Uploaded by User14185

L2F009012 MKP

advertisement
Makalah Seminar Kerja Praktik
APLIKASI DCS HARMONAS DEO UNTUK OTOMATISASI
MEDIAFILTER PT.AZBIL BERCA INDONESIA
Mulkan Azizi[1], Dr. Aris Triwiyatno, ST, MT[2]
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jalan Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
ABSTRAK
DCS (Distributed Control System) merupakan salah satu strategi sistem kontrol yang dapat digunakan
untuk melakukan kontrol berbagai proses yang ada di industri. DCS sering digunakan pada berbagai industri
baik industri yang mempunyai proses secara kontinu maupun proses secara batch. Proses kontinu yang banyak
dikontrol dengan sistem kontrol DCS adalah pengaturan suhu, tekanan, flow, level dan berbagai pengaturan
parameter proses industri.
Salah satu aplikasi DCS dalam dunia industri adalah untuk merancang media filter pada suatu plant.
Perancangan ini menggunakan DCS Harmonas Deo PT Azbil Berca Indonesia. PT Azbil Berca Indonesia
merupakan salah satu vendor DCS terkemuka di Indonesia, sehingga mempunyai standar operational prosedur
sendiri dalam penerapan untuk merancang media filter.
Kata kunci: DCS, PT. Azbil Berca Indonesia, Media Filter
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini
berjalan dengan sangat cepat seiring dengan
berjalannya waktu dari hari ke hari, dimana
teknologi tersebut mengalami kemajuan yang
signifikan untuk dapat memenuhi kebutuhan
masa yang akan datang. Dalam hal ini
teknologi dalam bidang kontrol dan
instrumentasi memiliki peranan yang besar
dalam memenuhi kebutuhan tersebut, bukan
hanya lingkup kecil saja bahkan lingkup
besar.Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap
industri, perusahaan, ataupun bangunan
modern saat ini membutuhkan sumber daya
manusia
berkualitas
yang
memiliki
kemampuan dalam bidang teknologi tersebut.
Setiap industri, perusahaan, ataupun bangunanbangunan saat ini pasti akan menggunakan
sistem kontrol dan otomatisasi agar
mempermudah segala kegiatan atau proses
yang ada. Karena sebuah industri, perusahaan,
dan bangunan-bangunan dalam abad ini dalam
melakukan keiatannya atau prosesnya secara
otomatis atau terkontrol.Oleh sebab itu
Universitas Diponegoro, khususnya Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik sebagai salah
satu
lembaga
yang
berperan
dalam
1
2
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP
Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro UNDIP
peningkatan kualitas sumber daya manusia
tersebut mewajibkan mahasiswanya untuk
dapat menimba ilmu terhadap dunia kerja
dengan melakukan Kerja Praktek.Adanya
Kerja Praktek ini diharapkan mahasiswa dapat
menganalisis
dan
mengimplementasikan
bagaimana prakteknya dari ilmu yang telah
dipelajari dalam bangku kuliah.
1.2 Batasan Masalah
Dalam melakukan penyusunan laporan
kerja praktik ini, agar pembahasan menjadi
terarah dan tidak meluas maka penulis
membatasi permasalahan yang dibahas.
Adapun pembatasan masalahnya yaitu laporan
ini hanya membahas langkah langkah dalam
aplikasi perancangan otomatisasi media filter
dengan MMI pada DCS Harmonas Deo PT.
AZBIL BERCA INDONESIA.
1.3 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktik
Hal-hal
yang
menjadi
tujuan
dilaksanakannya kerja praktik ini adalah:
1. Mengetahui sistem dan lingkungan kerja
pada PT. AZBIL BERCA INDONESIA.
2. Memberi gambaran DCS Harmonas Deo
milik PT. AZBIL BERCA INDONESIA.
3.
Memberi penjelasan bagaimana langkah
langkah merancang media filter dengan
menggunakan DCS Harmonas Deo PT.
AZBIL BERCA INDONESIA
Manfaat dilaksanakannya kerja praktik
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat membandingkan
antara kondisi yang dideskripsikan di
bangku kuliah dengan kondisi di lapangan
kerja,
mengimplementasikan
ilmu
pengetahuan bidang otomatisasi, dan
menambah wawasan dan pengalaman
kerja.
2. Bagi Universitas Diponegoro
Perguruan
tinggi
dapat
mengevaluasi kualitas mahasiswa yang
melakukan kerja praktik di industri yang
bertaraf internasional sehingga hasil
evaluasi
tersebut
menjadi
bahan
pertimbangan untuk memajukan mutu
kurikulum di Universitas Diponegoro.
