Uploaded by muhammadthaufiqh

565-1793-1-PB

advertisement
Vol.19 No.1 Februari 2017
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
STUDI ANALISA DISTORSI HARMONIK
PADA UNIT KILN INDARUNG II PT. SEMEN PADANG
Oleh:
Zulkarnaini1, Dasman1, Michel A.A2
1
Dosen Program Studi S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Padang
2
Mahasiswa Program Studi S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Padang
[email protected]
Abstract
Harmonisa yang ditimbulkan beban non linier dapat menyebar ke seluruh bagian sistem tenaga listrik.
Harmonik merupakan suatu fenomena yang terjadi akibat dioperasikannya beban listrik nonlinier, beban
listrik nonlinier adalah beban listrik yang memiliki sifat menyimpang dari hukum Ohm, peralatan beban non
linear seperti motor listrik, komputer, printer, inverter dan sebagainya. Tingkat harmonik yang melewati
standar dapat menyebabkan terjadinya tingkat panas pada peralatan. Distorsi bentuk gelombang tegangan
dan arus yang ditimbulkan akan menjadi potensi gangguan yang serius bagi peralatan supply maupun beban
listrik yang terhubung secara bersama bila melebihi batas yang ditetapkan. Data THD diambil melalui
software pada Unit Kiln Indarung II PT. Semen Padang . Pengelompokan beban atas tingkatan bus pada
kasus ini dipandang cara yang cukup baik untuk mengamati perambatan harmonisa pada sistem. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis harmonik yang ada pada sistem kelistrikan Unit Kiln Indarung II PT.
Semen Padang, Untuk menentukan tingkat harmonik tertinggi pada Unit Kiln Indarung II PT. Semen
Padang, Dengan simulasi harmonik menggunakan software ETAP, data total harmonik distortion THDi bus
incoming sebesar 64,15% yang dimana nilai tersebut sudah melebihi dari standar IEEE. Maka filter yang
dipasang adalah filter tipe single tuned filter pada orde ke-3, orde ke-5, orde ke-7, ke-9, ke-11, ke-13, ke-15
dan ke-17. Setelah pemasangan filter harmonik diatas terjadi penurunan nilai THDi dari 64.15% menjadi
3.25%.
Kata Kunci : Harmonik, THD, Filter.
1.
PENDAHULUAN
Pada dasarnya, gelombang tegangan
dan arus yang ditransmisikan dan
didistribusikan dari sumber ke beban berupa
gelombang sinusoidal murni. Akan tetapi,
pada proses transmisi dan distribusi ini
terjadi berbagai macam gangguan sehingga
bentuk gelombang tidak lagi sinusoidal
murni. Salah satu fenomena penyimpangan
bentuk gelombang sinusoidal ini adalah
distorsi harmonik.
1.2.
Studi Literatur
Secara umum, di Indonesia masalah
kualitas daya belum sampai menjadi
perhatian secara nasional dan detail, beberapa
hal memang sudah cukup diperhatikan dari
pengguna namun masih dalam kaitan
tegangan rendah, tidak stabil atau
pemadaman listrik. Padahal kualitas daya
listrik bukan hanya masalah tegangan saja
atau terputusnya catuan tetapi menyangkut
karakteristik parameter kelistrikannya seperti
arus dan frekuensi dan kaitannya dengan
harmonik, arus bocor, tegangan transient,
DOI 10.21063/JM.2017.V19.1.40-46
© 2017 ITP Press. All right reserved.
sag/dips, surge, swell, ripple, noise, dan lain
sebagainya yang dapat merusak peralatan dan
mengurangi umur perangkat/device.
Sebelum era elektronika modern,
sumber daya listrik dimaksudkan untuk
memberikan energi listrik pada beban lampu
pijar, pemanas, penyearah dengan dioda, dan
sebagainya.
Beban
tersebut
tidak
mempengaruhi karakteristik pada tegangan,
arus, frekuensi, dan bentuk gelombang,
artinya bentuk tidak berubah (tetap) maka
beban demikian disebut beban linier. Seiring
dengan perkembangan teknologi elektronika,
teknologi sistem konversi dan kontrol, bebanbeban sumber daya listrik ternyata ada yang
mempengaruhi karakteristik pada tegangan,
arus, frekuensi dan bentuk gelombang,
artinya bentuk gelombang berubah atau
cacat, beban yang mengakibatkan hal ini
disebut beban non linier. Ada beberapa
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya
oleh beberapa
peneliti
yang terus
berkembang
dalam
kajian
penyebab
harmonik dan penggunaan filter harmonik.
Mark Mc G. (2009) Filter aktif bisa
memiliki aplikasi yang luas untuk
40
Vol.19 No.1 Februari 2017
Jurnal Momentum
mengendalikan harmonik arus dari beban.
yang tidak liner. Kinerja yang terbaik
diperoleh untuk beban seperti Pulse Width
