SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SEMARANG MODUL PENGANTAR AKUNTANSI 1 DOSEN PENGAMPU : 1. MARHAMAH, SE.,M.SI 2. ZUMROTUN NAFI’AH, SE.,M.SI TAHUN 2016 1 DESKRIPSI MATA KULIAH Mata kuliah Pengantar Akuntansi ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep akuntansi dan kegunaan laporan keuangan, tahapan-tahapan dalam siklus akuntansi untuk perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Pengantar Akuntansi merupakan mata kuliah yang mempelajari tentang pengertian umum laporan keuangan dan analisis keuangan yang dapat digunakan oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari serta memberikan dasar yang kuat bagi mahasiswa yang akan menempuh mata kuliah lain di bidang bisnis dan keuangan. Mata kuliah ini juga memberikan pengetahuan dasar bagi mahasiswa mengenai profesi akuntansi. Fokus bahasan dari mata kuliah ini adalah arti penting informasi akuntansi dan laporan keuangan sebagai media pelaporan serta sistem yang menghasilkan informasi tersebut. Referensi 1. Soemarso, S.R. Akuntansi, Suatu Pengantar – Buku I, Salemba Empat Edisi Lima Tahun 2002. 2. Kieso, Weygandt, Accounting Principles, Edisi IFRS, John-Willey & Sons Publishing. 2010. 3. M. Nuh SE, Accounting Principles, Business College LP3I. 2002. 2 MODUL 1 SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Tujuan pembelajaran Setelah mempelajari matakuliah ini,mahasiswa diharapkan dapat mengerti tentang Siklus akuntansi perusahaan dagang. Kompetensi dasar Mahasiswa mengerti dan memahami siklus akuntansi perusahaan dagang. Uraian Materi A. Siklus Akuntansi untuk Perusahaan Dagang 1. Pendahuluan Pencatatan, peringkasan, dan penyusunan akuntansi perusahaan dagang hampir sama dengan pencatatan,peringkasan, dan penyusunan akuntansi perusahaan untuk perusahaan jasa. Perbedaannya terletak pada kegiatannya. Perusahaan dagang melakukan kegiatan pembelian dan penjualan barang dagang untuk mendapatkan keuntungan, sedangkan perusahaan jasa menawarkan dan menjual jasa untuk mendapatkan keuntungan. Untuk proses pencatatan antara perusahaan jasa dengan perusahaan dagang pada dasarnya sama, hanya permasalahan transaksi yang berbeda adalah di perusahaan dagang adanya pembelian dan penjualan barang dagangan. 2. Pencatatan Pembelian Pembelian barang dagang bisa dilakukan secara tunai dan bisa dilakukan secara kredit. Pembelian secara kredit biasanya diberikan batas waktu 30 hari atau 60 hari atau sesuai dengan keinginan perusahaan dan bila mempercepat pembayaran akan diberi potongan sekian % dari harga faktur atau ada syarat lain. Oleh karena ada ketentuan-ketentuan misalnya: a. Syarat pembayaran 2/10, N/30 itu artinya bila mempercepat pembayaran 10 hari atau kurang dari tanggal beli akan mendapat potongan 2% dari harga faktur, dan bila lebih dari 10 hari harus membayar paling lambat 30 hari. Pembelian atau penjualan barang dagangan dalam dunia bisnis surat buktinya akan ditulis dalam faktur (invoice), dimana yang asli diberikan kepada pembeli sedangkan yang tembusannya disimpan oleh penjual. 3 b. Syarat E.O.M (end of month) artinya harga faktur harus dibayar pada akhir bulan terjadinya transaksi. Misalnya pada tanggal 2 Februari PT A membli barang dagangan dari PT B dengan syarat EOM, artinya pembayaran harus dilakukan paling lambat akhir bulan Februari. Pencatatan pembelian barang dagangan sebenarnya ada 2 metode yaitu metode fisik dan metode perfectual. Metode fisik untuk pembelian barang dagangan dicatat pada perkiraan “perkiraan (purchases)”, sedangkan metode perfectual dicatat pada perkiraan “persediaan barang dagang (merchandise inventory)”. a. Pembelian barang dagang dengan tunai Metode Fisik : Misal pada tanggal 1 September 2005 PT A membeli separtai barang dagang dari PT Suka seharga Rp 3.000.000,- tunai dengan bukti kas masuk 223 dari PT Suka. Tgl 1 sept Penjelasan Ref. Pembelian Debit Kredit 3.200.000 Kas - 3.200.000 Debit Kredit Metode perpectual (Metode Buku) : Tgl 1 sept Penjelasan Ref. Persediaan Barang Dagangan 3.200.000 Kas - 3.200.000 b. Pembelian Barang Dagangan secara kredit Misal pada tanggal 2 September 2005 PT A membeli separtai barang dagang dari PT Suka seharga Rp 3.200.000,- dengan syarat pembayaran 2/10, n/30 dengan faktur No.123 dari PT. Eka Sejati. Metode Fisik : Tgl 1 sept Penjelasan Pembelian Hutang Dagang Ref. Debit Kredit 3.200.000 - 3.200.000 4 Metode Perpectual (Metode Buku) : Tgl Penjelasan 1 sept Ref. Persediaan barang Dagangan Debit Kredit 3.200.000 Hutang Dagang - 3.200.000 c. Beban Angkut Pembelian Barang Dagangan Pada saat membeli barang dagang, biasanya biaya pengiriman barang yang dibeli akan tergantung pada perjanjian. Ada dua syarat (perjanjian) pengiriman barang dagang: FOB (free on boat) Destination yaitu perjanjian pengiriman barang dagang dengan beban angkut ditanggung oleh penjual. FOB (free on boat) shipping point, yaitu perjanjian pengiriman barang dagang dengan beban angkutnya di tanggung oleh pembeli. Dan pembeli akan mencatat pada perkiraan biaya angkut-pembelian (freght in) Biaya angkut akan dicatat oleh pembeli pada perkiraan biaya angkut masukpembelian (Freight in). Misal tanggal 2 dibayar biaya angkut kepada perusahaan angkut “Cepat Sampai” atas barang yang dibei dari PT. Eka Sejati sebesar Rp. 50.000. Tgl 2 sept Penjelasan Ref. Debit Biaya Angkut (freight In) 50.000 Kas - Ket : pembayaran biaya Kredit 50.000 angkut pembelian d. Retur Pembelian dan Pengurangan Harga Seringkali perusahaan mengembalikan barang dagangan yang dibeli (retur pembelian), Maka PIHAK PEMBELI akan mengirimkan NOTA DEBET (Debit Memorandum) kepada pembeli sebagai tanda bukti yang artinya mendebet utang. Sedangkan PIHAK PENJUAL mengirimkan NOTA KREDIT (Credit Memorandum) kepada pembeli sebagai tanda bukti dan tanda telah dikurangi piutangnya. 5 Dalam hal pengembalian barang dagang yang dibeli secara kredit, pembeli akan mencatat utang dagang berkurang di debet dan mencatat retur pembelian dan pengurangan harga di sebelah kredit. Misal pada tanggal 3 september PT A mengembalikan barang rusak dan cacat seharga Rp. 200.000 dengan nota debet no.26 dari PT. A. Tgl 3 sept Penjelasan Ref. Hutang Dagang Debit Kredit 200.000 Retur Pembelian - 200.000 Ket: Pengembalian barang rusak e. Potongan pembelian barang dagangan Bila pada tanggal 12 September PT A melunasi hutang setelah dikurangi potongan tunai sebesar 2% dari sisa faktur yang ada, maka pembeli akan mencatat utang dagang berkurang di debet dan kas berkurang dikredit serta potongan dicatat pada perkiraan potongan pembelian bertambah dicatat dikredit. Tgl 12 sept Penjelasan Hutang Dagang Ref. Debit Kredit 3.000.000 Potongan Pembelian Kas 60.000 2.940.000 Ket: Pembayaran hutang dagang dikurangi potongan Pembelian Pembelian Bersih : Setelah akhir periode akuntansi dalam laporan keuangan, maka dihitung pembelian bersih dengan seperti berikut ini: Pembelian Rp. 3.000.000 Biaya Angkut Rp. Retur pembelian (Rp. 200.000) Potongan Pembelian (Rp. 50.000 60.000) Pembelian Bersih (netto) Rp. 2.790.000 Pencatatan Penjualan 6 f. Penjualan Barang Dagang Penjualan barang dagangan bias dilakukan secara tunai maupun secara kredit. Penjualan barang dagangan oleh penjual akan dicatat pada perkiraan penjualan di sebelah kredit, dan bila penjualannya secara kredit akan dicatat sebelah debet perkiraan piutang dagang atau bila secara tunai kas bertambah dicatat disebelah debet. Penjualan barang dagang secara kredit tentu akan diberikan batas waktu pembayaran yang diberikan kepada pembeli seperti halnya kasus pembelian diatas, dan sebagai tanda bukti penjualan ditulis dalam faktur (invoice). Contoh: tanggal 15 september PT A menjual separtai barang kepada toko sinar sebesar Rp. 1.700.000,- dengan syarat pembayaran 2/10, n/30 dengan faktur No. 211. HPP Rp. 1.450.000,Metode Fisik : Tgl 15 sept Penjelasan Ref. Piutang Dagang Debit Kredit 1.700.000 Penjualan - 1.700.000 Debit Kredit Metode Perpectual (Metode Buku ) : Tgl 15 sept Penjelasan Piutang Dagang Ref. 1.700.000 Penjualan - Harga Pokok Penjualan 1.450.000 Persediaan Barang daganngan 1.700.000 1.450.000 g. Retur Penjualan dan Pengurangan Harga Penjualan barang dagangan sering terjadi pula barang yang dijual diterima kembali karena rusak/ catat atu diberikan pengurangan harga yang akan dicatat pada perkiraan retur penjualan dan pengurangan harga di sebelah debet. Misal tgl 16 September PT A menerima pengembalian barang dagangan yang cacat dari took sinar sebesar Rp. 200.000 dan diberikan nota kredit No. 31 7 Tgl 16 sept Penjelasan Ref. Retur Penjualan Debit Kredit 200.000 Piutang Dagang 200.000 h. Potongan penjualan Penjualan barang daganga secara kredit biasanya diberikan batas waktu pembayaran dan bahkan penjual juga memberikan perangsang potongan penjualan bagi pembeli yang mempercepat pembayarannya. Potongan penjualan tersebut akan dicatat pada perkiraan potongan penjualan (sale discount) di sebelah debet beserta kas dan di sebelah kredit piutang dagang. Misal tanggal 25 September PT A menerima uang pelunasan dari Toko Sinar setelah dikurangi potongan tunai 2 dari sisa piutangnya. Tgl 25 sept Penjelasan P.R Kas Debit Kredit 1.470.000 Potongan penjualan 30.000 Piutang dagang - 1.500.000 Kemudian pada akhir bulan atau akhir periode akuntansi dalam laporan keuangan, penjualan akan dilaporkan sebagai berikut: Harga pokok penjualan 1.700.000 Diskon penjualan 200.000 Retur pembelian 30.000 (170.000) Penjualan bersih 1.470.000 3. Harga Pokok Penjualan Untuk menghitung laba atau rugi pada perusahaan dagang perlu menghitung harga pokok penjualan (cost of goods sold). Perhitungan harga pokok penjualan diambil dari contoh diatas, misal persediaan barang dagang awal per 1 September tidak ada, sedang persediaan barang dagang akhir per 30 September diumpamakan Rp. 2.000.000,- 8 Harga Pokok Penjualan : Persediaan barang dagang 1 Sept (awal) 0 Tambahan: Pembelian 3.200.000 Biaya angkut 50.000 Retur pembelian (200.000) Potongan pembelian (60.000) Pembelian bersih 2.990.000 Barang siap dijual 2.990.000 Persediaan barang dagang 30 Sept (akhir) (2.000.000) Harga pokok penjualan 990.000 Selanjutnya untuk menghitung atau menyusun laporan perhitungan laba rugi pada perusahaan dagang akan menunjukkan bentuk sebagai berikut: Nama Perusahaan Laporan Laba Rugi Untuk tahun yang berakhir 31 Desember, 2005 Pendapatan : Penjualan 1.700.000 Retur penjualan 200.000 Potongan penjualan 30.000 Penjualan bersih 230.000 1.470.000 Persediaan barang dagang 1 September 0 Tambahan: Pembelian Biaya angkut Retur pembelian Potongan pembelian 3.200.000 50.000 (200.000) (60.000) Pembelian bersih 2.990.000 Barang siap dijual 2.990.000 Persediaan barang dagang 30 Sept (akhir) (2.000.000) Harga pokok penjualan: 990.000 Laba kotor 480.000 9 4. Penyesuaian Persediaan Barang Dagang Karena sistem pencatatan persediaan barang dagang yang dipakai adalah metode fisik, maka rekening persediaan barang dagang (merchandise inventory) yang tercatat adalah persediaan awal. Pembelian barang dagang dan penjualan serta retur dicatat pada perkiraan-perkiraan sendiri, bukan pada perkiraan persediaan barang dagang. Sehingga perkiraan persediaan barang dagang sampai dengan akhir periode akuntansi tetap masih tercatat nilai awal, sehingga pada akhir periode akuntansi perlu dibuat penyesuaian agar nilai yang tercantum pada akhir periode akuntansi harus nilai akhir. Penyesuaian rekening persediaan barang dagang ada dua alternatif yaitu pertama menggunakan perkiraan pembantu ikhtisar laba rugi (income summary) dan yang