UNIVERSITAS INDONESIA PENGURANGAN NILAI JATUH TEKAN (PRESSURE DROP) ALIRAN DIDALAM PIPA DENGAN PENAMBAHAN ADITIF POLYVINYL ALCOHOL 100, 250 DAN 400 PPM PADA FLUIDA KERJA AIR SKRIPSI FREDDY SATRIYO 0806368553 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN DEPOK JANUARI 2012 Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 UNIVERSITAS INDONESIA PENGURANGAN NILAI JATUH TEKAN (PRESSURE DROP) ALIRAN DIDALAM PIPA DENGAN PENAMBAHAN ADITIF POLYVINYL ALCOHOL 100, 250 DAN 400 PPM PADA FLUIDA KERJA AIR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik FREDDY SATRIYO 0806368553 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN DEPOK JANUARI 2012 Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : FREDDY SATRIYO NPM : 0806368553 Tanda Tangan : Tanggal : 13 Januari 2012 Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh Nama NPM Program Studi Judul Skripsi : : : : Freddy Satriyo 0806368553 Teknik Mesin Pengurangan Nilai Jatuh Tekan (Pressure Drop) Aliran Didalam Pipa Dengan Penambahan Aditif Polyvinyl Alcohol 100, 250 Dan 400 Ppm Pada Fluida Kerja Air Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia DEWAN PENGUJI Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Yanuar, M.Eng. MSc ( ) Penguji : Ir. Hadi Tresno Wibowo M.T ( ) Penguji : Dr. Ir. Sunaryo ( ) Penguji : Ir. Marcus Alberth Talahatu, M.T ( ) Penguji : Ir. Mukti Wibowo ( ) Ditetapkan di : Depok Tanggal : 13 Januari 2012 Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: (1) Prof. Dr. Ir. Yanuar, M.Eng Msc selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik; (2) Orang tua dan keluarga saya serta istri tercinta yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral. (3) Rekan-rekan seperjuangan satu bimbingan skripsi Ahlul Halli, Marjo, Yudha Syafei Agustian, Fiska Suhenda, Adhi Waskitajati, Raksa Aulia Rahman, Iswanto Purnomo, Dimas Pradipta, Sambas Prasetya, Nurdiansyah Marpaung dan segenap prajurit KOPASKONG yang telah sama-sama memberikan banyak kontribusi dalam penyelesaian skripsi ini. (4) Seluruh staf karyawan Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia yang telah membantu, atas bantuan kerjasamanya memberikan peminjaman alat-alat dalam pembuatan alat yang kami buat. (5) Dan seluruh pihak yang terkait sehingga membantu kelancaran dalam penyelesaian skripsi dalam pengambilan data dan hal lainnya; Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu saya. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. Depok, 13 Januari 2012 Penulis Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Fredd y Satriyo NPM : 0806368553 Program Studi : Teknik Mesin Departemen : Teknik Mesin Fakultas : Teknik Jenis karya : Skripsi demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : PENGURANGAN NILAI JATUH TEKAN (PRESSURE DROP) ALIRAN DIDALAM PIPA DENGAN PENAMBAHAN ADITIF POLYVINYL ALCOHOL 100, 250 DAN 400 PPM PADA FLUIDA KERJA AIR beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Depok Pada tanggal : 13 Januari 2011 Yang menyatakan ( Freddy Satriyo ) Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 ABSTRAK Nama : Freddy Satriyo Program Studi : Teknik Mesin Judul : Pengurangan Nilai Jatuh Tekan (Pressure Drop) Aliran Didalam Pipa Dengan Penambahan Aditif Polyvinyl Alcohol 100, 250 Dan 400 Ppm Pada Fluida Kerja Air Skripsi ini membahas mengenai pengurangan nilai jatuh tekan (pressure drop) aliran didalam pipa dengan menambahkan aditif polyvinyl alcohol (PVA) 100, 250 dan 400 ppm pada fluida kerja air. Eksperimen ini menggunakan pipa bulat acrylic berdiameter luar 16 mm dan diameter dalam pipa 12 mm pada aliran Turbulen. Aliran dalam pipa tersebut diuji dengan menambahkan larutan PVA kedalam air murni pada konsentrasi 100 ppm, 250 ppm dan 400 ppm dengan aliran Turbulen. Dari hasil data, tabel, dan grafik menunjukkan bahwa dengan penambahan Larutan PVA pada konsentrasi 100 ppm, 250 ppm, dan 400 ppm kedalam air murni terjadi Drag Reduction. Dari hasil data eksperimen penambahan dengan konsentrasi 100 ppm Larutan polyvinyl alcohol (PVA) yang dicampurkan kepada air murni dapat menurunkan koefisien gesekan sebesar 15%, sedangkan dengan konsentrasi 250 ppm Larutan polyvinyl alcohol (PVA) dapat menurunkan koefisien gesekan sebesar 18%, dan dengan konsentrasi 400 ppm Larutan polyvinyl alcohol (PVA) dapat menurunkan gesekan sebesar 25%. Kata kunci : Drag Reduction, polyvinyl alcohol (PVA), Pressure Drop, Pipa Bulat Acrylic. Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 ABSTRACT Name : Freddy Satriyo Study Program : Mechanical Engineering Title : Reduction Pressure Drop With Solution Of Polyvinyl Alcohol With Concentration Of 100, 250, And 400 Ppm On Fluid Work Water This thesis discusses about Reduction Coefficient of Friction with solution of polyvinyl alcohol (PVA) with concentration of 100 ppm, 250 ppm, 400 ppm. This experiment uses a round acrylic tube outer diameter 16 mm and 12 mm inner diameter of the pipe in Turbulent flow. The flow in the pipe tested by adding a solution of polyvinyl alcohol (PVA) into pure water at a concentration of 100 ppm, 250 ppm and 400 ppm with a Turbulent flow. From the data, tables, and graphs show that with the addition of polyvinyl alcohol (PVA) solution at a concentration of 100 ppm, 250 ppm, and 400 ppm into pure water occurs Drag Reduction. From the experimental data with the addition of concentrations 100 ppm solution of polyvinyl alcohol (PVA) are mixed to pure water can decrease the friction coefficient of 15%, while a concentration of 250 ppm solution of polyvinyl alcohol (PVA) can reduce the coefficient of friction 18%, and a concentration of 400 ppm solution of polyvinyl alcohol (PVA) can reduce friction by 25%. Key word: Drag Reduction, polyvinyl alcohol (PVA), Pressure Drop, Rounded Acrylic Pipe. Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS...................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH ........................................... iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............................. v ABSTRAK ......................................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................... viii DAFTAR TABEL .............................................................................................. x DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii 1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................. 1 1.2 PERUMUSAN MASALAH ..................................................................... 1 1.3 TUJUAN PENELITIAN .......................................................................... 2 1.4 BATASAN MASALAH .......................................................................... 2 1.5 METODE PENELITIAN ......................................................................... 2 1.6 METODE PENULISAN..................................................................... ...... ..3 1.7 SISTEMATIKA PENULISAN................................................................. 4 2. LANDASAN TEORI...................................................................................... 