3. Bagi PT Azbil Berca Indonesia
Hasil pekerjaan mahasiswa seperti
hasil analisis, penelitian, dan laporan kerja
praktik yang dilakukan selama satu bulan
dapat menjadi data atau bahan evaluasi
bagi perusahaan untuk menentukan
kebijakan di masa yang akan datang.
II. DASAR TEORI
2.1 Pengertian DCS secara umum
DCS (Distributed Control System)
adalah suatu pengembangan sistem kontrol
dengan menggunakan komputer dan alat
elektronik lainnya agar didapat suatu
pengontrol suatu loop sistem yang lebih
terpadu dan dapat dilakukan oleh semua orang
dengan cepat dan mudah. Alat ini dapat
digunakan untuk mengontrol proses dalam
skala menengah sampai besar.
DCS merupakan suatu sistem yang
digunakan untuk proses kontrol yang
berorientasi continous atau batch proses
seperti, industri semen, makanan minuman,
kimia, pembangkit listrik, obat – obatan , besi
– baja, kertas. DCS terhubung dengan
fieldinstrument dan sensor – sensor
mengunakan setpoint pengontrolan.Contoh
utama dalam pengontrolan menggunakan
setpoint adalah mengatur pressure, flow fluida
dengan memakai penggerak kontrol valve.Tiap
DCS memakai sofware pengaturan dengan
sistem integrasi antara konfigurator kontroller,
HMI dan konfigurator lain, sehingga meskipun
terlihat terpisah – pisah tetapi merupakan satu
manufaktur.Setiap DCS dibuat suatu sistem
office station sendiri, dan semua fitur dari
kontroller dapat diakses semaksimal mungkin.
.
Gambar 2.1 bagian bagian dalam
jaringan DCS
2.2 Control Loop
Untuk memahami suatu sistem kontrol
dengan DCS, kita harus mengerti dulu apa
yang disebut dengan sistem loop dimana pada
suatu sistem loop terdiri dari :
1. Alat pengukur ( Sensor Equiment)
2. Alat Control untuk penganturan Proses
(Controller)
3. Alat untuk aktualisasi ( Actuator)
Untuk lebih jelas bisa dilihat pada gambar loop
control dibawah ini.
Gambar 2.2sistem control loop
Kontrol loop dalam DCS sama seperti
kontrol loop umpan balik konvensional, tetapi
dengan penambahan beberapa komponen
digital.
Gambar
3.4
menunjukkan
singlecontrol loop digital secara langsung.
Perhitungan digital digunakan untuk mengurus
semua perhitungan kontrol. Karena komputer
adalah mesin (biner) digital dan informasi
yang keluar dari proses dalam bentuk analog,
sehingga informasi tersebut harus didigitalkan
sebelum memasuki komputer. Demikian
perintah yang dikeluarkan oleh komputer
dalam biner, mereka harus dikonversi ke
analog
(kontinu)
sinyal
sebelum
diimplementasikan pada elemen kontrol
akhir.Hal Ini adalah filosofi dibalik instalasi A
/ D dan D / A converter pada kontrol loop.
2.3 Fungsi DCS



DCS berfungsi sebagai alat untuk
melakukan control suatu loop
sistem dimana dalam satu loop bisa
terjadi beberapa proses control
Berfungsi sebagai pengganti alat
alat kontrol manual dan otomatis
yang terpisah-pisah menjadi suatu
kesatuan sehinga lebih mudah
untuk
pemeliharaan
dan
penggunaannya
Sarana pengumpul data dan
pengolah data agar didapat suatu
proses yang benar – benar
diinginkan.
