Uploaded by User13335

Kisi-kisi ujian

advertisement
Kisi-kisi Hukum Lingkungan
 Manusia bertugas menguasai bumi beserta seluruh isinya, menurut sudut
pandang hukum lingkungan, kata “menguasai” berarti manusia memiliki hak dan
kewajiban atas lingkungan. Di mana manusia berhak untuk memanfaatkan apaapa yang ada di alam dengan catatan harus terpenuhi pula kewajibannya untuk
menjaga dan melestarikan alam, menjaganya dari kerusakan.
 Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan
utuh-menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan,
stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. (UU 32/2009 Pasal 1 ayat 5)
 Ekologi mempelajari susunan serta pungsi seluruh mahluk hidup dan komponen
kehidupannya.
 Dasar Hukum berlakunya UU No.32/2009; Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat
(1), serta Pasal 33 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; UU Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan PokokPokok Lingkungan Hidup yang disingkat UULH ; UU Nomor 23 Tahun 1997
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup yang biasa
disingkat UUPLH
 UUPPLH memuat asas dan prinsip pokok bagi pengelolaan lingkungan hidup,
sehingga berfungsi sebagai ”payung” (umbrella act) bagi penyusunan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan bagi
penyesuaian peraturan perundang-undangan yang telah ada (Koesnadi
Hardjasoemantri). Artinya, undang-undang ini menjadi landasan untuk menilai
dan menyesuaikan semua peraturan perundang-undangan yang memuat
ketentuan tentang lingkungan hidup yang berlaku, yang cakupannya sangat luas,
yang mengatur tentang agraria, pertambangan, kehutanan, pengairan, tata
ruang, tata guna tanah, tata guna lahan, perumahan dan pemukiman,
ketenaganukliran, kesehatan, kepariwisataan, benda cagar budaya, keamanan
genetika, konservasi sumber daya alam, dan berbagai aspek lain yang terkait
erat dengan aspek lingkungan hidup lainnya.
Kisi-kisi Hukum Agraria II
 Adanya UU tentang Tata Ruang Bertujua sebagai Landasan tertinggi bagi upaya
penataan ruang pada berbagai tingkat wilayah. untuk mewujudkan ruang wilayah
Nasional yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan berlandaskan
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan:
1. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan
2. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam dan
sumberdaya buatan dengan memperhatikan sumberdaya manusia; dan
3. Terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif
terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang
 penataan ruang diselenggarakan berdasarkan azas-azas yang meliputi:
a.
Keterpaduan
b.
Keserasian, keselarasan dan keseimbangan
c.
Keberlanjutan
d. Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan
e.
Keterbukaan
f.
Kebersamaan dan kemitraan
g.
Perlindungan kepentingan umum
h.
Kepastian hukum dan keadilan; serta
i.
Akuntabilitas
Wewenang Pemerintah
Wewenang Pemerintah dalam penyelenggaraan penataan ruang meliputi:

pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan
ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, serta terhadap
pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota;


pelaksanaan penataan ruang wilayah nasional;
pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis nasional; dan

kerja sama penataan ruang antarnegara dan pemfasilitasan kerja sama
penataan ruang antarprovinsi.
Wewenang Pemerintah dalam pelaksanaan penataan ruang nasional meliputi:



perencanaan tata ruang wilayah nasional;
pemanfaatan ruang wilayah nasional; dan
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional.
Wewenang Pemerintah dalam pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis nasional
meliputi:




penetapan kawasan strategis nasional;
perencanaan tata ruang kawasan strategis nasional;
pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional; dan
pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional.
Pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan
strategis nasional sebagaimana dimaksud di atas dapat dilaksanakan pemerintah
daerah melalui dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan. Dalam rangka
penyelenggaraan penataan ruang, Pemerintah berwenang menyusun dan menetapkan
pedoman bidang penataan ruang. Dalam pelaksanaan wewenang sebagaimana
dimaksud di atas, Pemerintah:
a. menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan:



