Uploaded by bergitav

BERGITA V.C.J ACARA 6

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI MANUSIA
ACARA VI
GERAK REFLEKS DAN WAKTU REAKSI
BERGITA VEBRIANI CAMELLIA JEMAT
E1A016011
A/VI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
ACARA VI
GERAK REFLEKS DAN WAKTU REAKSI
A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum
: Untuk mengetahui refleks regangan otot
dan selaput lendir pada manusia.
2. Hari, tanggal praktikum : Senin, 06 Mei 2019
3. Tempat praktikum
: Laboratorium Biologi FKIP, Universitas
Mataram.
B. Landasan Teori
Ada dua sistem gerak pada manusia, yaitu gerak reflex dan
gerak sadar (terkoordinasi). Refleks ialah aktifitas yang timbul
langsung sebagai respon terhadap rangsangan tanpa olahan syaraf
sentral bagian korteks. Refleks bermacam-macam dari yang sederhana
hingga yang kompleks. Contoh refleks yang sederhana adalah refleks
menyusu. Bayi yang baru lahir dan sehat sudah dapat menghisap susu
dari payudara ibunya. Refleks alimentasi ini dapat dimulai dari pipi
bayi yang disentuh puting payudara. Bayi akan menengok ke arah
payudara yang akan dihisap itu. Mulutnya membuka, bibirnya
menangkap puting payudara, mungkin tangannya akan memegang
payudara itu, lalu timbul gerakan menghisap dan menelan. Semua
aktifitas ini berjalan reflektoris (Suyanto, 2010 : 23).
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang
paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensr,
interneuron, dan neuron motor, yang mengalirkan impuls saraf untuk
tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhana hanya
memerlukan dua tipe sel saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor.
Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya
mengejutkan
dan
menyakitkan.
Gerak
refleks
terjadi
apabila
rangsangan yang diterima oleh sel saraf sensori langsung disampaikan
oleh neuron perantara atau neuron penghubung (Wulandari, 2009 : 52).
Kegiatan pada lengkung refleks di mulai di reseptor sensorik
sebagai potensial reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat
rangsang. Potensial reseptor ini akan membangkitkan potensial aksi
yang bersifat gagal atau tuntas di saraf eferen. Bila potensial aksi ini
sampai ke efektor, terjadi lagi respon yang besarnya sebanding dengan
kuat rangsang. Efektor yang berupa otot rangka, respon bertahap
tersebut selalu cukup besar untuk mencetuskan potensil aksi yang
mampu menghasilkan kontraksi otot. Hubungan antara neuron aferen
dengan eferen biasanya terdapat di sistem saraf pusat (Ganong, 2009 :
61).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Martil refleks,
b. penggaris,
c. stopwatch, dan
d. alat tulis.
2. Bahan
a. Aquades,
b. kapas, dan
c. praktikan.
D. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini
adalah :
1. Refleks regang
a. Refleks patella
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memposisikan praktikan dalam keadaan duduk dengan
bertumpang kaki.
3. Mengambil martil refleks
4. Memukul
ligamen
patella
kaki
yang
digunakan
bertumpang menggunakan martil refleks.
5. Mengamati gerakan yang terjadi pada kaki praktikan. gerakan positif jika kaki mengalami pergerakan dan
negative jika kaki tetap dalam posisi diam.
6. Mencatat hasil pengamatan pada tabel yang telah tersedia.
b. Refleks musculus biceps brachii
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memposisikan lengan praktikan dalam keadaan lurus.
3. Mengambil martil refleks.
4. Memukul
tendon
musculus
biceps
brachii
menggunakan martil refleks.
5. Mengamati gerakan yang terjadi pada tangan praktikan. gerakan positif jika tangan bergerak mendekati mata dan
negative jika dalam posisi diam.
6. Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja yang telah
tersedia.
c. Refleks musculus triceps brachii
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memposisikan lengan praktikan dalam keadaan bengkok.
