Uploaded by User10558

Pelayanan Kesehatan Four Six Handed Dent

advertisement
2.1 Pelayanan Kesehatan (Health Services)
Pelayanan kesehatan menurut Levey dan Loomba (1973) merupakan setiap
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi
untuk memeilihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun
masyarakat. Pelayanan kesehatan dapat disederhanakan menjadi 2 bentuk yaitu
pelayanan kedokteran dan pelayanan kesehatan masyarakat.(1)
 Pelayanan Kedokteran (medical services)
Pelayanan kesehatan ditandai dengan cara peroganisasian yang dapat bersifat
sendiri (solo practice) atau secara bersama-sama dalam satu organisasi
(institution), dengan tujuan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan
kesehatan. Sasaran utama dari pelayanan kedokteran terutama untuk perseorangan
dan keluarga. Pelayanan kedokteran yang memusatkan perhatian kepada perseorangan
yang dikaitkan dengan kehidupan keluarga secara keseluruhan dikenal sebagai dokter
keluarga (family practice).(1)
Pada saat ini pembagian tentang macam pelayanan kedokteran banyak
ditemukan. Beberapa di antaranya yang terpenting adalah:
a) Jumlah tenaga pengelola(1),(2),(3)
 Diselenggarakan oleh satu orang (solo practice)  POPULER DI
INDONESIA!
 Merupakan
bentuk
pelayanan
kesehatan
yang
diselenggarakan seorang diiri, tanpa partner kerja/ afiliasi lain
 Biasanya memiliki staf administrasi dan klinis yang sangat
minim
 Praktik perseorangan menangani segala aspek dalam praktik
kesehatan  perawatan pasien, dokumen kesehatan, regulasi
praktik, serta manajemen finansial
 Praktik perseorangan kemungkinan memiliki jam kerja yang
lebih banyak dan sulit untuk mengambil waktu luang u/
liburan/meeting
 Dokter mampu mengontrol dan mengambil keputusan secara
sendiri.
 Memiliki risiko finansial yang lebih besar dibanding jenis
praktik lainnya (biaya sewa tempat praktik, peralatan, gaji staf)
 ditanggung perseorangan
 Praktik perseorangan sangat memperhatikan pangsa pasar 
karena
jumlah
pasien
biasanya
terbatas
+
banyak
sainggannya
(REKOMENDASI AREA RURAL/PERDESAAN!!)
 Beberapa dokter dari praktik perseorangan mengikuti asosiasi
praktik
perseorangan
(Independent
practice
Associations/IPAs) untuk memperluas koneksi dan hubungan
dengan praktik perseorangan lainnya
 Diselenggarakan oleh kelompok (Group practice)
 Dapat dibedakan menjadi dua spesialisasi praktik kedokteran:

Menyelenggarakan satu macam pelayanan kedokteran
(mis/ praktik dokter ahli bidan atau ahli kesehatan anak)

