Uploaded by User11464

172989564-Modul-1-Sistem-Bilangan-TG

advertisement
Kegiatan Belajar 1
Sistem Bilangan
Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran suatu
item fisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan manusia adalah sistem bilangan
desimal, yaitu sistem bilangan yang menggunakan 10 macam simbol untuk mewakili
suatu besaran. Sistem ini banyak digunakan karena manusia mempunyai sepuluh jari
untuk dapat membantu perhitungan. Lain halnya dengan komputer, logika di komputer
diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan yaitu off (tidak ada arus) dan on (ada arus).
Konsep inilah yang dipakai dalam sistem bilangan binary yang mempunyai dua macam
nilai untuk mewakili suatu besaran nilai.
Selain sistem bilangan biner, komputer juga menngunakan sistem bilangan oktal
dan sistem bilangan heksadesimal.
1.1
Bilangan Desimal dan Bilangan Biner
Sistem bilangan desimal menggunakan 10 macam simbol, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, dan 9. Sistem ini menggunakan basis 10. Bentuk nilai ini dapat berupa integer
desimal atau pecaha. Integer desimal adalah nilai desimal yang bulat, misalnya 8598.
Pecahan desimal adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan dibelakang
koma, misalnya 183,75.
Sistem bilangan biner menggunakan 2 macam simbol bilangan berbasis 2 digit,
yaitu 0 dan 1. Sistem ini biasanya digunakan dalam rangkaian (circuit) komputer,
kalkulator, dan peralatan digit yang lain, yaitu on-off, high-low, ya-tidak, dan
seterusnya. Untuk membedakan bilangan pada sistem yang berbeda digunakan subskrip.
Sebagai contoh 910 menyatakan bilangan sembilan ini pada sistem bilangan desimal,
dan 011012 menunjukkan bilangan biner 01101. Subskrip tersebut sering diabaikan jika
sistem bilangan yang dipakai sudah jelas.
a. Konversi Desimal ke Biner
Cara untuk mengubah bilangan desimal ke biner adalah dengan pembagian.
Bilangan desimal yang akan diubah secara berturut-turut dibagi 2 sampai sisanya = 0.
Sisa-sisa pembagian membentuk jawaban, yaitu sisa yang pertama akan menjadi
Least Significant Bit (LSB) dan sisa yang terakhir menjadi Most Significant Bit
(MSB).
Contoh konversi 17910 ke biner :
179 / 2 = 89 sisa 1 (LSB)
89 / 2 = 44 sisa 1
44 / 2 = 22 sisa 0
22 / 2 = 11 sisa 0
11 / 2 = 5 sisa 1
5/ 2 = 2 sisa 1
2/ 2 = 1 sisa 0
1 / 2 = 0 sisa 1 (MSB)
Jadi, 17910 = 101100112
b. Konversi Biner Ke Desimal
Cara untuk mengubah bilangan biner ke desimal adalah dengan menggunakan
konversi radiks-r ke desimal :
=
Contoh :
11012 = 1x23 + 1x22 + 1x20
=8+4+1
= 1310
Jadi, 11012 = 1310
1.2
Bilangan Oktal
Bilangan oktal adalah sistem bilangan yang berbasis 8 dan mempunyai delapan
simbol bilangan yang berbeda, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Contoh subskrip untuk
bilangan oktal misalnya 5628 yang menunjukkan bilangan oktal 562.
a. Konversi bilangan oktal ke biner
Untuk mengkonversi bilangan oktal ke biner yang harus dilakukan adalah
terjemahkan setiap bilangan oktal ke 3 digit bilangan biner.
Contoh : konversikan 2638 ke bilangan biner.
Jawab : 2
010
6
3
110
011
Jadi 2638 = 0101100112 Karena 0 di depan tidak ada artinya, maka kita bisa
menuliskan 101100112
b. Konversi bilangan biner ke oktal
Untuk
mengkonversi
bialangan
biner
ke
bilangan
oktal,
lakukan
pengelompokan 3 digit bilangan biner dari posisi LSB sampai ke MSB.
Contoh : konversikan 101100112 ke bilangan oktal
Jawab : 10
2
110
011
6
3
Jadi, 101100112 = 2638
c. Konversi bilangan desimal ke oktal
Untuk mengubah bilangan desimal menjadi bilangan oktal, bilangan desimal
yang akan diubah secara berturut-turut dibagi dengan 8 dan sisa pembagiannya harus
selalu dicatat.
Contoh : konversikan 581910 ke bilangan oktal
5819/8 = 727, sisa 3, LSB
727/8 = 90, sisa 7
90/8
= 11, sisa 2
11/8
= 1, sisa 3
1/8
= 0, sisa 1, MSB
Jadi, 581910 = 132738
d. Konversi bilangan oktal ke desimal
Untuk mengubah bilangan oktal ke desimal dengan menggunakan eksponen
dengan basis 8, yaitu 80=1, 81=8, 82=16, dan seterusnya namun dimulai dari
eksponen yang lebih besar.
