Uploaded by chusnulnur9

11.ARTIKELAJENGDIANPERTIWI93-101

advertisement
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/327965945
FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI
OBAT LUKA SAYAT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)
Article · August 2018
CITATIONS
READS
0
143
1 author:
Hardani Ahyar
Universitas Sebelas Maret
12 PUBLICATIONS 1 CITATION
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Hibah Pascasarjana View project
Hibah Penelitian Dosen Pemula View project
All content following this page was uploaded by Hardani Ahyar on 29 September 2018.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera)
SEBAGAI OBAT LUKA SAYAT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)
Nurul Ainingsih1,a, Ajeng Dian Pertiwi2*,b, Hardani3,c
DIII Farmasi Politeknik Medica Farma Husada Mataram
2,3
Dosen Farmasi Politeknik Medica Farma Husada Mataram
Email: [email protected], [email protected],
[email protected]
1
ABSTRAK
Aloe vera merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat, tanaman ini terkadang dikenal
sebagai tanaman ajaib. Kandungan yang terkandung dalam lidah buaya adalah tanin, saponin
dan flavanoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi sediaan salep ekstrak
lidah buaya (aloe vera) sebagai obat luka sayat pada tikus putih (rattus norvegicus).
Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%.
Formulasi sediaan salep dibuat dalam tiga formulasi. Formulasi 1 dengan konsentrasi 10%,
formulasi 2 dengan konsentrasi 30%, dan formulasi 3 dengan konsentrasi 50%. Kontrol negatif
menggunakan dasar salep dan kontrol positif menggunakan betadine (povidone iodine). Data
yang diperoleh berupa uji organoletik, uji ph, uji daya lekat dan homogenitas, dan uji in vivo.
Dari hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa formulasi sesuai dengan spesifikasi salep. Nilai
pH sesuai dengan pH kulit yaitu 5, memiliki daya lekat yang baik, dan uji homogenitas
menunjukkan tidak ada butiran kasar yang terkandung dalam tiga formulasi. Hasil uji in vivo
menunjukkan bahwa formulasi salep 50% memiliki persentase tertinggi penyembuhan luka
yaitu sebesar 64,3%.
Kata Kunci : Salep, Lidah Buaya, Luka Sayat.
PENDAHULUAN
Luka adalah hilang atau rusaknya
sebagian jaringan tubuh. Penyebab luka
dapat berasal dari tusukan /goresan
benda tajam benturan benda tumpul,
kecelakaan, terkena tembakan, gigitan
hewan, bahan kimia, air panas, uap air,
terkena api atau terbakar, listrik dan
petir (Murtutik dan Marjiyanto, 2013).
Luka diklasifikasikan dalam dua
bagian yaitu luka akut dan luka kronik.
Luka akut memiliki serangan yang
cepat dan penyembuhannya sesuai
dengan waktu yang diperkirakan.
Contoh luka akut adalah jahit karena
pembedahan, luka sayat, luka bakar,
luka tusuk. Sedangkan luka kronik, luka
yang gagal sembuh pada waktu yang
diperkirakan. Contoh ulkus diabetes,
ulkus venous (PerdanaKusuma, 2007).
Luka sayat dikategorikan ke dalam luka
akut yang berupa trauma, baru,
mendadak dan cepat penyembuhannya
(Perdana Kusuma, 2007). Upaya untuk
menyembuhkan luka tersebut, maka
dipilih ektrak lidah buaya yang
mempunyai
aktivitas
sebagai
penyembuhasn luka.
Tanaman lidah buaya merupakan
semak tahunan. Semak tahunan ini
tumbuh tegak, tinggi 30-50 cm.
Batangnya bulat, warna putih, tidak
berkayu. Daunnya panjang 30-50 cm,
lebar 3-5 cm, berdaging tebal, bergetah
ISBN : 978-602-50761-9-0 | Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 93
kuning, hijau. Bunga majemuk, bentuk
mulai dari ujung batang, daun pelindung
panjang 8-15 mm, benang sari enam,
putik menyembul keluar atau melekat
pada pangkal kepala sari, tangkai putik
bentuk benang, kepala putik kecil,
ujung tajuk melebar berwarna jingga
atau merah. Buahnya kotak, panjang 1422 cm, berkatub, warna hijau keputihputihan. Bijinya kecil berwarna hitam.
