Uploaded by User8289

Pengaruh Mekanisme Kerja Jantung terhada

advertisement
Pengaruh Mekanisme Kerja Jantung terhadap Tekanan Darah
Caturya Windy Cita Maellya
102012054
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No. 6. Kebon Jeruk, Jakarta Barat
Telp. 021-56942061
Jakarta Barat 11510
Abstrak
Jantung merupakan organ penting bagi kehidupan karena berfungsi sebagai pompa yang
mengalirkan darah teroksigenasi ke seluruh tubuh dan mengalirkan darah yang
terdeoksigenasi ke pulmonal untuk dibuang waktu pernapasan. Jantung terletak diantara
kedua paru-paru dibagian tengan rongga toraks. Jantung mengalirkan darah melalui
pembuluh darah vena dan arteri. Dimana jantung itu sendiri dilindungi oleh suatu lapisan
yang disebut pericardium. Kerjanya dipengaruhi oleh persyarafan ototnom dan terdapat
reseptor baroreseptor dan kemoreseptor untuk mengontrol perubahan-perubahan yang
terjadi pada jantung.
Kata kunci: pulmonal,arteri, vena, baroreseptor, kemoreseptor
Abstract
Heart is an organ in our body which is very important because it works as a pumper to pump
the blood that has been oxygenated by artery to all the tissues and to pump the blood that has
been de-oxygenated by the vein to the pulmonal as a waste to trhow when the body does the
inspiration. Whereas the heart it self is protected by a sphere that’s called as pericardium. The
activity of the cardiovaskular works is controlled by the otonom central, and it is also have
reseptors like baroreseptor and kemoreseptor to control the changes that occur in the cor.
Key words: pulmonal, artery, vein, baroreseptor, kemoreseptor
1
I.
Pendahuluan
Jantung merupakan alat kehidupan terpenting setelah otak. Di tubuh , jantung
berfungsi sebangai pompa untuk mengalirkan darah melalui pembuluh darah baik arteri
maupun vena.
Darah akan terus-menerus mengaliri aliran sirkulasi darah baik dari maupun ke
jantung. sehingga dengan demikian jantung memiliki dua sirkulasi aliran darah, sirkulasi
pulmonal yang mengangkut darah antara jantung dan paru-paru. sedangkan sirkulasi
sistemik adalah aliran darah yang terjadi antara jantung dan sistem tubuh lain. jantung
disebut-sebut memiliki kemampuan autorythmicity, dimana jantung dapat mencetus dan
mengirimkan suatu impuls listrik di jantung itu sendiri. Selanjutnya, akan dibahas tentang
bagaimana kerja jantung sebagai pompa dan bagaimana hantaran impuls nya? serta akan
dibahas juga tentang struktur jantung itu sendiri.
II.
Pembahasan
1. Struktur Organ Jantung
jantung merupakan organ berongga yang memiliki empat ruangan yang terletak di
antara kedua paru-paru dibagian tengah rongga toraks dan 2/3 nya terletak di sebelah kiri
garis midsternal. Jantung dilindungi oleh mediastinum. Ujung bawah jantung yang
mengerucut atau disebut dengan apeks mengarah ke panggul kiri.
Otot jantung sekilas mirip dengan otot rangka yang membedakan keduanya
adalah pada otot jantung terdapat diskus intercalaris yang merupakan taut khusus yang
tersusun melintang untuk merangkai miosit jantung ujung dengan ujung nya. pada diskus
intercalaris terdapat: desmosome (penghubung secara mekanik) dan gap junction
(sinaps listrik). Selain itu jantung memiliki sinsitium yang merupakan percabangan
antara serat otot jantung satu dengan yang lain.1
sel-sel miosit pada jantung khususnya pada atrium berfungsi dalam mensintesis
dan mensekresi hormone peptida yang terlibat dalam pengaturan volum darah dan
komposisi elektrolit cairan ekstra sel.1
2
Gambar 1. Diskus Interkalaris
Pericardium adalah lapisan yang membungkus jantung, yang berdinding ganda
dan dapat membesar dan mengecil. Pericardium ini menempel pada diafragma, sternum
dan pleura yang membungkus paru-paru. pericardium memiliki dua lapisan yaitu, lapisan
fibrosa dan lapisan serosa. lapisan fibrosa luar pada pericardium tersusun dari serabut
kolagen yang membentuk lapisan jaringan ikat rapat untuk melindungi jantung. Lapisan
serosa dalam terdiri dari dua lapisan, ada lapisan visceral yang menutupi permukaan
jantung dan lapisan parietal yang melapisi bagian dalam lapisan fibrosa pericardium.