Contoh : konversikan 2578 ke bilangan desimal
Jawab :
2578 = 2x82 + 5x81 + 7x80
= 128 + 40 + 7
= 17510
1.3
Bilangan Heksadesimal
Sistem bilangan heksadesimal menggunakan 16 macam simbol bilangan berbasis
8 digit angka yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F. Dimana A=10, B=11,
C=12, D=13, E=14, dan F=15. Bilangan heksadesimal sering disingkat dengan hex.
Bilangan yang lebih besar dari 1510 memerlukan lebih dari satu hex. Kolom
heksadesimal menunjukkan eksponen dengan basis 16, yaitu 160=1, 161=16, 162=256
dan seterusnya. Sebagai contoh :
152B16 = 1x163 + 5x162 + 2x161 + 11x160
= 1x4096 + 5x256 + 2x16 + 11x1
= 4096 + 1280 + 32 + 11
= 541910
Sebaliknya untuk mengubah bilangan desimal menjadi bilangan heksadesimal
dapat dilakukan dengan cara membagi bilangan desimal tersebut dengan 16. Sebagai
contoh, untuk mengubah bilangan 340910 menjadi bilangan heksadesimal dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
3409/16 = 213 sisa 110 = 116 LSB
213/16 = 13 sisa 510 =516
13/16
= 0 sisa 1310 =D16 MSB
Sehingga, 340910 = D5116
a. Konversi Bilangan Biner ke Heksadesimal
Untuk mengkonversi bilangan biner ke bilangan heksadesimal dengan cara
mengelompokan 4 digit bilangan biner dari posisi LSB sampai ke MSB.
Contoh : konversikan 101100112 ke bilangan heksadesimal
Jawab : 1011
B
0011
3
Jadi, 101100112 = B316
b. Konversi Bilangan Heksidesimal ke Biner
Sebaliknya untuk mengkonversi bilangan heksadesimal ke biner yang harus
dilakukan adalah terjemahkan setiap digit bilangan heksadesimal ke 4 digit bilangan
biner.
Contoh : konversikan B316 ke bilangan biner
Jawab :
B
3
1011
0011
Jadi, B316 = 101100112
1.4
Bilangan Biner Pecahan
Dalam sistem bilangan desimal, bilangan pecahan disajikan dengan menggunakan
titik desimal. Digit-digit yang berada di sebelah kiri titik desimal mempunyai nilai
eksponen yang semakin besar, dan digit-digit yang berada di sebelah kanan titik desimal
mempunyai nilai eksponen yang semakin kecil. Sehingga,
0.12 = 2-1
= 1/2 dan
0.012 = 2-2
=1/4
Sebagai contoh :
0.1112
= ½ + ¼ + 1/8
= 0.5 + 0.25 + 0.125
= 0.87510
Jadi, 0.1112 = 0.87510
101.1012
= 4 + 0 + 1 + ½ + 0 + 1/8
= 5 + 0.625
= 5.62510
Jadi, 101.1012 = 5.62510
Pengubahan bilangan pecahan dari desimal ke biner dapat dilakukan dengan cara
mengalikan bagian pecahan dari bilangan desimal tersebut dengan 2, bagian bulat dari
hasil perkalian merupakan pecahan dalam bit biner. Proses perkalian diteruskan pada
sisa sebelumnya sampai hasil perkalian sama dengan 1 atau sampai ketelitian yang
diinginkan. Bit biner pertama yang diperoleh merupakan MSB dari bilangan pecahan.
Sebagai contoh, untuk mengubah 0.62510 menjadi bilangan biner dapat dilaksanakan
dengan :
0.625 x 2 = 1.25 bagian bulat = 1 (MSB), sisa 0.25
0.25 x 2
= 0.5 bagian bulat = 0, sisa 0.5
0.5 x 2
= 1.0 bagian bulat = 1 (LSB), tanpa sisa
Sehingga,
0.62510 = 0.1012
1.5
Sandi BCD (Binary Coded Decimal)
Mengubah bilangan biner yang panjang-panjang ke dalam bilangan desimal akan
menyita waktu. Dengan menerapkan sandi BCD pekerjaan akan sangat mudah. BCD
adalah desimal yang disandikan ke dalam biner. Setiap angka desimal dari 0 s/d 9
disandikan dalam satu aksara yang terdiri dari 4 bit. Bobotnya tempat bit adalah 8, 4, 2,
1, maka sandi ini dinamai BCD 8421. Lihat tabel berikut :
Tabel 1.1 Sandi BCD
Desimal
BCD
Desimal
BCD
0
0000
5
0101
1
0001
6
0110
2
0010
7
0111
3
0011
8
1000
4
0100
9
1001
a. Konversi BCD ke Biner
Contoh : 100000011BCD = ......2
Ada tiga langkah :
1) Dibagi ke dalam kelompok empat bit : 0001 0000 0011
2) Ubah ke dalam desimal : 0001 0000 0011
1
0
3
3) Ubah ke biner : 10310 = 11001112
Sehingga bilangan 100000011BCD = 11001112
b. Konversi Biner ke BCD
Contoh : 100010102 = ..........BCD
Ada 2 langkah pengerjaan :
1) 1x27 + 1x23 + 1x21 = 138
2)
1
3
8
0001
0011
1000
Sehingga 100010102 = 0001 0011 1000 BCD
1.6
Sandi Excess-3 (XS-3)
Lihat tabel di bawah ini. Bila dari tabel ini dibuang tiga bilangan biner teratas dan
juga bilangan biner paling bawah, maka kita peroleh 10 bilangan yang nilai binernya
selalu tiga lebih tinggi dari nilai desimal. Sandi tersebut dinamakan sandi excess-3 (3lebih).
