PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA DAN NEGARA TURKI DIWI CAHYA MAULIDA GUGUN SAEFULLAH RICKY SAEFULLAH 1 UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR FAKULTAS HUKUM DAFTAR PUSTAKA COVER……………………………………………………………………………………... 1 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………. 2 KATA PENGANTAR……………………………………………………………………… 3 PENDAHULUAN………………………………………………………………………….. 4 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………… 5 ISI…………………………………………………………………………………………… 6 A. Sistem Pemerintahan Indonesia……………………………………………..….……. 6 B. Sistem Pemerintahan Turki……………………………………………………...……11 PENUTUP…………………………………………………………………………………. 14 KESIMPULAN……………………………………………………………………………. 14 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Sistem Pemerintahan Negara Indonesia dan Negara Turki” ini dengan baik tepat pada waktunya. Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas serta arahan yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan. Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah yang telah kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya makalah lain yang lebih baik lagi. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini bisa memberikan pengetahuan mengenai sistem pemerintahan di berbagai Negara umumnya. Serta pengetahuan mengenai system pemerintahan di Negara Indonesia dan di Negara Turki khususnya. 3 PENDAHULUAN Sistem pemerintahan merupakan serangkaian cara yang digunakan suatu negara untuk mengatur segala yang berhubungan dengan kepemerintahan dan kenegaraan. Aturan pemerintahan yang masuk dalam sistem berkaitan dengan sekumpulan aturan dasar tentang pola kepemerintahan, pola pengambilan kebijakan, pola pengambilan keputusan, dan lainnya. Semua negara memiliki sistem tertentu untuk menjalankan roda kepemerintahan. Hal itu bertujuan agar segala sesuatunya menjadi jelas dan terarah, suatu negara yang dibentuk tanpa sistem tertentu, jelas tidak mungkin, karena mengatur negara dan kepemerintahan memang butuh aturan yang mengikat antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk mengatur negara dan pemerintahannya setiap negara memilih sendiri sistem pemerintahan yang sesuai dengan negaranya. Terdapat beberapa sistem pemerintah di dunia, yaitu sistem pemerintahan presidensial, parlementer, semi presidensial, liberal, demokrasi liberal, dan komunis. Di mana antara satu dengan lainnya memiliki karakteristik, kelebihan, dan kelemahannya masing-masing. 4 RUMUSAN MASALAH A. Apa yang di maksud dengan system pemerintahan B. Kenapa system pemerintahan negara turki di gantikan C. Kenapa harus ada system pemerintahan 5 ISI A. Sistem Pemerintahan Indonesia Sistem pemerintahan merupakan serangkaian cara yang digunakan suatu negara untuk mengatur segala yang berhubungan dengan kepemerintahan dan kenegaraan. Aturan pemerintahan yang masuk dalam sistem berkaitan dengan sekumpulan aturan dasar tentang pola kepemerintahan, pola pengambilan kebijakan, pola pengambilan keputusan, dan lainnya. Semua negara memiliki sistem tertentu untuk menjalankan roda kepemerintahan. Hal itu bertujuan agar segala sesuatunya menjadi jelas dan terarah, suatu negara yang dibentuk tanpa sistem tertentu, jelas tidak mungkin, karena mengatur negara dan kepemerintahan memang butuh aturan yang mengikat antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk mengatur negara dan pemerintahannya setiap negara memilih sendiri sistem pemerintahan yang sesuai dengan negaranya. Terdapat beberapa sistem pemerintah di dunia, yaitu sistem pemerintahan presidensial, parlementer, semi presidensial, liberal, demokrasi liberal, dan komunis. Di mana antara satu dengan lainnya memiliki karakteristik, kelebihan, dan kelemahannya masing-masing. No Pokok Penjelasan Parlemen di Indonesia terdiri dari dua bagian yaitu Dewan Perwakilan 1 Parlemen Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Anggota-anggota Indonesia DPR dan DPD merupakan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) . 