Uploaded by User14945

BAB 2 (II)

advertisement
BAB II
ORGANISASI PELAKSANAAN
Pembangunan suatu kegiatan perlu pengorganisasian yang terkoordinasi
secara efektif dan sistematis. Dalam pelaksanaan kegiatan perlu adanya suatu
pengatur struktur organisasi. Organisasi kegiatan ini di butuhkan untuk
mempelancar pelaksanaan dan keberhasilan pembangunan sehingga hasil yang di
perlukan lebih maksimal dan sesuai dengan rencana. Untuk tercapainya sasaran
pelaksanaan sebagai mana di harapkan, maka setiap unsur yang terlibat harus dapat
berinteraksi dengan baik dan saling menunjang antara satu dengan lainnya sesuai
dengan wewenang dan fungsinya masing-masing.
2.1
Struktur organisasi
Suksesnya suatu proyek dalam mencapai hasil yang maksimal sangat
tergantung dari mulai perencanaan sampai pelaksanaannya. Untuk menjamin
kelancaran suatu pekerjaan di perlukan adanya unsur-unsur organisasi sehingga
masing-masing unsur tersebut terlibat di dalamnya dan bertanggung jawab demi
kelancaran pembangunan dan pelaksanaan hingga selesainya proyek. Hubungan
satu unsur dengan unsur lainnya harus saling berinteraksi dengan baik, sehingga
pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah di tetapkan.
Dimana unsur-unsur yang terlibat langsung dalam menangani kegiatan tersebut
adalah:
1. Pimpinan pelaksana kegiatan (Bowheer/Owner);
2. Konsultan Perencana; (Consultant/Designer);
3. Manajemen Kontruksi (Direksi/Supervisor);
4. Pelaksana (Contraktor).
Semua unsur-unsur organisasi tersebut mempunyai tugas dan tanggung
jawab yang berbeda-beda, tetapi dalam pelaksanaannya unsur-unsur tersebut saling
terkait dan tergantung satu sama lainnya, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan
akan memperoleh hasil yang sebaik-baiknya.
3
2.1.1 Pemilik proyek (bouwheer/owner)
Ervianto (2002) berpendapat bahwa pimpinan pelaksana kegiatan (owner)
adalah pihak yang memiliki gagasan untuk membangun proyek dan memberikan
pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut,
pimpinan pelaksana kegiatan atau pengguna jasa, dapat berupa perseorangan,
badan/lembaga/instansi pemerintah. Adapun yang menjadi pemilik proyek pada
Pembangunan Gedung Depot Arsip Balai Arsip Statis dan Tsunami adalah Arsip
Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Adapun tugas dan tanggung jawab pemilik proyek adalah sebagai berikut :
1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor);
2. Meminta laporan secara priodik mengenai plaksanaan pekerjaan yang telah
di lakukan oleh penyedia jasa;
3. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang di butuhkan
oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan;
4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan;
5. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa
sejumlah biaya yang di perlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan;
6. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan
cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak
atas nama pemilik;
7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi); dan
8. Menerima dan mengesahlkan pekerjaan yang telah selesai di laksanakan
oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang di
kehendaki.
2.1.2 Konsultan perencana (consultant/designer)
Soeharto (1995) berpendapat bahwa konsultan perencana adalah pihak
perorangan atau badan hukum yang menerima tugas dari pimpinan pelaksana
kegiatan (PPK) umtuk melaksanakan pekerjaan perencana/pelaksanaa proyek.
Adapun yang menjadi konsultan perencana pada proyek Pembangunan Gedung
Depot Arsip Balai Arsip Statis dan Tsunami adalah PT. Daya Cipta Dianranacana.
4
Adapun tugas dan tanggung jawab konsultan perencana adalah sebagai
berikut :
1. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana,
rencana kerja dan syarat-syarat, hitung struktur dan rencana anggaran biaya;
2. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pemilik proyek dan pihak
kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan;
3. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal
yang kurang jelas dalam gambaran rencana, rencana kerja, dan syaratsyarat;
4. Membuat gambar revisi apabila terjadi perubahan perencanaan, dan
5. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.