Tabel 1.2 Sandi Excess-3
Desimal
Express-3
Desimal
Express-3
0
0011
5
1000
1
0100
6
1001
2
0101
7
1010
3
0110
8
1011
4
0111
9
1100
a. Konversi Desimal ke Excess-3
Contoh : ubahlah 6410 ke dalam excess-3
Jawab : 6
4
3+
3 +
9
7
1001
0111 diubah ke biner
Maka 6410 = 1001 0111xs-3
b. Konversi Excess-3 ke Desimal
Contoh : ubahlah 10001100xs-3 =...........10
Jawab :
1000
1100
0011 -
0011 -
dikurangi dengan 0011 = 3
0101
1001
bilangan BCD
5
9
Maka 10001100xs-3 = 5910
1.7
Sandi Gray
Sandi Gray adalah sandi tak berbobot dan sangat berguna bagi piranti
masukan/keluaran, pengubah analog ke digital serta peralatan-peralatan bantu lainnya.
a. Konversi Biner ke Gray
Contoh : 11002 = ............gray
1) 1 1 0 0 angka gray pertama = angka biner yang pertama
1
2) 1 1 0 0 kemudian tambahkan 2 bit pertama bilangan biner dengan
mengabaikan
bawaan,
hasinya
merupakan
angka
yang
berikutnya
1 0
3) 1 1 0 0 kemudian tambahkan 2 bit berikutnya.
1 0 1 0 maka bilangan 11002 = 1010gray
Tabel 1.3 Sandi Gray
Desimal
Biner
Gray
Desimal
Biner
Gray
0
0000
0000
8
1000
1100
1
0001
0001
9
1001
1101
2
0010
0011
10
1010
1111
3
0011
0010
11
1011
1110
4
0100
0110
12
1100
1010
5
0101
0111
13
1101
1011
6
0110
0101
14
1110
1001
7
0111
0100
15
1111
1000
b. Konversi Gray ke Biner
Contoh : 101110101gray = .........2
1 ------ angka pertama tetap sama
Kemudian tambahkan secara diagonal sebagai berikut :
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
Maka, 101110101gray = 1101001102
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini !
1) Coba anda jelaskan konsep dasar sistem bilangan binary !
2) Sebutkan macam-macam sistem bilangan dan jelaskan !
3) Ubahlah bilangan biner berikut ini menjadi bilangan desimal !
(a) 110(2)
(b) 101101(2)
4) Ubahlah bilangan oktal berikut ini menjadi bilangan heksadesimal !
(a) 70026(8)
(b) 324(8)
5) Ubahlah bilangan desimal berikut ini menjadi bilangan BCD8421 !
(a) 59(10)
(b) 843(10)
Petunjuk Jawaban Latihan
Jika Anda menemui kesulitan dalam menjawab soal latihan tersebut di atas,
gunakanlah petunjuk berikut ini !
1) Anda ceritakan definisi dari sistem bilangan itu sendiri, kemudian jelaskan konsep
sistem bilangan binary.
2) Anda harus menyebutkan terlebih dahulu macam-macam sistem bilangan, setelah
itu jelaskan sistem bilangan tersebut satu persatu.
3) Untuk mengubah bilangan biner ke bilangan desimal dengan menngunakan
konversi radiks-r ke desimal.
4) Untuk megubah bilangan oktal ke heksadesimal terlebih dahulu konversikan ke
bilangan biner, setelah itu konversikan kembali ke bilangan heksadesimal.
5) Untuk mengubah bilangan desimal ke bilangan BCD8421 setiap bilangan desimal
diubah dengan sandi BCD8421 dimulai dari MSB.