Menyelenggarakan lebih dari satu macam pelayanan
kesehatan (mis/ rumah sakit)
 Memiliki risiko finansial lebih rendah dibandingkan dengan
praktik perseorangan
 Memiliki sumber daya dalam membantu manajemen bagian
administratif
 Penjadwalan waktu luang untuk berlibur atau meeting lebih
longgar dibandingkan praktik perseorangan
 Kemungkinan risiko terjadinya konflik personal lebih tinggi
terkait
autonomi/pengambilan
keputusan
dalam
praktik
kedokteran
b) Cara pelayanan yang diselenggarakan
 Pelayanan rawat jalan (ambulatory), yaitu pelayanan kedokteran yang
diselenggarakan oleh poliklinik, balai pengobatan, PUSKESMAS dan
ataupun praktik dokter perseorangan.
 Pelayanan rawat jalan dan rawat inap (hospitalization), seperti di
rumah sakit, rumah sakit bersalin
c) Macam pelayanan yang diselenggarakan
 Menyediakan satu macam pelayanan kedokteran (umum/spesialis)
 Menyediakan lebih dari satu macam pelayanan kedokteran (tidak
lengkap- co/ balai kesehatan ibu & anak atau menyuluruhco/Rumah Sakit umum)
d) Penggunaan kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran
 Pelayanan kedokteran tradisional (mis/ praktik dukun, tabib)
 Pelayanan kedokteran modern
e) Tingkat pendidikan dan keahlian tenaga pelaksana
 Pelayanan
kedokteran
dengan
tenaga
yang
tidak
mendapat
pendidikan kedokteran modern (mis/ praktik dukun, tabib)
 Pelayanan kedokteran oleh tenaga paramedik (mis/praktik bidan)
 Pelayanan kedokteran oleh dokter umum
 Pelayanan kedokteran oleh dokter spesialis/subspesialis
f)
Peranan dalam menyembuhkan penyakit
 Berhubungan
langsung
dengan
penyembuhan
penyakit/clinical
services  praktik dokter atau rumah sakit
 Tidak berhubungan langsung dengan penyembuhan penyakit / nonclinical services  pelayanan laboratorium, radiologi, apotik
 Pelayanan Kesehatan masyarakat (public health services)
Pelayanan kesehatan ditandai dengan cara peroganisasian yang umumnya
secara bersama-sama dalam satu organisasi, bertujuan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat.(1)
No
1
2
Pelayanan Kedokteran
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Tenaga pelaksana terutama para
Tenaga pelaksana terutama ahli kesehatan
dokter
masyarakat
Perhatian
utama
u/
penyembuhan
Perhatian utama u/ pencegahan penyakit
penyakit
3
4
Sasatan utamanya berupa perseorangan
Sasaran utama berupa masyarakat secara
atau keluarga
keseluruhan
Kurang memperhatikan efisiensi
Selalu berupaya mencari cara yang
efisien
5
6
Tidak boleh menarik perhatian 
Dapat menarik perhatian masyarakat
bertentangan dengan etika kedokteran
(mis/ penyuluhan masyarakat)
Menjalankan fungsi perseorangan dan
Menjalankan fungsi dengan mengorganisir
terikat dengan undang-undang
masyarakat
dan
mendapat
dukungan
undang-undang
7
Penghasilan diperoleh dari imbal jasa
Penghasilan berupa gaji dari pemerintah
8
Bertanggung
Bertanggung
jawab
hanya
kepada
pemerintah
9
Tidak
dapat
jawab
kepada
seluruh
masyarakat
memonopoli
upaya
Dapat memonopoli upaya kesehatan
kesehatan + dapat saingan
10
Masalah administrasi cukup sederhana
Menghadapi
berbagai
persoalan
kepemimpinan (administrasi kompleks)
Gambar 1. Perbedaan Pelayanan Kedokteran dengan Pelayanan Kesehatan Masyarakat(1)
2.2 Four-Handed Dentistry
Four-handed dentistry merupakan desain praktik kedokteran dimana dokter
gigi dan asisten bekerja sebagai tim untuk melakukan suatu perawatan yang telah
direncanakan pada pasien dengan tujuan untuk menguntungkan pasien. Sedangkan
menurut Betty Ladley Finkbeiner, Four-handed dentistry merupakan metodologi dari
kerja tim praktisi yang terdiri dari dokter gigi dan asisten, dengan lingkungan yang
ergonomis untuk meningkatkan produktivitas dari tim dental, dan meningkatkan
kualitas pelayanan kepada pasien dengan melindungi physical well-being dari tim.
Koordinasi tersebut tidak hanya sekedar memindahkan instrumen dari satu orang ke
orang lainnya secara “cepat”, namun prinsipnya four-handed dentistry adalah work
smarter, not harder.(4)
2.3.1. Prinsip Four-Handed Dentistry
Terdapat 4 Prinsip umum dari konsep Four-Handed Dentistry, antara lain:(4)

