Uploaded by User12420

lamp 2 a

advertisement
Lampiran 2. Laporan Status Klinik
AKADEMI FISIOTERAPI ”YAB”
YOGYAKARTA
Jl. Ringroad Selatan, Giwangan, Umbulharjo, Jogjakarta
Telp./Fax. (0274) 389290, 448591
LAPORAN STATUS KLINIK
Nama Mahasiswa
: Nada Aprilia Lutfi
Tempat Praktek
: RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
NIM
: 01.16.586
Pembimbing
: Bp. Sutarto, Amd.fis
Tanggal Pembuatan Laporan : 19 Januari 2019
Kondisi
: FT C
I. Keterangan Umum Penderita
Nama
: Ny. WH
Umur
: 52 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pekerjaan
: PNS Guru Olahraga
Alamat
: Candi Wetan Rt.09 Rw.05, Karang Wuluh, Temon
II. Data-Data Medis Rumah Sakit
A. Diagnosis Medis
Hernia Nucleus Pulposus L5-S1
B. Catatan Klinis
1) Agustus 2018 pasien periksa ke RS PKU Muhammadiyah Gamping
2) 29 September 2018 pasien diperiksa MRI lumbal
3) Kesan MRI :
Magnetic Resonance Imaging (MRI) pada daerah lumbal yang
dilakukan pada tanggal 29 September 2018, dengan hasil Telah
dilakukan pemeriksaan MRI Lumbal, tanpa bahan kontras IV dengan
menggunakan spinal surface coil sequence T1 TSE dan T2 TSE,
potongan axial dan dagital. Didapatkan hasil tak nampak penebalan
soft tissue, tampak kelengkungan vertebra lumbal normal, tak tampak
spondylosis maupun spondylolisthesis. Tampak bulging discus
intervertebralis VL V- VS I, tampak multiple protusio discus
intervertebralis VL III, VL IV-V, terutama pada daerah VL IV-V
menyebabkan stenosis canalis spinalis.
C. Rujukan Fisioterapi Dari Dokter
Mohon dilikakukan tindakan fisioterapi pada pasien yang bernama Ny WH
Dengan diagnosa Hernia Nucleus Pulposus L5-S1
III. Segi Fisioterapi
A. Data Fisioterapi
1. Anamnesis (Auto Anamnesis)
a. Keluhan Utama
Sakit pinggang yang menjalar sampai tungkai kirinya,
rasanya seperti terbakar.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada bulan Maret 2018 pasien merasakan nyeri pinggang
dan kesemutan yang menjalar pada tungkai kiri. Pasien
merasakan nyerinya seperti terbakar, tetapi tidak dihiraukan dan
pasien hanya minum obat pereda nyeri dan Neurobion Forte,
karena sakit semakin bertambah maka pasien berobat ke Poli
Saraf di RS PKU Muhammadiyah Gamping pada bulan Agustus
2018 dan di beri suntikan pada daerah pinggang. Tanggal 29
September 2018 pasien diperiksa MRI lumbal, dan dokter
mengatakan ada saraf kejepit. Dokter kemudian memberi obatobatan saraf dan pasien dirujuk untuk melakukan tindakan
fisioterapi di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Saat ini pasien
masih mengeluh nyeri menjalar rasanya seperti terbakar terutama
saat bekerja, duduk dan berdiri terlalu lama, berjalan jauh, sholat
pada posisi rukuk, sedangkan
nyeri berkurang saat pasien
beristirahat.
c.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat penyakit gula, pasien pernah jatuh
terduduk karena terpeleset di teras rumah 10 tahun yang lalu
pasien merasa sakit pada bagian tulang ekor dan hanya diolesi
dengan balsem, pasien tidak mempunyai riwayat hipertensi dan
asam urat.
d. Riwayat Pribadi.
Pasien adalah guru olah raga yang kesehariannya
mengajar dengan berdiri, membungkuk dan duduk terlalu lama.
Pasien
berangkat
ke
kantor
menggunakan
motor
tanpa
menggunakan korset sehingga menimbulkan rasa sakit pada
pinggang bawah. Pasien juga mempunyai hobi yaitu senam
aerobik.
e. Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang pernah mengalami
sakit atau keluhan serupa seperti yang dialami pasien.
f.
Anamnesis Sistem
1) Kepala dan leher
Tidak ada keluhan pusing, sakit kepala maupun kaku leher.
2) Sistem kardiovaskuler
Tidak ada keluhan nyeri dada maupun dada berdebar – debar.