3. Mengambil martil refleks.
4. Memukul
tendon
musculus
triceps
brachii
menggunakan martil refleks.
5. Mengamati gerakan yang terjadi pada tangan praktikan. gerakan positif jika tangan bergerak menjauhi wajah dan
negative jika dalam posisi diam.
6. Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja yang telah
tersedia.
d. Refleks achiles
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memposisikan praktikan duduk sedemikian rupa
dengan dengan kaki tidak menyentuh laintai, sehingga
telapak kaki tergantung bebas.
3. Memukul tendon archiles menggunakan martil refleks.
4. Mengamati gerakan yang terjadi pada kaki praktikan. gerakan positif jika telapak kaki bergerak kedepan dan
negative jika dalam keadaan diam.
5. Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja yang
tersedia.
e. Refleks babinsky
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memposisikan praktikan duduk sedemikian rupa
dengan dengan kaki tidak menyentuh laintai, sehingga
telapak kaki tergantung bebas.
3. Mengambil martil refleks.
4. Menggoreskan telapak kaki praktikan menggunakan
ujung martil refleks.
5. Mengamati gerakan yang terjadi pada kaki praktikan. gerakan positif jika kaki praktikan bergerak baik
kedepan atau kesamping dan negative jika dalam
keadaan diam.
6. Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja yang
tersedia.
2. Refleks selaput lendir
a. Refleks kornea mata
1. Menyiapkkan alat dan bahan
2. Mengambil kapas dan membasahi kapas dengan aquades
secukupnya.
3. Mendekatkan kapas tersebut secara tiba-tiba kemata
praktikan.
4. Mengamati gerakan yang terjadi pada mata praktikangerakan positif jika mata praktikan berkedip dan negative
jika mata tidak berkedip.
5. mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja yang
tersedia.
3. Waktu reaksi
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Mengambil penggaris yang tersedia.
c. Memegang ujung atas penggaris dengan angka nol di ujung
bawah selebar 1-2 cm di antara ibu jari dan telunjuk praktikan
yang diuji coba.
d. Melepaskan ujung atas penggaris yang sebelumya dipegang
oleh penguji dan membiarkan praktikan yang diuji menangkap
penggaris yang berada diujung bawah dengan ibu jari dan
telunjuknya secepat mungkin.
e. Mencatat berapa cm panjang penggaris yang tertangkap
didalam tabel hasil pengamatan.
f. Mengulangi langkah (2-5) sebanyak 3 kali.
g. Mengkonversi panjang penggaris (cm) menjadi (detik) dengan
tabel konversi.
h. Mencatat hasil kegiatan sebagai waktu reaksi pada kondisi
normal dan mencari nilai total serta rata-rata waktu reaksi
pada lembar kerja yang tersedia.
i. Mengulangi langkah (2-7) dengan cara mengacaukan pikiran
(bingung) praktikan yang diuji dengan mengajak praktikan
berbicara.
j. Mencatat hasil pengamatan sebagai waktu reaksi pada
kondisi terganggu pada lembar kerja yang tersedia.
E. Hasil Pengamatan
1. Gerak Refleks
a. Data kelompok 6
No. Nama
1
Abdul Gofur
2
Bergita V. C. J.
3
Riska Apriyanti
4
Hairunnadawiah
5
Reysi Safta J.
6
Laili Muliana
Jenis Refleks
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinsky
Kornea Mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinsky
Kornea Mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinsky
Kornea Mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinsky
Kornea Mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinsky
Kornea Mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinsky
Positif
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Negatif
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
7
Fadlul Faradila
Kornea Mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinsky
Kornea Mata
√
√
√
√
√
√
√
b. Data Kelas
No
Nama
1
Abdul Gofur
2
Anugrah A.A
3
BQ. Desi
4
BQ. Fitri
5
Bergita V.C.J
6
Jenis Refleks
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Positif
√
√
√
√
√
√
√
Negatif
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Eliyan Irmasari
7
8
9
Erdiana
Fadlul F.