2 3 6 Sistem Pemerintahan Bentuk Sistem Pemerintahan Indonesia adalah Presidensial, Yaitu Negara yang di pimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden. Presiden dan Wakilnya dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Bentuk pemerintahan negara Indonesia adalah republik konstitusional, Pemerintahan sedangkan sistem pemerintahan negara Indonesia adalah sistem presidensial. Bentuk pemerintahan republik merupakan pemerintahan yang No Pokok Penjelasan mandat kekuasaannya berasal dari rakyat, melalui mekanisme pemilihian umum dan biasanya dipimpin oleh seorang presiden. Indonesia adalah negara berbentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Negara kesatuan adalah bentuk negara berdaulat yang 4 Bentuk Negara diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal. Negara kesatuan menempatkan pemerintah pusat sebagai otoritas tertinggi sedangkan wilayah-wilayah administratif di bawahnya hanya menjalankan kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan. Begitu juga Indonesia, sejak kemerdekaan tahun 1945 Indonesia telah beberapa kali berganti sistem pemerintahan. Pergantian sistem pemerintahan tersebut berakhir setelah dekrit presiden 5 Juli 1959. Setelah dekrit presiden hingga sekarang Indonesia menggunakan sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan yang pernah berlaku di Indonesia. membedakan nya menjadi 3 bagian, yaitu sistem pemerintahan Indonesia sebelum amandemen UUD 1945, sistem pemerintahan setelah amandemen UUD 1945, dan sistem pemerintahan UUD saat ini. 1. Sistem Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen 7 Sebelum beranjak lebih jauh membahas sistem pemerintah, terlebih dahulu kita harus mengetahui terkait amandemen. Karena pada pembahasan kali ini kita membagi sistem pemerintahan yang pernah berlaku di Indonesia sebelum dan setelah amandemen UUD 1945. Aturan atau hukum tertinggi Indonesia adalah UUD 1945. Pembentukan undang-undang (UU) dan peraturan-peraturan yang diambil oleh pemerintah tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945. Hanya melalui amandemen saja UUD 1945 bisa diperbaiki. Melakukan amandemen juga bukan perkara yang mudah, karena UUD 1945 memang rujukan aturan yang dibuat oleh pendiri bangsa pada saat itu, jadi tidak bisa sembarangan. Sampai saat ini Indonesia telah melakukan sebanyak 4 kali amandemen, yaitu tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. Itu pun diakibatkan karena adanya hal yang sangat mendesak, seperti adanya pasal-pasal multitafsir yang disalahgunakan pada pemerintahan Orde Baru. Pada pemerintahan Orde Baru kekuasaan tertinggi negara berada di tangan MPR dan kekuasaan yang sangat besar berada di tangan Presiden. Mengacu pada amandemen UUD 1945, 8 artinya sistem pemerintahan sebelum amandemen, yaitu pada masa Orde Lama dan Orde Baru. Berikut beberapa sistem pemerintahan yang pernah berlaku di Indonesia sebelum amandemen UUD 1945. Sistem Pemerintahan Periode 1945 – 1949 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949) Sistem pemerintahan: Presidensial Bentuk pemerintahan: Republik Bentuk negara: Kesatuan Konstitusi: UUD 1945 Sistem pemerintahan periode 1949 – 1950 (27 Desember 1949 – 15 Agustus 1950) Sistem pemerintahan: Parlemen semu (Quasi perlemen) Bentuk pemerintahan: Republik Bentuk negara: Serikat (federasi) Konstitusi: Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) Sistem pemerintahan periode 1950 – 1959 (15 Agustus 1950 – 5 Juli 1959) Sistem pemerintahan: Parlementer Bentuk pemerintahan: Republik Bentuk Negara: Kesatuan Konstitusi: UUDS 1950 Sistem pemerintahan periode 1959 – 1966 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949) Sistem pemerintahan: Presidensial Bentuk pemerintahan: Republik Bentuk negara: Kesatuan 9 Konstitusi: UUD 1945 2. Sistem Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen Setelah dilakukan amandemen UUD 1945, sistem pemerintahan Indonesia tetap presidensial, tetapi yang berbeda, jika periode sebelumnya (Orde Baru) kekuasaan tertinggi berada di MPR, maka tidak