Wave Modulatiom (PWM) dan Alternating
Speed Divices (ASDs), dimana gelombang
tidak memiliki perubahan yang rumit untuk
filter aktif.Transien switching kapasitor bisa
juga menyebabkan kelebihan beban dari
dioda parallel di inverter. Perangkat lain di
pelanggan juga dapat memiliki masalah
dengan transien. Filter harmonik telah
menjadi alternatif untuk mengendalikan
tingkat harmonik dalam industri dan fasilitas
komersial.
Bila
terjadi
superposisi
antara
gelombang
frekuensi
dasar
dengan
gelombang frekuensi harmonik maka
terbentuklah gelombang yang terdistorsi
sehingga bentuk gelombang tidak lagi
sinusoidal. Fenomena ini disebut dengan
distorsi harmonik.
Berdasarkan pemparan diatas analisa
ini bertujuan untuk mempelajari kondisi
harmonik pada suatu sisitem kelistrikan serta
mengaplikasikan suatu filter harmonik
berbasis simulasi dan program pada suatu
system kelistrikan ini. Maka dari itu penilitan
ini kami beri judul “Analisa Perancangan
Filter Harmonik Pada Unit Kiln Indarung II
PT. Semen Padang Menggunakan Program
ETAP.
ISSN : 1693-752X
Gelombang-gelombang
ini
kemudian
menumpang pada gelombang murni/aslinya
sehingga terbentuk gelombang cacat yang
merupakan jumlah antara gelombang murni
sesaat dengan gelombang harmoniknya.
Gambar 2 dan 3.menunjukkan komponen
gelombang sinus fundamental dan komponen
harmonik yang terkandung didalamnya.
Gambar 2. Gelombang fundamental dan
gelombang harmonik ke-3 berbeda fasa 180o,
serta bentuk gelombang fundamental yang
terdistorsi olehharmonik ke-3
Gambar 3. Gelombang fundamental dan
gelombang harmonik yang ke-3 berbeda fasa
0°, serta bentuk gelombang fundamental
yang terdistorsi oleh harmonik ke-3.
1.3
Landasan Teori
Harmonisa merupakan suatu fenomena
yang terjadi akibat dioperasikannya beban
listrik nonlinier, beban listrik nonlinier
adalah beban listrik yang memiliki sifat
menyimpang dari hukum ohm. Beban non
linier yang umumnya merupakan peralatan
elektronik yang didalamnya banyak terdapat
komponen semi konduktor, yang dalam
proses kerjanya berlaku sebagai saklar yang
bekerja pada setiap siklus gelombang dari
sumber tegangan Prasetyadi, Willy dkk
(2012)
Fenomena ini akan menimbulkan
ganggguan beban tidak linier satu phase. Hal
di atas banyak terjadi pada distribusi yang
memasok pada areal perkantoran/komersial.
Sedangkan
pada
areal
perindustrian
gangguan yang terjadi adalah beban non
linier tiga phase yang disebabkab oleh motor
listrik, kontrol kecepatan motor, batere
charger, electroplating, dapur busur listrik,
dll.
Setiap komponen sistem distribusi
dapat dipengaruhi oleh harmonik walaupun
dengan akibat yang berbeda. Namun
demikian
komponen
tersebut
akan
mengalami penurunan kinerja dan bahkan
akan mengalami kerusakan. Salah satu
dampak yang umum dari gangguan harmonik
adalah panas lebih pada kawat netral dan
transformator sebagai akibat timbulnya
harmonik ketiga yang dibangkitkan oleh
peralatan listrik satu phase.
Gambar 1. Konsep dasar gelombang
harmonik
41
Vol.19 No.1 Februari 2017
Jurnal Momentum
Pada keadaan normal, arus beban
setiap phase dari beban linier yang seimbang
pada frekuensi dasarnya akan saling
mengurangi sehingga arus netralnya menjadi
nol. Sebaliknya beban tidak linier satu phase
akan menimbulkan harmonik kelipatan tiga
yang disebut triplen harmonik (harmonik ke3, ke-9, ke-15 dan seterusnya) yang sering
disebut zero sequece harmonik (lihat
Tabel.1). Harmonik ini tidak menghilangkan
arus netral tetapi dapat menghasilkan arus
netral yang lebih tinggi dari satu phase.
harmonisa terhadap sinyal sinus. Pengaruh
keseluruhan harmonisa diperbandingkan
terhadap komponen fundamental, karena
komponen fundamentalah yang memberikan
transfer energi nyata. Untuk tegangan
nonsinus, THD didefinisikan sebagai berikut
Karena begitu besar dan bervariasi
dampak harmonisa pada peralatan dan sistem
secara teknis dan ekonomis maka diperlukan
standarisasi harmonisa. Standar yang
mengatur distorsi harmonisa ini adalah
standar IEEE 512-1992,
standar ini
mengatur batasan harmonisa yang diijinkan.
Total harmonik distorsion (THD)
THD tegangan :
1. Kuantitas Listrik pada Kondisi Tidak
Sinusoidal
Jika harmonik dalam keadaan mantap
(Steady state), maka tegangan dan arus dapat
direpresentasikan oleh deret Fourier sebagai
berikut:

