Uploaded by muhamadmaftuhihsan

Tugas 3

advertisement
TEKNOLOGI INOVASI LINGKUNGAN
APLIKASI TEKNOLOGI NANO BUBBLE PADA BUDIDAYA PERIKANAN
Disusun oleh:
Muhamad Maftuh Ihsan
NPM. 2501 2018 0004
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Inovasi Lingkungan
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hj. Nurpilihan Bafdal, M.Sc.
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara maritim yang memiliki daerah
perairan yang sangat luas. Indonesia memiliki area laut yang luas yang memisahkan
pulau - pulau diantaranya. Selain laut, Indonesia juga memiliki danau, sungai dan
waduk yang cukup banyak tersebar di wilayah daratannya. Oleh karena itu, Indonesia
memiliki potensi yang cukup besar di bidang budidaya perikanan. Namun, dalam
budidaya perikanan biasanya akan menghasilkan limbah padatan yang mengendap di
dasar sungai, danau ataupun laut.
Limbah padatan ini berasal dari kotoran ikan, sisa pakan ikan yang tidak
termakan, ataupun lumpur dan pasir yang mengendap di dasar kolam penampungan
ikan tersebut. Endapan ini dapat menyebabkan beberapa kerugian seperti
pendangkalan kolam penampungan ikan dan endapan ini juga bisa mengakibatkan
berkurangnya kadar oksigen dalam air sehingga mengurangi kualitas air. Untuk
mengatasi hal tersebut maka diperlukan sebuah mekanisme alat untuk menanggulangi
sedimentasi endapan yang terjadi di dasar sungai, danau, maupun di dasar laut.
Salah satu teknologi yang mulai berkembang adalah teknologi nano bubble
generator. Nano bubble generator merupakan salah satu solusi pengolahan air bersih
dan air limbah menggunakan teknologi terbaru dan ramah lingkungan. Selain dapat
meningkatkan produksi ikan teknologi nano bubble generator lebih sederhana dalam
hal kontruksi dan memiliki kemampuan penjernihan air yang lebih baik dibandingkan
dengan teknologi lainnya (Sadatomi dkk, 2007. Sebelumnya ada teknologi micro
bubble dan prinsip kerja teknologi ini sama dengan nano bubble.
Perbedaannya, ukuran gelembung nano sangat kecil dibanding micro. Pada
gelembung nano ukuran gelembung udara sangat kecil. Ukuran gelembung lebih kecil
dari 100 nm. Seperti diketahui, 1 nanometer sama dengan 1x10-9 m. Ukuran ini kira-
kira sama dengan 50.000 kali lebih kecil dari ukuran rambut manusia. Dengan mata
telanjang, benda dalam skala nano meter tidak dapat terlihat. Jika ukuran gelembung
100 nm, maka dalam 1 mm3 saja akan terdapat sekitar 1 trilyun gelembung nano.
Semakin kecil ukuran gelembung maka akan semakin baik dapat memenuhi
kebutuhan oksigen untuk metabolisme ikan budidaya dan oksigen dalam bentuk nano
bubble akan menangkap padatan (polutan) tersuspensi dalam cairan dan mengambang
ke permukaan. Oleh karena itu, teknologi nano bubble diharapkan menjadi solusi
bagi pengelolaan kualitas air selama proses produksi budidaya, khususnya oksigen
dalam air yang sangat diperlukan oleh ikan untuk kebutuhan metabolismenya.
