Alkali Tanah Sebagai suatu golongan, logam alkali tanah dari golongan 2 sama lazimnya seperti unsur-unsur dari golongan 1. Unsur logam alkali tanah (IIA) ini terdiri dari Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra. Golongan ini mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan golongan IA. Perbedaannya adalah bahwa golongan IIA ini mempunyai konfigurasi elektron ns2 dan merupakan reduktor yang kuat. Meskipun lebih keras dari golongan, tetapi golongan IIA ini tetap relatif lunak, perak mengkilat, dan mempunyai titik leleh dan kerapatan lebih tinggi. Kelimpahan Unsur Golongan 2 Kelimpahan Unsur Ppm4 Peringkat Be 2 51 Mg 27.640 6 Ca 46.600 5 Sr 384 15 Ba 390 14 Ra Kelumit - *Gram per 1000 kg kerak padat Tabel di atas menunjukkan bahwa kalsium dan magnesium adalah yang paling melimpah. Bahkan berilium, anggota golongan 2 yang kelimpahannya paling sedikit, dapat dijangkau karena terdeposit dalam mineral beril, Ba3Al2Si6O18. Bentuk utama tempat unsur golongan 2 lainnya dijumpai adalah karbonat, sulfat, dan silikat. Radium,seperti tetangganya di golongan 1, fransium, adalah unsur radioaktif yang hanya terdapat dalam jumlah kelumit. Radium lebih menarik karena sifat radioaktifnya dibandingkan kesamaan kimianya dengan unsur golongan 2 lainnya. Meskipun oksida dan hidroksida logam golongan 2 sangat sedikit larut dalam air, oksida dan hidroksida logam golongan 2 bersifat basa, atau alkali. Dahulu, zat tak larut yang tidak terurai ketika dipanaskan dinamakan “tanah”. Istilah inilah yang merupakan dasar penamaan golongan 2: logam alkali tanah (alkaline earth metal). Dari sudut pandang kimia (misalnya, kemampuannya untuk bereaksi dengan air dan asam dan untuk membentuk senyawa ionik), logam golongan 2 yang lebih berat – Ca, Sr, Ba, dan Ra – mempunyai keaktifan yang hampir sama dengan logam golongan 1. Dari segi sifat fisik tertentu (misalnya, densitas, kekerasan, dan titik leleh), semua unsur golongan 2 umumnya lebih bersifat logam dibandingkan unsur golongan 1. Sifat-Sifat Fisis Unsur-unsur logam alkali tanah agak lebih keras, kekerasannya berkisar dari barium yang kira-kira sama keras dengan timbal, sampai berilium yang cukup keras untuk menggores kebanyakan logam lainnya. Golongan ini mempunyai struktur elektron yang sederhana, unsurunsur logam alkali tanah mempunyai 2 elektron yang relatif mudah dilepaskan. Selain energi ionisasi yang relatif rendah, keelektronegatifan rata-rata golongan ini juga rendah dikarenakan ukuran atomnya dan jarak yang relatif besar antara elektron terluar dengan inti. Sifat-Sifat Kimia Logam alkali tanah mengalami reaksi redoks yang sama dengan logam alkali, hanya saja mereka melepaskan 2 elektron sehingga membentuk ion 2+. Logam alkali tanah cenderung kurang reaktif dibandingkan dengan logam alkali karena energi ionisasinya lebih besar daripada logam alkali tanah, sehingga tren kereaktifannya: Ba > Sr> Ca > Mg > Be. Reaksi-reaksi logam alkali tanah sebagai berikut : a) Logam Alkali Tanah Bereaksi dengan Halogen Logam alkali tanah bereaksi dengan halogen membentuk garam halida (MX2) Reaksi: M + X2 ⎯⎯→ MX2, dengan: M = Be, Mg, Ca, Sr, Ba X = F, Cl, Br, I b) Logam Alkali Tanah Bereaksi dengan Oksigen Logam alkali tanah bereaksi dengan oksigen membentuk oksida (MO). Reaksi: 2M + O2 ⎯⎯→ 2MO, dengan M = Be, Mg, Ca, Sr, Ba Berilium dan magnesium tidak begitu reaktif jika direaksikan