Fitri W.
10
Gusti A. S
11
Hairun
Nadawiyah
12
13
Izza Melati
Sukma
Juliani R.
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
L. Hasan N.Z
14
15
16
17
Laili Mulana
Legita Dwi K.
M. Hairil Anas
18
Nadia Utami
19
Nida Rahmani
20
Nurhaliza
21
Nur Wulansari
Kornea mata
√
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
22
23
24
25
Nurul Fadhilah
Nurul Hidayah
Peni Rahmawati
Rahmat
Hidayatullah
26
Raodatul Jannah
27
Reysi Safta J
28
Riska Aprianti
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
29
30
31
32
33
34
35
Shalihah Indria I.
Sri Sukmawati
Surya Pratama
Tarita Sita
Wardatul Uyun
Widya Septiani
Yuli Rahmawati
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2. W
36
a
Yusri Hayati
k
t
u
37
R
Zikriah
a
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
Patella
Bicep
Tricep
Achiles
Babinski
Kornea mata
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
.
Data Kelompok 6
Kondisi Normal
Ulangan Penggaris Waktu
(cm)
(detik)
1
12
0,16
2
22
0,21
3
26
0,23
Abdul Gofur
Total
60
0,6
Rata20,0
0,2
rata
1
10
0,14
2
24
0,22
3
14
0,17
Bergita V.C.J.
Total
48
0,53
Rata16,00
0,18
rata
1
14
0,17
2
12
0,16
3
18
0,19
Riska Apriyanti
Total
44
0,5
Rata14,7
0,2
rata
1
20
0,2
2
18
0,19
3
16
0,18
Laili Muliana
Total
54
0,57
Rata18,0
02
rata
1
26
0,23
Fadlul Faradila
2
16
0,18
No Nama
1
2
3
4
5
Kondisi Terganggu
Penggaris Waktu
(cm)
(detik)
16
0,18
14
0,17
0
0
20
0,2
10,0
0,1
14
16
0
30
0,17
0,18
0
0,35
10,0
0,12
28
0
0
28
0,25
0
0
0,3
9,3
0,1
16
0
22
38
0,18
0
0,21
0,39
12,7
0,1
0
24
0
0,22
6
7
3
Total
Ratarata
1
2
3
Resyi Safta J.
Total
Ratarata
1
2
3
Hairunnadawiah
Total
Ratarata
14
56
0,17
0,58
16
40
0,18
0,4
18,7
0,2
13,3
0,1
12
26
10
48
0,16
0,23
0,14
0,53
20
24
28
72
0,2
0,22
0,25
0,67
16,0
0,2
24,0
0,2
20
18
18
56
0,2
0,19
0,19
0,58
0
0
24
24
0
0
0,22
022
18,67
0,19
8,00
0,07
b. Data Kelas
No
Nama
1
Abdul
Gafur
2
Anugrah
Aprian
3
Bq Desi
Hariani
4
Bq Fitri
Raudatul
Ulangan
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
Kondisi Normal
Kondisi Terganggu
Penggaris Waktu Penggaris
Waktu
(cm)
(detik) (cm)
(detik)
12
0.16
16
0.18
22
0.21
14
0.17
26
0.23
0
0
60
0.6
20.0
0.2
10.0
0.1
20
0.2
23
0.21
19
0.19
0
0
15
0.17
0
0
54
0.56
23
0.21
18
0.187
7.667
0.07
22
0.21
0
0
29
0.24
0
0
17
0.18
0
0
68
0.63
0
0
22.67
0.21
0.00
0.00
22
0.21
27
0.23
16
0.18
0
0
23
0.21