2.4 Kelebihan dari sistem DCS
Berikut ini adalah beberapa kelebihan
DCS, yaitu:
 Fungsi control terdistribusi
 Sistem redundancy tersedia di setiap
level
 Modifikasi interlock sangat mudah dan
i
 Informasi variable proses dapat
ditampilkan sesuai dengan keinginan
user
 Maintenance dan troubleshooting
menjadi lebih mudah
2.5 Filosofi DCS dalam perencanaannya
Berikut adalah beberapa filosofi
DCS dalam perencanaannya dalam
suatu plant:
 Integration
 Distribution
 Reliability
 Openness
 User friendliness
 Investment security & Expandbility
2.6 Cara Kerja DCS
DCS sebagai suatu sistem kontrol
otomatis bekerja dengan cara:
1. Mengumpulkan data yang diterima dari
lapangan
2. Mengolah data tersebut menjadi sebuah
signal standart
3. Mengolah data signal standart yang
didapat dengan system pengontrolan yang
berlaku sehingga bisa diterapkan untuk
mendapatkan nilaiyang cocok untuk
koreksi signal
4. Bila terjadi error atau simpangan data
maka dilakukan koreksi dari data yang
didapat guna mencapai nilai standar yang
dituju
5. setelah terjadi koreksi dari simpangan
data
dilakukan
pengukuran
atau
pengumpulan data ulang dari lapangan
2.7 Komponen komponen DCS
Secara umum komponen dari DCS
terdiri dari 5 komponen dasar yaitu:
Operator Station, Control module, History
Module, Data Historian dan I/O module.
a.
Operator Station
Operator station merupakan tempat
dimana user melakukan pengawasan atau
monitoring proses yang berjalan. Operator
station digunakan sebagai interface dari sistem
secara keseluruhan atau biasa juga dikenal
dengan kumpulan dari beberapa HIS (Human
Interface Station). Bentuk HIS berupa
komputer biasa yang dapat mengambil data
dari control station. Operator station dapat
memunculkan variable proses, parameter
control, dan alarm yang digunakan user untuk
mengambil status operasi. Operator station
juga dapat digunakan untuk menampilkan
trend data, messages, dan data proses.
b.
Control module
Control module merupakan bagian utama
dari DCS. Control modul adalah pusat kontrol
atau sebagai otak dari seluruh pengendalian
proses. Control modul melakukan proses
komputasi algoritma dan menjalankan ekspresi
logika. Pada umumnya control module
berbentuk blackbox yang terdapat pada lemari
atau cabinet dan dapat ditemui di control room.
Control module biasanya menggunakan mode
redundant untuk meningkatkan kehandalan
control.
Fungsi dari control module adalah
mengambil input variable yang akan dkontrol.
Nilai variable tersebut akan dikalkulasi. Hasil
dari kalkulasi ini akan dibandingkan dengan
set point yang sudah ditentukan. Set point ini
adalah nilai yang diharapkan sebuah proses.
Jika hasil kalkulasi berbeda dengan set point,
nilai tersebut harus dimanipulasi sehingga
mencapai set point yang sudah ditentukan.
Hasil manipulasi nilai akan dikirim ke input
output modul dan untuk disampaikan ke
aktuator.
c. History Modul
Alat ini mirip dengan harddisk pada
komputer.Alat
ini
digunakan
untuk
menyimpan konfigurasi DC dan juga
konfigurasi semua titik di pabrik.Alat ini juga
bisa digunakan untuk menyimpan berkasberkas grafik yang ditampilkan di konsol dan
banyak sistem saat ini mampu menyimpan data
data operasional pabrik.
standby adalah keadaan dimana semua
pompa dimatikan dan semua valve
tertutup. Keadaan service adalah keadaan
dimana tank tersebut harus diisi feed
sampai
batas
set
point
yang
ditentukan.Sedangkan keadaan backwash
adalah keadaan dimana semua pompa
dibuka dan valve dibuka guna mengalirkan
air bersih untuk proses pencucian selama
set point yang ditentukan.
d. Data Historian
Biasanya berupa perangkat lunak yang
digunakan untuk menyimpan variabel2 proses,
set point dan nilai-nilai keluaran. Perangkat
lunak ini memiliki kemammpuan laju scan
yang tinggi dibandingkan History Module.
e.
I/O Module
I/O Module merupakan interface antara
control module dengan fieldinstrument. I/O
module berfungsi menangani input dan output
dari suatu nilai proses, mengubah sinyal dari
digital ke analog dan sebaliknya. Modul input
mendapatkan nilai dari transmitter dan
memberikan nilai proses kepada FCU untuk
diproses, sedangkan FCU mengirimkan
manipulated value kepada modul output untuk
dikirim ke actuator. Setiap fieldinstrument
pasti memiliki alias di I/O module. Setiap
fieldinstrument memiliki nama yang unik di
I/O Module.
III. ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1 Prinsip Kerja Media Filter
Media Filter (MF) merupakan tempat
untuk membersihkan dan menyalurkan air.
Media filter ini dibuat oleh PT Azbil Berca
Indonesia sebagai proyek dari PT
Pertamina.
