam air baku, sebelum masuk ke dalam penyaring. Dengan itu bisa
muncul kondisi anaerobik didalam media filter yang bisa menyebabkan bau dan rasa
tidak enak terhadap air yang disaring.
Kekurangan Oksigen bisa diatasi :
a.
Melakulan ozonisasi
b.
Meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut sebelum masuk ke penyaring.
c.
Melakukan aerasi air sebelum masuk kedalam filter (inlet) sebagai pre-
treatment, untuk mengatasi kekurangan Oksigen terlarut bahkan habis O2
didalam penyaring.
3. Kehilangan Media Penyaring
Sejumlah butiran media penyaring, selalu hilang selama pencucian filter
berlangsung. Hal ini tidak dapat dielakan, bila pencucian permukaan digunakan.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
30
PA.05
Perlu dipertimbangkan penyebab hilangnya butiran media penyaring adalah
membiarkan masuknya gelembung-gelembung udara kedalam pipa pencucian balik
dan pipa pencucian permukaan. Bila masalah-masalah serius terus berlangsung,
maka pencucian hanya menggunakan pencucian balik (backwashing), atau perlu
dipertimbangkan bila pencucian balik disertai dengan pencucian permukaan.
4. Keretakan pada Media Penyaring
Bagian dari media pasir (penyaring) yang terletak disepanjang dinding filter,
mempunyai tahanan terhadap tekanan lebih rendah dibandingkan dengan bagian
media pasir yang terletak dibagian lainnya, oleh karena mempunyai kehilangan
tekanan yang lebih rendah. Hal ini akan menyebabkan perbedaan tekanan pada
media pasir antara aliran kebawah dan aliran yang menyusup dari samping. Pada
awalnya pasir akan memisah dari dinding filter dan membuat celah yang dapat
diterobos oleh kotoran-kotoran tanpa bisa ditahan oleh media penyaring.
Selanjutnya terobosan kotoran tersebut akan mengendap dan mengeras. Terobosan
seperti ini akan terjadi pada bagian lainnya dari media pasir, menyebabkan terjadi
perbedaan tekanan yang berakibat terjadinya retak-retak pada bidang penyaring.
Gambar 4.8. Keretakan Pada Bidang Penyaring
5. Pengerasan Lumpur
Pengerasan lumpur atau yang dikenal dengan terbentuknya bola lumpur (mud ball).
Bola lumpur terbentuk oleh flok pasir dan kotoran-kotoran yang terkoagulasi yang
mengelompok dan mengeras.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
31
PA.05
Jika ada pengerasan media bisa membentuk saluran kecil dalam media filter yang
mengakibatkan penurunan kualitas air hasil penyaringan. Jika sudah terjadi
pengerasan atau aglomerasi yang lebih besar umumnya sulit untuk memecahkan
pengerasan itu dengan kapasitas sistem pencucian sesuai desain semula.
Pelekatan media filter disebabkan oleh beban yang berlebihan karena periode
waktu penyaringan yang terlalu lama.
Terjadinya bola lumpur dan terjadinya retak-retak pada bidang penyaring, terutama
disebabkan penggunaan media penyaring dengan ukuran efektif yang tidak sesuai
(memenuhi kriteria), yaitu terlalu kecil.
Kecepatan aliran pencucian balik yang rendah merupakan salah satu penyebab
terbentuknya bola lumpur, karena gesekan antar butiran tidak mampu melepaskan
kotoran yang menempel pada butiran tersebut, sebaliknya pada aliran pencucian
balik yang terlalu tinggi, dapat menurunkan daya gesek antar butiran.
Cara mengatasi gangguan retak–retak dan terjadinya bola lumpur :
a.
Hindari penggunaan media penyaring dengan ukuran efektif yang tidak sesuai
(tidak memenuhi kriteria), yaitu terlalu kecil.
b.
Atur kecepatan pencucian balik tidak terlalu kecil/rendah untuk menghindari
gesekan antar butiran tidak mampu melepaskan kotoran yang menempel pada
butiran. Sebaliknya atur kecepatan pencucian balik tidak terlalu tinggi karena
dapat menurunkan daya gesek antar butiran.
c.
Tingkatkan pengawasan pada operasional filtrasi terhadap resiko adanya
pengerasan lumpu sangat tinggi jika operasi penyaringan digunakan untuk
menurunkan keasaman dengan dolomit setengah kering.
Gambar 4.9.
Bola Lumpur pada Bagian Atas
Bidang Penyaring
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
32
PA.05
Gambar 4.10 Bola Lumpur
Pada Bagian Dasar Bidang
Penyaring
Gambar 4.11.
Pemindahan Kerikil
6. Pemindahan Kerikil :
Pemindahan kerikil berarti tidak meratanya permukaan lapisan kerikil
(sebagai lapisan penyangga).
Pemindahan kerikil terjadi pada kasus :
a.
Pada saat pencucian balik dimulai, katup pencucian balik dibuka terlalu cepat,
sehingga kerikil akan terbawa masuk kedalam bidang pasir penyaring.
b.
Bila saluran pembuangan bagian bawah (underdrain) tersumbat, akan terjadi
distribusi air pencuci yang tidak merata, sehingga pasir akan meluap, seperti
terlihat pada gambar 4.10 dan 4.11
Akibat adanya pemindahan kerikil secara luar biasa, kemungkinan akan
menghasilkan menurunnya kualitas air hasil saringan.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
33
PA.05
Batas lapisan pasir
sebelum dicuci
Gambar 4.12. Pasir yang meluap
4.3.3
Cara mengontrol gangguan :
Untuk mengontrol proses operasional, harus ada beberapa parameter yang perlu dicatat
:
1. Aliran
a.