Diantara dua lapisan pericardium ini terdapat rongga pericardial yang mengandung
cairan pericardial yang disekresi oleh lapisan serosa sebagai pelumas untuk mengurangi
friksi.1
Endokardium melapisi bagian dalam rongga jantung dan menutupi katup pada
kedua sisinya. Terdiri dari selapis sel endotel, di bawahnya terdapat jaringan ikat yang
licin dan mengkilap.
3
Gambar 2. Pericardium, Myocardium dan Endokardium
Ruang jantung terdiri dari 4 ruangan, yaitu 2 ruang atrium di bagian atas kanan
dan kiri, yang dipisahkan oleh septum intratrial. Ventrikel kanan dan kiri bawah
dipisahkan oleh septum intraventrikular.
Atrium dinding nya relative tipis menerima darah dari vena yang dibawa kembali
ke jantung. terdapat Atrium kanan terletak di superior kanan jantung menerima darah
dari seluruh jaringan kecuali paru-paru. vena cava superior dan inferior membawa
darah hasil metabolisme dari jaringan kembali ke jantung. Sinus coronaries membawa
kembali darah dri dinding jantung itu sendiri. 1Atrium kanan terdapat Auricula dextra
yang merupakan penonjolan kecil dari atrium, terletak pada bagian depan pangkal aorta
dan arteri pulmonalis. Pada sisi kiri atrium kanan
Atrium kiri terletak di bagian superior kiri jantung yang ukurannya lebih kecil
daripada atrium kanan. Tetapi dindingnya lebih tebal. Arteri kiri menampung darah dari 4
vena pulmonalis yang membawa darah yang teroksigenasi dari paru-paru.1
Ventrikel berdinding lebih tebal mebawa darah keluar dari jantung melalui
pembuluh darah arteri. Ventrikel kanan terletak di bagian inferior kanan jantung dan
apeks jantung darah meninggalkan ventrikel kanan melalui truncus pulmonary dan
mengalir ke paru-paru. Ventrikel kiri terletak di inferior kiri jantung dan apeks jantung.
Tebal dinding nya lebih tebal 3 kali daripada tebal ventrikel kanan. Darah meninggalkan
ventrikel kiri melalui pembuluh aorta dan mengalir keseluruh tubuh kecuali ke paruparu.1
Trabecula carneae hubungan otot bundar atau tidak teratur yang menonjol dari
permukaan bagian dalam ventrikel ke rongga ventrikel. Otot papilaris penonjolan
trabecula carneae ke tempat perlekatan korda kolagen katup jantung (chorda tendinae).
Pita moderator (trabecula septomarginal) merupakan pita lengkung otot pada ventrikel
kanan yang memanjang kea rah transversal dari septum interventrikular menuju otot
papilaris anterior. Otot ini membantu dalam transmisi penghantaran impuls untuk
konstraksi jantung.1
4
Gambar 3. Struktur Jantung
Katup Pulmonal setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari
dalam ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang
menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru
kanan dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri
dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila
ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan
menuju arteri pulmonalis.1
Katup Bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju
ventrikel kiri.. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi
ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.1
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini
akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir
keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi,
sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.1
5
Gambar 4. Bentuk Katup Jantung
2. Vaskularisasi Jantung
a. Vena Cava Superior dan Inferior
Vena ini menuangkan darahnya ke dalam atrium kanan. Lubang vena cava
superior dijaga oleh katup semilunar Eustakhius.2
b. Arteri Pulmonalis
Membawa darah keluar dari ventrikel kanan.2
c. Empat Vena Pulmonalis
Membawa darah dari paru-paru ke atrium kiri.2
d. Aorta
Membawa darah keluar dari ventrikel kiri.2
e. Arteri Coronaria
Arteri coronaria kanan dan kiri menyuplai darah untuk dinding jantung. arteri ini
keluar dari katup aorta tepat di atas katup aorta dan berjalan ke bawah masingmasing pada permukaan sisi kanan dan kiri jantung, memberikan cabang ke otot
untuk myocardium. Arteri ini menyuplai masing-masing sisi jantung, tetapi
memiliki variasi individual dan pada beberapa orang arteri coronaria dextra
menyuplai sebagian ventrikel kiri. Arteri ini memiliki relative sedikit anastomosis
antara arteria dextra dan sinistra.2
Setiap kali jantung memompa darah dia akan mengalirkan darahnya
melalui arteri untuk disebarkan keseluruh tubuh. Arteri ini akan bercabang
menjadi arteri besar, sedang dan pembuluh arteri kecil yang disebut arteriol.