16
0.18
61
0.6
43
0.41
20.33
0.20
14.33
0.14
5
Bergita
Vebriani
6
Eliyan
Irmasari
7
Erdiana
Larasati
8
Fadlul
Faradila
9
Fitri
Wahyuriani
10
Hairun
Nadawiah
11
I Gusti
Ayu S
12
Izza
Melati
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
10
24
14
48
16.00
24
14
24
62
20.7
26
20
16
62
20.7
26
16
14
56
18.7
16
0
24
40
13.333
20
18
18
56
18.67
0
18
24
42
14.00
16
16
28
60
0.14
0.22
0.17
0.53
0.18
0.22
0.17
0.22
0.61
0.20
0.22
0.20
0.18
0.6
0.2
0.23
0.18
0.17
0.58
0.2
0.18
0
0.22
0.4
0.133
0.2
0.19
0.19
0.58
0.19
0
0.19
0.22
0.41
0.14
0.18
0.18
0.36
14
16
0
30
10.00
20
22
24
66
22
18
0
0
18
6.0
0
24
16
40
13.3
0
20
24
44
14.67
0
0
24
24
8.00
0
0
21
21
7.00
25
24
20
69
0.17
0.18
0
0.35
0.12
0.20
0.21
0.22
0.63
0.21
0.19
0
0
0.19
0.1
0.00
0.22
0.18
0.4
0.1
0
0.20
0.22
0.42
0.14
0
0.00
0.22
0.22
0.07
0
0
0.2
0.2
0.07
0.22
0.22
0.21
0.65
13
Juliani
Rohaili
14
Laili
Muliana
15
Lalu
Hasan
16
Legita
Dwi
17
Muhamad
Hairil
`18
Nadia
Utami
19
Nida
Rahmani
20
Nur
Haliza
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
20
0
30
0
30
10.0
20
18
16
54
18.0
14
14
10
38
12.67
17
20
12
49
16.33
16
16
28
60
20
0
0
22
22
7.33
12
14
16
42
14
30
0
18
0.18
0
0.25
0
0.25
0.1
0.2
0.19
0.18
0.57
0.2
0.17
0.17
0.14
0.48
0.16
0.18
0.20
0.16
0.54
0.18
0.18
0.18
0.36
0.18
0
0
0.21
0.21
0.07
0.16
0.17
0.18
0.51
0.17
0.25
0
0.19
23
0
0
0
0
0.0
16
0
22
38
12.7
0
4
20
24
8.00
20
10
14
44
14.67
25
24
20
69
23
0
0
25
25
8.33
29
0
7
36
12
0
24
0
0.22
0
0
0
0
0.0
0.18
0
0.21
0.39
0.1
0
0.09
0.20
0.29
0.10
0.20
0.14
0.17
0.51
0.17
0.22
0.22
0.21
0.65
0.22
0
0
0.25
0.25
0.08
0.24
0
0.11
0.35
0.12
0
0.22
0
21
22
23
24
25
26
27
28
Total
Rata-rata
1
2
Nurwulan
3
Total
Rata-rata
1
2
Nurul
3
Fadilah
Total
Rata-rata
1
2
Nurul
3
Hidayah
Total
Rata-rata
1
2
Peni
3
Rahmawati
Total
Rata-rata
1
2
Rahmat
3
Hidayatullah
Total
Rata-rata
1
2
Raodatul
3
Jannah
Total
Rata-rata
1
2
Reysi
3
Safta
Total
Rata-rata
Riska
1
Apriyanti
2
48
16.0
17
27
0
44
14.7
17
30
26
73
24.33
23
0
30
53
17.67
8
20
20
48
16.00
22
18
16
56
18.67
0
0
20
20
6.67
12
26
10
48
16.0
14.0
12
0.44
0.1
0.18
0.23
0
0.41
0.1
0.18
0.25
0.23
0.66
0.22
0.21
0
0.25
0.46
0.15
0.13
0.20
0.20
0.53
0.18
0.21
0.19
0.18
0.58
0.19
0
0
0.20
0.2
0.07
0.16
0.23
0.14
0.53
0.2
0.17
0.16
24
8.0
0
23
20
43
14.3
30
0
11
41
13.67
0
0
21
21
7.00
19
0
30
49
16.33
26
26
28
