Uploaded by User12393

docslide. makalah-dan-askep-epilepsi-jadi

advertisement
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
MAKALAH ASUHAN KEPERWATAN SISTEM NEUROBAHAVIOR
PADA PASIEN DENGAN EPILEPSI
Disusun Oleh:
Kelas 3B
Lelik Agustrianti
11.0700.S
Rizky Metiyas Tuti
11.0739.S
STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
2013/2014
1
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
1/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologis yang utama. Pada dasarnya
epilepsi merupakan suatu penyakit Susunan Saraf Pusat (SSP) yang timbul akibat
adanya ketidak seimbangan polarisasi listrik di otak. Ketidak seimbangan polarisasi
listrik tersebut terjadi akibat adanya fokus-fokus iritatif pada neuron sehingga
menimbulkan letupan muatan listrik spontan yang berlebihan dari sebagian atau
seluruh daerah yang ada di dalam otak. Epilepsi sering dihubungkan dengan
disabilitas fisik, disabilitas mental, dan konsekuensi psikososial yang berat bagi
penyandangnya (pendidikan yang rendah, pengangguran yang tinggi, stigma sosial,
rasa rendah diri, kecenderungan tidak menikah bagi penyandangnya).
Penyandang epilepsi pada masa anak dan remaja dihadapkan pada masalah
keterbatasan interaksi sosial dan kesulitan dalam mengikuti pendidikan formal.
Mereka memiliki risiko lebih besar terhadap terjadinya kecelakaan dan kematian yang
berhubungan dengan epilepsi.
Penanganan terhadap penyakit ini bukan saja menyangkut penanganan
medikamentosa dan perawatan belaka, namun yang lebih penting adalah bagaimana
meminimalisasikan dampak yang muncul akibat penyakit ini bagi penderita dan
keluarga maupun merubah stigma masyarakat tentang penderita epilepsi.
2
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
1/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
B. Tujuan Umum
Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah.
Tujuan Khusus
Dengan disusunnya makalah ini penulis mengharapkan pembaca dapat :
1. Mahasiswa megetahui definisi Epilepsi.
2. Mahasiswa mengetahui etiologi Epilepsi.
3. Mahasiswa megetahui patofisiologi Epilepsi.
4. Mahasiswa megetahui pathway Epilepsi.
5. Mahasiswa mengetahui klasifikasi kejang pada Epilepsi.
6. Mahasiswa megetahui manifestasi klinis dan perilaku pada Epilepsi.
7. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan diagnostic pada Epilepsi.
8. Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan pada Epilepsi.
9. Mahasiswa megetahui pencegahan pada Epilepsi.
10. Mahasiswa mengetahui pengobatan pada Epilepsi.
11. Mahasiswa mengetahui komplikasi pada Epilepsi.
3
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
1/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Epilepsy adalah kompleks gejala dari beberapa kelainan fungsi otak yang
ditandai dengan terjadinya kejang secara berulang. Dapat berkaitan dengan
kehilangan kesadaran, gerakan yang berlebihan, atau kehilangan tonus atau gerakan
otot, dan gangguan prilaku suasana hati, sensasi dan persepsi (Brunner dan suddarth,
2000).
Kejang adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tiba-tiba yang
mengakibatkan suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau memori yang besifat
sementara. Istilah epilepsy biasanya merupakan suatu kelaianan yang bersifat kronik
yang timbul sebagai suatu bentuk kejang berulang (Hudak dan Gallo, 1996).
Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejala
yang datang dalam serangan –
serangan,berulang-ulang yang disebabkan lepas
muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak yang bersifat reversible dengan berbagai
etiologi.Serangan adalah suatau gejala yang timbulnya tiba-tiba dan menghilang
secara tiba-tiba pula.
B. Klasifikasi.
1. Epilepsi Umum.
a) Grand mal.
Epilepsi grand mal ditandai dengan timbulnya lepas muatan listrik
yang berlebihan dari neuron diseluruh area otak-di korteks, di bagian
dalam serebrum, dan bahkan di batang otak dan talamus. Kejang grand
mal berlangsung selama 3 atau 4 menit.
b) Petit mal.
4
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
1/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
Epilepsi ini biasanya ditandai dengan timbulnya keadaan tidak sadar
atau penurunan kesadaran selama 3 sampai 30 detik, di mana selama
waktu serangan ini penderita merasakan beberapa kontraksi otot seperti
sentakan (twitch- like),biasanya di daerah kepala, terutama pengedipan
mata.
c) Epilepsi Jenis Focal / Parsial.
Epilepsi fokal dapat melibatkan hampir setiap bagian otak, baik regio
setempat pada korteks serebri atau struktur-struktur yang lebih dalam
pada serebrum dan batang otak. Epilepsi fokal disebabkan oleh resi
organik setempat atau adanya kelainan fungsional.