dengan oksigen pada suhu kamar, tetapi keduanya mengeluarkan cahaya putih cerah jika dibakar dengan nyala api. Sedangkan kalsium, stronsium, dan barium cukup reaktif sehingga perlu disimpan di bawah minyak agar tidak kontak dengan udara. Seperti logam berat alkali, stronsium dan barium membentuk peroksida (MO2) c. Logam Alkali Tanah Bereaksi dengan Air Logam alkali tanah bereaksi dengan air membentuk logam hidroksida [M(OH)2]. Reaksi: M(s)+ 2H2O(l) ⎯⎯→ M2+(aq) + 2OH–(aq) + H2(g) dengan M = Mg, Ca, Sr, atau Ba Kecuali berilium, semua logam alkali tanah bereaksi dengan air membentuk logam hidroksida M(OH)2. Magnesium bereaksi hanya jika suhu di atas 100 °C, sedangkan untuk kalsium dan stronsium, reaksi berjalan lambat dan pada suhu kamar. Hanya barium yang bereaksi dahsyat Beberapa sifat logam golongan 2 (alkali tanah) Be Mg Ca Sr Ba 4 12 20 38 56 160 197 215 222 Jari-jari ion (M2+), pm 27 72 100 113 136 1,5 1,2 1,0 1,0 0,9 737,7 589,7 549,5 502,8 -2,359 -2,84 -2,89 -2,92 Nomor atom Jari-jari atom (logam), 111 pm Elektronegativitas ionisasi 899,4 Energi pertama, ku mol-1 Potensial elektrode -1,85 Eo,Va Titik leleh oC 1278 648,8 839 769 729 Titik didih oC 2970b 1090 1483,6 1383,9 1637 1,74 1,55 2,54 3,60 Densitas, g/cm3 pada 1,85 20 oC kekerasan =5 2,0 1,5 1,8 -2 Konduktivitas listrik 39,7 35,6 40,6 6,90 3,20 Warna nyala Tak ada Tak ada jingga merah merah tua hijau *untuk reduksi M2+ (aq)+2e- M(s) *titik didih pada tekanan 5 mmHg Tabel di atas memperlihatkan beberapa sifat fisik berilium yang sangat berbeda dengan unsur golongan 2 lainnya. Misalnya, berilium mempunyai titik leleh yang lebih tinggi dan lebih keras dibandingkan unsur lainnya. Sifat kimianya juga sangat berbeda. Misalnya, Be sangat tidak reaktif dengan udara dan air BeO tidak bereaksi dengan air, sedangkan oksida MO lain membentuk M(OH)2 Be dan BeO larut dalam larutan basa kuat membentuk ion [Be(OH)4]2- BeCl dan BeF2 dalam wujud lelehan adalah konduktor listrik yang buruk, BeCl2 dan BeF2 adalah zat kovalen Perilaku kimia berilium dapat dikaitkan dengan kecilnya ukuran dan tingginya energi ionisasi atom-atomnya. Berilium hanya memperlihatkan sedikit kecenderungan untuk membentuk ion Be2+ sederhana; faktanya, kemampuannya untuk membentuk ikatan kovalen mendominasi bentuk senyawa-senyawa yang dibentuk berilium. Misalnya, sementara oksida golongan 2 lainnya bersifat basa, BeO adalah oksida amfoterik, bereaksi baik dengan asam kuat maupun basa kuat. H2O(I) + BeO(s) + 2 H3O+(aq) [Be(H2O)4]2+ (aq) H2O(I) + BeO(s) + 2 OH-(aq) [Be(OH)4]2- (aq) Perilaku ini adalah konsekuensi dari kecilnya ukuran ion berilium dan relatif tingginya muatan elektronik sebesar 2+. Reaksi logam berilium dengan asam berair menghasilkan hidrogen dan senyawa ionik seperti BeCl2 . 4 H2O. Dalam BeCl2 . 4 H2O, molekul air terikat secara kovalen dengan ion Be2+ menghasilkan kation kompleks [Be(OH2)4]2+, yang bersama dengan amnion Cl- membentuk kisi kristal. Dalam senyawa kovalen, atom Be tampak menggunakan orbital hibrida-orbital sap dalam BeCl2(g) dam orbital sp3 dalam BeCl2(s). a) Produksi dan Pemanfaatan Alkali Tanah Metode yang disukai untuk memproduksi logam golongan 2 (kecuali Mg) ialah dengan mereduksi garamnya dengan logam aktif lainnya. Beril adalah sumber alami senyawa berilium. Mineral ini diproses melalui BeF2, yang selanjutnya direduksi dengan Mg. Logam berilium dimanfaatkan