Uploaded by nurulfitrianisa99

proposal penelitian biodiesel

advertisement
PRODUKSI DAN KARAKTERISASI BIODISEL
MENGGUNAKAN KATALIS H2SO4 / CaO CANGKANG
KERANG DARAH (Anadara granosa) VARIASI TEMPERATUR
DAN KECEPATAN PENGADUKAN
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
NURUL FITRI ANNISA
1603113369
PROGRAM STUDI S1 KIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
PRODUKSI DAN KARAKTERISASI BIODISEL
MENGGUNAKAN KATALIS H2SO4 / CaO CANGKANG
KERANG DARAH (Anadara granosa) VARIASI TEMPERATUR
DAN KECEPATAN PENGADUKAN
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah METOPEL
OLEH
NURUL FITRI ANNISA
1603113369
PROGRAM STUDI S1 KIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
ABSRACT
Biodiesel is one of the fuels used for an alternative form of diesel engines .In
general , biodiesel can be synthesized by the transesterification reaction of
triglycerides with primary alcohol in the presence of catalysts or without catalysts
.In this study , biodiesel was synthesized through the transesterification (Crude
Palm Oil) used CaO catalyst from blood clam shell ( Anadara granosa )
impregnated with H2SO4 .The catalyst was made by calcining blood clam shells at
900°C for 10 hours which aims to decomposed CaCO3 content into CaO and CO2
and then impregnate used H2SO4.The synthesized catalysts were then
characterized including x-ray diffraction ( XRD) analysis and structural equation
modeling (SEM )
ABSTRAK
Biodiesel adalah salah satu bahan bakar alternatif yang digunakan untuk mesin
diesel. Secara umum, biodiesel dapat disintesis oleh reaksi transesterifikasi
trigliserida dengan alkohol primer dengan adanya katalis maupun tanpa katalis.
Pada penelitian ini biodiesel disintesis melalui reaksi transesterifikasi CPO (Crude
Palm Oil) menggunakan katalis CaO dari cangkang kerang darah (Anadara
granosa) terimpregnasi H2SO4. Katalis dibuat dengan mengkalsinasi cangkang
kerang darah pada suhu 900oC selama 10 jam yang bertujuan untuk
mendekomposisi kandungan CaCO3 menjadi CaO dan CO2 dan kemudian
diimpregnasi mengggunakan H2SO4. Katalis yang telah disintesis kemudian
dikarakterisasi meliputi analisis X-ray diffraction (XRD) dan Structural Equation
Modeling (SEM).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui kebutuhan bahan bakar di dunia semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Selama ini, kebutuhan bahan bakar yang
digunakan diperoleh dari alam atau fosil yang tidak terbarukan contohnya, gas
alam, minyak bumi dan batu bara yang semakin hari semakin menipis
jumlahnya, dan hasil pembakarannya tidak ramah lingkungan yang cenderung
merusak lingkungan. Oleh karena itu, pada saat ini butuh dikembangkan
bahan bakar alternatif yang terbarukan, jumlahnya tidak terbatas dan ramah
lingkungan sehingga dapat meningkatkan kebutuhan bahan bakar di dunia.
Biodiesel adalah salah satu bahan bakar alternatif yang digunakan untuk
mesin diesel. Selama ini, kebanyakan katalis yang digunakan untuk
pembuatan biodiesel adalah katalis homogen. Namun katalis homogen ini
memiliki beberapa kekurangan yaitu, sulit dipisahkan dari produk karena
katalis ini larut di dalam biodiesel dan larut sempurna di dalam gliserol, dapat
menyebabkan korosi pada mesin, dan dapat mencemari lingkungan. Apabila
dipisahkan dari produk akan memerlukan biaya yang tidak sedikit (Arita dkk.,
2014).
