Uploaded by Rizky Aryadi

Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi Pria

advertisement
Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi Pria
Organ reproduksi pria meliputi organ reproduksi internal dan organ reproduksi eksternal. Organ
reproduksi internal meliputi testis, saluran pengeluaran (epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi,
uretra) dan kelenjar asesoris (vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar Cowper) yang
mensekresikan getah esensial bagi kelangsungan hidup dan pergerakan sperma. Sedangkan organ
reproduksi eksternal meliputi penis dan skortum.
organ reproduksi pria tampak dari samping
1. Testis
Jumlah satu pasang (jamak = testes). Testis merupakan gonade jantan berbentuk oval terletak dalam
skrotum atau kantung pelir yang merupakan lipatan dinding tubuh. Suhu dalam skrotum 2oC lebih
rendah dari suhu dalam rongga perut. Testis mengandung lipatan saluran-saluran tubulus
seminiferus (saluran tempat pembentukan sperma) dan sel-sel Leydig (sel penghasil hormone
testosterone) yang tersebar diantara tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus mengandung
jaringan ikat dan jaringan epithelium germinal atau jaringan epithelium benih yang berfungsi dalam
pembentukan sperma (spermatogenesis).
2. Epididimis
Jumlah satu pasang. Merupakan saluran yang keluar dari testis, berkelok-kelok diluar permukaan
testis sepanjang kurang lebih 6m. Berperan sebagai tempat pematangan sperma. Selama perjalanan
ini sperma menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk membuahi.
3. Vas deferens
Jumlah sepasang. Saluran lurus mengarah keatas merupakan kelanjutan epididimis dan ujung
salurannya berada dalam kelenjar prostat. Berperan sebagai saluran jalannya sperma dari epididimis
menuju vesikula seminalis (kantung semen/kantung mani).
4. Vesikula seminalis
Jumlah sepasang. Kantung ini juga merupakan kelenjar yang berlekuk-lekuk. Dindingnya
mensekresikan cairan kental berwarna kekuning-kuningan dan bersifat basa (alkalis).
Menyumbangkan sekitar 60% total volume semen. Cairan tersebut mengandung mukus (lendir), gula
fruktosa (penyedia energi untuk pergerakan sperma), enzim, vitamin dan hormon prostagladin.
5. Saluran ejakulasi
Jumlah sepasang. Berupa saluran pendek menghubungkan duktus vesikula seminalis dan uretra.
6. Uretra
Jumlah satu buah. Merupakan saluran yang terdapat disepanjang penis, memiliki lubang keluar di
ujung penis. Berfungsi sebagai saluran keluar urine dan saluran keluar air mani.
7. Kelenjar prostat.
Jumlah satu buah. Terdapat di bawah kandung kemih. Mensekresikan getahnya secara langsung ke
dalam uretra berupa cairan encer berwarna putih seperti susu mengandung enzim antikoagulan dan
asam sitrat (nutrisi bagi sperma).
8. Kelenjar Cowper atau kelenjar Bulbouretra.
Jumlah satu pasang. Terletak di bawah kelenjar Prostat. Melalui saluran mensekresikan getahnya
kedalam uretra berupa mukus (lendir) jernih bersifat basa yang dapat menetralisir urin asam yang
tertinggal di sepanjang uretra.
9. Penis
Jumlah satu buah. Penis tersusun tiga silinder jaringan erektil mirip spons berasal dari vena dan
kapiler yang mengalami modifikasi. Dua terletak di atas disebut korpus kavernosa, satu buah terletak
di bawah dan membungkus uretra disebut korpus spongiosum. Batang utama penis dilapisi kulit
yang relatif lebih tebal. Kepala penis (glands penis) ditutup oleh lipatan kulit yang jauh lebih tipis dan
disebut preputium (prepuce), kulit inilah yang dihilangkan pada saat dikhitan. Bila terjadi suatu
rangsangan jaringan erektil tersebut akan terisi penuh oleh darah dan penis akan mengembang dan
tegang disebut ereksi. Penis dapat berfungsi sebagai alat kopulasi bila dalam keadaan ereksi.
penampang lintang penis
10. Skrotum (kantung pelir)
Jumlah sepasang. Merupakan kantung yang didalamnya berisi testis. Antara kantung sebelah kanan
dan kiri dibatasi oleh sekat yang tersusun jaringan ikat dan otot polos (otot dartos).
Alat Reproduksi pada Wanita
Materi reproduksi pada manusia ini merupakan kelanjutan pelajaran sebelumnya. Pada pelajaran
sebelumya telah dibahas tentang pubertas dan sistem organ repoduksi pria. Sedangkan pada
pelajaran ini akan dibahas tentang sistem organ reproduksi wanita yang meliputi struktur organ
reproduksi wanita, oogenesis dan siklus menstruasi.
Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ reproduksi eksternal dan organ reproduksi internal.