v(t )   v h (t ) =
h 1

i (t )   ih (t ) =
h 1


h 1


h 1
𝑇𝐻𝐷𝑖 =
2 I h sin( hw0 t   h ), ...2
....4
Jika persamaan (1) dan (2) disubsitusikan
dengan persamaan (3) dan dengan
menggunakan relasi orthogonal,
i
j
(t )dt 

0,.i  j
 ,.i  j
,

h i
h 1
................7
:
2
√∑∞
ℎ=2 𝐼ℎ
𝑇𝐷𝐷 =
𝐼1
𝑥 100%
...............8
2
√∑∞
ℎ=2 𝐼ℎ
𝐼𝐿
....9
Dengan IL adalah permintaan arus
beban maksimum, dalam 15 atau 30 menit
dalam frekuensi dasar pada titik sambung.
Standar Harmonik IEEE 519-1992 Standar
IEEE 519-1992 menilik batas distorsi arus
harmonik pada PCC. Batas harmonik
tergantung pada beban konsumen yang
berkaitan dengan arus SC pada PCC yang
terlihat pada tabel 2.4. dibawah
Tabel 1. Batas distorsi arus dan tegangan
harmonik
....5

𝑥 100%
Yang didefinisikan perbandingan nilai rms
komponen harmonik terhadap komponen
dasar dalam persen (%).
Indeks ini digunakan untuk mengukur
penyimpangan (deviation) dari bentuk
gelombang satu periode yang mengandung
harmonik pada satu gelombang sinus
sempurna. Untuk satu gelombang sinus
sempurna pada frekwensi dasar, THD adalah
nol. Demikian pula pengukuran distorsi
harmonik individual untuk tegangan dan arus
pada orde ke-h didefinisikan sebagai Vh/V1
dan Ih/I1
Total demand distorsion (TDD)
T
  (t )