Akarnya serabut berwarna kuning
(Hutapea, 2000).
Salep
merupakan
sediaan
semipadat yang mudah dioeleskan yang
di dalamnya terkandung berbagai zat
kimia dan berbagai obat, yang
umumnya digunakan secara topikal
pada bagian kulit yang mengalami
ngangguan, seperti luka, pegal-pegal,
maupun gatal-gatal (Anief, 2005). Basis
utama yang biasa digunakan untuk salep
dapat dikelompokkan ke dalam basis
berlemak, basis larut air, dan basis
emulsi. Salep dengan basis berbentuk
emulsi biasanya dikenal sebagai krim,
yang diklarifikasikan dalam krim
minyak dalam air (M/A), dan air dalam
minyak (A/M), menurut basis yang
digunakan (Goeswin Agoes, 2008).
Berdasarkan penjelasan diatas,
penulis tertarik meneliti apakah ekstrak
Lidah Buaya (Aloe Vera)
dapat
mengobati luka sayat. Karena, belum
pernah ada penelitian tentang lidah
buaya (Aloe vera) untuk luka yang
dibuat dalam bentuk sediaan topikal
seperti salep. Penulis tertarik dengan
sediaan salep karena stabilitas baik,
berupa sediaan halus, mudah digunakan,
mampu menjaga kelembapan kulit.
Pengujian efektivitas penyembuhan
luka terbuka dilakukan terhadap hewan
percobaan yaitu tikus putih (Rattus
norvegicus) ( Rini Puspitasari, Sunyoto,
Muchson Arrosyid, 2012).
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
merupakan
penelitian eksperimen di Laboratorium.
Penelitian eksperimen (percobaan)
adalah
suatu
penelitian
dengan
melakukan kegiatan percobaan yang
bertujuan untuk mengetahui gejala atau
pengaruh yang timbul, sebagai akibat
dari adanya perlakuan tertentu atau
eksperimen tersebut. (Natoatmodjo.
2012:50).
Sesuai dengan teori di atas jenis
penelitian
yaitu
dengan
cara
mengelompokkan sediaan salep ekstrak
lidah buayam( 10%,30%,50% ) lalu di
beri perlakuan ke pada hewan uji ( tikus
putih ). Penelitian ini dilaksanakan di
Laboratorium
Biologi
Politeknik
Medica Farma Husada Mataram dan
Laboratorium Imunobiologi Universitas
Mataram.
Waktu
penelitian
dilaksanakan pada bulan mei dan juni
2018.
Populasi yang di jadikan objek
penelitian ini adalah semua bagian dari
tanaman lidah buaya yang di peroleh di
bendungan yang berlokasi di sakra barat
kecamatan sakra , Lombok timur.
Sedang kan sampel yang di gunakan
dalam penelitian adalah daun lidah
buaya segar sebanyak 3000 gram.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Uji Sifat Fisik Sediaan
a. Ekstrak
Tabel 4.1 Hasil Ekstraksi Lidah Buaya
Lidah buaya
Ekstrak
Rendemen
(liter)
(gram )
(%)
3 kg
80 gram
0.027%
ISBN : 978-602-50761-9-0 | Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 94
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Uji Organoleptis
a.
Organoleptis.
Uji
Formulasi
Formulasi
Formulasi
organoleptis
salep
salep
salep
ekstrak
ekstrak
ekstrak
lidah
lidah
lidah
buaya
buaya
buaya
10%
30%
50%
a.
Uji homogenitas
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas
Formulasi
Formulasi
Formulasi
salep ekstrak
salep ekstrak
salep ekstrak
lidah buaya
lidah buaya
lidah buaya
10%
30%
50%
Tidak
Tidak
Tidak
Menggumpal,
Menggumpal,
Menggumpal,
tidak
tidak
tidak
ada
butiran
ada
butiran
ada
butiran
b. Uji pH
Tabel 4.4 Hasil Uji pH Sediaan
Formulasi
Formulasi
Formulasi
salep
salep
salep
ekstrak
ekstrak
ekstrak
lidah buaya
lidah buaya
lidah buaya
10%
30%
50%
5
5
5
Kuning
Warna
Bau
Tekstur
Formulasi
Formulasi
salep ekstrak
salep ekstrak
salep ekstrak
lidah buaya
lidah buaya
lidah buaya
10%
30%
50%
1,7 detik
2,0 detik
2,0 detik
tua
Khas
Khas
Khas
ekstrak
ekstrak
ekstrak
Setengah
Setengah
Setengah
padat
padat
padat
d. Uji in vivo
Pada penelitian ini uji efektivitas
penyembuhan luka sayatan pada tikus
putih dilihat dari penurunan panjang
luka sayatan dan munculnya jaringan
baru pada kulit tikus putih yang disayat.