Terdapat dua plant media filter pada
proyek ini. kedua plant tersebut tidak
didesain untuk bekerja secara bersamaan.
Ketika plant tank 2 dalam keadaan standby
maka plant tank 1 dalam keadaan
service.Selanjutnya ketika ketika plant
tank 2 dalam keadaan backwash maka
plant
tank
1
dalam
keadaan
service.Kemudian ketika plant tank 2
dalam keadaan standby maka plant tank1
dalam keadaan backwash. Proses
ini
akan terjadi terus menerus. Keadaaan
Gambar 3.1 Media Filter System
Harmonas-Deo
3.2 MMI Media Filter
MMI adalah singkatan dari ManMachine Interface sama halnya dengan
istilah HMI atau Human-Machine
Interface. MMI adalah sebuah interface
atau tampilan penghubung antara manusia
dengan mesin.
MMI mempunyai fungsi sebagai
berikut:
 Memonitor keadaan yang ada di plant
 Mengatur nilai pada parameter yang
ada di plant
 Mengambil tindakan yang sesuai
dengan keadaan yang terjadi
 Memunculkan
tanda
peringatan
dengan menggunakan alarm jika
terjadi sesuatu yang tidak normal
 Menampilkan pola data yang ada di
plant baik secara real time maupun
historical
MMI memvisualisasikan kejadian,
peristiwa, atau pun proses yang sedang
terjadi di plant secara nyata sehingga
dengan MMI operator lebih mudah dalam
melakukan pekerjaan fisik. Biasanya
MMI digunakan juga untuk menunjukkan
kesalahan
mesin,
status
mesin,
memudahkan operator untuk memulai dan
menghentikan operasi, serta memonitor
beberapa part pada lantai produk.
tank 1 ini terpenuhi bila tekanan pada
pressure indicator analog belum mencapai
10 Psi. Ketika tank 1 dalam keadaan
service, tank 2 berada dalam keadaan
standby, yaitu keadaan dimana semua
valve dalam keadaan tertutup dan semua
pompa dalam keadaan berhenti.
Gambar 3.2 MMI Media Filter System
Harmonas-Deo
Dari gambar 3.2 diatas, dapat dilihat
MMI sistem Media Filter pada Harmonas
Deo. Terdapat 2 buah pompa dengan tag
name 4-01-P07A dan 4-01-P07B, 8 buah
valve yang terdiri dari valve MOV-F0101A, MOV-F01-01B, MOV-F01-02A,
MOV-F01-02B 2, MOV-F01-01B, MOVF01-03A, MOV-F01-03B, MOV-F0104A, dan MOV-F01-04B. 2 buah media
filter tank dengan tag name 4-01-F01A
dan 4_01-F01B. 2 buah filter tank dengan
tag name 4-01-F02A dan 4-01-F02B. 3
buah pressure differential indicator analog
dengan tag name
PDIA_F01_01A,
PDIA_F01_01B dan PDIA_F02_01.
Gambar 3.3 Screenshot MMI pada
software inTouch wonderware HarmonasDeo ketika tank 1 dalam keadaan service.
Proses kerja MMI pada gambar 3.2
dan gambar 3.3 diatas adalah ketika tank 1
dalam keadaan service maka valve MOVF01-01A dan MOV-F01-03A terbuka
sedangkan valve MOV-F01-02A dan
MOV-F01-04A tertutup. Maka cairan yang
telah bercampur dari MS Feed masuk ke
dalam media filter. Keadaan service pada
Gambar 5.4 Screenshot MMI pada
software inTouch Harmonas-Deo ketika
tank 2 dalam keadaan standby.
Ketika tekanan telah mencapai lebih
dari 10 Psi pada tank 1maka tank 1
berubah keadaan menjadi backwash, yaitu
valve MOV-F01-01A dan MOV-F01-03A
tertutup sedangkan valve MOV-F01-02A
dan MOV-F01-04A terbuka. Cairan dari
MS Feed berhenti masuk dan pompa 4-01P07A dan 4-01-P07B mulai bekerja.
Pompa tersebut mengalirkan air bersih
untuk proses pencucian pada tank1.