RANGKUMAN
Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran suatu
item fisik. Logika di komputer diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan yaitu off (tidak
ada arus) dan on (ada arus). Konsep inilah yang dipakai dalam sistem bilangan binary
yang mempunyai dua macam nilai untuk mewakili suatu besaran nilai. Sistem bilangan
terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
a. Sistem bilangan desimal
b. Sistem bilangan biner
c. Sistem bilangan oktal
d. Sistem bilangan heksadesimal
e. Sandi Binary Coded Decimal (BCD 8421)
f. Sandi Excess-3 (XS-3)
g. Sandi Gray
TES FORMATIF 1
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan !
1. Sistem bilangan yang memiliki radix/basis enam belas (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,...,F)
adalah …
A. Biner
B. Oktal
C. Desimal
D. Heksadesimal
2. Anggota bilangan oktal adalah ...
A. 0,1
B. 0,1,2,3,4,5,6,7
C. 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
D. 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F
3. Hasil konversi bilangan (118)10 = ( ... )2 adalah ...
A. (01110110)2
C. (11100110)2
B. (00110110)2
D. (10100110)2
4. Hasil konversi bilangan (1110010)2 = ( ... )8 adalah ...
A. (724)8
C. (356)8
B. (162)8
D. (443)8
5. Bilangan oktal yang berharga sama dengan bilangan heksadesimal 91A adalah ...
A. (4432)8
C. (4321)8
B. (1234)8
D. (4444)8
6. Bilangan heksadesimal yang berharga sama dengan bilangan oktal 62750 adalah ...
A. (65E8)16
C. (658E)16
B. (56E8)16
D. (568E)16
7. Bilangan biner 100,01 dikonversi ke bilangan desimal adalah ...
A. (4,75)10
C. (4,25)10
B. (4,50)10
D. (5,25)10
8. Bilangan desimal 3,375 dikonversi ke bilangan biner adalah ...
A. (11,011)2
C. (11,110)2
B. (11,101)2
D. (11,100)2
9. Hasil konversi bilangan (1001 0101 0011) BCD8421 = ( ... )10 adalah ...
A. (359)10
C. (953)10
B. (935)10
D. (593)10
10. Hasil konversi bilangan (1001 0111)xs-3 = ( ... )10 adalah ...
A. (46)10
C. (97)10
B. (64)10
D. (79)10
Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus di
bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar
1.
=
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai
90 – 100 %
= baik sekali
80 – 89 %
= baik
70 – 79 %
= cukup
< 70 %
100 %.
:
= kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan kegiatan belajar selanjutnya. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih
dibawah 80% , Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum Anda kuasai.
Kegiatan Belajar 2
Aritmatika Biner
1.8
Penjumlahan Biner
Penjumlahan biner serupa dengan penjumlahan pada bilangan desimal. Dua
bilangan yang akan dijumlahkan disusun secara vertikal dan digi-digit yang mempunyai
signifikasi sama ditempatkan pada kolom yang sama. Digit-digit ini kemudian
dijumlahkan dan jika dijumlahkan lebih besar dari bilangan basisnya ( 10 untuk desimal
dan 2 untuk biner ), maka akan ada bilangan yang disimpan. Bilangan yang disimpan ini
kemudian dijumlahkan dengan digit di sebelah kirinya, dan seterusnya. Dalam
penjumlahan biner, penyimpanan akan terjadi jika jumlah dari dua digit yang
dijumlahkan adalah 2.
Operasi ilmu hitung dengan bilangan biner juga mengikuti aturan yang berlaku
untuk bilangan desimal, bahkan lebih sederhana karena angka-angkanya yang terlibat
hanyalah 0 dan 1.
Untuk mendapatkan aturan penambahan dalam bilangan biner perlu dibahas
empat kasus sederhana berikut :
1. Bila kosong ditambah kosong, hasilnya adalah kosong. Perwakilan biner dalam hal
ini adalah 0 + 0 = 0.
2. Bila kosong ditambah dengan 1 maka hasilnya adalah 1. Dengan bilangan biner
dapat dituliskan sebagai 0 + 1 =1.
3. Bila 1 ditambahkan dengan kosong, hasilnya 1. Setara biner untuk ini adalah 1 + 0
= 1.
4. Bila 1 ditambahkan dengan 1, hasilnya adalah 2. Dengan menggunakan bilangan
biner, hal itu diwakili oleh 1 + 1 = 10.
Jadi keempat kasus di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
0+0=0
0+1=1
1+0=1
1 + 1 = 10 ( 0 dengan simpanan 1 )
Untuk menjumlahkan bilangan yang lebih besar, simpanan untuk kolom dengan urutan
yang lebih tinggi dilakukan seperti hanya dengan bilangan desimal biasa.
Contoh :
Jumlahkan bilangan biner 101 dengan 110.
