BAB II BATUAN BEKU II.1. MAGMA DAN KRISTALISASI MAGMA Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah, bersifat mudah bergerak (mobile), bersuhu antara 900°C - 1.100°C dan berasal atau terbentu pada kerak bumf bagian bawah hingga selubung bagian a tas. Pembentukan magma merupakan serangkaian proses kompleks yang meliputi proses pemisahan (differentiation), percampuran (assimilation), anateksis dan hibridisasi serta metamorfisma regional. Komposisi magma ditentukan oleh komposisi bahan yang meleleh, derajat fraksinasi dan jumlah pengotoran dalam magma oleh batuan samping (parent rock). Senyawa kimiawi magma yang dianalisa melalui basil konsolidasinya dipermukaan dalam bentuk batuan gunungapi, dapat dikelompokkan menjadi ; a. Senyawa-senyawa volatil, yang terutama terdiri dari fraksi gas seperti CH4, CO2 HC1, H2S, SO2, NH3 dan sebaginya. Komponen volatil ini akan mempengaruhi magma, antara lain : Kandungan volatil, khususnya H2O akan menyebabkan pecahnya ikatan Si - O - Si yang akan mempengaruhi inti kristal. Apabila nilai viskositas magma rendah maka difusi akan bertambah dan pertumbuhan kristal pun terjadi. Kandungan volatil khususnya H20 akan mempengaruhi suhu kristalisasi sebagian besar fasa mineral. Pada beberapa jenis magma, fasa mineral yang menghablur akan berubah sehingga terjadi penyimpangan terhadap reaksi Bowen. Volatil dalam magma menentukan besarnya tekanan selama proses kenaikan magma tersebut ke permukaan. Unsur-unsur volatil tersebut akan mempengaruhi jenis kegiatan gunungapi seperti terbentuknya piroklastik, awanpanas, dan sebagainya disamping tekstur dan bentuk kristal seperti lubanglubang gas (vesicles) dan glass-shard. Unsur-unsur volatil akan mempengaruhi proses pemisahan unsur-unsur tersebut dari magma. Apabila tekanan total (PL) lebih besar dari tekanan uap air (PH2O) dalam magma, maka uap air atau gas tidak akan terbentuk, sedangkan apabila tekanan total lebih besar dari tekanan cairan atau fluida (PF) maka tidak akan terbentuk fasa gas dan semua volatil berupa larutan. b. Senyawa-senyawa yang bersifat non volatil dan merupakan unsur-unsur oksida dalam magma. Jumlahnya yang mencapai 99% isi, sehingga merupakan major element, terdiri dari oksida-oksida SiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, TiO2 dan P2O5. c. Unsur-unsur lain yang disebut unsur jejak (trace element) dan merupakan minor element seperti Rubidium (Rb), Barium (Ba), Stronsium (Sr), Nikel (Ni), Universitas Gadjah Mada 1 Cobalt (Co), Vanadium (V), Crom (Cr), Lithium (Li), Sulphur (S) dan Plumbum (Pb). Menurut beberapa ahli magma dapat terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan dari kriteria-kriteria tertentu, diantaranya : Berdasarkan kriteria kandungan SiO2 atau derajat keasaman (acidity) JENIS MAGMA KANDUNGAN SiO2 (% berat) Magma asam > 66 Magma menengah 52 - 66 Magma basa 45 - 52 Magma sangat basa < 45 Berdasarkan kriteria harga alkalilina index (A.) menurut Peacock (1931) JENIS MAGMA Alkalic HARGA 51 Alkali – calcic 51 – 56 Cak – alkalic 56 – 61 Calcic 61 TIPE MAGMA } Atlantik } Pasifik Mekanisme evolusi magma dapat dikelompokkan menjadi pengertian diferensiasi, asimilasi dan pencampuran magma. Diferensiasi magmatik adalah meliputi semua proses yang mengubah magma dari asalnya yang homogen dan dalam ukuran yang sangat besar menjadi massa batuan beku dengan bermacam-macam komposisi. Para ahli sepeti Bowen, Fenner, Niggli dan lainnya telah melakukan penelitian dan membahas mengenai kristalisasi cairan silikat Adapun hasil penelitian mereka antara lain : 1. Kristalisasi adalah proses isotermik, dimana selama proses pembekuan berlangsung akan dilepaskan sejumlah tenaga panas. 2. Pelelehan kristal merupakan proses endodermik, dimana proses penyerapan panas digunakan untuk melelehkan kristal pada suhu tetap. Jumlah panas yang dibutuhkan untuk mengubah 1 gram mineral padat menjadi lelehan pada suhu tetap disebut latent heat fusion. dan harga latent heat fusion sama dengan jumlah pans yang dikeluarkan apabila mineral tersebut menghablur. 3. pada suhu dan waktu tertentu, akan terjadi kristalisasi secara spontan daridua komponen yang mempunyai perbandingan tertentu, kondisi ini disebut titik eutektik. Contoh percampuran antara 58% diopsid degnan 42% anortitUniversitas Gadjah Mada24.Beberapa mineral akan meleleh pada suhu tertentu secara inconcruent, yaitumemisah lalu membentuk dua mineral yang berbeda. Contoh, pada suhu 1.557°C akan terjadi pemisahan enstatit menjadi olivin dan silika. 2MgSiO3 =MgSiO4(silika)5.+ (olivin)SiO2 (silika)Pembekuan yang cepat tidak akan menghasilkan kristal sehingga keadaansuper cooled akan membentuk kaca. Suatu kristal dapat berkembang dan tumbuh dengan baik didalam magma encer. Cairan magma yang mempunyai viskositas tinggi akan mengkristal secara lambat, sehingga magma bass pada umumnya akan membentuk batuan bertekstur kristalin ; sedangkan magma asam pada kondisi rate of cooling asam dapat saja super cooled dan membentuk kaca.Pada proses pembekuan magma, terjadi beberapa perubahan seperti penurunan suhu, perubahan viskositas, kristalisasi yang sesuai dengan tahapannya, keluarnya gas dari magma dan perubahan tekanan gas. II.2. EVALUASI MAGMA a. Proses asimilasi Proses percampuran/pengotoran dalam magma karena penekanan pada dinding. Proses ini terutama terjadi pada country rocks batuan beku atau batuan lainnya. Kondisi : a.Bila magma granitic (mineral alkali feldspar dan hornblende), sedangdindingnya gabro (mineral augit dan labradorit) maka magma tidak akan mampu mencerna dinding tersebut. b.Bila magma penerobos lebih basa dari dinding reservoir, maka magma akanmampu mencerna hingga terbentuklah batuan hybrid. Contoh : magma dioritis berasimilasi dengan dinding gabro atau limestone.b. Mingling magma Proses terbentuknya hybrid rocks (campuran batuan) dapat pula terbentuk dari hasil pemisahan sebagian magma yang mengkristal. Urutan terbentuknya kristal Awal terjadi mineral anhidrous (tanpa OH-) karena terbentuk pada T tinggi,disebut pyrogenetic. Selanjutnya T menurun, terbentuklah komponen gas dan mineral yangmengandung gugus hidroksil, disebut hydratogenetic. Universitas Gadjah Mada3Pyrogenetic :Seluruh limestone kaya plagioklasSeluruh piroksen kecuali aegirite unvin Nepheline Leucite MeIlinite Magnesium Ilmenite PyroksenHydratogenetic Seluruh amphibol Garnet Aegirit Sodolite Concrinite Analcime II.3. GEOKIMIA MAGMA DAN POSISI TEKTONIK Diagram perbandingan persentase berat Na2O + K2O dengan persentase berat SiO2 oleh A. Harker bermanfaat menggambarkan komposisi batuan volkanik daratan dan penamaannya. Diagram ini dasarnya yaitu Cox et al. (1979), dan sesuai dengan apa yang dikeluarkan oleh subkomisi IUGS mengenai sistematik batuan beku (Le Bas et al. 1986, dalam Wilson 1991). Diagram yang sederhana seperti ini bermanfaat dalam mengklasifikasikan batuan beku dan secara langsung dapat menentukan komposisi kimia utama, yang dapat dilihat dari persen berat oksidaoksidanya. menunjukkan penamaan yang bisa digunakan pada deskripsi batuan plutonik dan untuk batuan volkanik. ini sesuai dengan klasifikasi QAPF, yang didasarkan pada proporsi modal dari mineralmineralnya (Streckeisen, 1976, dalam Wilson 1991). hanya bisa digunakan untuk mengklasifikasikan batuan volkanik yang tidak potasik, sedangkan yang agak potasik menggunakan Label 11.1. Jelasnya hanya bisa digunakan untuk mengklasifikasi batuan volkanik yang tidak termetasomatismekan dalam keadaan segar. Universitas Gadjah Mada 4 Berdasarkan gambar batuan volkanik dibagi ke dalam dua seri magma besar, yaitu alkali dan sub-alkali. Keduanya dipisahkan dengan garis tebal pada diagram tersebut. Tiaptiap seri magma ini terdiri dari batuan-batuan dengan komposisi basa hingga asam, dan meskipun batas keduanya ditandai dengan garis yang tebal tetapi kenyataannya ada gradasi. Komposisi batuanbatuan volkanik yang ditunjukkan pada diagram ini merupakan akibat dari dua proses yang mendasar yang ditunjukkan oleh panah, pelelehan parsial dan kristalisasi fraksi, atau dengan dominasi salah satunya saja. Potassic Normalleucitophyte K-trachytephonolite trachyteK-rhyoliterhyolitetristanite nepheliniteleucite latite basanitebasaniteleucite leucititebenmoreite tephrite trachyandesite absarokite ~itaplirite basaltshosonite Tabel II 1. Kesamaan antara batuan nonnal dengan batuan yang memiliki nilai K yang tinggi (Wilson, 1991)Universitas Gadjah Mada5Diagram persentase berat Na2O + K2O dengan persentase berat SiO2 bisa juga digunakan untuk menentukan deferensiasi antara anggota basalt dari seri alkali dan subalkali (Middlemost, 1975, dalam Wilson 1991). Pada saat contoh-contoh diplotkan dalam diagram dan terletak di daerah alkali dng dibutuhkan untuk mengubah 1 gram mineral padat menjadi lelehan pada suhu tetap disebut latent heat fusion. dan harga latent heat fusion sama dengan jumlah pans yang dikeluarkan apabila mineral tersebut menghablur. 