80
26.67
0
0
0
0
0.00
20
24
28
72
24.0
28.0
0
0.22
0.1
0
0.21
0.20
0.41
0.1
0.25
0
0.14
0.39
0.13
0
0
0.20
0.2
0.07
0.19
0
0.25
0.44
0.15
0.24
0.24
0.25
0.73
0.24
0
0
0
0
0.00
0.2
0.22
0.25
0.67
0.2
0.25
0
29
Shalihah
Indria
30
Sri
Sukma
31
Surya
Pratama
32
Tarita
Sita
33
Wardatul
Uyun
34
Widya
Septiani
35
Yuli
Rahmawati
36
Yusri
3
total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
1
18
44.0
14.7
12
12
8
32
10.67
23
30
0
53
17.67
16
14
15
45
15
14
14
10
38
12.67
22
30
8
60
20
18
10
0
28
9.33
0
0
16
16
5.33
30
0.19
0.5
0.2
0.16
0.16
0.13
0.45
0.15
0.21
0.25
0
0.46
0.15
0.18
0.19
0.17
0.54
0.18
0.17
0.17
0.14
0.48
0.16
0.21
0.13
0.34
0.17
0.19
0.14
0
0.33
0.11
0
0
0.18
0.18
0.06
0.25
0
28.0
9.3
12
14
24
50
16.67
0
30
0
30
10.00
17
30
18
65
21.67
0
22
0
22
7.33
20
20
12
52
17.33
0
24
24
48
16.0
0
18
30
48
16.00
0
0
0.3
0.1
0.16
0.17
0.22
0.55
0.18
0
0.25
0
0.25
0.08
0.18
0.25
0.19
0.62
0.21
0
0.21
0
0.21
0.07
0.20
0.20
0.16
0.56
0.19
0
0.22
0.22
0.44
0.15
0
0.19
0.25
0.44
0.15
0
Hayati
37
Zikriah
2
3
Total
Rata-rata
1
2
3
Total
Rata-rata
16
18
64
21.33
15
12
10
37
12.3
0.18
0.19
0.62
0.21
0.17
0.16
0.14
0.47
0.16
17
0
17
5.67
14
16
10
40
13.3
0.18
0
0.18
0.06
0.17
0.18
0.14
0.49
0.16
F. Pembahasan
Praktikum fisiologi manusia tentang gerak refleks dan waktu
reaksi bertujuan untuk mengetahui reflek renggang otot dan selaput
lendir pada manusia,
serta mengetahui
waktu
reaksi seseorang..
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada pula gerak yang
terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Untuk terjadi gerak refleks,
maka dibutuhkan struktur sebagai berikut : organ sensorik (yang
menerima impuls), serabut saraf sensorik (yang menghantarkan
impuls), sumsum tulang belakang (serabut-serabut saraf penghubung
menghantarkan impuls), sel saraf motorik (menerima dan mengalihkan
impuls), dan organ motorik (yang melaksanakan gerakan). Gerak
refleks merupakan bagian dari mekanika pertahanan tubuh yang terjadi
jauh lebih cepat dari gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat
terkena debu, menarik kembali tangan dari benda panas menyakitkan
yang tersentuh tanpa sengaja. Gerak refleks dapat dihambat oleh
kemauan sadar ; misalnya, bukan saja tidak menarik tangan dari benda
panas, bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan panas.