Melakukan pengerjaan dalam posisi duduk

Pemanfaatan (utilization) yang tepat dari kemampuan tenaga
tambahan

Pengorganisasian yang tepat dari bagian-bagian yang berbeda
dalam praktik

Menyederhanakan (simplifying) pekerjaan yang direncanakan
Four-handed dentistry tidak akan berjalan jika asisten tidak menguasai
kemampuan untuk transfer instrument. Oleh karena itu terdapat beberapa Kriteria
yang menggambarkan suatu kondisi dimana efisiensi dapat dicapai. Kriteria
tersebut meliputi:(5)
a. Seluruh peralatan harus di desain secara ergonomi untuk meminimalisasi
pergerakan yang tidak perlu
b. Tim dokter/praktisi dan pasien duduk dengan nyaman pada kursi yang di
desain secara ergonomis
c. Dilakukan motion economy
d. Menggunakan penataan yang rapi pada tray
e. Dokter gigi memberikan tanggung jawab tugas secara resmi kepada asisten
yang qualified berdasarkan aturan yang telah ditetapkan
f. Perawatan pasien direncanakan dengan urutan yang logis
Motion Economy
Motion economy mengacu pada sikap dimana energi manusia dapat
dibatasi/dipelihara ketika melakukan suatu aktivitas. Tujuannya ialah
menghemat pergerakan terutama pergerakan yang membutuhkan banyak waktu
dan melelahkan serta mengurangi jumlah gerakan berlebih yang berbahaya.
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan sebagai berikut:(5)
a. Berapa kali anda menggerakkan tubuh untuk mencapai instrumen?
b. Apakah asisten mengeliminasi stress operator dengan cara memindahkan
instrumen dan material kepada operator?
c. Apakah asisten sering tidak ada di tempat ketika dokter gigi menggapai
instrument atau mengganti bur?
d. Apakah jarak handpiece dan instrumen terhadap asisten sejauh 21 inci?
e. Apakah konsep ergonomis ini diaplikasikan pada klinik untuk mengurangi
pergerakan yang tidak perlu atau mengurangi tekanan/stress?
Klasifikasi Motion Economy(5)
Kelas I: Pergerakan jari hanya terjadi saat mengambil cotton roll.
Kelas II: Pergerakan jari dan pergelangan tangan dilakukan saat memindahkan
instrument / alat kepada operator
Kelas III: Pergerakan yang terjadi adalah jari, pergelangan tangan, dan siku .
Gerak ini dilakukan saat mengambil handpiece.
Kelas IV: Pergerakan melibatkan seluruh lengan dan bahu dan dilakukan saat
menyesuaikan posisi lampu, penempatan rubber dam, dan mengambil alat-alat
yang jauh.
Kelas V: Pada kelas ini seluruh badan bagian atas bergerak dan dilakukan ketika
akan mengambil alat/bahan dari lemari atau meja yang tidak bisa bergerak.
Berikut ini merupakan cara untuk mengurangi gerakan yang berlebihan dalam
praktik kedokteran gigi, antara lain:(5)
a. Untuk meningkatkan motion economy pada saat di klinik, ada beberapa
cara yang dapat dilakukan:
b. Mengurangi jumlah instrumen yang digunakan dengan memaksimalkan
penggunaan dari tiap instrumen untuk fungsi yang berbeda
c. Posisikan instrumen pada tray sesuai dengan urutan penggunaan
d. Posisi instrumen, material dan alat dengan cepat
e. Memiliki persediaan cadangan dan armamentarium yang besar yang
diletakkan dekat dengan operator/asisten agar mudah dicapai (mengurangi
motion kelas V)
f. Tempatkan anamentarium atau cart yang bergerak sedekat mungkin
dengan pasien
g. Posisikan pasien pada posisi supine
h. Posisi duduk operator dan asisten sebisa mungkin dekat dengan pasien
i. Gunakan kursi yang menghasilkan postur yang baik dan menyokong
punggung dan abdominal operator yang dapat diatur secara vertikal
maupun horizontal
j. Ketika menggunakan mikroskop pertahankan postur yang baik dan beri
asisten akses ke area transfer
k. Kurangi durasi dan jumlah gerakan yang dibuat oleh operator dan asisten
untuk melakukan aktivitas yang rutin dan berulang
l. Gunakan gerakan yang smooth dan hindari pergerakan zigzag yang
mengacaukan.
Zona Aktivitas
Zona aktivitas (Zones of Activity) adalah area kerja dokter gigi dan asisten di
sekitar pasien. Area kerja sekitar pasien dibagi menjadi 4 zona aktivitas. Zona
aktivitas ini diidentifikasi menggunakan wajah pasien sebagai pusat jam. Terdapat
4 zona aktivitas, yaitu:(4),(5)

Zona operator

Zona asisten

Zona transfer

Zona static
Gambar 2. Zona Aktivitas pada Dokter Gigi dengan Tangan Kanan (kiri) dan Tangan Kiri
(kanan)(4)
Pada dokter gigi dengan tangan kanan, zona operator berada antara jarum jam
7-12, sedangkan zona asisten dimulai dari arah jam 2-4. Selain itu, zona statik
berada pada arah jam 12-2. Zona statik merupakan zona dengan aktivitas yang
paling sedikit. Instrumen seperti alat pengukur tekanan darah, light curing
portable, atau cabinet asisten biasanya terletak pada area ini.Sedangkan untuk
operator yang menggunakan tangan kiri, zona operator berada antara jarum jam
12-5, zona asisten dari jam 8-10, dan zona statik jam 10-12.(4),(5)
Tanggung Jawab Tim dalam Transfer Kesehatan
Asisten operator harus sepenuhnya mengetahui prosedur yang akan dilakukan
untuk mengantisipasi urutan instrumen dan material apa yang akan digunakan.
Dengan pengetahuan ini, tim dental dapat mengembangkan kebiasaan yang
terstandarisasi untuk semua prosedur dental.(4)