sebagai bahan aloi jika di sintesis rendah dijadikan syarat utama. Berhubung Be dapat menahan kelelahan logam, maka aloi tembaga dengan sekitar 2% Be digunakan dalam pegas, klip, dan kontak listrik. Atom Be tidak mudah menyerap sinar X atau neutron sehingga berilium digunakan untuk membuat jendela tabung sinar X dan berbagai komponen dalam reaktor nuklir. Namun berilium dan senyawanya terbatas pemanfaatannya karena bersifat toksik. Selain itu, senyawa ini dicurigai sebagai karsinogen sekalipun dalam kadar serendah 0,002 ppm di udara. Kalsium, strontium, dan barium diperoleh melalui reduksi oksidanya dengan alumunium, Ca dan juga Sr juga dapat diperoleh dengan elektrolisis dari lelehan kloridanya. Logam kalsium terutama yang digunakan sebagai bahan pereduksi untuk menyiapkan bahan logam lain seperti U, Pu, dan sebagian besar lantanida dari oksida atau flouridanya. Strontium dan barium mempunyai kegunaan terbatas dalam aloi, tetapi beberapa senyawanya sangat penting. Beberapa garam dari Sr dan Ba memberikan warna terang untuk pertunjukan piroteknik. Logam magnesium diperoleh melalui elektrolisis dari lelehan kloridanya dalam proses dow. Seperti proses solvay untuk pembuatan NaHCO3, proses doc juga menggunakan proses kimia dan pendaurulangan sederhana Sumber magnesium ialah air laut atau air asin alami. Kelimpahan Mg2+ dalam air laut sekitar 1350 mg/L. Langkah pertama dalam proses doc ialah pengendapan Mg(OH)2 dengan kapur mati [Ca(OH)2] sebagai sumber OH-. Kapur mati dibentuk melalui reaksi kapur tohor (CaO) dengan air. Endapan Mg(OH)2(s) dicuci, disaring, dan dilarutkan dalam HCL(aq). MgCl2(aq) pekat yang dihasilkan lalu dikeringkan dengan penguapan, dilelehkan, dan dielektrolisis, menghasilkan logam Mg murni dan Cl(g).Cl2(g) dikonversi menjadi HCl, yang selanjutnya di daur ulang. Magnesium mempunya densitas lebih rendah dibandingkan logam lain yang digunakan untuk keperluan bangunan. Objek ringan seperti suku cadang pesawat udara dimanufaktur dari magnesium yang di aloikan dengan alumunium dan logam lain. Magnesium merupakan bahan pereduksi yang baik dan digunakan dalam sejumlah proses metalurgi, seperti produksi berilium, sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Mudahnya magnesium dioksidasi juga mendasari pemanfaatannya dalam anode karbon untuk mencegah korosi. Pemanfaatan magnesium yang paling hebat adalah dalam kembang api. Golongan III A Unsur-unsur pada golongan IIIA mencakup satu unsur non-logam dan empat unsur lainnya yang memiliki sifat kelogaman yang sama. Unsur-unsur pada golongan IIIA menunjukkan perbedaan sifat yang cukup bervariasi. Boron merupakan unsur non-logam, aluminium merupakan unsur logam namun menunjukkan banyak kemiripan sifat kimia dengan boron, dan unsur sisanya seluruhnya memiliki karakteristik sebagai unsur logam. Meskipun keadaan oksidasi positif tiga (+3) merupakan karakteristik utama untuk semua unsur golongan IIIA, keadaan positif satu (+1 atau + saja) terdapat dalam senyawaan semua unsur golongan IIIA kecuali boron, dan untuk thallium keadaan tersebut merupakan keadaan oksidasi yang stabil. Faktanya thallium menunjukkan kemiripan dengan banyak unsur lain (alkali tanah, perak, merkuri, dan timbal ) sehingga disebut duckbill platypus di antara unsur-unsur lainnya. 