3.pada suhu dan waktu tertentu, akan terjadi kristalisasi secara spontan daridua komponen yang mempunyai perbandingan tertentu, kondisi ini disebut titik eutektik. Contoh percampuran antara 58% diopsid degnan 42% anortit. Beberapa mineral akan meleleh pada suhu tertentu secara inconcruent, yaitu memisah lalu membentuk dua mineral yang berbeda. Contoh, pada suhu 1.557°C akan terjadi pemisahan enstatit menjadi olivin dan silika. 2MgSiO3 =MgSiO4(silika)5.+ (olivin)SiO2 (silika)Pembekuan yang cepat tidak akan menghasilkan kristal sehingga keadaansuper cooled akan membentuk kaca. Suatu kristal dapat berkembang dan tumbuh dengan baik didalam magma encer. Cairan magma yang mempunyai viskositas tinggi akan mengkristal secara lambat, sehingga magma bass pada umumnya akan membentuk batuan bertekstur kristalin ; sedangkan magma asam pada kondisi rate of cooling asam dapat saja super cooled dan membentuk kaca.Pada proses pembekuan magma, terjadi beberapa perubahan seperti penurunan suhu, perubahan viskositas, kristalisasi yang sesuai dengan tahapannya, keluarnya gas dari magma dan perubahan tekanan gas. II.2. EVALUASI MAGMA a. Proses asimilasi Proses percampuran/pengotoran dalam magma karena penekanan pada dinding. Proses ini terutama terjadi pada country rocks batuan beku atau batuan lainnya. Kondisi : a.Bila magma granitic (mineral alkali feldspar dan hornblende), sedangdindingnya gabro (mineral augit dan labradorit) maka magma tidak akan mampu mencerna dinding tersebut. b.Bila magma penerobos lebih basa dari dinding reservoir, maka magma akanmampu mencerna hingga terbentuklah batuan hybrid. Contoh : magma dioritis berasimilasi dengan dinding gabro atau limestone.b. Mingling magma Proses terbentuknya hybrid rocks (campuran batuan) dapat pula terbentuk dari hasil pemisahan sebagian magma yang mengkristal. Urutan terbentuknya kristal Awal terjadi mineral anhidrous (tanpa OH-) karena terbentuk pada T tinggi,disebut pyrogenetic. Selanjutnya T menurun, terbentuklah komponen gas dan mineral yangmengandung gugus hidroksil, disebut hydratogenetic. Universitas Gadjah Mada3Pyrogenetic : Seluruh limestone kaya plagioklas Seluruh piroksen kecuali aegirite,unvin,Nepheline,Leucite,MeIlinite,Magnesium,ilmenite,PyroksenHydrato genetic,KuarsaOrtoklas,Seluruh amphibol,Garnet,Aegirit,Sodolite,Concrinite,AnalcimeII.3. GEOKIMIA MAGMA DAN POSISI TEKTONIK Diagram perbandingan persentase berat Na2O + K2O dengan persentase berat SiO2 oleh A. Harker bermanfaat menggambarkan komposisi batuan volkanik daratan dan penamaannya. Diagram ini dasarnya yaitu Cox et al. (1979), dan sesuai dengan apa yang dikeluarkan oleh subkomisi IUGS mengenai sistematik batuan beku (Le Bas et al. 1986, dalam Wilson 1991). Diagram yang sederhana seperti ini bermanfaat dalam mengklasifikasikan batuan beku dan secara langsung dapat menentukan komposisi kimia utama, yang dapat dilihat dari persen berat oksida-oksidanya. Gambar 2.1. menunjukkan penamaan yang bisa digunakan pada deskripsi batuan plutonik dan gambar 2.2. untuk batuan volkanik. 1ni sesuai dengan klasifikasi QAPF, yang didasarkan pada proporsi modal dari mineralmineralnya (Streckeisen, 1976, dalam Wilson 1991). Gambar 2.1. hanya bisa digunakan untuk mengklasifikasikan batuan volkanik yang tidak potasik, sedangkan yang agak potasik menggunakan Label 11.1. Jelasnya gambar 2.a. hanya bisa digunakan untuk mengklasifikasi batuan volkanik yang tidak termetasomatismekan dalam keadaan segar. Universitas Gadjah Mada4Berdasarkan gambar 2.1, batuan volkanik dibagi ke dalam dua seri magma besar, yaitu alkali dan sub-alkali. Keduanya dipisahkan dengan garis tebal pada diagram tersebut. Tiaptiap seri magma ini terdiri dari batuan-batuan dengan komposisi basa hingga asam, dan meskipun batas keduanya ditandai dengan garis yang tebal tetapi kenyataannya ada gradasi. Komposisi batuanbatuan volkanik yang ditunjukkan pada diagram ini merupakan akibat dari dua proses yang mendasar yang ditunjukkan oleh panah, pelelehan parsial dan kristalisasi fraksi, atau dengan dominasi salah satunya saja.Gambar II 1. Penamaan batuan beku (non-potassic) (Cox et a.1979, dalam Wilson 1991)PotassicNormalleucitophyte K-trachytephonolite trachyteK-rhyoliterhyolitetristanite latite leucititebenmoreite trachyandesite nepheliniteleucite basanitebasaniteleucite tephrite absarokite ~itaplirite basaltshosonite 1. Kesamaan antara batuan nonnal dengan batuan yang memiliki nilai K yang tinggi (Wilson, 1991)Diagram persentase berat Na2O + K2O dengan persentase berat SiO2 bisa juga digunakan untuk menentukan deferensiasi antara anggota basalt dari seri alkali dan subalkali (Middlemost, 1975, dalam Wilson 1991). Pada saat contoh-contoh diplotkan dalam diagram dan terletak di daerah alkali dan daerah subalkali maka contoh-contoh inilah yang disebut dengan basalt transisi. Pada gambar 3, basalt sub-alkali bisa dibagi ke dalam jenis normal dan rendah K. 2. Klasifikasi dari alkali basalt dan subalkali dangan parameter (a) persen berat K2O Terhadap SiO2 (b) persen berat Na2O Terhadap SiO2 (Middlemost, 1975, dalam Wilson 1991)Secara umum, magma seri subalkali dapat dibagi ke dalam seri alumina tinggi atau kalk alkali dan toleiit rendah K, Anggota dari seri basalt ini secara berturut-turut yaitu subalkali dan subalkali rendah K. Dua seri ini dapat dipisahkan berdasarkan diagram AFM dengan trend yang besar maka toleiitik kaya akan besi pada awal pemisahannya, sedangkan seri kalk alkali trendnya memotong diagram karena penumpukan besi pada saat kristalisasi pertama oksida Fe-Ti. Perbedaan kimia yang utama dari seri toleiitik dengan kalk alkali adalah kandungan Al2O3, basalt kalk alkali dan andesit mengandung 16-29%, sedangkan toleiitiknya hanya mengandung 1216% Al2O3. Basalt kalk alkali dibagi lagi menjadi basalt kalk alkali rendah K, sedang, dan tinggi berdasarkan pada diagram perbandingan K2O dengan SiO2 di atas. 3. Diagram AFM yang menunjukkan jenis toelitik dan kalk-alkali (Wilson, 1991)Batuan-batuan dari seri magma alkali dibagi ke dalam jenis sodik, potasik, dan K-tinggi pada pengeplotan K2O dengan Na2O. Anggota dari seri Ktinggi mengandung sedikit silika dengan variasi nama absarokite, leusit basalt, leusit basanit, dan leusit. Semuanya terdeferansiasi untuk membentuk seri magma yang kaya K-tinggi ConvergentWithin pada beberapa kasus. Tectonic settingPlate plateDivergentIiitra-oceanic(destructive) volcanic margin feature Island arc, active continental margin characteristic tholeiitic calc-alkaline magma series alkalineconstructive mid oceanic oceanic islands ridges, back-arc spreading centresSiO2 rangebasaltsbasalts and differentiatestholeiitictholeiitic --Intracontinental continental rift zone, continental flood basalt provinces tholeiitic alkalinealkalinebasalts and differentiatesbasalts and differentiatesTabel II 2. Karakteristik seri magma yang berhubungan dengan tatanan tektonik tertentu (Wilson, 1991) menunjukkan karakteristik seri magma didasarkan atas ldasifikasi yang berhubungan dengan tiap lingkungan tektoniknya. Basalt subalkali mempakan jenis yang paling umum dari batuan volkanik yang ditemukan pada daratan dan cekungan samudera. Basalt subalkali rendah K atau basalt toleiitik, merupakan magma dominan yang dihasilkan pada punggungan tengah samudera dan pada beberapa wilayah aliran basalt (flood basalt province). Dibandingkan tipe basalt yang lainnya basalt-basalt ini mengandung K tinggi dan kation-kation lain seperti Rb, Ba, U, Th, Pb, Zr, dan sedikit REE. Analisis batuan volkanik dari lantai samudera menunjukkan komposisi yang sangat beragam. Meskipun basalt toleiitik lebih dominan, transisi