Operator Requirement
Dokter gigi dapat membuat finger rest pada tangan yang sedang bekerja di
kavitas oral dalam pergantian untuk membantu anggota tim melokasikan
titik dari transfer instrument. Komunikasi verbal dan nonverbal spesifik
sebaiknya direncanakan untuk memudahkan pengerjaan. Setelah sinyal
nonverbal diberikan, operator perlu meletakkan instrumen yang telah
dipakai pada posisi tangan yang dapat dengan mudah dijangkau oleh
asisten dan memungkinkan pasien untuk memberikan instrument yang
baru.

Assistant Requirement
Agar teknik transfer instrument lebih efisien, asisten sebaiknya menyusun
instrument dalam tray sesuai dengan urutan pengerjaan. Asisten harus
dapat mengantisipasi kebutuhan instrument secara berurutan dan gesit
dalam setiap perubahan dalam prosedur.

Team Requirement
Dokter gigi dan asisten harus senantiasa mengobservasi pergerakan
pasien, khususnya selama pertukaran syringe dan instrumen tajam. Tim
harus melakukan prosedur perawatan yang aman dan terstandarisasi.
Tipe dari Transfer Instrumen(4)
Terdapat beberapa tipe transfer instrument, yaitu:
1.
Teknik Transfer Single-Handed (Pada operator tangan kanan)
Pada teknik ini asisten mentransfer instrument dengan
tangan kiri, sedangkan tangan kanan memegang evacuator tip atau
water syringe. Instrumen ditempatkan di dalam tray sesuai urutan
prosedur perawatan dan ditempatkan sedekat mungkin dengan pasien
pada posisi horizontal atau vertikal. Perlengkapan asisten seperti
rubber dam atau syringe ditempatkan dalam mobile cabinet pada jarak
yang jauh dari pasien.
Pada permulaan prosedur, kaca mulut sebaiknya diberikan
dengan tangan kanan dan eksplorer dengan tangan kiri. Instrumen yang
ditransfer diletakan antara jempol dan jari telunjuk dan disandarkan
pada jari tengah sehingga ujung kerja diposisikan pada lengkung yang
benar dan terposisi 10-12 inch dari tangan operator. Operator
sebaiknya memberi sinyal untuk setiap pertukaran alat dengan
menggerakan instrument yang digunakan. Hindari menusuk gloves
dengan menggunakan instrument.
Gambar 3. Teknik Transfer One-Handed(4)
2.
Teknik Transfer Two-Handed
Bentuk transfer ini biasanya digunakan selama transfer instrument
yang besar misalnya rubber dam, clamp forceps atau tang bedah.
Asisten mengambil instrument dengan satu tangan sambil memegang
satu instrument di tangan lainnya. Suction atau water syringe terbatas
penggunaannya dalam teknik ini.
Gambar 4. Teknik Transfer Two-Handed(4)
3.
Pemberian Kaca Mulut dan Eksplorer
Pada permulaan prosedur, kaca mulut dibawa menggunakan tangan
kanan dan eksplorer ditransfer dengan tangan kiri dimana asisten
memegang 1/3 bagian dari handle eksplorer.
4.
Penggunaan Non-Locking Tissue Forcep
Yang harus diperhatikan pada transfer alat ini adalah cara
memegangnya untuk menghindari beak. Selama transfer alat, forcep
diletakan sejajar dengan instrument yang sedang digunakan oleh
dokter gigi atau yang ingin ditukar. Memegang forcep harus
menggunakan telapak tangan untuk menghindari forcep jatuh.
Gambar 5. Penggunssn Non-Locking Tissue Forceps(4)
5.
Pemberian Benda Kecil
Benda kecil seperti cotton applicator dan instrument kecil sebaiknya
dibawa seperti instrument lainnya. Saat memberikan medikamen,
instrument insersi dan alas untuk medikamen sebaiknya diberikan
untuk memberikan akses yang baik bagi operator.
Gambar 6. Pemberian Benda Kecil(4)
6.
Pemberian Gunting
Saat memidahkan instrumen, gunting disejajarkan dengan instrument
yang akan ditukar. Operator sebaiknya memodifikasi posisi tangan
untuk menempatkan jempol, jari telunjuk, dan tengah ke dalam
lingkaram handle. Selama penggantian gunting, beaks mengarah ke
asisten.
Teknik Transfer Six-Handed Dentistry
Pada kasus bedah kompleks misalnya bedah endodontic dan bedah kedokteran
gigi lainnya, teknik six-handed baik digunakan untuk isolasi, retraksi, preparasi,
dan lain-lain. Pada kasus ini, tiga pasang tangan yang lainnya sangat berguna
dalam melakukan retraksi dan persiapan material. Saat asisten pertama tetap
berada bersama operator pada sisi operasi, asisten kedua mengantisipasi
kebutuhan keduanya.(4)
2.3 Prinsip Ergonomis dalam Praktik Kedokteran Gigi
Ergonomik
berasal
dari
Bahasa
Yunani,
yaitu Ergo
yang
berarti
kerja dan Nomos yang berarti hukum. Ergonomik dapat diartikan sebagai studi
mengenai manusia untuk menciptakan sistem kerja yang lebih sehat, aman dan
nyaman. Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA),
ergonomik adalah hubungan manusia dengan lingkungan kerja yang tidak
mengakibatkan suatu gangguan. Istilah ergonomik meliputi pengaplikasian ilmu
dalam mendesain produk dan prosedur untuk memaksimalkan efisiensi kerja dan
meningkatkan kesehatan. Ergonomik dalam praktik kedokteran gigi meliputi
bagaimana posisi tempat duduk dokter gigi dan pasien, bagaimana dokter gigi
menggunakan instrumentasi, bagaimana desain area kerja, pencahayaan, penggunaan
sarung tangan (gloves) dan bagaimana semua ini berdampak pada kesehatan dokter
gigi untuk memastikan keseimbangan yang tepat antara persyaratan kerja dan
kemampuan dokter gigi.(6)
Musculoskeletal Disorder (MSD) sering sekali terjadi pada praktisi kesehatan
khususnya dokter gigi, karena, area kerjanya sangat sempit namun mereka dituntut
untuk mampu bekerja fleksibel. Sebuah studi menyatakan bahwa nyeri leher,
punggung ataupun nyeri lengan terjadi pada 81% dokter gigi. Nyeri punggung
merupakan keluhan yang paling sering dialami oleh praktisi dental. Ada beberapa
gejala yang umum dirasakan pada penderita MSD, antara lain:(6)

