Uploaded by User8489

1. Wahidah HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWATAN PAYUDARA

advertisement
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN
PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU NIFAS DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAMBON
KECAMATAN JAMBON KABUPATEN
PONOROGO
Nurul Wahidah.1, Dhita Kris P2., Bibi Amikasari3
1
Program Bidan Pendidik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri.
Email: [email protected]
2
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri
Alamat: Jl. Selomangleng No.1 Kediri
3
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri
Alamat: Jl. Selomangleng No.1 Kediri
Abstract
Breast care on postpartum period is one of the ways which able to do swift the production of breast
milk. So the mom can given of the breast milk as often as for the her baby. This study wants to prove whether
there is a relationship the between of knowledge and skill’s of breats care to mother postpartum on the office
clinic Jambon area district of Jambon Ponorogo in 2014. This research is analytic corelation using cross
sectional approach. . The population in this study amounting to 30 people and the number of people who
selected 30 samples with a sampling saturation technique. The variables are use the knowledge of postpartumn
the independent variable, while the variable dependent is skill’s of the breast care. The statistical test used in this
study is the Spearman Rho test. results obtained by the calculation of significant value ρ = 0.00 while the value
skill’s of breats care to mother postpartum on the office clinic Jambon area district of Jambon Ponorogo. So, is
need to Health workers, especially midwives should be able to determine the steps to educate the mother
postpartum related forms optimum support to the mother postpartum about of the skill’s breast care.
Kata Kunci: Knowledge, Skills, breast care
PENDAHULUAN
Masa nifas merupakan masa dimulai beberapa
jam sesudah lahirnya plasenta sampai enam minggu
setelah melahirkan, dan akan terjadi tiga tahapan
yang bersifas fisiologis yaitu puerperium dini,
puerperium intermedial, dan remote puerperium.
Masa nifas tidak terlepas dari masa menyusui, masa
menyusi merupakan proses alamiah, namun sering
ibu nifas tidak berhasil menyusui atau
menghentikan menyusui lebih dini. Oleh karena itu
ibu nifas memerlukan bantuan agar proses
menyusui dapat berhasil. Banyak alasan yang di
kemukakan oleh ibu nifas yang tidak menyusui
bayinya antara lain ibu tidak memproduksi cukup
ASI atau bayinya tidak mau menghisap.
Sebenarnya ini disebabkan karena ibu tidak percaya
diri ketika menyusui bayinya, disamping itu ibu
juga kurang tahu cara-cara menyusui dan
perawatan payudara saat menyusui (Marmi, 2012).
Berdasarkan laporan dari Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2007) diusia lebih
dari 25 tahun sepertiga wanita di Dunia (38%)
didapati tidak menyusui bayinya karena terjadi
pembengkakan payudara, dan di Indonsia angka
cakupan ASI eksklusif mencapai 32,3% ibu yang
memberikan ASI eksklusif pada anak mereka.
Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2008-2009 menunjukan bahwa 55%
ibu menyusui mengalami mastitis dan puting susu
lecet, kemungkinan
hal tersebut disebabkan
karena kurangnya perawatan payudara selama
kehamilan (Nurekaraha, 2012).
Menurut Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur
ada 58% ibu nifas yang mengalami masalah dalam
menyusui, yaitu 23% mengalami pembengkakan
payudara, 13% putting susu tenggelam, 9% putting
susu lecet, 7% mastitis dan 6% abses payudara
sehingga pemberian ASI pada bayi mengalami
penurunan (Naning, 2012). Data dari Dinas
Kesehatan Ponorogo pada tahun 2013 cakupan ibu
nifas 13.319 orang ibu nifas, dan ibu nifas yang
mendapat pelayanan kesehatan 11.666 orang ibu
nifas. cakupan 87,59% ibu nifas (Dinkes, 2013).
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan
3 (tiga) BPM (Bidan Praktek Mandiri) di wilayah
kerja puskesmas kecamatan Jambon, didapatkan
pada bulan Februari terdapat 8 ibu nifas, 3 orang
ibu nifas mengetahui cara perawatan payudara
namun kurang tepat, dan 5 orang ibu nifas belum
mengerti cara perawatan payudara, dari 5 orang ibu
nifas mengatakan payudara terasa nyeri dan ASI
belum keluar pada nifas hari ke-2, dan 3 orang ibu
nifas yang mengerti cara perawatan payudara pada
hari ke-2 mengatakan asi belum lancar.