Organ reproduksi luar wanita disebut juga vulva meliputi mons veneris (mons pubis), labium mayora,
labium minora dan clitoris. Organ reproduksi dalam wanita meliputi ovarium, tuba falopii, uterus
dan vagina.
Oogenesis atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam kandungan ibunya.
Setelah bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta oosit primer. Sebagian oosit primer
mengalami degenerasi sehingga ketika memasuki masa puber jumlah tersebut menurun hingga
tinggal sekitar 200 ribu pada tiap ovariumnya. Oosit primer ini mengalami masa istirahat (dorman),
kemudian proses oogenesis akan dilanjutkan setelah wanita memasuki masa puber.
Sejak pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-14 tahun organ
reproduksi aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti menstruasi (menophause) yang terjadi
antara usia 46-54 tahun. Menstruasi merupakan pendarahan yang keluar melalui vagina karena
luruhnya dinding rahim (endometrium). Menstruasi juga merupakan pertanda tidak terjadi
kehamilan, tiga perempat bagian jaringan lembut endometrium yang telah dipersiapkan untuk
menerima konsepsi (penanaman embrio) akan terlepas. Kemudian endometrium akan terbentuk
kembali; dipersiapkan untuk menerima kemungkinan konsepsi berikutnya, demikian seterusnya
terulang kembali secara periodik dan dikenal dengan siklus menstruasi. Remaja putri tidak perlu
merasa takut karena menstruasi merupakan peristiwa biologis yang normal dan biasa seperti halnya
bernafas dan darah yang mengalir dalam tubuh.
Seorang wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ reproduksinya. Dengan mengetahui
anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya maka seorang wanita tak perlu merasa cemas dan
gelisah terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja dan itu adalah suatu hal yang
normal.
Struktur Organ Reproduksi Wanita
Struktur organ reproduksi wanita meliputi organ reproduksi internal dan organ reproduksi eksternal.
Keduanya saling berhubungan dan tak terpisahkan. Organ reproduksi internal terdapat di dalam
rongga abdomen, meliputi sepasang ovarium dan saluran reproduksi yang terdiri saluran telur
(oviduct/tuba falopii), rahim (uterus) dan vagina. Organ reproduksi luar meliputi mons veneris,
klitoris, sepasang labium mayora dan sepasang labium minora.
struktur organ reproduksi wanita
1. Ovarium.
Jumlah sepasang, bentuk oval dengan panjang 3-4 cm, menggantung bertaut melalui mesentrium ke
uterus. Merupakan gonade perempuan yang berfungsi menghasilkan ovum dan mensekresikan
hormon kelamin perempuan yaitu estrogen dan progesteron. Ovarium terbungkus oleh kapsul
pelindung yang kuat dan banyak mengandung folikel. Seorang perempuan kurang lebih memiliki
400.000 folikel dari kedua ovariumnya sejak ia masih dalam kandungan ibunya. Namun hanya
beberapa ratus saja yang berkembang dan melepaskan ovum selama masa reproduksi seorang
perempuan, yaitu sejak menarche (pertama mendapat menstruasi) hingga menophause (berhenti
menstruasi). Pada umumnya hanya sebuah folikel yang matang dan melepaskan ovum tiap satu
siklus menstruasi (kurang lebih 28 hari) dari salah satu ovarium secara bergantian.
Selama mengalami pematangan, folikel mensekresikan hormone estrogen. Setelah folikel pecah dan
melepaskan ovum, folikel akan berubah menjadi korpus luteum yang mensekresikan estrogen dan
hormon progesteron. Estrogen yang disekresikan korpus luteum tak sebanyak yang disekresikan oleh
folikel. Jika sel telur tidak dibuahi maka korpus luteum akan lisis dan sebuah folikel baru akan
mengalami pematangan pada siklus berikutnya.
2. Tuba falopii/oviduct (saluran telur)
jumlah sepasang, ujungnya mirip corong berjumbai yang disebut infundibulum berfungsi untuk
menangkap ovum yang dilepas dari ovarium. Epithelium bagian dalam saluran ini bersilia, gerakan
silia akan mendorong ovum untuk bergerak menuju uterus.
3. Uterus (rahim)
Jumlah satu buah, berotot polos tebal, berbentuk seperti buah pir, bagian bawah mengecil disebut
cervix. Uterus merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya embrio, dindingnya dapat
mengembang selama kehamilan dan kembali berkerut setelah melahirkan. Dinding sebelah dalam
disebut endometrium, banyak mengasilkan lendir dan pembuluh darah. Endometrium akan menebal
menjelang ovulasi dan meluruh pada saat menstruasi.
4. Vagina
Merupakan akhir dari saluran reproduksi wanita. Suatu selaput berpembuluh darah yang disebut
hymen menutupi sebagian saluran vagina. Membran ini dapat robek akibat aktivitas fisik yang berat