Mekanisme
gerak refleks merupakan
suatu gerakan yang
terjadi secara tiba-tiba diluar kesadaran kita. Refleks fleksor, penarikan
kembali tangan secara refleks dari rangsangan yang berbahaya
merupakan suatu reaksi perlindungan. Refleks ekstensor (polisinaps)
rangsangan dari reseptor perifer yang mulai dari refleksi pada anggota
badan dan juga berkaitan dengan ekstensi anggota badan. Gerakan
refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi
jauh lebih cepat dari gerak sadar misalnya menutup mata pada saat
terkena debu. Refleks pada dasarnya merupakan suatu respon dalam
rangka mengelak dari suatu rangsangan yang dapat membahayakan atau
mencelakakan. Ciri refleks adalah respon yang berlangsung cepat atau
tidak disadari oleh yang bersangkutan. Refleks semacam ini dinamakan
reflex bawaan yang pusatnya pada sumsum tulang belakang. Impuls
saraf berasal dari reseptor dibawa oleh sareaf eferen yang bersifat
sensorik, menuju ke system sarf pusat, yaitu sumsum tulang belakang.
Di sumsum tulang belakang, impuls di transfer oleh neuron asesori dari
neuron sensori ke neuron motorik. Dari neuron motorik impuls di
alirkan melalui saraf motorik ke efektor.
Dilihat dari bentuk reaksi atau aksi yang ditimbulkan refleks
memiliki karakteristik antara lain dapat diramalkan, respon yang
ditimbulkan karena adanya rangsangan yang berulang-ulang akan sama.
Mempunyai
tujuan
tertentu,
refleks
sangat
berfungsi
sebagai
kelangsungan hidup suatu organisme. Refleks memiliki reseptor
tertentu, dengan kata lain setiap rangsangan akan menimbulkan respon
namun terbentuknya respon ini hanya pada efektor tertentu. Refleks
mempunyai periode laten, adanya waktu antara stimulus dan mulai
terjadinya respon pada efektor. Spontan dan tidak dipelajari. Berfungsi
sebagai pelindungdan pengatu. Periode laten akan lama pada respon
yang terus meneruskan sehingga akan mengakibatkan timbulnya
kelelahan. Proses terjadinya gerak refleks ini tentunya diawali dengan
adanya rangsangan, kemudian rangsangan tersebut akan di teruskan ke
otak atau sumsum tulang belakang melalui neuron sensorik dengan
kecepatan yang sangat tinggi kemudian menuju ke efektor (luar tubuh)
melalui neuron motorik sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang
diperoleh.
Kegiatan praktikum ini menggunakan 6 macam daerah untuk
diuji ada tidaknya gerak reflex pada tubuh. Yaitu gerak refleks pada
lutut, gerak refleks pada tumit, gerak refleks pada bisep, gerak reflkes
pada trisep, gerak refleks mengejapkan mata, dan yang terakhir adalah
gerak refleks pada telapak kaki. Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah kami lakukan, dari uji coba gerak refleks pada bagian-bagian
tubuh manusia maka diperoleh data yaitu pada refleks biceps gerakan
yang terjadi menjauh dan gerakannya monosinaps berupa fleksi lengan
pada siku dan supinasi. Pada refleks triceps gerakannya menjauh dan
merupakan refeeks monosinaps berupa ekstensi lengan dan supinasi.
Pada refleks patella (KPR) terjadi gerakan menjauhi dan merupakan
refleks monosinaps. Pada reflex Achilles Pess Refleks (APR), gerakan
yang terjadi menjauhi martil refleks dan merupakan gerak refleks
monosinaps karena hanya gerakan kaki yang ada. Pada respon yang
terjadi ketika tendon Achilles diketuk berupa fleksi dari kaki dan
kontraksi otot gastroknemius. Pada refleks kornea gerakannya menjauhi
dan merupakan refleks monosinaps dengan gerakan menutup mata.