Rasa lelah yang berlebihan pada bagian punggung dan leher

Sensasi geli, terbakar, ataupun rasa nyeri lainnya pada lengan

Cengkraman yang melemah, keram pada tangan

Kekebasan pada jari dan tangan
Beberapa elemen dari pengaturan posisi tempat kerja yang tidak egonomis, antara lain
adalah:(6)
 Kursi dokter gigi atau kursi pasien terlalu tinggi/rendah
 Kursi dokter gigi tidak mempunyai lumbar, thoracic, atau arm support
 Meja instrumen tidak dalam posisi yang baik dan tepat
 Pencahayaan yang tidak adekuat
 Meja area kerja yang tidak nyaman (tepi meja tajam)
 Lingkungan kerja lembab
Peningkatan ergonomis dalam praktik kedokteran gigi dapat dilakukan dengan
memodifikasi dan mengoptimalkan lingkungan kerja. Pengaplikasian ergonomis
dalam praktik kedokteran gigi adalah sebagai berikut:(6)
A. Kursi Dokter Gigi
Kursi dokter gigi harus dapat diatur posisinya untuk meningkatkan akses
visual dan mengakomodasi pergerakkan pasien selama sesi perawatan.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa 80%-100% dokter gigi diindikasikan
mengalami peningkatan resiko perkembangan low back pain. Terlalu lama
duduk di kursi dengan rancangan yang kurang baik dan dengan dukungan
lumbal yang inadekuat dapat menjadi faktor muscular fatigue dan low back
pain. Penelitian juga menunjukkan bahwa kursi bergerak hampir setiap menit
selama melakukan perawatan, sehingga, dokter gigi terua menyesuaikan
posisinya untuk memudahkan akses dan mengakomodasi pergerakan pasien.
Kursi harus memiliki konstruksi cast frame yang rigid. Seat pan harus cukup
luas untuk pergerakan dan tinggi dari tempat duduk juga harus disesuaikan.
Ketika kaki sedang beristirahat di lantai, sudut antara tulang belakang dan
paha sebesar 90o-110o.
Kursi dokter gigi ada yang menggunakan arm support untuk kesehatan
dan kenyamanan dokter gigi, namun arm support
tersebut tidak boleh
mengganggu akses dokter gigi kepada pasien selama bekerja. Ketika memilih
kursi dokter gigi, harus memiliki kriteria-kriteria yang sudah dijelaskan diatas
agar dokter gigi dapat bekerja dalam posisi tubuh netral.
Gambar 7. Jenis Kursi Dental: Brewer Operator Stool (kiri), Posiflex stool (tengah), dan
Kobo Chair (kanan) (6)
B. Equipment Layout
Dental equipment harus diletakkan di tempat yang sesuai, sehingga dokter
gigi dapat menjaga neutral working posture (jarak instrumen sebesar 22-
26 inci, tidak setinggi bahu atau dibawah tinggi pinggang). Penggunaan
instrumen seperti syringe, hand piece, saliva ejector dan high volume
evacuator sering diposisikan dalam normal horizontal, jarang diposisikan
dalam maksimal horizontal.(6)
Gambar 8. Wilayah Kerja (working area) pada tangan yang direkomendasikan(6)
C. Posisi Pasien dan Operator
Posisi duduk pasien yang optimal didapat ketika rongga mulut pasien
setinggi dada dokter gigi. Posisi rongga mulut di atas dada dokter gigi akan
meningkatkan kelelahan pundak. Sedangkan posisi rongga mulut di bawah
dada dokter gigi akan menyebabkan non-neutral posture, yaitu termasuk
posisi kepala yang terlalu turun, pembengkokan torsi ke depan atau ke
samping, dan ketidakmampuan dokter gigi untuk mengakses pergerakan yang
bebas. Posisi netral akan diperoleh jika:(6)