atau saat terjadi hubungan badan. Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi wanita dan juga sebagai
saluran kelahiran. Dindingnya berlipat-lipat, dapat mengembang saat melahirkan bayi. Pada dinding
sebelah dalam vagina bermuara kelenjar bartholin yang mensekresikan lendir saat terjadi
rangsangan seksual.
5. Mons veneris
Merupakan bagian yang tebal dan banyak mengandung jaringan lemak terletak pada bagian paling
atas dari vulva
6. Labium mayora
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tebal yang mengelilingi vagina dan ditumbuhi rambut
7. Labium minora
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tipis di sebelah dalam labium mayora, banyak
mengandung pembuluh darah dan saraf. Labium minora menyatu di bagian atas membentuk clitoris.
Labium minora mengelilingi vestibulum, suatu tempat dimana terdapat lubang uretra di bagian atas
dan lubang vagina di bagian bawah.
8. Clitoris
Berupa sebuah tonjolan kecil, merupakan bagian yang paling peka terhadap rangsang karena banyak
mengandung saraf.
Oogenesis dan Siklus Menstruasi
Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium atau indung
telur terdapat oogonium (oogonia = jamak). Oogonium bersifat diploid (2n = mengandung 23 pasang
kromosom atau 46 buah kromosom). Oogenesis telah dimulai sejak bayi perempuan masih dalam
kandungan ibunya berusia sekitar 5 bulan. Oogonium akan memperbanyak diri dengan membelah
berulang kali secara mitosis, membentuk oosit primer. Oosit primer terbungkus dalam folikel yang
penuh dengan cairan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan ovum.
Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam tiap ovariumnya mengandung sekitar satu juta oosit
primer. Oosit primer ini mengalami dorman atau mengalami fase istirahat beberapa tahun hingga
anak perempuan tersebut mengalami pubertas. Selama pertumbuhan anak perempuan, beberapa
oosit primer akan mengalami degenerasi, hingga ketika mencapai usia pubertas jumlah oosit primer
hanya tinggal sekitar 200.000 buah.
Memasuki usia pubertas sekresi hormon estrogen akan memacu oosit primer untuk melanjutkan
proses oogenesis; oosit primer mengalami meiosis pertama menghasilkan 2 sel berbeda ukuran yaitu
oosit sekunder (berukuran besar) dan polosit primer (berukuran kecil).
Oogenesis terhenti hingga terjadi ovulasi, bila tidak terjadi fertilisasi oosit sekunder akan mengalami
degenerasi. Namun bila ada penetrasi sperma dan terjadi fertilisasi, oogenesis akan dilanjutkan
dengan pembelahan meiosis kedua; oosit sekunder membelah menjadi 2 yaitu ootid (berukuran
besar) dan polosit sekunder (berukuran kecil). Sedangkan polosit primer membelah menjadi 2
polosit sekunder. Sehingga pada akhir oogenesis dihasilkan 3 polosit dan 1 ootid yang berkembang
menjadi ovum
Perkembangan folikel di dalam ovarium
Selama perkembangan oosit primer hingga menjadi oosit sekunder berada dalam folikel, yaitu suatu
kantung pembungkus yang penuh cairan yang menyediakan nutrisi bagi oosit. Semula oosit primer
berada dalam folikel primer kemudian berkembang menjadi folikel sekunder. Ketika terbentuk oosit
sekunder, folikel telah berkembang menjadi folikel tersier dan akhirnya menjadi folikel de Graaf
(folikel yang telah matang) Setelah ovulasi atau lepasnya oosit sekunder folikel telur akan berubah
menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengalami degenersi membentuk korpus albikan
Siklus Menstruasi
Menstruasi atau haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding sebelah dalam
rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium
dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi embrio lapisan ini akan
luruh, darah keluar melalui cervix dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu
antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi.
Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama menstruasi
dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase: fase menstruasi, fase
pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi
Alat Reproduksi Wanita merupakan seperangkat organ yang berfungsi mereproduksi suatu makhluk
hidup. Jadi sehingga baik tidaknya sebuah sistem reproduksi akan bertanggung jawab terhadap
kelestarian jenisnya. Demikian jug yang dialami pada manusia, sistem genitalia atau sistem
reproduksi menjadi bagian yang sangat penting yang harus diperhatikan kesehatan serta normal
tidaknya fungsi dari organ tersebut.