Jawab : 101
110 +
1011
Kolom pertama
:1+0=1
Kolom kedua : 0 + 1 = 1
Kolom ketiga : 1 + 1 = 10 ( 0 dengan simpanan 1 )
Tabel 1.4 menunjukkan perbandingan antara penjumlahan pada sistem bilangan desinal
dan sistem bilangan biner, yaitu 82310 + 33810 dan 110012 + 110112.
Tabel 1.4 Penjumlahan
a. Penjumlahan Desimal
103
(1000)
Simpan (carry)
Jumlah
102
(100)
8
3
1
1
101
(10)
2
3
1
6
1
100
(1)
3
8
1
b. Penjumlahan Biner
25
32
Simpan
(carry)
Jumlah
23
8
1
1
22
4
0
0
1
21
2
0
1
1
20
1
1
1
1
24
16
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1.9
Pengurangan Biner
Pada bagian ini hanya akan ditinjau pengurangan bilangan biner yang
memberikan nilai positif. Dalam hal ini, metode yang digunakan adalah sama dengan
metode yang digunakan untuk pengurangan pada bilangan desimal. Dalam pengurangan
bilangan biner jika perlu dipinjam 1 dari kolom di sebelah kirinya, yaitu kolom yang
menpunyai derajat lebih tinggi.
Untuk mengurangkan bilangan biner, ditinjau terlebih dahulu empat kasus berikut :
0–0=0
1–0=1
1–1=0
10 – 1 = 1
Hasil terakhir itu mewakili 2 – 1 = 1. Dalam operasi pengurangan tersebut, seperti
halnya dengan pengurangan desimal, dilakukan kolom demi kolom. Bila perlu
dilakukan peminjaman dari kolom dengan urutan yang lebih tinggi.
Contoh :
Hitunglah 110 dikurangi dengan 101.
Jawab :
110
101 –
001
Kolom pertama
: 10 – 1 = 1 (setelah meminjam)
Kolom kedua
: 0 – 0 = 0 (setelah dipinjamkan)
Kolom ketiga
:1–1=0
1.10 Perkalian Biner
Perkalian pada bilangan biner mempunyai aturan sebagai berikut :
0x0=0
0x1=0
1x0=0
1x1=1
Perkalian bilangan biner dapat dilakukan seperti pada perkalian bilangan desimal.
Sebagai contoh, untuk mengalikan 11102 = 1410 dengan 11012 = 1310 langkah-langkah
yang harus ditempuh adalah :
Biner
Desimal
1110
14
1101
13
--------x
----x
1110
42
0000
14
1110
1110
---------------+
-------+
10110110
182
Perkalian juga bisa dilakukan dengan menambahkan bilangan yang dikalikan ke
bilangan itu sendiri sebanyak bilangan pengali.
Contoh di atas, hasilnya akan sama dengan jika kita menambahkan 1112 ke bilangan itu
sendiri sebanyak 1101 atau 13 kali.
1.11 Pembagian Biner
Pembagian pada sistem bilangan biner dapat dilakukan sama seperti contoh
pembagian sistem bilangan desimal. Ada 2 contoh pembagian biner.
Contoh 1:
11
10
110
10
10
10
00
Contoh 2 :
Hasil
101
----------------
1001
/ 110011
/
1001
------------------
001111
1001
-----------sisa
110
Sehingga hasilnya adalah 1012 dan sisa pembagian adalah 1102
Pembagian bisa juga dilakukan dengan cara menjumlahkan secara berulang kali
dengan bilangan pembagi dengan bilangan itu sendiri sampai jumlahnya sama dengan
bilangan yang dibagi atau setelah sisa pembagian yang diperoleh lebih kecil dari
bilangan pembagi.
1.12 Bilangan Biner Bertanda
Sejauh ini kita hanya melihat bilangan biner positif atau bilangan biner tak
bertanda. Sebagai contoh bilangan biner 8-bit dapat mempunyai nilai antara
0000 00002 = 0010 dan 1111 11112 = 25510
yang semuanya bermilai positif, tanda ‘-‘ diletakkan di sebelah kiri bilangan desimal,
misalnya –2510. Dalam sistem bilangan biner, tanda bilangan (yaitu negatif) juga
disandikan dengan cara tertentu yang mudah dikenal dengan sistem digital. Untuk
menyatakan bilangan negatif pada bilangan biner, bit yang dikenal dengan bit tanda
bilangan (sign bit) ditambah di sebelah kiri MSB. Bilangan biner yang ditulis dengan
cara di atas menunjukkan tanda dan besarnya bilangan. Jika bit tanda ditulis 0, maka
bilangan tersebut positif, dan jika ditulis 1, bilangan tersebut adalah bilangan negatif.