5 2.1 KLASIFIKASI FLUIDA .......................................................................... 5 2.1.1 Fluida Newtonian .......................................................................... 5 2.1.2 Fluida Non-Newtonian................................................................... 5 2.2 ALIRAN FLUIDA ................................................................................... 8 2.2.1 Klasifikasi Aliran Fluida ................................................................ 9 2.2.2 Aliran Laminer dan Turbulen..........................................................10 2.3 SIFAT-SIFAT FLUIDA................................................................ ........... 14 2.3.1 Density ........................................................................................ 14 2.3.1.1 Densitas Massa .............................................................. 14 2.3.1.2 Berat Spesifik................................................................... 14 2.3.1.3 Densitas Relatif................................................................ 14 . 2.3.2 Viskositas........................................................................................ 15 2.3.3 Bilangan Reynold............................................................................ 15 2.4 PERSAMAAN FLUIDA ........................................................................ 16 2.4.1 Laju Aliran Volume ..................................................................... 16 2.4.2 Distribusi Kecepatan...................................................................... 17 3. DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN ........................ 18 3.1 RANCANGAN ALAT UJI .................................................................... 18 3.2 PERALATAN PENDUKUNG ............................................................... 18 Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 3.2.1 Pompa Air ................................................................................... 19 3.2.2 Tangki Penampung Air................................................................... 19 3.2.3 Valve / Katup.................................................................................. 20 3.2.4 Manometer..................................................................................... . 20 3.2.5 Gelas Ukur...................................................................................... 21 3.2.6 Stop Watch...................................................................................... 21 3.2.7 Timbangan Digital.......................................................................... 21 3.2.8 Termometer Air Raksa.................................................................... 22 3.3 PROSEDUR PENGAMBILAN DATA ................................................. 22 4. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA ................................................... 25 4.1 PERHITUNGAN DATA ....................................................................... 25 4.1.1 Perhitungan Data Menggunakan Air Murni............................... 25 4.1.2 Perhitungan Data Menggunakan Campuran air dan PVA dengan Komposisi 100 PPM ..................................................... 27 4.1.3 Perhitungan Data Menggunakan Campuran air dan PVA dengan Komposisi 250 PPM ..................................................... 28 4.1.4 Perhitungan Data Menggunakan Campuran air dan PVA dengan Komposisi 400 PPM ..................................................... 30 4.2 ANALISIS DATA ................................................................................. 31 5. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 35 KESIMPULAN ............................................................................................. 35 SARAN ......................................................................................................... 35 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 36 Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Tabel 4.2. Tabel 4.3. Tabel 4.4 Tabel 4.5 Data Perhitungan Untuk Air Murni ........................................... Data Perhitungan Untuk Air Murni dan PVA 100 ppm ............. Data Perhitungan Untuk Air Murni dan PVA 250 ppm ............. Data Perhitungan Untuk Air Murni dan PVA 400 ppm ............. Data Perhitungan Drag Reduction............................................. Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 26 28 29 31 34 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 4.1 Hubungan shear stress – shear rate pada fluida non-newtonian . Distribusi Kecepatan bingham plastic fluid pada pipa ............... Shear stress (τ)-shear rate (γ) pada thixotropic dan rheopectic .. Kerugian head yang disebabkan belokan .................................. Aliran pipa sedang berkembang - aliran berkembang penuh ..... Diagram Moody ....................................................................... Distribusi Kecepatan Laminer dan Turbulen pada pipa bulat .... Instalasi alat uji pipa bulat ........................................................ Pompa Air ............................................................................... Tangki Air ................................................................................ Valve / Katup .......................................................................... Manometer ............................................................................... Gelas Ukur ............................................................................... Stop Watch............................................................................... Timbangan ............................................................................... Termometer Air Raksa ............................................................. Grafik Hasil Percobaan Air Murni Dengan Polyvinyl Alcohol (PVA) 100 Ppm........................................................... Gambar 4.2 Grafik Hasil Percobaan Air Murni Dengan Polyvinyl Alcohol (PVA) 250 Ppm........................................................... Gambar 4.3 Grafik Hasil Percobaan Air Murni Dengan Polyvinyl Alcohol (PVA) 400 Ppm........................................................... Gambar 4.4 Persamaan Linear Dengan Polyvinyl Alcohol (PVA) ................ Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 6 6 8 10 11 13 17 18 19 19 20 20 20 21 21 22 22 22 22 22 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 PROPERTI FISIKA DARI AIR Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penghematan energi adalah suatu hal yang sangat penting pada saat ini. Drag Reducing Agent (DRA) atau yang lebih kita kenal sebagai Drag Reduction (DR), adalah suatu jenis bahan kimia yang berfungsi untuk meminimalkan atau menurunkan drag atau frictional pressure loss/drop dalam aliran fluida. Penurunan drag reduction ini dapat dimanfaatkan untuk penghematan energi yang dibutuhkan untuk mengalirkan aliran fluida. Penurunan gaya drag (Drag Reduction = DR) pada aliran turbulen adalah fenomena turun drastisnya gesekan permukaan (skin friction) pada suatu fluida akibat penambahan sejumlah kecil aditif pada fluida tersebut. Drag Reducer tidak bekerja pada aliran fluida yang bersifat laminar. Hal ini disebabkan karena drag reduction terjadi karena adanya interaksi dari molekul-molekul drag reduction dengan formasi turbulen dalam aliran fluida. Dengan berkurangnya rugi tekanan (pressure loss), maka kita dapat memperoleh bermacam aplikasi dari drag reduction seperti menaikkan kapasitas pemompaan (flow increase), jika kapasitas pemompaan (rate) tetap maka kita dapat menurunkan tekanan pemompaan dan hal ini berarti kita dapat menghemat daya (power saving) untuk pemompaan, menghemat daya, energi dan pemeliharaan (maintenance) dan lain sebagainya. Polimer merupakan aditif yang sangat menarik, karena hanya dengan beberapa ppm (part per million – bagian per sejuta) polimer berberat molekul tinggi, aditif ini bisa menimbulkan DR yang sangat besar. Minimnya tulisan yang menyelidiki fenomena DR pada larutan polimer (baik pada larutan aquous ataupun organik) dan juga keterkaitan antara sifat larutan dengan DR-nya menarik untuk ditindak lanjuti 1.2 PERUMUSAN MASALAH Aliran fluida di dalam pipa selalu mengalami hambatan gesek, hal ini dapat diketahui dengan adanya penurunan tekanan antara dua titik dengan jarak Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 tertentu pada pipa tersebut. Hambatan gesek ini dipengaruhi oleh faktor internal yaitu viskositas (kekentalan) dan jenis fluida, sedangkan faktor eksternalnya adalah kekasaran permukaan pipa. Fluida yang mengalir melalui benda diam akan mendapatkan gaya. Gaya ini disebutkan oleh tekanan dari fluida terhadap permukaan benda tersebut dan gaya gesekan fluida terhadap permukaan benda tersebut. Aliran fluida yang mengalir melalui permukaan halus dan kasar akan mengalami perubahan tekanan pada alirannya. Pada dinding silinder akan terdapat distribusi tekanan yang mempengaruhi lapisan batas yang terbentuk pada permukaan silinder. Penelitian ini akan menganalisa pengaruh additive terhadap permukaan pipa akrilik jika dialiri fluida terhadap penambahan viskositas. 1.3 TUJUAN STUDI Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk memberikan informasi tentang data eksperimen koefisien gesek untuk aliran larutan polyvinyl alcohol (PVA). 2. Data-data ini secara umum dapat digunakan untuk meneliti koefisien gesek pada pipa akrilik dengan diameter dalam 12 mm. 1.4 BATASAN MASALAH Dalam penelitian ini, masalah hanya terbatas pada karakteristik drag reduction (DR) pada pipa akrilik dengan diameter dalam 12 mm, dan campuran polyvinyl alcohol (PVA) 100 ppm, 250 ppm dan 400 ppm. 1.5 METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan menggunakan pengujian yang dilakukan meliputi pengujian langsung dan pengujian tidak langsung. Pengujian langsung adalah pengujian dimana variable yang diukur dapat langsung diketahui nilainya dari pengujian tersebut, pengujian ini meliputi perbedaan tekanan pada manometer, debit aliran, berat jenis fluida. Sedangkan pengujian tidak langsung adalah pengujian dimana variable yang diperoleh dari pengujian harus diolah dulu dengan rumus-rumus yang telah ada baru kemudian diperoleh Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 suatu hasil. Penelitian tidak langsung ini meliputi : Kapasitas aliran, kecepatan, bilangan Reynolds, koefisien gesek, power low index dan apparent buku yang membahas tentang penelitian ini ataupun dari jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan yang berkaitan dengan penelitian ini. 1.6 METODE PENULISAN Dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan beberapa metode yaitu : 1. Konsultasi dengan dosen pembimbing Tujuan dari konsultasi dengan dosen pembimbing adalah untuk merumuskan tema yang akan dibahas dalam skripsi serta alat uji yang harus dibuat untuk mendukung penelitian pada tema skripsi tersebut dan memperoleh informasi mengenai dasar teori yang digunakan dalam pengolahan data yang akan dilakukan serta hasil yang hendak diperoleh dari penelitian tersebut. 2. Membuat alat uji di laboratorium Membuat alat uji di laboratorium sesuai dengan rancangan awal yang telah dengan dosen pembimbing, serta mengenai bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. 3. Pengumpulan Data Data yang diperoleh dari penelitian tersebut selanjutnya dibandingkan dengan dasar teori yang telah dijelaskan oleh dosen pembimbing, data-data dan keterangan didapat dari studi percobaan (data percobaan), studi literatur (dari sumber-sumber yang berhubungan dengan penelitian) serta melakukan diskusi dengan dosen pembimbing. 4. Pengolahan Data Data mentah dari penelitian kemudian dimasukkan ke dalam persamaanpersamaan yang terdapat pada dasar teori sehingga didapat data yang dibutuhkan yang kemudian digunakan untuk melakukan analisis dan proses selanjutnya 5. Analisa Data Data-data dari hasil pengolahan digunakan untuk menganalisis hubungan antara tegangan geser dan gradient kecepatan serta hubungan antara friction Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 faktor dan bilangan Reynolds, dari hubungan antara tegangan geser dan gradient kecepatan maka dapat diketahui karakteristik dari fluida nonNewtonian tersebut. 1.7 SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan skripsi ini meliputi beberapa bab yaitu : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang yang melandasi penulisan skripsi, perumusan masalah, tujuan penulisan, pembatasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang landasan teori, jenis-jenis fluida, jenis aliran dalam pipa, sifat-sifat fluida, persamaan umum mekanika fluida. BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN Bab ini menjelaskan tentang alat pengujian yang digunakan, metode persiapan, metode pengambilan data dan metode pengujian yang dilakukan. BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS Bagian ini berisikan data-data dan analisa dari hasil yang diperoleh dari proses pengambilan data dan pengujian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil data dan analisa percobaan dan saran yang diberikan untuk perbaikan pada percobaan selanjutnya. Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 KLASIFIKASI FLUIDA Fluida merupakan suatu zat yang tidak mampu menahan gaya geser yang bekerja sehingga akan mengalami deformasi. Fluida dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian tetapi secara garis besar fluida dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu : 2.1.1 Fluida Newtonian Fluida Newtonian adalah suatu jenis fluida yang memiliki kurva shear stress dan gradient kecepatan yang linier, seperti air, udara, ethanol, benzene, dll. Fluida Newtonian akan terus mengalir dan viskositas fluida tidak berubah sekalipun terdapat gaya yang bekerja pada fluida. Viskositas fluida akan berubah jika terjadi perubahan temperature. Pada dasarnya fluida Newtonian adalah fluida yang mengikuti hukum Newton tentang aliran dengan persamaan : τ =µ ∂u …………………………………….. (1) ∂y Dimana : τ = Tegangan geser pada fluida µ = Viskositas dinamik fluida ∂u = Gradient kecepatan fluida ∂y 2.1.2 Fluida Non-Newtonian Fluida Non-Newtonian adalah fluida yang tidak tahan terhadap tegangan geser (shear stress), gradient kecepatan (shear rate), dan temperature seperti cat, minyak pelumas, darah, bubur kertas, obat-obatan cair, dll. Viskositas fluida NonNewtonian merupakan fungsi dari waktu dimana gradient kecepatannya tidak linier dan tidak mengikuti hukum Newton tentang aliran. Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 Gambar 2.1 Hubungan antara shear stress – shear rate pada fluida non-newtonian Ada beberapa model pendekatan untuk fluida Non-Newtonian, antara lain : a) Bingham plastic Bingham plastic adalah suatu model pendekatan fluida Non-Newtonian dimana viskositasnya sangat bergantung pada shear stress dari fluida tersebut, dimana semakin lama viskositasnya akan menjadi konstan. Persamaan untuk model ini sebagai berikut : τ= τ y + µ p Dimana : ∂u …………………………………….. (2) ∂y τ < τy = zat padat τ > τy = fluida Newton Gambar 2.2 Distribusi Kecepatan bingham plastic fluid pada pipa Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 b) Pseudoplastic (plastic semu) Pseudoplastic adalah suatu model pendekatan fluida Non-Newtonian dimana viskositasnya cenderung menurun tetapi shear stress dari fluida ini akan semakin meningkat, misalnya vinil acetate/vinylpyrolidone co-polymer (PVP/PA). Persamaan untuk model ini sebagai berikut : n ∂u τ K , n < 1 …………………………………….. (3) = ∂y c) Dilatant Dilatant adalah suatu model pendekatan fluida Non-Newtonian dimana viskositas dan shear stress dari fluida ini akan cenderung mengalami peningkatan, misalnya pasta. Persamaan untuk model ini sebagai berikut : n ∂u τ K , n > 1…………………………………….. (4) = ∂y d) Penggolongan lain • Thixotropic (shear thining), fluida dimana viskositasnya berubah tergantung pada waktu dimana seolah-olah semakin lama semakin berkurang meskipun laju gesernya tetap. Apabila terdapat gaya yang bekerja pada fluida ini maka viskositasnya akan menurun, misalnya cat, campuran tanah liat (clay), dan berbagai jenis gel. • Rheopectic (shear thickening), fluida dimana viskositasnya berubah tergantung pada waktu dimana seolah-olah semakin lama semakin besar, misalnya minyak pelumas dimana viskositasnya akan bertambah besar saat minyak pelumas tersebut mengalami guncangan. Dalam hal ini fluida rheopectic jika ada suatu gaya yang akan bekerja padanya maka viskositasnya akan bertambah. Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 Gambar 2.3 Hubungan shear stress (τ) - shear rate (γ) pada thixotropic (a) dan rheopectic (b) yang tergantung pada waktu Pada fluida Non-Newtonian secara umum hubungan tegangan geser (shear stress) dan gradient kecepatan (shear rate) dapat dituliskan sebagai berikut : n ∂u n τ K= = ∂y K ( γ ) …………………………………….. (5) Dimana : K= Indeks konsistensi τ = Tegangan geser n = Indeks perilaku aliran (power law index) ∂u = γ = Laju aliran ∂y Dengan : τ= D∆P …………………………………….. (6) 4L γ= 8V ……………………………………….. (7) D 2.2 ALIRAN FLUIDA Dalam suatu aliran yang melewati sistem atau instalasi pipa maka terjadi suatu hambatan aliran, hambatan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor bentuk instalasi. Hambatan tersebut dapat menyebabkan turunnya energi dari fluida tersebut yang sering disebut dengan kerugian tinggi tekanan (head loss) atau penurunan tekanan (pressure drop) yang disebabkan oleh pengaruh gesekan fluida Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 (friction losses) dan perubahan pola aliran terjadi karena fluida harus mengikuti bentuk dari dindingnya. 2.2.1 Klasifikasi Aliran Fluida Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh HGL.Hagen (1839) penurunan tekanan berubah secara linier dengan kecepatan sampai kira-kira 0,3 m/s. namun, diatas sekitar 0,66 m/s penurunan tekanan hampir sebanding dengan kecepatan kuadrat kecepatan ( ∆P ≈ V 1,75 ). Pada tahun 1883 Osborne Reynolds menunjukkan bahwa penurunan tekanan tergantung pada parameter : kerapatan (ρ), kecepatan aliran (V), diameter (D), dan viscositas absolute (µ) yang selanjutnya dikenal dengan bilangan Reynolds, penurunan tekanan merupakan fungsi dari faktor gesekan (λ) dan kekerasan relative dari dinding pada (ε/D) [4], jadi : ( ) λ = f Re, ε D ……………………………………….. (8) Menurut Henry Darcy (1857) yang melakukan eksperimen aliran dalam pipa menyatakan kekasaran mempunyai efek sehingga didapatkan faktor gesekan darcy (λ) atau disebut dengan formulasi Darcy-Weisbach sebagai berikut: …………………………….. (9) Dari persamaan di atas didapat beberapa bentuk fungsi dari (λ) atau (f). Persamaan fanning umumnya digunakan untuk menghitung faktor gesekan dimana zat kimia penyusunnya lebih diperhatikan (untuk fluida lebih dari satu phase). Nilai faktor gesekan dapat dikonversi ke formula Darcy menjadi sebagai berikut : f Darcy = 4 × f fanning …………………………………….. (10) Pada pola aliran dalam pipa horizontal terdapat efek gravitasi dimana fluida yang lebih berat akan berada dibagian bawah dan yang lebih ringan berada di atas, hal ini dimungkinkan karena perbedaan berat jenis dari fluida tersebut. Bentuk lain dari pola ini dapat berubah karena efek ini dimana aliran akan terbagi menjadi dua lapisan. Pada pipa juga terjadi kerugian head pada aliran yang disebut minor loses. Dimana kerugian ini terjadi pada siku, sambungan, katup, belokan yang Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 disebabkan oleh pembesaran mendadak yang menyebabkan terjadinya perbedaan kecepatan dan tekanan sehingga terjadi loses pada system pipa. Gambar 2.4 Salah satu kerugian head yang disebabkan oleh belokan Metode yang paling umum digunakan untuk menentukan kerugian head ataupun tekanan dengan menentukan kerugian gesek lengkung pada pipa lengkung adalah: v2 ξ = ( ∆h ) / …………………………………….. (11) 2g 2.2.2 Aliran Laminar dan Turbulen Aliran laminar didefinisikan sebagai aliran fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan atau lamina-lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar pada lapisan yang bersebelahan dengan saling bertukar momentum secara molekuler saja. Kecenderungan ke arah ketidakstabilan dan turbulensi diredam habis oleh gaya-gaya geser viskos yang memberikan tahanan terhadap gerakan relatif lapisan-lapisan fluida yang bersebelahan. Dalam aliran turbulen, partikel-partikel fluida bergerak dalam lintasanlintasan yang sangat tidak teratur, dengan mengakibatkan pertukaran momentum dari satu bagian fluida ke bagian fluida yang lain. Aliran turbulen dapat berskala kecil yang terdiri dari sejumlah besar pusaran-pusaran kecil yang cepat yang mengubah energi mekanik menjadi ketidakmampubalikan melalui kerja viskos, atau dapat berskala besar seperti pusaran-pusaran besar yang berada di sungai atau hempasan udara. Pusaran-pusaran besar membangkitkan pusaran-pusaran yang kecil yang pada gilirannya menciptakan turbulensi berskala kecil. Aliran turbulen Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 berskala kecil mempunyai fluktuasi-fluktuasi kecil kecepatan yang terjadi dengan frekuensi yang tinggi. Pada umumnya, intensitas turbulensi meningkat dengan meningkatnya Bilangan Reynolds. Ketika aliran melewati awal ujung pipa, distribusi kecepatan didalam pipa mempunyai bentuk yang tidak teratur yang disebut aliran sedang berkembang. Kondisi ini akan semakin berubah seiring bertambahnya panjang dari inlet. Distribusi kecepatan yang terjadi masing mengalami perubahan bentuk kontur. Setelah aliran mengalami fully developed flow atau berkembang penuh, maka distribusi kecepatan akan seragam untuk jarak dari inlet semakin panjang. Untuk aliran laminar, panjang hidrodinamik untuk mencapai keadaan fully developed flow adalah kurang lebih 120 kali diameter dalam pipa. Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 Gambar 2.5 Perilaku aliran dalam pipa dari aliran sedang berkembang hingga aliran berkembang penuh Dalam suatu aliran yang melewati sistem atau instalasi pipa maka terjadi suatu hambatan aliran. Hambatan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor bentuk instalasi. Hambatan tersebut dapat menyebabkan turunnya energi dari fluida yang sering disebut dengan kerugian tekanan (head loss) atau penurunan tekanan (pressure drop) yang disebabkan oleh pengaruh gesekan fluida (friction losses) dan perubahan pola aliran. Pada kondisi aliran laminar, hambatan gesek tersebut hanya dipengaruhi oleh kekentalan fluida. Namun, pada aliran turbulent hambatan tersebut dipengaruhi oleh kekentalan fluida dan kekasaran permukaan pipa. Pada tahun 1883 Osborne Reynolds menunjukkan bahwa penurunan tekanan tergantung pada parameter : kerapatan (ρ), kecepatan aliran (V), diameter (D), dan viskositas dinamik (µ) yang selanjutnya dikenal dengan bilangan Reynolds, penurunan tekanan merupakan fungsi dari faktor gesekan (f) dan kekerasan relatif dari dinding (ε/D). ( f = φ Re, ε D ) ……………………………………. (12) Hambatan gesek menyebabkan kerugian jatuh tekanan, ∆h. Nilai ∆h ini didapatkan dari persamaan Darcy dan Weisbach (1806-1871): 2 Lv ∆h = f ………………………………………..(13) D 2g Dimana f adalah koefisien gesek Darcy dan dapat ditentukan dengan rumus f = 64 untuk aliran laminar. Terlihat hubungan yang linear antara koefisien Re gesek dengan bilangan Reynolds, sedangkan untuk aliran turbulent nilai koefisien gesek tersebut banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain misalnya kekasaran permukaan pipa. Kekasaran permukaan pipa menjadi faktor yang dominan dalam menentukan besarnya koefisien gesek yang terjadi. Nilai kekasaran permukaan dinotasikan dengan simbol e dapat ditentukan dengan rumus: ∈= e ………………………………………..(14) D Dimana : ∈ adalah kekasaran relatif. Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 Pengaruh kekasaran permukaan pipa diteliti secara luas pertama kali oleh Nikuradse. Hasil dari percobaannya menunjukkan bahwa kekasaran permukaan sangat mempengaruhi aliran pada bilangan Reynolds tinggi, nilai koefisien gesek tergantung pada bilangan Reynolds. Von Karman menurunkan rumus untuk aliran turbulent dengan memasukkan kekasaran permukaan. Hasil dari penurunan rumus tersebut adalah: 1 D = 1.14 + 2 log ………………………………………..(15) e f Persamaan Blasius juga menggambarkan nilai koefisien gesek untuk aliran turbulent yaitu: ………………………………….. (16) Lewis F. Moody (1880-1953) mengembangkan hasil percobaan Nikuradse ke dalam bentuk model matematika dan berhasil memplot sebuah grafik hubungan koefisien gesek dengan bilangan Reynolds pada aliran turbulent dengan variasi kekasaran permukaan. Grafik tersebut dikenal dengan nama diagram Moody. Gambar 2.6 Diagram Moody Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 2.3 SIFAT-SIFAT FLUIDA Ada beberapa sifat fluida yang perlu diketahui, antara lain : 2.3.1 Density Density adalah jumlah zat yang terkandung di dalam suatu unit volume. Semua fluida memiliki sifat ini. Sifat ini terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu : 2.3.1.1 Densitas Massa Densitas massa adalah perbandingan jumlah massa dan jumlah volume dengan persamaan sebagai berikut : ρ= m ……………………………………….. (17) v Dimana m adalah massa dan v adalah volume dengan unit density adalah kg/m3 dan dengan dimensi ML-3 dimana standar tekanan P = 1.013 x 105 N/m2 dan temperature T = 288.15 K, misalnya ρ air = 1000 kg/m3. 2.3.1.2 Berat Spesifik Berat spesifik adalah nilai densitas massa dikalikan dengan gravitasi dengan persamaan sebagai berikut : γ = ρ g ...…………………………………….. (18) Dimana unit berat spesifik adalah N/m3 dan dengan dimensi ML-3T-2 dengan nilai γ air adalah 9.81 x 103 N/m3. 2.3.1.3 Densitas Relatif Densitas relative atau spesifik gravity (s.g) adalah perbandingan antara densitas massa dengan berat spesifik suatu zat terhadap densitas massa atau berat spesifik dari suatu zat standar, dimana yang dianggap memiliki nilai zat standar adalah air pada temperature 40C dimana densitas relative tidak memiliki satuan. Pada fluida Non-Newtonian khususnya slurry dimana densitas dari fluida ini dinyatakan dalam bentuk persentase konsentrasi padatan (Cw) dengan persentase antara padatan dengan air sebagai pelarutnya seperti pada persamaan sebagai berikut : Cw = Cv ρ s Cv ρ s = Cv ρ s + (100 − C ) ρm ………………………………….(19) Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 2.3.2 Viskositas Viskositas (kekentalan) adalah ukuran ketahanan fluida terhadap tegangan geser pada dinding dimana fluida tersebut mengalir. Hukum viskositas pada fluida Newtonian menyatakan bahwa laju aliran dikalikan dengan viskositas berbanding lurus terhadap tegangan geser. Pada dasarnya viskositas disebabkan karena kohesi dan pertukaran momentum molekuler diantara lapisan layer fluida pada saat fluida tersebut mengalir. Viskositas fluida ini dipengaruhi oleh banyak hal, misalnya temperature, konsentrasi larutan, bentuk partikel, dll. Viskositas dinyatakan dalam dua bentuk, antara lain : a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari faktor seperti yang dijelaskan sebelumnya. Untuk viskositas dinamik air pada temperature lingkungan T = 27 0C adalah 8.6 x 10-4 kg/ms. b) Viskositas kinematik Viskositas kinematik adalah perbandingan viskositas dinamik terhadap density (kerapatan) massa jenis dari fluida tersebut. Viskositas ini terdapat dalam beberapa penerapan antara lain dalam bilangan Reynolds yang merupakan bilangan tak berdimensi. Nilai viskositas kinematik air pada temperature standar T = 27 0C adalah 8.7 x 10-7 m2/s. Pada fluida Non-Newtonian viskositasnya ditentukan oleh Apperant Viscosity (kekentalan sesaat) karena fluida Non-Newtonian tersebut memiliki suatu sifat histerisis, hal ini disebabkan sulitnya mencari viskositas aslinya. 2.3.3 Bilangan Reynolds Bilangan Reynolds adalah bilangan yang tak berdimensi yang digunakan untuk menentukan sifat pokok aliran, apakah laminar atau turbulen, serta posisi relatifnya pada skala yang menunjukan pentingnya secara relatif kecenderungan turbulen terhadap kecenderungan laminar. Reynolds menemukan bahwa aliran selalu menjadi laminar bila kecepatannya diturunkan sedemikian sehingga bilangan Re lebih kecil dari 2000. Untuk instalasi pipa biasa, aliran akan berubah dari laminar menjadi turbulen dalam daerah bilangan Re dari 2000 sampai 4000 Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 (Steeter, V.L., 1996). Di atas nilai 4000 akan menghasilkan aliran turbulen dan intensitas turbulensi meningkat dengan meningkatnya Bilangan Reynolds. Untuk pipa bundar yang mengalir penuh berlaku persamaan : ……...