Untuk selalu dapat menjaga kesehatan organ reproduksi wanita dengan baik, ada baiknya jika kita
mengenal terlebih dahulu bagian-bagian tersebut dari sistem genitalia. Berhubung organ genitalia
pada wanita berbeda dengan pada pria, maka saya akan membahasnya secara terpisah, dan kali ini
kita akan belajar mengenai organ genitalia wanita terlebih dahulu.
Bagian-Bagian dan Fungsi Reproduksi Wanita
Agar dapat memahami dengan lebih jelas bagian-bagian dari alat reproduksi wanita, maka saya akan
menggolongkannya menjadi dua bagian, yakni organ reproduksi bagian luar dan bagian dalam.
Organ reproduksi bagian luar adalah organ reproduksi yang terlihat dari luar atau masih bisa
dijangkau oleh indra penglihatan mata tanpa menggunakan alat khusus, bagian-bagian tersebut
adalah sebagai berikut;
1. Mons Pubis
Mons Pubis atau Mons Veneris ialah bagian terluar dari organ genitalia yang terletak di bagian depan
dan melingkupi tulang kemaluan (Simfisis pubis). Bentuk mons pubis agak sedikit menonjol ke
depan, tampak seperti segitiga terbaik, serta ditumbuhi rambut kemaluan ketika pubertas.
Sedangkan jaringan sebagai penyusun bagian ini ialah lebih banyak diisi oleh jaringan yang
mengandung lemak dengan sedikit jaringan ikat.
2. Labia Mayor
Labia Mayor cukup dikenal juga sebagai bibir besar kemaluan. Yakni struktur berupa lipatan-lipatan
seperti sepasang bibir yang merupakan kelanjutan dari mons pubis. Berdasarkan letaknya,
permukaan dari labia mayor dibedakan menjadi dua. Permukaan yang sebelah dalam dan
menghadap ke arah labia minor. Bagian ini agak licin karena banyak terdapat jaringan lemak, tidak
mempunyai kelenjar sebacea, folikel rambut serta kelenjar keringat. Sedangkan permukaan luarnya
dilapisi oleh epitel yang bertanduk serta ditumbuhi rambut sejak pubertas.
3. Labia Minor
Labia minor atau bibir kecil kemaluan yang terletak di sebelah dalam, berada tepat setelah pada
lipatan labia mayor dan mengelilingi muara lubang vagina. Struktur pada labia minor hampir sama
dengan labia mayor, hanya saja pada labia minor tidak lagi ditumbuhi rambut serta banyak terdapat
pembuluh darah.
4. Klitoris
Klitoris adalah struktur homolog dengan organ penis pada reproduksi jantan, akan tetapi karena
adanya pengaruh genetik maka pertumbuhannya menjadi tidak sempurna dan banyak mengalami
rudimeter (mengecil).
5. Selaput Dara
Hymen atau disebut dengan selaput dara adalah membran tipis yang menutup lubang vagina. Organ
hymen yang memiliki lubang kecil sebagai jalan keluar darah atau cairan lain ketika menstruasi. Utuh
atau tidaknya selaput dara seringkali djadikan sebagai indikasi virginitas seseorang. Hal ini
dikarenakan strukturnya yang sangat tipis serta mudah robek. Pada seorang wanita yang baru
pertama kali dalam melakukan hubungan seksual biasanya lapisan hymen akan robek dan berdarah.
Sedangkan pada perempuan yang telah sering hamil dan melahirkan, maka hanya akan dijumpai
caruncula hymenalis, yaitu sisa-sisa hymen.
6. Vestibulum
Struktur reproduksi wanita bagian luar yang terakhir yaitu vestibulum atau rongga kemaluan.
Rongga ini yang terletak di dalam labia minor dan merupakan muara dari saluran kencing atau
uretra serta lubang vagina atau intruitus vagina pada reproduksi wanita.
Organ reproduksi bagian Dalam
1.Vagina
Vagina yang merupakan organ reproduksi yang berbentuk tabung dengan panjang mencapai 8-10
cm. Dalam sistem reproduksi pada wanita, vagina berperan sebagai jalan masuk serta jalan keluar
zat dari rahim. Diantaranya fungsinya yakni sebagai saluran masuk sperma ketika berhubungan
seksual, jalan keluar bagi bayi ketika dilahirkan, serta sebagai saluran keluar cairan atau darah saat
menstruasi.
2. Uterus
Uterus atau rahim adalah tempat dimana menempelnya embrio hasil pembuahan hingga tumbuh
dan berkembang menjadi janin yang siap dilahirkan. Pada kondisi dewasa normal atau tidak sedang
terjadi kehamilan, uterus memiliki bentuk seperti buah pir dengan massa kurang lebih 30 gram.
Sedangkan ukuran pada anak-anak biasanya antara 2-3 cm, nullipara (belum pernah hamil dan
melahirkan) antara 6-8 cm, serta multipara antara 8-9 cm. Uterus mempunyai rongga dengan bagian
atas lebih lebar.
Struktur penyusun uterus terdiri dari beberapa lapisan-lapisan otot yang kuat dan elastis sehingga
mampu menyesuaikan diri ketika saat terjadi kehamilan. Selain lapisan otot, pada uterus juga
terdapat jaringan ikat serta pada ligamen yang berguna untuk mempertahankan posisinya.
Dibawah ini adalah tiga lapisan yang menyusun dinding uterus:

