Makalah Bank Perkreditan Rakyat Disusun oleh: Adnan Wisnu Nugroho 1706618024 2018 Balqis Nurul Nikmah 1706618017 2018 Silvia Yuniawati 1706618001 2018 UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA DAERAH KHUSUS IBU KOTA JAKARTA 2018 Kata Pengantar Segala puji bagi Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah tentang “Bank Perkreditan Rakyat.” Shalawat serta salam tidak lupa untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua. Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk Ibu Darma Rika Swaramarinda, S.Pd., M.S.E selaku dosen mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan lainnya yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai Bank Perkreditan Rakyat. Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, aran dan kritik sangat kami butuhkan. Akhir kata, kami harap makalah sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya jika dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati. Jakarta, 8 Maret 2019 Ketua Kelompok Adnan Wisnu N. i Daftar Isi Kata Pengantar ............................................................................................. i Daftar Isi ....................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3 2.1 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat ....................................................... 3 2.2 Sejarah Bank Perkreditan Rakyat............................................................. 3 2.3 Struktur Organisasi BPR Haneda Mitra Usaha ........................................ 5 2.4 Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat .......................................................... 5 2.5 Produk dan Jasa Bank Perkreditan Rakyat............................................... 5 2.6 Produk yang paling diminati dari BPR .................................................... 6 2.7 Masalah yang kerap terjadi di BPR .......................................................... 6 BAB III PENUTUP ...................................................................................... 8 3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 8 3.2 Contoh Kasus ........................................................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 11 ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai macam masalah perekonomian di Indonesia semakin hari semakin kompleks,beberapa faktor menjadi penghalang untuk memajukan perekonomian Indonesia salah satunya adalah masalah keuangan. Sekarang ini telah terjadi semakin berkembangnya suatu kegiatan perekonomian atau perkembangan suatu kegiatan usaha dari suatu perusahaan, maka dari itu dibutuhkanlah pemberi sumber-sumber untuk penyediaan dana guna membiayai kegiatan usaha yang semakin berkembang tersebut. Oleh karena itu hubungan antara pertumbuhan suatu kegiatan perekonomian ataupun pertumbuhan dengan suatu kegiatan usaha dari perusahaan dengan eksistensi perkreditan mempunyai koefisien korelasi yang sangat erat. Dalam suatu kegiatan UKM (Usaha Kecil Menengah) dari perusahaan membutuhkan modal untuk terus menjalankan suatu usahanya dan UKM bukanlah apa-apa jika tanpa modal/dana. Untuk itu diperlukan lembaga yang bersedia memberikan suntikan modal bagi seluruh UKM agar dapat maju dan bertahan. Berlatarbelakang persoalan-persoalan kebutuhan tersebut, munculah suatu bentuk badan usaha berupa bank ataupun lembaga keuangan lainnya yang memberikan jasa seputar kegiatan perekonomian. Dengan adanya bank tersebut perekonomian semakin berkembang pesat, hal ini karena perkembangan perekonomian tidaklah lepas dari suatu bank. Bank sendiri adalah suatu badan usaha yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dalam penyaluran dananya, tidak semata-mata memperoleh keuntungan sebesarbesarnya bagi pemilik bank tetapi juga kegiatannya itu harus pula diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat. Salah satu lembaga yang bersediameminjamkan modal kepada UKM adalah Bank Perkereditan Rakyat. BPR adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit 1 atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam sistem perbankan di Indonesia Bank Perkreditan Rakyat diberi peran yang penting, yaitu memberikan pelayanan perbankan kepada usaha kecil atau usaha mikro dan sektor informal, terutama di daerah pedesaan. Dengan membantu dalam memberikan pelayanan perbankan khususnya dalam pemberian pinjaman untuk menciptakan pekerjaan mandiri kepada rakyat kecil yang bekerja dalam sektor informal di kota maupun di daerah pedesaan, Bank Perkreditan Rakyat berperan dalam membantu menciptakan lapangan kerja baru, pemerataan kesempatan berusaha dan pemerataan pendapatan. Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan mengenai bank sekunder atau Bank Perkreditan Rakyat, yang mencakup materi tentang sejarah, perkembangan ,tugas, fungsi, peranan, tujuan dari BPR, kegiatan usahanya dan lain sebagainya. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa itu BPR? 1.2.2 Bagaimana sejarah dari BPR? 1.2.3 Bagaimana struktur organisasi BPR? 1.2.4 Apa saja kegiatan dari BPR? 1.2.5 Produk apa yang ada di BPR? 1.2.6 Produk apa yang paling diminati dari BPR? 1.2.7 Apa saja permasalahan yang kerap terjadi di BPR? 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Mengetahui pengertian BPR 1.3.2 Mengetahui sejarah BPR 1.3.3 Mengetahui pelayanan dan kegiatan BPR 1.3.4 Mengetahui permasalahan yang terjadi di BPR 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat (BPR)Merupakan Lembaga Keuangan Bank Yang Menerima Simpanan Hanya Dalam Bentuk Deposito Berjangka, Tabungan, Dan/Atau Bentuk Lainnya Yang Dipersamakan Dan Menyalurkan Dana Sebagai Usaha BPR. Dengan Lokasi Yang Pada Umumnya Dekat Dengan Tempat Masyarakat Yang Membutuhkan. Status BPR Ini Diberikan Kepada Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD), Dan/Atau LembagaLembaga Lainnya Yang Dipersamakan Berdasarkan UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 Dengan Memenuhi Suatu Persyaratan Tatacara Yang Ditetapkan Dengan Suatu Peraturan Pemerintah. 2.2 Sejarah Bank Perkreditan Rakyat Sejarah lembaga perkreditan rakyat dimulai pada masa kolonial Belanda pada abad ke-19 dengan dibentuknya Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani, dan Bank Dagang Desa, dengan tujuan membantu para petani, pegawai, dan buruh untuk melepaskan diri dari jerat pelepas uang (rentenir) yang memberikan kredit dengan bunga tinggi. Pasca kemerdekaan Indonesia, didirikan beberapa jenis lembaga keuangan kecil dan lembaga keuangan di pedesaan seperti Bank Pasar, Bank Karya Produksi Desa (BKPD), dan mulai awal 1970an, Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP) oleh Pemerintah Daerah. Pada tahun 1988, Pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober 1988 (PAKTO 1988) melalui Keputusan Presiden RI No.38 yang menjadi momentum awal pendirian BPR-BPR baru. Kebijakan tersebut memberikan kejelasan 3 mengenai keberadaan dan kegiatan usaha “Bank Perkreditan Rakyat” atau BPR. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.7 tentang Perbankan tahun 1992 (UU No.7/1992 tentang Perbankan), BPR diberikan landasan hukum yang jelas sebagai salah satu jenis bank selain Bank Umum. Sesuai UU No.7/1992 tentang Perbankan, Lembaga Keuangan Bukan Bank yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dapat menyesuaikan kegiatan usahanya sebagai bank. Selain itu, dinyatakan juga bahwa lembagalembaga keuangan kecil seperti Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, LPN, LPD, BKD, BKK, KURK, LPK, BKPD, dan lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu dapat diberikan status sebagai BPR dengan memenuhi persyaratan dan tata cara yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah (PP). Selanjutnya PP No.71/1992 memberikan jangka waktu sampai dengan 31 Oktober 1997 bagi lembaga-lembaga keuangan tersebut untuk memenuhi persyaratan menjadi BPR. Sampai dengan batas waktu yang ditetapkan, tidak seluruh lembaga keuangan tersebut dapat dikukuhkan sebagai BPR karena tidak dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan. BPR yang didirikan sesudah PAKTO 1988 maupun Lembaga Keuangan yang dikukuhkan menjadi BPR sesuai dengan PP No.71/1992, tunduk pada ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Perbankan dan peraturanperaturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai otoritas pengawas bank. Khusus Badan Kredit Desa (BKD), meskipun lembaga tersebut sesuai UU No.7/1992 tentang Perbankan, diberikan status sebagai BPR, namun karena organisasi dan manajemennya relatif sederhana, lingkup usahanya sangat kecil, serta operasionalnya tidak setiap hari, maka pengaturan dan pengawasan terhadap BKD pun tidak dapat disamakan dengan BPR. Dengan mempertimbangkan karakteristik yang spesifik, jumlah dan sebarannya serta secara historis sebelum PAKTO 1988 pengawasan BKD dibawah kewenangan BRI maka pengawasan BKD dilakukan oleh BRI untuk dan atas nama Bank Indonesia. 