Pada bilangan biner bertanda yang terdiri dari 8-bit, bit yang paling kiri menunjukkkan
besarnya. Perhatikan contoh berikut :
No Bit
7
6
5
4
3
2
1
Bit
26
25
24
23
22
21
20
(64)
(32)
(16)
tanda
(8)
Maka, 0110 0111 = +(64+32+4+2+1) = +10310
1101 0101 = -(64+16+4+2) = - 8510
(4)
(2)
0
1
1001 0001 = -(16 + 1) = -1910
0111 1111 = +(64+32+16+8+4+2+1) = +12710
1111 1111 = -(64+32+16+8+4+2+1) = - 12710
1000 0000 = -0 = 0
0000 0000 = +0 = 0
Dari contoh diatas dapat dilihat, bahwa hanya karena tujuh bit yang menunjukkan
besarnya , maka bilangan terkecil dan terbesar yang ditunjukan bilangan biner bertanda
yang terdiri dari 8-bit adalah :
[1]111 11112 = - 12710 dan
[0]111 11112 = + 12710
dengan bit dalam kurung menunjukkan bit tanda bilangan.
Secara umum, bilangan biner tak bertanda yang terdiri dari n-bit mempunyai nilai
maksimum M = 2n – 1. Sementara itu, untuk bilangan bertanda yang terdiri dari n-bit
mempunyai nilai maksimum M = 2n-1 – 1. Sehingga, untuk register 8-bit di dalam
mikroprosesor yang menggunakan sistem bilangan bertanda, nilai terbesar yang bisa
disimpan dalam register tersebut adalah :
M = 2(n-1) – 1
= 2(8-1) – 1
= 27 – 1
= 12810 – 1
= 12710
sehingga mempunyai jangkauan – 12710 sampai +12710.
1.13 Komplemen R
Dalam sistem digital, komplemen digunakan untuk memudahkan operasi
pengurangan dan untuk manipulasi logika. Ada dua macam komplemen untuk setiap
sistem bilangan dengan radiks R yaitu komplemen–R dan komplemen–(R-1). Bila nilai
radiks itu diberikan, kedua jenis komplemen itu mempunyai nama yang sesuai dengan
nilai hasilnya yaitu komplemen-10 dan komplemen-9 untuk bilangan desimal,
komplemen-2 dan komplemen-1 untuk sistem biner.
Komplemen-R untuk suatu bilangan nyata positif-N dengan radiks R dan bagian
bulatnya terdiri atas n angka, didefinisikan sebagai :
Rn – N untuk N ≠ 1
0 untuk N = 0
Komplemen-10 untuk 4321010 adalah 105 – 43210 = 56790
Karena banyaknya angka tersebut adalah n = 5.
Komplemen-10 untuk 0.09810 adalah 100 – 0.098 = 0.092.
Dalam hal ini bilangan itu tidak mempunyai bilangat bulat sehingga n = 0.
Komplemen-10 untuk 765.4310 adalah 103 – 765.43 = 234.57
Komplemen-2 untuk 11001102 adalah 2107 – 11001102 = 100000002 – 11001102 =
00110102.
Komplemen-2 untuk 0.10102 adalah 1 - 0.10102 = 0.01102
Dari definisi dan uraian di atas, jelas bahwa komplemen-10 untuk bilangan
desimal dapat dibentuk dengan membiarkan semua 0 pada kedudukan yang terendah
tidak berubah, mengurangkan semau angka pada kedudukan yang lebih tinggi lainnya
dari 9. Komplemen-2 dapat dibentuk dengan membiarkan semua nol pada LSB dan 1
yang pertama dari kanan tidak berubah dan kemudian mengubah semua 1yang lain
menjadi 0 dan semua 0 yang lain menjadi 1.
Cara pengurangan langsung yang diajarkan di sekolah dasar adalah dengan
menggunakan konsep pinjaman. Dalam cara itu, bila pada salah satu kolom nilai yang
dikurangi lebih besar daripada yang mengurangi, dipinjam sevuah 1 dari kolom dengan
kedudukan yang lebih tinggi. Hal yang demikian itu sangat mudah bila dikerjakan di
atas kertas. Bila cara pengurangan itu dilakukan dengan pertolongan rangkaian logika,
cara itu ternyata kurang efisien. Metode pengurangan dengan memanfaatkan
komplemen dan penjumlahan lebih sesuai untuk dikerjakan dengan rangkaian logika.
Pengurangan dua bilangan positif (M - N), dan keduanya mempunyai radiks R
yang sama, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Tambahkan bilangan yang dikurangi, M, ke komplemen-R dari bilangan yang
mengurangi, N.
2. Periksa hasil penjumlahan yang diperoleh dalam langkah 1 itu.
a. Jika hasilnya mempunyai simpanan akhir, abaikan simpanan akhir itu.
b. Jika hasilnya tidak mempunyai simpanan akhir, cari komplemen-R untuk
bilangan yang diperoleh dalam langkah 1 dan berikan tanda negatif
depannya.
