• Menyatakan pembatasan-pembatasn yang berhubungan dengan pengubahan kalor menjadi kerja • Menunjukan arah perubahan proses dalam alam Dalam bentuk yang paling umum, hukum kedua termodinamika dirumuskan dengan mempergunakan fungsi keadaan yang disebut entropi • Entropi zat Kristal sempurna adalah nol pada suhu mutlak • Dengan naiknya suhu, gerakan bebas juga naik • Entropi setiap zat pada suhu diatas 0 K • Sadi carnot (1824) : menghitung secara teori kerja maksimum yang diperoleh dari suatu mesin yang bekerja secara reversible. Pada mesin carnot, sejumlah gas ideal mengalami proses lingkar yang terdiri empat langkah perubahan reversible : a. b. c. d. Pemuaian isotherm T Pemuaian adiabat Pemampatan Isoterm T’ Pemampatan adiabat pada proses lingkar carnot dapat dihitung jumlah kerja, kalor dan perubahan energy menggunakan rumus sebagai berikut : 1. Proses pemuaian isotherm pada T dan reversible • βπ = 0 • W1= - nRT ln V2/V1 • Q1 = nRT ln V2/V1 V2 >V1 maka Q1 bernilai positif 2. Pada proses pemuaian adiabat dan reversible • Q1=0 • W2=βπ1 • W2= π′ π π πΆπ£ ππ 3. Pada proses pemampatan isotherm dan reversible • βπ = 0 • W3= - nRT’ ln V4 /V3 • Q3= -W3 • Q3= nRT’ ln V4/V3 V4 < V3 maka Q bernilai negatif 4. Pada proses pemampatam adiabat dan reversible. • Q4=0 • W4= βπ4 • W4= π πΆ π′ v dT Dari keempat rumus tersebut kerja total merupakan jumlah kerja untuk proses lingkar • Wtot=W1+W2+W3 • = - nRT ln V2/V1 + • = - nRT ln V2/V1 – nRT’ ln V4/V3 ………………………. (4.1) π′ πΆv π dT – nRT’ ln V4/V3 + π πΆ π′ v dT Dari langkah kedua dan keempat, dapat dibuktikan bahwa nilai perbandingan V4/V3 adalah sama dengan V1/V2, sehingga kerja total menjadi persamaan ………….(4.2) • Mesin kalor carnot adalah suatu mesin yang mengubah energy kalor menjadi energy mekanik. • Efisiensi mesin kalor adalah perbandingan jumlah total kerja yang dihasilkan oleh system terhdapa jumlah total kalor yang diserap dari sumber bersuhu tinggi Sumber dengan suhu (tinggi) T RUMUS: ∈= −Wtot/Q1= Q1+Q3/Q1 Q1 (in) ∈= nRT T − T ′ ln V3 (masih belum selesai rumusnya, lanjutkan lah) W (out) Mesin kalor Q3 Sumber dengan suhu (rendah) T SUBSTITUSI PERSAMAAN 4.2 DAN NILAI Q1 KEDALAM PERSAMAAN 4.3 DAN 4.4 Sumber dengan suhu (tinggi) T Q1 Wtot Mesin pendingin (In) Q3 (out) Sumber dengan suhu (rendah) T’ • Entropi adalah besaran termodinamika yang menyertai perubahan setiap keadaan dari keadaan awal sampai keadaan akhir system • Menyatakan ukuran ketidakaturan suatu sistem • ∈= Q1 + Q3/Q1 • ∈= T – T’/T ENTROPI SEBAGAI FUNGSI VARIABEL SISTEM • ENTROPI SEBAGAI FUNGSI SUHU DAN VOLUM Secara matematika dtuliskan sebagai berikut : S= S(T.V) Diferensial totalnya dinyatakan dalam bentuk Persamaan : ( )v dT + ( )T dV Untuk mengevaluasi atau menghitung nilai perubahan entropi secara keseluruhan dilakukan denganmenggunakan bantuan rumusan Hukum Pertama Termodinamika : rev + rev Jika prosesnya reversibeldan kerja yang dilakukan hanya merupakan kerja volum maka, dQrev = dU + PdV Sesuai dengan kedua persamaan sebelumnya dibagi dengan T untuk memperoleh dS, sehingga menghasilkan persamaan : dU sebagaif ungsi T dan V dinyatakan dengan : Substitusi persamaan diatas untuk dU ke persamaan sebelumnya menghasilkan persamaan : 4.16 Berdasarkan persamaan , diperoleh hubungan kuosien yang sedang dicari, yaitu : 4.17 4.18 Jika proses berlangsung pada volum tetap, maka persamaan 4.16 menjadi : dS = dT Jika proses berlangsung pada suhu tetap, maka persamaan 4.16 menjadi dS = : dV JIKA PERSAMAAN 4.17 DITURUNKAN TERHADAP VOLUM, MAKA DIPEROLEH PERSAMAAN SEBAGAI BERIKUT. = Dengan menggunakan hubungan : dU= Diperoleh persamaan : 4.22 Jika persamaan 4.18 diturunkan terhadap suhu, maka diperoleh persamaan sebagai berikut : 4.23 Karena S merupakan fungsi keadaan maka dS merupakan diferensial eksak, sehingga turunan S terhadap T dan V memiliki nilai yang sama dengan turunan S terhadap V dan T 4.24 Dengan menggunakan persamaan 4.24, substitusi persamaan 4.22 ke dalam persamaan 4.23 menghasilkan : 4.25 DENGAN MEMBANDINGKAN PERSAMAAN 4.18 DAN 4.25 DIPEROLEH HUBUNGAN : • ENTROPI SEBAGAI FUNGSI SUHU DAN TEKANAN Secara matematika dirumuskan sebagai berikut : Diferensial totalnya dinyatakan dalam bentuk persamaan : Diferensial total untuk entropi sebagai fungsi suhu dan tekanan dinyatakan dengan persamaan : 4.3 ENTROPI PADA BERBAGAI PROSES REVERSIBEL DAPAT DITENTUKAN DENGAN PERSAMAAN : Karena proses berlangsung isoterm, T merupakan suatu tetapan sehingga dapat dikeluarkan dari integralnya, maka diperoleh Karena Qrev adalah kalor yang menyertai proses transisi pada tekanan tetap, persamaan dapat ditulis :