Kemudian arteriol bercabang lagi membentuk jaringan pembuluh mikroskopik
yang disebut kapiler. Dan kemudian terkumpul di dalam pembuluh-pembuluh
kecil yang disebut venula. Venula-venula ini selanjutnya akan bersatu membentuk
vena, setelah itu gabungan dari vena-vena ini akan membawa darah kembali ke
jantung. 3
Arteri merupakan pembuluh darah berdinding tebal dan membawa darah
yang teroksigenasi. Kecuali truncus pulmoner yang bercabang menjadi dua arteri
6
pulmoner yang membawa darah yang ter-deoksigenasi dari ventrikel kanan ke
paru-paru. semua arteri punya tiga lapisan.3
Arteriol memiliki tiga struktur yang sama seperti arteri, tetapi tunika
intima dan medyana nya lebih tipis, sedangkan tunika adventisianya relative lebih
tebal disbanding tunika adventisia arteri. Pada arteriol juga terdapat lebih banyak
serbut otot dan lebih sedikit serabut elastin. 3
Gambar 5. Perbedaan arteri dan Vena
3. Mekanisme Kerja Jantung
a. Fungsi Jantung
Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang terpenting, yang bertugas
sebagai pompa darah dari dan ke jantung. Jantung memompa darah melalui
pembuluh darah arteri dan vena.
Curah jantung dapat mengukur kemampuan jantung dalam menyalurkan
substrat-substrat metabolik dan mengeluarkan sisa-sisa yang tidak terpakai. Curah
jantung akan sebanding dengan frekuensi denyut jantung yang dikalikan dengan
isi sekuncup (stroke volume).4
Factor yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung adalah kondisi
kesehatan, aktivitas kerja, berat badan dan usia yang normalnya berkisar 70
kali/menit sekitar 5 liter per menit nya. Pada bayi, frekuensi denyut jantung lebih
besar daripada orang dewasa. Semakin tinggi frekuensi denyut jantung berarti
semakin banyak darah yang di pompa oleh jantung dengan kecepatan aliran darah
yang berbeda-beda.
Jika jantung dalam keadaan berkontraksi (mengempis)
berarti tekanan di ruang jantung menjadi tinggi (sistol). Sebaliknya, jika jantung
dalam keadaan berelaksasi tekanan di ruang jantung menjadi rendah (diastole).
7
Untuk mengetahui berapa tekanan darah seseorang, kita dapat mengukurnya
dengan menggunakan sfignomanometer.4
b. Siklus Jantung
Siklus jantung pertama kali dimulai dari relaksasi isovolumetrik ventrikel,
pengisian pasif ventrikel (pengisian cepat dan lambat), pengisian ventrikel karena
sistol atrium, kontraksi isovolumetrik ventrikel, ejeksi ventrikel (cepat dan
lambat).