dan jenis alkali juga terdapat di beberapa daerah, khususnya pada pemekaran samudera yang lambat seperti Atlantik. Karakteristik kimia punggungan tengah samudera (MOR) kelihatan bervariasi sebagai fungsi dari kecepatan pemekaran dan elevasi punggungan kerak. Pemekaran lantai samudera juga terjadi pada cekungan belakang busur (back arc basin) yang berhubungan dengan subduksi, dan tekait dengan busur volkanik. Secara umum, erupsi basalt sebanding dengan MOR dengan syarat karaktersitik unsur utama dari unsur jejaknya berbeda. Sekarang ini, magma seri kalk alkali seluruhnya dibatasi pada posisinya yang berhubungan dengan subduksi. Akibatnya, pengenalan terhadap karakteristik kalk alkali pada sikuen volkanik masa lalu merupakan petunjuk yang sangat penting dalam petrogenesis. Produkproduk dari volkanisme pada busur volkanik bervariasi sesuai dengan evolusi dari busur, dalam beberapa hal, lateral sepanjang busur. Batuan volkanik bisa dibagi ke dalam jenis toleiitk, kalk alkali, dan alkali yang semuanya bergradasi. Jenis magma tolelitik bisanya terbentuk pada busur muda, sedangkan magma kalk alkali pada busur yang lebih tua dan batas benua aktif. Karakteristik kimia dari batuan-batuan busur volkanik lebih bervariasi dibandingkan dengan MOR. Proporsi lavanya yang kaya Si02 lebih besar, khususnya pada sen kalk alkali dangan andesit yang lebih dominan. Alkali basalt dan deferensiasinya umum dijumpai pada tatanan tektonik antar lempeng seperti kepulauan samudera dan rekahan lempeng antar benua dan jarang dijumpai pada beberapa subduksi. Kepulauan samudera basalt (OIB) memiliki komposisi yang mungkin bervariasi mulai dari toleiitik (Hawai, Iceland, dan Galapagos, alkali sodik (Pulau Canary dan St. Halena) hingga alkali potasik (Tristan da Cunha dan Gough). Umumnya evolusi magma lebih berkembang dibandingkan basalt, seringpula berupa kesatuan basalt-trasit atau ponolit. Basalt daratan sangat terbatas saat ini, dan dominasinya yaitu alkali pada tahap awal dari pemekaran daratan. Meskipun begitu, pada wilayah kerak dengan gays tarik yang besar, umunya akan terdapat transisi dan toleiitik. Wilayah aliran basalt toleiitik daratan mungkin sangat berarti di masa lalu, berhubungan dengan fase utama pemekaran benua yang sempurna dan pembentukan dari cekungan yang bam. Magma Kimberlit dan ultrapotasikUniversitas Gadjah Mada9yang berasal dari magma alkali daratan yang sangat berbeda terbentuk pada tatanan tektonik yang lebih luas.II.4. MINERAL PEMBENTUK BATUAN a. Mineral pembentuk batuan dengan indeks refraksi rendah NameFormulaQuartz TridymitSiO2Kristobalitb. Mineral pembentuk batuan dengan indeks refraksi tinggi c. Mineral accesor 5. TEKSTUR BATUAN BEKU Tekstur adalah cerminan hubungan antara komponen dari batuan yang merefleksikan sejarah kejadian/ petrogenesa. a. Deskripsi Tekstur Dalam mempelajari dan menginterpretasikan batuan beku hal yang penting harus diperhatikan adalah membedakan mineral-mineral primer (mineral yang terbentuk langsung dari magma) dari mineral-mineral sekunder (mineral yang terbentuk dari hasil alterasi atau pelapukan), karena dalam pengklasifikasian batuan beku didasarkan atas mineral-mineral primer bukan mieral-mineral sekunder. Juga dijelaskan dalam diskripsi bahwa mineral-mineral tertentu sudah mengalami perubahan menjadi mineral sekunder. Prosentase mineral yang dipakai dalam penentuan nama batuan adalah prosentase dari mineral-mineral primer sebelum terladi perubahan. b. Tingkat Kristalinitas (crystalinite) Holokristalinterdiri dari kristal-kristal seluruhnya. Hipokristalin/hypohyalin/merokristalin terdiri atas sebagiankristal-kristal dan sebagian gelas. Holohyalindidominasi atas 13Gelas terbentuk karena : Pendinginan cepat Viskositas tinggi.Gas keluar dengan sangat cepat. Gas keluar akibat dari viskositas tinggisehingga terbentuk masa dasar gelas.c. Ukuran Kristal Macam macam ukuran kristal batuan beku: >3cm: very coarse grain-> PLUTONIC (deep seated intrusion) 5 mm - 3 cm : coarse grain-> PLUTONIC 1 mm - 5 mm : medium grain-> PLUTONIC < 1 mm: fine grained -> VOLCANIC ROCK (0,5 1) mm: fine grained -> HYPABYSSAL (0,01-0,2) mm : microcrystaline < 0,01 mm: cryptocrystalineDitinjau dari ukuran butir mineral, tektur dapat dibedakan menjadi : 1. Mikrokristalin Kristal-kristalnya dapat dibedakan dengan menggunakan mikroskop. 2. Kriptokristalin Kristal-kristalnya sangat halus, sulit dibedakan dengan mikroskop ( < 0,01 mm) 3. Equigranular Kristal-kristalnya berukuran relatif seragam/sama besar. 4. Inequigranular Kristal-kristalnya berukuran tidak seragam/sama (terdapat fenokris dan masa dasar)d. Bentuk Kristal Bentuk-bentuk individu kristal : 1. Euhedral/idiomorf Kristal-kristal mempunyai bentuk lengkap/baik, dan dibatasi oleh bidang batas yang jelas. 2. Subhedral/hypidiomorf Kristal-kristal mempunyai bentuk kurang baik dan dibatasi oleh bidang batas yang tidak jelas. Anhedral/fenomorf Kristal-kristal mempunyai bentuk sendiri yang jelas.Berdasarkan dari fabrik/kemasnya, tekstur equigranular dapat dibedakan menjadi : 1. Idiomorfik granular : Semua/hampir semua mineral berbentuk euhedral dengan ukuran butir relatif sama dan mempunyai batas-batas yang jelas. 2. Hypidiomorfik granular : Terdiri atas mineral-mineral yang subhedral (dominan) dengan besar butir yang relatif sama. 3. Allotriomorfik granular : Terdiri atas mineral-mineral yang berbentuk anhedral (dominan).e. Macam - macam tekstur 1. Tekstur Glassy-Afanitik Tekstur Trakhitik Paralel mikrolitmikrolit (plagioklas dan mikro-kripto kristalin) Tekstur Pilotasitik Sub-paralel mikrolit-mikrolit (plagioklas dan mikro-kripto kristalin) Terbentuk akibat aliran magma dalam batuan volkanik Tekstur Trachytoidal Paralel kristal feldspar dalam batuan plutonik 2. Tekstur Porfiritik Terdiri atas fenokris-fenokris yang tertanam dalam masa dasar halus yang kristalin. Kenampakan tekstur batuan beku dimana terdapat fenokris-fenokris yang tertanam dalam masa dasar/matrik halus kristalin. Merupakan tekstur penciri pada batuan beku intrusif dan ekstrusif. Contohnya : (a). Riolit, Dasit (b). Andesit (c). Basalt Nepelin. Tekstur Tumbuh Bersama (Intergrowth) Pertumbuhan bersama antara 2 mineral, umumnya adalah mineral feldspar dengan kuarsa, dapat juga plagioklas dengan kuarsa, piroksen dan plagioklas. Tekstur Cumulus Batuan beku yang tersusun atas kristal-kristal (satu atau lebih mineral) yang terbentuk pada awal kristalisasi magma, pada proses segregasi atau konsentrasi. Sering dijumpai pada batuan beku altramafik. Tekstur Intergranular Agregasi dari butir-butir mineral mafik yang euhedral (mineral-mineral piroksen dan atau olivin) yang dijumpai diantara mineral-mineral plagioklas yang memanjang secara random. Sering dijumpai pada diabas dan basalt hypabisal. Tekstur Intersertal Seperti tekstur intergranular, tetapi diantara mineral-mineral plagioklas yang memanjang secara rondom terisi oleh gelas atau altersi gelas. Sering dijumpai pada basalt. Tekstur Reaksi atau Corona (KELYPHITIC RIM) Tekstur reaksi merupakan pembungkusan mineral dalam batuan beku, olivine, mineral yang pertama terbentuk dalam deret diskontnue mungkin dikelilingi oleh mineral yang terbentuk kemudian (piroksen atau hornblende). Tekstur ini dapat pula terbentuk karena reaksi post magmatig atau dapat terjadi akibat metamorfosa derajat rendah.Tekstur Perthitic Kristal-kristal kecil yang tertanam secara acak dalam kristalyang lebih besar Tekstur Antiperthitic Kristal-kristal piroksen tertanam secara acak dalam kristal plagioklas. Disamping macam-macam tekstur diatas, dalam batuan beku juga ditemukan beberapa tekstur khusus, antara lain : a. Tekstur Poikilitik Kristal-kristal kecil yang tertanam secara acak dalam kristal yang lebih besarb. Tekstur Ophitic Kristal-kristal plagioklas tertanam secara acak dalam kristal Nang lebih besar olivin atau piroksen. Dijumpai pada gabro (b) dari basaltc. Tekstur Sub-ophitic Kristal-kristal plagioklas dan kristal olivin atau piroksen, tumbuh bersama, Seperti tekstur ophitik, tetapi ukuran kirstal relatif sama Dijumpai pada diabasUniversitas Gadjah Mada18d. Mikroporfiritik Porfiritik terlihat di bawah mikroskop. e. Vitrofirik Fenokris tertanam dalam masa dasar gelas.f. Felsofirik Bila masa dasar terdiri atas intergrowth kuarsa dengan