1. Sifat Fisik dan Kimia a. Sifat Fisik Unsur-unsur dari golongan IIIA adalah boron (B), aluminium (Al),galium (Ga), indium (In), dan thalium (Th). Golongan ini memiliki sifat yang berbeda dengan golongan IA dan golongan IIA. Berikut sifat-sifat fisik dari golongan IIIA : Tabel 1. Sifat-sifat Fisik Unsur Golongan IIIA Sifat Al Ga In Ti Titik leleh (°C) Titik didih (°C) Konfigurasi elektron Jari-jari logam (pm) Jari-jari ion M+ (pm) Jari-jari ion M3+ (pm) Potensial elektrode (V) M3+(aq) + 3e- → M(s) M+(aq) + e- → M(s) 660,4 1.470 [Ne]3s23p1 143 50 29,8 2.403 [Ar]3d104s2p1 141 113 62 156,6 2.080 [Kr]4d105s2p1 166 132 81 303,5 1.457 [Xe]4f145d106s26p1 171 140 95 -1,56 - -0,56 - -0,34 -0,25 +0,72 -0,34 Sumber: Kimia Universitas b. Sifat Kimia Unsur – unsur golongan III A lebih bersifat logam. Kimiawi senyawanya lebih ionik, meskipun demikian banyak senyawanya yang berada pada garis batas sifat ionik – kovalen. Dalam hal sifatnya sebagai asam lewis, kekuatan golongan III Amenurun dari atas ke bawah dalam satu golonga ( B > Al > Ga > ln ~ TI. c. Reaksi-Reaksi Reaksi- reaksi yang terjadi pada Golongan III A yaitu sebagai berikut : 1. Boron Reaksi dengan Udara 4B + 3O2 (g) → 2B2O Reaksi dengan Air Boron tidak dapat beraksi dengan air pada kondisi normal Reaksi dengan Halogen 2B(s) + 3X2(g) → 2BX3 X = F,Cl,Br,I Reaksi dengan Asam Boron tidak bereaksi dengan pemanasan asam, misalnya asam hidroklorida (HCl) ataupun dengan pemanasan asam hidroflourida (HF). Boron dalam bentuk serbuk mengoksidasi dengan lambat ketika ditambahkan dengan asam nitrat. 2. Aluminium Reaksi dengan Udara Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan. Permukaan logam aluminium dilapisi dengan lapisan oksida yang membantunya melindungi logam agar tahan terhadap udara. Jadi, aluminium tidak bereaksi dengan udara. Jika lapisan oksida rusak, logam aluminium bereaksi untuk menyerang (bertahan). Aluminium akan terbakar dalam oksigen dengan nyala api, membentuk aluminium (III) oksida Al2O3 .4Al (s) + 3O2 (l ) → 2 Al2 O3 Reaksi dengan Air Aluminium tidak dapat bereaksi dengan air, hal ini dikarenakan logam aluminium juga tidak dapat bereaksi dengan air karena adanya lapisan tipis oksida Reaksi aluminium dengan halogen Aluminium dapat bereaksi dengan unsur –unsur halogen seperti iodin (I2), klorin (Cl2), bromine (Br2), membentuk aluminium halida menjadi aluminium (III) iodida, aluminium (III) bromida, aluminium (III) klorida. 2Al (s) + 3I2 (l) → 2 Al2I6(s) 2Al (s) + 3Cl2 (l) → 2 Al2 Cl3 2Al (s) + 3Br2 (l) → 2 Al2 Br6 Reaksi aluminium dengan asam Logam aluminium larut dengan asam sulfur membentuk larutan yang mengandung ion Al (III) bersama dengan gas hidrogen. 2Al (s) + 3H2SO4 (aq) → 2Al3+(aq) + 2SO42-(aq)+ 3H2 (g) 2Al (s) + 6HCl (aq) → 2Al3+ (aq) + 6Cl- (aq) + 3H2 (g) Reaksi aluminium dengan basa Aluminium larut dengan natrium hidroksida. 2Al (s) + 2 NaOH (aq) + 6 H2O → 2Na+ (aq) + 2 [Al (OH)4 ]- + 3H2 (g) 3. Galium Reaksi galium dengan asam Ga2 O3 + 6 H+ → 2 Ga3+ + 3 H2 Ga(OH)3 + 3 H+ → Ga3+ + 3 H2O Reaksi galium dengan basa Ga2 O3 + 2 OH- → 2 Ga (OH)4Ga (OH)3 + OH- → Ga(OH)44. Indium Reaksi indium dengan udara In3+ + O2 → In2O3 Reaksi indium dengan asam Indium bereaksi dengan HNO3 15 M In3+ + 3HNO3 → In(NO3)3 + 3H+ Indium juga bereaksi dengan HCl 6M In3+ + 3HCl → InCl3 + 3H+ C. Manfaat Unsur-unsur golongan IIIA terdapat dalam banyak batuan dan mineral dalam kerak bumi. Batuan dan mineral tersebut ditambang dari dalam bumi agar dapat