Gambar 6. Siklus Jantung
1. Early Ventricular Diastole dan Late Ventricular Diastole
Early
ventricular
diastole
adal
relaksasi
isovolumetrik
ventrikel semua katup tertutup baik katup atrioventrikular maupun katup
aorta dan pulmonal. Awal diastolic ventrikel tekanan di ventrikel lebih
rendah daripada tekanan di atrium. Tetapi tekanan di atrium lebih rendah
dari pada tekanan di vena cava dan vena pulmonalis. Di karenakan
perbedaan tekanan yang terjadi sehingga darah mengalir secara pasif
masuk ke atrium yang kemudian ke ventrikel. Masuknya darah dari atrium
ke ventrikel secara pasif adalah fase late ventrikel diastole. Pengisian
secara pasif ini awalnya kecepatan aliran darah ke ventrikel cepat tetapi
seiring mengembangnya ventrikel kecepatan aliran darah ke ventrikel
melambat.5
2. Atrial Sistol
8
Atrium berkontraksi memeras lebih banyak darah ke ventrikel. Hal
itu dapat terjadi juga dikarenakan perbedaan tekanan antara atrium yang
lebih tinggi dibandingkan tekanan pada ventrikel. Setelah sistol atrium
akhir, tidak ada lagi darah yang dapat di tambahkan lagi ke ventrikel
sehingga disebut end diastolic volume (EDV).5
3. Isovolumetrik Ventricular Contraction
setelah fase pengisian berakhir, dan tekanan di ventrikel meningkat
membuat katup atrioventricular (AV) tertutup. Karena semua katup
tertutup maka tidak ada aliran darah yang keluar ataupun masuk ke
jantung. Periode ini dinamai isovolumetric ventricular contraction
(isovolumetrik artinya “volum dan panjangnya konstan”). 5
4. Ejeksi Ventrikel
Selain itu, Jika tekanan di ventrikel ini lebih besar daripada
tekanan di arteri pulmonal dan aorta, maka katup semilunar dapat terbuka
dan ventrikel pun dapat melakukan ejeksi atau pengosongan ventrikel
dengan kata lain ventrikel berkontraksi memeraskan darah keluar dari
jantung. Darah
yang di pompa keluar dari masing-masing ventrikel
setiapkali kontraksi di sebut isi sekuncup (stroke volume). pada saat
ejeksi
setiap
ventrikel
per
denyut
akan
menyemprotkan
atau
mengejeksikan darah keluar dari jantung sekitar 70-90 ml. sehingga
terdapat sekitar 50 ml darah yang tetap berada di ventrikel pada saat
sistolik-akhir ventrikel. Ejeksi ventrikel mula-mula berlangsung cepat
tetapi kemudian melambat seiring dengan kemajuan sistolik. Tekanan
intraventrikel meningkat sampai batas maksimum, kemudian sedikit
menurun sebelum sistolik ventrikel berakhir.5
9
Gambar 7. Sirkulasi Sistemik dan Pulmonal pada Jantung

Sirkulasi Darah Pulmonal
sirkulasi pulmonal adalah aliran darah dari jantung yaitu ventrikel
kanan melalui paru-paru masuk ke atrium kiri. Darah yang dibawa oleh
vena cava superior dan inferior masuk ke dalam atrium kanan, dialirkan
ke ventrikel kanan kemudian diteruskan ke katub semilunar pulmonal
yang terbuka dan aliran darah diteruskan ke arteri pulmonal sampai di
paru-paru darah yang mengandung CO2 dari jaringan-jaringan tubuh ini,
akan dibuang melalui inspirasi, selanjutnya darah yang mengandung O2
akan dibawa oleh vena pulmonal dan di teruskan ke atrium kiri.2

Sirkulasi Darah Sistemik
Sirkulasi sitemik adalah aliran darah dari ventrikel kiri darah
melalui aorta ke arteri, arteriola dan kapiler darah kemudian di bawa oleh
vena untuk kembali ke jantung lagi. Setelah dari atrium kiri tadi, darah
akan masuk ke ventrikel kiri kemudian darah akan didistribusikan ke
seluruh tubuh melalui pembuluh darah aorta yang kemudian bercabangcabang menjadi arteri yang kemudian mengantarkan darah ke seluruh
tubuh. Selain itu, arteri juga bercabang-cabang lagi menjadi pembuluh
darah yang lebih kecil diameternya menjadi arteriola. Pembuluh darah
memiliki otot yang apabila berkontraksi membuat pembuluh darah
menyempit, dan bila berelaksasi membuat pembuluh darah melebar. Hal
itu penting bagi sirkulasi darah untuk menjaga tekanan darah dalam arteri.