feldspar. g. Poikilitik Adanya inklusi-inklusi mineral secara random dalam suatu mineral besar. h. Hyalopilitik Mikrolit-mikrolit plagioklas dijumpai bersama-sama dengan mikrokristalin piroksen dengan arah yang random dalam masa dasar gelas. i.Pilotasitik Mikrolit-mikrolit plagioklas menunjukkan kesejajaran (sub-paralel) dan dijumpai bersamasama dengan mineral-mineral mikrokristalin atau kriptokristalin. j.Felled textureApabila masa dasar terdiri dari mikrolit-mikrolit yang tidak beraturan k.VesicularBiasa dijumpai pada lava, merupakan lubanglubang bekas gas l.AmydaloidBiasa dijumpai pada lava, merupakan bekas lubang gas yang telah diisi oleh mineralmineral sekunder seperti zeolit, opal, kalsedon, klorit, kalsit dan lain-lain. m.Tekstur Sperulit dalam RiolitBentuk radial dari kristal fibrus di dalam matrik gelas. Kemungkinan komposisi sperulit alkali felsdpar dan polymorf SiO2 n.Tekstur Graphickristal-kristal kuarsal yang tertanam secara acak dalam kristal K-feldspar o.Tekstur MrymekiteSeperti tekstur graphic dimana bentuk kuarsa menyerupai cacing dengan letak tak teratur 6. STRUKTUR BATUAN BEKU Macam-macam struktur batuan beku, yaitu: A. Intrusive (Blatt & Ehler 1980) Memotong perlapisan batuan sedimen, menunjukkan batuan beku terbentuk pd kurun waktu lebih muda Batuan sedimen yg berada di dasar & di bagian atasnya terpanggang —> Contac Effect Tidak mengandung gelembung gas/ fragmentasi pada bagian atasnya Fragmen-fragmen batuan beku tidak dijumpai pd sedimen diatasnya Pelengkungan batuan sedimen diatasnya kerap kali lebih besar bila dibandingkan dgn sudut maksimal lereng pengendapannya Dijumpai inklusi B. Ekstrusive Umumnya bagian bawah tempat lava mengalir berbentuk tidak teratur seperti hasil erosi Kontaknya dapat paralel terhadap perlapisan / foliasi dari batuan yg lebih tua (concordance)/ bersudut (discordance) Bagian atas batuan yang ditumpangi oleh batuan ekstrusif akan memperlihatkan hasil proses pelapukan yang terjadi sebelum batuan ekstrusif terbentuk diatasnya. Misal berupa soil (tanah) hasil oksidasi / hidrasi Dijumpai material asing di dalam batuan beku yang biasa disebut inklusi (xenolith 1 xenocryst), bersifat minor biasanya disertai dengan efek panggang (baking effect) Bagian permukaan atas lava yang tertimbun sedimen berbentuk tidak teratur seperti basil proses erosi Beberapa lava mempunyai permukaan tidak teratur yg terbentuk selama lava mengalir.Kontakdenganbatuansedimendibawahnyaberupahubungandiscordance Bagian atas suatu tubuh lava yang tertimbun sedimen dapat menunjukkan lubang gas (kecil/ medium). Struktur Vesiculer biasa dijumpai Erosi pada bagian atas lava dapat terjadi sebelum pengendapan sedimen diatasnya. Lapisan soil dapat dijumpai sebagai hasil dekomposisi lanjut (extremely weathered) —> "bukti hubungan ketidakselarasan/ unconformity Macam - Macam Bentuk Tubuh Batuan Intrusif Batuan Intrusif membeku di dalam batuan yang sudah ada lebih dahulu di bawah permukaan bumi. Kontak umumnya berupa Concordance/discordance. Jika batuan yang diterobos rapuh maka akan disertai terjadinya pemecahan dan penyesaran. Kontak semacam ini biasanya terjadi pada tempat yang dangkal. Di daerah yang lebih dalam beberapa km batuan yang diterobos bersifat plastis/lentur. Hingga lapis/foliasinya cenderung tertekan paralel ierhadap pluton yag menerobosnya. Type intrusinya disebut diapirik dan masa batuan/lelehan yang bergerak ke atas disebut diapir. Kontak concordance dapat dijumpai pada tempat yang dangkal bila magma menerobos membentuk kubah, atau kekuatan magma tidak menyebabkan pemecahan batuan yang diterobos. Banyak intrusi terlihat concordance pada singkapan yang terisolasi, yang merupakan fungsi skala pengamatan. Beberapa intrusi yang terbentuk pada kedalaman > 100 km dan mengandung fragmen-fragmen misalnya intan yang dibawa oleh sumber magma/induk magma. Tipe-Tipe Intrusi a. SILL Concordance, tubuh tabular Tipis, menerobos ditempat yang dangkal, pada tempat yang relatif tidak terlipat derajat keenceran (viscosity) magma tinggi hingga menghasilkan bentuk seperti lempengan. Sifat keasaman basic intermediate Sebagian besar berkomposisi basaltic Biasanya kristal awal yang terbentuk termasuk mineral lebih berat turun (settlement) di dasar hingga komposisinya bervariasi ke arah atas membentuk perlapisan semu (pseudc stratification) Ketebalannya beberapa - ratusan meter. Sill di Palisades (New York) berumur Trias ketebalan 300 meter tersingkap sepanjang 800 km & lebar 2 km. Sill Peneplain di Antartika berumur Jura berupa Diabase ketebalan 400 m luas singkapan 20.000 km2.2 . LACCOLITH Bersifat concordance Bentuknya seperti jamur, diameter sekitar 1tidak terganggu di tempat yang dangkal. Lacolite terbentuk sewaktu magma bergerak ke atas menembus lapisan yang mendatar di dalam kerak bumi yang bersifat lebih tahan/resistance hingga magma tersebar secara lateral membentuk kubah di dalam lapisan yang berada di atasnya. Jika berjumpa lapisan yang ketahananny tengahnya melesak, umumnya concordance suatu masa intrusi berbentuk - - ratusan min mafik-ultramafik, beberapa diantaranya terdiferensiasi di bagian atasnya batuan terlipat Bila terbentuk di dalam antiklin akan terjad! cembung double ke arah atas. Sebaliknya bila di dalam sinklin akan terbentuk cembung double ke arah bawah. Hal ini menunjukkan bahwa phacolith merupakan intrusi yang pasif, magma mengisi daerah terbuka di puncak dan di lembah an Intrusi berjalan di daerah bertekanan rendah, berkembang karena pelengseran lapisan incompetent diantara lapisan yang lebih competent atau pelengseran satu terbentuk di daerah dalam & mempunyai batas yang tajam, mengalami gradasi. Komposisi batuannya bervariasi, meliputi daerah yang luas mencapai puluhan km 5. DIKE & VEINS Dikemerupakanterobosanyangtabular&discordancememotongfoliasi/perlapisan country rocks. Intrusi ini dapat beralih tempat ke dalam sistem kekar yang sudah erat dg volcanic necks/intrusi dangkal (hypaby Banyak Dike bersifat lebih resistance terhadap erosi dibandingkan dengan batuan kerucut tersebar bentuk oval/ melingkar. Hal ini berkaitan dengan pros tekanan intrusi yang diikuti oleh melesahnya country rocks bagian alas sehingga host rocks berbentuk tabular kecil/lempengan, kerapkali berasosiasi dengan batholith yang concordance terhadap struktur regional, padahal bila dipetakan lapangan) meskipun komposisinya kerap kati granodiorite atau monzonite kuarsaStruktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala yang besar. Seperti lava bantal yang terbentuk di lingkungan air (taut), lava bongkah, struktur aliran dan lain-lainnya. Suatu bentuk dari struktur batuan sangat erat sekali dengan waktu terbentuknya. a. Struktur Bantal. Struktur bantal (pillow structure) adalah struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu, yang dicirikan oleh masa yang berbentuk bantal. Dimana ukuran dari bentuk lava ini pada umumnya antara 30 — 60 cm. Biasanya jarak antara bantal berdekatan dan terisi oleh bahanbahan yang berkomposisi sama dengan bantal tersebut, dan juga oleh sedimensedimen klastik. Karena adanya sedimen-sedimen klastik ini maka struktur bantal dapat dianggap terbentuk dalam air dan umumnya terbentuk di Taut dalam. b. Struktur Vesikular. Di dalam lava banyak terkandung gas-gas yang segera dilepaskan setelah tekanan menurun, ini disebabkan perjalanan magma ke permukaan bumf. Keluamya gas-gas dari lava akan menghasilkan lubang-lubang yang berbentuk bulat, clip, silinder ataupun tidak beraturan. Terak (scoria) adalah lava yang sebagian besar terdiri dari lubang-lubang yang tidak beraturan, hal ini disebabkan lava tersebut sebagian besar mengandung gas-gas sehingga sewaktu lava tersebut membeku membentuk rongga-rongga yang dulu ditempati oleh gas. Biasanya pada dasar dari aliran lava terdapat gelembung-gelembung berbentuk silinder yang tegak lures aliran lava. Hal ini disebabkan gas-gas yang dilepaskan dari batuan sedimen yang berada di bawahnya karma proses pemanasan dari lava itu. c. Struktur Aliran. Lava yang disemburkan tidak ada yang dalam keadaan homogen. Dalam perjalanannya menuju ke permukaan selalu terjadi perubahan seperti komposisi, kadar gas, kekentalan, derajat kristalisasi. Ketidak homogenan lava menyebabkan terbentuknya struktur aliran, hal ini dicer -minkan dengan adanya goresan berupa garis-garis yang sejajar, perbedaan wawa dan tekstur. Struktur aliran jugs dijumpai pada batuan dimana perlapisan-perlapisan digambarkan dengan perbedaan-perbedaan dalam komposisi atau tekstur mineralnya. Struktur aliran dapat pula berbentuk sangat halus dan disebut tekstur aliran. Dan untuk dapat melihatnyaUniversitas Gadjah Mada24diperlukan mikroskop, foto 8 lembar 5 memperlihatkan tekstur aliran pada batuan yang berupa pengarahan dari mineralmineral tertentu seperti plagioklas. Bentuk mineral-mineral dalam batuan yang mempu-nyai bentuk memanjang atau pipih akan condong untuk mengarah menjadi sejajar dengan arch aliran lava pada waktu itu.d. Struktur Kekar. Kekar adalah bidang-bidang pemisah yang terdapat dalam semua jenis batuan. Kekar biasanya disebabkan oleh proses pendinginan, tetapi ada pula retakan-retakan yang disebabkan oleh gerakan-gerakan dalam bumi yang berlaku sesudah batuan itu membeku. Kenampakan di lapangan menunjukkan bahwa kekar-kekar itu tersusun dalam sistem tertentu yang berpotongan sate dengan yang lainnya. Retakan-retakanada yangmemotongsejajardenganpermukaanbumi,danmenghasilkan struktur periapisan, sedangkan yang tegak lurus dengan permukaan bumi akan menghasilkan struktur bpngkah. Periapisan ini pada umumnya akan makin tipis pada bagian yang mendekati permukaan bumi. Retakan-retakan dapat pula membentuk kolom-kolom yang dikenal dengan struktur kekar meniang (columnar jointing). Struktur ini disebabkan karena adanya pendinginan dan penyusutan yang merata dalam magma dan dicirikan oleh perkembangan empat, lima atau enam sisi prisma, kemungkinan juga dipotong oleh retakan yang melintang. Bentuk seperti tiang ini umumnya terdapat pada batuan basal, tetapi kadangkadang juga terdapat pada batuan beku jenis lainnya. Kolomkolom ini berkembang tegak lurus pada permukaan pendinginan, sehingga pada sil atau lava aliran tersebut akan berdiri vertikal sedangkan pada dike kurang lebih akan horizontal.II.7. KLASIFIKASI BATUAN BEKU Pengklasifikasian batuan beku diperoleh dengan berdasarkan pada : 1. Komposisi mineral, hal ini dapat menunjukkan kondisi magma pada saat kristalisasi dan menggambarkan komposisi kimia. 2. Tekstur, hal ini dapat menunjukkan keadaan yang mempengaruhi proses pembekuan, waktu/tempat — -- Glassy=>effusif—>lambatcepat sekaliUniversitas Gadjah Mada253. Komposisi kimia, hal ini dapat menunjukkan hubungan dan tipe magma asal, kehadiran/tidaknya mineral tertentu Kombinasi antara komposisi mineral dan Mada26Gambar II. 4. Comparison Chart For Visual Percentage Estimation (After Terry and Chilingar, 1955).Universitas Gadjah Mada27Universitas Gadjah Mada28Tabel II 3. General character anti ory,anization of principal igneous rocks (Wiiliam 'turner Gilbert, 1982)Universitas Gadjah Mada29Klasifikasi Kimia Pembagian - - saturated rocks c. Kandungan alumunia dalam batuan bekud. Kandungan Fe, Mg - 60) %Universitas KLASIFIKASI MODE a. Batuan Ultrabasa dan Basa (plutonik & volkanik) Berdasarkan - Px), augit (tidak ite) Kaya plagioklas (dominan), minor hipersten -Calcmagnesian Pyroxenite) Mg-orto Piroksen dan atau Clino- PiroksenGambar II. 5. IUGS clasification of phaneritic (plutonic) rocksUniversitas Gadjah Mada31Gambar II. 6. Klasifikasi TIFF VOLICANIK Andesit Tekstur : porfiritik, pilotasitik, fenokris plagioklas dan mineral- andesit olivin (olivine andesite) andesit basaltik (basaltic andesite)Transisi basalt tholeiitik, komposisi mineralogi penciri ; olivin dan labradoritUniversitas Gadjah ; hipersten, augit melimpah zoning plagioklas, andesit hornblende dan andesit dijumpai sanidin atau anorth augite , aigerin-augit menyertai augit dalam tipe alkali. Trakhit (trachyte) Tekstur trakhitik (trachytic texture), alkali felsdpart > 80 % (modal) ; sanidin atau anorthoklas plagioklas (oligoklas atau andesin) olivin (fayalit), clino-piroksen, piroksen ; diopsidic px atau aegerin-augit, sanidin dominan, plagioklas (andesin hornblende and biotit trachyte trakhit melimpah sanidin dan sedikit oligoklas, hornblende, biotit dan tophyres plagioklas ; albit-oligokias, reibekit/aegerin, clorit, epidot, uralitTIPE PLUTONIK : Diorit Tekstur : tekstur granitik (hypidiomorfic granular), poikilitik dan kadang porfiritik, fenokris plagioklas ; andesin atau oligoklas dan mineral-mineral mafik dengan fenokris zoning plagioklas, hornblende, biotit, kadang-kadang quartz dalam masa dasar anhedraltipikal diorit, tetapi mengandung hornblende dan plagioklas ; andesit atau hornblende tinggiUniversitas Gadjah Mada33Monzonit = syenodiorit Tekstur : tekstur granitik (hypidiomorfic granular), myrmekite, poikilitik dan kadang porfiritik, 1/3 Ftot< KF<2/ 3 Ftot, Qz < 5 %, fenokris plagioklas; andesin atau monzonit porfir (maonzonite porphyries) tekstur porfiritik dengan fenokris zoning plagioklas, orthoklas, perhite, mineral mafik jarang, masa dasar integrowthsodic plagioklas dan orthoklas, hornblende, augit, biotit, apatit, speneSyenit Tekstur : tekstur granitik (hypidiomorfic granular), poikilitik dan kadang porfiritik KF > 2/3 Ftot,'Qz < 5 %, fenokris plagioklas ; andesin atau oligoklas dan mineral-mineral mafik utama ; hornblende dan biotit, aegerinalkali syenit (porfir) KF tinggi =< 95 % Ftot, Qz < 5 %, orthoklas, mikroklin, albit at plagioclase (5 - 30) % modal feldspar mineral mafik; hornblende, biotit, diopsidik augit.c. Batuan Beku Asam (lewat jenuh silika)high modal Qz > 20 % Alkali feldspar 10 % FtotTipe PlntonikTipe VolkanikTonalit Dasit10 - 35 % FtotGranodiorit> 35 % FtotGranitRiolit. 7. Klasifikasi batuan beku plutonik TIPE PLUTONIK : GRANIT, GRANODIORIT, TONALIT Tekstur : tekstur granitik, subhedrl granular (hypidiomorfic granular), graphic (micrographic), granophyre, myrmekite, porphyry high modal Qz > 20 % (anhedral) orthoklas, mikroklin, plagioklas, muskovite Granit Komposisi mineralogi ; orthoklas dan mikroklin, Qz, calkalkalin granit mengandung biotit, hornblende, piroksen jarang alkali granit mengandung amphibol ; hastingsit, riebeckit dan arfvedsonit ----(anhedral) adamelit -- Alkali Feld. 35 - 65 % Ftot granophyregranophric tekxturemineral mafik hedenbergite, fayalite dan dim batuanperalkalin dijumpai reibeckit GRANODIORIT dan TONALIT Qz > 20 % KF < 10 % Ftot (Tonalit) KF 10 - 35 % Ftpt (Granodiorit) mineral-mineral mafik bjptit, hornblende Felsik Tonalit = trondhjemite plagioklas (andesin aatau oligoklas), Qz, dan KF dan biotit kelimpahan sedikit.Universitas Gadjah Mada35TIPE VOLKANIK Dasit dan Riolit (batuan volkanik asam) Tekstur : porfiritik, afanitik atau glassy , aphrik, hylophitik Komposisi mineral : Qz ( tridimit, kristobalit) fenokris plagioklas - olig), Qz, sanidin, beberapa mineral mafik piroksen, hornblende (cumingtonit), biotit masa dasar augit golongan forodik / peralkalin Sanidin, anarthoklas, albit, bipiramidal QzGambar 11.8. Diagram Fase dari batuan beku asam (lewat jenuh silika) d. Batuan Beku mafik feispathoid basa dan ultrabasa e. Batuan Beku mafik & felsik feldspatoid f. Batuan beku basa non-feldspathoid Kiasifikasi basalt normativ (yodar & tilley, 1962) 1. tholeiit (a) .thileiit lewat jenuh (oversaturated tholeiite) normativ quartz dan hipersten (b) .tholeiit jenuh (saturated tholeiite) normativ hipersten2. tholeiit olivin tak jenuh (tak berdaturakan tholeiite ilahi) normativ hipersten dan olivin 3. tholeiit olivin (olivin tholeiite) / basalt olivin (olivine basalt) normativ olivin. basalt olivine alkali (alkali olivine basalt) normativ olivine dan nefelin 5. Basanit (basanite) normatif olivin dan nefelinGambar II. 9. Klasifikasi batuan beku basal tetrahedon (Yoder & Tilley, 1962). Klasifikasi batu beku IUGSUniversitas Gadjah Mada39Gambar II. 12. Pitchstones Rhyolitic dengan Microlites dan Crystallites A. Isle of Arran, Skotlandia. Diam. 1 mm. Phenocrysts kuarsa, augit, dan magnetit dalam matriks gelas penuh sesak dengan mikroliter arborensen hornblende hijau, di mana kaca itu sayang. B. Meissen, Saxony. Diam. 2 mm. Phenocrysts kuarsa dengan garis besar terkorosi dan fraktur conchoidal, dalam matriks kaca menunjukkan perlitik retak. Kereta api dari kristal bulat menekankan pita cairan. C. Pegunungan Penyu, California. Diam. 1 mm. Hornblende dan sanidine phen-ocrysts terletak pada matriks kaca kaya kristaloid