3) Sistem respirasi
Tidak ada keluhan sesak nafas, batuk.
4) Sistem gastrointestinal
Tidak ada keluhan mual dan muntah, buang air besar lancar
dan terkontrol.
5) Sistem urogenitalis
Buang air kecil lancar dan terkontrol.
6) Sistem muskuloskeletal
Pasien mengeluh sakit pada pinggang bawah
7) Sistem nervorum
Saat ini pasien tidak mengeluh ada rasa kesemutan seperti
dahulu, tetapi pasien mengeluh sakit pinggang yang menjalar
sampai tungkai kiri rasanya seperti terbakar.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda – Tanda Vital
1) Tekanan darah
: 110/80 mmHg
2) Denyut nadi
: 80 kali / menit
3) Frekunsi Pernapasan
: 22 kali / menit
4) Temperatur
: 36,5⁰C
b. Antropometri
1) Berat badan
: 50 kg
2) Tinggi badan
: 153 cm
3) IMT
: 50 kg/(1,53)2 m= 21,3 kg/m2
c. Inspeksi
1) Statis
Pasien tidak menggunakan korset lumbal, tak tampak
kemerahan pada daerah lumbal, tak tampak edema pada
daerah pinggang, tampak bahu pasien tidak simetris yaitu lebih
tinggi bahu sebelah kiri.
2) Dinamis
Pasien datang tanpa menggunakan alat bantu, pasien
terlihat pelan-pelan saat bangun dari tempat tidur ke posisi
duduk dan saat duduk ke posisi berdiri dilakukan secara
perlahan.
d. Palpasi
Adanya spasme pada otot m.erector spine, ada nyeri tekan
pada m. erector spine, tidak ada pitting oedema pada daerah
lumbal, tidak ada perbedaan suhu lokal antara pinggang kanan
dan kiri.
e. Perkusi
Tidak dilakukan
f. Auskultasi
Tidak dilakukan
g. Gerakan Dasar
1) Gerak pasif
Tidak dilakukan
2) Gerak aktif
Gerakan fleksi lumbal tidak full ROM, ada nyeri dan
koordinasi gerak baik, gerakan ekstensi full ROM, tidak ada
nyeri dan koordinasi gerak baik, gerak fleksi lateral kanan tidak
full ROM, adanya nyeri dan koordinasi gerak baik, gerak fleksi
lateral kiri full ROM, tidak ada nyeri dan koordinasi gerak baik.
3) Gerak isometrik melawan tahanan
Tidak dilakukan
h. Kognitif, Intra personal, Inter personal
1) Kognitif
:Baik, pasien mampu menjawab dan
menceritakan riwayat penyakitnya.
2) Intrapersonal
:Baik, pasien memiliki motivasi tinggi untuk
sembuh.
3) Interpersonal
: Baik, pasien mampu mengikuti instruksi
dan berkomunikasi dengan terapis.
i. Kemampuan Fungsional dan Lingkungan Aktivitas
1) Fungsional Dasar
Pasien mengalami kesulitan pada saat posisi membungkuk,
pasien tidak mengalami kesulitan pada saat posisi tidur ke
duduk, pasien merasakan sakit pada saat tidur miring ke
kanan.
2) Fungsional Aktivitas
Pasien mengalami kesulitan saat bekerja, mengambil barang
yang letaknya di bawah dan sholat pada posisi rukuk, jalan
jauh, duduk lama dan berdiri lama.
3) Lingkungan Aktivitas
Lingkungan tempat tinggal pasien mendukung kesembuhan
pasien seperti kamar mandi berada di dalam kamar pasien
sehingga mudah untuk dijangkau, pasien menggunakan WC
duduk dan tidak terlalu banyak trap atau anak tangga di rumah.
Untuk aktivitas sosial dalam bermasyarakat pasien masih
mampu mengikuti arisan, bekerja dan pengajian disertai nyeri.