Perimetrium, bagian terluar uterus yang bersinggungan langsung dengan rongga perut.
Peritoneum yang tersusun dari jaringan ikat, pembuluh limfe serta saraf.

Myometrium, bagian paling tengah dan paling tebal. Sesuai dengan namanya, myometrium
didominasi oleh beberapa lapisan-lapisan otot polos serta dilengkapi oleh beberpa
pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf. Otot-otot polos pada myometrium mempunyai
peranan sangat penting dalam proses kontraksi-relaksasi saat persalinan. Ketika saat terjadi
kehamilan, otot-otot pada uterus juga akan bertambah tebal.

Endometrium, adalah bagian uterus yang berhubungan dengan rongga uterus.
Endomentrium yang banyak mengandung banyak pembuluh darah serta lapisan epitel yang
akan menebal ketika terjadi ovulasi, sebaliknya akan meluruh saat tidak ada pembuahan
atau menstruasi. Penebalan ini terjadi dalam rangka menyiapkan diri untuk mendukung
tumbuh dan berkembangnya embrio yang tertanan di dalam endometrium selama proses
kehamilan.
3. Oviduk
Organ reproduksi dalam selanjutnya yaitu oviduk (Tuba fallopi). Oviduk yang merupakan sepasang
saluran yang menghubungkan antara ovarium dengan uterus. Oviduk mempunyai fungsi
diantaranya. Pertama yaitu untuk menangkap telur hasil ovulasi, selanjutnya sebagai saluran sperma
dan ovum hingga terjadi fertilisasi dan terakhir sebagai tempat pertumbuhan embrio sementara
sebelum akhirnya melekat pada endometrium.
4. Ovarium
adalah organ penghasil sel kelamin pada wanita. Organ ini berjumlah dua dan terletak di sisi kanan
dan kiri. Ovarium berbentuk bulat lonjong.
Jika dilihat menggunakan mikroskop, maka ovarium dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu;

Cortex ovarium –Bagian cortex tersusun dari jaringan ikat yang padat, sabut-sabut retikuler,
tunika albiginea, dan ditutup oleh epitel permukaan. Pada bagian inilah akan dihasilkan
folikel ovarium (calon ovum beserta sel yang biasa mengelilinginya), corpus luteum, dan
corpus albican.

Medula ovarium – Medula terletak pada bagian dalam daripada bagian cortex. Bagian
medula terdiri dari jaringan ikat kendor yang mengandung banyak sekali pembuluh darah.
Selain itu, pada medulla pula terdapat pembuluh limfe, saraf, serta otot polos.
Selain mendidik remaja untuk berperilaku hidup sehat, ada baiknya untuk memberikan informasi
kepada mereka tentang bahaya menjalani hidup tanpa aturan, manfaat, dan tidak bernilai
kesehatan. Hal ini tentu akan mengakibatkan efek buruk dalam waktu cepat ataupun lambat.
Paparan tentang akibat dan bahaya pola hidup tak sehat merupakan salah satu cara untuk
menanamkan kesadaran dalam diri remaja, dan diharapkan mereka akan selalu ingat dan merasa
bangga untuk memiliki gaya hidup sehat.
Dalam buku Ilmu Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo memaparkan tentang
pendidikan kesehatan yang bertujuan untuk mengubah perilaku (behaviour change). Setidaknya ada
3 dimensi yang dapat melakukan perubahan:
1. Mengubah perilaku negatif (tidak sehat) menjadi perilaku positif (sesuai dengan nilai-nilai
kesehatan).
2. Mengembangkan perilaku positif (pembentukan dan pengembangan perilaku sehat).
3. Memelihara perilaku yang sudah positif atau perilaku yang sudah sesuai dengan norma/nilai
kesehatan, atau dengan kata lain mempertahankan perilaku sehat yang sedang dijalankan.
Tulisan ini juga diharapkan mampu untuk menjadi media perubahan tersebut. Manusia dan
lingkungan adalah dua hal yang saling terkait dan membutuhkan, menurut World Health
Organization (WHO), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada
antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Jadi jika
lingkungan tempat tinggal atau sekitarnya ingin nampak sehat, maka setiap individu harus pintar
menjaga kesehatan dirinya tanpa terkecuali. Masih menurut laporan WHO, faktor lingkungan
berpengaruh secara signifikan terhadap lebih dari 80 % penyakit-penyakit tersebut. (Pengelolaan
Kesehatan Lingkungan: 2015).
Tentang reproduksi, Louis Pasteur (1822 – 1895) menegaskan bahwa makhluk hidup hanya bisa
berasal dari makhluk hidup (omne vivum ex vivo) dan bukan dari benda mati. Oleh karena itu adanya
makhluk hidup adalah hasil dari reproduksi. Semua makhluk hidup akan bereproduksi atau
merupakan hasil reproduksi untuk mempertahankan keberadaan jenisnya di dunia ini. Reproduksi
dilakukan dengan berbagai cara, seperti membelah diri, cloning, sexual, dan lain sebagainya.
Remaja khususnya di Indonesia menjadi penanda bagi kemajuan atau kemunduran suatu
pendidikan. Pendidikan dapat dimulai dari aspek apapun. Banyak pengalaman dan kejadian buruk
yang telah dialami oleh bangsa ini, beberapa kasus yang tidak kita inginkan terjadi, peristiwa demi
peristiwa merenggut kehidupan remaja kita. Pemerintah berusaha keras untuk melindungi hak
setiap warga negaranya, dari anak-anak, remaja, hingga orangtua.
Pendidikan dasar tentang reproduksi yang diperkenalkan kepada remaja, orangtua, dan pendidik
menjadi program besar pemerintah. Jajaran pemerintah berupaya untuk selalu melindungi anakanak remaja dari pengaruh perilaku negatif dan penyimpangan seks. Jika remaja kita tidak memiliki
pengetahuan atau pengetahuannya tentang seks dan reproduksi kurang memadai, maka tingkat
kekhawatiran para orangtua dan pendidik menjadi naik pada level yang lebih tinggi. Sudah menjadi
kewajiban bagi para orang tua dan pendidik untuk mengenalkan pendidikan reproduksi dan seks
kepada anak remaja.
1. Cervicitis
Cervicitis adalah penyakit yang menyebabkan peradangan pada bagian mulut rahim atau bagian
serviks. Awal penyakit ini tidak sering disertai dengan gejala sehingga banyak wanita yang tidak
merasakan atau tidak memperhatikan penyakit ini. Terkadang beberapa gejala sangat ringan seperti
pendarahan pada periode menstruasi. Penyakit ini bisa menular lewat hubungan seksual.
Gejala

Keputihan tidak normal

Keputihan berwarna hijau, kecoklatan atau kekuningan.