Pengamatan dilakukan selama 7 hari
untuk penyembuhan luka sayat, ditandai
dengan
terbentuknya
keropeng.
Pengamatan pada luka sayat ini
dilakukan sebelum pemberian dan
sesudah perlakuan sampai adanya
tanda-tanda
penyembuhan
dengan
mengukur panjang luka sayatan.
Hasil persentase penyembuhan luka
sayatan dari setiap perlakuan yaitu
control negative, control positif,,
sediaan salep ektrak lidah buaya 10%,
sediaan salep ektrak lidah buaya 30%,
sediaan ekstrak lidah buaya 50% selama
7 hari pengamatan hasilnya dapat dilihat
pada tabel 4.7
Tabel 4.6
Hari
Formulasi
Kuning
muda
c. Uji daya lekat
Tabel 4.5 Hasil Uji Daya Lekat
Kuning
Presentase Penyembuhan
Rata – Rata Diameter Luas
Luka Sayatan Pada Mencit
Dari Hari Ke 1 Sampai 7
Konsentrasi diameter
Kontr
Kontrol
Formul
Formul
Formul
ol
positif
asi
asi
asi
negati
sediaan
sediaan
sediaan
f
salep
salep
salep
ekstrak
ekstrak
ekstrak
lidah
lidah
lidah
ISBN : 978-602-50761-9-0 | Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 95
buaya
buaya
buaya
10%
30%
50%
H1
0%
3,3%
3,3%
6,7%
10%
H2
3,3%
13,3%
6,7%
10%
16,7%
H3
6,7%
16,6%
13,3%
16,7%
23,3%
H4
16,7
23,3%
20%
26,7%
100%
%
H5
20%
33,3%
30%
100%
100%
H6
23,3
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
41,4%
41,4%
51,5%
64,3%
%
H7
100
%
Rat
a-
24,3
%
rat
a
Pembahasan
Uji organoleptik
Dari hasil uji organoleptik tabel
4.2 menunjukkan bahwa ke tiga
formulasi tersebut sesuai dengan
spesifikasi salep. Hal ini dibuktikan
bahwa ke tiga formulasi yang di buat
memiliki warna, bau dan tekstur yang
baik.
Uji homogenitas
Dari hasil uji homogenitas tabel
4.3 menunjukkan bahwa ke tiga
formulasi yang di buat memiliki
homogenitas yang baik. Hal ini
dibuktikan bahwa ke tiga formulasi
tersebut tidak ada butiran yang
menggumpal dan butiran yang belum
terlarut.
Uji pH
Uji Uj Dari gambar 4.4 menunjukkan
bahwa ph yang di dapat dari formulasi
sediaan salep ekstrak lidah buaya sesuai
dengan ph kulit. Dari ketiga formulasi
tersebut memiliki ph yang sesuai
dengan ph kulit yaitu 5.
Uji daya lekat
Dari uji daya lekat tabel 4.5
menunjukkan bahwa ketiga formulasi
memiliki daya lekat yang baik. Hal ini
dibuktikan dari hasil daya lekat kurang
dari 4 detik.
Uji in vivo
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan didapatkan gambaran tikus
putih yang telah diberikan perlakuan
selama 7 hari. Secara klinis pada
pengamatan hari ke-1 kelompok sediaan
salep ekstrak lidah buaya 50%
memperlihatkan adanya perubahan pada
luka sayat dan memiliki persentase
penyembuhan luka sayat tertinggi yaitu
10% dibandingkan dengan kelompok
kontrol negatif, kelompok kontrol
positif, kelompok salep ekstrak lidah
buaya 10% dan kelompok salep ekstrak
lidah buaya 30%.