2. Epilepsi Primer (Idiopatik)
Epilepsi primer hingga kini tidak ditemukan penyebabnya, tidak
ditemukan kelainan pada jaringan otak diduga bahwa terdapat kelainan atau
gangguan keseimbangan zat kimiawi dan sel-sel saraf pada area jaringan otak
yang abnormal. Penyebab pada kejang epilepsi sebagian besar belum diketahui
(Idiopatik). Sering terjadi pada:
-
Trauma lahir, Asphyxia neonatorum
-
Cedera Kepala, Infeksi sistem syaraf
-
Keracunan CO, intoksikasi obat/alcohol
-
Demam, ganguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia,
hiponatremia)
-
Tumor Otak
-
Kelainan pembuluh darah
(Tarwoto, 2007)
5
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
1/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
3. Epilepsi Sekunder (Simtomatik)
Epilepsi yang diketahui penyebabnya atau akibat adanya kelainan pada
jaringan otak. Kelainan ini dapat disebabkan karena dibawa sejak lahir atau
adanya jaringan parut sebagai akibat kerusakan otak pada waktu lahir atau
pada masa perkembangan anak, cedera kepala (termasuk cedera selama atau
sebelum kelahiran), gangguan metabolisme dan nutrisi (misalnya hipoglikemi,
fenilketonuria (PKU), defisiensi vitamin B6), faktor-faktor toksik (putus
alkohol, uremia), ensefalitis, anoksia, gangguan sirkulasi, dan neoplasma.
Penyebab step / childhood epilepsi / epilepsi anak-anak:
-
fever / panas
-
genetic causes / faktor genetik
-
head injury / luka di kepala.
-
infections of the brain and its coverings / Radang atau infeksi
pada otak dan selaput otak
-
lack of oxygen to the brain/ kekurangan oksigen, terutama saat
proses kelahiran.
-
hydrocephalus/pembesaran ukuran kepala (excess water in the
brain cavities)
-
disorders of brain development / gangguan perkembangan otak.
C. Klasifikasi Kejang
a. Kejang Mioklonik
Pada kejang mioklonik terjadi kontraksi mendadak, sebentar, dapat
kuat atau lemah sebagian otot atau semua otot, seringkali atau berulang-ulang.
Bangkitan ini dapat dijumpai pada semua umur.
6
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
1/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
b. Kejang Klonik
Pada kejang ini tidak terjadi gerakan menyentak, repetitif, tajam,
lambat, dan tunggal multiple di lengan, tungkai atau torso. Dijumpai terutama
sekali pada anak.
c. Kejang Tonik
Pada kejang ini tidak ada komponen klonik, otot-otot hanya menjadi kaku
pada wajah dan bagian tubuh bagian atas, flaksi lengan dan ekstensi tungkai.
kejang ini juga terjadi pada anak.
d. Kejang Tonik-Klonik
kejang ini sering dijumpai pada umur di atas balita yang terkenal dengan nama
grand mal. Serangan dapat diawali dengan aura, yaitu tanda-tanda yang
mendahului suatu kejang. Pasien mendadak jatuh pingsan, otot-otot seluruh
badan kaku. Kejang kaku berlangsung kira-kira ¼ – ½ menit diikutti kejang
kejang kelojot seluruh tubuh. Bangkitan ini biasanya berhenti sendiri. Tarikan
napas menjadi dalam beberapa saat lamanya. Bila pembentukan ludah ketika
kejang meningkat, mulut menjadi berbusa karena hembusan napas. Mungkin
pula pasien kencing ketika mendapat serangan. Setelah kejang berhenti pasien
tidur beberapa lamanya, dapat pula bangun dengan kesadaran yang masih
rendah, atau langsung menjadi sadar dengan keluhan badan pegal-pegal, lelah,
nyeri kepala.
e. Kejang atonik.
Pada keadaan ini otot-otot seluruh badan mendadak melemas sehingga
pasien terjatuh. Kesadaran dapat tetap baik atau menurun sebentar. Sawan ini
terutama sekali dijumpai pada anak.
7
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
1/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
D. Etiologi.
a. Kelainan yang terjadi selama perkembangan janin/kehamilan ibu, seperti ibu
menelan obat-obat tertentu yang dapat merusak otak janin, mengalami infeksi,
minum alcohol, atau mengalami cidera.
b. Kelainan yang terjadi pada saat kelahiran, seperti kurang oksigen yang
mengalir ke otak (hipoksia), kerusakan karena tindakan.
c. Cidera kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak
d. Tumor otak merupakan penyebab epilepsi yang tidak umum terutama pada
anak-anak.
e. Penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah otak
f. Radang atau infeksi pada otak dan selaput otak
g. Penyakit keturunan seperti fenilketonuria (fku), sclerosis tuberose dan
neurofibromatosis dapat menyebabkan kejang-kejang yang berulang.
h. Kecendrungan timbulnya epilepsi yang diturunkan. Hal ini disebabkan karena
ambang rangsang serangan yang lebih rendah dari normal diturunkan pada
anak
E. Patofisiologi
Secara umum, epilepsi terjadi karena menurunnya potensial membran sel saraf
akibat proses patologik dalam otak, gaya mekanik atau tosik, yang selanjutnya
menyebabkan terlepasnya muatan listrik dari sel saraf tersebut. Penimbunan
acetilkolin setempat harus mencapai konsentrasi tertentu untuk dapat merendahkan
potensial membran sehingga lepas muatan listrik dapat terjadi.
Pada epilepsi (diopatik, tipe grand mal, secara primer muatan listrik
dilepaskan oleh nuklea intralaminares talami. Input dari vortex selebri melalui
8
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
1/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
lintasan aferen aspesifik itu menentukan dengan kesadaran bila mana sama sekali
tidak ada input maka timbulah koma.
Pada grand mal, oleh karena sebab yang belum dapat dipastikan, terjadilah
lepas
muatan
listrik
dari
inti-inti
intralaminan
talamik
secara
berlebihan.