berbentuk bulat dan rambut. Tekstur batuan Beku A. Tekstur granular subtrat dalam granodiorit. Diam. 3 mm. Benton Range, Mono County, California. Kristal euhedral dan subhedral dari hornblende hijau dan biotit coklat, .latter mengandung inklusi apatit dan sphene sekunder. Kristal subhedral dari plagiodase, dan kristal yang terbentuk lebih buruk dari onhoklas yang diubah sebagian (stippled), dengan bercak bening yang jelas, anhedral, interstisial dari kuarsa. Universitas Gadjah Mada40B. Tekstur porfiritik di mika lamprophyre. Diam. 2 mm. Boundary Butte, Navajo Reservation, Utah. Prisma Euhedral dari diopside dan serpihan dari bioning terukur, dalam matriks mikrolit sanidin yang diubah, oksida opaque, dan kalsit. C. Tekstur granular anhedral dalam granit aplite. Diam. 3 mm. Dekat Wellington, Nevada. Interlocking butir anhedral kuarsa, microdine, orthoclase, dan albite, dengan aksesori hornblende dan magnetit. Gambar II. 14. Tekstur IgneousA. Tekstur Poikilitic di hornblende peridotite, Odenwald, Jerman. Diam. 3 mm. Satu kristal hornblende membungkus butiran bulat olivin dan prisma subhedral dari diopside segar. B. Tekstur tiram di basal, Kauai, Kepulauan Hawaii. Diam. 3 mm. Piring-piring besar merpati sebagian mengapit laths labradorite, dan butiran olivin sedikit diubah ke iddingsice. C. Tekstur subophitic di basalt, Medicine Lake, California. Diam. 2 mm. Kristal augit sebagian menutupi beberapa feldspars dan sebagian interstisial di antara keduanya. Satu phenocryst dan butiran kecil olivin yang melimpah. Gambar II. 15. Tekstur batu Beku Universitas Gadjah Mada41A. Tekstur mikrographic di granophyre, Rosskopf, Vosges, Jerman. Diain. 2 mm. Cuneiform ntergrowth dari kuarsa dan orthoclase diubah. Di bagian bawah bagian adalah butiran magnetit dan serpihan hematit dan mika lithium. B. Kelyphitic rims di sekitar spinel hijau di troccolite, Quebec. Diam. 2 mm. Di bagian atas bagian, spinel hijau termasuk dalam pyrope garnet; di bagian bawah, spinel diselimuti oleh pelek anthophyllite dan phlogopite pucat, dikelilingi oleh intergritas berserat dari tremolite dan aktin-olite. Pelek ini dihasilkan dari reaksi antara tulang belakang! dan labradorit yang membentuk sisa bagian ini. C. Kelyphitic rim di sekitar olivin di gabbro, Quebec. Diam. 2 mm. Olivin diapit oleh shell ofhypersthene, sekitar yang merupakan shell kedua terdiri dari aktinolit dan spinel hijau. Sisa dari bagian ini terdiri dari labradorite. Gambar II. 16. Tekstur batuan BekuA. Tekstur intergranular di basalt picrite, Kilauea, Hawaii. Diam. 2,5 mm. Butir-butir halus dari olivin berkerut dengan magnetit dan hematit dalam matriks intergranular yang terdiri dari laths labrodorite dan butiran interstisial dari augite dan pigeonite. B. Tekstur intersertal dalam diabase tholeiltic, Northumberland, Inggris. Diam. 2 mm. Augite dan labradorite terjadi di intergrowth ophitic; di antara mereka adalah kolam kaca gelap yang tidak teratur. C. Tekstur Hyaloophitic di basal, Pedregal, Meksiko. Diam. 2 mm. Olivin, augusta diopsidis hijau, dan laths labradorite terletak pada matriks kaca gelap yang kaya zat besi .Universitas Gadjah Mada42Gambar II. 17. Tekstur batuan BekuA. Tekstur trachytic di trachyte, Castello d'Ischia, Italia. Diam. 2 mm. Pheno-crysts of sanidine dan emas-kuning, anegir-augit teroksidasi e, dalam basal fluidal riam sanidine subparalel dengan intergranular aegirine-augite, aegirite, dan oksida besi, ditambah aksesori apatit dan sphene. Banyak ruang segitiga dan poligonal antara laths sanidine ditempati secara interserial oleh analcite atau sodalile. B. Tekstur Pilotaxitic pada andesit hipersthene. Gunung Rainier, Washington. Diam. 2 mm. Phenocrysts dari hypersthene dan labradorke, dalam suatu tanah dari mikrolit andesin dengan bahan interstitial cryptocrystalline dan bintik-bintik oksida besi dan augite. Bandingan nuidal jauh lebih jelas daripada di bebatuan tekstur trakitik. C. Tekstur Hyalopilitic di pyroxene dasit, Weiselberg, Jerman Utara. Diam. 2 mm. Phenocrysts dari labradorke, bersama dengan mikrolit andesine-oligoclase dan prisma ramping dari merpati dari orientasi acak, dalam matriks kaca coklat jernih. Gambar II. 18. Basal dan Basaltik AndesitUniversitas Gadjah Mada43A. Andesit basaltik, Parikutin, Meksiko. Diam. 2,5 mm. Phenocrysts of olivine, beberapa memanjang sejajar dengan dasar, dan mikrolit oflabradorite dalam matriks vesikuler kaca hitam. B. Glomeroporphyritic olivine-augite basalt, Copco Dam, California utara. Diam. 2,5 mm. Sekelompok bytownite dan phenocrysts olivin terletak di tanah dasar laths labradorit, granular augite, dan kaca hitam interstisial. C. Oligine-augite basalt. Craters of the Moon, Idaho. Diam. 2 mm. Dari kerak vesikuler, kaya kaca dari aliran pahoehoe baru-baru ini. Kristal kecil dari olivin, augit, dan labradorit, disertai dengan oksida besi buram granular yang berlimpah, di dasar gelas coklat yang jernih. Gambar II. 19. DiabasesA. Diasis tholeiitik. West Rock, New Haven, Connecticut. Diam. 2 mm. Pigeonit tak berwarna, sedikit diubah menjadi serpentine; piring ophitic segar dari augite pucat-coklat; reng labradorit; butiran mineral buram; dan bahan klorida interstisial. Tidak ditampilkan di bagian ini, tetapi ditemukan di tempat lain di ambang dari mana spesimen ini datang, adalah biotit interstitial kecil dan miki; opegmatite. \ B. Alkali olivine diabase, Pigeon Point, Minnesota. Diam. 3 mm. Laths dari labradorit calcic; olivin; ophitic, augium keunguan; mineral buram; biotit berwarna coklat kemerahan; dan klorit. C. Tholeiitic diabase, Pwllheli, North Wales. Diam. 3 mm. Sepiring tunggal dari augite subkalsitik (2V == 40 °) secara ophitis membungkus plagioklas kalsik, yang hampir seluruhnya diubah menjadi kalsit dan prehnite dan sangat tumpang tindih dengan granul leukosena. Butiran buram yang dekat dengan tepi bagian ini tersusun atas intergrowths ofilmenite dan magnetit; dekat pusat adalah dua bercak bulat talc dan serpentine setelah olivin; dekat tepi bawah adalah area kalsit .Universitas Gadjah Mada44Gambar II. 20. Differensiasi dalam Tholeiitic Diabase Sill, New JerseyA. Spesimen 3 m di atas pangkalan. Diam. 3 mm. Terdiri dari labradorile, clinopyroKenes, dan sedikit hypersthene, ilmenite, dan bioiite. B. Spesimen yang kaya olivin, 15 m di atas pangkalan. Diam. 3mm. Terdiri dari ofolivine, elitic pigeonite, labradorite laths, ilmenite, dan, berdekatan, biotite aksesori dan micropegmatiie. C. Spesimen dari bagian atas ambang. Diam. 3 mm. Konstituen utamanya adalah piroksen, labradorit yang diubah, dan oksida titanium-titanium. Hornblende deuterik dan biotit membatasi piroksen dan oksida; tambalan mikropegmatit interstisial di dekat tengah dan tepi kanan bagian; prisma apatit bersebelahan dengan tepi kanan atas. Gambar II. 21. BasaltsMugearite, Isle of Skye, Skotlandia. Diam. 3 mm. Pada dasarnya terdiri dari olivin, oligoklas, dan oksida besi, dengan augite aksesori, apatit, dan orthoklas. Olivin yang lebih kecil memanjang sepanjang [100], yang lebih besar, diakhiri oleh kubah, memanjang sepanjang [001] .Universitas Gadjah Mada45B. Picrile basalt, Kauai, Kepulauan Hawaii. Diam. 3 mm. Berlimpah besar butir ofolivine, berbingkai dengan iddingsite dan magnetit, dalam matriks intergranular laths labradorite, augite subhedral, dan magnetit. Gambar II. 22. Batuan SpiliticA. Spililic diabase, Weilburg, Lahn, Jerman. Diam. 2 mm. Lempengan oligoklas dalam matriks intersertal terdiri dari klorit, kalsit, granular ilmenit, dan leucoxene. B. Amygdaloidal basalt. Coast Ranges, California. Diam. 2mm. Laths oligoclase berawan dan beberapa albite, dengan butiran relik augite, dalam matriks klorit, kalsit, ilmenit, dan leucoxene. Amygdul diisi oleh kalsit dan klorit. Basalt variolitik, Gunung Tamalpais, California. Diam. 2 mm. Spesimen dari sarung bantal. Menyublimkan laths albite dan prisma ramping augite, di tanah dari kalsit, klorit, dan leucoxene. Amygdules dari kalsit dan klorit. Gambar II. 23. Gabbros dan TroctoliteA. Gabbro, Volpersdorf, Saxony. Diam. 3 mm. Labradorit dan diallage adalah mineral utama utama; yang terakhir menunjukkan keliphitic fringes dari tremolite. Sisanya terdiri dari serpentine dan bedak. Universitas Gadjah Mada46B. Gabbro, Glen Lebih banyak tanggul cincin, Mull, Skotlandia. Diam. 