BAB II
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
2.1
Permasalahan Budidaya Perikanan
Komoditas perikanan yang sering dibudidayakan oleh masyarakat adalah ikan
Mas dan ikan Nila. Budidaya tersebut membutuhkan pakan pellet untuk diberikan
pada ikan. Kandungan pakan ikan sebagian besar berupa material organik. Namun,
tidak semua pakan yang diberikan oleh ikan dimakan habis dan makanan yang tidak
habis tersebut mengendap di dasar karamba maupun danau. Hal tersebut dapat
menyebabkan terjadinya penumpukan limbah bahan organik dari sisa metabolisme
dan sisa pakan sehingga dapat menurunkan kualitas air. Pada pakan ikan terkandung
protein yang mampu meningkatkan massa ikan yang mengandung unsur Nitrogen dan
Phospat. Di alam, dua unsur tersebut merupakan unsur penting untuk pertumbuhan
dan perkembangan makhluk hidup. Kelimpahan yang tinggi dari kedua unsur tersebut
mampu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
Gambar 1. Keramba Jaring Apung di Waduk Jatiluhur
(Diskanak, 2017)
Kelimpahan kandungan nitrogen dan fosfat tidak hanya dimanfaatkan oleh
ikan budidaya, melainkan juga mikroorgaisme perairan. Mikroorganisme dapat
berkembang dan jumlahnya dapat meningkat dengan cepat. Peningkatan jumlah
mikroorganisme disebut dengan blooming dan blooming dapat merugikan atau pun
tidak sangat tergantung pada organismenya. Organisme yang bersifat pathogen dapat
mengurangi produktivitas perairan. Organisme tersebut akan menyerang ikan
budidaya sehingga dapat mengakibatkan kematian. Blooming mikroorganisme yang
bersifat pathogen dapat menimbulkan kematian massal ikan budidaya sehingga
mengakibatkan kerugian yang besar. Kematian disebabkan oleh menurunnya
kandungan oksigen terlarut (DO) sehingga ikan dan juga biota perairan lain dapat
mati lemas.
Gambar 2. Blooming Eceng Gondok di Waduk Jatiluhur
(Dokumentasi Pribadi, 2019)
Blooming juga mengakibatkan penurunan keragaman biota perairan. Spesies
yang blooming akan mendominasi sumber daya perairan seperti oksigen, cahaya,
matahari dan nutrient. Selain itu spesies lain juga akan mengalami penurunan jumlah
karena tidak mampu bersaing dengan spesies yang blooming. Blooming akan
mengakibatkan kandungan oksigen terlarut (DO) mengalami penurunan. Penurunan
tersebut juga akan terjadi ketika organisme blooming mati karena dibutuhkan bakteri
aerob yang banyak untuk mengurai jasadnya, sehingga berhubungan dengan
Biological Oxygen Demand (BOD). Penetrasi cahaya ketika suatu perairan
mengalami blooming akan menjadi dangkal. Cahaya matahari tidak dapat masuk ke
dalam perairan karena kerapatan individu dari organisme yang mengalami blooming.
Kejernihan air menjadi berkurang, sehingga fitoplankton tidak dapat berfotosintesis.
Ketidakmampuan fitoplankton untuk berfotosintesis mengakibatkan produktivitas dan
kandungan DO menurun.
2.2
Teknologi Nano bubble
Teknologi nano bubble adalah teknologi menjamin ketersediaan oksigen
sangat tinggi dan dalam waktu yang lebih lama. Teknologi ini mampu mendukung
produksi ikan karena aktivitas metabolismenya meningkat, sehingga lebih efektif
dalam memanfaatkan pakan untuk pertumbuhan ikan. Teknologi nano bubble bukan
merupakan sesuatu yang baru di bidang Nanotechnology, namun yang aktif dipelajari
akhir-akhir ini adalah aplikasinya di berbagai bidang. Contoh aplikasi nano bubble :
Teknik pencampuran antara air dan bahan bakar minyak (solar) untuk penghematan
BBM, Aplikasi pada Water Treatment, pertanian, makanan, lingkungan dan
perikanan dan lainnya. Dilihat dari sisi nano teknologi, nano bubble adalah hasil
modifikasi ukuran gelembung yang bisa dihasilkan menjadi ukuran yang sangat kecil,
nano-meter (Chieh, 2007).