4 2.3 Struktur Organisasi BPR Haneda Mitra Usaha 2.4 Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Memberikan kredit. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah,sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain. 2.5 Produk dan Jasa Bank Perkreditan Rakyat Secara umum, produk dan layanan yang dimiliki oleh BPR antara lain. a) Tabungan Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu 5 b) Deposito Deposito atau yang sering juga disebut sebagai deposito berjangka, merupakan produk bank sejenis jasa tabungan yang biasa ditawarkan kepada masyarakat. Dana dalam deposito dijamin oleh pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan persyaratan tertentu c) Kredit Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan 2.6 Produk yang paling diminati dari BPR Dari BPR Haneda sendiri produk yang paling diminati adalah “Takeda Prima”, dimana saldo anda ditambah bukan dipotong. Dengan bunga 5% ini yang kompetitif dibandingkan dengan bank lain, setoran awal dengan minimum Rp. 50.000 ini dapat membuat banyak customer yang tertarik. Produk ini aman dijamin oleh LPS dengan total penjaminan sebesar 2 milyar. 2.7 Masalah yang kerap terjadi di BPR Perusahaan finansial teknologi diprediksi bakal menjadi ancaman bagi lembaga keuangan khususnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Indonesia. Oleh karena itu, bank yang bergerak di jasa peminjaman tersebut dinilai wajib menyesuaikan zaman. Untuk saat ini perusahaan finansial teknologi ini belum berpengaruh yang sangat signifikan. Sebabnya, pasar BPR konvensional maupun BPR syariah mayoritas adalah pelaku usaha kecil menengah yang membutuhkan permodalan rata-rata di bawah angka Rp 50 juta. Sementara, perusahaan fintech pasarnya cenderung nasabah pribadi. 6 Namun demikian, BPR konvensional maupun syariah mulai menyesuaikan dari sistem tradisional menjadi teknologi. Sebab, teknologi tidak bisa dihindari, bahkan justru semakin berkembang pesat. Diprediksi lima tahun ke depan perusahaan fintech tumbuh cukup pesat. Maka dari itu, persiapan dari sekarang dianggap cukup penting, sehingga ketika perusahaan fintech baru bermunculan, maka BPR konvensional dan syariah yang masih menggunakan sistem tradisional akan gulung tikar. 7 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dengan adanya BPR, sangat membantu masyarakat yang ingin menyimpan dananya terutama dalam kegiatan usaha. Kehadiran BPR memberikan alternatif yang aman bagi masyarakat untuk menyimpan dana karena telah dijamin oleh LPS, sekaligus juga dapat melayani kebutuhan masyarakat setempat akan pinjaman dari Bank. Melihat karakteristik dan cakupan wilayah kerjanya, BPR memiliki peranan yang besar untuk memajukan perekonomian daerah. Ini dilihat dari tingginya loan to deposit ratio (LDR) rata-rata mencapai 80% yang berarti sebagian besar dana yang berhasil dihimpun oleh BPR telah disalurkan kembali kepada masyarakat sekitarnya yang membutuhkan dana untuk berbagai macam kebutuhan hidup. Masyarakat pun lebih tertarik mempercayai BPR dikarenakan prosesnya yang terhitung lebih cepat dan persyaratan yang dibutuhkan lebih sederhana serta sangat mengerti akan kebutuhan nasabah untuk mengajukan kredit. 