Dampak dari ibu nifas yang tidak mengetahui
pentingnya perawatan payudara yaitu payudara
bengkak, produksi ASI sedikit sehingga tidak
cukup dikonsumsi bayi, puting susu nyeri/lecet,
abses payudara (mastitis), dan saluran susu
tersumbat (Nurani, 2013).
Untuk itu maka perlu dilakukan perawatan
payudara secara rutin, serta lebih sering menyusui
tanpa dijadwal sesuai kebutuhan bayi, semakin
sering bayi menyusu dan semakin kuat daya
isapnya, payudara akan memproduksi ASI lebih
banyak. Selain itu ibu mempunyai keyakinan
mampu memeberikan ASI pada bayinya secara
ekslusif selama 4-6 bulan dan tetap memberikan
ASI sampai anak berusia dua tahun untuk
mendapatkan anak yang sehat dan cerdas (Marmi,
2012).
Perawatan payudara pada masa nifas
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk memperlancar produksi ASI, sehingga ibu
dapat memberikan ASI sesering mungkin pada
bayinya. Perawatan payudara tidak hanya
dilakukan saat sudah menyusui namun perawatan
payudara hendaknya dilaksanakan saat hamil, masa
ini adalah untuk merawat puting yang retak dan
kering agar produksi ASI tetap lancar dan
mengobati perlukaan puting sedini mungkin
(Indiarti, 2009).
Untuk melancarkan sirkulasi darah dan
mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga
pengeluaran ASI lancar maka perlu dilakukan
perawatan
payudara.
Sebelum
melakukan
perawatan payudara pastikan tangan ibu selalu
bersih dan cuci tangan sebelum menyusui.
Kebersihan payudara paling tidak dilakukan
minimal satu kali dalam
sehari dan tidak
diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol
ataupun sabun pada puting susu (Marmi, 2012).
Berdasarkan latar belakang di atas penulis
ingin melakukan penelitian tentang “Hubungan
Pengetahuan dengan Ketrampilan Perawatan
Payudara pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas Jambon Kecamatan Jambon Kabupaten
Ponorogo”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui Hubungan Pengetahuan dengan
Ketrampilan Perawatan Payudara pada Ibu Nifas di
Wilayah Kerja Puskesmas Jambon Kecamatan
Jambon Kabupaten Ponorogo.
METODE PENELETIAN
Penelitian ini merupakan penelitian analitik
korelasi dengan pendekatan cross sectiona. Lokasi
Penelitian di wilayah kerja Puskesmas Jambon
Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo. jumlah
Populasi dan sampel penelitian ini adalah Semua
Ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Jambon
Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo Pada
Bulan Maret - Mei dengan jumlah 30 ibu nifas baik
melahirkan secara spontan maupun secara Sectio
caesarea, dengan Metode sampling yaitu non
probability sampling tipe accidental sampling.
Data yang
digunakana meliputi
usia,
pendidikan, pekerjaan,
jumlah anak dan
keterampilan perawatan payudara. Data tersebut
diperoleh dengan cara membagikan lembar
kuesioner kepada responden yang berisi
pertanyaan-pertanyaan
untuk
mengetahui
pengetahuan dan observasi keterampilan perawatan
payudara pada ibu nifas. Analisis hubungan antar
variabel menggnakan uji spearman rho dengan
program SPSS for window versi 18.
HASIL
Data umur menunjukkan bahwa sebagaian besar
responden berumur 20-35 tahun (70%). Data
pendidikan menunjukkan bahwa setengah dari
responden berpendidikan SMA (50%). Data
pekerjaan menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
responden tidak bekerja atau menjadi ibu rumah
tangga (93,3%). Data paritas menunjukkan bahwa
sebagian besar responden mempunyai 1 anak
(66,7%).