Untuk memproduksi biodiesel dari minyak nabati dan lemak ada empat
rute dasar: transesterifikasi dengan katalis basa, transesterifikasi dengan
katalis asam secara langsung, reaksi bertahap konversi minyak menjadi asam
lemaknya dan kemudian menjadi biodiesel, transesterifikasi non-katalitik
minyak dan lemak. Secara umum, biodiesel dapat disintesis oleh reaksi
transesterifikasi trigliserida dengan alkohol primer dengan adanya katalis
maupun tanpa katalis. Tujuan dari tahapan esterifikasi
adalah untuk
mengkonversi asam lemak bebas menjadi metil ester atau biodiesel, sehingga
hasil dari biodiesel yang didapat bisa maksimal. Dalam tahapan esterifikasi
diperlukan suatu katalis asam kuat seperti H2SO4 dalam reaksinya
mendapatkan hasil biodiesel sebesar 74,59% dengan melakukan tahapan
reaksi
esterifikasi
menggunakan
katalis
H2SO4
H2SO4
dalam
reaksinya.mendapatkan hasil biodiesel sebesar 74,59% dengan melakukan
tahapan reaksi esterifikasi menggunakan katalis H2SO4.
Proses reaksi sintesis biodiesel dikenal juga dengan tahapan
transesterifikasi. Transesterifikasi merupakan tahapan proses reaksi untuk
pembuatan biodiesel dengan menggunakan katalis basa homogen. Namun
penggunaan katalis homogen mempunyai kelemahan, katalis ini hanya bisa
digunakan untuk sekali pakai, serta sulitnya pemisahan antara sisa katalis
dengan produk. Oleh karena itu, alternatif lain digunakan katalis heterogen
untuk pembuatan biodiesel. Salah satu contoh katalis heterogen yang bisa
digunakan untuk sintesis biodiesel dalam reaksi transeseterifikasi yaitu CaO
yang berasal dari cangkang kerang darah (Anadara granosa). Katalis basa
heterogen seperti merupakan katalis yang sering digunakan dalam sistesis
biodiesel. Katalis CaO saat ini dibuat menggunakan bahan-bahan alternatif
dari limbah yang didalamnya mengandung beberapa sumber kalsium alami
seperti cangkang telur, cangkang siput dan tulang. Penelitian terdahulu yang
menggunakan katalis cangkang telur, sekam padi dan cangkang siput pada
sistesis biodiesel manghasilkan perolehan biodiesel masing masing sebesar
96,7%
Penelitian mengenai modifikasi katalis CaO juga dilakukan di
laboratorium ini oleh Affandi (2015) yang mulai menyisipkan logam K (1, 3
dan 5%) pada katalis CaO yang dikalsinasi pada suhu 900 oC selama 10 jam
dari cangkang kerang darah. Proses transesterifikasi sintesis biodiesel pada
penelitian Affandi (2015) ini menggunakan minyak goreng bekas dan didapat
hasil biodiesel maksimum sebesar 76,85% dan kandungan metil ester 98,36%.
Hasil biodiesel ini menurun jika dibandingkan dengan hasil perolehan
biodiesel Setiowati (2014) yang memperoleh hasil biodiesel sebesar 82,25%
menggunakan katalis CaO dari cangkang kerang darah tanpa impregnasi dan
minyak goreng bekas sebagai bahan baku.
Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan penyisipan logam
K (1, 3 dan 5%) pada katalis CaO dari cangkang kerang darah dengan variasi
suhu aktivasi 600, 700, dan 800 oC untuk sintesis biodiesel berbahan baku
minyak kelapa sawit. Variasi suhu aktivasi ini diharapkan dapat meningkatkan
dehidrasi Ca(OH)2 menjadi CaO. Penyisipan logam K dilakukan dengan cara
impregnasi basah yang diharapkan dapat meningkatkan kebasaan katalis yang
merupakan salah satu faktor efisiensi katalis sehingga dapat meningkatkan
perolehan biodiesel.