kedua menggunakan perkiraan pembantu harga pokok penjualan (cost of goods sold). Penyesuaian pertama yang menggunakan perkiraan ikhtisar laba rugi ada dua jurnal penyesuaian, yaitu penyesuaian persediaan barang awal dengan mendebet perkiraan ikhtisar laba rugi dan mengkredit persediaan barang dagang awal, kedua penyesuaian perseiaan barang dagang akhir dengan mendebet perkiraan persediaan barang dagang akhir dan mengkredit perkiraan ikhtisar laba rugi. Ikhtisar L / R Rp Persediaan barang dagangan (awal) Rp Persediaan barang dagangan (akhir) Ikhtisar L / R Rp Rp Penyesuaian alternatif kedua menggunakan perkiraan harga pokok penjualan, dengan membuat jurnal penyesuaian seperti berikut ini : 10 Harga pokok penjualan Rp Persediaan barang dagangan (awal) Rp Pembelian Rp Biaya angkut Rp Persediaan barang dagangan (akhir) Rp Retur pembelian Rp Potongan pembelian Rp Harga pokok penjualan Rp 5. Penyusunan Work Sheet Penyusunan neraca lajur dibuat setelah ayat jurnal penyesuaian, ayat jurnal penyesuaian setelah dipindahkan ke buku besar pada masing-masing perkiraan selanjutnya dipindahkan ke dalam neraca lajur (work sheet) lajur penyesuaian (adjusment). Perkiraan-perkiraan lajur neraca saldo disesuaikan dengan perkiraanperkiraan lajur penyesuaian dimana perkiraan-perkiraan yang debet dengan debet dijumlah, yang kredit dengan kredit dijumlah dan kalau debet sama kredit dicari saldonya kalau debet lebih besar berarti saldo debet dan kalau kredit lebih besar berarti saldo kredit. Hasil penyesuaian dilaporkan dalam lajur neraca saldo disesuaikan. Selanjutnya khusus untuk perkiraan ikhtisar laba rugi di lajur penyesuaian dan neraca saldo disesuaikan sampai lajur rugi laba (income statement) dicatat debet dan kredit masing-masing. Selanjutnya untuk lajur rugi laba dan neraca disusun dari perkiraan-perkiraan neraca lebih dahulu, selanjutnya untuk perkiraan-perkiraan rugi laba disusun dalam lajur rugi laba. Jurnal penutup (closing journal) pada perusahaan dagang Jurnal penutup pada perusahaan dagang sama dengan perusahaan jasa Jurnal penutup digunakan untuk menutup perkiraan nominal Jurnal penutup akan menutup perkiraan-perkiraan: 1. Pendapatan (penjualan), 2. Pembelian, Biaya Angkut, Potongan penjualan, retur penjualan, dan Bebanbeban, 3. Saldo laba atau rugi, 11 4. Prive atau Deviden Kemudian akan diposting ke dalam buku besar masing-masing Setelah itu, maka saldo pada laporan laba rugi (rekening nominal) akan menunjukkan saldo nol. Jurnal penutup (closing journal) pada perusahaan dagang Jurnal penutup pada perkiraan-perkiraan: 1. Penjualan, Potongan Pembelian, Retur Pembelian Jurnalnya: Penjualan XX Potongan pembelian XX Retur pembelian XX Retur penjualan XX Ikhtisar laba-rugi XX 2. Pembelian, Biaya angkut, Potongan Penjualan, Retur Penjualan Beban-beban Jurnalnya: Ikhtisar Laba Rugi XX Pembelian XX Biaya angkut XX Potongan penjualan XX Retur penjualan XX Beban-beban XX Jurnal penutup pada perkiraan-perkiraan: 3. Saldo Laba atau saldo rugi Jika perusahaan mendapatkan keuntungan, maka jurnal penutupnya: Ikhitisar Laba Rugi Modal XX XX 12 Jika perusahaan menderita kerugian, maka jurnal penutupnya: Modal XX Ikhitisar Laba Rugi XX 4. Prive atau Deviden Jika perusahaan membagikan deviden (perusahaan perseroan), ataupun pemilik perusahaan mengambil prive (perusahaan perorangan) Jurnalnya: Ikhtisar Laba Rugi XX Prive (deviden) XX B. Tugas PD Utama Sejahtera milik Tn. Tono, akan beroperasi pada bulan April 2007. Perusahaan tersebut sudah mempunyai harta, utang dan modal per 1 April 2007 sebagai berikut: Neraca lajur per 1 April 2007 Kas Rp Persediaan barang dagang Rp. 3.000.000 Peralatan Rp. 4.000.000 Tono, modal Rp. 13.000.000 Bunga bank 20.000.000 Rp 3.000.000 Rp. 17.000.000 Rp. 20.000.000 Transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan April adalah: 2/4 Dibayar sewa toko untuk 2 tahun sebesar Rp 2.400.000 (dicatat pada perkiraan sewa dibayar dimuka) 4/4 Dibeli peralatan dari Fa. Matahari seharga Rp 2.000.000 uang muka Rp 1.000.000 sisanya bulan depan. 5/4 Dibeli separtai barang dagang dari CV Bintang dengan syarat pembayaran 2/10, 4/45 seharga Rp 2.300.000 6/4 Dibayar biaya angkut atas barang yang dibeli sebesar Rp 50.000 7/4 Dibeli perlengkapan secara tunai dari Toko Bulan sebesar Rp 500.000 13 9/4 Dijual separtai barang dagang secara tunai Rp 500.000 dan dengan syarat 2/15, 4/30 kepada toko AA sebesar Rp 2.000.000 12/4 Dijual separtai barang dagang kepada toko BB syarat pembayaran 2/15, 4/30 sebesar Rp 2.200.000 14/4 Diterima kembali barang dagang dari toko BB sebesar Rp 200.000 15/4 Dibayar lunas utang kepada CV. Bintang pembelian ter tanggal 5 April setelah dikurangi potongan tunai 18/4 Dijual separtai barang kepada Toko Intan sebesar Rp 1.500.000 19/4 Dibeli tambahan perlengkapan secara konstan Rp 200.000 22/4 Dibayar utang bank sebesar Rp 2.000.000 24/4 Diterima pelunasan dari Toko BB atas penjualan tertanggal 12 April yang lalu. 26/4 Dibayar gaji karyawan untuk bulan April Rp 300.000 27/4 Diambil uang oleh pemilik perusahaan untuk keperluan pribadi Rp 100.000 Diminta: 1. Buatlah general journal transaksi di atas selama bulan April 2007. 2. Posting general journal di atas kedalam general ledger. 3. Susunlah trial balance per 30 April 2007. 4. Buatlah adjusting journal per 30 April dengan keterangan sebagai berikut: a. Persediaan barang dagangan per 30 April hasil pemeriksaan secara fisik sebesar Rp 2.250.000 b. Persediaan perlengkapan hasil perhitungan per 30 April masih ada Rp 400.000 c. Sewa dibayar dimuka dibayar pada tanggal 2 April 2007 untuk 2 tahun, tutup buku 30 April 2007. d. Peralatan untuk bulan April disusutkan sebesar Rp 100.000 e. Biaya yang belum dibayar per 30 April adalah listrik dan telepon sebesar Rp 100.000 5. Posting adjusting journal diatas kedalam general ledger. 6. Susunlah laporan keungan yang terdiri dari: a. Income statement b. Capital statement c. Balance sheet 7. Buatlah closing journal per 30 April 2007 14 8. Susunlah post closing journal per 30 April 2007 Perkiraan-perkiraan yang dipakai: 101 Kas 303 Ringkasan pendapatan 102 Piutang dagang 401 Penjualan 103 Persediaan barang dagang 402 Retur penjualan 104 Sewa dibayar dimuka 403 Diskon penjualan 105 Persediaan 501 Pembelian 121 Peralatan 502 Biaya angkut 122 Akumulasi penyusutan 503 Retur penjualan peralatan 504 Potongan penjualan 201 Account payable 601 Biaya penjualan 202 Telepon dan listrik 602 Depresiasi peralatan biaya 203 Bunga bank 603 Biaya persediaan 301 Tn Tono, kapital 604 Biaya sewa 302 Tn Tono, drawing 605 Biaya telepon dan listrik 15 MODUL 2 PEMBELAJARAN JURNAL KHUSUS DAN BUKU BESAR PEMBANTU Tujuan pembelajaran Setelah mempelajari matakuliah ini,mahasiswa diharapkan dapat mengerti tentang Jurnal Khusus dan Buku Besar Pembantu. Kompetensi dasar Mengerti dan memahami tentang jurnal Khusus dan buku besar pembantu Dapat menyusun jurnal Khusus dan Buku besar pembantu Uraian Materi A. Jurnal Khusus dan Buku Besar Pembantu (Special Journals and Subsidiary Ledger) Jurnal khusus pada umumnya ada 4, yaitu: 1. Jurnal penjualan (sales journal) 2. Jurnal pembelian (purchase journal) 3. Jurnal penerimaan kas (cash receive journal) 4. Jurnal pengeluaran kas (cash payment journal) Untuk melengkapi perincian utang dan utang akan dicatat di dalam buku pembantu. Contohnya: 1. Buku pembantu piutang (account receivable subsidiary ledger) 2. Buku pembantu utang (account payable subsidiary ledger) Pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang dicatat di dalam jurnal khusus maupun umum langsung diposting dalam buku pembantu sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi kemudian setiap akhir bulan jurnal khusus dijumlah dan dicek antara jumlah debet harus sama dengan jumlah kredit. Selanjutnya dari jurnal khusus dipindah ke dalam buku besar dilakukan setiap akhir bulan dan yang dipindahkan hanya jumlahjumlahnya saja.Karena pemindahan dari jurnal khusus hanya-hanya jumlahnya saja maka tentu setiap perkiraan hanya mendapatkan pemindahan dua atau lebih 16 sedikit.Selanjutnya setelah diposting ke buku besar disusun ke dalam neraca saldo sesuai dengan saldonya masing-masing. Dokumen jurnal buku besar dan seterusnya siklus akuntansi sama Transaksi umum khusus Buku besar Pembantu Jurnal penjualan adalah jurnal untuk mencatat penjualan barang dagangan secara kredit. Teknik untuk mencatat penjualan-penjualan barang secara kredit dalam jurnal penjualan dicatat sebagai berikut: Tgl No. Invoice Pelanggan Post. Debet Kredit Ref. Akun Penjualan piutang 10/1 Toko AA V 1.750 1.750 Toko BB V 1.500 1.500 Toko CC V 2.500 2.500 5.750 5.750 (102) (401) Jurnal penerimaan kas adalah jurnal untuk mencatat penerimaan kas baik dari hasil penjualan tunai, dari pelunasan debitur, atau dari hasil-hasil lainnya. Contohnya sebagai berikut: Jurnal penerimaan kas Tgl Dok Uraian Post. Debet Ref. Kas Kredit Potongan Penjualan Akun penjualan 2/1 Modal Tn. 301 Akun piutang 20.000 20.000 Joko 13 Penjualan 1.000 1.000 17 kontan 19 Toko AA 24 Penjualan V 1.485 15 2.000 1500 2.000 kontan 27 Peralatan 121 500 500 24.985 15 3.000 1.500 (101) (403) (401) (102) 20.500 Akun pembantu piutang Toko AA 10/1 SJ 1.750.000 11/1 GJ 250.000 19/1 CRJ 500.000 Toko BB 10/1 SJ 1.500.000 11/1 GJ 250.000 19/1 CRJ 500.000 Toko CC 22/1 SJ 2.500.000 11/1 GJ 250.000 19/1 CRJ 500.000 Buku besar Akun piutang 102 31/1 CRJ 24.985 31/1 CDJ 11.500 Penjualan 401 18 10/1 SJ 1.500.000 31/1 SJ 5.750 31/1 CRJ 3.000 Jurnal pembelian adalah jurnal untuk mencatat pembelian-pembelian secara kredit. Contohnya sebagai berikut: Jurnal pembelian Debet Tgl 4/1 No. invoice Kreditor Toko Mebel Post Ref V/121 Akun lain Akun Jumlah Peralatan 2.500 Kredit Pembelian A/P 2.500 Indah 5/1 18/1 PT XXX V - 3.100 3.100 PT YY V - 2.000 2.000 PT ZZ V - 3.500 3.500 2.500 8.600 11.100 (501) (201) 19 MODUL 3 PENGENDALIAN INTERNAL DAN AKUNTANSI KAS Tujuan pembelajaran Setelah mempelajari matakuliah ini,mahasiswa diharapkan dapat mengerti kesalahankesalahan yang menyebabkan perlunya Jurnal Koreksi dan cara pembetulannya. Kompetensi dasar Mahasiswa mengerti tentang jurnal koreksi. Uraian Materi Definisi Pengendalian Internal : Pengendalian internal adalah penyusunan struktur organisasi dan prosedur-prosedur, serta penerapan metode-metode untuk menjaga harta milik perusahaan, meyakinkan bahwa catatancatatan akuntansi dapat dipercaya, efisiensi operasi bisa dijaga, dan kebijakan manajemen ditaati oleh karyawan. Pengendalian Internal dibagi menjadi dua: Pengendalian Internal Administrasi Pengendalian internal administrasi mempunyai tujuan meningkatkan efisiensi operasi dan meyakinkan bahwa kebijakam manajemen diaati karyawan. Pengendalian Internal Akuntansi: Pengendalian internal akuntansi mempunyai tujuan agar harta milik perusahaan dapat terjaga dari kecurangan dan agar catatancatatan akuntansi dapat dipercaya. Karakteristik pengendalian internal : 20 Pengendalian internal yang baik mempunyai karakteristik sbb: a. Karyawan yang kompeten dan penuh integritas. b. Pemisahan fungsi yang meniadakan kecurangan. c. Otorisasi transaksi yang memadai. d. Pencatatan yang memadai. e. Penanganan kekayaan yang memadai. f. Pembandingan kekayaan dan catatatannya secara periodik. AKUNTANSI KAS Definisi: Kas adalah uang kertas, koin dan elemen-elemen lain yang bisa ditunaikan pada nilai nominal, tanpa batasan setiap waktu. Elemen Kas: Uang kertas, uang logam, dan elemen lain yang bisa ditunaikan setiap saat, seperti cek dari langganan, simpanan dalam bentuk giro, cek perjalanan (traveller check) dan sejenisnya. Elemenelemen lain yang tidak memenuhi syarat bisa ditunaikan pada nilai nominalnya setiap saat bukan merupakan elemen kas, seperti cek mundur, deposito, tabanas, benda-benda meterai, Cek Kurang Dana (NSF Check) dan sebagainya. Manajemen Kas Elemen-elemen pengendalian kas yang ideal adalah: 1. Bagian yang menangani fisik kas harus terpisah dari bagian yang melakukan pencatatan atas kas. 2. Jumlah karyawan yang menangani kas harus terbatas. 