10
Setelah dari arteriola darah di teruskan ke kapiler darah terjadilah
pertukarn zat di sana. Kemudian dari kapiler darah darah di teruskan ke
venula, vena- vena cava inferior darah dari badan dan dari anggota gerak
extremitas bawah sedangkan vena cava superior darah dari kepala dan
anggota gerak extremitas atas. Setelah dari vena darah di kembalikan ke
jantung masuk ke atrium kanan.2
c. Sistem Penghantaran Impuls pada Jantung
Gambar 8. Hantaran Impuls Jantung
1. Simpul SA (sino atrial)
Simpul SA ini merupakan suatu masa jaringan otot khusus yang
letaknya di posterior dari atrium kanan tepat berada di bawah pembukaan
dari vena cava superior. Simpul ini melepaskan impuls sebanyak 72 kali
permenit, frekuensi irama yang lebih cepat dibandingkan dalam atrium (40
sampai 60 kali permenit) dan ventrikel (20 kali permenit). Simpul SA ini
dipengaruhi oleh saraf simpatis dan parasimpatis sistem saraf otonom
yang akan mempercepat atau memperlambat iramanya. Simpul SA ini
juga sebagai PEACEMAKER atau pemacu jantung.
5
2. Simpul AV (atrioventricular)
Dari simpul SA ke simpul AV jalur nya disebut dengan Internodal
pathways. Impuls yang di bawa menjalar disepanjang serabut purkinye
11
yang ada di atrium kemudian ke simpul AV yang terletak di bawah
dinding posterior atrium kanan. Di simpul AV terjadi penundaan impuls
seperatusan detik sampai ejeksi darah atrium benar-benar selesai sebelum
terjadinya kontraksi ventrikel. 5
3. Berkas HIS
Berkas HIS atau sering disebut dengan berkas AV merupakan
sekelompok besar serabut purkinye yang berasal dari simpul AV dan
membawa impuls di sepanjang septum interventrikular menuju ke
ventrikel. Berkas HIS ini bercabang menjadi berkas HIS kanan dan kiri.
Berkas HIS kanan, akan memanjang di sisi dalam ventrikel kanan.
Serabut HIS nya akan bercabang-cabang menjadi serabut purkinye kecil
yang menyatu dalam serabut otot jantung kanan untuk memperpanjang
impuls agar menyebar merata keseluruh ventrikel. Berkas HIS kiri, sama
halnya dengan berkas HIS kanan berkas HIS kiri juga memanjang di
dalam ventrikel kiri dan bercabang ke dalam otot jantung kiri.5
4. Serabut Purkinye
Serabut purkinye merupakan serabut otot jantung khususyang
dapat menghantarkan impuls lima kali lebih cepat dari hantaran impuls
yang di lakukan oleh serabut otot jantung. Hantaran yang cepat di
sepanjang sistem purkinye memungkinkan atrium berkontraksi bersamaan.
Kemudian diikuti oleh kontraksi ventricular yang serempak. Sehingga
kerja jantung pun menjadi terkordinasi dengan baik. 5
d. Enzim Cardiovaskular
Apabila sel otot jantung mengalami kerusakan atau sel tersebut mati
selama infark miokard , maka sel jantung akan melepaskan kandungan
intraselulernya seperti protein dan enzim yang hanya ada di jantung dan dapat
diukur di dalam darah. Enzim-enzim ini digunakan sebagai suatu indikasi adanya
kerusakan atau kematian sel miokard. Ketika terjadi cedera pada sel miokard,
dilepaskanlah berbagai macam protein seperti moiglobin protein yang ada di otot
skelet dan otot jantung, selain itu ada juga protein kontraktil jantung-spesifik dan
protein troponin T, I dan C.