3. Pemeriksaan Spesifik
a. Tes provokasi nyeri, hasilnya:
1) Tes Laseque
: negatif
2) Tes Bragad
: negatif
3) Tes Neri
: negatif
4) Tes Valsava Manuver
: positif
5) Tes Naffziger
: positif
b. Nyeri dengan VAS
Nyeri
Nyeri diam
Nyeri tekan pada m. erector spine
Nilai
2,3 cm
2,1 cm
Nyeri gerak
4,3 cm
c. Pemeriksaan spasme otot dengan palpasi
Otot
M. erector spine
Spasme
Ada
d. Pemeriksaan LGS dengen midline
Gerakan
Fleksi
Ekstensi
Fleksi lateral kanan
Fleksi lateral kiri
Posisi awal (cm)
55
55
64
64
Posisi akhir (cm)
58
50
48
43
LGS (cm)
3
5
16
11
e. Pemeriksaan kemampuan aktivitas fungsional dengan Owestry
Disability Index (ODI)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Aktivitas fungsional
Intensitas nyeri
Perawatan diri
Aktivitas mengangkat
Berjalan
Duduk
Berdiri
Tidur
Aktivitas seksual
Kehidupan sosial
Rekreasi
Jumlah
Nilai total (19)/50 X 100 %= 38 %
f.
Skor
2
1
2
3
3
2
1
1
2
2
18
(Moderate Disability)
Pemeriksaan tes dermatom
Bagian
Tajam-tumpul: pantat bagian lateral, paha
belakang bagian lateral, paha bagian lateral,
betis bagian lateral, maleolus lateralis, tumit
bagian lateral, lateral jari ke 5 dan medial ibu
jari kaki kiri
Kasar-halus: pantat bagian lateral, paha
belakang bagian lateral, paha bagian lateral,
betis bagian lateral, maleolus lateralis, tumit
bagian lateral, lateral jari ke 5 dan medial ibu
jari kaki kiri.
Hasil
Maksimal
Maksimal
B. Interprestasi Data / Diagnosis Fisioterapi
1. Impairment
Dari pemeriksaan ini didapatkan adanya nyeri diam, nyeri tekan pada
m. erector spine dan nyeri gerak aktif pada lumbal, spasme pada
m.erector spine, keterbatasan gerak fleksi dan fleksi lateral kanan.
2. Functional Limitation
Pasien mengalami lesulitan mengambil barang yang letaknya di
bawah, kesulitan saat bekerja, duduk dan berdiri terlalu lama, berjalan
jauh, sholat pada posisi rukuk .
3. Participation Restriction
Dari pemeriksaan didapatkan hasil pasien masih bisa bersosialisasi
dengan masyarakat seperti arisan dan bekerja tetapi dengan rasa
nyeri.
C. Program / Rencana Fisioterapi
1. Tujuan
a.
Tujuan jangka pendek
1) Mengurangi spasme m. erector spine
2) Mengurangi nyeri diam, nyeri tekan pada m. erector spine dan
nyeri gerak aktif pada lumbal
3) Meningkatkan LGS vertebra lumbal
b. Tujuan jangka panjang
Meningkatkan dan kemampuan fungsional pasien
mungkin.
seoptimal
2. Tindakan Fisioterapi
a. Teknologi Fisioterapi
1) Teknologi Alternatif
IR, MWD, SWD, TENS, US, traksi lumbal dan terapi latihan
2) Teknologi Terpilih
IR, TENS, traksi lumbal dan terapi latihan
3) Teknologi yang dilaksanakan
IR, TENS, traksi lumbal dan terapi latihan
b. Edukasi
1)
Pasien diajarkan untuk memakai korset lumbal jika beraktivitas
dengan cara pemakaian yang benar seperti yang telah
diajarkan yaitu pengunaan korset bagian kecil yang sedikit
mengerucut berada pada bagian atas dan yang lebih besar
pada bagian bawah, lempengan besi berada tepat pada
pinggang bagian belakang, lalu dipasang kait pada bagian
depan pemasangan tidak terlalu kencang dan tidak terlalu
longgar. Korset dilepas pada saat tidur dan mandi.
2) Pada saat akan mengangkat atau mengambil barang yang
berada di bawah, pasien diajarkan untuk jongkok terlebih
dahulu dan pinggang tetap dalam keadaan lurus kemudian
berdiri
3) Ketika akan bersin, pasien dianjurkan untuk menahan
bersinnya, agar tidak terlalu mengejan sehingga nyeri tidak
bertambah berat.
4) Pasien diajarkan untuk mengompres air hangat pada bagian
pinggang yang nyeri , selama 10 menit 2 kali sehari pagi dan
sore.
5) Pasien diajarkan untuk melakukan latihan-latihan seperti yang
telah diajarkan oleh terapis, dilakukan 2 kali sehari.