𝑉1
THD arus
dengan bagian dc biasanya diabaikan untuk
kesederhanaan, Vh dan Ih nilai rms untuk
harmonik orde ke h pada masing-masing
tegangan dan arus, maka daya sesaat adalah,
p(t) = v(t) . i(t)
.....3
dan daya rerata dalam suatu periode T dari

2
√∑∞
ℎ=2 𝑉ℎ
𝑇𝐻𝐷𝑉 =
2Vh sin( hw0 t   h ), ...1
1
p(t) didefinisikan P   p(t )dt ,
T0
ISSN : 1693-752X
P   Vh .I h cos( h   h )   Ph , .....6
Persamaan (6) memperlihatkan bahwa tiap
harmonik memberikan konstribusi pada daya
rerata, daya rerata yang dibangkitkan
harmonik biasanya kecil bila dibandingkan
dengan daya rerata dasar.
Harmonisa Arus dan Tegangan
Tingkat
kecacatan
seringkali
dinyatakan dengan
Total Harmonic
Distortion (THD), Total Harmonic Distortion
digunakan sebagai ukuran untuk melihat
berapa besar pengaruh keseluruhan adanya
42
Vol.19 No.1 Februari 2017
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
a. Untuk
kebutuhan
data
yang
diperlukan, pengambilan data berupa
single line diagram dari instansi
terkait dalam hal ini adalah PT.
Semen Padang.
b. Pemilihan landasan teori pengaruh
harmonik akibat perubahan tegangan
sistem distribusi.
c. Analisis dan pemilihan tegangan
yang paling optimal berdasarkan
landasan teori yang ada.
Dengan:
- Ih merupakan magnitude dari
komponen harmonik (rms amp)
- ISC merupakan arus hubung singkat
pada PCC
- IL merupakan beban maksimum
pada PCC
Distorsi pada PCC yang mengakibatkan DC
offset tidak dibenarkan
TDD merupakan maksimum harmonisa yang
terjadi pada arus beban maksimum pada
system.
2.
Gambar 4. Diagram alir penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
3.
Jenis penelitian ini mengkaji tentang
pengaruh beban non linier dalam system
distribusi yang digunakan pada unit Kiln
Indarung II, kemudian menganilisis kondisi
harmonik yang terjadi akibat beban non linier
sehingga dapat ditentukan total distorsi
harmonik.
Single line diagram Indarung II PT.
Semen Padang. Data peralatan dan ratingnya
yang sesuai dengan single line diagram Data
beban Data perangkat yang ada agar dapat
disesuaikan dengan program ETAP (Single
Line Diagram) Buku teks yang berkaitan
dengan permasalahan harmonik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data-data yang digunakan dalam
analisa Tugas Akhir ini adalah:
Single line diagram Kiln W1 (Indarung II)
PT. Semen Padang sebagai berikut :
Gambar 5. Single Line Diagram Kiln W1
(Indarung II)
Penelitian ini dilakukan dengan tahap-tahap
sebagai berikut:
43
Vol.19 No.1 Februari 2017
Jurnal Momentum
Data-data beban yang terdapat pada Unit
Kiln W1 (Indarung II) sebagai berikut :
Motor ID Fan J1P01M1
- Merk
: AEG
- Tegangan
: 6000 V AC
- Frekuensi
: 50 Hz
- Daya
: 1500 Kw
- N
: 993 rpm
- Cos phi
: 0.79
- Ampere
: 183 A
Kiln Drive W1W05M1
- Merk
: AEG
- Tegangan
: 600V DC
- Daya
: 230 Kw
- Ampere
: 383.3 A
Kiln Drive W1W03M1
- Merk
: AEG
- Tegangan