………………………….. (20) Dimana : V = Kecepatan rata-rata aliran [m/s] d = Diameter dalam pipa [m] v = viskositas kinematik fluida [m2/s] µ = viskositas dinamik fluida [kg/ms] Analisis lebih lanjut terhadap persamaan Bilangan Reynolds dapat dijelaskan bahwa untuk nilai Re yang besar atau dengan kata lain semua suku dalam pembilang adalah besar dibandingkan penyebut, ini secara tidak langsung menyatakan adanya fluida yang meluas, kecepatan yang tinggi, kerapatan yang besar, viskositas yang sangat kecil atau gabungan hal-hal ekstrim ini. Suku-suku pembilang mempunyai kaitan dengan gaya inersia atau gaya yang diakibatkan oleh percepatan atau perlambatan fluida. suku penyebut merupakan penyebab gaya geser viskos. Jadi parameter Bilangan Reynolds juga dipandang sebagai perbandingan gaya inersia terhadap gaya viskos. 2.4 PERSAMAAN FLUIDA 2.4.1 Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu jumlah volume aliran per satuan waktu. Debit aliran dapat dituliskan pada persamaan sebagai berikut : ………………………………….. (21) Dimana : V = Kecepatan aliran [m/s] A = Luas penampang pipa [m2] Q = Debit aliran [m3/s] µ = viskositas dinamik fluida [kg/ms] Selain persamaan di atas dapat juga menggunakan persamaaan sebagai berikut : Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 ………………………………….. (22) Dimana : vol = Volume aliran [m3] Q = Debit aliran [m3/s] t = waktu aliran [s] 2.4.2 Distribusi Kecepatan Distribusi kecepatan adalah distribusi aliran dalam pipa antara jarak aliran terhadap permukaan pipa. Distribusi aliran ini berbeda antara aliran laminar dan aliran turbulent. Distribusi aliran digunakan untuk melihat profil aliran kecepatan dalam pipa. Gambar 2.7 Distribusi Kecepatan laminar dan turbulent pada pipa bulat Untuk aliran laminar maka berlaku persamaan sebagai berikut : 1 V = vc ………………………………….. (23) 2 ( R − y )2 r2 v = vc 1 − = vc 1 − ……………….. (24) R R2 Dimana : V = Kecepatan rata-rata aliran [m/s] vc = Kecepatan aliran pada pusat pipa [m/s] v = Kecepatan aliran dalam jarak r atau y waktu aliran [m/s] r = Jarak kecepatan aliran v dari titik pusat diameter dalam pipa [m] y = Jarak kecepatan aliran v dari permukaan dalam pipa [m] R = Jari-jari pipa [m] Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 RANCANGAN ALAT UJI Pada penelitian ini alat uji dirancang berdasarkan dasar teori dan pengalaman dari dosen pembimbing. Alat uji ini dirancang sebagai alat uji dengan skala laboratorium, yaitu penggunaan alat yang hanya ditunjukkan untuk penelitian dan pengambilan data dari sampel fluida yang akan dilakukan penelitian. Gambar 3.1 Alat Uji Rancangan alat uji seperti terlihat pada gambar 3.1 dimana alat uji adalah sebuah pipa akrilik dengan panjang pipa 2 m, diameter luar 16 mm, dan diameter dalam 12 mm. Pipa ini dihubungkan dengan pompa, dimana pompa digunakan untuk menyedot air yang ada didalam tangki untuk dialirkan dalam pipa bulat akrilik. Pada alat uji dipasang 2 buah manometer, dimana manometer pertama terpasang pada jarak 120 kali diameter dalam untuk menjaga aliran berkembang penuh (fully developed) , pressure gauge kedua 120 kali diameter dalam ditambah 1000 mm. 3.2 PERALATAN PENDUKUNG Pada alat uji ini terdapat beberapa komponen yang digunakan antara lain : Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 3.2.1 Pompa Air Pada prinsipnya pompa air ini digunakan untuk mensirkulasikan campuran polimer dan fluida air murni dari tangki penampungan kedalam test section pada pengujian. Oleh karena itu, pertimbangan pemilihan spesifikasi pompa didasarkan pada aliran campuran polimer dan fluida air murni yang dibutuhkan dalam proses pengujian. Adapun spesifikasi dari pompa adalah sebagai berikut : SPESIFIKASI Kapasitas maksimum 30 liter/menit Total head 30 meter Input – Output 1 Inchi x 1 Inchi Daya 125 Watt Gambar 3.2 Pompa Air 3.2.2 Tangki Penampung Air Tangki ini berfungsi untuk menghisap dan menampung fluida yang akan di uji. Fluida yang mengalir melalui pipa saluran akan kembali ke tangki melalui keluaran pipa. Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 Gambar 3.3 Tanki Penampung Air 3.2.3 Valve / Katup Valve / Katup ini digunakan untuk mengatur jumlah debit yang mengalir. Jenis valve yang digunakan adalah Ball valve. Tujuannya agar dapat diatur variasi pembukaan yang sangat banyak, pada valve ini terdapat busur derajat yang fungsinya untuk menentukan berapa derajat pembukaan dari valve tersebut. Gambar. 3.4 Katup 3.2.4 Manometer Manometer digunakan untuk mengukur beda ketinggian (∆h) yang terjadi antara tiga titik manometer pada pipa penguji. Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 Gambar 3.5 Manometer 3.2.5 Gelas Ukur Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume dan berat fluida yang keluar dari pipa uji dalam waktu tertentu. Gambar 3.6 Gelas Ukur 3.2.6 Stop Watch Stopwatch digunakan untuk menghitung berapa waktu yang diperlukan oleh sebuah fluida untuk memenuhi suatu volume tertentu. Gambar 3.7 Stop Watch 3.2.7 Timbangan Digital Timbangan digunakan untuk mengukur massa dari fluida yang digunakan untuk pencampuran. Timbangan yang digunakan pada pengujian ini adalah timbangan digital. Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 Gambar 3.8 Timbangan 3.2.8 Thermometer Air Raksa Thermometer digunakan untuk mengukur temperatur dari fluida yang dialirkan dalam alat uji. Pada percobaan ini digunakan termometer air raksa. Gambar 3.9 Thermometer Air Raksa 3.3 PROSEDUR PENGAMBILAN DATA Saat aliran sudah steady pada pembukaan penuh katup, dan pada manometer sudah tidak ada gelembung dan ketinggian dari head yang terbaca sudah stabil kita bisa memulai pengambilan data. Variasi kecepatan aliran diperoleh dengan cara mengatur pembukaan atau penutupan pada katup utama yang berada di ujung awal pipa acrylic, dimana variasi buka-tutup katup yang digunakan adalah penutupan dari 900 (valve membuka penuh) sampai dengan 100 (valve hampir menutup) dan dari 200 membuka ke 900. Variasi pembukaan valve adalah sebesar 50, hal ini bertujuan Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 untuk mendapatkan variasi data yang lebih banyak. Dan untuk ketepatan penutupan atau pembukaan katup ini dipasangkan busur derajat. Konsentrasi penambahan cairan dilakukan dalam tiga variasi konsentrasi, dimana untuk yang pertama adalah pencampuran sebanyak 100 ppm dan yang kedua adalah sebanyak 250 ppm dan ketiga adalah sebanyak 400 ppm. Tujuan dari pembedaan penambahan ini adalah untuk melihat seberapa signifikan pengaruh Polimer polyvinyl alcohol (PVA) sebagai agent dalam fluida sebagai accelerator aliran. Dalam percobaan ini temperature tiap menit selalu di monitoring. TAHAP PENGUJIAN Tahap pengujian dalam pengambilan data adalah sebagai berikut : 1. Mengisi tanki dengan fluida air murni 2. Memasang termometer pada tangki untuk mengetahui temperatur fluida 3. Campurkan Polimer polyvinyl alcohol (PVA) sebanyak 100 ppm, 250 ppm, dan 400 ppm secara bertahap dan pastikan campuran polimer polyvinyl alcohol (PVA) sudah diaduk dan tercampur secara merata 4. Membuka semua katup agar fluida bisa mengalir dan mencapai keadaan stabil 5. Menghidupkan pompa dan biarkan sampai aliran stabil 6. Melihat temperatur pada termometer yang dipasang pada tangki 7. Pastikan tidak ada udara yang terjebak pada pipa kapiler dan ketinggian head sudah tidak berubah lagi (sudah steady) agar pembacaan tidak terganggu 8. Data pertama yang dibaca adalah perbedaan ketinggian dari manometer 9. Lalu dilanjutkan dengan mengukur waktu yang didapatkan menggunakan stopwatch untuk mendapatkan air sebanyak 4 liter dengan menggunakan gelas ukur. 10. Setelah data didapat, valve diputar menutup sebesar 5o dan menunggu kembali sampai aliran stabil. 