PERBANDINGAN INDUSTRI ROKOK DALAM PEMBANGUNAN DI DAERAH NYA PERBANDINGAN INDUSTRI ROKOK Latar belakang Jadi perusahaan rokok dalam konteks yang dibahas kali ini adalah mengenai peran industri rokok terhadap perkembangan pembangunan di suatu daerah yang berdasarkan data , baik berupa laporan yang berbasis angka maupun teori CSR ( tanggung jawab sosial di daerah tersebut). Dan disini kami membandingkan dua industri rokok terbesar di Indonesia yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi masyarakat yaitu DJARUM dan SAMPOERNA A. PT DJARUM DI KUDUS (artikel ) Kudus yang memiliki luas wilayah 42,516 hektare merupakan kabupaten dengan luas wilayahnya terkecil di Jawa Tengah (1,31 persen). Jumlah penduduk pada 2016 sebagaimana data yang dipublikasikan oleh BPS adalah 841.499 jiwa, dengan kepadatan 1.979 jiwa per km persegi. Dilihat dari posisi dan tata letaknya, terlihat jelas Kudus berada di jalur yang sangat strategis yaitu jalur pantura dari arah Semarang menuju Surabaya. Dukungan dunia usaha terhadap pembangunan daerah sangat besar. “Salah satunya adalah dukungan PT Djarum, melalui program-program CSR-nya. Perusahaan rokok terbesar ketiga di Indonesia ini telah membangun 14 SMK bertaraf internasional dan taman kota. Perusahaan ini juga telah membangun gerbang pintu masuk Kabupaten Kudus yang megah dan dikenal sebagai Gerbang Kota Kretek Kudus (GK3). Aktivitas pembangunan dan perekonomian di Kudus, papar Sudjamiko, juga berkembang dan tumbuh pesat. Perekonomian kabupaten ini sangat tergantung pada sektor industri pengolahan. Sektor ini memberi kontribusi sekitar 80 persen dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kudus dari tahun ke tahun. Karena itu, Kudus merupakan kabupaten industri pengelolahan dengan indicator sejumlah perusahaan besar nasional beroperasi di daerah ini. Berdasarkan hasil analisis terhadap data statistik ekonomi hasil pembangunan Kudus yang dipublikasikan oleh BPS selama 2007-2016, jelas Sudjatmiko, diketahui bahwa nilai PDRB kabupaten ini baik dari sisi lapangan usaha maupun penggunaan terus bertumbuh pesat dari tahun ke tahun. Pada 2008, nilai PDRB berdasarkan harga berlaku adalah Rp 27,35 triliun. Sementara pada 2016, nilai PDRB telah mencapai Rp 90,15 triliun atau meningkat sekitar 230,46 persen. Berdasarkan hasil analisis sektoral, lanjut dia, perekonomian Kudus sangat tergantung pada sektor industri pengolahan, terutama industri rokok. Sektor industri pengolahan memberi kontribusi sekitar 80 persen, diikuti sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor (sekitar 5 persen), konstruksi (sekitar 3 persen), serta pertanian, kehutanan dan perikanan sekitar 2,5 persen. Sektor-sektor lain memberi kontribusi yang sangat kecil. tren peningkatan kinerja pembangunan dan perekonomian seperti terefleksi dalam kenaikan nilai PDRB Kudus selama 2008-2017 telah berdampak positif terhadap sejumlah indikator kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat. Dia menjabarkan dampak itu yakni, pertama, terjadi penurunan jumlah penduduk miskin dan pengangguran terbuka dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk miskin turun dari 97,8 ribu orang (2008) menjadi 64,2 orang atau 12,58 persen menjadi 7,65 persen. Persentase jumlah pengangguran juga terus menurun dari dari tahun ke tahun. Dampak kedua, terjadi peningkatan pendapatan per kapita masyarakat dan kesejahteraan rakyat dari tahun ke tahun. Pendapatan per kapita masyarakat naik dari Rp36,32 juta (2008) menjadi Rp 107,3 juta atau meningkat sekitar 195,4 persen. Dampak ketiga, terjadi penurunan kesenjangan pendapatan atau kesenjangan sosial-ekonomi antarkelompok masyarakat. Hal ini terlihat dari rasio Gini yang turun dari 0,37 (2014) menjadi 0,33 (2016). Dalam tiga tahun terakhir, rasio Gini Kudus terus menurun. Sumber : https://www.suaramerdeka.com/news/baca/18375 /pertumbuhan-ekonomi-kudus-berkontribusibesar-bagi-jawa-tengahv B. PT SAMPOERNA DI DESA GIRIPENI KULON PROGO (artikel ) Latar belakang Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Kulon Progo dapat dikatakan kabupaten yang tingkat kesejahteraan masyarakatnya lebih rendah dibandingkan dengan kabupaten lain di Yogyakarta. Meski demikian, Kulon Progo juga memiliki banyak aset yang dapat mengembangkan kesejahteraan masyarakatnya. Terbukti di Kulon Progo telah berdiri pabrik-pabrik yang dapat memberikan lapangan pekerjaan dan menambah pendapatan bagi Pemerintah Kulon Progo yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. berdirinya 4 Pabrik Rokok Sampoerna membawa keuntungan yang besar bagi masyarakat Giripeni, karena selain banyak yang terserap menjadi buruh, ada juga yang mendirikan kostkostan, tempat penitipan sepada motor, dan warung makan sehingga dapat menambah pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdirinya Pabrik Rokok Sampoerna di desa Giripeni Kabupaten Kulon Progo ini memberikan dampak atau perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan tersebut banyak terjadi pada aspek sosial dan ekonomi Sumber : https://eprints.uny.ac.id/22778/5/5.%20BAB%20II I.pdf