Air baku
b.
Air hasil saringan ( effluent )
c.
Volume air pencuci
d.
Volume udara pencuci
Untuk menyeleksi jenis dan posisi alat untuk mengukur volume (magnetic inductive
venturi meter) harus diperhatikan bahwa alat ini mudah pemeliharaannya, mudah
untuk melepas udara yang terkumpul didalamnya dan mudah untuk kalibrasinya.
Selain itu juga perlu diperhatikan ada bagian pipa sebelum dan sesudah alat ukur
yang lurus untuk menjaga hasil pengukuran agar tetap akurat.
2. Tekanan dan beda tekanan
Tekanan harus diukur pada titik sebagai berikut :
a. Pengukuran tekanan di inlet
b. Pengukuran tekanan di saluran air pencuci
c. Pengukuran tekanan di pipa saluran udara pencuci
d. Pengukuran tekanan di outlet
Perbedaan tekanan harus diukur pada titik sebagai berikut :
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
34
PA.05
a.
Pengukuran beda tekanan diantara inlet dan outlet, untuk mengukur kehilangan
tekanan dalam unit filter tersebut.
b.
Pengukuran beda tekanan pada inlet dan outlet dari suatu system penyaringan
(bisa meliputi beberap unit filter), untuk mengukur kehilangan pada suatu
sistem lengkap.
3. Kualitas air
Tergantung dari tujuan proses penyaringan, ada beberapa parameter yang perlu
diukur. Untuk setiap unit filter harus ada tempat pengambilan sampel dalam jumlah
yang cukup banyak. Harus diperhatikan bahwa sampel air tidak dipengaruhi oleh
bahan-bahan yang tidak cocok untuk pengambilan sampel air atau ada kesalahan
konstruksi yang bisa mempengaruhi akurasi hasil pemeriksaan.
4. Pengukuran lain-lain
Jika ada resiko penyumbatan dari lantai dasar nozzle, dianjurkan untuk mengukur
kehilangan tekanan di lantai dasar filter. Misalnya dalam kasus tahap pertama untuk
beberapa filter bertahap (penghilangan besi dalam tahap pertama).
Selain itu perlu juga didapat informasi penting lainnya dari beberapa tempat
pengukuran tekanan yang dibagi secara vertikal sepanjang tinggi media filter.
4.3.4 Menghilangkan gangguan
Untuk menghilangkan gangguan yang tersebut diatas, ada beberapa usulan petunjuk :
1.
Pengerasan dan pelekatan pada media filter dapat dideteksi dengan pemeriksaan
lapisan media seluruh ketinggian media. Tanda-tanda awal adalah menurunnya
kecepatan pencucian yang drastis, dan selanjutnya mengurangi periode waktu
penyaringan dan menurunnya kualitas air hasil penyaringan. Jika terjadi hal itu,
intensitas dan frekuensi pencucian mungkin bisa ditingkatkan.
2.
Untuk menghindari terbentuknya bola lumpur , perhatian ditujukan pada :
a. Ukuran efektif partikel media penyaring  harus lebih besar (jangan terlalu
kecil), supaya penetrasi kotoran dipermukaan bidang penyaring bisa lebih dalam
dan menghindari terjadinya perbedaan tekanan yang besar.
b. Jangka waktu pencucian
c. Daya
gesek
antar
butiran
ditingkatkan
dengan
melakukan
pengadukan/pergolakan selama pencucian balik berlangsung, atau lakukan
terlebih dahulu penyemprotan pada permukaan bidang penyaring (surface
wash).
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
35
PA.05
3. Jika ada penyumbatan pada nozzle, maka dari awal terjadi peningkatan kehilangan
tekanan / hambatan selama pencucian berlangsung, dan selanjutnya akan terjadi
peningkatan kehilangan tekanan selama filtrasi. Nozzle bisa tersumbat karena ada
proses perubahan bentuk besi atau mangan terlarut menjadi endapan yang belum
sempurna, dan berlangsung di dalam nozzle. Jika ini terjadi, harus dijamin proses
oksidasi ion besi dan mangan terlarut menjadi endapan sempurna sebelum air
melewati nozzle.
4. Alasan lain yang bisa menyebabkan penyumbatan pada nozzle, adalah terlepasnya
pasir halus/semen dari dinding beton bak penampung air pencuci atau dari dinding
filter itu sendiri. Indikasi kejadian seperti ini, yaitu dengan adanya peningkatan
kehilangan tekanan/hambatan atau dengan pemeriksaan zat padat (kekeruhan)
yang terkandung di air hasil pencucian. Dalam kasus ini, lapisan dinding perlu
direhabilitasi.
Pasir halus / semen yang terlepas tersebut, dapat disebabkan oleh:
a.
Beton yang kualitasnya jelek (campuran beton yang tidak sesuai, pemisahan di
lapisan luar, bahan moulding yang tidak cocok/kurang dipadatkan, tidak ada
atau salah dalam melakukan pemeliharaan pascakonstruksi.
b.
Air yang agresif terhadap beton (pH < 6 ).
5. Jika ada geseran pada lapisan penyangga dan dari lapisan media filter, bisa dideteksi
dengan terjadinya kelainan dalam :
a. Tidak meratanya pengendapan media filter setelah pencucian
Untuk mengatasi masalah itu, bisa dengan cara menata ulang lapisan media
filter.
b. Perlu mempertimbangkan pemilihan lapisan filter yang lebih stabil. Bisa saja
sistem injeksi media pencucian perlu diubah supaya lebih merata.
c.