11. Lalu kita ulangi kembali pengukuran di langkah ke 8 dan 9 sampai valve menutup di 10o. 12. Setelah valve menutup sampai pada 20 o, lalu valve di buka kembali sebesar 5 o untuk data pembukaan Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 13. Langkah-langkah diatas dilakukan kembali dengan fluida yang sudah dicampur PVA 100, 250 dan 400 ppm. 14. Setelah semua data dicatat di lakukan pengolahan data serta di analisa hasil dari pencatat data, dan tidak lupa alat – alat dibereskan dan pompa dimatikan kembali. Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Perhitungan Data 4.1.1 Perhitungan Data Menggunakan Air Murni Untuk menunjukkan hubungan antara faktor gesekan, , bilangan Reynolds, Re, dihitung dengan persamaan untuk aliran turbulen, kemudian diplot terhadap Re fluida air murni. Adapun data yang digunakan sebagai perameter perhitungan adalah sebagai berikut : 1) Waktu aliran 2) Massa fluida 3) Jarak titik manometer : 1000 mm 4) Temperatur fluida : 29 0C Untuk fluida Newton pengolahan data hasil pengujian adalah sebagai berikut: a. Untuk mendapatkan nilai density (ρ) pada temperature 290C, maka nilai pada tabel lampiran 1 diinterpolasikan. Adapun nilai density (ρ) tersebut adalah sebagai berikut: Density @ 200C = 998,2 Kg/m3 Density @ 300C = 995,7 Kg/m3 Density @ 290C = 995,7+ (998,2 − 995,7) x(29 − 20) = 997,95 Kg/m3 30 − 20 b. Untuk mendapatkan nilai viskositas dinamik (μ) pada temperature 290C,maka nilai pada table lampiran 1 diinterpolasikan. Adapun nilai viscosity (μ) tersebut adalah sebagai berikut: Viscosity @ 200C = 1,002 x 10-3 N-s/m2 Viscosity @ 300C = 7,975 x 10-4 N-s/m2 (1,002 x10 −3 − 7,975 x10 −4 ) x(29 − 20) Viscosity @ 29 C = 7,975 + 30 − 20 0 = 9,8155 x 10 -4 N-s/m2 Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 c. Untuk mendapatkan kecepatan aliran fluida dapat diselesaikan sebagai berikut = 0,9301 m/s d. Besarnya bilangan Reynolds untuk fluida Newton pada kecepatan V adalah : = 11.349 e. Maka besarnya koefisien gesek pada pipa kasar diselesaikan berdasarkan persamaan Darcy adalah sebagai berikut: = 3,0722 x 10-2 f. Maka besarnya koefisien gesek berdasarkan persamaan blasius adalah sebagai berikut: = 3,0616 x 10-2 Bukaan katup h1 (mm) h2 (mm) T ∆h (mm) d (m) L (m) A V Re f darcy f blasius 1 2 3 4 5 6 7 8 140 360 560 780 960 1.150 1.310 1.530 0 0 30 110 175 240 320 450 38,12 22,26 18,24 15,56 14,21 13,09 12,53 11,85 140 360 530 670 785 910 990 1.080 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,93018 1,59292 1,94399 2,27882 2,49531 2,70882 2,82988 2,99227 11.349 19.434 23.718 27.803 30.444 33.049 34.526 36.507 0,03072 0,02694 0,02663 0,02450 0,02394 0,02355 0,02347 0,02290 0,030616 0,026764 0,025464 0,024472 0,023923 0,023437 0,023182 0,022861 Tabel 4.1 Data Perhitungan untuk Air Murni Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 4.1.2 Perhitungan Data Menggunakan campuran air dan PVA dengan komposisi 100 ppm Hasil dari percobaan air murni pada suhu T = 290C didapatkan data sebagai berikut: a. Untuk mendapatkan nilai density (ρ) pada temperature 290C, maka nilai pada tabel lampiran 1 diinterpolasikan. Adapun nilai density (ρ) tersebut adalah sebagai berikut: Density @ 200C = 998,2 Kg/m3 Density @ 300C = 995,7 Kg/m3 Density @ 290C = 995,7+ (998,2 − 995,7) x(29 − 20) = 997,95 Kg/m3 30 − 20 b. Untuk mendapatkan nilai viskositas dinamik (μ) pada temperature 290C,maka nilai pada table lampiran 1 diinterpolasikan. Adapun nilai viscosity (μ) tersebut adalah sebagai berikut: Viscosity @ 200C = 1,002 x 10-3 N-s/m2 Viscosity @ 300C = 7,975 x 10-4 N-s/m2 (1,002 x10 −3 − 7,975 x10 −4 ) x(29 − 20) Viscosity @ 29 C = 7,975 + 30 − 20 0 = 9,8155 x 10 -4 N-s/m2 c. Untuk mendapatkan kecepatan aliran fluida dapat diselesaikan sebagai berikut = 1,0056 m/s d. Besarnya bilangan Reynolds untuk fluida Newton pada kecepatan V adalah : = 12.269 Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 e. Maka besarnya koefisien gesek pada pipa kasar diselesaikan berdasarkan persamaan Darcy adalah sebagai berikut: = 2,629 x 10-2 Bukaan katup 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 h1 (mm) 140 310 490 730 850 1.022 1.197 1.350 1.460 1.550 1.570 1.590 h2 (mm) 0 0 0 150 178 230 350 450 500 510 530 540 t ∆h (mm) d (m) L (m) A V Re f darcy 35,26 22,17 17,37 15,32 14,1 12,59 12,09 11,28 10,45 10,34 10,23 10,2 140 310 490 580 672 792 847 900 960 1.040 1.040 1.050 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 1,00563 1,59939 2,04136 2,31452 2,51478 2,81639 2,93287 3,14347 3,39315 3,42925 3,46612 3,47631 12.269 19.513 24.906 28.238 30.682 34.361 35.782 38.352 41.398 41.839 42.288 42.413 0,02629 0,02301 0,02233 0,02056 0,02018 0,01896 0,01870 0,01729 0,01583 0,01679 0,01644 0,01650 Tabel 4.2 Data Perhitungan Untuk Air Murni dan PVA 100 ppm 4.1.3 Perhitungan Data Menggunakan campuran air dan PVA dengan komposisi 250 ppm Hasil dari percobaan air murni pada suhu T = 290C didapatkan data sebagai berikut: a. Untuk mendapatkan nilai density (ρ) pada temperature 290C, maka nilai pada tabel lampiran 1 diinterpolasikan. Adapun nilai density (ρ) tersebut adalah sebagai berikut: Density @ 200C = 998,2 Kg/m3 Density @ 300C = 995,7 Kg/m3 Density @ 290C = 995,7+ (998,2 − 995,7) x(29 − 20) = 997,95 Kg/m3 30 − 20 b. Untuk mendapatkan nilai viskositas dinamik (μ) pada temperature 290C,maka nilai pada table lampiran 1 diinterpolasikan. Adapun nilai viscosity (μ) tersebut adalah sebagai berikut: Viscosity @ 200C = 1,002 x 10-3 N-s/m2 Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 Viscosity @ 300C = 7,975 x 10-4 N-s/m2 Viscosity @ 290C = 7,975 + (1,002 x10 −3 − 7,975 x10 −4 ) x(29 − 20) 30 − 20 = 9,8155 x 10 -4 N-s/m2 mendapatkan kecepatan aliran fluida dapat diselesaikan sebagai berikut = 1,02867 m/s c. Besarnya bilangan Reynolds untuk fluida Newton pada kecepatan v adalah : = 12.550 d. Maka besarnya koefisien gesek pada pipa kasar diselesaikan berdasarkan persamaan Darcy adalah sebagai berikut: = 2,512 x 10-2 Bukaan katup h1 (mm) h2 (mm) t ∆h (mm) d (m) L (m) A V Re f darcy 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 140 310 480 730 890 1.060 1.210 1.350 1.450 1.545 1.570 1.590 0 0 0 140 180 250 350 450 500 515 525 540 34,47 21,64 17,01 14,93 13,24 12,18 11,79 11,55 11,06 10,71 10,61 10,48 140 310 480 590 710 810 860 900 950 1.030 1.045 1.050 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 1,02867 1,63856 2,08456 2,37498 2,67813 2,91120 3,00750 3,06999 3,20600 3,31077 3,34198 3,38343 12.550 19.991 