Ciri khas dari nano bubble adalah bubble atau gelembung memiliki
kemampuan untuk bertahan lama dan stabil dalam suatu cairan. Di bidang perikanan,
teknologi ini digunakan dalam dua aplikasi yaitu : pada sistem akuakultur/budidaya
perikanan dan system penanganan hasil tangkapan. Pada sistem budidaya, aplikasi
teknik nano bubble digunakan untuk meningkatkan konsentrasi gas terlarut (Oksigen)
dalam air sehingga memberikan efek positif seperti : pertumbuhan ikan yang lebih
cepat (penghematan pakan), ikan tidak mudah terserang penyakit, dan kualitas air
tetap terjaga meski dalam sistem kolam tertutup (air disirkulasi terus menerus)
(Toshihiro, 2016). Adapun keuntungan dari teknologi nano bubble :
1. Lingkungan
Membersihkan sungai, restorasi air danau/waduk, pengolahan air, pengolahan dan
pengelolaan limbah padat, remediasi - Solusi dalam mengurangi pembelanjaan modal
dan memperbaiki lingkungan secara efektif.
2. Budidaya ikan
Menyediakan budidaya yang berkelanjutan dengan kualitas air yang baik – Solusi
meningkatkan hasil panen dan keuntungan.
3. Tanaman Hidroponik
Penyerapan larutan nutrisi dengan kecukupan oksigen terlarut.
4. Pemrosesan makanan
Memperpanjang kesegaran, penyimpanan dan menghilangkan bau.
Gambar 3. Pemanfaatan Teknologi Nano
(Akimi, 2017)
2.2.1
Manfaat Nano bubble dalam Perikanan
Beberapa manfaat dari penggunaan teknologi nano bubble dalam perikanan
yaitu :
1.
Meningkatkan kadar oksigen pada media budidaya secara signifikan
Oksigen diperlukan oleh ikan dalam proses katabolisme yang menghasilkan
energi bagi aktifitas biota seperti berenang, berkembang biak dan pertumbuhan. Maka
dari itu konversi pakan dan laju pertumbuhan sangan ditentukan oleh ketersediaan
oksigen di samping terpenuhi factor-faktor lain diantaranya nutrisi pakan yang
diberikan jenis spesies ukuran dan kualitas air. Dalam sistem nano bubble oksigen
dapat tersedia dalam air untuk waktu yag lebih lama sehingga menjaga DO perairan
tetap stabil.
2.
Meningkatkan kualitas air pada media kolam dan pembudidaya lainnya
Selain dapat memenuhi kebutuhan oksigen untuk metabolisme ikan budidaya,
oksigen dalam bentuk nano bubble akan menangkap padatan (polutan) tersuspensi
dalam cairan dan mengambang ke permukaan. Padatan tersuspensi tidak seragam
baik ukuran maupun bentuk, gelembung berukuran besar gagal untuk mengikat
padatan, namun gelembung nano mampu menembus rongga kecil dalam kontaminan
sehingga dapat membungkus padatan dan membuat padatan mengambang dan
menjaga kejernihan air. Selain itu gelembung nano dengan kandungan oksigen
dibutuhkan untuk penguraian bahan organik dalam air misalnya sisa pakan dan feses
ikan sehingga kualitas air budidaya tetap terjaga.
Tingkat keberhasilan budidaya secara intensif sangat dipengaruhi oleh
kemampuan pembudidaya untuk mengatasi kualitas air, salah satunya adalah
penurunan oksigen terlarut. Oksigen terlarut merupakan factor pembatas utama dalam
sistem budidaya intensif. Kekurangan oksigen dapat membahayakan hewan air
karena
dapat
menyebabkan
stress,
mudah
tertular
penyakit,
menghambat
pertumbuhan bahkan dapat menyebabkan kematian sehingga dapat menurunkan
produktivitas.
3.
Meningkatkan pertumbuhan dan survival rate ikan dan produk akuakultur
sejenisnya.
Nano bubble memastikan oksigen terlarut dalam air tersedia dalam waktu
yang cukup lama, sehingga keberlangsungan hidup ikan pun terjamin, karena media
untuk ikan tersebut hidup terjaga. Dengan lingkungan yang baik yaitu dengan
ketersediaan oksigen terlarut yang mencukupi diharapkan nafsu makan ikan
meningkat dan dapat meningkatkan pertumbuhan ikan sehingga hasil produksi
kegiatan budidaya meningkat.