untuk serum T dan I biasa digunakan untuk
12
mendeteksi dini infark miokard. Karena dengan jumlah yang sedikit sekalipun
dan dalam waktu yang singkat, serum T dan I ini dapat menduga terjadinya infark
miokard. Sedangkan enzim-enzim yang dilepaskan oleh sel miokard yang mati
antara lain :
1. Enzim CPK/CK
enzim CPK (creatin phospo kinase) sekarng di sebut CK
merupakan suatu senyawa protein yang terphosporisasi dan menjadi
katalisator penghantar pospat ke ADP (Energi). Kadarnya di otot jantung
dan di otot rangkan banyak, sedangkan di otak kandungan enzim CPK ini
hanya sedikit. Kadar enzim ini dapat meningkat seperti pada saat terjadi
kerusakan pada suatu jaringan. Missal: setelah infrak jantung, polimiositis,
distropia muskularis duschene, dalam hal ini peningkatan kadar enzim
CPK /CK ini dapat meningkat 5 kali lebih banyak dari batas normal,
merupakan peningkatan yang berat. Sedangkan peningkatan enzim
CPK/CK yang sedang dapat terjadi setelah kita melakukan suatu aktivitas
yang bera, trauma, tindakan bedah, injeksi, infark micard atau iskemik
berat dan lain-lain. 6
jika enzim CPK / CK ini meningkat maka kita dapat
menjadikan nya sebagai suatu indicator adanya keruskan pada
miokardium
2. Enzim CKMB
Enzim CKMB adalah enzim creatin kinase yang di beri label
M dan B. Terdapat di otot, miokardium dan otak oleh karena itu label M
untuk muskulus , sedangkan label B untuk Brain. Ada 3 jenis enzim
CKMB antara lain :6
-
CPK 1 (BB)
 terdapat di otak
-
CPK 2 (MB)
 terdapat di miocard bersama dengan CPK
3 (MM)
-
CPK 3 (MM)
13
Peningkatan enzim CKMB pada serum menjadi idikator yang
dapat digunakan dan diyakini sebagai adanya kerusakan pada
jaringan jantung.
3. Enzim LDH
Enzim LDH ( lactid acid dehydrogenase) merupakan enzim
tetramik yang keempat subunit nya dinamai dengan H dan M. Enzim ini
adalah enzim yang melepas hydrogen dari suatu zat dan katalisator proses
konversi laktat menjadi piruvat. Subunit H dalam dimaksudkan untu
Jantung, sedangkan M untuk otot. Subunit H dan M akan disandi oleh
gen-gen tersendiri yang ekspresinya diatur secara diferensial di berbagai
jarngan. Nantinya, H dan M akan berkombinasi sedemikian rupa menjadi
:7
ISOENZIM LAKTAT
SUBNUIT
DEHIDROGENASE
-
I1
 HHHH
-
I2
 HHHM
-
I3
HHMM
-
I4
HMMM
-
I5
MMMM
Isoenzim I1 mendominasi pada jaringan yang ada di jantung. Sedangkan I5
mendominasi di hati. Enzim ini tersebar luas terutama ke ginjal,
rangka, hati dan miokardium.
4. Troponin
Merupakan komplek protein otot globuler dari pita I yang
menghambat
kontraksi
dengan
memblokade
interkasi
aktin
dan
myosin. Apabilabersenyawa dengan Ca++ ,akan mengubah posisi molekul
tropomiosin hingga terjadi interaksi aktin-miosin.
Protein regulator ini terletak didalam apparatus kontraktil myosin,
dan mengandung 3 sub unit dengan tanda T, I, C. Nilai Normal : < 0.16
14
mikrogram/L. Kondisi-kondisi yang dapat meningkatkan Troponin :
Peningkatan troponin menjadi petanda positifcedera sel miokardium dan
potensi terjadi angina.6
4. Pengaturan Kerja Jantung
a. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat mempengaruhi kerja jantung melalui saraf simpatis dan
parasimpatis. Sistem saraf simpatis yang bersifat “fight or flight” akan
meningkatkan tekanan darah. Sistem saraf simpatis akan merangsang medulla
adrenal untuk mengeluarkan norepineprin dan epineprin. Norepineprin dan
epineprin yang keluar dari ujung saraf simpatis akan berikatan dengan reseptor α
untuk menimbulkan vasokontriksi dan berikatan dengan β2 untuk menimbulkan
vasodilatasi pada pembuluh darah yang memperdarahi otot rangka. Norepinefrin
dan epinefrin juga berikatan dengan β1 untuk meningkatkan kecepatan denyut
jantung.