6) Pasien diajarka tidur dengan posisi tidur telentang bantal tidak
terlalu tinggi, memakai bantal hingga bahu, kasur yang
digunakan tidak terlalu empuk dan tidak terlalu keras,
menggunakan gulungan
handuk
pada
pinggang
bawah
sewaktu tidur telentang selama 30 menit sehari untuk
membentuk lordotik dan relaksasi otot daerah lumbal.
7) Apabila hendak bangun dari tidur, pasien diajarkan miring
terlebih dahulu dan menurunkan kedua kaki, kemudian bangun
dari tidur dengan tumpuan lengan.
8) Olah raga yang dianjurkan adalah renang
3. Rencana Evaluasi
a. Evaluasi nyeri dengan VAS
b. Evaluasi spasme dengan palpasi
c. Evaluasi LGS lumbal dengan dengan midline
d. Evaluasi aktivitas fungsional dengan ODI
D. Prognosis
Quo ad Vitam
: bonam
Quo ad Sanam
: dubia ad bonam
Quo ad fuingsionam
: dubia ad bonam
Quo ad Cosmeticam
: dubia ad bonam
E. Pelaksanaan Fisioterapi
a. Infra Merah
a)
Persiapan alat
Pastikan alat yang digunakan dalam kondisi baik dan siap
digunakan. Cek kabel tidak ada yang terkelupas dan lampu dalam
kondisi baik
b) Persiapan tempat
Pastikan tempat bersih dan rapi
c) Persiapan pasien
Pastikan pasien tidak kontra indikasi dengan terapi Infra Merah.
Beri penjelasan kepada pasien tentang apa yang akan dirasakan
dan manfaat diberikannya terapi Infra Merah. Lakukan tes sensasi
rasa panas dingin kepada pasien. Bila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan pasien harus segera memberitahukan kepada terapis.
d) Pelaksanaan terapi
Pelaksanaan terapi dilakukan dengan memposisikan pasien
tengkurap diatas bed, lalu nyalakan alat pastikan sinar Infra Merah
berada tegak lurus pada daerah yang diterapi, beri jarak 40 cm.
Atur waktu terapi 15 menit. Selama terapi, 5 menit sekali harus
dikontrol perasaan panas dari pasien yang sifatnya subjektif,
apabila terlalu panas bisa dikurangi
dengan menjauhkan jarak
Infra Merah. Setelah terapi selesai, Infra Merah dikembalikan ke
posisi semula.
b. TENS
a) Persiapan alat
Persiapan alat TENS, periksa kabel dan elektrode yang sudah
dibasahi dengan air, siapkan sandbag atau pengikat. Siapkan air
untuk membasahi elektrode bila sewaktu-waktu elektrode kurang
basah. Sebelum digunakan pada pasien lakukan pemanasan
pada alat terlebih dahulu. Kemudian lakukan tes alat apakah alat
bekerja dengan baik yaitu dengan cara terapis mencoba pada
dirinya sendiri.
b) Persiapa tempat
Pastikan tempat yang digunakan bersih dan rapi
c) Persiapan pasien
Posisi pasien tidur tengkurap di atas bed. Bersihkan kulit pasien
dengan menggunakan handuk. Lakukan tes sensibilitas tajam
tumpul pada daerah yang akan diterapi, hasilnya pasien tidak
mengalami gangguan sensasi. Kemudian berikan penjelasan
kepada pasien tentang apa yang akan dirasakan selama terapi
yaitu rasa tertusuk-tusuk halus.
d) Pelaksanaan terapi
Pelaksanaan terapi menggunakan empat elektrode yaitu dua
elektrode diletakkan di S1 dan di pantat bagian lateral sebelah kiri,
dan dua elektrode diletakkan di daerah popliteal kiri dan mateolus
lateralis sebelah kiri. Dengan arus asymetri, frekuensi 60 Hz,
durasi 150 microdetik dengan waktu 15 menit, naikkan intensitas
perlahan-lahan sampai terasa ada arus masuk tubuh yaitu 38,5
mA. Setelah terapi berjalan 5 menit periksalah pasien untuk
mengetahui apa yang dirasakan. Jika pasien tidak lagi merasakan
arus maka intensitas harus dinaikan. Setelah terapi selesai mesin
dimatikan dan lepas elektrode dari pasien.
c. Traksi lumbal
a) Persiapan alat
Bed traksi dirapikan dan pelvic belt diposisikan berada di atas bed.
b) Persiapan tempat
Pastikan tempat bersih dan rapi
c) Persiapan pasien
Pasien diperiksa vital sign, perlu ditanyakan pada pasien apakah
ada keluhan pusing, mata berkunang-kunang, mual dan lain-lain.