2.1.3
Manajemen Kontruksi (direksi/supervisor)
Ervianto (2002) berpendapat bahwa konsultan pengawas (supervisi) adalah
pihak perorangan atau badan hukum yang di tunjuk dan di beri kuasa penuh oleh
pemilik proyek untuk mengawasi dan mengontrol pelaksanaan pekerjaan di
lapangan. Pengawasan dan pengontrolan dilakukan agar tercapai hasil kerja sesuai
dengan persyaratan yang ada. Adanya pengawasan dari direksi diharapkan
pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil sesuai
perencanaan yang di harapkan. Adapun tugas dan tanggung jawab konsultaan
pengawas adalah sebagai berikut :
1. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan;
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan;
3. Melakukan perhitungan prestasi perkerjaan;
4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar;
5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya;
5
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar di
capai hasil akhir sesuai dengan yang di harapkan dengan kualitas, kuantitas
serta waktu pelaksanaan yang telah di tetapkan;
7. Menerima atau menolak material/peralatan yang di datangkan kontraktor;
8. Menghentikan sementara apabila terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku;
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan,bulanan); dan
10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan bertambah atau
berkurangnya pekerjaan.
Dalam melasksanakan tugasnya, konsultan pengawas bertanggung jawab
kepada pemimpin proyek. Pengawas berhak memberikan saran dan petunjuk
kepada pelaksana (pemborong/kontraktor) jika disarankan perlu, agar waktu
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang telah di sepakati bersama di
dalam RKS. Adapun yang menjadi konsultan manajemen kontruksi pada proyek
Pembangunan Gedung Depot Arsip Balai Arsip Statis dan Tsunami, adalah PT.
Harawana Consultant KSO PT. Citra Rancang Global.
2.1.4 Pelaksana (contractor)
Sueharto, (1995) berpendapat bahwa pelaksana (contraktor) adalah pihak
perorangan atau badan hukum yang menerima pekerjaan, yang di percaya untuk
melaksanakan kegiatan pembangunan sesuai dengan biaya yang di tetapkan
berdasarkan gambar rencana dan peraturan syarat-syarat yang telah di tetapkan.
Kontraktor juga harus memiliki usaha yang bergerak di bidang jasa kontruksi sesuai
dengan keahlian dan kemampuannya serta mempunyai tenaga ahli teknik dan
sarana peralatan yang cukup. Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana
(contraktor) adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan saran penunjang untuk kelancaran kerja;
2. Menyediakan dan mempersiapkan perlengkapan bahan yang akan
digunakan pada proyek sesuai dengan persyaratan bestek;
3. Menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman serta peralatan yang di
perlukan saat pelaksanaan pekerjaan;
6
4. Melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan
memenuhi peraturan yang tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat
(RKS);
5. Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktunya seperti
yang telah di tetapkan dalam kontrak;
6. Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung
jawab pelaksana; dan
7. Bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama masa pemeliharaan.
Adapun yang menjadi pelaksana pada proyek Pembangunan Gedung Depot
Arsip Balai Arsip Statis dan Tsunami, adalah PT. Nia Yulided Bersaudara KSO PT.
Karya Dwiputra Pratama.
2.2
Hubungan Kerja Antara Unsur-unsur Organisasi Proyek
Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai sturuktur organisasi tertentu
yang mencerminkan tingkat serta hubungan kerja dalam perusahaan tersebut.
Hubungan ini merupakan hubungan kerja antara unsur-unsur organisasi yaitu antara
pemilik proyek dengan perencana, pengawas, dan pelaksana merupakan suatu cara
untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan operasional yang dapat terkoordinasi
dengan baik. Sehingga dapat mencapai tingkat kesuksesan perusahaan yang
diinginkan sesuai dengan yang di rencanakan.
Agar proses pelaksanaan sebuah proyek pembangunan dapat berlangsung
dengan baik, dibutuhkan suatu wadah yang berupa hubungan kerja antara unsurunsur dari organisasi yang terlibat dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :
secara teknis dan secara hukum.
2.2.1
Hubungan Kerja Secara Teknis
Hubungan kerja secara teknis merupakan suatu hubungan tanggung jawab
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan suatu proyek. Dalam hal ini semua masalah
teknis perencanaan diserahkan oleh pemimpin proyek kepada perencana.