dimanfaatkan. Aluminium Merupakan unsur yang paling sering digunakan dalam golongan IIIA. Aluminium banyak digunakan dalam bidang rumah tangga, industri, dan transportasi. Aluminium digunakan sebagai bingkai jendela, kabel listrik, peralatan udara, dan kaleng minuman. Boron digunakan untuk membuat semikonduktor, peralatan gelas, dan produk pembersih. Boron juga digunakan dalam pestisida, peralatan pelidung api, dan pengobatan kanker. Gallium digunakan dalam semikonduktor, superkomputer, dan telepon selular. Thallium digunakan untuk membuat beberapa benda seperti peralatan gelas spesial dengan titik lebur rendah, sel fotoelektrik, dan pengobatan nuklir. Indium tidak memiliki banyak kegunaan, namun juga digunakan dalam pembutan bebrapa benda seperti sistem sprinkler dan semikonduktor. D. Unsur-Unsur Golongan IIIA a. Boron Boron memiliki simbol kimia B, nomor atom 5. Boron ditemukan dalam berbagai mineral seperti boraks, tetraborate natrium, Na2B4O7.10H2O. Nama boron berasal dari bahasa Arab Buraq, "putih." Merupakan elemen yang relatif langka di kerak bumi, sekitar 0,001%. Di Amerika Serikat, boraks ditemukan dalam jumlah besar di California, di danau air asin Searles dan di gurun Mojave. Boraks Molten bereaksi dengan oksida logam membentuk boratyang larut dalam larutan, sehingga berguna pada pengelasan dan fluks solder. Borax terhidrolisis dalam air membentuk larutan sedikit basa. Konfigurasi elektron boron adalah 1s 2s 2p. Senyawa boron lainnya yang sering digunakanadalah asam orthoboric, atau asam borat atau boraks, H3BO3, dan trioksida boron, B2O3. Boron ditemukan oleh Davy, Gay-Lussac dan Thenard pada tahun 1808. Boron murni pertama diproduksi oleh Weintraub pada tahun 1909 berupa bubuk coklat-hitam amorf. Boron murni dapat dibuat sebagai kristal keras monoklinik kuning yang menyerupai silikon semikonduktor. Kristal boron merupakan isolator pada suhu rendah, namun menjadi konduktor pada temperatur tinggi. Kepadatan kristal boron adalah 2,34 g / cc, amorf boron 2,37. Meleleh pada 2300 ° C dan mendidih pada 2.550 ° C, sehingga merupakan zat yang sangat tahan api. Serat boron telah digunakan dalam material komposit karena kekuatan mereka yang besar. b. Aluminium Aluminium merupakan unsur dari golongan IIIA yang juga merupakan unsur logam yang mudah dijumpai dalam kerak bumi dan batuan. Unsur ini biasa ditemukan ebagai oksida tehidrat seperti baukit, Al2O3 . n H2O dan kryolit,Na3AlF6. Aluminium dibuat dalam skala besar dari bauksit,Al2O3 . n H2O. Dimurnikan dengan pelarutan dalam NaOH dan diendapkan ulang sebagai Al(OH)2 dengan menggunakan CO2, hasil dehidrasinya dilarutkan dalam lelehan kryolit, dan lelehannya dielektrolisis. Aluminium adalah logam yang keras, kuat, dan berwarna putih. Meskipun elektropositif, namun tahan terhadap korosi karena lapian oksida yang kuat dan liat. Aluminium larut dalam asam mineral encer. Patung Anteros di Piccadilly Circus, London, dibuat pada tahun 1893 dan merupakan salah satu patung pertama yang terbuat dari aluminium. Logam ini pertama kali diproduksi pada tahun 1825 dalam bentuk murni oleh fisikawan sekaligus kimiawan Denmark Hans Christian Oersted. Dia mereaksikan aluminium klorida anhidrat dengan amalgam potasium, menghasilkan gumpalan logam tampak mirip dengan timah. Friedrich Wöhler sadar dari eksperimen dan dikutip mereka, tapi setelah mengulangi percobaan dari Ørsted ia