Bau keputihan tidak sedap.

Keinginan buang air kecil. (baca juga: sering buang air kecil – penyebab, deteksi dan
pencegahannya)

Sakit saat berhubungan seksual.

Keluar darah setelah berhubungan seksual.
Penyebab

Infeksi yang disebabkan karena hubungan seksual berhubungan dengan penyakit gonore,
herpes genital, klamidia dan trikomoniasis.

Alergi terhadap penggunaan kondom, cairan pembersih vagina dan cairan pelumas.

Gangguan keseimbangan pH yang menyebabkan pertumbuhan bakteri berlebihan.
Perawatan dan Obat

Obat diberikan untuk menyembuhkan penyebab infeksi termasuk untuk gonore, klamidia,
atau herpes.

Obat antibiotik untuk mengobati gonore dan klamidia.

Obat untuk menyembuhkan herpes.

Hindari berhubungan seksual untuk sementara waktu hingga benar-benar sembuh.
2. Chlamydia
Chlamydia menjadi penyakit menular seksual yang bisa terjadi pada pria maupun wanita, dan
bahkan terjadi untuk semua usia. Namun penyakit ini paling banyak terjadi pada wanita muda atau
remaja. Sebenarnya ini penyakit menular seksual yang mudah diobati namun sering tidak
menyebabkan gejala, sehingga banyak penderita yang tidak tahu. Jika perawatan terlambat
dilakukan maka bisa menyebabkan resiko yang lebih buruk seperti komplikasi.
Gejala

Gejala biasanya akan berkembang selama 21 hari setelah terkena infeksi.

Rasa sakit saat buang air kecil.

Rasa sakit pada bagian perut bawah.

Sering keputihan yang buruk untuk wanita.

Ada cairan yang keluar dari penis untuk laki-laki.

Rasa sakit saat berhubungan seksual.

Sering pendarahan diluar periode menstruasi.

Rasa sakit pada bagian testis untuk pria.
Penyebab

Penyebab utama penyakit ini adalah bakteri yang mudah menyebar saat berhubungan
seksual baik secara oral, anak maupun lewat vagina.

Penyakit ini juga bisa menular dari ibu kepada bayi yang dilahirkan lewat persalinan normal.
(dampaknya bisa menyebabkan penyakit pneumonia dan infeksi mata) (baca juga : jenisjenis penyakit mata : gejala – penyebab dan gambarnya)
Komplikasi

Gonore

HIV/AIDS

Penyakit radang panggul yang bisa menyebabkan merusak tuba falopi, ovarium, serviks dan
rahim. (baca juga: penyakit yang menyerang tuba falopi – gejala, pengobatan dan
pencegahan)

Infeksi pada testis yang menyebabkan epididimitis. (baca juga: spesialis urologi – penyakit
dan penanganannya)

Infeksi kelenjar prostat.

Gangguan kesuburan

Penyakit arthritis.
Perawatan dan Obat

Pemberian antibiotik dari tiga hari hingga 10 hari sesuai dengan perkembangan.

Tidak berhubungan seksual selama belum sembuh atau masih memiliki gejala.

Hindari menggunakan cairan pembersih vagina yang bisa menyebabkan perkembangan
bakteri.
3. Epididimitis
Epididimitis adalah salah satu penyakit yang menyebabkan peradangan pada bagian epididimitis.
Bagian ini terletak tepat dibagian belakang testis. Penyakit ini bisa terjadi pada semua pria dengan
berbagai usia. Penyakit ini sering terjadi karena infeksi bakteri yang bisa menyebabkan penyakit
gonore atau chlamydia.
Gejala

Bengkak pada bagian skrotum.

Nyeri testis.

Sakit saat buah air kecil.

Keluar cairan dari penis.

Benjolan pada bagian testis.

Kelenjar getah bening bengkak di selangkangan.

Ada darah di air mani.

Sering demam.
Penyebab

Penyakit menular seksual seperti gonore dan chlamydia.

Infeksi yang menyerang pada bagian prostat.

Trauma atau cedera yang menyerang pangkal paha.

Penyakit tbc
Perawatan dan Obat

Pemberian antibiotik (sesuai dengan resep dokter termasuk untuk jenis dan lama waktu
untuk minum obat)

Istirahat hingga penyakit sembuh.