: 600V DC
- Daya
: 230 kW
- Ampere
: 383.3 A
Motor ESP Fan J1P02M1
- Merk
: Siemens
- Tegangan
: 6000 V AC
- Frekuensi
: 50 Hz
- Daya
: 600 kW
- N
: 987 rpm
- Cos phi
: 0.84
- Ampere
: 68.8 A
Motor Coal Mill K1M03M1
- Merk
: AEG
- Tegangan
: 6000 V AC
- Frekuensi
: 50 Hz
- Daya
: 400 kW
- N
: 989 rpm
- Cos phi
: 0.84
- Ampere
: 45.8 A
Beban Trafo 3.2
- Tegangan
: 6,3 kV / 400 V
- Daya
: 1250 kVA
- Vektor Grup : Dyn11
- Arus 2nd
: 3125 A
Beban Trafo 3.2
- Tegangan
: 6,3 kV / 400 V
- Daya
: 1250 kVA
- Vektor Grup : Dyn11
- Arus 2nd
: 3125 A
Tabel 2. Hasil
Data ETAP
Harm
N onik
o Order
ke1 3
509.
Indu
ktor
(mH
)
2.53
Resi
stor
(Ω)
5
3
7
4
9
5
11
6
13
7
15
8
17
817
558.
989
571.
714
576.
805
579.
341
580.
784
581.
683
582.
281
8
0.78
8
0.38
3
0.27
7
0.15
0
0.10
7
0.08
0
0.00
62
99
0.00
62
0.00
30
0.00
18
0.00
12
0.00
08
0.00
06
0.00
05
Gambar 6. Hasil THDi Bus Incoming tanpa
filter
Gambar 7. Gelombang Bus Incoming tanpa
filter
Hasil dari pemasangan filter orde 3, 5, 7, 9,
11 ,13, 15 & 17
Gambar 8. Hasil THDi Bus Incoming dengan
filter orde 3, 5, 7, 9, 11 ,13, 15 dan 17
Perhitungan Parameter untuk
Kapa
sitor
(𝜇𝐹)
2
ISSN : 1693-752X
THDi Bus Incoming awal sebesar 64,15 %
setelah pemasangan filter orde 3, 5, 7, 9, 11
,13, 15 & 17 menjadi 3,25 % terjadi
K
et.
0.01
44
Jurnal Momentum
penurunan sebesar 94.93 %. Dengan bentuk
gelombang sebagai berikut.
N
o.
3
3&5
2
6
7
8
3, 5 & 7
3, 5, 7 & 9
64,15 %
3, 5, 7, 9 & 11
3, 5, 7, 9, 11 &
13
3, 5, 7, 9, 11,
13 & 15
3, 5, 7, 9,11,
13, 15 & 17
17
Harmo
nik
Setela K
h
e
pemas t
angan
filter
26.18
%
14.28
%
9.67 %
7.21 %
13
Sesudah
9
Besar Harmonik
Harmon
ik
Sebelum Pemasangan
pemasan Filter Orde kegan
filter
1
3
4
5
dan
80
60
40
20
0
5
3.2.
Analisa
Setelah
dilakukan
perhitungan
dan
pemasangan filter harmonik secara bertahap
pada Bus Incoming dari mulai filter
harmonik ke-3 hingga ke-17 terlihat pada
pemasangan filter ke-3 hingga ke-17
harmonik mengalami penurunan yang
signifikan, penurunan nilai THDi Bus dari
64,15% menjadi 3.25%. Dengan grafik
dibawah ini:
Gambar 9. Gelombang Bus Incoming
dengan filter orde 3, 5, 7, 9, 11 ,13, 15 & 17
Hasil THDi Sebelum
Pemasangan Filter
ISSN : 1693-752X
Funda…
Vol.19 No.1 Februari 2017
Grafik
Harmonik
Filter Harmonik ke-
Gambar 11. Grafik penurunan THDi dari
pemasangan filter harmonik ke-3 hingga ke17
4.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Setelah dilakukan proses simulasi
harmonik pada sistem kelistrikan Unit Kiln
Indarung II PT. Semen Padang maka
didapatkan simpulan :
1. Setelah dibuat simulasi harmonik
menggunakan software ETAP 7, data total
harmonik distortion THDi bus incoming
sebesar 64,15% yang diamana nilai
tersebut sudah melebihi dari standar
IEEE.
2. Filter yang akan dipasang adalah filter
tipe single tuned filter pada orde ke-3,
orde ke-5, orde ke-7, ke-9, ke-11, ke-13,