3. Bagian yang menerima kas harus terpisah dengan bagian yang mengeluarkan kas. 4. Pencatatan kas harus segera dibuat begitu kas diterima atau dikeluarkan. 5. Seluruh kas yang diterima harus segera disetor ke bank. 6. Pengeluaran kas untuk keperluan rutin dan berjumlah kecil, dibentuk dana kas kecil dengan sistem imprest 7. Kecuali pengeluaran kas dengan kas kecil harus diguanakan cek. 8. Otorisasi pengeluaran cek adalah bukan penanda tangan cek 9. Tidak diperkenankan menanda tangani cek dalam keadaan belum diisi. 21 10. Semua faktur yang telah dibayar harus diberi cap lunas. 10. Cek yang keliru ditulis harus segera dicap tidak berlaku. KAS KECIL (PETTY CASH) Dana Kas Kecil adalah dana yang dibentuk untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya kecil dan sifatnya rutin. Pada dasarnya pengelolaan kas kecil dapat menggunakan dua macam sistem sebagai berikut: 1. Sistem Imprest (Sistem Dana Tetap) 2. Sistem Fluktuasi (Sistem Dana Berubah-Ubah) Untuk tujuan pengendalian internal yang baik, kas kecil harus didasarkan pada sistem imprest, artinya sistem dengan saldo rekening kas kecil berjumlah tetap. Dalam sistem imprest, bagian kas kecil akan menangani pengeluaran rutin berjumlah kecil dengan membentuk dana kas kecil. Catatan akuntansi untuk operasi kas kecil adalah sebagai berikut: 1. Pada Saat Pembentukan 2. Pada Saat Pengeluaran Kas Kecil 3. Pada Saat Pengisian Kembali Kas Kecil 4. Pencatatan Pada Akhir Tahun (Penyesuaian) 5. Penyesuaian Kembali Pada Awal Tahun Berikutnya. Transaksi Kas Kecil Sistem Imprest Sistem Fluktuasi 22 (1) Pembentukan Kas Kecil Kas Kecil XX Kas (2) Pengeluaran Dana Kas Kecil XX Kas Tidak ada jurnal Kas XX Biaya-biaya XX Kecil (3) Pengisian XX Kas Kecil Kembali Kas Biaya-biaya XX Kecil (4) Pencatatan Kas Pada Kas Kecil XX XX XX Kas XX Akhir tahun : a) Jika kas kecil tidak Biaya-biaya XX diisi kembali Kas Kecil Tidak ada jurnal XX (penyesuaian) b) Kas kecil diisi kembali Biaya-biaya XX walaupun belum Kas Kas Kecil XX XX Kas XX waktunya (5) Pencatatan pada tahun (penyesuaian awal Kas Kecil berikutnya kembali XX Tidak ada jurnal Biaya-biaya XX : khusus untuk asumsi 4a) Kas Lebih atau Kas Kurang (Cash Over dan Cash Shortage) Kas kecil sistem imprest didesain agar jumlah seluruh BPKK ditambah kas yang tersisa selalu menunjukkan jumlah seperti yang ada pada saat pembentukan Kemungkinan bisa terjadi BPKK + Kas tidak sama dengan jumlah dana kas kecil. Untuk mempertahankan dana kas kecil sistem imprest kas kurang harus diisi kembali pada saat pengisian kembali. Selisih kas lebih atau kurang dibebankan ke laporan rugi-laba. Rekonsiliasi Bank: Karakteristik dan Penggunaan Sebagai Pengendalian Atas Kas Perusahaan modern biasanya menggunakan bank untuk menyimpan dananya. Formulir23 formulir yang digunakan untuk rekening bank: 1. Kartu Tandatangan 2. Kartu Pengambilan/Setoran 3. Cek 4. Catatan Penarikan Cek LAPORAN BANK (STATEMENT OF ACCOUNT) Bank biasanya menggunakan catatan untuk setiap transaksi dari rekening yang ada. Ringkasan dari transaksi-transaksi tersebut biasanya disebut rekening koran (statement of account). Rekening koran ini dikirim ke penabung biasanya sekali sebulan. REKENING BANK SEBAGAI PENGAWASAN TERHADAP KAS Rekening bank merupakan alat utama untuk mengawasi kas perusahaan. Misalnya jenisjenis usaha tertentu sering meminta semua penerimaan kas disimpan dalam rekening bank dan semua pembayaran kas sering dilakukan melalui bank. Bila sistem ini digunakan, ada catatan rangkap tentang transaksi kas-satu dari perusahaan tersebut dan lainnya dari bank. Rekening koran memungkinkan perusahaan membandingkan transaksi kas yang dicatat dalam catatan akuntansi dengan catatan bank. Perbedaan mungkin terjadi sebagai hasil keterlambatan salah satu pihak dalam melakukan pencatatan. PERBEDAAN YANG UMUM TERJADI DAN PERLU REKONSILIASI: 1. Cek beredar (outstanding check) 2. Deposito dalam perjalanan (deposit in transit) 3. Biaya administrasi bank 4. Cek kurang dana 5. Penagihan langsung oleh bank 6. Pembayaran langsung oleh bank 7. Kekeliruan dalam mencatat baik oleh bank atau oleh Perusahaan. CARA MENYUSUN REKONSILIASI BANK 24 Membandingkan transaksi-transaksi yang ada pada laporan bank dengan catatan perusahaan, Membandingkan nomor-nomor cek yang telah masuk bank dan yang dicatat perusahaan. Membandingkan setoran yang telah diakui Oleh perusahaan dan catatan deposit oleh laporan bank Mencatat transaksi yang dilaporkan bank, tetapi perusahaan belum mengetahui sebelumnya, seperti biaya administrasi bank, cek kurang dana, penagihan langsung oleh bank, dll. Menyajikan rekonsiliasi bank dengan membetulkan kedua informasi. Menyusun jurnal penyesuaian. Contoh: Pada tanggal 1 januari 2002, perusahaan ganta menerima laporan bank bulan desember 2001. Dari laporan bank tersebut diketahui bahwa saldo menurut bank per 31 desember 2001 adalah Rp. 3.680.000, sedangkan menurut perusahaan Rp. 2.290.000. Informasi lain adalah sebagai berikut: Setoran perusahaan per 30 desember 2001 Sebesar Rp. 570.000 belum ditambahnkan oleh bank. Cek no: 1301 sebesar Rp. 365.000, no. 1304 sebesar Rp. 680.000, no:1305 sebesar Rp. 417.500 dan no: 1306 sebesar Rp. 600.000, belum dikurangkan dalam laporan bank. Biaya administrasi bank bulan desember 2001 adalah Rp. 2.500 Cek kosong dikembalikan ke pelanggan Bernama tukijo sebesar Rp 400.000 karena kurang dana. Cesel yang ditagihkan bank sebesar Rp300.000 PENYAJIAN KAS DI DALAM NERACA Jika belum dibatasi penggunaanya dimasukkan dalam rekening kas Jika sudah dibatasi penggunaanya misalnya untuk keperluan khusus, seperti untuk membayar dividen yang telah diumumkan, untuk membayar utang yang telah dijanjikan pembayarannya tidak boleh masuk elemen aktiva lancar. 25 SOAL 1 (KAS KECIL) PT Almaidah pada tanggal 15 Desember 2004membentuk dana kas kecil sistem dana tetap (Imprest System) sebesar Rp500.000,00 untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya kecil dan bersifat rutin. Dana kas kecil ini akan diisi kembali setiap tanggal 15. Berikut ini pengeluaran dana kas kecil dari tanggal 15 Desember s/d 31 Desember 2004: a. Membayar biaya listrik bulan Nopember 2004 Rp 85.750,00 b. Membayar langganan koran dan majalah Rp150.000,00 c. Membayar biaya telepon bulan Nopember 2004 Rp70.300,00 d. Membeli perangko dan meterai Rp10.500,00 e. Sedangkan pengeluaran selama tanggal 1 Januari2005 s/d 15 Januari 2005 adalah sebagai berikut: Membayar biaya reparasi alat-alat kantor Rp 50.000,00 f. Membayar biaya angkut penjualan Rp 15.000,00. Diminta: Buatlah jurnal yang diperlukan pada saatpembentukan dana kas kecil, pengeluaran dana kas kecil, penyesuaian akhir tahun, dan pengisian kembali dana kas kecil. 26 MODUL 4 SURAT-SURAT BERHARGA ATAU INVESTASI SEMENTARA Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa mengerti tentang surat-surat berharga Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa Mampu memahami ciri-ciri surat berharga 2. Mahasiswa mengerti tujuan investasi jangka pendek 3. Mahasiswa Mampu melakukan pencatatan kepemilikan surat berharga Uraian Materi Suatu perusahaan mungkin mempunyai kelebihan kas yang tidak diperlukan untuk sementara waktu. Untuk itu perusahaan bisa menginvestasikan dana ini ke investasi yang bisa segera dijual atau dijadikan kas. Cara ini disebut investasi sementara atau sekuritas yang dapat dipasarkan (temporary investment or marketable securities). Surat berharga dapat diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika memenuhi 2 syarat : Sekuritas tersebut bisa mudah dipasarkan dan bisa dijual setiap waktu Manajemen bermaksud menjual sekuritas tersebut setiap waktu perusahaan membutuhkan kas untuk membiayai operasi perusahaan Cirri-ciri surat berharga Jangka waktu penanaman pendek Mampu menghasilkan laba Mempunyai harga pasar yang relatif stabil Dapat dijual setiap saat 27 Tujuan investasi jangka pendek Memanfaatkan kas yang sementara menganggur untuk mendapatkan tambahan aliran kas masuk. Jenis-jenis surat berharga Sekuritas utang ( surat berharga obligasi) Sekuritas modal ( surat berharga saham) Akuntansi terhadap surat berharga Pencatatan pembelian surat berharga Pencatatan selama pemilikan surat berharga Pencatatan pada tanggal neraca dan penyajiannya dalam neraca Pencatatan penjualan surat berharga Sertifikat utang (surat berharga obligasi) Pencatatan saat perolehan Harga perolehan yang diakui sebesar jumlah asset yang dikeluarkan sampai surat berharga sah menjadi milik perusahaan, yang biasanya meliputi : harga beli, ongkos makelar/ pialang/ broker, pajak-pajak, biaya provisi dan materai. Jurnal yang dibuat : Surat berharga-Obligasi XX Kas XX Harga perolehan obligasi dihitung sebagi berikut : Harga beli obligasi XX Ditambah : Biaya komisi dan biaya lain” XX + Harga perolehan XX Apabila pembelian dilakukan diantara tanggal pembayaran bunga, maka pencatatan yang dilakukan tergantung pada pendekatan yang digunakan : Jika yang digunakan adalah pendekatan neraca, maka Investasi surat berharga-obligasi XX Piutang bunga XX Kas XX Jika yang digunakan pendekatan laba-rugi, maka 28 Investasi surat berharga-obligasi Pendapatan bunga XX XX Kas XX Harga perolehan obligasi dan bunga berjalan dihitung sebagai berikut : Harga beli Obligasi XX Ditambah : Biaya Komisi dan Biaya lain XX + Harga Perolehan XX Bunga berjalan : Nilai Nominal x Bunga x Jangka Waktu = Kas yang dibayarkan XX + XX Pencatatan selama pemilikan Pencatatan saat penerimaan bunga : Kas XX Pendapatan Bunga XX Pencatatan saat penerimaan bunga apabila obligasi dibeli diantara tanggal pembayaran bunga : Pendekatan neraca : Kas XX Piutang Bunga XX Pendapatan Bunga XX Pendekatan rugi-laba : Kas XX Pendapatan bunga XX Pencatatan pengakuan pendapatan bunga pada akhir tahun (jurnal penyesuaian) : Piutang bunga Pendapatan XX XX Bunga dari tanggal pembayaran bunga terakhir sampai dengan tanggal 31 desember. 29 Pencatatan pada awal tahun berikutnya (jurnal penyesuaian kembali) : Pendapatan bunga XX Piutang bunga XX Saat penjualan obligasi : Pencatatan pada saat penjualan obligasi Kas XX Surat berharga-obligasi XX Laba penjualan obligasi XX Jika penjualannya dilakukan diantara tanggal pembayaran bunga, maka jurnalnya : Kas XX Surat berharga-obligasi XX Laba penjualan obligasi XX Pendapatan Bunga XX Menghitung laba penjualan obligasi Harga jual obligasi XXX Dikurang : Komisi dan biaya lainnya XXX - Harga jual bersih XXX Harga perolehan obligasi XXX Laba (rugi) penjualan obligasi XXX Menghitung bunga berjalan dank as diterima : Harga jual bersih XXX Bunga berjalan XXX + Jumlah kas diterima XXX Contoh obligasi : Pada tanggal 1 agustus 2012, dibeli 10 lembar obligasi PT. Bayu yang nilai nominalnya Rp. 50.000,- dengan kurs 102. Obligasi berbunga 12% per tahun dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 30 1 Nopember. Pada saat pembelian dibayar provisi dan materai sebesar Rp. 50.000,- tanggal 1 Juli 2013, seluruh obligasi terjual dengan kurs 106, biaya penjualan sebesar Rp. 80.000,Buat jurnal atas transaksi surat berharga obligasi tersebut. SERTIFIKAT MODAL (SURAT BERHARGA SAHAM) Saat perolehan saham Pencatatan pada saat perolehan saham : Investasi surat berharga-saham XX Kas XX Harga perolehan obligasi dihitung sebagai berikut : Harga beli saham XX Ditambah : Biaya komisi dan biaya lainnya XX + Harga perolehan XX Saat penerimaan deviden Pencatatan saat penerimaan deviden Pada tanggal pengumuman : Piutang deviden XX Pendapatan deviden XX Pada saat penerimaan kas Kas XX Piutang deviden XX Saat penjualan saham Pencatatan pada saat penjualan saham : Kas XX Investasi sementara-saham XX\ Laba penjualan saham XX Menghitung laba (rugi) penjualan saham : 31 Harga jual saham XX Dikurangi : Komisi dan biaya lainnya XX _- Harga jual bersih XX Harga perolehan saham XX - Laba (rugi) penjualan saham XX MODUL 5 PIUTANG DAGANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa mengerti konsep piutang dagang. Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa Mampu memahami konsep piutang dagang 2. Mahasiswa memahami klasifikasi piutang 3. Mahasiswa mampu menghitung piutang tidak tertagih Uraian Materi Pengertian piutang dagang adalah tagihan kepada individu-individu atau kepada pihak lain. Klasifikasi piutang Piutang dagang Piutang yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara kredit. Rekening piutang ini diharapkan akan terkumpul dalam waktu 30 atau 60 hari. Piutang wesel Piutang yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang disertai instrument formal kredit yang disebut wesel bayar (promesory note). Diberikan untuk kredit dengan jangka waktu lebih dari 60 hari. Piutang lainnya 32 Termasuk piutang bunga, piutang pajak dan piutang karyawan. Juga piutang yang timbul dari pembelian selain barang dagangan. Pengendalian internal terhadap piutang Pengendalian internal piutang dilakukan dengan cara sebagi berikut : Pegawai yang menangani akuntansi piutang tidak boleh terlibat dengan kegiatan operasional Persetujuan terhadap kredit hanya diberikan oleh pejabat yang kompeten Prosedur jaminan kredit terhadap piutang harus dibuat agar piutang terjamin Prosedur retur, cadangan kerugian piutang dan potongan penjualan harus dibuat Prosedur penagihan juga harus dibuat agar penagihan piutang dapat dilakukan tepat pada waktunya dan bisa mengurangi kerugian dari piutang tak tertagih PIUTANG DAGANG (ACCOUNT RECEIVABLE) Piutang Dagang Adalah Tagihan kepada perorangan atau organisasi yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara kredit tanpa disertai perjanjian tertulis. Penjualan kredit dan piutang dagang Piutang dagang timbul karena adanya penjualan barang secara kredit. Besarnya piutang / penjualan diakui pada saat transaksi penjualan sebesar harga jual per unit dikalikan unit terjual. Timbul Piutang Dagang Penjualan Kredit Volume Penjualan X Harga Jual per Unit Pengurang penjualan : Potongan Rabat, diberikan jika membeli dalam jumlah yang besar. Potongan tunai, diberikan jika pembeli membayar dalam periode potongan. Retur dan potongan lainnya, jika barang yang sudah dibeli dikembalikan oleh pembeli kepada penjual karena tidak sesuai. 33 PIUTANG TIDAK TERTAGIH Penjualan Kredit Resiko harus Diperkirakan Resiko Metode untuk akuntansi piutang yang tak tertagih Metode langsung (Direct Write-off Method) Metode ini mengakui biaya piutang tak tertagih (kerugian piutang) jika piutang tersebut benarbenar tak dapat ditagih. Prosedur akuntansipada saat piutang benar-benar tak dapat ditagih. Kerugian piutang XX Piutang Dagang XX Pencatatan jika piutang yang telah dihapus dapat ditagih kembali Piutang dagang XX Kerugian piutang XX (jika diterima pada tahun yang sama), atau : Piutang dagang XX Laba penerimaan kembali piutang yang telah dihapus XX (jika diterima pada tahun berikutnya) Pencatatan pada saat kas diterima dari pelanggan : Kas XX Piutang dagang XX Metode Cadangan (Allowance Method) Metode Ini mengakui biaya piutang tak tertagih (kerugian piutang) sebelum piutang nyata-nyata dihapuskan. Besarnya piutang tak tertagih (kerugian piutang) diestimasi pada setiap akhir tahun dari saldo piutang yang ada dengan jurnal penyesuaian. Prosedur akuntansinya : Pencatatan pada akhir tahun Kerugian piutang XX 34 Cadangan kerugian piutang XX Pencatatan pada saat piutang benar-benar tak dapat ditagih Cadangan kerugian piutang XX Piutang dagang XX Pencatatan jika piutang yeng telah dihapus dapat ditagih kembali Piutang dagang XX Cadangan kerugian piutang XX Saat penerimaan kas dari pelanggan Kas XX Piutang dagang XX CARA MEMPERKIRAKAN JUMLAH PIUTANG TAK TERTAGIH Estimasi berdasarkan penjualan (sering disebut pendekatan rugi-laba) Jumlah sebesar yang diestimasi ditambahkan pada saldo rekening cadangan kerugian piutang. Estimasi berdasarkan saldo piutang (pendekatan neraca) Estimasi berdasarkan analisis umur piutang (aging receivable) Jumlah yang diestimasi dari analisis umur piutang merupakan saldo cadanga kerugian piutang yang layak. Asumsinya : semakin lama piutang beredar, semakin kecil kemungkinan piutang tersebut dapat ditagih. POTONGAN PENJUALAN Penggunaan syarat penjualan 2/10-n/30 memungkinkan pada akhir tahun ada piutang yang masih berhak atas potongan penjualan. Oleh karenanya perlu dibuat penyesuaian atas potongan tunai. RETUR PENJUALAN Umumnya perusahaan memberikan ijin untuk mengembalikan barang yang dibeli dalam jangka waktu tertentu. Pada akhir tahun perlu menghitung jumlah retur penjualan yang diperkirakan akan terjadi pada tahun berikutnya. Pencatatan akuntansinya : Retur penjulan XX Cadangan retur penjualan XX PENYAJIAN PIUTANG DI NERACA Piutang disajikan di neraca pada kelompok aktiva lancar, sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi : 35 Piutang dagang XX Cadangan kerugian piutang ( XX ) Cadangan potongan penjuala ( XX ) Cadangan retur penjualan ( XX ) – Jumlah bersih yg dapat direalisasi XX Soal Setiap pembelian diatas 1.000 unit akan memperoleh potongan 10%. PT AADC menjual barang dagangan 3.000 unit @ Rp. 1.000,-. Diminta hitunglah besarnya piutang yang timbul, buat jurnal pada saat transsaksi ! Pada tanggal 1 Februari 2017 PT Angin Ribut menjual barang dagangan secara kredit kepada PT Suka Foya-foya sebanyak 2.000 unit @1.000,-, syarat penjualan 2/10,n/30. Diminta buat jurnal pada saat penjualan, pada saat pelunasan jika dilakukan pada saat periode potongan, jurnal pelunasan jika dilakukan diluar periode potongan. 36 MODUL 6 PERSEDIAAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa mengerti konsep Persediaan. Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa Mampu memahami konsep persediaan 2. Mahasiswa memahami klasifikasi persediaan 3. Mahasiswa mampu menghitung persediaan dengan metode akunatansi Uraian Materi Persediaan barang dagang (merch an dise inventory )2adalah barangyang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali. Pada perusahaan pabrik, termasuk dalam persediaan2 yang akan digunakan untuk proses produksi selanjutnya, yaitu persediaan bahan baku, persediaan dalam proses, & persediaan barang jadi. Persediaan barang dagang pada umumnya dinilai pada harga terendah antara harga perolehan dan harga pasar atau nilai yang diharapkan dapat direalisasikan. Cara penilaian & metode penetapan harga pokok harus diungkapkan dalam laporan keuangan. PERSEDIAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN Ada saling hubungan antara persediaan dagang di neraca dan laporan laba rugi. Bahkan ada saling hubungan antara persediaan barang dagang pada tahun berjalan dengan tahun sebelumnya, dan tahun yang akan datang. PENETAPAN HARGA POKOK PERSEDIAAN Terdapat beberapa penilaian persediaan : METODE FIFO, METODE LIFO, dan METODE 37 RATA-RATA. Nilai persediaan barang ditentukan oleh gabungan 2 faktor, yaitu kuantitas dan harga pokok. Kuantitas persediaan dapat diperoleh melalui perhitungan secara fisik. Harga pokok persediaan adalah harga untuk memperoleh persediaan tersebut. Kesulitan dalam menetapkan harga pokok persediaan adalah apabila selama suatu periode, barang yang sama diperoleh dengan harga yang berbeda. Apabila demikian maka perlu ditentukan harga yang akan digunakan untuk menetapkan harga pokok persediaan. Pengaruh perbedaan metode penetapan harga pokok. Selain metode yang kita pelajari diatas, masih terdapat metode yang lain, yaitu : Metode Identifikasi Khusus, dan Metode Eceran.Metode Identifikasi Khusus Harga pokok yg dibebankan ke barang2 yg dijual & yang masih ada dalam persediaan didasarkan atas harga pokok yg dikeluarkan khusus untuk barang2 yg bersangkutan. Metode ini, dalam praktik hanya cocok utk barang2 yang jumlahnya tidak banyak dan nilai per satuannya tinggi, seperti mobil bekas & lukisan. Metode Eceran Banyak digunakan oleh perusahaan dagang eceran seperti toko serba ada. Konsep yang mendasari adalah adanya hubungan yang dekat dan konstan antara harga pokok dgn harga jual. Oleh karena itu hubungan antara harga pokok dan harga jual, yang biasanya dinyatakan dalam suatu persentase harus ditetapkan terlebih dahulu. HARGA TERENDAH ANTARA HARGA POKOK DAN HARGA PASAR Persediaan harus dinilai pada harga terendah antara harga pokok dan harga pasar (Lower of Cost Or Ma rket ). •Apabila persediaan dinilai berdasarkan harga terendah antara harga pokok dan harga pasar, maka harga pokok persediaan (yang telah ditetapkan berdasarkan metode FIFO, LIFO atau rata-rata) dibandingkan dengan harga pasarnya. Harga yang terendah diantara keduanya dipilih untuk penilaian dan digunakan untuk penyajian di laporan keuangan. 38 Persediaan barang dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual. macam persediaan ada persediaan bahan baku, bahan penolong, supplies pabrik, barang dalam proses (BDP), produk selesai. metode pencatatan persediaan barang : metode fisik : mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Perhitungan persediaan (stock opname) diperlukan untuk mengetahui barang yang masih ada dan diperhitungkan harga pokoknya. Mutasi pesediaan barang tidak diikuti dlm buku-buku, setiap pembelian barang dicatat dlm rek pembelian. HPP tidak dapat diketahui sewaktu-waktu, tetapi baru dapat dihitung apabila persediaan akhir sdh dihitung. metode buku (Perpetual) : setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Setiap perubahan dlm persediaan diikuti dengan pencatatan dlm rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dlm rekening persediaan. Metode ini memudahkan dalam penyusunan neraca dan laporan laba rugi jangka pendek, karena tidak perlu mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir. Masalah kepemilikan persediaan barang Barang-barang dlm perjalanan (goods in transit), ada 2 syarat, yaitu f.o.b shipping point (hak atas barang yang dikirim berpindah pd pembeli ketika barang-barang tsb diserahkan pd pihak pengangkut), dan f.o.b destination (hak atas barang baru berpindah pada pembeli jika barang-barang yang dikirim sudah diterima oleh pembeli). Barang-barang yang dipisahkan Kadang terjadi suatu kontrak penjualan barang dalam jumlah besar sehingga pengirimannya tidak dpt dilakukan sekaligus. Barang-barng yang dipisahkan tersendiri dengan maksud untuk memenuhi kontrak-/ pesanan walaupun blm dikirim, haknya sudah berpindah pada pembeli. Barang-barang konsinyasi Dalam cara penjualan titipan, barang-barang yang dititipkan untuk dijualkan (dikonsinyasikan) haknya masih tetap pada yang menitipkan sampai saat barang tersebut terjual. 