Sering kali geseran lapisan penyangga disebabkan oleh aplikasi pencucian
kombinasi air dan udara yang tidak sesuai. Dalam kasus itu, perlu diatur ulang
program pencucian.
6. Perubahan kecepatan pencucian minimal yang disebabkan oleh perubahan berat
jenis media filter, hanya bisa terjadi pada filter uji.
7.
Jika kecepatan pencucian minimal bisa tercapai lagi dengan konfigurasi sistem
pencucian di filter tersebut, media prnyaring perlu diganti.
8.
Untuk menghindari penggantian media penyaring , mungkin bisa dilakukan
intensifikasi pencucian, tetapi harus dijamin terlebih dahulu , bahwa tidak ada
media filter yang mengalami tegangan/tekanan mekanik yang berlebih.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
36
PA.05
9. Media penyaring perlu diangkat, jika terjadi pengerasan butiran penyaring dan
bila hal ini terjadi, biasanya lapisan penyanggapun harus diangkat. Pengangkatan
media filter secara manual sangat berat, maka bisa menggunakan pompa injeksi
dengan sumber tenaga air.
Tabel 1. Gangguan dalam Operasional Filter
dan Cara mengatasinya
Indikasi
Penurunan
Kapasitas
Saringan
Disebabkan oleh
Cara
menghindari/mengatasi
Kelebihan butiran media yang
berdiameter dibawah batas
minimum untuk media dengan berat
jenis yang sama
Mengangkat lapisan media filter
yang bermasalah (5 – 10 cm)
Pelepasan gelembung udara
Adanya udara terjebak di dalam filter
Pertumbuhan partikel media
(penurunan free board)
Kehilangan
Media Filter
Nozzle rusak
Program pencucian (untuk kombinasi
air udara)
Ada kehilangan material media filter
(lebih kecil dari ukuran minimum
4.4
Frekuensi pencucian lebih sering
dan penghilangan udara
Pengisian diperlambat supaya
Udara bisa keluar
Mengoptimalkan pencucian
(gesekan antar partikel yang
maksimal/optimal)
Mengecek ruangan dibawah
Lantai dan mengganti Nozzle
Mengecek dan menyesuaikan
Program pencucian
Pengisian Ulang
Operasional Pencucian :
4.4.1 Perputaran pencucian balik
Pencucian adalah langkah yang penting yang menyertai proses penyaringan dan tidak
sempurnanya pencucian dapat berpengaruh terhadap proses penyaringan secara
keseluruhan.
Selama penyaringan ruang-ruang antar butiran pasir diisi oleh flok-flok yang tersaring
dan semakin lama akan semakin mengeras.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
37
PA.05
Untuk membersihkan bidang penyaring, butiran-butiran pasir harus beragitasi secara
kuat dengan tenaga air atau udara.
Pencucian dilakukan
berikut:
bila ada salah satu atau gabungan dari tanda-tanda sebagai
1.
Kehilangan tekanan mencapai batas maksimum yang diperbolehkan
2.
Terjadinya terobosan ditandai dengan meningkatnya kekeruhan air hasil
penyaringan
3.
Satu periode penyaringan biasanya membutuhkan waktu 30 – 50 jam.
Hubungan ketiga hal diatas digambarkan dalam grafik dibawah ini :
4
3
2
1
Filter
harus
diperbaiki
0
0
10
20
30
40
50
60
Operasi Filter, jam
Gambar 4.13. Tipe Operasional Filter
4.4.2 Pencucian balik otomatis
Walaupun melakukan pencucian secara manual, semua katup dan pompa untuk
pencucian bisa diatur secara otomatis dari salah satu program otomatis pencucian.
Pencucian otomatis bisa dilakukan paling sederhana dengan saklar listrik dengan
pengaturan waktu otomatis, atau dengan elektronik dan microprocessor.
Program pencucian otomatis harus bisa diubah setiap saat, untuk disesuaikan dengan
perubahan/kondisi operasional yang baru.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
38
PA.05
1.
2.
Keuntungan pencucian balik otomatis :
a.
Program pencucian dan iramanya tetap sama, sebab waktu dan jangka waktu
pencucian tidak akan berubah.
b.
Meningkatkan kepercayaan (reliability), karena jika tidak ada gangguan proses
pencucian akan berhenti secara otomatis.
Pembuangan filtrat awal
Jika diaplikasikan pencucian balik otomatis, langkah itu dapat merupakan langkah
terakhir dari program pencucian balik otomatis, sebelum kembali ke status
operasional biasa pada penyaring.
3.
Pencucian saringan media tunggal
Filter
dengan media
tunggal
seringkali dicuci mulai dengan udara
(0.5 – 3 menit) selanjutnya kombinasi udara dengan air ( 2 - 5 menit) dan terakhir
dengan air (2 – 4 menit), dengan kecepatan minimum pencucian balik.
Untuk menghindari terjadinya pemisahan partikel berdasarkan ukuran, dilakukan
dengan cara menutup katup sesegera mungkin pada saat pencucian terakhir
dengan air selesai dilakukan.
4.
Pencucian saringan media ganda
Program pencucian sangat tergantung pada konstruksi saringan. Pada dasarnya
ketinggian air dalam filter selama pencucian harus diturunkan, untuk menghindari
dibawanya/diangkatnya media filter oleh gelembung udara.
Saringan media ganda yang umum dilengkapi dengan kantong lumpur dan
mempunyai ambang bebas yang sesuai dengan ekspansi media filter, saringan jenis
tidak bisa dicuci dengan cara kombinasi air dan udara.