demikian setelah dilakukan amandemen. Kekuasaan tertinggi negara seperti sebelum Orde Baru, berada di tangan rakyat. Sedangkan pengambil keputusan tertinggi adalah Presiden dengan pertimbangan DPR dan MPR. Agar lebih jelas, berikut beberapa pokok sistem pemerintahan Indonesia setelah dilakukan amandemen. Bentuk negara adalah negara kesatuan dan bentuk pemerintahan adalah republik, dengan sistem pemerintahan presidensial. Presiden merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan (eksekutif). Presiden dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum (pemilu) 10 Dalam menjalankan perannya sebagai eksekutif presiden dibantu oleh menteri yang dipilih langsung oleh presiden. Pembuatan kebijakan dilakukan oleh DPR, DPD, dan MPR (legislatif). Mempertahankan pelaksanaan undang-undang dilakukan oleh Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial. Setelah amandemen UUD 1945, ada perbaikan-perbaikan sistem pemerintahan yang berusaha dilakukan oleh Indonesia. Untuk mengurangi kelemahan yang ada pada sistem pemerintahan presidensial, maka ada beberapa perbaikan yang dilakukan yaitu: Kebijakan yang diambil oleh presiden harus berdasarkan persetujuan dari DPR. Rancangan undang-undang yang dibuat oleh DPR harus mendapatkan persetujuan dari presiden. DPR tetap mengawasi kerja presiden meskipun tidak secara langsung, sehingga presiden bisa sewaktu-waktu diberhentikan dari jabatannya oleh MPR berdasarkan usul dari DPR. 3. Sistem Pemerintahan Indonesia Saat Ini (Setelah Diamandemen) Sistem pemerintahan yang digunakan Indonesia saat ini sama dengan sistem pemerintahan setelah amandemen UUD 1945, yaitu presidensial. Sistem pemerintahan presidensial berarti bahwa presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara. Sistem pemerintahan presidensial berbeda dengan sistem pemerintahan parlementer. B. Sistem Pemerintahan Turki Turki yang pada awalnya merupakan kesultanan besar dimasa Dinasti Utsmany, kini telah menjadi Republik Turki. Pemerintah pusat Turki memiliki kuasa besar atas pemerintahan lokalnya. Hal ini dikarenakan bentuk negaranya yang berbentuk kesatuan. Sistem pemerintahan yang dianut oleh Turki adalah Sistem Pemerintahan Parlementer. Presiden selaku kepala Negara dan Perdana Menteri selaku kepala pemerintahan. Sejak 11 amandemen konstitusi 2007, Presiden Turki dipilih oleh Parlemen (The Grand National Assembly/TGNA). Presiden terpilih kemudian mengangkat Perdana Menteri. Perdana Menteri kemudian menyusun Dewan Menteri, dengan susunan yang telah disetujui oleh Presiden. Presiden tidak dapat memberhentikan Menteri tanpa proposal dari Perdana Menteri. Perdana Menteri-lah yang menjalankan pemerintahan sehari-hari di Turki. Perdana Menteri dan Dewan Menteri tidak bertanggung jawab kepada Presiden, melainkan bertanggung jawab kepada Parlemen. Presiden Turki bukan semata-mata “simbol” negara saja. Presiden punya kewenangan mengembalikan seluruh produk undang-undang (kecuali UU Anggaran) kepada Parlemen untuk dipertimbangkan kembali keberlakuannya. Dan jika Parlemen berkeras untuk tetap memberlakukan tetapi Presiden menolak, Presiden dapat memanfaatkan Mahkamah Konstitusi guna memutuskannya. Selain itu, Presiden memiliki kewenangan untuk mengadakan Pemilu ulangan jika terjadi kebuntuan politik. Peran Presiden yang besar juga terlihat dalam kewenangannya untuk memutuskan penggunaan Angkatan Bersenjata Turki, mengangkat kepala-kepala Staf Angkatan Perang, dan bersama-sama TGNA (Turkish Grand National Assembly) berposisi selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang. TGNA sendiri adalah badan legislatif Turki yang berkuasa membuat UU-nya tidak bisa didelegasikan kepada badan lain. Anggotanya terdiri atas 550 orang yang dipilih secara langsung oleh rakyat. Masa tugasnya 5 tahun. Presiden Turki juga memiliki sharing kuasa eksekutif dengan Perdana Menteri. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyapa pendukungnya di Istanbul, Turki, 24 Juni 2018. Erdogan dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilihan Presiden Turki oleh Kepala Komisi Pemilihan Umum Turki. Kayhan Ozer/Presidential Palace/Handout via REUTERS Pemerintah Turki mengeluarkan keputusan pada Rabu 4 Juli, untuk mengalihkan kekuasaan lebih besar kepada presiden, menyusul peralihan dari sistem parlementer ke sistem presidensial eksekutif setelah pemilihan presiden dan parlemen bulan lalu, yang memenangkan petahana, Recep Tayyip Erdogan. 12 Dilaporkan Reuters, 4 Juli 2018, dekrit yang dikeluarkan dalam lembaran resmi, membuat perubahan pada undang-undang yang sudah berlaku sejak 1924 hingga 2017, yakni mengalihkan kekuasaan dari perdana menteri dan kabinet menteri kepada presiden. Baca: Pemilu Turki, Trump Ucapkan Selamat kepada Erdogan Hasil pemilu 24 Juni menandai transisi Turki ke sistem pemerintahan presidensial dari pemerintahan parlementer. Menurut Dewan Komisi Pemilihan Umum Turki (YSK), Erdogan memenangkan mayoritas mutlak dalam pemilihan presiden dengan 52,5 persen suara. Dalam jajak pendapat parlemen, Aliansi Rakyat Partai Pengembangan dan Keadilan Erdogan (AK) dan Partai Gerakan Nasionalis (MHP) memenangkan 53,6 persen suara. Dalam referendum tahun lalu, mayoritas warga Turki memilih sistem kepresidenan eksekutif. Perubahan politik kini dimulai setelah kemenangan Presiden Tayyip Erdogan dalam pemilu. Jabatan perdana menteri akan dihapus dan Erdogan bisa menyusun dan mengatur kementerian atau memecat pegawai negeri tanpa persetujuan parlemen. Pemerintah telah mengeluarkan keputusan tanpa persetujuan parlemen, sejak darurat negara diberlakukan setelah kudeta militer pada Juli 2016. Darurat negara masih diberlakukan hingga kini meski Erdogan telah berjanji untuk mencabut status darurat negara setelah pemilihan. Dekrit peralihan kekuasaan akan dilaksanakan bertepatan dengan pelantikan Erdogan. Dilansir dari Anadolu, Presiden Recep Tayyip Erdogan akan dilantik untuk pertama kalinya di bawah sistem presidensial pada 9 Juli. Upacara pengambilan sumpah akan diadakan pada pukul 4 sore waktu setempat di gedung parlemen di ibukota Ankara. Kemudian, upacara akan diadakan di kompleks kepresidenan untuk menandai transisi negara Turki yang sebelumnya menerapkan sistem parlementer menuju sistem pemerintahan presidensial. 13 PENUTUP Kesimpulan Sistem pemerintahan merupakan serangkaian cara yang digunakan suatu negara untuk mengatur segala yang berhubungan dengan kepemerintahan dan kenegaraan. Semua negara memiliki sistem tertentu untuk menjalankan roda kepemerintahan. Untuk mengatur negara dan pemerintahannya setiap negara memilih sendiri sistem pemerintahan yang sesuai dengan negaranya. Indonesia, sejak kemerdekaan tahun 1945 Indonesia telah beberapa kali berganti sistem pemerintahan. Pergantian sistem pemerintahan tersebut berakhir setelah dekrit presiden 5 Juli 1959. Setelah dekrit presiden hingga sekarang Indonesia menggunakan sistem pemerintahan presidensial. Setelah dilakukan amandemen UUD 1945, sistem pemerintahan Indonesia tetap presidensial, tetapi yang berbeda, jika periode sebelumnya (Orde Baru) kekuasaan tertinggi berada di MPR, maka tidak demikian setelah dilakukan amandemen. Kekuasaan tertinggi negara seperti sebelum Orde Baru, berada di tangan rakyat. Sedangkan negara Turki yang pada awalnya merupakan kesultanan besar dimasa Dinasti Utsmany, kini telah menjadi Republik Turki. Pemerintah pusat Turki memiliki kuasa besar atas pemerintahan lokalnya. Hal ini dikarenakan bentuk negaranya yang berbentuk kesatuan. Presiden Turki bukan semata-mata “simbol” negara saja. Presiden punya kewenangan mengembalikan seluruh produk undang-undang (kecuali UU Anggaran) kepada Parlemen untuk dipertimbangkan kembali keberlakuannya. Dalam referendum tahun lalu, mayoritas warga Turki memilih sistem kepresidenan eksekutif. Perubahan politik kini dimulai setelah kemenangan Presiden Tayyip Erdogan dalam pemilu. Jabatan perdana menteri akan dihapus dan Erdogan bisa menyusun dan mengatur kementerian atau memecat pegawai negeri tanpa persetujuan parlemen. 14