1.14 Komplemen R – 1
Untuk suatu bilangan positif N dengan radiks R dan bagian bulatnya terdiri dari n
angka serta bagian pecahannya m angka, komplemen–(R – 1) untuk N didefinisikan
sebagai
Rn – Rm – N
Komplemen-9 untuk 4321010 adalah 105 – 100 – 43210 = 99999 – 43210 = 56789.
dalam hal ini bilangan tersebut tidak mempunyai bagian pecah sehingga m = 0.
Komplemen-9 untuk 0.987610 adalah 100 – 10-4 – 0.9876 = 0.9999 – 0.9876 = 0.0123.
Di sini bilangan itu tidak mempunyai bagian bulat sehingga n = 0.
Komplemen-9 untuk 23.45610 adalah 102 – 10-3 – 23.456 = 99.999 – 23.456 = 76.543.
Komplemen-1 untuk 1011002 adalah 2106 – 2100 – 1011002 = 1111112 – 1011002 =
0100112
Komplemen-1 untuk 0.01102 adalah 2100 – 210-3 – 0.01102 = 0.11112 – 0.01102 = 0.10012
Dari urutan di atas tampak bahwa komplemen-9 suatu bilangan desimal dapat
diperoleh dengan mengurangkan semua angkanya dari 9. komplemen-1 suatu bilangan
biner bahkan lebih sederhana; semua angka 1 diubah menjadi 0 dan semua 0 menjadi 1.
Karena komplemen-(R – 1) itu lebih mudah untuk didapatkan, komplemen inilah yang
umum dipakai. Dari definisi dan pembandingan hasil yang diperoleh dari contoh
tersebut, tampak bahwa komplemen-R dapat diperoleh dari komplemen-(R – 1) setelah
penambahan R-m ke angka yang paling kurang berarti. Misalnya komplemen-2 untuk
10110100 didapatkan dari komplemen-1 sebagai 01001100.
Perlu
diperhatikan
bahwa
komplemen
dari
suatu
komplemen
akan
mengembalikan bilangan itu ke nilai aslinya. Komplemen-R untuk N adalah Rn – N dan
komplemen-R untuk (Rn – N) adalah Rn – (Rn – N) yang sama dengan N. Hal yang
sama dapat diperoleh untuk komplemen-(R – 1).
Adapun cara menunjukkan komplemen R sebagai berikut :
Salah satu metoda yang dipergunakan dalam pengurangan pada komputer yang
ditransformasikan menjadi penjumlahan dengan menggunakan minusradiks-komplemen
satu atau komplemen radiks. Pertama-tama kita bahas komplemen di dalam sistem
desimal, dimana komplemen-komplemen tersebut secara berurutan disebut dengan
komplemen sembilan dan komplemen sepuluh (komplemen di dalam system biner
disebut dengan komplemen satu dan komplemen dua). Sekarang yang paling penting
adalah menanamkan prinsip ini:
"Komplemen sembilan dari bilangan desimal diperoleh dengan mengurangkan masingmasing digit desimal tersebut ke bilangan 9, sedangkan komplemen sepuluh adalah
komplemen sembilan ditambah 1"
Lihat contoh nyatanya!
Bilangan Desimal
123
651
914
Komplemen Sembilan
876
348
085
Komplemen Sepuluh
877
349
086
--> ditambah dengan 1!
Perhatikan hubungan diantara bilangan dan komplemennya adalah simetris. Jadi,
dengan memperhatikan contoh di atas, komplemen 9 dari 123 adalah 876 dengan simple
menjadikan jumlahnya = 9 ( 1+8=9, 2+7=9 , 3+6=9 )! Sementara komplemen 10
didapat dengan menambahkan 1 pada komplemen 9, berarti 876+1=877!
Pengurangan desimal dapat dilaksanakan dengan penjumlahan komplemen
sembilan plus satu, atau penjumlahan dari komplemen sepuluh!
893
893
321
678 (komp. 9)
---- -
---- +
572
1571
893
679 (komp. 10)
---- +
1572
1
---- +
572 --> angka 1 dihilangkan!
Analogi yang bisa diambil dari perhitungan komplemen di atas adalah,
komplemen satu dari bilangan biner diperoleh dengan jalan mengurangkan masingmasing digit biner tersebut ke bilangan 1, atau dengan bahasa sederhananya mengubah
masing-masing 0 menjadi 1 atau sebaliknya mengubah masing-masing 1 menjadi 0.
Sedangkan komplemen dua adalah satu plus satu. Perhatikan Contoh .!
Bilangan Biner
110011
101010
011100
Komplemen Satu
001100
010101
100011
Komplemen Dua
001101
010110
100100
Pengurangan biner 110001 - 1010 akan kita telaah pada contoh di bawah ini!
110001
110001
110001
001010
110101
110110
--------- -
--------- +
--------- +
100111
100111
1100111
---------> dihilangkan!