39 MODUL 7 PERUSAHAAN MANUFAKTUR Tujuan pembelajaran Setelah mempelajari matakuliah ini,mahasiswa diharapkan dapat mengerti tentang perusahaan manufaktur. Kompetensi dasar Mahasiswa mengerti dan memahami siklus akuntansi perusahaan manufaktur. Uraian Materi PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) Karakteristik Perusahaan Manufaktur Dalam perusahaan manufaktur ada tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan produksi, penjualan dan administrasi/umum. Secara fisik kegiatan ini sering juga dipisahkan sehingga dalam suatu perusahaan terdapat tiga bagian atau unit kerja tersebut. Barang yang dihasilkan oleh kegiatan pengolahan (pabrik) yang ditransfer ke gudang dan siap dijual disebut barang jadi atau produk jadi (finished goods). Barang jadi diolah dari bahan utama yang disebut dengan bahan baku atau bahan langsung (direct material) atau bahan mentah (raw material). Untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi diperlukan tenaga kerja (labor) dan fasilitas fisik atau penunjang. Tenaga kerja yang langsung mengerjakan barang dan biasanya dibayar atas dasar unit yang dihasilkan (misalnya penjahit dalam perusahaan pakaian jadi) disebut dengan tenaga kerja langsung (direct labor) sedangkan tenaga kerja yang terdiri atas orangorang yang bekerja di pabrik tetapi tidak secara langsung menengani atau mengerjakan barang (misalnya mandor, perancang model pakaian dalam perusahaan pakaian jadi, pegawai administrasi pabrik) disebut dengan tenaga kerja tidak 40 langsung (inderect labor). Penggolongan Biaya sesuai dengan Fungsi Pokok dari Kegiatan Aktivitas Perusahaan 1. Biaya Produksi Barang Jumlah rupiah atau kos yang melekat pada barang jadi yang diproduksi dalam suatu periode dan ditransfer ke gudang barang jadi disebut dengan harga produksi atau harga produksi barang (cost of goods manufactured). Bila perusahaan tidak memproduksi sendiri barang jadi tersebut maka harga produksi ini akan setara dengan pembelian dalam perusahaan perdagangan. Dengan demikian, harga produksi ini akan merupakan komponen yang membentuk harga barang terjual seperti pada perusahaan perdagangan. Kalau ditinjau dari kegiatan produksi dalam pabrik maka harga produksi akan terdiri atas 3 komponen yaitu : a. Biaya Bahan Baku Merupakan jumlah rupiah (biaya) yang melekat pada bahan baku yang dimasukkan dalam produksi (cost of raw material used). Biaya bahan baku ini terdiri atas semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh bahan baku sampai bahan baku siap diproduksi. Harga bahan baku, ongkos angkut pembelian bahan baku, potongan dan retur merupakan elemen yang membentuk biaya bahan baku. b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Costs) Merupakan biaya yang melekat pada atau berkaitan dengan tenaga kerja langsung. Yang membentuk biaya tenaga kerja langsung biasanya tidak hanya gaji atau upah saja tetapi termasuk pengeluaran lain yang berkaitan dengan tenaga kerja (labor-related costs) misalnya uang lembur, tunjangan, iuran pensiun dan sebagainya. c. Biaya Overhead Pabrik (Manufacturing Overhead Costs) Merupakan jumlah rupiah yang melekat pada fasilitas fisik dan penunjang dalam memproduksi barang. Yang termasuk dalam biaya overhead pabrik ini adalah antara lain : • Biaya tenaga kerja tidak langsung • Depresiasi mesin dan perlengkapannya • Biaya bahan penolong/pembantu • Bahan habis pakai pabrik • Listrik dan air yang digunakan dalam pabrik • Asuransi untuk fasilitas fisik pabrik 2. Biaya Pemasaran Yaitu biaya dalam rangka penjualan produk selesai sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas. Meliputi biaya untuk melaksanakan (1) fungsi penjualan; (2) 41 fungsi pergudangan produk selesai; (3) fungsi pengepakan dan pengiriman; (4) fungsi 42 advertensi; (5) fungsi pemberian kredit dan pengumpulan piutang; (6) fungsi faktur atau administrasi penjualan. 3. Biaya Administrasi dan Umum Yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum. Biaya ini terjadi dalam rangka penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Termasuk dalam biaya ini gaji pimpinan tertinggi perusahaan, personalia, sekretariat, akuntansi, hubungan masyarakan, keamanan dan sebagainya. 4. Biaya Keuangan Adalah semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keuangan, misalnya biaya bunga. Prosedur Akuntansi Biaya pada Metode Harga Pokok Pesanan 1. Jurnal Pembelian Bahan Baku dan Bahan Penolong Persediaan Bahan Baku xxx - Persediaan Bahan Penolong xxx - Kas/Hutang Dagang - xxx 2. Jurnal Pemakaian Bahan Baku Persediaan Barang Dalam Proses Baku - xxx xxx - Persediaan Bahan 3. Jurnal Pemakaian Bahan Penolong Biaya Overhead Pabrik xxx - Persediaan Bahan Penolong - xxx 4. Jurnal Pembayaran Biaya Gaji dan Upah 43 Biaya Gaji dan Upah xxx - Kas - xxx 5. Jurnal Distribusi Biaya Gaji dan Upah Langsung Persediaan Barang Dalam Proses xxx - Biaya Gaji dan Upah - xxx 6. Jurnal Distribusi Biaya Gaji dan Upah tidak Langsung Biaya Overhead Pabrik xxx xxx - Biaya Gaji dan Upah - 7. Jurnal Pembayaran Biaya Overhead Pabrik Lainnya Biaya Overhead Pabrik xxx - Kas - xxx 8. Jurnal Pembebanan Biaya Overhead Pabrik (Penyusutan) Biaya Overhead Pabrik xxx - Akumulasi Penyusutan xxx - 9. Jurnal Pembebanan Biaya Overhead Pabrik ke dalam Biaya Produksi Persediaan Barang Dalam Proses xxx Pabrik - xxx - Biaya Overhead 10. Jurnal Pemindahan Harga Pokok Produk Selesai Persediaan Produk Selesai xxx - Persediaan Barang Dalam Proses - xxx 11. Jurnal Penjulan atau Penyerahan Produk kepada Pemesan 44 45 Kas/Piutang Dagang xxx - Penjualan - xxx 12. Jurnal Mencatat Harga Pokok Penjualan Harga Pokok Penjualan xxx Selesai - xxx - Persediaan Produk 13. Pembayaran Biaya Pemasaran dan Biaya Administrasi dan Umum Biaya Pemasaran xxx - Biaya Administrasi dan Umum xxx - Kas - xxx Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur dengan Metode Harga Pokok Pesanan 1. Laporan Harga Pokok Produk Biaya Bahan Baku xxx Biaya Tenaga Kerja xxx Biaya Overhead Pabrik xxx Harga Pokok Produksi xxx 2. Laporan Laba Rugi Penjualan xxx Harga Pokok Penjualan xxx Laba Kotor xxx Biaya Komersial : Biaya Pemasaran xxx Biaya Administrasi dan Umum xxx Jumlah Biaya Komersial xxx Laba/Rugi Bersih x 46 47 MODUL 8 AKTIVA TETAP BERWUJUD, AKTIVA SUMBER ALAM Tujuan pembelajaran Setelah mempelajari matakuliah ini,mahasiswa diharapkan dapat mengerti tentang Siklus akuntansi perusahaan dagang. Kompetensi dasar Mahasiswa mengerti dan memahami siklus akuntansi perusahaan dagang. Uraian Materi AKTIVA TETAP Akuntansi terhadap aktiva tetap meliputi : Penentuan cost aktiva tetap Pegeluaran selama memiliki aktiva tetap * Depresiasi * Pengeluaran modal * Pengeluaran pendapatan Penghentian aktiva tetap Asuransi Revaluai PEROLEHAN AKTIVA TETAP 1. Pembelian a. Pembelian Tunai Cost = harga faktur + biaya yang berkaitan dengan perolehan aktiva tetap sampai siap digunakan b. Pembelian angsuran Cost = harga jika dibeli tunai 48 Perbedaan antara harga tunai dengan jumlah yang dibayarkan diakui sebagai biaya bunga. Contoh : Membeli mesin 1/1 ‘92 dengan harga tunai Rp 10.000.000,- Uang muka Rp 4.000.000,sisanya diangsur 3 kali dengan bunga 15%. Buat jurnal! Jawab : 1/1 ‘92 Mesin Kas 10.000.000 1/1 ‘93 4.000.000 Hutang Bi. bunga Hutang 6.000.000 1/1 ‘94 Hutang 2.000.000 Bi. bunga 600.000 Kas 2.000.000 900.000 Kas 1/1 ‘95 Hutang Bi. bunga 2.600.000 Kas 2.900.000 2.000.000 300.000 2.300.000 Jika tidak diketahui nilai tunainya, maka cost aktiva tetap sebesar nilai sekarang (present value) dari total uang yang akan dibayarkan oleh perusahaan. 2. Pertukaran Aktiva Tetap a. Dengan surat berharga Cost sebesar : 1. harga pasar surat berharga 2. harga pasar AT yang diperoleh 3. Judgement/ kebijakan manajemen Contoh : Perusahaan memperoleh sebidang tanah yang luasnya 1000 m dengan cara menukar 100 lembar saham biasa yang nominalnya Rp100.000. Kurs saat itu 120%. Pencatatannya : Tanah Modal saham Agio saham 12.000.000 10.000.000 2.000.000 49 Seandainya harga saham tidak diketahui, maka digunakan harga pasar tanah (misalnya harga pasar tanah/m= 9500). Maka pencatatannya: Tanah 9.500.000 Disagio saham 500.000 Modal saham 10.000.000 b. Pertukaran dengan Aktiva Tidak Sejenis Prinsip : - boleh mengakui laba Cost sebesar : 1. harga pasar aktiva yang diserahkan 2. harga pasar aktiva yang diperoleh 3. Judgement Contoh: Perusahaan memperoleh sebidang tanah seluas 20.000 m dengan cara menukar kendaraan yang dulu costnya 200.000.000. Saat ini akumulasi depresiasi kendaraan 60.000.000. Harga pasar kendaraan saat ini 150.000.000. Jurnalnya: Tanah 50.000.000 Akumulasi depresiasi 60.000.000 Kendaraan 200.000.000 Laba pertukaran 10.000.000 c. Pertukaran dengan aktiva sejenis Prinsip : tidak boleh mengakui laba dasar penilaian : nilai buku, maksimal sebesar harga pasar Kemungkinan : a. Tidak disertai uang yang diserahkan maupun diterima Cost = nilai buku aktiva yang diserahkan 50 b. Ditambah uang yang diserahkan Cost = nilai buku + uang yang diserahkan, maksimal sebesar harga pasar c. Disertai uang yang diterima Cost = nilai buku - bagian nilai buku yang terjual Adanya uang yang diterima merupakan indikasi bahwa tidak semua aktiva tetap itu ditukar, tetapi ada sebagian yang (dianggap) dijual. Oleh karena itu apabila dalam transaksi ini diperoleh sejumlah laba maka sebagian laba yang diidentifikasikan sebagai nilai aktiva yang terjual harus diakui. Sedangkan bagian laba yang melekat pada aktiva yang ditukar tidak boleh diakui . Laba yang diakui = uang yang diterima - bagian nilai buku yang terjual Bagian nilai yang terjual = {uang yang diterima/(uang yang diterima + harga pasar aktiva yang diperoleh } x nilai buku Contoh : Perusahaan memperoleh mesin dengan cara menukar mesin lama . Cost mesin lama 20.000.000. Akumulasi depresiasi saat ini 6000.000. Harga pasar mesin baru 15.000.000. a. Mesin baru (NB) Akumulasi depresiasi 14.000.000 6.000.000 Mesin lama 20.000.000 b. Dalam pertukaran tersebut perusahaan menyerahkan uang tunai 2.000.000. Mesin baru 15.000.000 Akumulasi depresiasi 6.000.000 Rugi pertukaran 1.000.000 Mesin lama 20.000.000 Kas 2.000.000 51 c. Dalam pertukaran tersebut perusahaan menerima uang tunai 1.000.000. Bagian nilai yang terjual = 1.000.000 x14.000.000 1.000.000 + 15.000.000 = 875.000 Cost mesin = 14.000.000.000 - 875.000 = 13.125.000 Laba = 1.000.000 - 875.000 = 125.000 Mesin baru 13.125.000 Kas 1.000.000 Akumulasi depresiasi 6.000.000 Mesin lama 20.000.000 Laba 125.000 3. Donasi/ hadiah Cost = harga pasar aktiva saat itu Perusahaan memperoleh sebidang tanah dari seorang donatur seluas 10.000 m. Harga pasar tanah saat itu 40.000/m. Jurnal : Tanah 400.000.000 Modal donasi 400.000.000 Jika ada biaya-biaya yang dikeluarkan : didebet dari modal donasi. Misalnya biaya balik nama 4.000.000. Modal donasi Kas 4.000.000 4.000.000 Jadi modal donasi tinggal 396.000.000 4. Dibuat sendiri Cost = seluruh biaya yang digunakan dalam rangka membuat aktiva tersebut, sehingga aktiva siap digunakan. Biaya-biaya tersebut adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. 