Keadaan ini terus berlangsung selama set
point yang ditentukan yaitu selama 1200
detik atau 1 menit. Sementara tank 2
berubah keadaan menjadi service, yaitu
valve MOV-F01-01B dan MOV-F01-03b
terbuka sedangkan valve MOV-F01-02B
dan MOV-F01-04b tertutup. Maka cairan
yang telah bercampur dari MS Feed masuk
ke dalam media filter. Ketika tank 1 telah
mencapai 1200 detik, maka pompa 4-01P07A dan 4-01-P07B berhenti bekerja dan
tank 1 berubah keadaaan menjadi standby,
yaitu keadaan dimana semua valve dalam
keadaan tertutup dan semua pompa dalam
keadaan berhenti. Sedangkan tank 2
berubah keadaan menjadi backwash, yaitu
valve MOV-F01-01B dan MOV-F01-03B
tertutup sedangkan valve MOV-F01-02B
dan MOV-F01-04B terbuka. Cairan dari
MS Feed berhenti masuk dan pompa 4-01-
P07A dan 4-01-P07B mulai bekerja.
Pompa tersebut mengalirkan air bersih
untuk proses pencucian pada tank2.
Keadaan ini terus berlangsung selama set
point yang ditentukan yaitu selama 1200
detik atau 1 menit. Proses ini akan menjadi
looping terus menerus secara bergantian.
Tabel 3.1 Keadaan ditiap tank saat proses
berlangsung.
Keadaan di tiap Tank
Media filter tank 1
Media filter tank 2
Service (≤10 Psi)
Standby
Backwash ( >10 Psi
Service (≤10 Psi)
dan 1200 detik)
Standby
Backwash ( >10 Psi
dan 1200 detik)
Looping
looping
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Terdapat banyak komponen-komponen
yang saling mempengaruhi pada DCS
Harmonas-Deo PT.Azbil Berca Indonesia.
2. DCS merupakan sebuah sistem yang
sangat kompleks dan bukan merupakan
sebuah hardware, tetapi terdiri dari
banyak hardware
3. Media Filter (MF) merupakan tempat
untuk membersihkan dan menyalurkan air
agar dapat digunakan kembali untuk
proses selanjutnya.
4. MMI atau Man-Machine Interface Media
Filter (MF) dibuat menggunakan software
inTouch wonderware pada Deo Open
Supervisory Station (DOSS) HarmonasDeo.
4.2 Saran
1. Mahasiswa yang melaksanakan kerja
praktek di PT. Azbil Berca Indonesia
sebaiknya diberi kesempatan untuk dapat
langsung terjun ke lapangan untuk melihat
konfigurasi hardware DCS Harmonas-Deo.
2. Mahasiswa yang melaksanakan kerja
praktek di PT. Azbil Berca Indonesia
sebaiknya diberi bimbingan yang lebih
banyak ketika kerja praktek. Contohnya
dengan melakukan presentasi tiap akhir
minggu tentang apa saja yang didapat
selama satu minggu terakhir mahasiswa
melaksanakan kerja praktek.
[6] http://xa.yimg.com/kq/groups/3862
917/2139399328/name/PERBEDA
AN+DCS+DAN+PLC
[7] http://aristriwiyatno.blog.undip.ac.i
d/files/2011/10/DCSApplications.pdf
[8] http://staff.uny.ac.id/sites/default/fil
es/pendidikan/Muhammad%20Ali,
%20ST.,M.T./Materi%204%20DC
S.pdf
[9] http://faculty.ksu.edu.sa/Emad.Ali/
mylib/Workshop/DCS.pdf
Penulis dilahirkan di Jakarta
pada 30
jakarta 1991.
Menempuh pendidikan di
SDN 1 Ciputat.selama 6
tahun,kemudian melanjutkan
pendidikan di MTs.N 3
Pondok
Pinang
dan
pendidikan menengah atas di
SMA N 74 Jakarta Selatan.
Saat ini penulis menempuh studi S-1 di
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro konsentrasi Kontrol
dan Instrumentasi.
Semarang, 25 Desember 2012
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
DAFTAR PUSTAKA
[1] http://www.azbil.com
[2] Manual book Deo R 320 PT. Azbil
Berca Indonesia
[3] http://digilib.ittelkom.ac.id/index.p
hp?option=com_content&view=arti
cle&id=791:human-machineinterfacehmi&catid=25:industri&Itemid=14
[4] http://agfi.staff.ugm.ac.id/blog/inde
x.php/2008/12/distributed-controlsystem-dcs/Program PLC Siemens
S7-300 Crane Scraver
[5] http://isktutorialrad.blogspot.com/2
011/08/supervisory-control-anddataacquition.htmlwww.energyefficien
cyasia.org
Dr. Aris Triwiyatno, ST, MT
NIP 197509081999031002
Download