Alasan teoritis mengapa cara komplemen ini dilakukan, dapat dijelaskan dengan
memperhatikan sebuah speedometer mobil/motor dengan empat digit sedang membaca
nol!
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini !
1) Lakukanlah penjumlahan bilangan biner berikut ini :
(a) 101 + 110
(b) 1010 + 1101
2) Lakukanlah pengurangan bilangan biner berikut ini :
(a) 11011 – 01101
(b) 1111 – 0101
3) Kalikanlah 11102 dengan 11012 !
4) Bagilah 1100112 dengan 10012
5) Berapakah komplemen-2 dari 1010112 dan 0.10112 ?
Petunjuk Jawaban Latihan
Jika Anda menemui kesulitan dalam menjawab soal latihan tersebut gunakanlah
petunjuk berikut ini !
1) Jumlahkan kolom pertama atau paling belakang lalu lanjutkan ke kolom berikutnya
dan perhatikan apakah hasilnya memiliki simpanan atau tidak.
2) Untuk operasi pengurangan sama saja dengan pengurangan desimal biasa. Apabila
diperlukan peminjaman 1 maka diambil dari kolom sebelah kiri atau yang
mempunyai derajat lebih tinggi.
3) Perkalian bilangan biner sama saja dengan perkalian bilangan desimal biasa namun
menggunakan 2 digit angka yaitu 0 dan 1.
4) Untuk operasi pembagian bilangan biner sama saja dengan pembagian desimal
biasa.
5) Pergunakanlah persamaan Rn – N untuk N ≠ 1.
RANGKUMAN
Operasi-operasi
aritmatika
pada
bilangan
biner
meliputi
penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Pada prinsipnya, operasi aritmatika pada
bilangan biner sama saja dengan operasi aritmatika pada bilangan desimal namun pada
bilangan biner menggunakan 2 digit angka yaitu 1 dan 0.
Dalam sistem digital, komplemen digunakan untuk memudahkan operasi
pengurangan dan untuk manipulasi logika. Ada dua macam komplemen untuk setiap
sistem bilangan dengan radiks R yaitu komplemen–R dan komplemen–(R-1). Bila nilai
radiks itu diberikan, kedua jenis komplemen itu mempunyai nama yang sesuai dengan
nilai hasilnya yaitu komplemen-10 dan komplemen-9 untuk bilangan desimal,
komplemen-1 dan komplemen-0 untuk sistem biner.
TES FORMATIF 2
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan !
1) Hasil dari 10112 + 10102 adalah ...
A. 101012
C. 100112
B. 101112
D. 101102
2) Hasil dari 11112 – 01012 adalah ...
A. 10012
C. 10112
B. 10102
D. 11002
3) Hasil dari 11012 x 10112 adalah ...
A. 101011112
C. 100011112
B. 110001112
D. 110101112
4) Hasil dari 1100112 : 10012 adalah ...
A. 1102 sisa 1012
C. 1102 sisa 1002
B. 1012 sisa 1002
D. 1012 sisa 1102
5) Nilai jangkauan terkecil dari 11001102 adalah ...
A. – 3810
C. – 10210
B. + 3810
D. + 10210
6) Komplemen-2 untuk 101012 adalah ...
A. 001112
C. 010112
B. 010012
D. 010102
7) Komplemen-1 untuk 0.01102 adalah ...
A. 0.11002
C. 0.10102
B. 0.10012
D. 0.11102
8) Komplemen-9 untuk 267810 adalah ...
A. 1237
C. 7123
B. 2237
D. 7322
9) Hasil dari 100100112 – 010010112 adalah ...
A. 100010002
C. 101010102
B. 110011002
D. 111000112
10) Nilai jangkauan terbesar dari 01011102 adalah ...
A. + 10210
C. + 6410
B. – 6410
D. – 4610
Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus di
bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar
2.
=
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai
90 – 100 %
= baik sekali
80 – 89 %
= baik
70 – 79 %
= cukup
< 70 %
100 %.
:
= kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan belajar selanjutnya. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan
Anda masih dibawah 80% , Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama
bagian yang belum Anda kuasai.
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
TES FORMATIF 1
1) D Heksadesimal
2) B 0,1,2,3,4,5,6,7
3) A (01110110)2
4) B (162)8
5) A (4432)8
6) A (65E8)16
7) C (4,25)10
8) A (11,011)2
9) C (953)10
10) B (64)10
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 2
1) A 101012
2) B 10102
3) C 100011112
4) D 1012 sisa 1102
5) A - 3810
6) C 010112
7) B 0.10012
8) D 7321
9) A 100010002
10) D + 4610
27
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, KF, Teknik Digital, Andi Offset, Yogyakarta, 1996
Malvino dkk., Prinsip prinsip dan Penerapan Digital,Erlangga, Jakarta,, 1994
Purnomo, Sigit. 2001. Dasar Digital. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. 2001. Dasar Digital. Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional
28
Download