Data
khusus
mengenai
pengetahuan
menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berpengetahuan baik yaitu 17 responden (56,7%),
dan data keterampilan perawatan payudara
menunjukkan bahwa sebagian besar responden
mempunyai keterampilan yang baik dalam
perawatan payudara yaitu 18 responden (60,0%).
PEMBAHASAN
1. Pengetahuan tentang Perawatan Payudara
pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas Jambon Kecamatan Jambon
Kabupaten Ponorogo.
Hasil penelitian tentang pengetahuan
keterampilan perawatan payudara pada ibu
nifas menunjukkan bahwa dari 30 responden
yaitu sebanyak 17 responden berpengetahuan
baik (56,7%). Berdasarkan data pendidikan
responden menunjukkan bahwa 15 (50%)
responden berpendidikan SMA.
Adapaun mengenai beberapa faktor yang
mampu mempengaruhi pengetahuan ibu nifas
dapat di timbulkan oleh pekerjaan, Data
pekerjaan responden menunjukkan bahwa
hampir seluruhnya responden tidak bekerja
atau menjadi ibu rumah tangga (93,3%) .
Dalam buku (wawan, 2011) dikutip dari
Notoatmodjo 2003. Pendidikan yaitu makin
tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima
informasi.
Dan
pekerjaan
mempunyai
pengaruh
terhadap
pengetahuannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar pengetahuan ibu adalah baik,
hal ini disebabkan karena banyak dari ibu
yang berpendidikan menengah (SMA) dan
Tabel 1. Hubungan Pengetahuan dengan Keterampilan Perawatan Payuadara
Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Jambon Kecamatan Jambon
keterampialn
Baik
Cukup
Kurang
Pengetahuan
baik
n
16
1
0
%
94,1%
5,9%
0%
cukup
n
2
10
0
%
16,7%
83.3%
0%
kurang
n
0
1
0
%
0%
100%
0%
Total
n
18
12
0
%
60%
40%
0%
P = 0,00
hampir seluruhnya responden menjadi ibu
rumah tangga sehingga mempengaruhi
pengetahuan
terhadap
keterampilan
perawatan payudara dan hanya fokus
terhadap tumbuh kembang anaknya.
Pendidikan mempengaruhi sikap atau
karakter
seseorang,
sehingga
dalam
menerima pengetahuan baru seseoarang
harus
mempunyai
pendidikan
yang
mendukung yang mampu menerima suatu
respon
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar pengetahuan ibu adalah baik,
hal ini disebabkan karena banyak dari ibu
yang berpendidikan menengah (SMA) dan
hampir seluruhnya responden menjadi ibu
rumah tangga sehingga mempengaruhi
pengetahuan
terhadap
keterampilan
perawatan payudara dan hanya fokus
terhadap tumbuh kembang anaknya.
Pendidikan mempengaruhi sikap atau
karakter
seseorang,
sehingga
dalam
menerima pengetahuan baru seseoarang
harus
mempunyai
pendidikan
yang
mendukung yang mampu menerima suatu
respon.
1.
Keterampilan
tentang
Perawatan
Payudara pada Ibu Nifas di Wilayah
Kerja Puskesmas Jambon Kecamatan
Jambon Kabupaten Ponorogo.
Berdasarkan hasil penelitian pada ibu
nifas menunjukkan bahwa sebagian besar
responden mempunyai keterampilan yang
baik dalam perawatan payudara (60,0%).
Berdasarkan
data
tentang
paritas
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden mempunyai 1 anak (66,7%).
Penelitian Roger (1974) dikutip dari
Notoatmodjo (2007:140), bahwa didalam
diri seseorang sebelum menerima sesuatu
obyek terjadi proses yang berurutan, yaitu
kesadaran dimana orang tersebut menyadari
dalam arti mengetahui terlebih dahulu
terhadap stimulus, merasa tertarik, terhadap
stimulus
tersebut,
mempertimbangkan
pada Ibu
Total
17
100%
12
100%
1
100%
30
100%
terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya. Mencoba, orang telah mulai
mencoba berperilaku baru. Menerima,
subyek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap
stimulus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar responden mempunyai
keterampilan yang baik dalam perawatan
payudara walaupun besar responden
mempunyai 1 anak. Keterampilan yang baik
pada ibu nifas disebabkan oleh rasa tertarik
untuk memahami tentang cara perawatan
payudara pada diri ibu untuk mengubah
pengetahuannya tentang cara perawatan
payudara.