menyimpulkan bahwa logam ini adalah kalium murni. Dia melakukan percobaan serupa pada tahun 1827 menggunakan aluminium klorida anhidrat dengan kalium dan menghasilkan aluminium. Selanjutnya, Pierre Berthier menemukan aluminium dalam bijih bauksit dan berhasil mengekstraknya. c. Gallium Gallium merupakan suatu unsur kimia dengan simbol Ga dan nomor atom 31. Unsur ini tidak berada dialam bebas sebagai unsurnya, namun sebagai senyawaannya dalam bijih bauksit dan seng. Keberadaan galium pertama kali diprediksi oleh kimiawan Rusia Dmitri Mendeleev pada tahun 1875, yang menamakannya "eka-aluminium" atas dasar posisinya dalam tabel periodiknya. Gallium ditemukan oleh Paul Emile Lecoq de Boisbaudran pada 1875 dengan percobaan spektrum karakteristik (dua garis ungu) dalam pemeriksaan sampel sfalerit. Kemudian Lecoq memperoleh logam bebas dengan elektrolisis hidroksida dalam larutan kalium hidroksida . Nama gallium berasal dari kata "Gallia", dari bahasa Latin yang berarti Gaul Gallia. Dari penemuannya pada tahun 1875 sampai dengan era semikonduktor, penggunaan utamanya untuk aplikasi thermometric. d. Indium Indium merupakan logam berwarna putih keperakan. Kepadatan indium lebih tinggi dari galium, tetapi lebih rendah dibandingkan dengan talium. Pada 1863, para ahli kimia Jerman Ferdinand Reich dan Hieronymous Theodor Richter menguji bijih dari tambang sekitar Freiberg, Saxony. Mereka menguraikannya dalam asam klorida dan seng klorida. Pada tahun 1924, indium ditemukan memiliki kemampuan yang berharga untuk menstabilkan logam nonferrous. Awal produksi indium semikonduktor dimulai pada tahun 1952. Indium diproduksi terutama dari residu yang dihasilkan selama pengolahan bijih seng , ditemukan dalam besi, timah, dan bijih tembaga. Penerapan skala besar pertama untuk indium adalah sebagai pelapis untuk bantalan dalam performa tinggi mesin pesawat selama Perang Dunia. e. Thallium Thallium adalah suatu unsur kimia dengan simbol Tl dan nomor atom 81. Ini logam sedikit lunak abu-abu, tidak ditemukan bebas di alam. Ketika terisolasi menyerupai timah, namun luntur bila terkena udara. Kimiawan William Crookes dan Claude-Auguste Lamy menemukan thallium secara independen pada tahun 1861, dalam residu produksi asam sulfat. Keduanya menggunakan metode baru dikembangkan dari spektroskopi api, di mana talium menghasilkan garis spektral terkenal hijau. Talium, dari bahasa Yunani, thallos, yang berarti menembak atau ranting hijau. Aplikasi senyawa kompleks di dalam klorofil Struktur pada gambar di samping lazim dijumpai pada material tumbuhan maupun hewan. Jika kedelapan gugus R semuanya adalah H, maka molekul ini disebut porfin. Atom N pusat dapat memberikan atom-atom H-nya, dan suatu atom logam dapat secara serempak mengkoordinasi keempat atom N. Porfin adalah Lian tetradentat untuk logam pusat, dan kompleks logam-logam dinamakan porfirin. Porfirin-porfirin spesifik berbeda dalam hal logam pusat atau gugus R pada cincin porfinnya, Dalam fotosintesis, karbondioksida dan air, dengan kehadiran garam-garam anorganik, agen katalik yang disebut klorofil, dan cahaya matahari, bergabung membentuk karbohidrat. n CO2 + n H2O cahaya matahari+klorofil (CH2O)n + n O2 karbohidrat adalah material struktural utama pada tumbuhan. Klorofil merupakan pigmen hijau yang menyerap cahaya matahari dan mengarahkan penyimpanan energi ini ke dalam ikatan kimia dalam