Tindakan operasi dilakukan jika sudah terjadi nanah yang bisa menyebabkan infeksi
berlanjut dan menyebar.
4. Gonore
Gonore adalah salah satu penyakit menular seksual yang bisa terjadi pada wanita dan pria. Penyakit
ini sering menyebabkan masalah untuk bagian saluran kencing, rektum hingga tenggorokan. Bahkan
jika penyakit ini menyerang wanita maka bisa menyebabkan infeksi pada bagian leher rahim atau
serviks. Penyakit ini biasanya menyebar ketika berhubungan seksual atau bayi yang dilahirkan secara
persalinan normal dari ibu yang sudah terinfeksi. Jika hal ini terjadi maka bayi yang dilahirkan maka
bisa terkena infeksi pada bagian mata. Ini penyakit infeksi yang sering tidak menyebabkan gejala
hingga benar-benar sudah parah.
Gejala

Rasa sakit saat buang air kecil.

Mengeluarkan nanah pada bagian ujung penis.

Nyeri atau bengkak pada bagian testis.

Sering keputihan pada wanita

Pendarahan di luar waktu menstruasi.

Sakit pada bagian perut bawah.

Gatal pada dubur, dubur berdarah, mengeluarkan nanah atau sakit saat buang air besar.

Jika sudah menyebar ke mata bisa menyebabkan sakit mata, nanah dari mata dan mata
mengeluarkan cairan.

Jika sudah menyebar ke sendi maka menyebabkan sakit sendi, bengkak, merah dan sulit
untuk digerakkan.

Jika sudah menyebar ke tenggorokan bisa menyebabkan sakit tenggorokan dan pembesaran
kelenjar getah bening.
Penyebab
Penyakit gonore disebabkan karena infeksi dari bakteri Neisseris gonorrhoeae. Bakteri ini bisa
menularkan infeksi lewat hubungan seksual baik lewat vagina, oral atau anal.
Perawatan dan Obat

Untuk orang dewasa : pemberian antibiotik (jenis: rocephin, azitromisin, doksisiklin),
pemberian obat golongan gemifloxacin, sefalosporin dan azitromisin.

Untuk pasangan seksual : orang yang sudah berhubungan seksual dengan penderita maka
bisa menerima jenis obat yang sama karena infeksi penyakit ini sangat cepat.

Untuk bayi : Bayi yang baru lahir harus mendapatkan perawatan untuk bagian mata
termasuk dengan salep dan antibiotik.
4. Vaginitis
Vaginitis merupakan salah satu penyakit peradangan organ seksual yang terjadi pada bagian vagina.
Hal ini sering ditandai dengan keputihan berlebihan, nyeri dan gatal. Penyakit ini bisa disebabkan
oleh tingkat estrogen yang banyak menurun pada wanita yang sudah mengalami menopause.
Masalah keseimbangan pH dalam vagina juga bisa menyebabkan masalah ini.
Gejala

Keputihan berubah warna menjadi lebih kuning atau kehijauan.

Bau cairan vagina tidak sedap dan jumlah cairan yang berlebihan.

Vagina sering gatal atau panas.

Sakit saat buang air kecil.

Sakit saat berhubungan seksual.

Muncul pendarahan diluar siklus menstruasi.
Penyebab

Vaginosis yang disebabkan karena bakteri yang tumbuh pada bagian vagina atau rongga
vagina.

Infeksi yang disebabkan karena jamur seperti jenis jamur candida albicans.

Infeksi yang disebabkan karena parasit seperti trikomoniasis.

Infeksi yang disebabkan karena adanya kondisi atrofi vagina atau pengurangan hormon
estrogen pada wanita yang sudah mengalami menopause.
Perawatan dan Obat

Infeksi yang disebabkan oleh bakteri akan diobati dengan menggunakan obat
metronidazole( obat minum) dan metronidazole (gel untuk oles di vagina)perawatan ini akan
dilakukan selama dua atau lima kali dalam sehari.

Infeksi yang disebabkan karena jamur akan diobati dengan mikonazol, clotrimazole, dan
tioconazole.

Infeksi yang disebabkan oleh trikomoniasis akan diobati dengan jenis obat metronidazole
dan tinidazole
6. Urethritis
Urethritis adalah salah satu penyakit infeksi yang menyebabkan peradangan pada bagian lapisan
uretra, yaitu sebuah saluran kecil yang berfungsi untuk mengalirkan air kencing ke luar tubuh. Pada
pria saluran kecil ini juga berfungsi untuk mengeluarkan air mani.
Infeksi ini bisa menyebabkan pengaruh untuk bagian prostat, kandung kemih dan bagian organ
reproduksi. Jika sudah parah maka juga bisa menyebabkan infeksi chlamydia dan herpes. Penyakit ini
bisa terjadi pada pria dan wanita untuk semua umur. Namun wanita memiliki resiko yang lebih besar
karena anus yang lebih dekat ke bagian saluran kencing.
Gejala untuk pria

Rasa panas saat buang air kecil.

Keluar nanah atau lendir dari penis.

Rasa gatal dan panas ketika lubang penis terbuka.

Ada darah dalam air mani atau air kencing.
Gejala untuk Wanita

Sering sakit perut terutama pada bagian bawah.