2.
Hubungan
Pengetahuan
dengan
Keterampilan Perawatan Payudara pada
Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas
Jambon Kecamatan Jambon.
Berdasarkan uji Spearman Rho
diperoleh hasil perhitungan dengan nilai
signifikan ρ value = 0,000 sedangkan α=
0,05. Oleh karena nilai signifikan lebih Kecil
dari α= 0,05 maka H0 ditolak dan H1
diterima dengan demikian ada hubungan
antara pengetahuan dengan keterampilan
perawatan payudara pada ibu nifas di
wilayah
kerja
Puskesmas
Jambon
Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo.
Hasil koefisien korelasi sebesar 0,796
menunjukkan bahwa hubungan antara kedua
variabel sangat kuat dan hasil korelasi yang
positif menunjukkan adanya korelasi sejajar
atau “semakin baik pengetahuan ibu nifas
maka semakin baik keterampilan tentang
perawatan payudara di wilayah kerja
Puskesmas Jambon Kecamatan Jambon
Kabupaten Ponorogo”.
Berdasarakan data umur responden
menunjukkan bahwa sebagaian besar
responden berumur 20-35 tahun (70%).
Menurut
Solikhati,
(2011)
Usia
mempengaruhi terhadap daya tangkap dan
pola pikir seseorang. Semakin bertambah
usia akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin
membaik. Pada usia madya, individu akan
lebih berperan aktif dalam masyarakat dan
kehidupan sosial serta lebih banyak
melakukan persiapan demi suksesnya upaya
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain
itu usia madya akan lebih banyak
menggunakan waktu untuk membaca.
Berdasarkan hasil penelitian dari 30
responden didapatkan 17 responden
berpengetahuan baik (56,7%), hal ini
disebabkan sebagian besar responden
berusia 20-35 tahun sehingga responden
mempunyai memori yang baik untuk
mengingat tentang materi yang disampaikan.
Keterampilan yang baik pada ibu nifas
disebabkan oleh rasa tertarik untuk
memahami tentang cara perawatan payudara
pada diri ibu untuk mengubah tentang
pengertian perawatan payudara, tujuan
perawatan payudara, waktu perawatan
payudara, serta langkah-langkah perawatan
payudara.
Perolehan
hasil
penelitian
yang
menunjukkan hubungan kuat dan sejajar
antara pengetahuan dengan keterampilan
perawatan
payudara.
Hal
tersebut
membuktikan bahwa pengetahuan pada Ibu
nifas di wilayah kerja Puskesmas Jambon
berhubungan dengan keterampilan perawatan
payudara.
Selain dengan peneliti menyampaikan
materi, peneliti juga melampirkan gambar
cara perawatan payudara yang mudah, cepat,
dan murah dan mencontohkan cara
perawatan payudara, sehingga diharapkan
untuk selalu berperan aktif dalam melakukan
perawatan
payudara
dan
dapat
menyebarluaskan
informasi
tentang
perawatan payudara kepada ibu nifas/setelah
melahirkan yang lain agar dapat termotivasi
dan mempunyai kemauan yang besar dari
dalam diri untuk mempunyai kemauan dan
rasa ingin tahu tentang
tujuan dari
perawatan payudara.
KESIMPULAN
1. Setengah dari responden berpendidikan SMA
yaitu 15 responden (50%).
2. Sebagian besar responden berpengetahuan
baik yaitu sebanyak 17 responden (56,7%).
3. Sebagian besar responden mempunyai
keterampilan yang baik dalam perawatan
payudara yaitu sebanyak 18 responden
(73,3%).
4. Ada hubungan yang kuat antara hubungan
pengetahuan dengan keterampilan perawatan
payudara pada ibu nifas dan hasil korelasi
yang positif (+) menunjukkan bahwa adanya
korelasi
sejajar
atau
semakin
baik
pengetahuan maka semakin baik keterampilan
pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas
Jambon Kecamatan Jambon Kabupaten
Ponorogo.