Tabel 4.8 Hasil Luka Sayat Pada Tikus Hari Ke-1
Kontrol negatif
Kontrol positif
Salep ekstrak
lidah buaya
10%
Salep ekstrak
lidah buaya
30%
Salep
ekstrak lidah
buaya 50%
ISBN : 978-602-50761-9-0 | Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 96
Kontrol negatif
Kontrol positif
Salep ekstrak
lidah buaya
10%
Pada hari ke-2 kelompok
sediaan salep ekstrak lidah buaya 50%
memperlihatkan adanya perubahan
dengan luka sayat mulai kering dan
terbentuk
keropeng,
walaupun
kelompok kontrol negatif, kelompok
kontrol positif, kelompok sediaan salep
Salep ekstrak
lidah buaya
30%
Salep
ekstrak lidah
buaya 50%
ektrak lidah buaya 10% dan kelompok
sediaan salep ekstrak lidah buaya 30%
memperlihatkan adanya perubahan pada
luka. Persentase penyembuhan luka
tertinggi pada formulasi sediaan salep
ekstrak lidah buaya 50%. yaitu 16,7%.
Tabel 4.9 Hasil Luka Sayat Pada Hari Ke-2
Kontrol negatif
Kontrol positif
Sediaan salep
ekstrak lidah
buaya 10%
Pada hari ke-3 kelompok salep ekstrak
lidah buaya 50% memperlihatkan
adanya perubahan pada luka dengan
mengelupasnya keropeng pada bagian
dinding maupun tengah luka sayat
sedangkan pada kelompok kontrol
Sediaan salep
ekstrak lidah
buaya 30%
Sediaan salep
ekstrak lidah
buaya 50%
negatif, kelompok kontrol positif,
kelompok sediaan salep ekstrak lidah
buaya 10% dan kelompok sediaa salep
ekstrak
lidah
buaya
30%
memperlihatkan adanya perubahan pada
luka dengan luka sudah mulai kering.
ISBN : 978-602-50761-9-0 | Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 97
Persentase luka sayatan tertinggi pada
formulasi sediaan ekstrak lidah buaya
50% yaitu 23.3%.
Tabel 4.10 Hasil Luka Sayat Pada Hari Ke-3
Kontrol
negatif
Kontrol
positif
Sediaan
salep Sediaan salep Sediaan salep
ekstrak
lidah ekstrak lidah ekstrak lidah
buaya 10%
buaya 30%
buaya 50%
Pada hari ke-4 kelompok salep ekstrak
lidah buaya 30% memperlihat adanya
perubahan
pada
luka
dengan
mengelupasnya keropang pada dinding
maupun tengah luka sayat dan memiliki
persentase penyembuhan luka tertinggi
yaitu 26,7% dibandingkan dengan
kelompok kontrol negatif, kelompok
kontrol positif dan sediaan salep ekstrak
lidah buaya 10%.
Tabel 4.11 Hasil Luka Sayat Pada Hari Ke-4
Kontrol negatif
Kontrol positif
Pada hari ke-5 kelompok kontrol positif
memperlihatkan adanya perubahan pada
Sediaan salep
ekstrak lidah
buaya 10%
Sediaan salep
ekstrak lidah
buaya 30%
Sediaan salep
ekstrak lidah
buaya 50%
luka sayat dengan mengelupasnya
keropeng dan memiliki persentase
ISBN : 978-602-50761-9-0 | Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 98
tertinggi yaitu 33,3% dibandingkan
dengan kelompok kontrol negatif dan
kelompok sediaan salep ekstrak lidah
buaya 10%. Namun kelompok sediaan
salep 10% mengalami perubahan yang
sama dengan kelompok kontrol positif.
Tabel 4.12 Hasil Luka Sayat Pada Harike-5
Kontrol
negatif
Kontrol positif
Sediaan salep Sediaan salep Sediaan salep
ekstrak lidah ekstrak lidah ektrak lidah
buaya 10%
buaya 30%
buaya 50%
Pada hari ke-6 kelompok kontrol negatif
memperlihatkan adanya perubahan pada
luka sayat dengan mengelupasnya
keropeng di dinding maupun tengah dan
memiliki persentase penyembuhan yaitu
23,3%. Sedangkan kelompok kontrol
negatif,kelompok
kontrol
positif,kelompok sediaan salep ekstrak
lidah buaya 10%, kelompok sediaan
salep ekstrak lidah buaya 30% dan
kelompok sediaan salep ekstrak lidah
buaya 50% memiliki persentase sama
yaitu 100%.