Berdasarkan penunjukan pengawas oleh pemimpin proyek, maka seluruh teknis
pengawasan diserahkan kepada pengawas. Jika terdapat suatu masalah teknis yang
7
perlu dibicarakan, pemilik proyek tidak dapat berhubungan langsung kepada
pelaksana melainkan harus melalui pengawas. Dalam pelaksanaan di lapangan
pengawas memiliki kuasa penuh untuk menegur pelaksana apabila pekerjaan yang
dilaksanakannya menyimpang dari bestek, plat lantai, balok, kolom lantai 2 (dua).
Untuk lebih jelas hubungan kerja antar unsur-unsur organisasi tersebut dapat dilihat
pada Gambar 2.1
PEMILIK PROYEK
PENGAWAS
PERENCANA
PELAKSANA
Keterangan :
= Garis Perintah
= Garis Konsultasi
Gambar 2.1
Sumber
: Struktur hubungan kerja secara teknis
: Ervianto (2002)
2.2.2 Hubungan Kerja Secara Hukum
Secara hukum masing-masing pihak mempunyai kedudukan yang sama dan
terikat dengan kontrak, sehingga masing-masing pihak menjalankan tugasnya
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama. Pelaksana dan pengawas
proyek bertanggungjawab terhadap pemilik proyek. Keduanya saling terkait satu
sama lain, sehingga didapat hasil proyek sesuai dengan yang direncanakan. Sama
halnya dengan pelaksana dan pengawas proyek, perencana juga bertanggungjawab
terhadap pemilik proyek. Untuk lebih jelas hubungan kerja antar unsur-unsur
organisasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2 pada halaman 9.
8
Pemilik Proyek (Owner)
Perencana (consultant)
Pengawas (Direksi)
Pelaksana (Kontraktor)
Keterangan:
Gambar 2.2
Sumber
Membayar jasa kepada konsultan
perencana, pengawas, kontraktor
Memberi jasa kepada pimpinan pelaksana kegiatan
Kontrak
Mengawasi RKS
Realisasi RKS
: Struktur hubungan kerja secara hukum
: Ervianto (2002)
2.2.3 Pelaksanaan Prosedur Pelelangan
Pelelangan adalah suatu sistem penawaran yang memberikan kesempatan
kepada rekanan yang diundang untuk mengajukan penawaran biaya pekerjaan yang
ditawarkan. Melalui persaingan yang sehat, maka diperoleh rekanan yang benarbenar mampu serta memenuhi syarat administrasi, teknis dan finansial (keuangan)
untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Penentuan pelaksanaan kegiatan pada dasarnya dapat dilakukan dengan
empat cara :
1. Pelelangan umum, yaitu pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan
pengumuman secara luas melalui media massa atau papan pengumuman
resmi untuk penerangan umum, sehingga masyarakat luas dunia usaha yang
berminat dapat mengikutinya;
9
2. Pelelangan terbatas, yaitu pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang
dilakukan antara pemborong/rekanan yang dipilih dari pemborong/rekanan
yang tercatat dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM) sesuai dengan bidang
usaha ruang lingkupnya atau klasifikasi kemampuannya;
3. Pemilihan langsung, yaitu pelaksana pekerjaaan pembangunan maupun
pengadaan barang/jasa oleh rekanan tanpa melalui pelelangan umum atau
pelelangan terbatas, yang dilakukan dengan membandingkan sekurangkurangnya tiga penawar yang tercantum dalam Daftar Rekanan Mampu
(DRM) dan dilakukan negosiasi penawaran secara teknis dan administratif
serta perhitungan harga yang dapat dipertanggung jawabkan; dan
4. Penunjukan langsung, yaitu pelaksana pelelangan yang hanya mengundang
satu rekanan yang dianggap mampu untuk mengajukan penawaran dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pelaksanaan suatu pelelangan, panitia lelang mempunyai tugas dan
kewajiban sebagai berikut :
1. Menetapkan syarat-syarat pelelangan;
2. Mengadakan pengumuman yang akan diadakan;
3. Memberikan penjelasan tentang syarat-syarat kerja serta berita acara;
4. Menetapkan tata cara penilaian pelelangan;
5. Melaksanakan pelelangan;
6. Mengadakan penilaian dan penetapan calon pemenang, dimana calon
pemenang diusulkan kepada Kepala Satuan Kerja (Ka.Satker) untuk
diputuskan sebagai pemenang; dan
7. Membuat laporan dan pertanggung jawaban kepada kegiatan.
Setelah pra lelang suatu proyek konstruksi yang akan dibangun akan dibuka
proses lelang beserta persyaratan lelang dimana pengumuman proses lelang akan
diumumkan melalui internet, koran, maupun rekan-rekan owner. Adapun batasanbatasan nilai pelelangan yang ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 70 tahun 2012
tentang perubahan kedua atas Perpres nomor 54 tahun 2010 tentang pengadaan
barang/jasa pemerintah.
