Uploaded by Satria Dwi Yansah

power poin Motor Induksi 3 Fasa satria

advertisement
SATRIA DWI YANSAH
17 16 13
015
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengerti dan memahami konsep untuk analisis motor
induksi 3 fasa
2. Dapat memahami tentang aplikasi motor induksi 3 fasa di
dalam dunia industri
3. Dapat memahami prinsip kerja dan kontruksi dari motor
listrik 3 fasa
PEMBAHASAN
a) bentuk fisik
b. motor induksi dilihat ke
Gambar 2.1 Motor induksi 3-fasa
Gambar 2.2 Penerapan motor induksi di dunia industri
Data-data motor induksi mengenai daya, tegangan dan data lain yang berhubungan dengan kerja motor
induksi dibuatkan pada plat nama (name plate) motor induksi. Contoh data yang ditampilkan pada plat nama
motor induksi ini diperlihatkan pada gambar 2.3
Gambar 2.3 Contoh data yang ada di plat nama motor induksi
Untuk mengontrol kecepatan motor induksi 3 phase
menggunakan metode Direct Torque Control memiliki beberapa
kelebihan diantaranya adalah :
1. Tidak membutuhkan transformasi koordinat.
2. Tidak membutuhkan pembangkit pulsaPWM.
3. Tidak membutuhkan regulator arus.
4. Kurang bergantung pada parameter mesin.
2.2. Direct Torque Control (DTC)
Direct Torque Control (DTC) adalah kontrol berdasarkan fluks stator dalam kerangka
seferensi stator menggunakan kontrol langsung dari switching inverter. Ide dasar dari DTC
adalah perubahan torsi sebanding dengan slip antara fluk stator dan fluk rotor pada kondisi
fluk bocor stator tetap.
2.3. Kontrol PI
Kontrol PI merupakan salah satu jenis pengatur yang banyak digunakan pada kontrol loop
tertutup. Selain itu sistem ini mudah digabungkan dengan metoda pengaturan yang lain
seperti Fuzzy dan Robust, Sehingga akan menjadi suatu sistem pengatur yang semakin
baik. Kontrol PI terdiri dari 2 jenis cara pengaturan yang saling dikombinasikan, yaitu
Kontrol P (Proportional) dan Kontrol I (Integral). Masing-masing memiliki parameter
tertentu yang harus diset untuk dapat beroperasi dengan baik, yang disebut sebagai
konstanta. Setiap jenis, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
2.4. Keuntungan motor induksi 3 fasa :
 Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor sangkar
 Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.
 Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi gesekan
kecil. Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak diperlukan.
2.5. Kerugian penggunaan motor induksi 3 fasa
 Kecepatan tidak mudah dikontrol
 Power faktor rendah pada beban ringan.
 Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal
2.6. Prinsip kerja motor induksi 3 fasa
 Bila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator, maka pada
kumparan stator akan timbul medan putar dengan kecepatan, ns = 120f/P , ns
= kecepatan sinkron, f = frekuensi sumber, p = jumlah kutup
 Medan putar stator akan memotong konduktor yang terdapat pada sisi rotor,
akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi ( ggl ) sebesar
E2s = 44,4fnØ. Keterangan : E = tegangan induksi ggl, f = frekkuensi, N =
banyak lilitan, Q = fluks
 Karena kumparan rotor merupakan kumparan rangkaian tertutup, maka
tegangan induksi akan menghasilkan arus ( I ).
 Adanya arus dalam medan magnet akan menimbulkan gaya ( F ) pada rotor.
 Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya F pada rotor cukup besar untuk
memikul torsi beban, maka rotor akan berputar searah dengan arah medan
putar stator.
 Untuk membangkitkan tegangan induksi E2s agar tetap ada, maka diperlukan
adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan
kecepatan putar rotor (nr).
2.7. Konstruksi Motor Induksi 3 fasa
Sebagaimana mesin pada umumnya menunjukkan bahwa motor induksi juga memiliki
konstruksi yang sama baik motor DC maupun AC. Konstruksi dimaksud terdiri dari 2 bagian
utama yaitu stator dan rotor. Secara lengkap dan detail dari kedua konstruksi dapat dilihat pada
gambar 1 berikut
:
Gambar 2. 4. Kostruksi utama Stator dan Rotor
2.7.1. Stator
Stator pada motor induksi adalah sama dengan yang dimiliki oleh motor sinkron dan
generator sinkron. Konstruksi stator terbuat dari laminasi-laminasi dari bahan besi
silikon dengan ketebalan (4 s/d 5) mm dengan dibuat alur sebagai tempat meletakan
belitan/kumparan, secara detail ditunjukan pada gambar 2 berikut.