Perangsanagn talamortikalyang berlebihan ini menghasilkan kejang seluruh tubuh dan
sekaligus menghalangi sel-sel saraf yang memelihara kesadaran menerima imfulse
aferen dari dunia luar sehingga kesadaran hilang
F. Gejala Epilepsi
1) Gejala kejang berdasarkan sisi otak yang terkena
Sisi otak yg terkena
Gejala
Lobus frontalis
Kedutan pada otot tertentu
Lobus oksipitalis
Halusinasi kilauan cahaya
Lobus parietalis
Mati rasa atau kesemutan di bagian tubuh tertentu
Halusinasi gambaran dan perilaku repetitif yang
kompleks
Lobus temporalis
misalnya berjalan berputar-putar
Lobus temporalis anterior
Lobus
temporalis
sebelah dalam
Gerakan mengunyah, gerakan bibir mencium
anterior Halusinasi bau, baik yg menyenangkan maupun yg
tidak menyenangkan
9
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
1/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
2) Gejala umum :
-
Tonik : kontraksi otot, tungkai dan siku fleksi, leher dan punggung
melengkung, jeritan epilepsi (aura). 20 – 60 detik.
-
Klonik : spasmus flexi berseling relaksasi, hypertensi, midriasis,
takikardi, hyperhidrosis, hypersalivasi. 40 detik.
-
Pasca Serangan : aktivitas otot terhenti, klien sadar kembali, lesu, nyeri
otot dan sakit kepala, klien tertidur 1-2 jam.
-
Sederhana : tidak terdapat gangguan kesadaran.
-
Komplex : gangguan kesadaran.
G. Pathways
H. Manifestasi klinis
Epilepsy (ILAE) tahun 1981, klasifikasi epilepsi sebagai bnerikut :
-
Sawan Parsial (Fokal, lokal)
Sawan Parsial Sederhana, sawan parsial dengan kesadaran tetap
normal
10
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
10/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
Dengan gejala motorik
Fokal motorik tidak menjalar ; sawan terbatas pada satu
bagian tubuh.
Fokal motorik menjalar : sawan dimulai dari bagian tubuh
dan menjalar meluas kedaerah lain.
Dengan gejala somatosensoris : sawan disertai halusinasi
sederhana yang mengenai kelima panca indera dan bangkitan
yang disertai vertigi.
Somatosensoris : timbul rasa kesemutan atau seperti
ditusuk-tusuk jarum.
Visual : terlihat cahaya
Diserti Vertigo
Dengan gejala atau tanda gangguan saraf otonom (Sensasi
efigastrium, pucat, berkeringat, membera, piloereksi, dilatasi
pupil)
Dengan gejala psikis
Disfasia : gangguan bicara misalnya mengulang suku
kata, kata atau bagian klimat.
Disemnesia ; gangguan proses ingatan misalnya
seperti sudah mengalkami, mendengar, melihat atau
sebaliknya tidak pernah mengalami
Kognitif : gangguan orientasi waktu, meras diri
berubnah
Apektif : merasa sangat senang, susah, marah, takut
11
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
11/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
Ilusi : perubahan persepsi benda yang dilihat tampak
lebih kecil atau lebih besar
Halusinasi : mendengar ada yang bicara, musik,
melihat suatu penomena tertentu dan lain-lain
-
Sawan Parsial Kompleks (disertai gangguan kesadaran)
Serangan Parsial sederhana diikuti gangguan kesadaran : keasadaran
mula-mula baik kemudian menurun
Dengan gejala parsial sederhana
Dengan automatisme, yaitu gerakan-gerakan, prilaku yang
timbul dengan sendirinya
Dengan penurunan kesadaran sejak serangan, kesadaran menurun sejak
permulaan serangan.
Hanya dengan penurunan kesadaran
Dengan automatisme
-
Sawan Parsial yang berkembang menjadi bangkitan umum (Tonik klonik,
tonik, klonik)
1. Sawan parsial sederhana yang berkembang menjasdi bangkitan umum
2. Sawan parsial kompleks yang berkembang menjadi nbangkitan umum
3. Sawan parsial sedrhan yang menjadi bangkitan parsial kompleks lalu
berkembang menjadi bangkitan umum.
4. Sawan Umum (Konvulsif atau nonkonvulsif)
II. Sawan Umum
A. Sawan Lena (Absance)
12
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
11/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
Pada sawan ini, kegiatan yang sedang dikerjakan terhenti, muka tampak
membengong, bola mata dapat memutar keatas, tidak ada reaksi bila diajak
bicara.
1. Lena Tak Khas
Dapat disertai,
a. Gangguan tonus yang lebih jelas
b. Permulaan dan berakhirnya bangkitan tidak mendadak
I. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pungsi Lumbar
Pungsi lumbar adalah pemeriksaan cairan serebrospinal (cairan yang
ada di otak dan kanal tulang belakang) untuk meneliti kecurigaan meningitis.
Pemeriksaan ini dilakukan setelah kejang demam pertama pada bayi.
Pada anak dengan usia > 18 bulan, pungsi lumbar dilakukan jika
tampak tanda peradangan selaput otak, atau ada riwayat yang menimbulkan
kecurigaan infeksi sistem saraf pusat. Pada anak dengan kejang demam yang
telah menerima terapi antibiotik sebelumnya, gejala meningitis dapat tertutupi,
karena itu pada kasus seperti itu pungsi lumbar sangat dianjurkan untuk
dilakukan.
b. EEG (elektroensefalogram)
merupakan pemeriksaan yang mengukur aktivitas listrik di dalam
otak.Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak memiliki resiko.