Tabel 4.13 Hasil Luka Sayat Pada Hari Ke-6
Kontrol
negatif
Kontrol positif
Sediaan salep
ekstrak lidah
buaya 10%
Pada hari ke-7 kelompok kontrol
negatif,
kelompok
kontrol
positif,kelompok sediaan salep ekstrak
Sediaan salep
ekstrak lidah
buaya 30%
Sediaan salep
ekstrak lidah
buaya 50%
lidah buaya 10%, kelompok sediaan
salep ekstrak lidah buaya 30% dan
kelompok sediaan salep ekstrak lidah
ISBN : 978-602-50761-9-0 | Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 99
buaya 50% memiliki persentase
penyembuhan luka yaitu 100%.
Tabel 4.14 Hasil Luka Sayat Pada Hari Ke-7
Kontrol negatif
Kontrol positif
Sediaan salep
ekstrak lidah
buaya 10%
Berdasarkan penelitian ini pemberian
salep ekstrak lidah buaya yang diberi
perlakuan dengan mengoleskan 1x
sehari pada bagian punggung tikus putih
dengan konsentrasi salep 10%, 30%,
50% betadine (kontrol positif) dan basis
salep (kontrol negatif), hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa dengan salep
ekstrak
lidah
buaya
mampu
mempercepat penyembuhan luka sayat
pada tikus putih dan memiliki
persentase penyembuhan 64,3%. Hal ini
disebabkan karena formulasi sediaan
salep 50% lebih banyak mengandung
zat aktif dari ekstrak lidah buaya
sehingga lebih efektif menyembuhkan
luka sayat dibandingkan formulasi
sediaan 10% dan 30%.
Pengujian selanjutnya adalah uji SPSS
menggunakan metode Uji Levene Test
diperoleh hasil uji homogen dengan
sig> 0,05 yaitu maka dapat disimpukan
bahwa data tidak homogen. Pada tabel
4.9 pengujian dengan menggunakan
metode kolmogrorov-smirnov diperoleh
Sediaan salep
ekstrak lidah
buaya 30%
Sdiaan salep
ekstrak lidah
buaya 50%
bahwa data sig > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
data
tidak
berdistribusi normal. Selanjutnya adalah
kruskal wallis, seperti pada tabel 4.10
diperoleh sig > 0,05 setiap perlakuan
maka H0 ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
antara rata-rata hitung n kelompok. Data
tidak normal dan homogen dikarenakan
nila rata-rata setiap kelompok tidak jauh
beda. Perbedaannya terlalu sedikit.
KESIMPULAN
1. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa
formulais sediaan salep ekstrak lidah
buaya (Aloe vera) sudah sesuai
dengan standar yang ditentukan.
2. Berdasarkan penelitian yang sudah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
formulasi Salep ekstrak lidah buaya
(Aloe vera) dengan konsentrasi 50%
lebih efektif dalam penyembuhan
luka sayat dengan persentase
penyembuhan 64,3%. Hal ini
dikarenakan
kandungan
yang
ISBN : 978-602-50761-9-0 | Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 100
terdapat dalam lidah buaya seperti
saponin, tanin, dan flavanoid yang
dapat mempercepat penyembuhan
luka sayat.
DAFTAR PUSTAKA
Hutapea, J. R. 2000. Inventaris
Tanaman Obat Indonesia (II).
Dapartemen Kesehatan RI
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan.
Jakarta
Martutik dan marjiyanto, 2013.
Hubungan
kadar
albumin
dengan penyembuhan luka
pada pasien post operasi
laparatomy di Ruang Mawar
Rumah Sakit Selamet Riyadi
Surakarta
Perdanakusuma, 2007. Course Book.
One Day Interactive Course.
Evidence-Based Wound Care
Management From Evidence
To Therapy. Jurnal Ilmu Bedah
Indonesia. Yogyakarta : IKABI
Anief, M. 2005. Farmasetika Gadjah
Mada
University
press,
Yogyakarta
ISBN : 978-602-50761-9-0 | Prosiding Seminar Nasional Kesehatan 101
View publication stats
Download