Saringan media ganda ini harus dicuci dengan udara (0.5 – 3 menit) selanjutnya
dengan air (2 – 6 menit) dengan kecepatan minimum pencucian balik. Sering kali
program pencucian seperti ini tidak cukup baik. Dalam kasus ini (missal:
penyaringan flok dan flokulasi-filtrasi), sering digunakan pencucian awal dengan
air. Dengan pencucian awal ini (2 – 3 menit) kebanyakan zat yang ada pada lapisan
atas media penyaring dapat dikeluarkan dengan mudah.
Saringan media ganda yang berbeda konstruksi dengan yang tersebut diatas, yang
mempunyai ambang bebas yang cukup tinggi (+ 2 meter) bisa dicuci balik dengan
kombinasi udara dan air. Lamanya langkah pencucian kombinasi udara dan air dan
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
39
PA.05
lamanya pencucian terakhir dengan air tergantung pada volume air yang ada di
dalam saringan maupun kecepatan pencucian.
Untuk semua jenis saringan media ganda, kecepatan pada akhir pencucian harus
dapat menjamin bahwa semua lapisan media filter akan tertata kembali dengan
baik. Selain dengan cara diatas, hal ini dapat tercapat dengan cara menutup katup
air pencucian secara perlahan-lahan.
4.4.3
Pembuangan Media bekas Pencuci
1. Pembuangan Air bekas Pencuci
a. Jika ada free board yang sangat tinggi, dianjurkan untuk membuat beberapa
lubang, misalnya katup pencuci, yang dipasang dibagian lebih rendah dari free
board. Ini dilakukan untuk memungkinkan pembuangan air pencuci yang lebih
cepat jika diperlukan.
b. Jika unit penyaringnya berpermukaan luas, harus diperhatikan jangkauan yang
dilewati oleh air pencuci dari permukaan media penyaring ke saluran pelimpah
tidak boleh lebih dari 2,5 m. Jika permukaan penyaring lebih lebar dari 2,5 m,
dianjurkan ada dua saluran pelimpah di sebelah kiri dan kanan. Walaupun ada
dua saluran pelimpah, penyaring tidak boleh lebih lebar dari 3 m. Juga
dianjurkan saluran pelimpah tidak ada di tengah permukaan penyaring. Tepi
saluran pelimpah harus lurus horizontal dan tidak boleh tenggelam selama
proses pencucian.
c. Lantai dasar dari saluran pelimpah harus menuju miring ke arah pembuangan.
2. Udara bekas Pencuci
Tidak ada persyaratan khusus.
4.4.4
Kondisi Operasional Pencucian Balik
1. Kecepatan Pencucian
Kecepatan pencucian harus cukup tinggi untuk menjamin:
a.
Semua zat padat yang tertahan pada media penyaringa terangkat , dalam hal
ini perlu diperhatikan berat jenis dari zat padat yang tertahan pada media
penyaring.
b.
Kedudukan partikel media penyaring dilonggarkan supaya partikel-partikel
bebas bergerak dan saling bergesekan (lihat Pemilihan Media Filter ),
2. Kecepatan minimum pencucian balik (untuk air)
Istilah kecepatan minimum pencucian balik hanya berlaku untuk air sebagai media
pencuci. Istilah ini digunakan untuk menentukan kecepatan pencucian dimana
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
40
PA.05
menyebabkan adanya gerakan dari semua partikel media filter di dalam unit filter.
Jika pencucian dikombinasi dengan udara kecepatan pencucian akan lebih kecil bila
dibandingkan dengan pencucian dengan menggunakan air saja.
Kecepatan minimum pencucian balik tercapai jika semua partikel dari media filter
telah bergerak paling sedikit sekali.
Kecepatan minimum pencucian balik sebaiknya ditentukan melalui percobaam
dengan filter uji secara eksperimental. Bisa juga dihitung berdasarkan ukuran
partikel efisien dan berat jenis media filter.
Jika menentukan kecepatan mimimum pencucian balik dilakukan dengan
matematik, harus diperhatikan media filter tidak ada dalam ukuran dan bentuk
partikel yang sama.
Dalam operasional sehari-hari direkomendasikan untuk mengecek kecepatan
minimum pencucian balik yang dulu telah ditentukan melalui percobaan filter uji.
Kecepatan minimum pencucian balik bisa diubah disebabkan oleh perubahan berat
jenis dan atau pertumbuhan ukuran partikel. Direkomendasikan semua pompa air
pencuci, pipa, dan katup maupun perlengkapan pipa didesain untuk bisa digunakan
dengan kecepatan minimum pencucian balik yang 10% lebih besar dari pada
kecepatan minimum pencucian balik yang telah ditentukan melalui percobaan filter
uji.
Dalam tabel 2. ada beberapa angka untuk kecepatan minimum pencucian balik,
berdasarkan pengalaman dilapangan untuk beberapa media filter, dengan
menggunakan kecepatan yang disebutkan dalam tabel, ekspansi media filter akan
20% – 25%.
Tabel 2. Angka Pendekatan Untuk Kecepatan Minimum
Pencucian Balik
Jenis media filter
Ukuran partikel
(mm)
Kecepatan minimum
pencucian balik (m/jam)
Pasir penyaring
0.63 – 1.0
50 – 55
Pasir penyaring
0.71 – 1.25
60 - 65
Antrasit
0.8 – 1.6
40 – 50
Antrasit
1.6 – 2.5
60 – 80
0.8 – 1.6
30 – 35
1.5 – 2.5
45 – 50
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
41
PA.05
3. Ekspansi media filter
Ekspansi media filter bukan kriteria penyeleksian media untuk filter media ganda,
karena akan terdapat perbedaan untuk beberapa media filter yang berbeda berat
jenisnya dan ukuran partikelnya, dengan kecepatan minimum pencucian balik yang
sama. Ekspansi media filter penting untuk menghitung free board (lihat bagian
sebelumnya).