Lengan atas dekat ke tubuh

Sudut siku/lengan mendekati 90o

Pergelangan tangan segaris dengan lengan, perpanjang tidak lebih dari
20o – 30o
 MEMPOSISISKAN PASIEN PADA ARAH SUPINE UNTUK
NEUTRAL POSTURE!!
 DOKTER GIGI HARUS PUNYA AKSES BERGERAK PADA
ARAH JAM 7 – 12:30 (Untuk Right Handed)
Penempatan posisi duduk pada dental unit, menciptakan posisi yang
netral dengan cara menyesuaikan posisi kursi dokter gigi. Penempatan posisi
ini dapat disesuaikan dengan empat dasar posisi dokter gigi dengan pengaturan
jam yaitu jam 8 (di depan pasien), 9 (di samping pasien), 10-11 (di dekat sudut
kursi pasien), dan 12 (di belakang pasien).(6)
Gambar 9. Ketentuan posisis duduk dokter gigi terhadap pasien berbaring (right handed
dan left handed)(6)
D. Instrumentasi
Desain dari instrumentasi dapat berperan sebagai pencegahan efek
negatif terhadap kesehatan penggunanya. Tujuan dari pemilihan instrumen
yang baik dan benar adalah untuk mengurangi penggunaan tekanan, sehingga,
didapatkan neutral joint positioning. Terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam mengatur Pertimbangan dental instuments terkait aspek
ergonomis diantaranya adalah sebagai berikut:(6)
Bentuk dan ukuran handle

Diameter dental instrumen 5,6 –
11,5 mm. Diameter handle yang
lebih besar menurunkan hand
muscle load dan pinch force,
meskipun diameter lebih besar
dari 10 mm tidak menunjukkan
tambahan
keuntungan
(Dong,
2006)

Handle no. 4 mengurangi pinch
gripping dan bisa didapat pada
kebanyakan instrumen

Round
handle
menurunkan
kompresi otot

tekanan
dapat
dan
Berat
Instrumen yang ringan (15 g atau kurang)
membantu menurunkan muscle workload dan
pinch force (Dong, 2006)

Balance / Maneuverability
Instrumen harus seimbang dalam
tangan
sehingga
cenderung
menurunkan deviasi pergelangan
tangan