Mekanisme gerak refleks yaitu mulai dari stimulus atau
rangsangan kemudian ke reseptor atau indra ke saraf sensorik ke
sumsum tulang belakang kemudian ke saraf motorik ke efektor dan
kemudian menimbulkan gerakan. Monosinaps adalah gerak refleks
yang menghasilkan hanya satu gerakan sedangkan Polisinaps adalah
gerak refleks yang menghasilkan lebih dari satu gerakan. Pengamatan
pada kelompok kami diperoleh refleks yang hampir sama setiap
individu, yaitu memiliki gerak refleks positif. Pada teorinya apabila
diperoeh respon yang berbeda dari seharusnya, mungkin disebabkan
karena gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar, misalnya
bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas, bahkan dengan
sengaja menyentuh permukaan benda panas itu (Pearce, 2006). Selain
itu rangsangan yang diberikan dapat diubah menjadi bentuk aksi-aksi
yang berbeda oleh reseptor, maka reseptor ini menimbulkan gerakan
atau aksi-aksi yang berbeda setiap individu. Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan praktikan, dapat diketahui bahwa pada
pengujian gerak reflex pada lutut (patellah) dari 37 praktikan 34 orang
yang memiliki gerak reflex. Pada pengujian gerak reflex pada biceps
dari 37 praktikan 21 orang yang memiliki gerak reflex. Pada pengujian
gerak reflex pada triceps dari 37 praktikan 25 orang yang memiliki
gerak reflex. Pada pengujian gerak reflex pada achiles dari 37 praktikan
29 orang yang memiliki gerak reflex. Pada pengujian gerak reflex pada
telapak kaki dari 37 praktikan 33 orang yang memiliki gerak reflex.
Sedang pada kornea mata, semua praktikan memiliki gerak refleks.
Dari hasil pengamatan ini dapat diketahui bahwa semua praktikan yang
telah di uji pada 6 titik tertentu secara umum memiliki gerak refleks.
Waktu reaksi merupakan interval waktu yang diperlukan
seseorang untuk memberikan reaksi terhadap sinyal atau rangsangan
yang muncul ketika seseorang memberikan respon tentang sesuatu yang
didengar, dilihat, atau dirasakan. Waktu reaksi mempunyai 5 komponen
yaitu: munculnya stimulus pada tingkat reseptor yaitu suatu struktur
khusus yang sangat peka terhadap jenis-jenis rangsang tertentu,
perambatan (propagation) stimulus ke susunan saraf pusat, pengiriman
stimulus melalui jalur saraf dan produksi sinyal efektor yang bergerak
memberi reaksi terhadap impuls yang tiba melewati neuron efferent
yakni yang membawa impuls dari susunan saraf pusat, pengiriman
sinyal oleh susunan saraf pusat ke otot, dan perangsangan/stimulus otot
untuk melakukan kerja mekanis. Dalam praktikum ini, akan diteliti
bagaimana perbandingan waktu reaksi kondisi normal dan kondisi
terganggu.
Hasil data praktikum untuk percobaan waktu reaksi pada saat
normal dengan menggunakan penggaris menunjukkan rentang mulai
dari 2 hingga 30 cm dengan waktu 0,06 detik hingga 0,66 detik. Ratarata praktikan memiliki panjang 16 cm atau sekitar 0,17 untuk waktu
reaksi. Sementara itu, untuk waktu terganggu, kebanyakan praktikan
memiliki waktu 0,22 detik dengan panjang penggaris 25 cm. Akan
tetapi ada pula yang memperoleh waktu 0,9 detik dengan panjang
penggaris 4 cm. Untuk yang lainnya ada yang memperoleh rentang
panjang mulai dari 12 sampai 24 cm dengan waktu mulai dari 0,16
hingga 0,22 detik. Cepatnya gerak reflek seseorang apabila memiliki
nilai diatas 0,5 dari panjang penggaris 30 cm. Jadi jika praktikkan
memiliki nilai rata-rata gerak refleknya dibawah dari 15 maka ia
dikatakan memiliki gerak reflek yang lambat, dan sebaliknya jika hasil
rata-rata perhitungan gerak reflek yang di dapat diatas 15 maka dapat
dikatakan ia memiliki gerak reflek yang cepat.
G. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pengamatan serta pembahasan, maka
dapat disimpulkan bahwa :
a. Gerak refleks merupakan bagian dari mekanika pertahanan
tubuh yang terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar, misalnya
menutup mata pada saat terkena debu, menarik kembali tangan
dari benda panas menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja.
b. Gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar ; misalnya,
bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas, bahkan
dengan sengaja menyentuh permukaan panas.
c. Mekanisme
gerak refleks merupakan
suatu gerakan yang
terjadi secara tiba-tiba diluar kesadaran kita. Refleks fleksor,
penarikan kembali tangan secara refleks dari rangsangan yang
berbahaya merupakan suatu reaksi perlindungan. Refleks
ekstensor (polisinaps) rangsangan dari reseptor perifer yang
mulai dari refleksi pada anggota badan dan juga berkaitan
dengan ekstensi anggota badan.
d. Kegiatan praktikum ini menggunakan 6 macam daerah untuk
diuji ada tidaknya gerak reflex pada tubuh. Yaitu gerak refleks
pada lutut, gerak refleks pada tumit, gerak refleks pada bisep,
gerak reflkes pada trisep, gerak refleks mengejapkan mata, dan
yang terakhir adalah gerak refleks pada telapak kaki.
e. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan praktikan, dapat
diketahui bahwa pada pengujian gerak reflex pada lutut
(patellah) dari 37 praktikan 34 orang yang memiliki gerak
reflex. Pada pengujian gerak reflex pada biceps dari 37
praktikan 21 orang yang memiliki gerak reflex. Pada pengujian
gerak reflex pada triceps dari 37 praktikan 25 orang yang
memiliki gerak reflex. Pada pengujian gerak reflex pada achiles
dari 37 praktikan 29 orang yang memiliki gerak reflex. Pada
pengujian gerak reflex pada telapak kaki dari 37 praktikan 33
orang yang memiliki gerak reflex. Sedang pada kornea mata,
semua praktikan memiliki gerak refleks.
f. Waktu reaksi merupakan interval waktu yang diperlukan
seseorang untuk memberikan reaksi terhadap sinyal atau
rangsangan yang muncul ketika seseorang memberikan respon
tentang sesuatu yang didengar, dilihat, atau dirasakan.
g. Hasil data praktikum untuk percobaan waktu reaksi pada saat
normal dengan menggunakan penggaris menunjukkan rentang
mulai dari 2 hingga 30 cm dengan waktu 0,06 detik hingga 0,66
detik. Rata-rata praktikan memiliki panjang 16 cm atau sekitar
0,17 untuk waktu reaksi. Sementara itu, untuk waktu terganggu,
kebanyakan praktikan memiliki waktu 0,22 detik dengan
panjang penggaris 25 cm. Akan tetapi ada pula yang
memperoleh waktu 0,9 detik dengan panjang penggaris 4 cm.
Untuk yang lainnya ada yang memperoleh rentang panjang
mulai dari 12 sampai 24 cm dengan waktu mulai dari 0,16
hingga 0,22 detik.
h. Cepatnya gerak reflek seseorang apabila memiliki nilai diatas
0,5 dari panjang penggaris 30 cm. Jadi jika praktikan memiliki
nilai rata-rata gerak refleknya dibawah dari 15 maka ia
dikatakan memiliki gerak reflek yang lambat, dan sebaliknya
jika hasil rata-rata perhitungan gerak reflek yang di dapat diatas
15 maka dapat dikatakan ia memiliki gerak reflek yang cepat.
2. Saran
Semoga praktikum selanjutnya dapat berjalan lebih baik, dan
alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum memadai. Terimakasih
kak 
DAFTAR PUSTAKA
Ganong. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Penerbit Buku
Kedokteran: Jakarta.
Suyanto, slamet. 2010. Hasil Kajian Neuroscience dan Implikasinya dalam
Pendidikan. Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY: Yogyakarta.
Wulandari, puspita. 2009. Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia
Berbasis Mikrokontroller AT 89S8252. Jurnal Neutrino Vol. 1 No. 2.
Download