Gambar 2. 5. Konstruksi stator dengan alur-alurnya
2.7.2. Rotor
Ini adalah bagian yang berputar dari motor. Seperti dengan stator atas, rotor terdiri dari satu
set laminasi baja beralur ditekan bersama dalam bentuk jalur magnetik silinder dan sirkuit
listrik. Rangkaian listrik dari rotor dapat berupa :
Menurut jenis rotor pada motor induksi dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
a. Rotor Sangkar Tupai (Squirrel Cage Rotor)
Rotor yang terdiri dari sejumlah lilitan yang berbentuk Batang tembaga yang dihubungkan
singkat pada setiap ujungnya kemudian disatukan (di cor) menjadi satu kesatuan
sebagaimana gambar 2.6.
Gambar 2.6. Rotor sangkar Tupai
Gambar 2.7. Konstruksi dan bagian dari rotor sangkar
b. Rotor Belitan (Wound Rotor)
Rotor yang terbuat dari laminasi-laminasi besi dengan alur-alur sebagai tempat
meletakkan belitan (kumparan) dengan ujung-ujung belitan yang juga terhubung singkat
seperti gambar 2.8.
Gambar 2.8. Rotor berlian
Motor dengan jenis rotor belitan biasanya diperlukan pada saat pengasutan atau
pengaturan kecepatan dimana dikehendaki torsi asut yang tinggi
Gambar 2.9. Jenis rotor sangkar dan belitan pada motor induksi 3 fasa
Pada gambar 2.7 dan 2.8 di bawah ini menunjukkan detail dari konstruksi
motor induksi dengan rotor sangkar dan rotor belitan termasuk bagianbagiannya
Gambar 2.10. Konstruksi detail motor induksi dengan ”rotor sangkar”
Gambar 2.11. Konstruksi detail motor induksi dengan ”rotor belitan”
2.8. Parts lainnya
Bagian lain, yang dibutuhkan untuk melengkapi motor induksi adalah:
 Dua flensa di ujung untuk mendukung dua bantalan, satu di drive-end (DE) dan yang
lainnya di non drive-end (NDE)
 Dua bantalan untuk mendukung berputarnya poros, pada DE dan NDE
 Poros baja untuk transmisi torsi ke beban
 Kipas pendingin yang terletak di NDE untuk memberi pendinginan yang kuat untuk
stator dan rotor
 Kotak terminal di atas atau kedua sisi untuk menerima sambungan listrik eksternal
Gambar 2.12. Komponen lainnya pada motor induksi
2.9. Aplikasi Motor Induksi Pada Elevator atau Lift
Salah satu jenis pesawat pengangkat yang berfungsi
untuk membawa barang maupun penumpang dari suatu
tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi ataupun
sebaliknya. Adapun jenis mesin lift dibagi menjadi dua
yaitu mesin lift penumpang dan lift barang. Gerak kerja
dari mesin lift ini adalah dengan cara menaik
turunkansangkar pada sebuah lorong lift dimana
gerakannya berasal dari putaran motor listrik. Konstuksi
umum mesin lift/elevator berupa sebuah sangkar yang
dinaik turunkan oleh mesin pengangkat, dimana yang
akan direncanakan disini adalah dua sangkar tanpa
penyeimbang(Counter Weight) yang mana apabila salah
satu sangkar naik maka sangkar yang satu lagi harus
turun begitu pula untuk sebaliknya. Sangkar tersebut
dijalankan pada rel-rel dengan menggunakan alat
penuntun sangkar yang terpasang tetap, hal ini
dimaksudkan agar lift tersebut tidak bergoyang pada saat
berjalan.
1. Control System
2. Geared Machine
3. Primary Velocity Tranducer
4. Governor
5. Hoisting Ropes
6. Roller Guide/ Guide Shoe
7. Secondary Possition Tranducer
8. Door Operator
9. Entrance Protection System
10. Load Weighing Tranducers
11. Car Safety Device
12. Traveling Cable
13. Elevator Rail
14. Counterweight
15. Compesation Ropes
16. Governor Tension Sheave
17. Counterweight Buffer
18. Car Buffer
Gambar 2.13. Bagian- bagian elevator
Bagian-bagian rangkaian elektro pengatur arus listriknya adalah :
1.Motor Penggerak
Gambar 2.14. Motor penggerak
Mesin penggerak ini menggunakan motor listrik tiga phase yang putarannya diteruskan dengan
transmisi roda gigi. Motor penggerak ini dilengkapi dengan rem magnet (magnetic brake) yang
berfungsi menahan motor ketika kereta elevator telah sampai pada lantai yang dituju, pergerakan
cepat atau lambatnya elevator diatur oleh PLC (Programable Logic Control) . Motor penggerak
dalam menarik dan menurunkan elevator menggunakan tali baja ( rope ) yang melingkar pada
puli mesin ( sheave ).
