Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasarana penting untuk penunjang proses pembelajaran di sekolah. Dikemukakan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan pasal 42 ayat (2) serta pasal 43 ayat (1) dan ayat (3). Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. (Depdiknas.2002) Agar laboratorium di sekolah dapat berperan, berfungsi, dan bermanfaat seperti itu, maka diperlukan sebuah sistem pengelolaan laboratorium yang direncanakan dan dievaluasi dengan baik serta dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan laboratorium Fisika di sekolah yang bersangkutan. Dimensi pengelolaan laboratorium menurut Sutrisno (2010) terdiri dari: organisasi laboratorium, administrasi laboratorium (inventarisasi alat dan fasilitas laboratorium, administrasi peminjaman alat-alat laboratorium, administrasi pemeliharaan alat-alat laboratorium), dan keselamatan kerja di laboratorium. (http://jurnal.upi.edu/file/) Tenaga yang bertanggung jawab secara langsung dalam pengelolaan laboratorium IPA adalah : 1.Kepala Sekolah 2.Kepala lab/koordinator lab 3.Pengelola lab (semua guru IPA dan laboran) Deskripsi tugas kepala sekolah: 1.Memberi tugas kepala laboratorium/koordinator laboratorium untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium. 2.Memberikan bimbingan, pengarahan, monitoring, dan evaluasi kepada tenaga-tenaga yang bertugas di laboratorium. 3.Memberikan motivasi kepada guru-guru IPA untuk memanfaatkan sarana laboratorium dalam kegiatan belajar mengajar IPA. 4.Menyediakan dana untuk keperluan operasional laboratorium IPA. Deskripsi tugas kepala/coordinator laboratorium: 1.Bertanggung jawab penuh atas kelengkapan administrasi laboratorium IPA. 2.Bertanggung jawab atas kelancaran penggunaan laboratorium IPA. 3.Mengusulkan kepada kepala sekolah tentang pengadaan alat dan bahan yang dibutuhkan. Deskripsi tugas pengelola laboratorium (Guru dan laboran) Bagi sekolah yang tidak memiliki tenaga laboran maka pekerjaan ini harus dikerjakan oleh guru: 1.Mengerjakan administrasi laboratorium. 2.Mempersiapkan dan menyimpan kembali alat dan bahan yang digunakan dalam KBM IPA. 3.Bertanggung jawab atas kebersihan ruangan dan alat laboratorium. 4.Memperbaiki alat-alat yang rusak atau tidak berfungsi. 5.Membuat LKS. (http://mgmp-IPA-tgms-blogspot.com/2010/03/administrasi-laboratorium-IPA-tenaga.html) Sebelum laboratorium dibangun, harus tahu dulu untuk keperluan apa dan untuk dipakai siapa laboratorium tersebut. Laboratorium untuk penelitian atau percobaan fisiologi tumbuhan akan berbeda dengan laboratorium untuk ekologi, pada umumnya, bentuk, ukuran dan tata ruang di desain sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium mudah melakukan aktivitsnya. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam konteks proses belajar dan mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasitas ruanagan laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktifitas lainnya. Sebuah laboratorium dengan ukuran 100 m2 dapat digunakan oleh 40 orang siswa. Dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat 2,5 m2 dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3-4 m2 untuk setiap mahasiswa. Tata letak laboratorium Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum membangun laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang. Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain, dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan dengan lokasi sumber air. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan mempermudah tindakan lainnya.