Elektroda ditempelkan pada kulit kepala untuk mengukur impuls listrik di
dalam otak.
c. EKG (elektrokardiogram)
13
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
11/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan irama jantung sebagai
akibat dari tidak adekuatnya aliran darah ke otak, yang bisa menyebabkan
seseorang mengalami pingsan.
d. Pemeriksaan CT scan dan MRI
dilakukan untuk menilai adanya tumor atau kanker otak, stroke,
jaringan parut dan kerusakan karena cedera kepala.
e. Pemeriksaan laboratorium :
Pemeriksaan darah rutin, darah tepi dan lainnya sesuai indikasi
misalnya kadar gula darah, elektrolit. Pemeriksaan cairan serebrospinalis (bila
perlu) untuk mengetahui tekanan, warna, kejernihan, perdarahan, jumlah sel,
hitung jenis sel, kadar protein, gula NaCl dan pemeriksaan lain atas indikasi.
f. Pemeriksaan radiologis :
Foto tengkorak untuk mengetahui kelainan tulang tengkorak, destruksi tulang,
kalsifikasi intrakranium yang abnormal, tanda peninggian TIK seperti
pelebaran sutura, erosi sela tursika dan sebagainya.
g. Arteriografi
untuk mengetahui pembuluh darah di otak : anomali pembuluh darah otak,
penyumbatan, neoplasma / hematome/ abses.
J. Penatalaksanaan
Penatalaksaan epilepsy direncanakan sesuai dengan program jangka panjang dan
dibuat untuk memenuhi kebutuhan khusus masing-masing klien.Tujuan dari
pengobatan adalah untuk menghentikan kejang sesegera mungkin, untuk menjamin
oksigenasi serebral yang adekuat, dan untuk mempertahankan klien dalam status
bebas kejang.
14
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
11/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
K. Pencegahan pada Epilepsi
Upaya sosial luas yang menggabungkan tindakan luas harus ditingkatkan untuk
pencegahan epilepsi. Resiko epilepsi muncul pada bayi dari ibu yang menggunakan
obat antikonvulsi yang digunakan sepanjang kehamilan. Cedera kepala merupakan
salah satu penyebab utama yang dapat dicegah. Melalui program yang memberi
keamanan yang tinggi dan tindakan pencegahan yang aman, yaitu tidak hanya dapat
hidup aman, tetapi juga mengembangkan pencegahan epilepsi akibat cedera kepala.
Ibu-ibu yang mempunyai resiko tinggi (tenaga kerja, wanita dengan latar belakang
sukar melahirkan, pengguna obat-obatan, diabetes, atau hipertensi) harus di
identifikasi dan dipantau ketat selama hamil karena lesi pada otak atau cedera
akhirnya menyebabkan kejang yang sering terjadi pada janin selama kehamilan dan
persalinan.
Program skrining untuk mengidentifikasi anak gangguan kejang pada usia dini, dan
program pencegahan kejang dilakukan dengan penggunaan obat-obat anti konvulsan
secara bijaksana dan memodifikasi gaya hidup merupakan bagian dari rencana
pencegahan ini.
L. Pengobatan
Pengobatan epilepsi adalah pengobatan jangka panjang. Penderita akan diberikan obat
antikonvulsan untuk mengatasi kejang sesuai dengan jenis serangan. Penggunaan obat
dalam waktu yang lama biasanya akan menyebabkan masalah dalam kepatuhan
minum obat (compliance) seta beberapa efek samping yang mungkin timbul seperti
pertumbuhan gusi, mengantuk, hiperaktif, sakit kepala, dll.
Penyembuhan akan terjadi pada 30-40% anak dengan epilepsi. Lama pengobatan
tergantung jenis epilepsi dan etiologinya. Pada serangan ringan selama 2-3th sudah
cukup, sedang yang berat pengobatan bisa lebih dari 5th. Penghentian pengobatan
15
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
11/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
selalu
harus
dilakukan
secara
bertahap.
Tindakan
pembedahan
sering
dipertimbangkan bila pengobatan tidak memberikan efek sama sekali.
Penanganan terhadap anak kejang akan berpengaruh terhadap kecerdasannya. Jika
terlambat mengatasi kejang pada anak, ada kemungkinan penyakit epilepsi, atau
bahkan keterbalakangan mental. Keterbelakangan mental di kemudian hari. Kondisi
yang menyedihkan ini bisa berlangsung seumur hidupnya.
M. Komplikasi
Kerusakan otak akibat hipeksia dan retardasi mental dapat timbul akibat
kejang yang berulang.
Dapat timbul depresi dan keadaan cemas
( Elizabeth, 2001 : 174 )
16
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
11/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
BAB III
ASKEP TEORI
1. DATA DASAR PENGKAJIAN PASIEN.
a. ISTIRAHAT & AKTIVITAS
Gejala : Keletihan, kelemahan umum.
Keterbatasan dalam aktivitas / bekerja yang ditimbulkan oleh diri sendiri /
orang terdekat
Tanda : Perubahan tonus / kekuatan otot.
Gerakan involunter / kontraksi otot ataupun sekelompok otot.
b. SIRKULASI
Gejala : Iktal : Hypertensi, peningkatan nadi, sianosis.
Postiktal : Tanda vital normal atau depresi dengan penurunan nadi dan
pernafasan.
c. INTEGRITAS EGO
Gejala : Stressor eksternal / internal yang berhubungan dengan keadaan dan /
atau
penanganan.
Peka rangsang; perasaan tidak ada harapan / tidak berdaya. Perubahan dalam
berhubungan.
Tanda : Pelebaran rentang respons emosional.
d. ELIMINASI
Gejala : Inkontinensia episodik.
Tanda : Iktal : peningkatan tekanan kandung kemih dan tonus sfingter.