3.2 Contoh kasus 8 Tahun 2013, tersangka sudah punya niat jahat dengan membuka rekeninig pribadi di Bank BCA,” kata Rokhmad AGUNG SAMOSIR | KATADATA Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap kasus tindak pidana perbankan yang dilakukan Komisaris Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Multi Artha Mas Sejahtera (MAMS) berinisial H. Dia disangka menggunakan dana nasabah untuk kepentingan pribadi senilai Rp 6,28 miliar dan terancam hukuman penjara minimal 5 tahun dengan denda minimal Rp 10 miliar. Kepala Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan Rokhmad Sunanto menjelaskan pengungkapan kasus ini berawal dari temuan dalam proses pengawasan yang dilakukan OJK terhadap kegiatan BPR MAMS. Temuan ini kemudian ditindaklanjuti oleh Satuan Kerja Penyidikan Sektor Jasa Keuangan OJK. “Tahun 2013, tersangka sudah punya niat jahat dengan membuka rekening pribadi di Bank BCA,” kata Rokhmad di Gedung OJK, Jakarta, Selasa (21/8). Tersangka dijerat menggunakan Pasal 49 Ayat 1 huruf (a) dan (b) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. OJK juga telah mencabut izin bank yang beralamat di Bekasi, Jawa Barat ini pada 2016 lalu. (Baca: OJK Ungkap 20 Entitas Investasi Ilegal, Termasuk Bursa Cryptocurrency) Tersangka memerintahkan Direktur Operasional BPR MAMS untuk memindahkan kas yang ada di rekening bank tersebut ke rekening pribadi di Bank BCA tersebut. Rokhmad menjelaskan, alasan tersangka memindahkan uang tersebut, supaya bisa lebih besar jumlah tabungannya. Karena di rekening BPR itu berupa giro. “Itu argumentasi kepada ke bawahannya,” kata Rokhmad. Sebenarnya OJK sudah memperingatkan pihak bank tersebut saat itu. Namun, OJK tidak langusng memproses secara hukum karena tidak ingin keuangan perekonomian negara terganggu dengan adanya tindakan hukum tersebut. Meski sudah diingatkan, rekening pribadi tersebut ternyata tetap tidak ditutup. Akhirnya, pada 2016 kasus ini diserahkan ke departemen penyidikan OJK, sedangkan proses penyidikannya berjalan pada 2017. (Baca: Tiga BPR Dilikuidasi Sepanjang 2018, Terbaru BPR Budisetia Sumbar) Rokhmad menjelaskan modus operandinya, tersangka membuka rekening di BCA, lalu secara berangsur-angsur memasukan uang sebanyak Rp 5 miliar sepanjang 2013-2016. Ada juga empat cek dari giro senilai Rp 480 juta. Berikutnya, ada pelunasan kredit dari nasabah sebesar Rp 500 juta yang juga dimasukan ke rekening BCA pribadi tersebut. Kemudian tersangka menjual dua unit mobil inventaris perusahaan senilai 9 Rp 300 juta. Sehingga total kerugian nasabah BPR MAMS sebesar Rp 6,28 miliar. Uang ini kemudian digunakan tersangka untuk menjalankan bisnis lain, yaitu penyewaan alat berat. “Tapi uangnya tidak bisa kembali. Mungkin pikirannya dia berutang dulu, tapi tidak bisa dikembalikan. Tekor dia. Kemudian tidak tanggung jawab,” katanya. Sejumlah tindakan penyidikan yang telah dilakukan OJK terkait kasus ini, antara lain memeriksa 6 orang saksi termasuk pegawai BPR MAMS Bekasi, 1 orang ahli dari Institut Keuangan Perbankan dan Informatika Asia (PERBANAS) di Jakarta, dan memeriksa 1 orang tersangka. Kemudian menyita barang bukti berupa dokumen kredit dan kelengkapannya dengan penetapan penyitaan dari Pengadilan Negeri Bekasi, menyerahkan Berkas Perkara kepada Jaksa Penuntut Umum, menyerahkan tersangka dan barang bukti kepada Jaksa Penuntut Umum. Untuk penanganan kerugian nasabah, OJK telah menyerahkan kasus ini kepada Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Kepolisian akan menelusuri aset dari pembelian barang yang dilakukan oleh tersangka dengan uang tersebut dengan kasus Tindak Pidana Pencucian Uang. “Nanti semua aset kami sita untuk diserahkan sebagai harta kekayaan milik BPR MAMS, tentu di bawah pengawasan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). LPS yang akan menangani kerugian kepada nasabah,” kata Rokhmad. Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "OJK Ungkap Kejahatan Perbankan BPR Multi Artha Mas Sejahtera" , https://katadata.co.id/berita/2018/08/21/ojk-ungkap-kejahatan-perbankan-bprmulti-artha-mas-sejahtera Penulis: Ihya Ulum Aldin Editor: Safrezi Fitra 10 DAFTAR PUSTAKA https://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/bank-perkreditan-rakyat-bprpengertian-fungsi-tujuan-dan-kegiatannya/ https://www.gurupendidikan.co.id/bank-perkreditan-rakyat-bpr-pengertiantugas-dan-fungsi-beserta-contohnya-secara-lengkap/ https://katadata.co.id/berita/2018/08/21/ojk-ungkap-kejahatan-perbankanbpr-multi-artha-mas-sejahtera http://bprhaneda.co.id/main/struktur-organisasi https://danasimpanpinjam.wordpress.com/2013/02/25/sejarah-singkat-bprbank-perkreditan-rakyat/ https://www.gurupendidikan.co.id/bank-perkreditan-rakyat-bpr-pengertiantugas-dan-fungsi-beserta-contohnya-secara-lengkap/ 11