Dengan arah aliran media pencucian yang berlawanan dengan gravitasi dan dengan
aliran yang cukup besar bisa terjadi ekspansi media filter. Hal ini terjadi karena
adanya tahanan gesekan air terhadap butiran media filter maupun daya apung
media filter didalam air lebih besar daripada gaya gravitasi butiran.
Jika kondisi ini tercapai ekspansi media filter akan semakin besar seiring dengan
semakin ditingkatkannya kecepatan pencucian. Media filter dengan ukuran butiran
yang kecil bisa direnggangkan / dilonggarkan dengan kecepatan pencucian yang
lebih kecil dibandingkan media filter dengan ukuran butiran yang lebih besar dan
dengan berat jenis yang sama. Selain itu ekspansi media filter tergantung dari
koefisien keseragaman media filter. Untuk mendapatkan efek pencucian yang baik
perlu diperhatikan ekspansi minimal dari media filter tersebut.
Untuk filter dengan proses filtrasi menggunakan arah aliran dari bawah ke atas
dan arah aliran pencucian dari atas ke bawah, akan terjadi ekspansi media filter ke
arah bawah.
Ekspansi lapisan penyaring yang terdiri dari pasir kasar dimana memerlukan
kecepatan pencucian yang besar, kecepatan dapat dikurangi bila media penyaring
diganti dengan material yang mempunyai berat jenis lebih kecil, tetapi periode
waktu penyaringan menjadi lebih panjang ( 10 – 20 menit ) untuk mencapai
pencucian yang sempurna.
Untuk menghitung ekspansi bidang penyaring pada prores pencucian balik,
menggunakan rumus :
Le – L
E = ------------ x 100 %
L
dimana :
E = persentase kenaikan ketebalan bidang penyaring
Le = Ketebalan bidang penyaring selama pencucian balik (ketebalan saat
bidang penyaring berekspansi)
L = Ketebalan bidang penyaring
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
42
PA.05
Batas nilai ekspansi ( E ) yang disyaratkan adalah : 10 – 30 % → jika nilai E <
10 % maka pasir tidak cukup bergolak untuk saling bergesekan melepaskan
kotoran dan jika nilai E > 30 %
air bekas pencucian.
→ maka pasir halus akan ikut terbuang bersama
4. Kebutuhan waktu pencucian
Adalah waktu yang dibutuhkan untuk semua langkah pencucian atau jumlah
waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing langkah pencucian.
5. Tekanan pencucian
Tekanan pencucian adalah tekanan pada waktu pencucian yang ada pada pompa
untuk media pencuci misalnya pada pompa air adalah tekanan pencucian dengan
air atau pada kompresor adalah tekanan pencucian dengan udara yang dibutuhkan
untuk mengatasi semua kehilangan tekanan yang terjadi didalam sistem perpipaan
sebelum filter berada pada kecepatan minimal pencucian ditambah dengan tekanan
statis ( “static head pressure” ) yang tinggi.
6. Kebutuhan Air Pencuci
Jika air baku dari air tanah, air dari danau, maupun air permukaan hasil
penyaringan melalui tanah (banker) biasanya dibutuhkan sampai dengan 2 % dari
air hasil penyaringan (dalam kasus tertentu bisa sampai 4 %).
7. Volume Air Pencuci
Untuk melakukan pencucian dengan kecepatan minimum, perlu volume air pencuci
dalam jumlah tertentu berdasarkan luas permukaan penyaringan, ketebalan media
penyaring, ambang bebas (freeboard), penetrasi zat padat ke dalam media
penyaring dan jenis at padat, maupun beban penyaringan. Biasanya dibutuhkan
adalah 4 – 6 m3/ m2 luas permukaan penyaringan.
8. Pengeluaran Air Bekas Pencucian
Setelah melewati bidang penyaring, air pencuci bersama dengan kotoran-kotoran
yang hilang dari bukaan antar butiran pasir harus dikeluarkan melalui saluran
pembuang biasanya tersedia palung dan saluran. Sistem ini harus diatur untuk
membatasi perpindahan air buangan / air kotor bekas pencucian secara horizontal,
karena hal ini akan menyebabkan kecepatan aliran air pencuci keatas turun dengan
faktor 1,5 – 2,5 dari saat ia meninggalkan bidang penyaring.Zat partikulat
tersuspensi dengan suatu kecepatan mengendap, misalnya 1,2 x kecepatan
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
43
PA.05
pencucian balik adalah mudah untuk mengapung / naik keatas, tetapi akan lebih
mudah mengendap pada kedalaman air diatas bidang penyaring yang berekspansi.
Pada prakteknya panjangnya perpindahan secara horizontal yang diijinkan
bervariasi dari 0,75 sampai 2,5 m, lebih besar seperti terjadinya pencucian balik
pada kecepatan yang lebih tinggi dan kotoran lebih terbagi menjadi partikel yang
lebih halus dengan spesific gravity lebih kecil.
Pengaturan palung air pencuci bervariasi seperti dapat dilihat pada gambar :
Gambar 4.14 Pengaturan Palung Air Pencuci
a.