Postiktal : otot relaksasi yang mengakibatkan inkontinensia (baik urine /
17
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
11/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
fekal).
e. CAIRAN MAKANAN
Gejala : Sensitivitas terhadap makanan, mual / muntah yang berhubungan
dengan aktivitas kejang.
Tanda : Kerusakan jaringan lunak / gigi (cedera selama kejang).
Hyperplasia gingival (efek samping pemakaian Dilantin jangka panjang).
f. NEUROSENSORI
Gejala : Riwayat sakit kepala, aktivitas kejang berulang, pingsan, pusing.
Riwayat trauma kepala, anoksia dan infeksi serebral.
Adanya aura (rangsangan visual, auditorius, area halusinogenik).
Postiktal : kelemahan, nyeri otot, area parestese / paralisis.
Tanda : Karakteristik kejang :
Kejang umum.
Kejang parsial (kompleks).
Kejang parsial (sederhana).
g. NYERI / KENYAMANAN
Gejala : Sakit kepala, nyeri otot / punggung pada periode postiktal.
Nyeri abnormal paroksismal selama fase iktal.
Tanda : Sikap / tingkah laku yang berhati-hati.
Perubahan tonus otot.
Tingkah laku gelisah / distraksi.
18
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
11/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
h. PERNAFASAN
Gejala : Fase iktal : gigi mengatup, sianosis, pernafasan menurun / cepat;
peningkatan sekresi mukus.
Fase postiktal : apnea.
i.
KEAMANAN
Gejala : Riwayat terjatuh / trauma, fraktur.
Adanya alergi.
Tanda : Trauma pada jaringan lunak / ekimosis.
Penurunan kekuatan / tonus otot secara menyeluruh.
j. INTERAKSI SOSIAL
Gejala : Masalah dalam hubungan interpersonal dalam keluarga atau
lingkungan
sosialnya.
Pembatasan / penghindaran terhadap kontak sosial.
k. PEMBELAJARAN & PENYULUHAN
Gejala : Adanya riwayat epilepsi pada keluarga. Penggunaan / ketergantungan
obat (termasuk alkohol).
2. PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Mencegah / mengendalikan aktivitas kejang.
2. Melindungi pasien dari cedera.
3. Mempertahankan jalan nafas.
4. Meningkatkan harga diri yang positif.
19
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
11/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
5. Memberikan informasi tentang proses penyakit, prognosis, dan kebutuhan
penanganannya.
3. TUJUAN PEMULANGAN
1. Serangan kejang terkontrol.
2. Komplikasi / cedera dapat dicegah.
3. Mampu menunjukkan citra tubuh.
4. Pemahaman terhadap proses penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan.
20
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
20/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
BAB IV
CONTOH KASUS DAN ASKEP
Pasien a.n F.S berusia 3 tahun 9 bulan, tanggal 8 desember 2011 masuk ke IGD.
Alamat, Jl.kemerdekaan surabaya.Berdasarkan anamnesa, diketahui pasien demam sejak 1
hari yang lalu, kejang 3 kali dengan lama kejang ± 2 menit, pasien memiliki riwayat epilepsy,
pernah dirawat ketika umur 20 bulan (8/12/09 sampai 11/12/09), umur 23 bulan (2/02/10
sampai 5/02/10) , umur 32 bulan (8/11/10) dengan riwayat penyakit yang sama. Berdasarkan
keterangan keluarga pasien, hanya An F.S yang menderita penyakit epilepsi dari
keluarganya.Berdasarkan pemeriksaan fisik diketahui berat badan pasien 19 kg, suhu tubuh
40.2°C. Pasien memiliki riwayat epilepsi.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1) Identitas
Nama
: An. F.S
Umur
: 3 tahun 9 bulan
Jenis Kelamin
: laki-laki
Tanggal masuk : 8 Desember 2011
Alamat
: Jl. Kemerdekaan Surabaya
2) Riwayat penyakit
a) Keluhan utama
Demam dan kejang
b) Riwayat penyakit sekarang
pasien demam sejak 1 hari yang lalu, kejang 3 kali dengan lama kejang
± 2 menit.badannya demam tinggi.
21
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
21/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
c) Riwayat penyakit dahulu
pasien memiliki riwayat epilepsy, pernah dirawat ketika umur 20 bulan
(8/12/09 sampai 11/12/09), umur 23 bulan (2/02/10 sampai 5/02/10) ,
umur 32 bulan (8/11/10) dengan riwayat penyakit yang sama.
d) Riwayat penyakit keluarga
Menurut keluarga pasien, hanya An F.S yang menderita penyakit
epilepsi dari keluarganya.
3) pengkajian selama dan setelah kejang
1. Selama serangan :
-
Apakah ada kehilangan kesadaran atau pingsan.
-
Apakah ada kehilangan kesadaran sesaat atau lena.
-
Apakah pasien menangis, hilang kesadaran, jatuh ke lantai.
-
Apakah disertai komponen motorik seperti kejang tonik, kejang
klonik, kejang tonik-klonik, kejang mioklonik, kejang atonik.
-
Apakah pasien menggigit lidah.
-
Apakah mulut berbuih.
-
Apakah ada inkontinen urin.
-
Apakah bibir atau muka berubah warna.
-
Apakah mata atau kepala menyimpang pada satu posisi.
-
Berapa lama gerakan tersebut, apakah lokasi atau sifatnya berubah
pada satu sisi atau keduanya.
2. Sesudah serangan
-
Apakah pasien : letargi , bingung, sakit kepala, otot-otot sakit,
gangguan bicara
22
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
21/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
-
Apakah ada perubahan dalam gerakan.