Keseimbangan dalam instrumen
ditingkatkan menggunakan third
digit rest. The second digit rest
(index finger) dapat mendeteksi
pergerakan yang sangat halus dan
harus ditempatkan dekat pada
operating
point.
Tidak
menggunakan the fourth digit
sebagai stabilisasi, karena dapat
menurunkan jumlah jari dalam
rongga
mulut,
kemampuan
instrumen,
meningkatkan
memposisikan
dan
meningkatkan
tingkat kontrol kemampuan taktil
Kemudahan pengoperasian
Semakin
mudah
mengoperasikan
instrumen
semakin baik
Ketajaman
Penting menjaga ketajaman instrumen, karena alat
yang tumpul membutuhkan tekanan yang lebih
Tekstur
Knurled handle seperti bentuk diamond atau pola
criss-cross dapat menurunkan tekanan pinch grip
karena meningkatkan sensasi taktil
E. Pencahayaan
Posisi cahaya merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh pada
postur selama bekerja. Tujuan dari pencahayaan yang benar diantaranya
adalah
untuk
menghasilkan
shadow-free,
dan
mengkoreksi
warna
pencahayaan yang berkonsentrasi pada bidang kerja. Secara sederhana, rasio
intensitas cahaya antara lampu dental operating dengan cahaya ruangan
tidak boleh lebih dari 3-1.6. Pencahayaan yang optimal didapat ketika lightline sedekat mungkin pada sight-line. Menurut UBC (2008), semakin besar
deviasi light-line dari sight-line, maka, semakin besar kemungkinan adanya
bayangan. Selain itu, sumber cahaya harus diposisikan pada mid-sagital plane
dari posisi pasien (sedikit membelakangi kavitas rongga mulut, 5o didepan
kepala operator dengan posisi arah jam 12). Apabila posisi pasien dan
operator sudah benar, sumber sinar dapat langsung diposisikan menjauhi
kepala operator dan asistent (tidak ada penyesuaian arah lagi).(6),(7)
Gambar 10. Posisi Pencahayaan pada gigi rahang maxilla (kiri) dan gigi rahang
mandibula (kanan)(6)
F. Sarung Tangan
Penggunaan sarung tangan merupakan universal precautions. Sarung
tangan harus berukuran tepat, ringan, dan lentur. Sarung tangan yang
tidak berukuran tepat dapat menimbulkan rasa sakit pada tangan, terutama
pada bagian ibu jari (potensi menimbulkan carpal tunnel syndrome).
Pemilihan sarung tangan yang baik juga dilihat dari segi materialnya, seperti,
sarung tangan latex memberikan ukuran pas yang alami, namun dapat
menyebabkan alergi bagi beberapa dokter gigi atau pasien. Bahan sarung
tangan lainnya adalah vinyl dan chloroprene.(7)
2.4.1. Evaluasi Desain Rancangan Peralatan dalam Praktik Kedokteran Gigi
Terdapat 4 jenis desain dental unit yang sering dijumpai adalah transthorax,
side delivery, rear delivery, dan split unit/ cart.(8)
1. Transthorax unit  EFEKTIF UNTUK FOUR-HANDED DENTISTRY!!
Desain ini memenuhi persyaratan untuk aspek waktu dan
gerakan, serta menyediakan posisi ergonomis yang baik. Dengan
posisi unit yang berada di atas daerah thorax pasien, asisten dapat
mengambil handpiece dan memberikannya kepada operator
dengan mudah, di mana operator tidak perlu mengalihkan
perhatiannya dari mulut pasien. Desain unit ini diadaptasikan
dengan baik untuk mencapai pelaksanaan four-handed dentistry
yang optimal. (8)
2. Side delivery
Desain unit ini sudah cukup lama beredar selama puluhan
tahun. Sebagian besar dental unit yang digunakan dalam
sekolah kedokteran gigi adalah unit dengan desain side
delivery, biasanya disertakan dengan bracket tray. Unit ini
membuat operator untuk mengambil handpiece sendiri. Hal
ini dapat menyebabkan stress dan kelelahan. Asisten operator
tidak dapat menjangkau peralatan untuk mengganti handpiece
maupun bur, sehingga menurunkan produktivitas. Seringkali
dalam pengaturan seperti ini, high-velocity evacuation (suction)
terletak pada kursi, di lokasi kerja asisten. Hal ini memaksa asisten untuk menjauh
dari kursi dental unit. Terkadang selang untuk saluran HVE bahkan diletakkan pada
mobile cart. Dengan pengaturan seperti ini, efektivitas untuk HVE perlu
dipertanyakan. (8)
3. Rear delivery
Pada unit ini, baik operator maupun asisten memiliki
aksesibilitas terluad terhadap trays, instrumen, supplies,
dan material yang berada jauh dari area pandang pasien.
Operator diharuskan mengambil handpiece (membutuhkan
gerakan memutar dan membalikkan badan), juga kegiatan