25.433 28.976 32.674 35.518 36.693 37.455 39.115 40.393 40.774 41.280 0,0251207 0,0219228 0,0209735 0,0198606 0,0187955 0,0181468 0,0180529 0,0181312 0,0175491 0,0178417 0,0177651 0,0174154 Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 Tabel 4.3 Data Perhitungan Untuk Air Murni dan PVA 250 ppm 4.1.4 Perhitungan Data Menggunakan campuran air dan PVA dengan komposisi 400 ppm Hasil dari percobaan air murni pada suhu T = 290C didapatkan data sebagai berikut: a. Untuk mendapatkan nilai density (ρ) pada temperature 290C, maka nilai pada tabel lampiran 1 diinterpolasikan. Adapun nilai density (ρ) tersebut adalah sebagai berikut: Density @ 200C = 998,2 Kg/m3 Density @ 300C = 995,7 Kg/m3 Density @ 290C = 995,7+ (998,2 − 995,7) x(29 − 20) = 997,95 Kg/m3 30 − 20 b. Untuk mendapatkan nilai viskositas dinamik (μ) pada temperature 290C,maka nilai pada table lampiran 1 diinterpolasikan. Adapun nilai viscosity (μ) tersebut adalah sebagai berikut: Viscosity @ 200C = 1,002 x 10-3 N-s/m2 Viscosity @ 300C = 7,975 x 10-4 N-s/m2 Viscosity @ 290C = 7,975 + (1,002 x10 −3 − 7,975 x10 −4 ) x(29 − 20) 30 − 20 = 9,8155 x 10 -4 N-s/m2 mendapatkan kecepatan aliran fluida dapat diselesaikan sebagai berikut = 1,17218 m/s c. Besarnya bilangan Reynolds untuk fluida Newton pada kecepatan v adalah : = 14.301 Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 d. Maka besarnya koefisien gesek pada pipa kasar diselesaikan berdasarkan persamaan Darcy adalah sebagai berikut: = 2,073 x 10-2 Bukaan katup 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 h1 h2 (mm) (mm) 150 0 220 0 450 0 740 150 1.000 280 1.200 390 1.330 460 1.370 470 1.500 540 1.550 560 1.570 570 1.590 580 T ∆h (mm) d (m) 30,25 23,89 16,87 14,76 13,12 12,03 11,67 11,26 11,00 10,54 10,76 10,60 150 220 450 590 720 810 870 900 960 990 1.000 1.010 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 L (m) 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 1,240 A V Re f darcy 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 0,00011304 1,17218 1,48424 2,10186 2,40233 2,70262 2,94750 3,03842 3,14906 3,22349 3,36417 3,29539 3,34513 14.301 18.108 25.644 29.310 32.973 35.961 37.070 38.420 39.328 41.045 40.205 40.812 0,02073 0,01896 0,01934 0,01941 0,01872 0,01770 0,01789 0,01723 0,01754 0,01661 0,01748 0,01714 Tabel 4.4 Data Perhitungan Untuk Air Murni dan PVA 400 ppm 4.2 ANALISIS DATA Dari data tabel air dan larutan PVA 100, 250 dan 400 ppm diatas dilakukan analisa dengan melakukan plot hasil dari percobaan dengan F darcy weisbach dan bilangan reynold (Re) yang didapatkan. Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 Gambar 4.1 Grafik Hasil Percobaan Air Murni Dengan Polyvinyl Alcohol (PVA) 100 ppm Gambar 4.2 Grafik Hasil Percobaan Air Murni Dengan Polyvinyl Alcohol (PVA) 250 ppm Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 Gambar 4.3 Grafik Hasil Percobaan Air Murni Dengan Polyvinyl Alcohol (PVA) 400 ppm Bila kita membandingkan dengan faktor gesekan (f) yang didapat dari hasil percobaan air murni dengan percobaan penambahan larutan polyvinyl alcohol (PVA) pada Bilangan Reynolds (Re) yang hampir mendekati sama, maka faktor gesekan dari hasil percobaan air murni mempunyai drag reduction sebagai berikut: Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 Gambar 4.4 Persamaan Linear Dengan Polyvinyl Alcohol (PVA) x (Re) y air y100 10.000 0,0316 12.000 0,0302 14.000 0,0291 16.000 0,0281 18.000 0,0273 20.000 0,0266 22.000 0,0260 24.000 0,0254 26.000 0,0249 28.000 0,0245 30.000 0,0240 32.000 0,0237 34.000 0,0233 36.000 0,0230 38.000 0,0227 40.000 0,0224 RATA-RATA EFISIENSI 0,0267 0,0261 0,0254 0,0248 0,0241 0,0235 0,0229 0,0222 0,0216 0,0209 0,0203 0,0196 0,0190 0,0183 0,0177 0,0170 Drag Reduction 16% 14% 13% 12% 12% 12% 12% 13% 13% 15% 16% 17% 19% 20% 22% 24% 15% y250 0,0249 0,0244 0,0239 0,0234 0,0229 0,0224 0,0219 0,0214 0,0209 0,0204 0,0199 0,0194 0,0189 0,0184 0,0179 0,0174 Drag Reduction 21% 19% 18% 17% 16% 16% 16% 16% 16% 16% 17% 18% 19% 20% 21% 22% y400 0,0210 0,0207 0,0205 0,0203 0,0200 0,0198 0,0195 0,0193 0,0190 0,0188 0,0186 0,0183 0,0181 0,0178 0,0176 0,0174 18% Tabel 4.5 Data Perhitungan Drag Reduction Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 Drag Reduction 34% 31% 30% 28% 27% 26% 25% 24% 24% 23% 23% 23% 22% 22% 22% 22% 25% BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal antara lain : 1. Dengan menambahkan Larutan polyvinyl alcohol (PVA) kedalam air murni terjadi Drag Reduction dengan konsentrasi 100 ppm sebesar 15%, 250 ppm sebesar 18%, dan 400 ppm sebesar 25%. 2. Semakin ditambahkan konsentrasi larutan polyvinyl alcohol (PVA) kedalam air murni maka Drag Reduction (DR) makin bertambah juga dalam aliran turbulen. SARAN Dari penelitian ini ada beberapa saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya apabila suatuhari nanti penelitian ini akan dilanjutkan atau dikembangkan atau disempurnakan antara lain sebagai berikut : 1. Sebaiknya dalam penelitian kedepannya, untuk mengalirkan fluida tidak secara langsung didapat dari pompa. Dikarenakan aliran langsung dari pompa tidak stabil, sebaiknya menggunakan alat yang kestabilan alirannya sudah stabil, misalnya air dari pompa ditampung dahulu kedalam tangki, lalu tangki yang sudah dilubangi sampingnya dialirkan kedalam pipa bulat acrylic. 2. Faktor dalam pembuatan manometer sebaiknya dilakukan dengan sangat hati – hati karena akan berpengaruh pada pembacaan perbedaan head yang terjadi. 3. Perhitungan debit, serta penambahan campuran untuk larutan menggunakan alat yang lebih presisi. 4. Dalam pengambilan data sebaiknya tidak ada lagi udara didalam manometer. 5. Katup yang digunakan selanjutnya menggunakan katup ball valve sehingga pengukuran lebih baik Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 DAFTAR PUSTAKA 1. Munson, B.R., Fundamentals of Fluid Mechanics 4th Ed, John Wiley & Sons, Inc. 2000 2. Smits, A.J., A, Physical Introduction to Fluid Mechanics, John Wiley & Sons, Inc. 2000 3. Kumar, K.L., Engineering Fluid Mechanics, Eurasia Publishing House Ltd., 2000 4. Gerhart M Philip, Fundamentals of Fluid Mechanics. Addison Wesley Publishing Company. 1985. P.443. 5. Watanabe, K., Yanuar., and H Udagawa, “Drag Reduction of Newtonian fluid in a Circular Pipe with Highly Water-Repellent Wall.” Journal of Fluid Mech., P. 225. 1999. 6. Yanuar. “Pengurangan Hambatan Turbulen Dengan Aditif Polimer” Journal Teknologi, Edisi No. 1. Tahun XXI. Maret 2007, P. 32-38. 7. Yanuar. “Kurva Aliran Dengan Pipa Kapiler” Proceding Seminar Nasional ke 13, KPTU FT UGM. Juni 2007. P. 4-55. 8. Tom’s B.A., 1948, “Some Observations on the Flow of Linear Polymer Solution Through Straight Tubes at Large Reynold Numbers”, Proc. Int. Conger Rheol. P. 135,1948,7. Scheveningen, Holland. 9. White A, Turbulent Drag Reduction With PolymerAdditives, “Journal Mechanical Engineering Science, Vol 8. No. 4, 1966. 10. Virk, P. S., 1971, “Drag Reduction in Rough Pipes”, Jounal of Fluid 11. Mechanics. Vol. 45. P. 225 Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012 LAMPIRAN 1 PROPERTI FISIKA DARI AIR Pengurangan nilai..., Freddy Satriyo, FT UI, 2012