10
Perpres baru ini mengatur kenaikan batas nilai pengadaan langsung
barang/jasa pemerintah. Perpres ini ditandatangani Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono sejak 31 Juli dan diundangkan menteri Hukum dan HAM pada tanggal
1 Agustus 2012.
a. Proses pelelangan.
-
Pengambilan dokumen lelang.
-
Pembentukan team pelaksana lelang (TPL).
-
Membaca dan mempelajari dokumen lelang.
-
Aanwijzing kantor dan lapangan.
-
Pelajari lebih dalam dokumen lelang.
-
Survey lapangan detail.
-
Perhitungan volume.
-
Metode kerja.
-
Sub-kontraktor.
-
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
-
Pembuatan pra rencana mutu proyek.
-
Plafond harga penawaran.
-
Proses komputer.
-
Jaminan bank, referensi bank dan syarat-syarat administrasi.
-
Memperhitungkan kemampuan lawan.
-
Perhitungan mark up.
-
menyusun, pengecekan dan pemasukan peawaran.
-
Laporan hasil lelang atau tender, dan
-
Data-data tetap.
b. Syarat-syarat pelelangan
-
Telah melunasi kewajiban pajak setahun terakhir.
-
Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan surat pengukuhan
pengusaha kena pajak (SPPKP) Telah memenuhi kewajiban perpajakan
terakir surat pemberitahuan tahunan (SPT) tahunan.
11
-
Membuat pernyataan tertulis bahwa, salah satu atau semua pengurus
dan badan usahanya tidak masuk daftar hitam memiliki sertifikat BPJS
ketenaga kerjaan (sertifikat, bukti setotan).
-
Memiliki akta pendirian perusahaan dan perubahannya bila ada, dan
untuk badan usaha berbadakan hukum telah terdaftar dan terigrestasi di
kementrian hukum dan HAM RI.
-
Memenuhi sisa kemampuan paket sasaran kerja pegawai (SKP).
-
Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai pemyedia jasa
pelaksanaan konstruksi dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakir,
baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman
subkontrak, kecuali bagi penyedia usaha kecil yang baru berdiri kurang
dari 3 (tiga) tahun.
-
Memiliki pengalaman pada subbidang pelaksanaan konstruksi jalan
raya (memiliki lingkungan yang sejenisdengan yang dilelangkan dan
setara dengan jalan nasiaonal/privinsi/kabupaten) dengan kemampuan
dasar (KD) sebesar minimal sama dengan nilai harga perkiraan sendiri
(HPS) yang di buktikan dengan kontrak dan provisional hand over
(PHO) jika sudah berakhir masa pemeliharaannya, diharapkan
melampirkan SCAN asli untuk pengalaman pekerjaan yang sudah
selesai, tanggal PHO terhitung sejak selambat-lambatnya batas akhir
pemasukan penawaran.
-
Memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah
untuk mengikuti pengadaan pelelangan tersebut sebesar paling kurang
10% dari nilai paket (HPS), akan dilakukan konfirmasi faktual secara
resmi terhadap dukungan bank tersebut kepada bank penerbit, sehingga
tidak hanya sebagai kelengkapan surat penawaran persyaratan
administrasi pelelangan belaka akan tetapi merupakan dukungan
keuangan rill dari bank tanpa syarat-syarat hasil, konfirmasi faktual
dapat menggugurkan penawaran, jika hanya sebagai kelengkapan
administrasi saja atau bersyarat.
12
-
Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir,
baik dilingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman
subkontrak, kecuali bagi penyedia usaha kecil yang baru berdiri kurang
dari 3 (tiga) tahun.
-
Memiliki dan menyampaikan sertifikat manajemen mutu perusahaan
(SNI/ISO 9001:2008), dan sertifikat manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) (OHSAS 18001:2007).