Stimulasi
Sistem
saraf
parasimpatis
menyebabkan
vasodilatasi
pembuluh darah.saraf ini mengeluarkan asetylcolin yang memperlambat
kecepatan depolarisasi nodus SA sehingga menimbulkan penurunan frekuensi
denyut jantung. Contohnya adalah nervus vagus (saraf cranial yang ke -10)
memperlambat frekuensi jantung dan menurunkan kekuatan kontraksi melalui
hantaran impuls ke nodus sino atrial. Saraf simpatis dan parasimpatis pada
jantung mempengaruhi 3 hal yaitu : kronotopik mempengaruhi frekuensi denyut
jantung ; Inotropik mempengaruhi kekuatan dari kontraktilitas otot jantung ;
Dromotopik mempengaruhi kecepatan hantaran impuls pada jantung.
b. Reflex Kardiovaskular
 Reflex Baroreseptor
Merupakan suatu reflex yang mengontrol tekanan darah
dan regulasi pada denyut jantung. Baroreseptor atau mekanoreseptor ini
sangan sensitive terhadap perubahan tekanan arteri dan regangan arteri.
Baroreseptor ini terletak di arcus aorta dan sinus carotis.8
Ketika tekanan darah arteri meningkat dan meregang, reseptor ini
akan dengan cepat mengirim impulsnya ke pusat vasomotor untuk
15
menghambat pusat vasomotor menyebabkan vasdilatasi pada arteri dan
vena dan menurunkan tekanan darah. Dilatasi pada arteri menyebabkan
tahanan perifer menurun, sedangkan dilatasi pada vena menyebabkan
darah menumpuk pada vena sehingga menghambat aliran darah balik ke
jantung dan mengurangi curah jantung.
Impuls baroreseptor yang sampai ke jantung akan merangsang
sistem saraf simpatis dan parasimpatis tergantung dari perubahan tekanan
yang terjadi. Jika tekanan darah arteri menurun, akan menyebabkan
vasokontriksi dan meningkatkan curah jantung sehingga tekanan darah
pun meningkat.8
 Reflex Kemoreseptor
Reflex kemoreseptor ini dipengaruhi oleh perubahan tekanan
parsial oksigen dalam arteri, perubahan tekanan parsial karbondioksida
dalam arteri , dan dipengaruhi oleh perubahan ion hydrogen (pH).
Apabila dalam suatu kondisi tekanan pksigen atau PH darah turun
kadarnya dalam arteri, atau kadar karbondioksida meningkat, maka
reseptor kemoreseptor yang ada di aorta dan pembuluh-pembuluh darah
besar yang ada di leher akan mengirimkan impuls nya ke pusat
vasomotor dan menyebabkan vasokonstriksi. Respon jantung terhadap
stimulasi kemoreseptor ada dua :8
1.Mekanisme Reflex Primer
Bradikardi merupakan reflex primer. Bradikardi ini terjadi untuk
merespon penurunan tekanan oksigen, penurunan PH dan peningkatan
tekanan karbondioksida di dalam arteri.8
2.Mekanisme Reflex Sekunder
Reflex sekunder ini selanjut nya akan menyampaikan impulsnya ke
pusat vasomotor, sehingga meningkatkan kerja pernapasan, yang
secara bersamaan denyut jantung pun juga ikut meningkat.8
16
Gambar 9. Sinus Carotikus dan Arcus Aorta
III.
Pembahasan Skenario
Skenario : seorang perempuan berusia 55 tahun dibawa ke Unit Gawat Darurat karena
tiba-tiba dia merasa lemas dan jantungnya berdegup sangat cepat.pada pemeriksaan fisik
didapat : tekanan darah : 80/60 mmHg, denyut nadi : 150 x per menit, pernapasan 32 x
permenit, suhu : 35,5o celcius. Setelah melakukan pemeriksaan fisik (termasuk EKG),
dokter melakukan tindakan massage pada sinus karotikus. Tidak beberapa lama setelah
massage tersebut, pasien pulih kembali.