SARAN
1. Praktek Kebidanan
Informasi mengenai pengetahuan pada ibu
nifas berupa bentuk instrumental, dukungan
informatif, dukungan emosional dan dukungan
penghargaan yang diberikan baik dari suami,
orang tua maupun saudara dari ibu nifas, bisa
menjadi salah satu bahan penyuluhan dalam
praktek
kebidanankomunitas.
Institusi
pelayanan kesehatan dapat menentukan
langkah untuk edukasi kepada keluarga terkait
pengetahuan tentang keterampilan perawatan
payudara yang optimal kepada ibu nifas.
2. Lahan Penelitian
Hasil penelitian digunakan sebagai
masukan informasi bagi layanan kesehatan
khususnya ibu nifas di wilayah kerja
Puskesmas Jambon Kecamatan Jambon
Kabupaten Ponorogo dalam upaya kebijakan
yang dilakukan untuk memperlancar produksi
ASI pada ibu nifas.
3. Bagi Ibu Nifas
Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan
payudara sangat membantu ibu dalam
melakukan perawatan payudara, namun para
ibu juga disarankan bersikap mandiri,
walaupun demikian jangan sungkan untuk
meminta bantuan suami dan tenaga kesehatan
untuk memperlancar proses perawatan
payudara pada ibu.
4. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan wawasan baru pada peneliti
selanjutnya, sehingga dapat melakukan
penelitian dengan pokok bahasan yang lebih
luas dan dapat menganalisis faktor-faktor
pengetahuan tentang perawatan payudara.
REFERENSI
Alwi, Hasan, dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesia,
Edisi
Ketiga.
Jakarta:
Depdiknas Balai Pustaka
Atmawati,
Cyntami.
http://eprints.uns.ac.id/5455/1/1490216082
01001221.pdf
Dinas Kesehatan Ponorogo. 2013. Cakupan Ibu
Nifas Kabupaten Ponorogo. Ponorogo:
Dinkes
Effendi, N. 1998. Dasar-dasar Keperawatan
Masyarakat. Jakarta : EGC
Hidayat, Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian
Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika
Indiarti, dkk. 2009. Nutrisi Bayi Sejak Kandungan
Sampai Usia 1 Tahun. Yogyakarta:
Cahaya Ilmu
Kartono, K. 1992. Psikologi Wanita. Bandung :
Mandar Maju.
Kemenkes. 2008. Cakupan pemberian ASI
ekslusif. Sensus Nasional
Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa
Nifas “Peuperium Care”. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Naning. 2012. Hubungan Jenjang Pendidikan
dengan Pengetahuan Ibu nifas tentang
Perawatan Payudara di BPS Suwarti
Karangrejo
Magetan.
KTI
tidak
diterbitkan. Ponorogo : Akbid Harapan
Mulya Ponorogo.
Nasir, Abdul, dkk. 2011. Buku Ajar “Metode
Penelitian Kesehatan”. Yogyakarta: Nuha
Medika
Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineke Cipta
Notoatmodjo
. 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineke Cipta
Nurekaraha.
http:
//Iib.Umpo.ac.id/gdl/files/disk1/3/jkp
tumpo-gdl-nurekaraha-102-abstrak-1-pdf,
diakses 9 febuari 2015.
Nurjannah, Nunung, dkk. 2013. Asuhan
Kebidanan Post partum. Bandung: Refika
Aditama
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
“Pedoman Skripsi Tesis dan Instrument
Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Saleha Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa
Nifas. Jakarta: Salaemba Medika
Solikhati. 2011. Definisi Pengetahuan serta
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Pengetahuan.
Tersedia
di:
http://duniabaca.com/definisipengetahuan-serta-faktor-faktor-yangmempengaruhi-pengetahuan.html (diakses
jum’at, 20 Desember 2014)
. 2012. Pengetahuan. Tersedia di:
http://id.wikipedia.org/wiki/ Pengetahuan
(diakses jum’at, 20 Desember 2014)
Sugiyono. 2010. Statistika untuk penelitian.
Bandung: Alfabeta
Download