Pada filter dengan ukuran lebar palung mengeluarkan air pencuci menuju
saluran yang ada ditengah (sentral) , dimana lewat tepinya tidak ada air yang
diambil. Dengan pembilasan menggunakan air yang tersedia/disuplai ,
kedalaman air diatas bidang penyaring akan bertambah, hal ini dapat
meningkatkan jarak antara palung,
sehingga dapat menghemat biaya
konstruksi yang telah ditetapkan. Seringkali untuk tujuan ini digunakan air baku
(dengan syarat kekeruhan air baku rendah), yang dikenal dengan istilah
menyapu dengan air ( water sweep ), seperti terlihat pada gambar
dibawah ini :
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
44
PA.05
Gambar 4.15. Penyapuan dengan Air
Dengan cara ini panjang pemindahan secara horizontal dapat bertanbah
menjadi 10 m dan kadang-kadang lebih. Hal ini merupakan suatu keunggulan,
walaupun demikian perubahan tekanan dapat digunakan untuk pencucian
balik, sehingga menghasilkan distribusi air pencuci agak tidak merata.
b.
Untuk perioda terbatas , kecepatan horizontal akan meningkat dengan dengan
cara mengganti saluran pelimpah (weir) yang sudah terpasang kuat, oleh weir
yang dapat dilipat (Collapsible weir) , seperti terlihat pada gambar .......... Atau
dengan siphon, lihat gambar ........ Dengan menggunakan alat ini dapat
mengurangi kedalaman air kotor yang masih mungkin tertinggal diatas bidang
penyaring.
c.
Ditempatkan cukup dekat dengan permukaan pasir , sehingga pengeluaran
kotoran mudah dan dengan waktu yang singkat dan tidak ada air pencuci
dengan jumlah yang besar tertinggal didalam filter, setelah pencucian filter
selesai secara sempurna. Dengan kata lain tepi atas harus diatur pada jarak
minimum kira-kira 0,25 m diatas ekspansi pasir tertinggi, untuk menghindari
hilangnya pasir selama pencucian balik. Untuk alasan yang sama dasar palung
harus dipertahankan paling sedikit 0,05 m diatas ekspansi pasir (lihat gambar).
d.
Dengan ketebalan bidang penyaring sebesar 1,2 m dan ekspansi pasir selama
pencucian sebesar 20 %, ini berarti bahwa jarak vertical antara tepi atas
palung air pencuci dengan pasir yang tidak berekspansi, adalah 0,5 sampai
0,6 m, tergantung dari ukuran palung itu sendiri.
Area penampang melintang palung harus cukup lebar untuk mengangkut
sejumlah maksimum air pencuci, dengan ambang bebas paling sedikit sebesar
0,05 m, untuk menghindari terendam dan abstraksi (pemindahan) yang tidak
merata.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
45
PA.05
e.
Disain hidrolik palung, dapat diasumsikan bahwa enersi kinetik air yang turun
kedalam palung tidak berpengaruh terhadap kecepatan lateral, dimana friksi
diabaikan dan arah aliran secara substansial adalah horizontal. Kedalaman h2
pada ujung aliran keluar ( outlet ) palung, tergantung dari kondisi – kondisi
yang berlaku pada saluran tengah ( central gutter ). Selain itu kedalaman h1
dapat dihitung dengan teori momentum. Dengan gutter horizontal dari
penampang melintang persegi, lebar konstan dan debit yang keluar adalah Q
m3/detik (lihat gambar)
f.
Semua instalasi untuk membawa masuk air dan udara pencuci harus didisain
dengan cara yang bisa menjamin pembagian rata dari semua media pencuci
atas keseluruhan permukaan filter.
 Jika ada satu saluran bersama untuk air dan udara pencuci, harus dijamin
ada satu lapisan udara dalam penyaluran itu yang menjamin pembagian
udara tidak terpengaruh oleh gelombang atau turbulensi aliran air pencuci.
Persyaratan hidrolis yang dibutuhkan harus diperhatikan untuk
mengkonstruksi lantai dasar penyaring (tinggi lapisan udara, jika
menggunakan lantai dasar dengan nozzle).
 Jika dilakukan kombinasi air dan udara, harus dijamin arus air pencuci
dibawah lantai penyaring didiamkan supaya pembagian pencucian rata.
 Jika air pencuci diambil dari salah satu tangki (yang biasanya airnya
berubah-ubah) harus ada sistem penyetel secara otomatis yang bekerja
cepat dan akurat untuk menjamin aliran pencucian rata.
 Harus dijamin semua pipa yang membawa air pencuci selama proses
penyaringan biasa tidak kosong. Jika pipa air pencuci kosong, dan baru terisi
dengan cepat pada saat akan memulai pencuci, hal ini bisa menyebabkan
perpecahan pipa atau merusak pompa.
 Untuk menjamin aliran maksimal air pencuci biasanya bisa dilakukan dengan
dua alat pompa udara, dengan masing-masing 50% dari kebutuhan
maksimal aliran udara. Jika ada salah satu pompa udara yang rusak, masih
ada 50% penyediaan udara dari kebutuhan maksimal, diluar media pencuci
air. Selain itu, perlu juga ada sistem pembagian media pencuci yang
berfungsi membagi rata, jika aliran udara hanya separuhnya dari aliran
biasa. Jika sistem pembagian media filter tidak didesain untuk bekerja sesuai
dengan syarat tersebut, harus ada satu pompa udara tambahan yang
kapasitasnya harus 50% dari kebutuhan total selain dua pompa dengan
masing-masing kapasitas 50% atau diperlukan dua pompa udara dengan
kapasitas 100% dari aliran udara maksimal.
 Untuk mendapatkan tekanan udara yang cukup tinggi sering kali terjadi
peningkatan suhu udara pada pompa udara, misalnya pada kompressor.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
46
PA.05
Dampak ini harus diperhatikan dalam kalkulasi pemasangan pipa, misalnya
jika udara lebih panas maka pipa bisa meledak. Hal ini bisa diatasi dengan
menempatkan sambungan U di pipa atau memposisikan tembusan pada
dinding yang elastis.