b.
rencana umum dan rencana rinci tata ruang dalam rangka pelaksanaan
penataan ruang wilayah nasional;
arahan peraturan zonasi untuk sistem nasional yang disusun dalam rangka
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional; dan
pedoman bidang penataan ruang;
menetapkan
standar
pelayanan
minimal
bidang
penataan
ruang.
Penyelenggaraan penataan ruang dilaksanakan oleh seorang Menteri. Tugas dan
tanggung jawab Menteri dalam penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana
dimaksud mencakup:



pengaturan, pembinaan, dan pengawasan penataan ruang;
pelaksanaan penataan ruang nasional; dan
koordinasi penyelenggaraan penataan ruang lintas sektor, lintas wilayah, dan
lintas pemangku kepentingan.
Wewenang Pemerintah Daerah Provinsi
Wewenang pemerintah daerah provinsi dalam penyelenggaraan penataan ruang
meliputi:




pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan
ruang wilayah provinsi, dan kabupaten/kota, serta terhadap pelaksanaan
penataan ruang kawasan strategis provinsi dan kabupaten/kota;
pelaksanaan penataan ruang wilayah provinsi;
pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis provinsi; dan
kerja sama penataan ruang antarprovinsi dan pemfasilitasan kerja
antarkabupaten/kota. sama penataan ruang
Wewenang pemerintah daerah provinsi dalam pelaksanaan penataan ruang wilayah
provinsi sebagaimana dimaksud di atas meliputi:



perencanaan tata ruang wilayah provinsi;
pemanfaatan ruang wilayah provinsi; dan
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi.
Dalam penataan ruang kawasan strategis provinsi sebagaimana dimaksud di atas,
pemerintah daerah provinsi melaksanakan:




penetapan kawasan strategis provinsi;
perencanaan tata ruang kawasan strategis provinsi;
pemanfaatan ruang kawasan strategis provinsi; dan
pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis provinsi.
Pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan
strategis provinsi sebagaimana dimaksud di atas dapat dilaksanakan pemerintah
daerah kabupaten/ kota melalui tugas pembantuan. Dalam rangka penyelenggaraan
penataan ruang wilayah provinsi, pemerintah daerah provinsi dapat menyusun petunjuk
pelaksanaan bidang penataan ruang pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Dalam
pelaksanaan wewenang sebagaimana dimaksud di atas, pemerintah daerah provinsi:
a. menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan:


rencana umum dan rencana rinci tata ruang dalam rangka pelaksanaan
penataan ruang wilayah provinsi;
arahan peraturan zonasi untuk sistem provinsi yang disusun dalam rangka
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi; dan.

b.
petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang;
melaksanakan
standar
pelayanan
minimal
bidang
penataan
ruang.
Dalam hal pemerintah daerah provinsi tidak dapat memenuhi standar pelayanan
minimal bidang penataan ruang, Pemerintah mengambil langkah penyelesaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Wewenang Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Wewenang pemerintah daerah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan penataan
ruang meliputi:




pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan
ruang wilayah kabupaten/kota dan kawasan strategis kabupaten/kota;
pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupaten/kota;
pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota; dan
kerja sama penataan ruang antarkabupaten/ kota.
Wewenang pemerintah daerah kabupaten/kota dalam pelaksanaan penataan ruang
wilayah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud di atas meliputi:



perencanaan tata ruang wilayah kabupaten/ kota;
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota; dan
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota.
Dalam pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud di atas, pemerintah daerah kabupaten/kota melaksanakan:




penetapan kawasan strategis kabupaten/kota;
perencanaan tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota;
pemanfaatan ruang kawasan strategis kabupaten/kota; dan
pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis kabupaten/kota.
Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
pemerintah daerah kabupaten/kota mengacu pada pedoman bidang penataan ruang
dan petunjuk pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan wewenang sebagaimana dimaksud
di atas, pemerintah daerah kabupaten/kota:


menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan rencana umum dan rencana
rinci tata ruang dalam rangka pelaksanaan penataan ruang wilayah
kabupaten/kota; dan
melaksanakan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang.
Dalam hal pemerintah daerah kabupaten/kota tidak dapat memenuhi standar pelayanan
minimal bidang penataan ruang, pemerintah daerah provinsi dapat mengambil langkah
penyelesaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hukum Tata Ruang dan Tata Guna Tanah
Istilah tata guna tanah juga dikenal dengan istilah asingnya sebagai Land Use
Planning. Apabila dikaitkan dengan obyek hukum agraria (UUPA), maka penggunaan
istilah tersebut kurang tepat.
Hukum Tata Ruang setidaknya mengacu pada UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang. Dinyatakan bahwa Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat,
ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan
wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya. Sedangkan Tata Ruang adalah wujud struktur
ruang dan pola ruang tersebut.Tujuan adanya penataan ruang adalah untuk menjamin
kepastian hukum, sebagai pedoman penerbitan izin kepemilikan ruang, sebagai
instrumen pengendalian dari pemanfaatan ruang, dengan metode perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian diharapkan munculnya hasil positif berupa keteraturan.
Berdasarkan Pasal 7 UU Penataan Ruang, Negara menyelenggarakan penataan
ruang untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Penyelenggaraannya diberikan
pada pemerintah dan pemerintah daerah, dengan tetap menghormati hak yang dimiliki
orang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Tata Guna Tanah
Istilah tata guna tanah juga dikenal dengan istilah asingnya sebagai Land Use
Planning. Apabila dikaitkan dengan obyek hukum agraria (UUPA), maka penggunaan
istilah tersebut kurang tepat. Hal ini dikarenakan obyek hukum agraria meliputi: bumi,
air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Sedangkan tata
guna tanah hanya berobyek tanah yang merupakan salah satu bagian dari obyek
hukum agraria. Tanah, menurut PP Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
Tanah, ialah wujud tutupan permukaan bumi baik yang merupakan bentukan alami
maupun buatan manusia.
Tata guna tanah adalah rangkaian kegiatan penataan, penyediaan, peruntukan dan
penggunaan tanah secara berencana dalam rangka melaksanakan pembangunan
nasional.Tata guna tanah adalah usaha untuk menata proyek-proyek pembangunan,
baik yang diprakarsai pemerintah maupun yang tumbuh dari prakarsa dan swadaya
masyarakat sesuai dengan daftar sekala prioritas, sehingga di satu pihak dapat
tercapai tertib penggunaan tanah, sedangkan di pihak lain tetap dihormati peraturan
perundangan
yang
berlaku.
Ketentuan yang mengatur penatagunaan tanah lebih lanjut diatur dalam PP Nomor 16
Tahun 2004.
 Konsolidasi tanah adalah kebijakan pertanahan mengenai penataan kembali
penguasaan dan penggunaan tanah serta usaha pengadaan tanah untuk
kepentingan pembangunan, untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan
pemeliharaan sumberdaya alam dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat
sedangkan penatagunaan tanah adalah sama dengan pola pengelolaan tata
guna tanah yang meliputi penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah
yang berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah melalui pengaturan kelembagaan
yang terkait dengan pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan
Pengertian Reklamasi Menurut Undang-Undang Lengkap dengan Contohnya
By Sumberpengertian.coPosted on April 24, 2017
Kegiatan reklamasi saat ini sudah sering dilakukan guna menambah luasan lahan
daratan. Pada artikel ini admin akan mengulas Pengertian Reklamasi, tujuan serta
manfaat dari hal tersebut.
Pengertian Reklamasi Secara Umum
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan menambah luasan daratan
untuk suatu aktivitas yang sesuai di wilayah tersebut dan juga dimanfaatkan untuk
keperluan konservasi wilayah pantai.
Baca juga : Pengertian Sanitasi Menurut Para Ahli
Pengertian Reklamasi Menurut Para Ahli
Pedoman Reklamasi di Wilayah Pesisir (2005)
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang dalam rangka meningkatkan
manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan
cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase.
Pedoman Pengembangan
Pengamanannya (2004)
Reklamasi
Pantai
dan
Perencanaan
Bangunan
Reklamasi pantai merupakan meningkatkan sumberdaya lahan dari yang kurang
bermanfaat menjadi lebih bermanfaat ditinjau dari sudut lingkungan, kebutuhan
masyarakat dan nilai ekonomis.
Modul Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi (2007)
adalah suatu pekerjaan/usaha memanfaatkan kawasan atau lahan yang relatif tidak
berguna atau masih kosong dan berair menjadi lahan berguna dengan cara
dikeringkan.
Perencanaan Kota (2013)
Reklamasi adalah usaha pengembangan daerah yang tidak atau kurang produktif
(seperti rawa, baik rawa pasang surut maupun rawa pasang surut gambut maupun
pantai) menjadi daerah produktif (perkebunan, pertanian, permukiman, perluasan
pelabuhan) dengan jalan menurunkan muka air genangan dengan membuat kanal –
kanal, membuat tanggul/ polder dan memompa air keluar maupun dengan pengurugan.
Peraturan Menteri Perhubungan No PM 52 Tahun 2011
Pengertian Reklamasi adalah pekerjaan timbunan di perairan atau pesisir yang
mengubah garis pantai dan atau kontur kedalaman perairan.
Tipologi Kawasan Reklamasi Berdasarkan Fungsinya
Tipologi Kawasan Reklamasi berdasarkan fungsinya menurut Modul Terapan Pedoman
Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai (2007) terbagi kedalam beberapa
type :