52 Masalah: a. Pembebanan BOP ke aktiva tetap yang sedang dibangun b. Perlakuan terhadap biaya bunga jika digunakan pinjaman c. Total biaya pembangunan seandainya dibeli. ad a. Pembebanan BOP ada 2 cara : - Cost Incurrence Principles/ Konsep Full Costing Biaya overhead dibebankan atas dasar tarif Misalnya BOP dibebankan atas dasar jam kerja langsung 2.000/JKL. JKL yang digunakan 10.000 JKL. Maka BOP yang dibebankan kepada AT sebesar 10.000 x 2.000 = 20.000.000 - Incremental Cost Method BOP dibebankan sebesar kenaikan dari BOP yang biasanya (jika perush. tidak membangun AT) Misal BOP rata-rata per th 18.000.000. Dengan adanya pembangunan AT BOP menjadi 40.000.000. Maka BOP yang dibebankan ke AT sebesar 22.000.000. ad b. Pembebanan biaya bunga, dibedakan: - dikapitalisasi (ditambahkan ke cost AT) - beban ditangguhkan (deffered charge), bunga diamortisasikan selama umur ekonomis AT tersebut ad c. Selisih biaya jika dibuat dan dibeli Biaya pembuatan > biaya pembelian Cost = seandainya dibeli , selisih dianggap sebagai rugi pembangunan Biaya pembuatan < biaya pembelian Cost = biaya pembangunan Selama Memiliki Aktiva Tetap Penggantian / Biaya-biaya selama pemilikan dibedakan menjadi : 1. Yang bersifat rutin dan dimaksudkan agar operasi perusahaan normal ------> dianggap sebagai pengeluaran pendapatan 53 Biaya pemeliharaan xx Kas xx 2. Reparasi yang tidak rutin dan berakibat menaikkan nilai guna aktiva atau umur ekonomis -------> diperlakukan sebagai pengeluaran modal a. Yang menambah umur aktiva Didebet pada rekening akumulasi depresiasi, otomatis nilai buku aktiva tetap naik, tetapi tidak menambah harga perolehan karena nilai kegunaan aktiva tetap tidak berubah. Contoh : Akumulasi depresiasi 10.000.000. Cost mesin 20.000.000, umur ekonomis 4 tahun dan nilai residu = 0. Perusahaan mengadakan reparasi sebesar 5.000.000 sehingga umur ekonomis mesin bertambah 3 tahun. Catat kejadian tersebut. Akumulasi depresiasi 5.000.000 Kas 5.000.000 Nilai buku mesin = 15.000.000 Umur ekonomis = 2 + 3 tahun = 5 tahun Depr./tahun = 15.000.000/5 = 5.000.000 b. Menambah nilai kegunaan aktiva tetap ---------> menambah cost aktiva tetap, sehingga harus didepresiasi sepanjang sisa umur aktiva tetap. Dari contoh di atas, tetapi umur ekonomis tidak bertambah. Jadi nilai kegunaan yang tercermin dalam biaya depresiasi per tahun bertambah. Untuk mencatat biaya reparasi adalah : Aktiva tetap Kas 5.000.000 5.000.000 Depresiasi per tahun = 15.000.000/2 = 7.500.000 54 31 Des 199x Biaya depresiasi 7.500.000 Akumulasi depresiasi 7.500.000 c. Substitution approach ---------> menambah cost aktiva tetap dan penghapusan nilai buku dari komponen yang diganti/ substitution approach Misal: Perusahaan Angkutan kota mengganti body bus sebesar 5.000.000. Cost bus 9.000.000 dan telah didepresiasi 80%. Diperkirakan cost aktiva tetap yang diganti 40% dari cost bus. Catat kejadian tersebut Bus 5.000.000 Kas 5.000.000 (untuk mencatat ganti body bus) Akumulasi depresiasi 2.880.000 (80% x 40% x 9.000.000) Rugi penggantian 720.000 Bus 3.600.000 Nilai buku ativa tetap yang baru = Kendaraan = 14.000.000 - 3.600.000 = 10.400.000 Akumulasi depresiasi = 7.200.000 - 2.880.000 = 4.320.000 _____________ _ Nilai buku AT 6.080.000 Nilai buku tersebut didepresiasikan selama sisa umur aktiva PENGHENTIAN AKTIVA TETAP Ada 3 macam penghentian aktiva tetap, yakni 1. Karena habis umur ekonomisnya Ada 2 kali pencatatan, yakni: 55 a. Mencatat depresiasi untuk periode penghentian Biaya depresiasi xx AD xx b. Mencatat penghentian aktiva tetap Akumulasi depresiasi xx Aktiva tetap xx 2. Penjualan aktiva tetap Apabila timbul selisih antara nilai buku dengan harga jual aktiva tetap, maka diakui sebagai laba atau rugi penjualan aktiva tetap. harga jual > Nilai buku --------> laba harga jual < Nilai buku -----------> rugi Misal: Harga Perolehan mesin 10.000.000 Akum. depresiasi 8.000.000 Harga jual 3.000.000 Hitung rugi/laba penjualan tersebut Nilai buku = 10.000.000 - 8.000.000 = 2.000.000 Harga jual = 3.000.000 _ LABA = 1.000.000 Jurnal yang dibuat untuk mencatat penjualan AT Akum. depresiasi 8.000.000 Kas 3.000.000 Mesin Laba penjualan 10.000.000 1.000.000 56 3. Pertukaran dengan aktiva tetap sejenis Perlakuan sama dengan dalam pertukaran aktiva tetap. DEPLESI Deplesi adalah berkurangnya harga perolehan (cost) atau nilai sumber-sumber alam seperti tambang dan hutan yang disebabkan oleh pengolahan terhadap sumber-sumber alam tersebut. Perbedaan deplesi dan depresiasi : Depresiasi Pengakuan terhadap pengurangan service (manfaat ekonomi) Aktiva tetap dapat diganti jika sudah habis Alokasi harga perolehan ke pendapatan periode untuk suatu service yang dihasilkan Deplesi Pengakuan terhadap pengurangan kuantitas yang terjadi dalam sumber-sumber alam Untuk aktiva tetap yang tidak dapat diganti langsung dengan aktiva tetap yang sama jika sudah habis Pengakuan terhadap perubahan langsung dari sumber alam menjadi barang yang dapat dijual Metode Perhitungan Deplesi 3 hal yang harus diperhatikan dalam menghitung deplesi : a. Harga perolehan AT ( pengeluaran sejak mendapat ijin dari pemerintah sampai sumber alam dapat diambil hasilnya). Harga perolehan meliputi: harga perolehan sumber alam, biaya eksplorasi sumber alam, dan biaya pembangunan sumber alam ( Intangible Development Cost) b. Taksiran nilai sisa jika sumber alam sudah selesai dieksploitasi c. Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitasi Ada dua macam perhitungan tarif deplesi, yaitu: a. Tarip tunggal untuk keseluruhan biaya yang melekat pada harga perolehan Biasanya untuk barang tambang yang harga perolehannya relatif kecil dan perlu biaya pengembangan dalam jangka pendek. TARIF Deplesi didalamnya = Harga Perolehan/ taksiran jumlah mineral yang terkandung 57 b. Tarif deplesi yang berbeda-beda untuk setiap komponen biaya yang melekat dan terikat pada harga perolehan Ada beberapa tarip deplesi untuk satu aktiva tetap. Misalnya untuk harga perolehan ada tarif deplesi sendiri, untuk biaya pembangunan ada tarif deplesi tersendiri. Biasanya untuk aktiva tetap yang pengembangannya tidak meliputi seluruh aktiva tetap itu sendiri. Deplesi untuk harga perolehan dihitung berdasarkan taksiran keseluruhan jumlah mineral yang dihasilkan ( tarif = harga perolehan aktiva tetap : taksiran keseluruhan jumlah mineral yang dihasilkan). Deplesi untuk biaya pengembangan dihitung berdasarkan taksiran kuantitas mineral yang telah dikembangkan atau disiapkan untuk dieksploitasi. Contoh : Sebidang tanah pertambangan diperoleh atas dasar hak pembayaran fee (fee interest, diperlukan biaya seluruhnya sebesar Rp 60.000.000,-. Untuk mempersiapkan dan pembangunan sumber tersebut telah dikeluarkan biaya sebesar Rp 200.000.000,- Diperkirakan barang tambang yang dihasilkan sebesar 1.000.000 ton. Nilai tanah setelah barang tambang habis dieksploitasi sebesar Rp 10.000.000,-. Metode deplesi adalah metode tarif tunggal. Hitung deplesi aktiva, jika pada suatu periode barang tambang yang berhasil sebesar 40.000 ton. Jawab : Tarif deplesi per ton = 60.000.000 + 200.000.000 - 10.000.000 = = Rp 250/ ton 1.000.000 ton Jurnal : Biaya Deplesi 10.000.000 Akumulasi deplesi Deplesi untuk 40.000 ton 10.000.000 = 40.000 x 250 = 10.000.000 58 ASURANSI TERHADAP AKTIVA TETAP Asuransi : mengalihkan resiko pada pihak lain terhadap kemungkinan rugi karena adanya musibah yang tidak diharapkan. Yang akan dihitung adalah besarnya ganti rugi yang akan diterima oleh perusahaan jika mengalami musibah. Persyaratan asuransi : Bukan asuransi bersama : bila timbul musibah, ganti rugi seolah-olah ditanggung semua oleh perusahaan asuransi. Asuransi bersama : Asuransi yang ditanggung bersama antara pihak yang mengasuransikan dan perusahaan asuransi. 1. BUKAN ASURANSI BERSAMA Penentuan Ganti Rugi : dipilih yang lebih rendah antara jml pertanggungan dan kerugian riil Jumlah pertanggungan : jumlah yang tertulis dalam polis Kerugian Riil (KR) : % kerusakan x harga pasar aktiva saat terjadi musibah 2. ASURANSI BERSAMA Ganti Rugi yang akan diterima sebesar yang lebih rendah antara : * * * Jumlah pertanggungan Jumlah kerugian riil Batas minimum yang dikehendaki (Co Insurance Requirement/ CIR) : CIR = Jumlah pertanggungan x kerugian Riil % asuransi bersama x harga pasar Contoh : perusahaan mengasuransikan gedung pabrik dengan jumlah pertanggungan Rp 40.000.000,00. Suatu saat gedung terbakar dan memusnahkan 60% gedung pabrik. Harga pasar gedung saat itu Rp 60.000.000,00. Hitung ganti rugi yang akan diterima oleh perusahaan. Jawab : Jumlah pertanggungan : Rp 40.000.000,00 Kerugian Riil : 60% x Rp 60.000.000,00 = Rp 36.000.000,00 59 Bukan asuransi bersama : Ganti Rugi yang akan diterima perusahaan : Rp 36.000.000,00 Asuransi bersama 80% CIR = 40.000.000 x Rp 36.000.000 = Rp 30.000.000 80%x60.000.000 Ganti rugi yang diterima = Rp 30.000.000 Beberapa kemungkinan asuransi 1 aktiva, 1 polis bukan asuransi bersama GR = pertimbangkan 2 hal asuransi bersama GR = pertimbangkan 3 hal Beberapa aktiva, 1 polis Cara menentukan ganti rugi Alokasikan jumlah pertanggungan ke setiap jenis aktiva, dengan dasar perbandingan harga pasar aktiva. Tentukan asuransi bersama atau bukan Contoh : Perusahaan mengasuransikan gedung pabrik dan mesin-mesin dengan jumlah pertanggungan Rp 150.000.000,00. Suatu saat terjadi kebakaran yang mengakibatkan kerusakan mesin 80%, dan gedung rusak 50%. Harga pasar mesin Rp 120.000.000,00 dan harga pasar gedung Rp 80.000.000,00. Jawab: Alokasi jumlah pertanggungan ke aktiva Jumlah pertanggungan mesin = 120.000.000 x 150.000.000 = 90.000.000 200.000.000 Jumlah pertanggungan gedung = 80.000.000 x 150.000.000 = 60.000.000 200.000.000 60 Kerugian riil Mesin = 80% x 120.000.000 Gedung = 50% x = 96.000.000 80.000.000 = 40.000.000 Bukan asuransi bersama Ganti rugi = 90.000.000 + 40.000.000 = 130.000.000 Asuransi bersama CIR = 90.000.000 x 96.000.000 = 96.000.000 x 40.000.000 = 40.000.000 75% x 120.000.000 CIR = 60.000.000 75% x 80.000.000 Jumlah ganti rugi = 90.000.000 + 40.000.000 = 130.000.000 1 AKTIVA, BEBERAPA POLIS Masing-masing perusahaan asuransi akan mengganti sebesar : Bukan asuransi bersama = Jumlah pertanggungan x Kerugian riil Total jumlah pertanggungan Asuransi bersama = Jumlah pertanggungan x Kerugian Riil Yang lebih tinggi atr total pertanggungan dgn % asr x hg pasar Contoh : Perusahaan mengasuransikan kendaraan kepada perusahaan asuransi A dengan jumlah pertanggungan 100.000.000 ; ke perusahaan asuransi B dengan jumlah pertanggungan 60.000.000 ; dan ke perusahaan asuransi C dengan jumlah pertanggungan 40.000.000. Terjadi musibah yang menyebabkan 60 % kendaraan rusak. Harga pasar kendaraan saat itu 300.000.0000 61 Kerugian Riil = 60% x 300.000.000 = 180.000.000 Bukan assuransi bersama A = 100.000.000 x 180.000.000 = 90.000.000 90.000.000 200.000.000 B= 60.000.000 x 180.000.000 = 54.000.000 54.000.000 200.000.000 C= 40.000.000 x 180.000.000 = 36.000.000 36.000.000 200.000.000 Ganti Rugi yang akan diterima = 180.000.000 Asuransi bersama 80% Total pertanggungan = 200.000.000 % asuransi bersama x harga pasar = 80% x 300.000.000 = 240.000.000 A mengganti = 100.000.000 x 180.000.000 = 75.000.000 75.000.000 240.000.000 B mengganti = 60.000.000 x 180.000.000 = 45.000.000 45.000.000 240.000.000 C mengganti = 40.000.000 x 180.000.000 = 30.000.000 30.000.000 240.000.000 Ganti rugi yang diterima = 150.000.000 Jurnal untuk mencatat ganti rugi yang diterima : Untuk mencatat kebakaran Rugi kebakaran xx Akumulasi depresiasi xx Aktiva Tetap xx 62 Untuk mencatat ganti rugi yang diterima Kas xx Rugi kebakaran xx PENILAIAN KEMBALI (REVALUASI) Revaluasi boleh dilakukan apabila : Ada peraturan pemerintah (Keputusan Menkeu) Perusahaan akan dijual, merger, dilikuidasi Perusahaan akan go publik Tujuan revaluasi : Agar rugi /laba periodik yang ditentukan melalui proses mempertemukan pendapatan dan biaya menggambarkan secara layak tentang hasil usaha perusahaan Agar aktiva tetap menggambarkan nilai yang wajar. Istilah-istilah dalam Revaluasi : Replacement cost (nilai ganti) : adalah harga perolehan jika aktiva yang sama dibeli saat revaluasoi Nilai sehat : replacement