-
Untuk peserta yang melakukan kemitran/kerjasama operasi (KSO)
formulir kualifikasi dan Pakta Integritas ditandatangani oleh seluruh
anggota KSO, kecuali leadfirm cukup mengisi data kualifikasi pada
data isisan kualifikasi melalui sistem pengadaan secara elektronik
(SPSE), hanya dicantumkan apabila membolehkan KSO.
-
Memiliki tenaga teknis dengan kualifikasi keahlian sesuai dengan yang
tertuang dalam dokumen pengadaan lembar data pemilihan dan lembar
data kualifikasi (LDP dan LDK).
-
Memiliki kemampuan untuk menyediakan peralatan sesuai dengan
yang tertuang dalam dokumen pengadaan (LDP dan LDK).
-
Menyampaikan pekerjaan yang sedang dilakasanakan (jika ada).
-
Dalam hal proses pemilihan penyedia jasa dilaksanakan mendahului
pengesahan dewan pertimbangan agung (DPA) dan alokasi anggaran
dalam DPA tidak disetujui atau ditetapkan kurang dari nilai pengadaan
barang/jasa yang diadakan, maka proses pemilihan penyedia jasa
dilanjutkan ketahap penandatanganan kontrak setelah dilakukan revisi
DPA atau proses pemilihan penyedia jasa dibatalkan demi hukum dan
peserta tidak dapat menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
c. Batasan-batasan nilai pelelangan menurut (perpres nomor 70 tahun 2012)
-
Kenaikan batas nilai pengadaan langsung barang/pekerjaan/konstruksi
Jasa dan lainnya (yang semula s.d. Rp100 juta menjadi s.d. Rp 200 juta).
-
Kenaikkan batas nilai pelelangan sederhana dan pemilihan langsung
yang semula s.d. Rp 200 juta menjadi s.d. Rp 5 miliar.
13
-
Untuk mempercepat proses pengadaan, jawaban sanggahan banding
dapat dilakukan oleh pejabat eselon I atau pejabat eselon II yang
mendapatkan penugasan dari menteri/kepala lembaga.
-
Penambahan pengaturan untuk pengadaan yang bersifat khusus di
bidang keuangan terkait pengelolaan utang, yang diatur lebih lanjut
oleh menteri keuangan.
-
Kepemilikan sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa dikecualikan
untuk pejabat pembuat komitmen (PPK )yang dibuat oleh eselon 1 atau
2, atau PPK pada pemerintah daerah yang dirangkap oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran (PA/KPA),semula semua PPK
wajib memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa.
-
Persetujuan kontrak tahun jamak untuk kegiatan yang nilai kontraknya
Sampai dengan Rp 10.000.000.000,00 bagi kegiatan penanaman benih,
bibit, penghijauan, pelayanan perintis/darat/laut/udara, makanan dan
obat
dirumah sakit, makanan untuk narapidana dilembaga
pemasyarakatan, pengadaan pita cukai, layanan pembuangan sampah,
dan pengadaan jasa cleaning service, dilakukan oleh menteri/pimpinan
lembaga terkait semula semua kegiatan kontrak tahun jamak harus
melalui persetujuan menteri keuangan.
-
Penegasan bahewa pihak yang dapat melakukan sanggahan adalah
peserta yang memasukkan penawaran.
2.2.4 Tenaga Kerja
Pada pelaksanaan proyek konstruksi ini, kontraktor menunjuk langsung
seorang kepala tukang untuk mengatur para tukang dan pekerja dalam bekerja.
Kepala tukang seara langsung bertanggung jawab kepada kontraktor terhadap
segala
sesuatu
yang
berhubungan
dengan
pekerja.
Untuk
kelancaran
kerja,kontraktor menempatkan seorang pengawas yang bertugas mengawasi setiap
pekerjaan dan kebutuhan bahan bangunan.
Tenaga kerja yang dipakai pada proyek ini berasal dari dalam dan luar Aceh,
diantaranya dari Bandung. Pada pekerjaan lapangan, jumlah pekerja disesuaikan
14
dengan item pekerjaan yang sedang dilakukan. Saat suatu pekerjaan sedang tinggi
kuantitasnya, pekerja akan lebih difokuskan pada pekerjaan tersebut. Penginapan
untuk pekerja dari luar disediakan di lokasi proyek oleh kontraktor. Kegiatan
pekerjaan proyek dilaksanakan menurut keahliannya masing-masing. Waktu kerja
ditentukan, yaitu :
a. Pagi mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB.
b. Istirahat dari pukul 12.00 WIB sampai dengan 13.00 WIB.
c. Dan dimulai kembali pada siang hari pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul
17.00 WIB.
d. Lembur di mulai Pukul 17.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB.