-
Sesudah serangan apakah pasien masih ingat apa yang terjadi
sebelum, selama dan sesudah serangan.
-
Apakah terjadi perubahan tingkat kesadaran, pernapasan atau
frekuensi denyut jantung.
-
Evaluasi kemungkinan terjadi cedera selama kejang.
3. Riwayat sebelum serangan
-
Apakah ada gangguan tingkah laku, emosi.
-
Apakah disertai aktivitas otonomik yaitu berkeringat, jantung
berdebar.
-
Apakah ada aura yang mendahului serangan, baik sensori,
auditorik, olfaktorik maupun visual.
4. Riwayat Penyakit
-
Sejak kapan serangan terjadi.
-
Pada usia berapa serangan pertama.
-
Frekuensi serangan.
-
Apakah ada keadaan yang mempresipitasi serangan, seperti
demam, kurang tidur, keadaan emosional.
-
Apakah penderita pernah menderita sakit berat, khususnya yang
disertai dengan gangguan kesadaran, kejang-kejang.
-
Apakah pernah menderita cedera otak, operasi otak
-
Apakah makan obat-obat tertentu
-
Apakah ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga
5. Pemeriksaan fisik
23
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
21/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
Amati penampilan umum klien ; yang meliputi keadaan umum dan
kesadaran.
Pasien terlihat pucat,demam, kesadaran samnolen.
Kaji TTV klien
berat badan pasien 19 kg, suhu tubuh 40.2°C
Kaji sistem integumen klien yang meliputi kuku, kulit, rambut, dan
wajah
Kuku
: panjang , agak kotor
Kulit
: sawo matang
Rambut
: pendek, tebal, agak ikal
Wajah
: pucat, oval
Kaji sitem pulmonary
Gejala : palpitasi.
Tanda : Takikardi, membrane mukosa pucat
Aktivitas
Gejala : kelelahan, malaise, kelemahan.
Tanda : kelemahan otot, somnolen.
Eliminasi
Gejala : diare, nyeri, feses hitam, darah pada urin, penurunan
haluaran urine.
Makanan / cairan
Gejala : anoreksia, muntah, penurunan BB, disfagia.
Tanda : distensi abdomen, penurunan bunyi usus, hipertropi
gusi (infiltrasi gusi mengindikasikan leukemia monositik akut).
Integritas ego
24
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
21/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
Gejala : perasaan tidak berdaya / tidak ada harapan.
Tanda : depresi, ansietas, marah.
Neurosensori
Gejala : penurunan koordinasi, kacau, disorientasi, kurang
konsentrasi, pusing, kesemutan.
Tanda : aktivitas kejang, otot mudah terangsang.
Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen, sakit kepala, nyeri tulang / sendi, kram
otot.
Tanda : gelisah, distraksi.
Pernafasan
Gejala : nafas pendek dengan kerja atau gerak minimal.
Tanda : dispnea, takipnea, batuk.
Keamanan
Gejala : riwayat infeksi saat ini / dahulu, jatuh, gangguan
penglihatan, perdarahan spontan, tak terkontrol dengan trauma
minimal.
Tanda : demam, infeksi, purpura, pembesaran nodus limfe,
limpa atau hati.
Data penunjang : Pemeriksaan hematologi dan serologi
Pencitraan CFT : Type kejang EEG
2. Analisa data
No
Data
Masalah
Penyebab
25
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
21/38
5/27/2018
1.
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
DS:
ibu
klien
mengatakan
anaknya Pola napas tidak efektif
Proses terjadinya epilepsi
batuk,dan nafasnya terlihat sesak.
DO:nafas pendek dengan kerja atau gerak
minimal,dispnea, takipnea, batuk.
2. DS: ibu klien mengatakan anaknya demam
sudah
3
hari
yang
lalu,kejang
Resiko terhadap cedera
terus
perubahan
kesadaran,
kerusakan
kognitif
selama
menerus.
kerusakan
kejang,
atau
mekanisme
DO: klien demam, penurunan koordinasi,
perlindungan diri.
kacau, disorientasi, , pusing, kesemutan.
aktivitas kejang, otot mudah terangsang.
3.
DS: ibu klien mengatakan anaknya slalu Nyeri
perubahan metabolisme
menangis dan wajahnya seperti orang yang
sedang kesakitan.
DO:
secara non verbal menunjukkan
gambar yang mewakili rasa sakit
yang
dialami,menangis
wajah
meringis.
Dari penilaian PQRST dengan
gambar di temukan hasil:
26
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
21/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
P: perubahan metabolisme tubuh
Q: - ( klien menangis)
R:klien menunjuk abdomen dan
kepala.
S: - ( hanya menangis)
4.
DS: keluarga klen mengatakan bahwa
Kurang
mereka tidak mengetahui tentang penyakit
mengenai
epilepsy dan penanganannya.
aturan pengobatan epilepsy
DO:
*
keluarga
klien
pengetahuan keterbatasan kognitif
kondisi
dan
tidak mampu
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
perawat
*keluarga klien tidak mengetahui cara
penanganan epilepsi pada anaknya.
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan utama yang dapat dijumpai pada klien dengan epilepsi, yaitu :
I.
II.
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelelahan otot pernapasan
Resiko terhadap cedera yang berhubungan dengan perubahan kesadaran,
kerusakan kognitif selama kejang, atau kerusakan mekanisme perlindungan
diri.
III.