yang membuat mata lelah (karena perlu mengalihkan dan
memfokuskan perhatian pada handpiece dan mulut pasien berulang kali). Terkadang
operator juga perlu mengganti tangan untuk mengambil dan menggunakan handpiece.
Biasanya posisi unit sudah ditentukan dan tidak dapat diatur untuk
mempermudah gerakan operator maupun asisten. Sistem HVE juga dipasang secara
permanen pada area kerja asisten. Posisi ini sangat membatasi ruang kerja asisten
karena mengharuskan asisten menghadapkan badan ke depan (rear). Bila terdapat
mobile cart, maka akan menghambat akses ke sink serta air/ water syringes. Posisi ini
memberikan stress yang cukup besar pada asisten. (8),(9)
Gambar 11. Rear Delivery(9)
4. Split unit/ cabinet
Konsep ini menempatkan bagian dari dental unit pada
sisi operator, dan HVE serta air/water syringe pada
lemari bebas (mobile cabinet) sisi asisten. Seperti
dijumpai pada side delivery unit, desain ini membuat
operator untuk mengambil handpiece dan membuat asisten
tidak
mampu
menjangkau
handpiece,
sehingga
mengurangi produktivitas. Asisten operator hanya dapat
menggunakan HVE dan air/ water syringe yang berada pada
mobile cabinet dan tidak dapat mengambil handpiece
maupun bur. Seringkali mobile cabinet yang digunakan di
sini tidak didesain untuk menyimpan peralatan cadangan (backup instruments)
dan tempat yang cukup untuk bahan (material). Desain split unit membatasi
pergerakan asisten dan membuat peralatan cadangan harus disimpan pada lemari
lainnya. Posisi ini membutuhkan pergerakan tambahan saat mengambil alat yang
dibutuhkan dan juga meningkatkan resiko kontaminasi.(8)
Kuadran Area
Posisi
Posisi
Rongga mulut
Pasien
Operator
Posisi Asisten
Operator
Posisi tangan
untuk tip suction
(oleh Asisten)
Sisi kiri RA
Supine
10 o’clock
operator
Supine
10 o’clock
operator
Supine
10 o’clock
syringe
Right
Left
Left
Right
Left
Right
Right
Left
Right
Left
Left
Right
Left
Left
Right
Right
Left
Right
3 o’clock
menghadap
Sisi kiri RB
Asisten untuk
3 o’clock
menghadap
Sisi kanan RA
Posisi tangan
3 o’clock
menghadap
operator
Sisi kanan RB
45o
9 o’clock
2 o’clock
menghadap
operator
Bagian
Kanan
Supine
9 o’clock
Bukalis RA
2 o’clock
menghadap
operator
Bagian
Kiri
Supine
9 o’clock
Bukalis RA
2 o’clock
menghadap
Left
Right
operator
Anterior RA &
RB
Supine
8 o’clock
3 o’clock
menghadap
Right
Right
Left
Left
operator
Gambar 12. Rekomendasi Posisi Pasien, Operator, Asisten Operator, serta hand chairside
asisten(9)
Referensi:
1.
Azrul A. Pengantar Administrasi Kesehatan. 3rd ed. Jakarta: Binarupa Aksara;
1996. 1-346 p.
2.
Masters P. Types of Medical Practices [Internet]. American College of
Physicians.
2016
[cited
2016
Oct
11].
Available
from:
https://www.acponline.org/about-acp/about-internal-medicine/careerpaths/residency-career-counseling/types-of-medical-practices
3.
The New England Journal of Medicine. Differentiating Among Medical
Practice [Internet]. NEJM Career Center. 2000 [cited 2016 Oct 11]. Available
from: http://www.nejmcareercenter.org/article/differentiating-among-medicalpractice-settings/
4.
Singh N, Jain A, Sinha N, Chauhan A, Rehman R. Application of four-handed
dentistry in clinical practice: a review. Int J Dent Med Res. 2014;1(1):8–13.
5.
Finkbeiner BL. Continuing Education Four-Handed Dentistry, Part 1 : An
Overview Concept. United States: American Dental Association; 2010. p. 1–
13.
6.
Chitre A. Manual of Local Anesthesia in Dentistry. 3rd ed. Nepal: Jaypee
Brothers Medical Publishers; 2016. 116-127 p.
7.
Gupta A, Bhat M, Mohammed T, Bansal N, Gupta G. Ergonomics in dentistry.
Int J Clin Pediatr Dent [Internet]. 2014;7(1):30–4. Available from:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=4144062&tool=pm
centrez&rendertype=abstract
8.
Finkbeiner BL. Increasing Productivity by Effective Utilization of
Four‑ Handed Dentistry – Part 2: Equipment Selection [Internet]. Dental Care.
2016 [cited 2016 Oct 13]. Available from: http://www.dentalcare.com/enUS/dental-education/continuingeducation/ce429/ce429.aspx?ModuleName=coursecontent&PartID=3&Section
ID=-1
9.
Wolfson E. Four-Handed Dentistry For Dentist and Assistants. United States:
Mosby Company; 1974. 27-45 p.
Download