3 mm. Terutama terdiri dari labradorueandaugiteophiticallyin tergrown.Accessoryconstituentsincludeserpentinized olivine, jarum apatit, serpihan pelat pembatas biotit dari ilmenite, dan, di bagian kiri atas, patch mikrografi kuarsa dan K-feldspar. C. Troctolite, Volpersdorf, Saxony. Diam. 6 mm. Pada dasarnya adalah batuan olivin-labra-dorite. Olivin hampir seluruhnya dikonversi menjadi serpentine, dan feldspar sekitarnya saling silang dengan celah ekspansi. Augite Aksesori sebagian tertanam di feldspar dan juga membentuk fringes di sekitar olivine. Gambar II. 24. Norites dan FerrogabbroA. Olivine norite, Aberdeen, Skotlandia. Diam. 3 mm. Semua hipersen terlihat secara optikal kontinyu; itu membungkus butir-butir olivin dan ditumbuk secara oplistik dengan labradorit kalsik. Bijih besi dan biotit adalah konstituen aksesori. B. Ferrogabbro, Iron Mine Hill, Rhode Island. Terdiri dari labradorit, olivin kaya zat besi, dan oksida opaque yang mengandung bintik-bintik tulang belakang hijau '. Butiran buram adalah intergrowths dari magnetit dan ilmenit. C. Quartz norite, Sudbury, Ontario. Diam. 3 mm. Di sekitar kristal hypersthene besar adalah pelek reaksi dari homblende hijau dan biotit coklat. Biotit juga membungkus aksesori oksida besi. Sisa batuan terdiri dari reng labradorit dan kuarsa anhedral. Di tempat lain, tetapi tidak ditampilkan di sini, bentuk arfvedsonite kebiruan-hijau berbaur di sekitar beberapa homblende .Universitas Gadjah Mada47Gambar II. 25. Tipe Adirondack AnorthositeA. Anorthosite, Frontenac County, Quebec. Diam. 1 cm. Sebuah intergrowth granular anhedral labradorit dan aksesori hijau homblende. B. Andesin anorthosite dari lokasi yang sama. Diam. 1 cm. Interlocking anhedra dari calcic andesine; kristal korundum besar dengan besi oksida, tulang belakang hijau, talc, dan clinozoisite. Gambar II. 26. AndesitesA. Pyroxene andesite, Crater Lake, Oregon. Diam. 3 mm. Phenocrysts dari dikategorikan. labradoriteandesine, dengan inklusi dari kaca dan ofhypersthene dan augit, di groundmass terdiri dari oligoclase microlites, bintik-bintik oksida opaque dan pyroxene, dan materi cryptocrystalline interstitial. B. andesit Hornblende. Black Butte, Mount Shasta, California. Diam. 3 mm. Phenocrysts oxyhornblende, pleochroic dari emas ke russet, dibatasi dengan magnetit granular; jugaUniversitas Gadjah Mada48phenocrysts dari labradorite dikategorikan. Tanah percobaan Pilotaxitic microlitic andesine dan interstitial cryptocrystalline material yang dipadatkan dengan magnetite dan fumarolic hematite. C. Hornblende andesit, Stenzelberg, Siebengebirge, Jerman. Diam. 3 mm. Phenocrysts hornblende sepenuhnya digantikan oleh granular opaque oksida dan augit. Ini, bersama dengan fenokris augides diopsidic dan calcic andesine, terletak di groundmass cryptocrystall.Gambar II. 27. Spektrum Diorite-TonaliteA. Hornblende diorite, dekat Stockholm, Swedia. Diam. 3 mm. Kristal submitral kasar dari andesinoligoklas; sedikit microdine, homblende, dan biotit; aksesori besi oksida, apatit, dan sphene. B. Felsic tonalite (trondhjemite), Castle Towers batholith, British Columbia. Diam. 2,5 mm. Konstituen utamanya adalah oligoklas yang menunjukkan zonasi osilasi dan batas-batas myrmekile; selanjutnya dalam kelimpahan adalah kuarsa, lalu orthoclase. Konstituen aksesori adalah biotit, apatit, oksida besi, dan sphene. C. Tonalite, Adamello, Italia. Diam. 2,5 mm. Kristal subdeal dan euhedral dari andesine-oligodase, secara lokal berbingkai dengan orthoclase; bercak anhedral kuarsa; hornblende hijau dan biotit coklat; allanite sebagian dibatasi oleh epidote (kanan bawah); aksesori magnetit, apatit, dan sphene .Universitas Gadjah Mada49Gambar II. 28. Monzonit dan PlagioklasKaya Granit (Adamelit) A. Monzonit, Monzoni, Tyrol, diam. 2,5 mm. Rumput euhedral dari andesin; anhedral, ortoclase sodik keruh, dan sedikit interstisial kuarsa. Augite diopsidis, sebagian dibatasi oleh hornblende hijau dan biotit coklat. Mineral aksesori adalah oksida opaque, apatit, dan sphene. B. monemonit hornblende Quartz-bearing, Pine Nut Range, Nevada. Diam. 2,5 mm. Kristal euhedral dari andesin, anhedra besar dari orthoclase yang diubah, dan yang lebih kecil dari kuarsa. Konstituen gelap adalah hornblende, sphene, dan opaque oxides. Jarum aksesori dari apatit. C. Granit (adamellite), Shap Fell, Westmorland, Inggris. Diam. 2,5 mm. Euhedral, kristal oligoklas yang berubah; kuarsa anhedral dan orthoclase yang sedikit diubah. The Hakes of biotite menunjukkan perubahan ke klorit dengan pembebasan sekunder sphene. Konstituen aksesori adalah sphene primer, apatit, Huor-ite (dekat pusat), dan allanite (dekat bawah) .Gambar II. 29. SyenitesUniversitas Gadjah Mada50A. Quartz-bearing syenite (nordmarkite), Oslo, Norwegia. Diam. 2,5 mm. Kristal besar dari microperthite, berurat lokal dan dibatasi dengan albite; sedikit kuarsa dan biotit; aksesori oksida buram, zirkon. dan sphene. B. Syenite, Ymir, British Columbia. Diam. 3 mm. Konstituen utama adalah biotit, uralitized augite dan orthoclase diubah. Konstituen minor adalah andesin euhedral kecil dan apatit. C. Alkali syenite, Cilaor, Pulau Reunion. Diam. 2,5 mm. Feldspar diubah perthite; dan ada kuarsa interstisial kecil. Mineral mafik adalah aegi-rine-augite (pucat), aegirine (paling gelap), dan hornblende barkevikitic, Gambar II. 30. PorphyriesA. Pneumatolyzed granit porfiri, Cornwall, Inggris. Diam. 5 mm. Phenocrysts Euhedral kuarsa dan diubah perthite di microgranular groundmass dari mineral yang sama disertai dengan muscovite yang melimpah, topas (dekat atas), fluorit (tepi kanan), dan dua generasi turmalin. B. Porfiri granodiorit, Paiyenssu, Yunnan barat laut, Cina. Diam. 3 mm. Kristal besar kuarsa dan oligoklas kalkik, dengan yang lebih kecil, yang hornblende dan biotile, dalam matriks mikrogranular kuarsa dan feldspar alkali dengan aksesori sphene dan epidote. C. Porfiri diorit hornblende, leleolith Gunung Carrizo, Arizona timur laut. Diam. 3 mm. Phenocrysts ofandesine, sebagian diubah menjadi mineral kalsit dan lempung, dan hornblende hijau, beberapa di antaranya bertanda pada pinacoid depan. Groundmass terutama terdiri dari feldspar mikrogranular dengan kuarsa minor dan butir aksesori apatit dan zirkon. Batuan ini juga bisa disebut dan / site porphyry .Universitas Gadjah Mada51Gambar II. 31. GranitesA. Hornblende "granit," Plauen, dekat Dresden, Saxony. Diam. 3 mm. Terdiri dari hornblende hijau, orthoclase, oligoclase, dan kuarsa, dengan aksesori magnetit, apatit, sphene, dan allanite. Perhatikan bahwa beberapa oligoclase tertutup secara poikil oleh hornblende dan orthoklas, dan, di kiri pusat, ada sedikit myrmekite pada kontak antara dua kristal orthoclase. Dengan penurunan kuarsa, nilai batuan menjadi syenite. B. Biotit granit, Rockport, Maine. Diam. 3 mm. Kristal euhedral dan subhedral dari niicrocline-perthite; kristal kuarsa anhedral yang tegang. Dua generasi biotit; serpih besar sebelumnya; kemudian memancar berkas yang menempati celah dan urat. Biotit selanjutnya berwarna lebih gelap dan lebih kaya zat besi dan berhubungan dengan fluorit pneumatolitik. C. Peralkaline riebeckite-aegirine granit, Quincy, Massachusetts. Diam. 3 mm. Kristal euhedral dan subhedral ofmicroperthile, dan quartz anhedral; konstituen gelap adalah riebeckite, aegirine, dan allanite. Gambar II. 32. Peralkaline Granite PorphyryUniversitas Gadjah Mada52A. Porfiri granit Riebeckite, Danau Brunner, Selandia Baru. Diam. 3 mm. Phenocrysts kuarsa dan sodik orthoclase (yang terakhir tidak ditampilkan), di tanah grafik dari dua mineral yang sama disertai dengan riebekit acicular. B. Porfiri granit Riebeckite, Ailsa Craig, Skotlandia. Diam. 2 mm. Pada dasarnya terdiri dari orthoclase sodik dengan riebeckite interstisial dan kuarsa. Gambar II. 33. Granites Pneumatolisis. Granit turmalinisasi, Cornwall, Inggris. Diam. 3 mm. Kelompok memancarkan jarum turmalin blusihgreen, beberapa di antaranya berbatasan dengan fenokris turunan coklat primer yang berkarat. Sisa dari batu terdiri dari microperthite dan kuarsa, yang terakhir menyerang yang pertama. Di kanan atas adalah beberapa jarum turmalin yang berhenti pada batas hantu yang menandai tepi kuarsa lenyap atau kristal feldspar. B. Greisen, Geyer, Erzgebirge, Jerman. Diam. 