Upah kerja dibayar kontraktor kepada kepala tukang, sedangkan kepala
tukang membayar upah bulanan kepada pekerja yang masing-masing berbeda
menurut keahlian, kemampuan dan kerjanya. Selain itu tenaga kerja dibekali
dengan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) yang terdiri dari safety helmet,
sepatu boot, dan safety belt.
2.2.5 Penjadwalan Proyek
Proyek Pembangunan Gedung Depot Arsip Balai Arsip Statis dan Tsunami
dimulai pada pada 27 Maret 2019 dan berakhir pada 21 November 2019 sedangkan
penulis mulai melaksanakan Kerja Praktek pada 17 Juni 2019 dan berakhir pada 17
Agustus 2019. Selama melaksanakan kerja praktek tersebut penulis menilai
pelaksanaan proyek pembangunan tersebut sangat cepat, dikarenakan tidak
memiliki kendala apapun, maupun alam atau lingkungan. Perkerjaan proyek ini
mengejar target yang sudah ditetapkan di bulan November tahun 2019.
2.2.6 Kedudukan Penulis
Berdasarkan surat pengantar dari Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Aceh, nomor 528/UM.M5.FT-TS/VI/2019,
penulis ditempatkan pada pihak kontraktor pelaksana yaitu perusahaan PT. Nia
Yulided Bersaudara KSO PT. Karya Dwiputra Pratama adalah perusahaan jasa
konstruksi yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi dan konsultan manajemen
15
konstruksi. Kegiatan ini lebih kurang selama 2 (dua) bulan, dari tanggal 17 Juni
2019 s.d. 17 Agustus 2019..
2.2.7 Penunjukan Pelaksanaan Pekerjaan
Proyek Perencanaan Pembangunan Gedung Depot Arsip Balai Arsip Statis
dan Tsunami, maka untuk menetapkan pelaksana proyek diadakan pelelangan.
Sistem pelelangan yang dilakukan adalah sistem pelelangan umum, yang dilakukan
secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media masa atau papan
pengumuman resmi.
Berdasarkan penawaran yang diajukan oleh para kontraktor yang ikut dalam
pelelangan umum ini yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara
luas, maka ditetapkan sebagai :
1. Pemenang :
a. Nama perusahaan
: PT. Nia Yulided Bersaudara.
b. Alamat
: Jl. H.T. Daud Syah No 29 Banda Aceh.
c. Harga penawaran
: Rp. 48.901.242.280,
(Empat Puluh Delapan Miliar Sembilan Ratus Satu
Juta Dua Ratus Empat Puluh Dua Ribu Dua Ratus
Delapan Puluh Rupiah).
Mengajukan penawaran kepada pemilik, kemudian tunggu penunjukan
pemenang dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender, setelah berlaku masa proses
30 (tiga puluh) hari kalender pemenang ditentukan dan sejak itu tunggu masa
sanggah selama 7 (tujuh) hari kalender, bila pada masa tersebut tidak ada yang
sanggah maka pemenang dapat menandatangani kontrak kerja antara pemilik
pekerjaan dengan pemenang tender.
Dan langkah selanjutnya menunggu dikeluarkannya Gunning dan SPMK
(Surat Perintah Mulai Kerja) dari pihak pemilik pekerjaan dalam waktu seminggu
setelah mendapat Gunning dan SPMK di tangan pemenang, selanjutnya sudah dapat
diurus uang muka/termin sebesar 20 % dari nilai kontrak kerja dan uang tersebut
digunakan sebagai modal awal pekerjaan yang akan dilaksanakan.
16
Langkah
mempersiapkan
selanjutnya
personil
setelah
dan
SPMK
bahan/alat
dikeluarkan
yang
akan
pemenang
dimobilisasikan
memberangkatkan dalam waktu 60 (enam puluh) hari kalender dan yang
dimobilisasikan termasuk adalah :
-
Personil (mulai dari G.S/General Intendent) sampai ke pekerjaan harian.
-
Pembuatan direksi keet (rumah/kantorlapangan).
-
Peralatan (mulai dari alat berat alat sampai alat ringan).
17
Download