Kawasan Industri.
Kawasan Mixed-Use.
Kawasan Pariwisata.
Kawasan Pelabuhan Laut / Penyeberangan.
Kawasan Pelabuhan Udara.
Kawasan Pendidikan.
Kawasan Perdagangan dan Jasa.
Kawasan Perumahan dan Permukiman.
Kawasan Ruang Terbuka (Publik, RTH Lindung, RTH Binaan, Ruang Terbuka
Tata Air)
Tipologi Kawasan Reklamasi Berdasarkan Luasnya
Tipologi Kawasan Reklamasi juga dibedakan berdasarkan luasan dan lingkupnya yakni
:
Reklamasi Besar
Reklamasi Besar adalah kawasan reklamasi dengan luasan > 500 Ha dan mempunyai
lingkup pemanfaatan ruang yang sangat banyak dan bervariasi.
Contoh : Kawasan reklamasi Jakarta.
Reklamasi Sedang
Reklamasi Sedang adalah kawasan reklamasi dengan luasan 100 sampai dengan 500
Ha dan lingkup pemanfaatan ruang yang tidak terlalu banyak ( ± 3 – 6 jenis ).
Contoh : Kawasan Reklamasi Manado.
Reklamasi Kecil
Reklamasi Kecil adalah kawasan reklamasi dengan luasan kecil (dibawah 100 Ha) dan
hanya memiliki beberapa variasi pemanfaatan ruang ( hanya 1-3 jenis ruang saja ).
Contoh : Kawasan Reklamasi Makasar.
Baca juga : Pengertian Efek Rumah Kaca dan Dampaknya
Tujuan dan Manfaat Reklamasi
Modul Terapan Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai (2007)
tujuan reklamasi yakni untuk menjadikan kawasan berair yang rusak atau belum
termanfaatkan menjadi suatu kawasan baru yang lebih baik dan bermanfaat.
Perencanaan Kota (2013) menyatakan bahwa tujuan dari reklamasi pantai merupakan
salah satu langkah pengembangan kota.
Sedangkan Max Wagiu (2011) menyatakan bahwa, tujuan dari program reklamasi
ditinjau dari aspek fisik dan lingkungan yaitu:
Untuk mendapatkan kembali tanah yang hilang akibat gelombang laut.
Untuk memperoleh tanah baru di kawasan depan garis pantai untuk mendirikan
bangunan yang akan difungsikan sebagai benteng perlindungan garis pantai.
Demikian penjelasan tentang reklamasi, tujuan serta manfaat dari kegiatan reklamasi.
Semoga artikel yang telah Sumberpengertian.com sajikan bermanfaat bagi sobat.
Sampai jumpa pada artikel selanjutnya yaa �
Download