1.2.Perumusan Masalah
Semakin menipisnya minyak mentah dunia sehingga menyebabkan
harga minyak bumi semakin meningkat, maka kebutuhan akan bahan bakar
fosil menjadi terbatas. Oleh karena itu, dicari energi alternatif dengan
penggunaan bahan baku yang dapat diperbaharui, salah satunya adalah
biodisel. Meningkatnya jumlah limbah minyak goreng bekas pada industri
rumah tangga menjadi alternatif bahan baku biodisel, karena limbah minyak
goreng bekas ini bersifat karsinogenik dan mengandung asam lemak bebas
yang tinggi (Free Fatty Acids/ FFA), sehingga sangat berbahaya di lingkungan
masyarakat jika digunakan kembali dalam pengolahan makanan. Untuk
memproduksi biodisel dalam jangka waktu yang singkat dibutuhkan katalis
untuk mempercepat laju reaksi. Katalis yang umumnya digunakan adalah
katalis homogen, seperti asam (H2SO4) dan basa (NaOH dan KOH), tetapi
katalis homogen ini memiliki kelemahan dalam memisahkan produk dengan
katalis. Oleh karena itu, dilakukan lebih lanjut menggunakan katalis heterogen
yang berasal dari limbah cangkang kerang darah (Anadara granosa) dengan
varisasi suhu dan kecepatan pengadukan. pada penelitian ini dilakukan variasi
temperatur reaksi 55, 60, 65 dan 70 ºC menggunakan katalis 800 ºC selama
10 pada tahap awal. Selanjutnya dengan menggunakan temperatur reaksi
optimum, dilakukan sintesis biodisel pada katalis 900 dan 1000 ºC selama 10
jam. Selain itu, pada penelitian ini juga dilakukan variasi kecepatan
pengadukan 150, 250, 300, 500, 600, 700 dan 800 rpm untuk mensintesis
biodisel menggunakan katalis CaO temperatur kalsinasi optimum selama 10
jam yang dilanjutkan dengan penggunaan katalis CaO selama 5 dan 20 jam
pada kondisi reaksi dan katalis optimum yang diperoleh sebelumnya.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Melakukan sintesis dan karakterisasi katalis cangkang kerang darah
(CKD) yang diimpregnasi menggunakan H2SO4 ,meliputi analisis X-ray
diffraction (XRD) dan Structural Equation Modeling (SEM).
2. Sintesis katalis dari cangkang kerang darah (Anadara granosa) pada suhu
800oC selama 3, 5, 10 dan 20 jam.
3. Memproduksi biodiesel dari bahan baku minyak CPO melalui reaksi
esterifikasi dengan katalis asam (H2SO4 ) dan reaksi transesterifikasi
dengan katalis basa (CaO dari cangkang kerang darah)
4. Mengkarakterisasi katalis CaO yang digunakan meliputi jenis mineral dan
luas permukaan menggunakan difraksi sinar-X (XRD).
DAFTAR PUSTAKA
Arita ,S., Adipati, A,S. dan Sari, D,P. 2014. Pembuatan Katalis Heterogen dari
Cangkang Kerang Darah (Anadara Granosa) dan Aplikasinya pada Reaksi
TRansesterifikasi dari Crude Palm Oil. Jurnal Teknik Kimia. 3(20) : 3137.
Gunawan, E. R., Wuladari, S. A., Yuanita, E. & Suhendra, D. (2014). Sintesis
biodiesel dari minyak biji kapuk (Ceibapentandra) melalui proses
transesterifikasi kimiawi dan fragmentasi ion metil ester. ALCHEMY
jurnal penelitian kimia. 10 (2): 104-115.
Masindi,T dan Nuniek,H. 2017. Karakterisasi Kitosan dari Cangkang Kerang
Darah (Anadara granosa). Journal of Chemistry 6:3
Rahmawati, N . 2008. Pembuatan Biodisel dari Minyak Goreng Bekas dengan
Katalis Kalsium Oksida (CaO). Skripsi. Jurusan Kimia FMIPA.
Universitas Riau.
Ristianingsih, Y., Nurul, H dan Fradita W. S. 2015. Pembuatan biodiesel dari
crude palm oil (CPO) sebagai bahan bakar alternatif melalui proses
transesterifikasi langsung. Jurnal Teknologi Agro-Industri. 2(1) : 1-8.
Download