ke-15 dan ke-17. Setelah pemasangan
filter harmonik diatas terjadi penurunan
nilai THDi dari 64.15% menjadi 3.25 %
5.67 %
4.61 %
3.83 %
3.25 %
Setelah didapat beberapa orde dari
Filter Harmonik, kemudian filter-filter ini
dipasang pada bus Incoming unit Kiln
Indarung 2 PT. Semen Padang. Sehingga
setelah dibangun sistem pada simulasi
didapatkan bentuk diagram menjadi:
4.2.
Saran
Adapun saran-saran yang dapat
diambil dari penelitian ini adalah :
1. Perlu dilakukan analisa yang lebih
mendalam untuk perancangan dan
pemasangan filter harmonik, karena
dalam analisa tugas akhir ini di
fokuskan pada perhitungan besar
harmonik dan filter harmonik.
2. Perlu
dilakukan
penelitian/pengecekan lebih lanjut
Gambar 10. Permodelan ETAP-Program
setelah pemasangan filter
45
Vol.19 No.1 Februari 2017
Jurnal Momentum
terhadap kandungan harmonik di
peralatan PT. Semen Padang
khususnya pada unit Kiln Indarung
II.
ISSN : 1693-752X
Surbakti, Eka Rahmat. (2013). Analisa
Pengaruh Harmonisa Terhdap FaktorK Pada Transformator. Medan :
Universitas Sumatera Utara (USU)
Syahwil, Muhammad dkk (2010). Studi
Dampak Harmonisa Terhadap Susut
Teknis Pada Industri Semen (kasus
Industri Semen Tonasa). Makassar :
Hasanuddin University.
DAFTAR PUSTAKA
Adly A. Girgis,(1993). Harmonics and
Transient Overvoltages Due to
Capasitor Switching. Vol.29 No.6, IEE
Asaad A. Elmoudi, (2006). Evaluation
of Power
System Harmonic Effects on Transformer.
Doctoral
Dissertation.
Helsinki
University
of
Technology.
Transacttions on Industry Applications
Afandi, A.N. (2010). Operasi Sistem Tenaga
Listrik. Edisi Pertama. Jogjakarta:
Penerbit GAVA MEDIA.
Zulkarnaini. (2012). Perancangan filter
Harmonik Untuk Kelistrikan Rumah
Tangga. Institut Teknologi Padang.
Daryanto. (2008). Pengetahuan Teknik
Elektronika. Cetakan Kelima. Jakarta:
Penerbit PT Bumi Aksara.
Zulkarnaini. (2013). Pengaruh Harmonik
Terhadap MCCB Rumah Tangga.
Institut Teknologi Padang.
De La Rosa, Frank C. (2006). Harmonics and
Power Systems. New York: Taylor
Francis Group,LLC.
Dugan, Roger C, Mcgranaghan, Mark F,
Santoso, Surya, Beaty, H Wayne.
(2002). Electrical Power Systems
Quality. Second Edition. McGraw Hill.
Hasan, Basri. (2011). Distribusi Tenaga
Listrik. Bahan Ajar ITP. Padang:
Institut Teknologi Padang.
Hutauruk, T.S. (1990). Transmisi Daya
Listrik. Cetakan Kedua. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
IEEE Std 519-1992. Recommendee Practice
And Requairment For Harmonic.
Control In Electric Power System
Petruzella, Frank D. (1971). Elektronik
Industri (Terjemahan Drs. Sumanto.
MA). Second Ed. Jogjakarta: Penerbit
ANDI.
Prasetyadi, Willy dkk (2012). Evaluasi
Harmonisa dan Perencanaan Filter
Pasif pada Sisi Tegangan 20 kV Akibat
Penambahan Beban pada Sistem
Kelistrikan Pabrik Semen Tuban.
Surabaya : Institut Sepuluh November
(ITS)
46
Download