Nyeri berhubungan dengan perubahan metabolisme, ditandai dengan : klien
secara non verbal menunjukkan gambar yang mewakili rasa sakit yang
dialami,menangis wajah meringis.
27
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
21/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
IV. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan aturan pengobatan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif, kurang pemajanan, atau kesalahan interpretasi
informasi
4. Perencanaan Keperawatan
No Dx kep
Tujuan/kriteria hasil
1
Pola napas tidak
Setelah
efektif
keperawatan selama 3X24 jam,
ttv klien
berhubungan
diharapkan klien tidak lagi
2. Tinggalkan
dengan kelelahan
mengalami
otot pernapas
napas dengan kriteria hasil :
dilakukan
Intervensi
tindakan
gangguan
pola
1. Pantau Ku dan
Rasional
1. Mengetahui
keadaan klien
2. Memfasilitasi
pakaian pada
usaha
daerah
bernapas/ekspans
leher/dada,
i dada
- RR dalam batas normal
abdomen
3.
Dapat mencegah
sesuai umur
3. Masukkan
-
Nadi
dalam
normal sesuai umur
batas
tergigitnya lidah,
spatel
dan
lidah/jalan
memfasilitasi
napas buatan.
saat melakukan
penghisapan
lendir,
atau
memberi
sokongan
pernapasan jika
4. berikan
kolaborasi O2
sesuai
diperlukan
4. Dapat
menurunkan
hipoksia serebral
28
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
21/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
kebutuhan.
2
Nyeri
Setelah
dilakukan
berhubungan
keperawatan selama 3X24 jam,
dengan
kerkteristik nyeri
dengan
diharapkan
menggunakan
pasien.
perubahan
berkurang
metabolisme,
hasil:
nyeri
dengan
tindakan
klien
kriteria
1. Kaji
PQRST
media gambar
2. Berikan posisi
ditandai dengan :
1. Mengetahui
2. Posisi
yang
nyaman
dapat
yang nyaman
memberikan
sesuai
efek
malsimal
kebutuhan
untuk
relaksasi
1. Klien secara non verbal
klien secara non
menunjukkan
gambar
verbal
yang
mewakili
menunjukkan
3. Berikan
otot
penurunan rasa nyeri
gambar
yang
lingkungan
3. Rangsang yang
yang dialami
mewakili
rasa
yang nyaman
berlebihan
dari
bagi klien
lingkungan
2. Klien tidak menangis
sakit
yang
lagi
dialami,menangis
3.
4. Kolaborasi
dapat
Wajah klien tampak
wajah meringis.
untuk
memperberat
pemberian
rasa nyeri
ceria
obat analgesic
4. Obat
analgesic
dapat
meminimalkan
rasa nyeri
3
Resiko terhadap
Setelah
cedera
keperawatan selama 3X24 jam,
karakteristik
seberapa
berhubungan
diharapkan
kejang
tingkatan kejang
dengan
mengurangi risiko cidera pada
yang
dilakukan
klien
tindakan
dapat
1. Kaji
2. Jauhkan
1. mngetahui
yang
besar
dialami
29
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
21/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
perubahan
pasien
pasien
dari
pasien.
kesadaran,
benda
benda
2. Benda
tajam
kerusakan
tajam
/
dapat
melukai
kognitif
selama
kejang,
atau
kerusakan
membahayaka
dan mencederai
n bagi pasien
3. Segera
mekanisme
letakkan
perlindungan
sendok
diri.
mulut
fisik pasien
3. Dengan
meletakkan
di
sendok diantara
pasien
rahang atas dan
yaitu diantara
rahang
bawah,
rahang pasien
maka
resiko
4. Kolaborasi
pasien menggigit
dalam
lidahnya
pemberian
terjadi dan jalan
obat
anti
nafas
kejang
tidak
pasien
menjadi
lebih
lancar.
4.
Obat anti kejang
dapat
mengurangi
derajat
yang
kejang
dialami
pasien, sehingga
resiko
untuk
cidera
pun
30
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
30/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
berkurang
4
Kurang
Setelah
dilakukan
tindakan
1. Kaji
pengetahuan
keperawatan selama 1X3 jam,
pendidikan
mengetahui
keluarga
diharapkan:
dan
seberapa
jauh
pengetahuan
informasi
yang
keluarga klien.
telah
berhubungan
tingkat
1. untuk
1) pengetahuan
dengan
mereka
keluarga meningkat
kurangnya
ketahui,sehingga
2) keluarga mengerti
informasi
pengetahuan
dengan
proses
yang
nantinya
akan
diberikan
penyakit epilepsy
3) keluarga klien tidak
dapat
bertanya
dengan
2. Libatkan
tentang
sesuai
lagi
penyakit,
kebutuhan
keluarga
perawatan
dan
dalam
kondisi klien.
setiap
tindakan pada
klien.
keluarga
2. agar
keluarga
dapat
memberikan
penanngan yang
3.
Jelaskan pada
tepat jika suatu-
keluarga klien
waktu
tentang
mengalami
penyakit
kejang
kejang demam
berikutnnya.
melalui
penkes.
klien
3. untuk
meningkatkan
31
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
31/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
4. Beri
pengetahuan
kesempatan
4. untuk
pada keluarga
mengetahui
untuk
seberapa
jauh
menanyakan
informasi
yang
hal
sudah dipahami
yang
belum
dimengerti.
5. Implementasi
No
Hari/Tgl
dx.kep
1
Kamis/8
sep 1 dan 3
2011, jam...
Implementasi
paraf
1. Pantau Ku dan ttv klien
2. Tinggalkan pakaian pada daerah
leher/dada, abdomen
3. Masukkan spatel lidah/jalan napas
buatan.