 Selain itu juga harus diperhatikan perlindungan terhadap getaran dan
kebisingan alat pompa udara. Kebisingan sering kali diatas 110 desibel
(dbA).
 Udara yang dimanfaatkan untuk pencuci harus bebas dari oli. Oleh
karenanya, perlu diperhatikan dalam proses penentuan spesifikasi alat
kompressor/pompa udara.
 Untuk menghindari ada air yang masuk ke pompa udara, dianjurkan untuk
pipa udara tekanan dipasang diatas tingkat air yang tertinggi.
 Udara pencuci harus disaring sebelum dihisap, dan dianjurkan untuk
mengukur tekanan di bagian masuk udaranya.Pencucian penyaring yang
media penyaringnya punya dua lantai harus dilakukan dengan hati-hati.
Juga untuk dua lantai media filter yang hanya dipisahkan oleh satu lantai.
Harus ada konstruksi khsusus yang menghindari ada media filter dari unit
filter yang ada dibagian bawah menembus ke lubang-lubang di lantai dasar
filter yang ada dibagian atas.
9. Kebutuhan waktu pencucian
Adalah waktu yang dibutuhkan untuk semua langkah pencucian atau jumlah
waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing langkah pencucian.
10. Tekanan pencucian
Tekanan pencucian adalah tekanan pada waktu pencucian yang ada pada pompa
untuk media pencuci misalnya pada pompa air adalah tekanan pencucian dengan
air atau pada kompresor adalah tekanan pencucian dengan udara yang dibutuhkan
untuk mengatasi semua kehilangan tekanan yang terjadi didalam sistem perpipaan
sebelum filter berada pada kecepatan minimal pencucian ditambah dengan tekanan
statis ( static head pressure ) yang tinggi.
11. Kebutuhan Air Pencuci
Jika air baku dari air tanah, air dari danau, maupun air permukaan hasil
penyaringan melalui tanah (banker) biasanya dibutuhkan sampai dengan 2% dari
air hasil penyaringan (dalam kasus tertentu bisa sampai 4%).
12. Volume Air Pencuci
Untuk melakukan pencucian dengan kecepatan minimum, perlu volume air pencuci
dalam jumlah tertentu berdasarkan luas permukaan penyaringan, ketebalan media
penyaring, ambang bebas (freeboard), penetrasi zat padat ke dalam media
penyaring dan jenis at padat, maupun beban penyaringan. Biasanya dibutuhkan
adalah 4 – 6 m3/ m2 luas permukaan penyaringan.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
47
PA.05
BAB V
PENGAWASAN, PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN
5.1
Pengawasan Operasional Filter
5.1.1 Pengawasan Efisiensi Filter
Efisiensi filter harus diawasi dengan mengontrol air hasil saringan (effluent), untuk
tujuan yang spesifik. Dalam hal ini perlu kualitas air harus diukur secara rutin, supaya
kita bisa mengetahui dengan cepat perubahan yang terjadi. Terutama, pengawasan
terhadap air hasil penyaringan dari satu filter atau beberapa filter.
Pemantauan efisiensi filter dalam kaitannya dengan kualitas air hasil saringan dengan
cara melakukan pengontrolan terhadap :
1.
Proses awal penyaringan
2.
Perubahan aliran
3.
Perubahan air baku (misalnya dengan pengaruh dari koagulasi / flokuasi)
4.
Kapasitas saturasi filter
5.
Pengaruh dari sirkulasi air pencuci
6.
Pembagian air pada filter sistem paralel
7.
Mengontrol terjadinya proses biologis (penurunan DO dan perubahan pH)
8.
Dalam kasus penentuan periode waktu penyaringan, tidak terbatas hanya pada
kehilangan tekanan dan hambatan pada filter, tetapi juga pada kualitas air. Oleh
karena itu, dianjurkan untuk melakukan pengawasan filtrat secara rutin.
Tergantung dari jenis air yang akan disaring, pada umumnya dianjurkan
pengawasan terhadap parameter :
a.
Kekeruhan
b.
Oksigen terlarut ( DO )
c.
pH
d.
DHL
e.
Besi
f.
Mangan
g.
Penentuan jumlah zat organik melalui uji: Absorpsi UV pada 245 nm.
h.
Titrasi ( Angka Permanganat, COD )
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
48
PA.05
5.1.2 Pengawasan kondisi operasi Filter
Untuk pengawasan kondisi operasi filter harus diadakan pemantauan dan pengukuran
parameter-parameter yang diperlukan, dalam jangka waktu yang berbeda , tergantung
metode filtrasi yang digunakan , pengukuran , pemantauan dan pengawasan dilakukan
terhadap :
1.
Kehilangan tekanan dan hambatan
2.
Volume air yang disaring dalam satu siklus penyaringan
3.
Supernatan
4.
Fungsi peralatan pendukung (alat penyetelan, katup)
5.
Media filter
6.
Nozzle
5.1.3 Pengawasan Media filter
Sering kali sudah bisa dilihat dari awal proses penyaringan, apabila ada media filter yang
lolos atau adanya perubahan lapisan atas media filter, misalnya tidak rata walaupun
sudah dicuci dengan kecepatan setinggi mungkin. Hal ini sering kali disebabkan oleh
distribusi air pencucian yang tidak rata atau nozzle yang tersumbat oleh endapan
mangan, besi, atau tumbuhan algae, lumut, atau media filter.
1.