cost - akumulasi yang didasarkan pada replacement cost (nilai buku berdasarkan nilai setelah revaluasi). % Keadaan : Nilai sehat x 100% Repl. cost Penentuan Revaluasi 1. Untuk aktiva yang tidak disusut (ex. : tanah) modal PK (Penilaian Kembali) = Replacement cost - cost mula-mula Contoh : Perusahaan mempunyai tanah 15.000 m2 Cost tanah awal Rp 300.000.000,00. Nilai saat revaluai per m2 = Rp 100.000,00 Buat jurnal revaluasi 63 Jawab : Replacement cost = Rp 1.500.000.000,00 Modal PK = 1.500.000.000 - 300.000.000 = 1.200.000.000 Tanah PK 1.200.000.000 Modal PK 1.200.000.000 Penyajian dalam neraca : Tanah 300.000.000 Tanah PK 1.200.000.000 Modal PK 1.200.000.000 2. Untuk aktiva yang disusut a. Hitung umur aktiva sesuai keadaan aktiva b. Sesuaikan data dengan umur baru c. Buat jurnal penyesuaian Contoh : Perusahaan mempunyai mesin dengan cost Rp 80.000.000 umur ekonomis 10 th, metode depresiasi yang dipergunakan metode garis lurus. Sesudah dipakai selama 6 th mesin dinilai kembali. Harga mesin sejenis saat ini Rp 120.000.000. Keadaan mesin saat direvaluasi 60% masih bagus. Catat revaluasi tersebut! Jawab :Umur baru = kondisi saat revaluasi 100 x 6 th = 15 th 100 – 60 64 Ket Cost umur dipakai akum. depr. Lama 80.000.000 10 th 6 th 48.000.000 (1 dgn umur baru 32.000.000 15 th (2 16.000.000 Selisih (3 Kenaikan dinilai kenaikan 40.000.000 15 th 6 th 16.000.000 (4 setelah PK 120.000.000 15 th 6 th 48.000.000 (5 (1 6/10 x 80.000.000 = 48.000.000 (2 6/15 x 80.000.000 = 32.000.000 (3 48.000.000 - 32.000.000 = 16.000.000 (4 6/15 x 40.000.000 = 16.000.000 6/15 x 120.000.000 = 48.000.000 (5 Jurnal Penyesuaian : Akumulasi depresiasi 16.000.000 Return Earning /lb ditahan 16.000.000 (untuk mencatat akumulasi depresiasi yang terlalu besar Rp 1.000.000 ) Mesin 40.000.000 Akm. depr mesin PK 16.000.000 Modal PK 24.000.000 (untuk mencatat adanya kenaikan nilai aktiva karena revaluasi) 65 Posting : Akm. Depr. Akt. PK Akm. depr. aktiva 16.000 16.000 48.000 40.000 2.667 PK 5.333 Modal PK Aktiva 2.667 24.000 80.000 Tetap Dalam neraca AL AT : Mesin Ak. Depr. 80.000.000 32.000.000 Nilai buku 48.000.000 Modal sendiri Aktiva PK 40.000.000 Ak. Depr. 16.000.000 Modal PK 24.000.000 24.000.000 Nilai sehat 72.000.000 66 DEPRESIASI TERHADAP AKTIVA YANG SUDAH DINILAI KEMBALI Dasar depresiasi : a. Cost mula-mula 1/1 ‘92 Cost 80.000.000, umur ekonomis 15 th (baru) Depr/ th = 80.000.000/15 = 5.333.333 Jurnal : Biaya depresiasi 5.333.333 Akm. depr. 5.333.333 (untuk mencatat depresiasi berdasarkan cost yang lama) Modal PK 2.666.667 AD Mo. PK 2.666.667 (untuk mencatat amortisasi modal PK) b. Berdasarkan Replacement Cost Biaya depresiasi 8.000.000 Akm. depr. aktiva 5.333.333 Akm. depr. aktiva PK 2.666.667 (mencatat amortisasi terhadap modal PK) PENJUALAN TERHADAP AKTIVA YANG SUDAH DIREVALUASI rugi / laba penjualan dihitung berdasar pada cost sebelum dinilai kembali Ex. : 1 Jan ‘93 aktiva dijual dengan harga Rp 46.000.000 67 Aktiva Aktiva PK Cost 80.000.000 40.000.000 Akm. Depr. 37.333.333 18.666.667 42.666.667 21.333.333 H. jual = 46.000.000 NB = 42.666.667 Laba = 3.333.333 Jurnal Kas 46.000.000 Akm. depr. 37.333.333 Akm. depr. PK 18.666.667 Modal PK 21.333.333 Aktiva 80.000.000 Aktiva PK 40.000.000 laba 3.333.333 REVALUASI DENGAN NILAI YANG LEBIH RENDAH Mesin perusahaan dibeli 5 tahun yang lalu. Cost = 10.000.000 umur ekonomis = 10 th Saat ini mesin dinilai kembali dengan replacement cost = 8.000.000. Kondisi fisik 60%. Umur seharusnya = 100 x 5 th = 12,5 th 100 - 60 68 Keterangan Cost umur ek. dipakai akm. depr. 10.000.000 10 th 5 th 5.000.000 Kenaikan umur 2,5 th 12,5 th Penurunan 2.000.000 Setelah revaluasi 8.000.000 -1.000.000 5 th 4.000.000 - 800.000 12,5 th 5 th 3.200.000 Akumulasi depresiasi 1.800.000 Rugi PK (RE) 200.000 Akm. depr. mesin 2.000.000 69 MODUL 9 KEWAJIBAN LANCAR Tujuan pembelajaran Setelah mempelajari matakuliah ini,mahasiswa diharapkan dapat mengerti tentang Kewajiban lancar Kompetensi dasar Mahasiswa mengerti dan memahami Kewajiban lancar Mahasiswa mengerti dan memahami jenis Kewajiban lancar Uraian Materi KEWAJIBAN •Merupakan hutang suatu perusahaan yang timbul dari transaksi pada waktu yang lalu dan harus dibayar dengan kas, barang, atau jasa, di waktu yad. Kewajiban Dikelompokkan Menjadi : KEWAJIBAN LANCAR KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PANJANG KEWAJIBAN LANCAR Utang yang diharapkan akan dibayar : Dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan (tergantung mana yang lebih panjang) Dengan menggunakan asset lancar yang ada atau hasil dari pembentukan kewajiban lancar yang lain. JENIS-JENIS KEWAJIBAN LANCAR Jenis-jenis kewajiban lancar diantaranya : 1. Utang dagang 2. Utang wesel 3. Utang pajak 70 4. Pendapatan Diterima Dimuka 5. Bagian dari utang jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun ini 6. Utang Dividen 7. Jaminan Yang Dapat Dikembalikan UTANG DAGANG Adalah kewajiban kepada pihak lain yang timbul akibat pembelian barang dan jasa dan dari pinjaman jangka pendek dan biasanya tidak memerlukan suatu perjanjian khusus. Contoh : Tanggal 1 Desember 2005 dibeli barang dagangan dengan harga faktur Rp500.000,00 syarat pembayaran 2/10,n/30. Pembelian dicatat dengan harga bruto Tanggal 1 desember 2005 Pembelian (persediaan barang) 500.000 utang 500.000 Tanggal 10 desember 2005 Utang 500.000 potongan pembelian kas 10.000 490.000 Apabila pembayaran utang sesudh tanggal 10 desember 2005, berarti tidak dapat potongan, jurnalnya : Utang 500.000 kas 500.000 a. Pembelian dicatat dengan harga neto Dalam cara ini ada dua cara mencatat utang yaitu dengan jumlah neto atau dengan jumlah bruto. Utang dicatat neto Utang dicatat bruto 1 desember 2005 UTANG WESEL Kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka pendek, dimana utang ini dibuat dalam perjanjian khusus, sebagaimana diatur oleh peraturan hokum yang berlaku. 71 Jenis Utang Wesel : Wesel berbunga (interest bearing note) Wesel Tidak Berbunga (zero-interest bearing note) Contoh Utang Wesel Berbunga Pada tanggal 1 Oktober 2012, PT XYZ meminjam uang dari Bank SARANA DANA sebesar Rp20.000.000,00. Atas peminjaman tersebut Bank SARANA DANA meminta kepada PT XYZ untuk menandatangani sebuah promes dengan bunga 12% dan dengan jangka waktu 4 bulan. Pertanyaan: Buatlah jurnal untuk mencatat penerbitan wesel, penyesuaian pada akhir periode, dan pembayaran utang pada saat jatuh tempo. 1 Oktober 2012 Kas 20.000.000 Utang Wesel 20.000.000 (mencatat penerimaan kas dari penarikan wesel, 12%, 4 bulan) 31 Desember 2012 Beban Bunga 600.000 Utang Bunga 600.000 (mencatat beban bunga 3 bulan) 1 Pebruari 2013 Utang Wesel 20.000.000 Utang Bunga 600.000 Beban Bunga Kas 200.000 20.800.000 (Mencatat pelunasan wesel beserta bunganya) Wesel Tidak Berbunga Pada tanggal 1 Oktober 2005, PT RST meminjam uang dari Bank SARANA DANA sebesar Rp20.800.000,00. Atas peminjaman tersebut, Bank SARANA DANA meminta kepada PT RST untuk menandatangani sebuah promes berjangka 4 bulan, tanpa bunga. Jumlah kas yang diterima. oleh PT RST pada saat menerima pinjaman adalah sebesar Rp20.000.000,00. Pertanyaan: Buatlah jurnal untuk mencatat penerbitan wesel, penyesuaian pada akhir periode, dan pembayaran utang pada saat jatuh tempo. 72 1 Oktober 2012 Kas 20.000.000 Diskonto Utang Wesel 800.000 Utang Wesel 20.800.000 (mencatat penerimaan kas dari penarikan wesel, 4 bulan, tanpa bunga) 31 Desember 2012 Beban Bunga 600.000 Diskonto Utang Wesel 1 Pebruari 2013 Utang Wesel 20.800.000 Beban Bunga 200.000 Diskonto Utang Wesel Kas 600.000 (mencatat beban bunga 3 bulan) 200.000 20.800.000 (Mencatat pelunasan wesel beserta bunganya) Penyajian utang wesel dan diskonto wesel dlm neraca 31/12/ 12 Utang Wesel Dikurangi Diskonto Utang Wesel 20.800.000 200.000 _20.600.000 PERBANDINGAN WESEL BERBUNGA & TIDAK BERBUNGA Dari uraian ttg wesel tidak berbunga diatas, nampak bahwa istilah wesel tidak berbunga tidaklah tepat. Sbnrnya tidak ada wesel yg tidak berbunga. Dalam cth diatas terlihat jelas bahwa dalam wesel berbunga maupun tdk berbunga tetap ada perhitungan bunga. UTANG PAJAK Adalah dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga yang timbul karena perusahaan memungut kas dari pihak tertentu (misalnya pegawai atau pelanggan) atas nama pihak ketiga. Contoh Pajak Pertambahan Nilai. Tanggal 25 Maret 2012 PT Ijen menjual barang seharga Rp10.000.000,00. Atas penjualan tersebut belum termasuk PPN, PT Ijen memungut PPN sebesar 10%. Buat jurnal atas transaksi penjualan tersebut! 73 Jurnalnya : Kas 11.000.000 Penjualan PPN Keluaran 10.000.000 1.000.000 (Untuk mencatat penjualan dan utang PPN) PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA Kewajiban yang timbul karena diterimanya kas dari pelanggan untuk pesanan barang/jasa yang akan diserahkan dalam periode yang akan datang. Contoh : Tanggal 1 Nopember 2012 diterima uang sewa kantor dari PT Makmur Jaya sebesar Rp12juta untuk jangka waktu 12 bulan. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi awal, penyesuaian pada akhir periode, dan pada saat berakhirnya masa sewa. UTANG DIVIDEN Adalah kewajiban perusahaan kepada pemegang saham karena mengumumkan pembagian laba berupa kas atau aktiva lain. Biasanya waktu (tanggal) dibuatnya keputusan pada pemegang saham tersebut tidak bersamaan dengan waktu (tanggal : pelaksanaan pembayaran dividend ybs, dgn demikian selama dividend belum benar-benar dibayarkan, masih berupa utang yang dibukukan kedalam perkiraan dividend payable) JAMINAN YANG DAPAT DIKEMBALIKAN Adalah kewajiban yang timbul sebagai akibat diterimanya uang tanggungan dari pihak lain. Uang tanggungan ini biasanya timbul dalam transaksi penjualan yang memanfaatkan fasilitas tertentu, misalnya penjualan minuman dalam botol. GAJI & PAJAK PENGHASILAN Gaji (Payroll dibayarkan kpd karyawan atas jasa-jasa yg telah disediakan pada periode tertentu. •Istilah gaji (salary) biasanya mengacu pada pembayaran untuk tenaga kerja bagian manajerial, administrasi, atau jasa kantoran sejenis. Besaran gaji biasanya dinyatakan dalam satu bulan atau satu tahun. Istilah upah(wage) biasanya mengacu pada pembayaran tenaga kerja buruh pabrik, baik yg memiliki keahlian ataupun tidak. Besaran upah biasanya dinyatakan dalam basisper jam atau 74 perminggu. POTONGAN ATAS PENGHASILAN KARYAWAN msk bonus & lembur Gaji kotor tersebut selanjutnya dikurangi berbagai potongan untuk mendapatkan angka gaji bersih. Gaji bersih (net pay) adalah jumlah yg hrs dibayarkan oleh perush. Kpd karyawan. POTONGAN GAJI KARYAWAN uang secara periodik sbg antisipasi utk karyawan yg pensiun krn usia, ketidakmampuan (cacat fisik) atau berakhirnya masa kerja. Premi utk JHT berasal dari pembayaran gabungan oleh perush & kary, dimana kary 2% dari gaji, perush 3,7% dr gaji karyawan. utk kary yg telah menikah (maksimal Rp60.000/bulan) dan 3% utk kary yg blm menikah (maksimal Rp30.000/bln). Pajak Penghasilan, setiap pemberi kerja hrs memotong sebagian dr penghasilan karyawannya utk pembayaran pajak penghasilan (PPh). 