karbohidrat. Hijau adalah warna komplementer dari magnet-merah keunguan-sehingga kita dapat klorofil menyerap cahaya di daerah merah dan spektrum (sekitar 670-680 nm). Ini menyarankan bahwa tumbuhan hijau akan tumbuh lebih mudah dalam cahaya merah dibandingkan dalam cahaya dengan warna lain, dan beberapa bukti eksperimental mengindikasikan memang demikian. Misalnya, laju maksimum pembentukan O (g) melalui reaksi diatas berlangsung dengan cahaya merah. Pada tanaman tingkat tinggi ada 2 macam klorofil yaitu) yang berwarna hijau tua dan berwarna hijau muda. Klorofil-a dan b paling kuat menyerap cahaya di bagian merah (600-700 nm), sedangkan yang paling sedikit cahaya hijau (500-600 nm). Sedangkan cahaya berwarna biru dari spektrum tersebut diserap oleh karotenoid. Karotenoid ternyata berperan membantu mengabsorpsi cahaya sehingga spektrum matahari dapat dimanfaatkan dengan lebih baik. Energi yang diserap karotenoid diteruskan kepada klorofil-a untuk diserap digunakan dalam proses fotosintesis, demikian pula dengan klorofil-b. Macam-macam klorofil adalah sebagai berikut : - klorofil a: menghasilkan warna hijau biru - klorofil b: menghasilkan warna hijau kekuningan - klorofil c: menghasilkan warna hijau coklat - klorofil d: menghasilkan warna hijau merah Klorofil a Klorofil a adalah suatu senyawa kompleks antara magnesium dengan porfirin yang mengandung cincin siklopentanon (cincin V). Keempat atom nitrogennya dihubungkan secara ikatan. Koordinasi dengan ion Mg2+ membentuk senyawa kompleks planar yang mantap. Rantai sampingnya yang bersifat hidrofob adalah suatu terpenoid alkohol dan fitol yang dihubungkan secara ikatan ester dengan gugus propionat dari cincin IV. Klorofil a merupakan salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua tumbuhan autotrof. Rumus kimia klorofila C55H72O5N4Mg Klorofil b Klorofil b adalah klorofil kedua yang terdapat pada tumbuhan hijau. Klorofil b juga terikat pada protein didalam sel. Klorofil B terdapat pada ganggang hijau chlorophyta dan tumbuhan darat. Rumus kimianya C55 H70 O6 N4 Mg Klorofil a dan klorofil b paling kuat menyerap cahaya bagian merah dan ungu spektrum,cahaya hijau yang paling sedikit diserap maka apabila cahaya putih menyinari struktur-struktur yang mengandung klorofil seperti misalnya daun maka sinar hijau akan dikirimkan dan dipantulkan sehingga strukturnya tampak berwarna hijau. Karoten termasuk ke dalam kromoplas yaitu plastida yang berwarna dan mengandung pigmen selain klorofil. Klorofil c Klorofil C terdapat pada ganggang coklat Phaeophyta serta diatome Bacillariophyta.Rumus kimia kolorofil C Kelompok C3 (-CH=CH2) (-CH=CH2) (-CH=CH2) (-CH) Kelompok C7 (-CH3) (-CHO) (-CH3) (-CH3) (-CH3) Kelompok C8 (-CH2CH3) (-CH2CH3) (-CH2CH3) (-CH) Kelompok C17 (-CH2CH2COO-Phytyl) (-CH2CH2COO-Phytyl) Klorofil d Klorofil d terdapat pada ganggang merah Rhadophyta. Akibat adanya klorofil, tumbuhan dapat menyusun makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari. DAFTAR PUSTAKA Cotton, F.A. dan Wilkinson, G. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI Press. Keenan, dkk. 1992. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga Mc.Murry, John dan Robert C.Fay. 2000. Chemistry Edisi ke-4. New Jersey: Prentice.Hall International. Petrucci, Ralph H. dkk. 2011. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip & Aplikasi Modern. Jakarta: Erlangga.