2.2.2
Cara Kerja Nanobubble
Oksigen dalam air sangat diperlukan oleh ikan untuk kebutuhan
metabolismeya. Semakin kecil gelembung air maka jumlah difusi oksigen semakin
besar dan kelarutan oksigen semakin tinggi. Prinsipnya, semakin kecil diameter
gelembung maka akan semakin luas permukaan yang dapat besentuhan antara
oksigen dan air. Melalui teknologi nano bubble, diameter gelembung diperkecil
hingga mencapai skala nano, yang berarti luas permukaan akan semakin besar dan
kelarutan oksigen semakin tinggi. Gelembung skala nano dapat mencapai <100 nm
dan memiliki waktu tinggal dalam air lebih lama, sehingga oksigen yang dihasilkan
sangat tinggi dan lebih lama. Dengan demikian oksigen dalam air terjaga dalam
jumlah sangat tinggi (dapat diatas 9 ppm) dalam waktu yang lebih lama (Tomohiro,
2013).
Gambar 4. Alat Nano bubble
Nano bubble merupakan mesin dengan inovasi terbaru di dunia perikanan
yang berfungsi untuk menghasilkan gelembung-gelembung udara yang sangat halus
sehingga dapat memberikan asupan udara (DO) yang maksimal bagi ikan maupun
udang, karena gelembung-gelembung udara tersebut tidak cepat naik ke permukaan
air. Daya listrik yang dibutuhkan nano bubble hanya 2/3 dari penggunaan kincir
konvensional. Dengan kata lain, nano bubble dapat menghemat daya listrik sebesar
30% apabila dibandingkan dengan penggunaan kincir konvensional.
Mekanisme kerja nano bubble adalah dengan mendorong udara yang masuk
dari lubang Cone ke dalam air, dan menembakan kembali menjadi gelembunggelembung udara yang sangat halus. Penempatan nano bubble di kolam berjarak 4
meter di depan set kincir sehingga gelembung-gelembung udara halus dapat dialirkan
oleh arus yang dihasilkan oleh kincir. Kemiringan mesin nano bubble dapat
disesuaikan dengan keinginan petambak, dikarenakan terdapat gear pada chassis. Dan
jarak minimal dasar kolam dengan piringan aerator nano bubble adalah 50 cm agar
material organik yang berada di dasar kolam tidak ikut tercampur pada saat
gelembung udara ditembakan (Tomohiro, 2013).
2.2.3
Analisis Ekonomi Penggunaan Nano bubble pada Budidaya Perikanan
Berdasarkan data KKP dalam lima tahun terakhir produksi perikanan
budidaya telah meningkat cukup pesat dari 6,28 juta ton di tahun 2010 menjadi 14,35
juta ton pada tahun 2014. Pada beberapa penelitian yang dilakukan terutama oleh
LIPI, penerapan teknologi nano bubble pada budidaya perikanan komoditas ikan sidat
mampu mempercepat pertumbuhan ikan hingga 40%.
Tabel 1. Perbandingan Budidaya Perikanan Biasa Dengan Budidaya Nano
Bubble
No. Aspek
Budidaya Perikanan Biasa
Budidaya dengan Nano bubble
1.
Waktu
Waktu budidaya perikanan Waktu budidaya menggunakan
biasa menghabiskan waktu nanobubble hanya 3-4 bulan.
hingga 5-6 bulan.
2.
Pakan
875 kg
525 kg
Pada penelitian Agnia dkk (2016), mengenai aplikasi teknologi nano dalam
sistem aerasi pada pendederan ikan mas dilakukan perhitungan ekonomi sebagai
berikut :
Tabel 2. Perhitungan Analisis Ekonomi Pendederan Benih Ikan Mas
Komponen
A (kontrol)
B (keramik)
C (Nano)
Biaya Investasi (Rp)
15.000.000
37.250.000
41.000.000
Biaya Tetap (Rp)
166.667
644.289
785.956
Biaya Variabel (Rp)
9.920.000
9.920.000
9.920.000
Biaya Produksi (Rp)
15.046.667
15.524.289
15.665.956
Pendapatan (Rp)
15.102.549
23.247.840
34.560.405
BEP (Rp)
36.863
24.708
16.772
R/C ratio
1,0
1,52
2,2
Berdasarkan hasil perhitungan R/C maka usaha pendederan ikan mas
menggunakan aerator nano dinyatakan layak karena nilai R/C lebih besar dari 1 yaitu
2,2. Nilai ini bermakna bahwa setiap biaya produksi yang dikeluarkan sebesar
Rp1.000,00 maka akan diperoleh pendapatan sebesar Rp2.200,00. Penjualan benih
ikan mas akan mencapai titik impas (BEP) jika benih dijual dengan harga
Rp16.772,00/kg. Berdasarkan semua kriteria investasi seperti R/C, Payback period,
dan BEP maka dapat dikatakan bahwa usaha pendederan ikan mas secara ekonomi
layak untuk dikembangkan.