75 MODUL 10 UTANG JANGKA PANJANG Tujuan pembelajaran Setelah mempelajari matakuliah ini,mahasiswa diharapkan dapat mengerti tentang utang jangka panjang. Kompetensi dasar Mahasiswa mengerti dan memahami utang jangka panjang Mahasiswa mengerti dan memahami jenis utang jangka panjang Uraian Materi HUTANG JANGKA PANJANG Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 th) dihitung dari tanggal pembuatan neraca per 31 Desember. Pembayaran dilakukan dengan kas namun dapat diganti dengan asset tertentu. Dalam operasional normal perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi pengeluaran kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian tertentu dari hutang jangka panjang berubah menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian untuk memindahkan bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo menjadi hutang jangka pendek. Timbulnya Hutang Jangka Panjang Saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam membangun suatu perusahaan dibutuhkan sejumlah dana. Dana yang diperlukan untuk Investasi dalam aktiva tetap yang akan memberikan manfa’at dalam jangka panjang sebaiknya diperoleh dari hutang jangka panjang atau dengan menambah modal. Dalam hal ini perusahaan memiliki dua pilihan yaitu menarik hutang jangka panjang atau menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham. Salah satu hutang jangka panjang adalah obligasi. Obligasi merupakan salah satu kewajiban yang harus dibayar setelah satu tahun yang biasanya meliputi bond, wesel jangka panjang, dan obligasi sewa. a. Bond/Obligasi 76 Bond biasanya berasal dari bunga hutang wesel ditahan yang pada umumnya dikeluarkan oleh sebuah perusahaan, lembaga tinggi, maupun agen pemerintahan sehingga banyak menarik investor seperti halnya saham biasa yang dijual dengan jumlah kecil (biasanya dalam ribuan dollar). Bond dalam perusahaan menadatangkan keuntungan datau tidak. Di antara keuntungan bond adalah tidak adanya pengaruh dari kontrol pemegang saham, penyimpanan pajak, dan pendapatan/keuntungan yang diperoleh akan lebih besar sedangkan kerugiannya adalah bunga harus dibayar sesuai periode yang dipakai dan prinsip nilai akan dibayar ulang waktu jatuh tempo. Tipe obligasi ada 6 yaitu obligasi terjamin, obligasi tidak terjamin, obligasi berjangka, obilgasi berseri, obligasi terdaftar, dan kupon obligasi. Jika dilihat dari sudut pandang lain, obligasi ada dua yaitu obligasi yang dapat ditukar, yakni dia bisa ditukar dengan saham biasa tergantung pilihan pemilik saham dan obligasi tebus. Nilai pasar obligasi bisa dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah jumlah dollar yang diterima, jangka waktu sampai jumlah kesemuanya diterima, dan suku bunga pasar. Penghilangan obligasi disebabkan oleh 1. Terbatasnya nilai obligasi ketika jatuh tempo 2. Mempengaruhi pembayaran tunai 3. Untuk mengetahui gain atau loss dalam panyusutannya Jika sebuah obligasi ditukar langsung dengan saham umum maka dia tidak akan mengeluarkan gain atau loss karena hal itu tidak termasuk kas, melainkan non cash. Contoh-contoh dari penjelasan di atas adalah sebagai berikut: Diketahui bahwa perusahaan sumber rezeki mengeluarkan saham sebesar 1000 lembar dengan jangka waktu 10 tahun dan bunga 9%, sedangkan harga saham tersebut adalah Rp1000 mulai dari tanggal 1 januari 2005. Nilai saham tersebut adalah 100% sehingga dapat dijurnalkan sebagai berikut: Kas Rp 1.000.000 Utang Obligasi Rp 1.000.000 (untuk mencatat penjualan obligasi sesuai dengan face value/nilai saham) 77 Jika dia dicatat berdasarkan semianual/setengah tahunan maka dia akan dicatat setiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli sehingga perusahaan mempunyai beban bunga yaitu Rp 1.000.000 x 9% x 6/12 = Rp 45.000. Jika dijurnalkan maka 1 Juli Biaya Bunga Obligasi Rp 45.000 Kas Rp 45.000 (untuk mencatat pembayaran bunga obligasi) Sedangkan untuk akhir periode/satu tahun yaitu 31 Desember maka akun ini disesuaikan sebagai berikut: 31 Desember Biaya Bunga Obligasi Rp 45.000 Utang Bunga Obligasi Rp 45.000 (untuk mencatat bunga obligasi) Begitu juga contoh selanjutnya yang memakai metode penjualan saham premium(agio obligasi) , face value, maupun discount. b. Utang Wesel Jangka Panjang Utang ini sama artinya dengan utang wesel biasanya yang membedakan hanyalah waktu, di mana utang ini hanya dalam waktu kurang dari satu tahun. c. Utang Wesel Hipotek Adalah penyerahan tertulis mengenai hak atas harta benda tak bergerak untuk mejamin pembayaran hutang dengan ketentuan bahwa penyerahan itu akan dibatalkan setelah waktu pembayaran. Bahwasannya hutang jangka panjang boleh membuat hipotek, dia juga bisa diansur, dan lain-lain. Yang menjadi contoh dari kewajiban jangka panjang ini adalah sewa/rental. Dalam bab ini juga dijelaskan mengenai amortisasi yakni pelunasan hutang dengan ansuran berkala atau penyusutan atas aktiva berwujud dan tidak berwujud seperti halnya goodwill, patent, dan lain-lain. Dalam amortisasi ada dua metode yaitu bunga 78 efektif dan garis lurus. Metode penetuan bunga dalam amortisasi yang efektif di antaranya adalah biaya bunga obligasi dan diskon obligasi atau amortisasi premium yang dirumuskan dengan premium obligasi dibagi dengan jumlah bunga dalam, satu periode sedangkan metode garus lurus di antaranya adalah matching principlei dan amortisasi garis lurus. 79 MODUL 11 MODAL SAHAM Tujuan pembelajaran Setelah mempelajari matakuliah ini,mahasiswa diharapkan dapat mengerti tentang .modal saham Kompetensi dasar Mahasiswa mengerti dan memahami modal saham Mahasiswa mengerti dan memahami hak pemegang saham Mahasiswa mengerti dan memahami jenis saham Uraian Materi Hak para pemegang saham Hak untuk berpartisipasi di dalam manajemen perusahaan, melalui hak suara dalam rapat pemegang saham. Hak untuk mendapatkan pembagian laba dalam bentuk devidenyang dibagikan oleh perusahaan Hak untuk mendapatkan pembagian kekayaan perusahaan, pada saat perusahaan dilikuidasi Hak untuk membeli saham secara proporsional dengan hak kepemilikannya dalam hal ada emisi saham baru. Unsur modal saham Modal saham (nilai pari x Rupiah atau nilai tercatat rupiah perlembar ) disetujui jumlah akan dikeluarkan xx lembar Rp XXX jumlah belum diotorisasi untuk dikeluarkan Rp XXX - disetujui untuk dikeluarkan Rp XXX dijual tetapi belum disetor Rp XXX - modal saham sudah disetor Rp XXX 80 dikurangi/ ditambah : selisih harga jual dg harga yg ditentukan Rp XXX ________+/- Modal Saham Rp XXX Modal saham yang telah disetor disebut juga saham yang beredar. Jenis-jenis saham Dilihat dari hubungan dengan nilai setiap lembarnya : Saham dengan nilai nominal, saham yang nilai tiap lembarnya dinyatakan di dalam anggaran dasar dan dicantumkan dalam sertifikat saham. Saham tanpa nilai nominal, adalah saham yang dinyatakan secara tertulis nilai setiap lembarnya, baik pada sertifikat saham maupun pada anggaran dasar. Namun untuk kepentingan [enjualan saham biasanya ditetapkan nilai setiap lembarnya yang disebut “harta yang ditetapkan”. Sedangkan dilihat dari hak yang melekat pada saham, maka saham dibagi menjadi dua yaitu saham biasa (common stock) dan saham istimewa (preferred stock). Perbedaannya adalah dalam hal hak atas deviden dan hak atas pembagian aktiva pada saat perusahaan dilikuidasi. Jika dihubungkan dengan nilai untuk setiap lembar saham, maka saham biasa dibagi menjadi dua yaitu saham dengan nilai nominal dan saham tanpa nilai nominal. Saham prioritas dibagi menjadi 4 , yaitu : Saham prioritas kumulatif, partisipatif Saham prioritas kumulatif, tidak partisipatif Saham prioritas tidak kumulatif, partisipatif Saham prioritas tidak kumulatif, tidak partisipatif PENCATATAN TERHADAP PENGELUARAN SAHAM Penjualan secara tunai Catatan yang dibuat adalah mendebit kas dan mengkredit modal saham. Jika ada perbedaan antara nilai nominal dengan harga jual dicatat dalam rekening agio/ disagio saham atau sering disebut paid in capital in exces. 81 Jika saham tidak bernilai nominal dan tidak tercatat, maka pencatatan yang dilakukan adalah mendebit kas dan mengkredit modal saham. Contoh 1 : tanggal 1 januari 2017 PT. Buana menjual saham 10.000 lembar dengan harga Rp. 12.000 per lembar. Jika saham bernilai nominal Rp. 10.000 perlembar, maka jurnal yang dibuat adalah : Kas Rp. 120.000.000 Modal saham Rp. 100.000.000 Agio saham Rp. 20.000.000 Jika saham tidak tercatat dan tidak bernilai nominal, maka jurnalnya : Kas Rp. 120.000.000 Modal saham Rp. 120.000.000 Penjualan secara lumpsum Apabila saham dijual secara lumpsum, masalah yang timbul adalah mengalokasikan harga penjualan saham ke masing-masingkelompok saham. Alokasi harga jual saham dilakukan berdasarkan nilai relative dari nilai pasar wajar saham. Contoh 2 : PT. Gatot mengeluarkan saham secara lumpsum dengan harga Rp. 140.000.000. berikut data berkaitan dengan saham-saham tersebut : Jenis Saham Lembar Nilai nominal perlembar Harga pasar per lembar Saham biasa 10.000 Rp. 10.000 Rp. 12.000 Saham preferren, 10% 4.000 Rp. 5.000 Rp. 7.500 Penjualan melalui prosedur pesanan Kadangkala penjualan saham dilakukan melalui pesanan, yaitu dengan cara dibayar sebagian dan sisanya akan dilunasi kemudian. Jumlah harga yang belum dilunasi dicatat sebagai piutang pesanan saham, dan jumlah nominal saham yang dipesan dikreditkan ke rekening modal saham pesanan. Apabila harga jual saham tidak sama dengan nilai nominalnya, selisihnya dicatat dalam rekening agio saham atau disagio saham pada waktu waktu pesanan itu diterima. Untuk pemesanan yang sudah melunasi harga saham maka sahamnya dikeluarkan. Pengeluaran saham ini dicatat dengan mendebit rekening modal saham dipesan dan mengkredit modal saham. Contoh : PT. Rekayasa mempunyai modal statuter sebanyak 1.000 lembar nominal @ Rp. 82 1.000 dan akan dijual semuanya. Berikut transaksi-transaksi dan cara pencatatan saham tersebut sebagai berikut : Transaksi Jurnal Penjualan saham 400 lbr, tunai Rp.100.000.000, Kas 100.000.000 dan mesin seharga Rp.300.000.000 300.000.000 Mesin Modal saham 400.000.000 Diterima pesanan 500 lbr saham dengan kurs Piutang pesanan saham 550.000 110, dibayar tunai 70% sisanya 30 hari Modal saham dipesan (500 x 110/100 x 1.000) = 550.000 Agio saham 500.000 50.000 Yang dibayar 70% x 550.000 = 385.000 Kas 385.000 Piutang pesanan saham Diterima pelunasan sisa pesanan untuk 500 lbr Kas saham. Saham 500 lbr diserahkan 385.000 165.000 Piutang pesanan saham Modal saham dipesan 165.00 500.000 Modal saham 500.000 PEMBATALAN PESANAN SAHAM Saham yang sudah dipesan, jumlah lembarnya disisihkan tersendiri dan akan diserahkan kepada pemesan bila harga sudah dilunasi. Apabila terjadi pemesanan tidak dapat melunasi kekurangan pembayarannya maka perusahaan dapat mengambil salah satu jalan. Contoh : pesanan sebanyak 500 lbr dengan kurs 110 dan sudah dibayar sebanyak 70%. Dari pesanan tersebut seorang pemesan yang memesan saham sebanyak 100 lbr tidak dapat melunasi kekurangannya. Modal saham dipesan yang dibatalkan oleh perusahaan dapat dijual kembali dengan kurs 105. Uang yang sudah diterima dikembalikan kepada pemesan Modal saham dipesan Agio saham 100.000 (100 x 1.000) 10.000 83 Piutang pesanan saham 33.000 Kas 77.000(70% x 110/100 x 100.000) Kas 105.000 Modal saham 100.000 Agio saham 5.000 Uang sudah diterima dikembalikan pada pemesan sesudah dikurangi biaya atau kerugian penjualan kembali saham-saham tersebut. Modal saham dipesan 100.000 disAgio saham 10.000 Piutang pesanan saham 33.000 Utang pada pesanan 77.000 Kas 105.000 Utang pada pemesan 5.000 Modal saham 100.000 Agio saham Utang pada pemesan Kas 10.000 72.000 72.000 84 Uang yang sudah diterima dianggap hilang (tidak dikembalikan) Modal saham dipesan 100.000 Agio saham 10.000 Piutang pesanan saham 33.000 Modal dr pembatalan pesanan saham 77.000 Kas 105.000 Modal saham 100.000 Agio saham 5.000 Mengeluarkan saham yang nilainya sama dengan jumlah uang yang sudah diterima. Modal saham dipesan 100.000 Agio saham 10.000 Modal saham 77.000 Piutang pesanan saham Kas 33.000 31.500 Modal saham Agio saham 30.000 1.500 85