2.Pulley
Sistem pulley dalam konstruksi mesin lift terdiri atas sistem tunggal dan majemuk.
3.Tali Baja
Tali baja berfungsi untuk meneruskan gerakan dari putaran puli ke gerakan naik turun sangkar
pertama dan sangkar kedua. Jumlah dan diameter tali baja ditentukan dari besarnya beban yang
akan diangkat.
4.Sangkar / Kereta
Sangkar adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengangkut penumpang maupun barang.
sangkar elevator beroperasi pada ruang luncur dan menapak pada rail di kedua sisinya, pada sisi
kanan dan kiri terdapat pemandu rail ( sliding guide ) yang berfungsi memandu atau menapaki
rail.
5. Bobot Penyeimbang (Counter Weight)
Penyeimbang (Counter Weight) dimaksudkan untuk mengimbangi dari berat sangkar sehingga
mesin tidak menahan beban yang tinggi. Pada umumnya berat penyeimbang sama dengan berat
maksimum sangkar ditambah 40% - 50% .
6. Rem
Mesin lift dilengkapi dengan rel elektromagnetik tertutup. Yang paling umum adalah rem lift
terdiri dari perakitan kompresi pegas , sepatu rem dengan lapisan, dan perakitan sebuah
solenoida . Bila solenoida tidak berenergi, kekuatan pegas sepatu rem untuk mencengkeram
drum rem yang menimbulkan torsiatau tekanan pengereman. Magnet dapat mengerahkan gaya
horizontal untuk menahan rem terbuka dan kembali menutup saat tidak digunakan.
7. Governor
Governor ini dihubungkan ke kereta dengan menggunakan tali baja pengaman. Tali pengaman
ini meneruskan gerakan dari kereta ke governer dan memutar roda governor. Apabila kecepatan
kereta melebihi kecepaan aman yang diijinkan, maka governor akan bekerja dengan cara sebagai
berikut :
a. Memutus jalur kontrol melalui saklar pembatas kecepatan.
b. Menjepit tali governor dan membuat rem pengaman bekerja
2.10. Perawatan
Perawatan yang tepat diperlukan untuk menjaga kinerja motor. Sebuah daftar periksa
praktek perawatan yang baik akan meliputi sebagai berikut.
Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan rumahnya (untuk
mengurangi kehilangan karena gesekan) dan untuk kotoran/debu pada saluran ventilasi
motor (untuk menjamin pendinginan motor)
2. Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor tidak kelebihan atau
kekurangan beban. Perubahan pada beban motor dari pengujian terakhir mengindikasikan
suatu perubahan pada beban yang digerakkan, penyebabnya yang harus diketahui.
3. Pemberian pelumas secara teratur. Fihak pembuat biasanya memberi rekomendasi untuk
cara dan waktu pelumasan motor. Pelumasan yang tidak cukup dapat menimbulkan
masalah, seperti yang telah diterangkan diatas. Pelumasan yang berlebihan dapat juga
menimbulkan masalah, misalnya 90 minyak atau gemuk yang berlebihan dari bearing
motor dapat masuk ke motor dan menjenuhkan bahan isolasi motor, menyebabkan
kegagalan dini atau mengakibatkan resiko kebakaran.
4. Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar dan peralatan yang
digerakkan. Sambungan yang tidak benar dapat mengakibatkan sumbu as dan bearings
lebih cepat aus, mengakibatkan kerusakan terhadap motor dan peralatan yang digerakkan.
5. Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal dan pemasangannya benar.
Sambungan-sambungan pada motor dan starter harus diperiksa untuk meyakinkan
kebersihan dan kekencangnya.
6. Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran pendingin motor bersih
untuk membantu penghilangan panas untuk mengurangi kehilangan yang berlebihan.
Umur isolasi pada motor akan lebih lama: untuk setiap kenaikan suhu operasi motor 10oC
diatas suhu puncak yang direkomendasikan, waktu pegulungan ulang akan lebih cepat,
diperkirakan separuhnya.
Motor induksi 3 fasa merupakan motor yg paling banyak
digunakan dalam bidang industri, karena memiliki
keunggulan yang handal, tidak ada kontak antara rotor
dan stator kecuali bearing, tenaga yang besar, daya listrik
yang rendah dan perawatan yang minim.selain itu
kontruksinya sangat sederhana sehingga tidak terlalu sulit
dalam perbaikannya apabila terjadi kerusakan pada motor
sehingga tidak menggangu jalannya produksi pada
industri.
Download