d) Pelaksanaan terapi
Posisi pasien tidur telentang, pasang pelvic belt pada pinggang
bawah pasien dan harus mengelilingi pinggang, lalu hubungkan
dengan mesin traksi. Lutut pasien disangga oleh guling sehingga
hip dalam keadaan fleksi 85° dan eksorotasi 10°-15° serta lutut
dalam keadaan fleksi 85°-90°. Pilih jenis tarikan yaitu intermittent,
atur beban tarikan 1/3-1/2 BB pasien yaitu 25 kg, kemudian atur
waktu selama 15 menit untuk terapi pertama, terapi kedua dan
seterusnya selama 30 menit, lalu tekan tombol start. Selama terapi
tanyakan pada pasien apakah ada keluhan pusing atau nyeri dan
perhatikan mimik wajah pasien. Setelah selesai, matikan alat,
lepaskan pelvic belt dan rapikan tempat traksi
d. Pilates Exercise
a) Pelvic Tilt
Posisi pasien tidur telentang dengan lutut ditekuk, tarik napas lalu
kendorkan perut, dengan perlahan-lahan angkat panggul ke atas
menjauhi matras tetapi pinggang masih tetap menempel di matras,
pertahankan 8 hitungan dan diulang 5 kali.
b) Shoulder Bridge
Posisi pasien tidur telentang, tangan di samping tubuh dan lutut
ditekuk, pasien diminta untuk bernapas biasa, lalu angkat pelvis
pelan-pelan menjauhi matras dengan bahu sebagai tumpuan,
pertahankan 8 hitungan dan diulangi 5 kali.
c) Hamstring Stretch
Posisi pasien tidur telentang dengan satu tungkai lututnya ditekuk
dan tungkai satunya lurus lalu di angkat ke atas, pertahankan
tungkai lurus dengan mengaitkan tangan sampai terasa tertarik
pada paha bagian belakang, atur napas dan tetap rileks,
pertahankan 8 hitungan dan diulangi 5 kali.
d) Spine Stretch
Posisi awal tidur telentang, satu tungkai lurus dan satunya ditekuk.
Kaki kiri diletakkan di atas tungkai kanan bawah. Kedua lengan
lurus tegak lurus dengan tubuh. Tungkai yang ditekuk dibawa ke
samping tubuh sisi berlawanan sampai pinggang bawah terasa
terulur. Selama gerakan kedua lengan tetap menempel di lantai.
Gerakan ini ditahan 8 hitungan dan diulangi 5 kali.
e) Lateral Breathing Pilates
Posisi pasien duduk dan kedua tangan memegang tulang rusuk
bagian bawah, pasien diminta untuk menarik napas melalui hidung
dengan mengembangkan paru bawah sehingga tangan terasa
terdorong ke samping, lalu hembus perlahan melalui mulut, latihan
tersebut diulang 6 kali.
F. Evaluasi
a. Evaluasi spasme dengan palpasi
Spasme
T1 (4/2/19)
T2 (8/2/19)
T3 (11/2/19)
T4 (18/2/19)
Hasil
Ada spasme
Ada spasme
Ada spasme
Spasme berkurang
b. Evaluasi derajat nyeri dengan VAS
Nyeri
Nyeri diam
Nyeri tekan pada m. erector spine
Nyeri gerak aktif
T1
4/2/19
2,3 cm
2,1 cm
4,3 cm
Hasil Pemeriksaan
T2
T3
8/2/19 11/2/19
2,1 cm 2,1 cm
1,3 cm 1,3 cm
4,3 cm 3,5 cm
T4
18/2/19
1,5 cm
0,7 cm
3,1 c,m
c. Evaluasi LGS lumbal dengan midline
Gerakan
Fleksi
Fleksi lateral kanan
T1
4/2/19
3
11
Hasil Pemeriksaan (cm)
T2
T3
8/2/19
11/2/19
3
4
11,5
14
T4
18/2/19
4
14
d. Evaluasi aktivitas fungsional dengan ODI
Bagian
Intensitas nyeri
Perawatan diri
Aktivitas mengangkat
Berjalan
Duduk
Berdiri
Tidur
Aktivitas seksual
Kehidupan sosial
Berpergian
Jumlah
Presentase
Kategori
T1 (4/2/19)
2
1
2
3
3
2
1
1
2
2
19
38%
Moderate disability
T4 (18/2/19)
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
8
16%
Minimal disability
Download