4. berikan kolaborasi O2 sesuai
dan
5. Kaji karakteristik kejang
6. Jauhkan pasien dari benda benda
tajam / membahayakan bagi pasien
7. Segera letakkan sendok di mulut
pasien yaitu diantara rahang pasien
32
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
31/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
Kolaborasi dalam pemberian obat
anti kejang
2
Jumat/9
sep 2 dan 3
1. Kaji PQRST dengan menggunakan
media gambar
2011
2. Berikan posisi yang nyaman sesuai
kebutuhan
3. Berikan lingkungan yang nyaman
bagi klien
4. Kolaborasi untuk pemberian obat
analgesic
dan
1. Kaji karakteristik kejang
2. Jauhkan pasien dari benda benda
tajam / membahayakan bagi pasien
3.
Segera letakkan sendok di mulut
pasien yaitu diantara rahang pasien
Kolaborasi dalam pemberian obat anti
kejang
3
Sabtu/10
2011
sep
4
1. Kaji
tingkat
pendidikan
dan
pengetahuan keluarga klien.
33
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
31/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
2. Libatkan keluarga dalam setiap
tindakan pada klien.
3.
Jelaskan
pada
keluarga
klien
tentang penyakit kejang demam
melalui penkes.
4. Beri kesempatan pada keluarga
untuk menanyakan hal yang belum
dimengerti
6. Evaluasi
no
Dx. Kep
1
Pola
Evaluasi
napas
tidak
efektif
berhubungan dengan kelelahan
Paraf
RR dalam batas normal sesuai umur
Nadi dalam batas normal sesuai umur
otot pernapasan
2
Nyeri
berhubungan
dengan
perubahan metabolisme, ditandai
Klien secara non verbal menunjukkan gambar yang
mewakili penurunan rasa nyeri yang dialami,
dengan : klien secara non verbal
Klien tidak menangis lagi
menunjukkan
gambar
yang
sakit
yang
Wajah klien tampak ceria
mewakili
rasa
dialami,menangis wajah meringis
34
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
31/38
5/27/2018
3
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
Resiko
terhadap
cedera
yang
Dapat mengurangi risiko cidera pada pasien
berhubungan dengan perubahan
Kriteria pengkajian fokus makna klinis
kesadaran,
4
kerusakan
kognitif
selama kejang, atau kerusakan
1. Riwayat kejang
mekanisme perlindungan diri.
2. Tingkatan kejangnya
Kurang
pengetahuan
keluarga
Pengetahuan keluarga meningkat
berhubungan dengan kurangnya
Keluarga mengerti dengan proses penyakit
informasi
epilepsy
Keluarga klien tidak bertanya lagi tentang
penyakit, perawatan dan kondisi klien.
35
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
31/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Epilepsy adalah kompleks gejala dari beberapa kelainan fungsi otak yang
ditandai dengan terjadinya kejang secara berulang. Dapat berkaitan dengan
kehilangan kesadaran, gerakan yang berlebihan, atau kehilangan tonus atau gerakan
otot,
Epilepsi disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
a. Kelainan yang terjadi selama perkembangan janin/kehamilan ibu, seperti ibu
menelan obat-obat tertentu yang dapat merusak otak janin, mengalami infeksi,
minum alcohol, atau mengalami cidera.
b.
Kelainan yang terjadi pada saat kelahiran, seperti kurang oksigen yang
mengalir ke otak (hipoksia), kerusakan karena tindakan.
c. Cidera kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak
d. Tumor otak merupakan penyebab epilepsi yang tidak umum terutama pada
anak-anak.
e. Penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah otak
f. Radang atau infeksi pada otak dan selaput otak
g.
Penyakit keturunan seperti fenilketonuria (fku), sclerosis tuberose dan
neurofibromatosis dapat menyebabkan kejang-kejang yang berulang.
h. Kecendrungan timbulnya epilepsi yang diturunkan. Hal ini disebabkan karena
ambang rangsang serangan yang lebih rendah dari normal diturunkan pada
anak
36
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
31/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
Dapat menyebabkan komplikasi antara lain :
Kerusakan otak akibat hipeksia dan retardasi mental dapat timbul akibat
kejang yang berulang.
Dapat timbul depresi dan keadaan cemas
Cara penanganan epilepsi atau kejang yaitu
-
lepas semua baju pasien, ganti dengan yang arang,
-
ekstensikan kepala pasien agar aliran O2 dan darah lancar
-
usahakan lidah pasien jangan sampai menggulung ke dalam ,
karena akan mengganggu jalan nafas.
-
Beri obat anti kejang.
B. Saran
Setelah penulisan makalah ini, kami mengharapkan masyarakat pada
umumnya dan mahasiswa keperawatan pada khususnya mengetahui pengertian,
tindakan penanganan awal, serta mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan
epilepsi. Oleh karena penyandang epilepsi sering dihadapkan pada berbagai masalah
psikososial yang menghambat kehidupan normal, maka seyogyanya kita memaklumi
pasien dengan gangguan epilepsi dengan cara menghargai dan menjaga privasi klien
tersebut. Hal itu dilaksanakan agar pasien tetap dapat bersosialisasi dengan
masyarakat dan tidak akan menimbulkan masalah pasien yang menarik diri.
37
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
31/38
5/27/2018
MakalahDanAskepEpilepsiJadi-slidepdf.com
DAFTAR PUSTAKA
38
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-dan-askep-epilepsi-jadi
38/38
Download