2.2.4
Adaptasi Masyarakat terhadap Teknologi Nano bubble
Teknologi nano memang telah terbukti banyak memberikan manfaat untuk
kegiatan perekonomian masyarakat. Tidak hanya pada bidang perikanan, namun juga
untuk bidang pertanian, peternakan, industri dan lain sebagainya. Namun
pengaplikasian teknologi nano masih sangat sedikit yang memanfaatkannya, terutama
di Indonesia dan khsusnya di bidang perikanan.
Aplikasi lain di bidang penanganan hasil perikanan adalah untuk
mempertahankan kesegaran ikan hasil tangkapan di kapal. Teknologi nano bubble
sudah dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan perikanan di Jepang untuk menjaga
kualitas hasil tangkapan. Aplikasinya adalah dengan menyimpan ikan hasil tangkapan
pada air yang dingin (chilled water) dan oksigen yang terkandung di dalam air
dipaksa keluar dengan memasukkan gas nitrogen.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
Saat ini, perikanan budidaya di tuntut untuk terus meningkatkan produksi
dengan tetap memperhatikan lingkungan dan mendukung keberlanjutan. Kebutuhan
protein ikan yang terus meningkat setiap tahun, sebagian besar akan dipenuhi dari
budidaya. Sehingga diperlukan usaha untuk memperhatikan dampak budidaya
terhadap lingkungan sekitarnya. Dan ini memerlukan teknologi yang efektif dan
efisien. Teknologi nano bubble adalah teknologi menjamin ketersediaan oksigen
sangat tinggi dan dalam waktu yang lebih lama. Teknologi ini mampu mendukung
produksi ikan karena aktivitas metabolismenya meningkat, sehingga lebih efektif
dalam memanfaatkan pakan untuk pertumbuhan ikan. Selain itu teknologi nano
bubble ini di harapkan menjadi solusi bagi pengelolaan kualitas air selama proses
produksi budidaya, khususnya oksigen.
3.2
Saran
Perlu adanya sosialisasi yang lebih luas kepada masyarakat khususnya para
pembudidaya ikan akan manfaat dari teknologi nano bubble untuk membantu
produksi mereka. Selain itu juga perlu diinformasikan bahwa teknologi nano buble
tidak hanya membantu dalam meningkatkan produksi ikan tetapi juga secara tidak
langsung menjaga lingkungan dengan tetap menjaga kualitas air.
DAFTAR PUSTAKA
Aghnia Wildan Nururfan. 2016. Aplikasi Teknologi Nano dalam Sistem Aerasi Pada
Pendederan Ikan Mas. Bandung. Universitas Padjadjaran.
Fujita Toshihiro, Ph.D.. 2016. The status and future of fine bubble generation,
measurements and applications. 7th International Symposium of Fine Bubble
Technology, Sydney, Australia.
Marui Tomohiro. 2013. An Introduction to Micro/Nano-Bubbles and Their
Applications. JAPAN. ISSN: 1690-4524 Volume 1.
Serizawa Akimi. 2017. Fundamentals and Applications of Micro/Nano Bubbles. 1st
International Symposium on Aplication of High voltage, Plasmas &
Micro/Nano Bubbles to Agriculture and Aquaculture, Rajamangala University
of Technology Lanna, Chiang Mai, Thailand. Un.
Tsai Jen-Chieh et al. 2007. Nano-bubble flotation technology with coagulation
process for the cost-effective treatment of chemical mechanical polishing
wastewater. Taiwan. National Chiao Tung University.
Download