5 mm. Terdiri dari topaz, litium mika, dan kuarsa berdebu. C. Greisen, Grainsgill, Cumberland, Inggris. Diam. 3 mm. Terdiri dari kuarsa dan muskovit, dengan rutil aksesori, apatit, dan arsenopirit. Serpihan besar muskovit adalah peninggalan dari granit asli; muscovite berbulu adalah sekunder setelah orthoclase; menit, skala padat dari muscovite bersifat sekunder setelah plagioklas. Mineral aksesori lainnya di batu ini, tidak ditampilkan, adalah turmalin dan molibdenit .Universitas Gadjah Mada53Gambar II. 34. Granit dan Granodiorit A. Biotit granit, Conway, New Hampshire. Diam. 3 mm. The feldspars aremicropenhite dan oligoklas diubah; kuarsa adalah anhedral. Mineral gelap adalah biotit, allanite, dan magnetit kecil. Dua kristal apatit di dekat pusat. B. Granodiorit hornblende-biotit, Yosemite, California. Diam. 3 mm. Kira-kira sebagian besar batuan terdiri dari plagioklas yang biasanya dikategorikan (Anso-zo), dan seperempat kuarsa. Sisanya terdiri dariperthite, hornblende, dan biotit, dengan magnetit aksesori. C. Inklusi dasar dalam granodiorit dari lokasi yang sama. Diam. 3 mm. Inhornblende yang lebih kaya, biotit, plagioklas, sphene, dan apatit, tetapi lebih miskin dalam kuarsa dan feldspar potasik dari batuan yang mengapung. Gambar II. 35. TonalitesA. Tonalite, Adamello, Italia. Diam. 2,5 mm. Kristal zonasi subdeal dan euhedral dari andesin-oligoklas, lokal berbingkai dengan orthoclase; bercak anhedral kuarsa; homblende hijau dan biotit coklat; allanite sebagian dibatasi oleh epidote (kanan bawah); aksesori magnetit, apatit, dan sphene .Universitas Gadjah Mada54B. Tonalite felsic (trondhjemite). Castle Towers batholith, British Columbia. Diam. 2,5 mm. Konstituen utamanya adalah oligoklas yang menunjukkan zonasi osilasi dan batas-batas myrmekite; selanjutnya dalam kelimpahan adalah kuarsa, lalu orthoclase. Aksesori constituen adalah biotit, apatit, oksida besi, dan sphene. Gambar II. 36. Granit PegmatitesA. Garnetiferous pegmatite halus, Pala, California. Diam. 2 mm. Terdiri dari spessartine, lithium mika, albite, microcline, quartz, dan turmalin biru kecil. B. Tourmaline pegmatite, Pala, California. Diam. 2 mm. Kristal besar elbait tidak berwarna, tersebar dalam matriks mika litium, albite, dan kuarsa. C. Pegmatite Tourmalinized, Tuolumne Canyon, Yosemite, California. Diam. 2 mm. Kristal besar turmalin biru yang dikategorikan; kuarsa pasir dan mikrosel tegang yang berlimpah; aksesori muskovit dan spessartine.Gambar II. 37. Granit-Gabbro Reaction Series, Lake Manapouri, Selandia BaruA. Granit, diam. 3 mm. Terutama terdiri dari microcline-perthite, kuarsa, albite, dan biotit. Bekuan gelap adalah peninggalan gabro yang sekarang terdiri dari biotit, oksida opium sphene-rimmed, dan apatit acicular. Universitas Gadjah Mada55B. Batu transisi. Diam. 3 mm. Konstituen, dalam urutan kelimpahan, adalah oligoklas, biotit, ortoklas, hornblende, kuarsa, sphene, apatit, epidot, dan oksida besi. Dalam spesimen ini sebagian besar hornblende gabro asli telah digantikan oleh biotit. C. Batu transisional, lebih dekat dengan kontak gabro. Diam. 3 mm. ChieHy andesine dan hornblende, yang terakhir dalam proses penggantian oleh biotit. Besi oksida sebagian digantikan oleh sphene, apatit berlimpah, dan sedikit kuarsa dan epidote. D. Metagabbro. Diam. 3 mm. Material yang paling tidak berubah. Hanya perbedaan dari gabro yang tidak berubah adalah adanya sedikit kuarsa yang diperkenalkan. Bulk of rock terdiri dari andesine dan hornblende, dengan aksesori epidote, sphene, sementara mika, klorit, dan opaque oxide. Gambar II. 38. DacitesA. Hyalodacite, dekat Lassen Peak, California. Diam. 3 mm. Phenocrysts dari glasscharged, zoned andesine, quartz, green hornblende, biotke, dan hyper-sthene, dalam groundmass glassmass dengan kristalit. B. Inklusi dasar di dasit, Lassen Peak, California. Diam. 3 mm. Laths dari labradorite dan calcic andesine, dan prisma oxyhomblende kemerahan-coklat sebagian besar digantikan oleh magnetit dan hematit. Kaca tidak berwarna interstisial dan kristobalit; beberapa yang terakhir juga terjadi pada spheroids. C. Obsidian dasit berkumis. Rock Mesa, dekat Three Sisters, Oregon Cascades. Diam. 2 mm. Microphenocrysts ofhyperstltene dan berkorosi, andesin kaca-dibebankan, dalam matriks kaca vesikular berwarna .Universitas Gadjah Mada56Gambar II. 39. Rhyolite dan DacitesA. Rhyolite, Climax, Colorado, diam. 4 mm. Phenocrysts kuarsa, ortoklas, oligoklas, dan biotit, dalam basis cryptocrystalline yang ditumbuk dengan serpihan kecil mika putih, butiran spons topas yang lebih besar, butiran yang lebih besar dari garnet fluorit dan merah muda. B. Dacite, Sidewinder Mountain, dekat Barstow, California. Diam. 3 mm. Fisik kuarsa terkorosi; fenokris lainnya dari andesin dan dari biotit dan hornblende yang diserap kembali. Groundmass terutama terdiri dari kuarsa dan K-feld-spar (microfelsite). Feldspar sebagian diubah; cluster piedmontite terjadi di dalam andesin porfiritik; dan bintik-bintik kecil terlihat di dalam kristal hornblende dan biotit serta di groundmass felsitic. C. Tridymiie kaya hypersthene dasit. Danau Crater, Oregon. Diam. 3 mm. Phenocrysts hypersthene berbingkai dengan magnetit dan hematit yang dihasilkan dari oksidasi fumarol; juga fenokris andesin. Cryptocrystalline ground-mass stippled dengan debu hematit; patch tridymite yang tidak teratur dengan kembar berbentuk kipas yang khas.Universitas Gadjah Mada57Gambar II. 40. RhyolitesA. Pitchstone Rhyolite, dekat Shoshone, California. Diam. 2,5 mm. Phenocrysts hornblende kecoklatanhijau dan andesin, di dasar kaca banded menunjukkan perlilic retak dan kristal melengkung melimpah. B. Sphyulitic biotite rhyolite, Apati, Hungaria. Diam. 3 mm. Phenocrysis kuarsa, sanidin, andesin, dan biotit berwarna coklat kemerahan di tanah yang mengandung sphy-ulitic yang mengandung amygdules opal dan radiating chalcedony. C. Sodic rhyolite (pantellerite), Santa Rosa, California. Diam. 2 mm. Phenocrysts sodic sanidine atau anorthodase, kuarsa terkorosi, dan enig-matit berwarna coklat tua. Tanah kuarsa dan sanidin dengan jarum dan tambalan lumosslike arfvedsonite, jarum subordinat aegirine, dan bercak anhedral dari enigmatite. Dalam spesimen lain dari lokalitas ini riolit mengandung poripori lapisan opal dan tridymile yang berlimpah. Gambar II. 41. PhonolitesA. Mafic pseudoleucite phonate, Bearpaw Mountains, Montana. Diam. 3 nini. Phenocrysts dari pseudoleucite terdiri dari sanidine, zeolite berawan, dan sedikit nepheline; juga dari biotit Universitas Gadjah Mada58 dan august diopsidis, yang terakhir sebagian dibatasi oleh aegirine. Groundmass terutama terdiri dari jarum aegristin, biotit, dan sanidin anhedral. B. Nosean phonolite, Wolf Rock, Cornwall, Inggris. Diam. 2 mm. Phenocrysts dari sanidine dan zoned nosean, di groundmass dari nepheline euhedral, aci-cular aegirine, beberapa mikrolit sanidin, dan sedikit analgesia keruh interstisial. C. Aegiri ne phonolite. Lead, South Dakota. Diam. 2 mm. Neplielines kuhedral dan bercak poikilitic dari aegirine, dalam matriks yang terutama terdiri dari mikrolit sanidin. Gambar II. 42. Batuan Ultramafik. Melilitite, Ellioll County, Kentucky. Diam. 3 biarawati. Sebagian serpeiilini / ed phenocrysisofolivine, serpihan phlogopite pucat-coklat, piring melilite dengan pelek bening yang berpolarisasi dalam ultra-biru, butiran perovskit dan kromit, dan, di dekat bagian atas, butir garnet pyrope dengan pelek reaksi. Matriks padat terdiri dari oksida besi, perovskit, antigorit, dan kalsit, beberapa di antaranya adalah butiran kasar dan mengisi pori-pori yang tidak beraturan. B. Lherzolite, Haute Garrronne, Prancis. Diam. 3 mm. Diallage (di bagian bawah), bron-zite, dan granular olivine, dengan aksesori green spinel (kanan atas) dan picotite (kanan bawah). C. Pyroxenite, Hope, British Columbia. Diam. 3 mm. Jumlah yang kurang lebih sama dari orto piroksen dan augium diopsidic. Beberapa yang pertama mengandung inklusi lamelar dari clinopyroxene. Sedikit hornblende poikilitic (dekat lop bagian) dan pyrrhotke. TUGAS PETROLOGI BATUAN GUNUNG API GENESA BATUAN SETURITED DAN OVERSETURITED DISUSUSN OLEH Jefri Nopriansah 410016085 JURUSAN TEKNIK GEOLOGI SEKOLAH TINGGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKRTA 2017