Seperti yang telah dibahas di pembahasan, curah jantung sebanding dengan frekuensi
denyut jantung yang di kalikan dengan stroke volum. Di dalam tubuh, jantung melakukan
kompensasi agar tekanan darah dan curah jantung tetap dalam keadaan konstan dengan cara :
jika frekuensi denyut jantung meningkat, maka stroke volum akan menurun sehingga curah
jantung akan tetap konstan dan tekanan darah tetap normal. Sebaliknya, jika frekuensi denyut
jantung menurun, maka stroke volum akan meningkat untuk menjaga agar curah jantung dan
tekanan darah tetap dalam keadaan konstan dan normal.
Dalam kasus, frekuensi denyut jantung pasien 150 kali per menit, atau cepat
dikarenakan tubuh membutuhkan suplai oksigen yang banyak, maka dari itu frekuensi
pernapasan nya pun meningkat. Karena kekurangan oksigen pasien merasa lemas dan
peningkatan frekuensi denyut jantung membuat pasien jantung nya berdegup dengan
17
cepat. Gerakan otot-otot pernapasan membantu aliran balik vena yang membawa darah
dari vena pulmonalis ke atrium kiri. Tetapi, aliran darah dari atrium ke ventrikel itu
sdikit. Sehingga ketika ventrikel melakukan ejeksi darah yang dipompa keluar jantung
atau cardiac output nya, atau curah jantung nya pun menurun. Maka dari itu, tekanan
darah nya juga menurun.
Segera melihat hasil pemeriksaan dokter melakukan pemijatan atau massage pada
sinus carotis dimana, terdapat reseptor baroreseptor. Reseptor baroreseptor ini sangat
sensitif terhadap perubahan tekanan dan regangan pembuluh darah. Kemudian ketika
reseptor baroreseptor tersebut terangsang oleh adanya perubahan tekanan darah, maka ia
akan menyampaikan impuls nya ke pusat kardiovaskular di medulla oblongata.
Selanjutnya, medulla oblongata akan memberikan respon dengan mengaktifkan saraf
simpatis sehingga pembuluh darah bervasokontriksi. ketika pembuluh darah tersebut
bervasokontriksi atau mengecil, membuat aliran darah atau cardiac output nya dapat
mengalir dengan cepat, dan tekanan darah pun meningkat sampai normal.
IV.
Penutup
1. Kesimpulan
Hipotesis : terdapat gangguan mekanisme kerja jantung pada seorang perempuan
berusia 55 tahun sehingga membuat perempuan tersebut merasa lemas dan jantung
berdegup kencang.
Hipotesis diterima karena, tekanan darah yang rendah dikarenakan volum
darahnya yang dikeluarkan pada saat ventrikel melakukan pengosongan, curah
jantung nya sedikit yang dikeluarkan. Sehingga tekanan darah nya rendah. Tekanan
darah yang rendah membuat aliran darah lambat untuk sampai ke jaringan-jaringan
tubuh yang lain, maka dari itu, tubuh mengalami kekurangan suplai oksigen,
frekuensi pernapasan menjadi meningkat.
Massage carotis pada pasien berhasil membuat tekanan darah yang rendah
menjadi meningkat sampai normal dan frekuensi denyut nadi yang tadinya tinggi
memnajdi normal kembali.
18
V.
Daftar Pustaka
1.
Sloane E. Anatomi dan fisiologis untuk pemula. Jakarta: EGC;2003.p.228-31.
2.
Pearce E C. Anatomi dan fisiologis untuk paramedic. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Indonesia;2009.p.128-146.
3.
Watson R. Anatomi dan fisiologis untuk perawat.10th ed. Jakarta:
EGC;2002.p.258.
4.
Schwartz, Seymour
I. Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah. Jakarta:
EGC;2000.p. 309.
5.
Sherwood L. fisiologi manusia dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta :
EGC;2011.p.346-47.
6.
Blog Pendidikan. Pemeriksaan kimia dasar atau serum untuk penyakit
jantung.
http://suhartini-menjagakesehatan.blogspot.com/2012/09/pemeriksaan-
kimia-darahserum-untuk.html. diunduh : 11 juni 2013.
7.
Murray R K. Biokimia harper. 24th ed. Jakarta : EGC;2009.p.61-2.
8.
Muttaqin A. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
kardiovaskular. Jakarta : Penerbit Salemba Medika;2009.p.9-10.
19
Download