Untuk mengatasi terjadinya pengerasan pada media filter, peningkatan kecepatan
pencucian filter belum tentu bisa dilakukan, karena rancangan statis lantai saringan
seringkali tidak diperhitungkan untuk menahan arus balik, sehingga mengakibatkan
lantai saringan pecah.
2.
Pengukuran ketebalan lapisan pada seluruh ketinggian media penyaring, secara
periodik (jangka waktu panjang).
3.
Jika distribusi media filter tidak rata, mungkin bisa diatasi dengan merubah cara
menutup katup air pencuci, misalnya dengan diperlambat atau dipercepat.
4.
Jika diprediksi bahwa diameter butiran media filter akan bertambah besar, maka
dari awal perencanaan rancangan instalasi filter dan kecepatan pencucian ,
termasuk rancangan statis lantai filter, perlu dipertimbangkan , supaya filter dapat
dipergunakan dengan kapasitas yang lebih besar. Selain itu, perlu teknologi
pencucian yang dirancang untuk menghasilkan gesekan antar butiran lebih besar.
5.
Kehilangan Media Penyaring
Kehilangan media penyaring adalah terbuangnya butiran media penyaring bersama
air bekas pencucian. disebabkan oleh : Nilai ekspansi media penyaring saat
pencucian balik terlalu besar (> 30).
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
49
PA.05
Terbuangnya media penyaring pada saat pencucian balik dapat dicegah dengan
cara-cara sebagai berikut :
5.2
a.
Dinding pembatas yang dilalui oleh air bekas pencucian dibuat cukup tinggi,
sehingga pasir yang terexpansi saat pencucian balik berlangsung tidak terbawa
keluar bersama air bekas pencucian.
b.
Merubah kecepatan pencucian sehingga ekspansi bidang penyaring sebesar
20%.
c.
Menaikkan bak air pencuci.
d.
Mengganti pencucian permukaan berotasi menjadi dengan pencucian
permukaan tetap.
e.
Memperpendek periode waktu antara pencucian balik dengan cucian
permukaan.
Pengontrolan Operasional Filter
5.2.1 Pengontrolan Media Filter
Pengontrolan media filter dilakukan terhadap :
1.
Pengawasan permukaan lapisan media filter (jika terjadi adanya air memancar pada
pencucian dengan udara, menandakan adanya bola lumpur atau media pencucian
tidak terbagi rata atau media filter tidak rata atau adanya gelembung – gelembung
gas atau ada penyumbatan pada nozzle).
2.
Perbandingan volume air yang tersaring antara dua siklus penyaringan.
3.
Pengontrolan kualitas air hasil saringan (misalnya kekeruhan, zat padat).
4.
Pemeriksaan air bekas pencucian (zat padat tersuspensi/ partikel penyebab
kekeruhan, zat padat total).
5.
Pengukuran kecepatan aliran air pencucian.
6.
Mengontrol kehilangan tekanan selama proses penyaringan dan setelah pencucian
(sebaiknya pada kedalaman yang berbeda-beda).
7.
Pemeriksaan keberadaan media penyaring pada air bekas pencucian.
8.
Mengontrol ekspansi lapisan media penyaring..
9.
Untuk operasional praktis, disarankan untuk memeriksa ulang efisiensi kecepatan
pencucian, karena berdasarkan pengalaman setelah beberapa tahun filter
beroperasi, karena ukuran butiran/partikel dan berat jenis media filter bisa berubah.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
50
PA.05
5.2.2 Pengontrolan Nozzle
Suatu hal yang penting mengontrol kerusakan nozzle dengan cara :
1.
Memeriksa adanya pasir yang terdapat di dalam ruangan antara lantai nozzle dan
lantai dasar atau pada lantai reservoir. Adanya pasir mengindikasikan adanya nozzle
yang rusak.
2.
Untuk menjaga kerusakan nozzle perlu dilakukan pengontrolan terhadap tekanan
selama pencucian. Jika tekanan terlalu tinggi berindikasi adanya penyumbatan pada
nozzle.
3.
Setelah filter berjalan cukup lama, harus diperiksa adanya pertumbuhan lumut dan
atau erosi yang diakibatkan oleh kavitasi pada nozzle, dengan cara mengangkat
media penyaring dan sekaligus dicek apakah di media penyaring apakah ada
pengerasan atau perubahan pada lapisan media atau ada pertumbuhan partikel
media filter.
5.2.3 Pengawasan terhadap Alat Ukur
Untuk kalibrasi dan untuk mengecek akurasi alat ukur volume air (watermeter), perlu
dicari beberapa cara pengukuran yang independen, misalnya dengan mengukur
perbedaan tinggi/level air pada waktu tertentu yang sama dibandingkan dengan angka
pembacaan pada meter air
(water - meter), atau perbandingan tinggi air didalam
bak penampung air bekas pencucian atau di bak penampung air pencuci, dengan angka
pembacaan pada meter air, pada saat yang sama disuatu waktu tertentu.
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
51
PA.05
DAFTAR PUSTAKA
1. Huisman, L., Prof.,Dr.,Ir. , Rapid Filtration , TechnicheUniversiteit Delft, 1986.
2. GTZ, COP Perencanaan Filter,
3. Pusat Pelatihan Bidang Air Bersih & PLP, Direktorat Jenderal Cipta Karya,
departemen PU., Operasi dan Perawatan Pada Sistem Saringan Pasir
Cepat, 1990.
4. SNI 6775:2008. Tata cara pengoperasian dan pemeliharaan unit paket Instalasi
Pengolahan Air
BALAI TEKNIK AIR MINUM - REVIU MODUL 2018
52
Download