Sakit saat buang air kecil.

Keputihan yang tidak normal.

Sering demam, meriang atau hingga menggigil.

Sering terasa buang air kecil.
Penyebab

Semua jenis bakteri yang masuk ke saluran uretra.

Infeksi yang menyerang pada bagian uretra termasuk lewat saluran penis maupun kelenjar
prostat.

Infeksi yang menyebabkan chlamydia, sifilis, gonore, herpes dan HIV/AIDS.
Perawatan dan Obat

Pemberian antibiotik seperti amoksisilin, ampisilin, ciprofloxacin, levofloxacin, dan
sulfametosazol.

Pemberian obat ini juga harus diberikan untuk pasangan yang sudah melakukan hubungan
seksual dengan penderita.

Dilarang untuk melakukan hubungan seksual hingga benar-benar sembuh.
7. Trichomoniasis
Trichomoniasis adalah salah satu jenis penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit jenis
Trichomonas vaginalis. Meskipun ini penyakit menular namun bisa disembuhkan. Namun biasanya
penyakit ini tidak mengembangkan gejala hingga benar-benar sudah buruk. Pria dan wanita bisa
terkena penyakit ini akibat hubungan seksual.
Gejala untuk wanita

Merah dan gatal pada bagian vagina.

Tidak nyaman atau sakit ketika buang air kecil.

Merasa ingin buang air kecil lebih sering.

Keputihan tidak normal seperti berbusa, berwarna kuning dan hijau.

Bau vagina yang tidak sedap.

Bengkak pada bagian selangkangan.
Gejala untuk pria

Rasa gatal dan tidak nyaman pada bagian penis.

Perasaan panas yang tidak nyaman saat buang air kecil atau saat ejakulasi.

Selalu merasa ingin buang air kecil.
Perawatan dan Obat

Dokter biasanya akan memberikan obat golongan metronidazole dan tinidazole yang
berfungsi untuk menyembuhkan infeksi.

Hindari berhubungan seksual karena bisa menyebabkan penularan infeksi dan kondisi infeksi
yang lebih buruk.
8. Prostatitis
Prostatitis adalah salah satu penyakit yang menyebabkan terjadinya pembengkakan atau
peradangan pada bagian kelenjar prostat. Kelenjar prostat berfungsi untuk menghasilkan air mani
dan menyalurkan sperma. Kondisi ini tentu hanya bisa terjadi pada pria. Penyakit ini sering
menyebabkan pria tidak bisa buang air kecil, rasa sakit saat buang air kecil dan perasaan tidak
nyaman bahkan juga flu. Peradangan ini bisa terjadi pada pria baik usia muda atau usia tua. Penyakit
ini disebabkan oleh berbagai faktor dan perawatan dilakukan sesuai dengan penyebabnya.
Gejala

Rasa sakit atau nyeri pada saat buang air kecil.

Sulit untuk buang air kecil seperti perasaan tertahan namun sangat sakit.

Sering buang air kecil berlebihan pada malam hari.

Rasa sakit pada bagian punggung, selangkangan atau perut bawah.

Sakit pada bagian skrotum dan anus.

Penis atau testis menjadi tidak nyaman atau sakit.

Selalu merasakan ejakulasi terlalu sering.

Muncul berbagai jenis gejala flu.
Perawatan dan Obat

Perawatan dengan antibiotik diberikan melalui cairan infus untuk infeksi yang disebabkan
karena bakteri.

Pemberian obat untuk mengatasi infeksi pada saluran kemih dan rasa nyeri saat buang air
kecil.
9. Penyakit Radang Panggul
Penyakit radang panggul adalah salah satu penyakit yang disebankan karena infeksi pada bagian
organ reproduksi pada wanita. Penyakit ini akan menular lewat bagian vagina kemudian berjalan ke
rahim, saluran tuba falopi dan juga indung telur. Penyakit ini sering tidak menyebabkan gejala dan
bisa menyebabkan wanita sulit untuk hamil. Jika tidak dirawat maka bisa menyebabkan radang nyeri
panggul yang sangat parah.
Gejala

Rasa sakit dan nyeri pada bagian perut bawah dan panggul.

Sering terasa keputihan yang tidak nyaman dan bau yang tidak sedap.

Sering mengalami menstruasi yang tidak normal atau tidak teratur.

Rasa sakit berlebihan saat berhubungan seksual.

Sering terasa demam dan menggigil.

Sakit saat buang air kecil.
Penyebab

Penyakit ini biasanya disebabkan oleh infeksi yang memang menyerang bagian organ di
panggul.

Penyebab lain yaitu infeksi dari gonore dan chlamydia.

Hubungan seksual bebas tanpa alat pengaman seperti kondom.

Penggunaan alat KB seperti IUD.
Perawatan dan Obat

Pemberian antibiotik sesuai dengan jenis penyebab infeksi. Obat akan diberikan selama tiga
hari berturut-turut kemudian melihat perkembangan.

Hindari berhubungan seksual baik dengan pasangan tetap atau hindari hubungan seksual
bebas.
10. Kutil Kelamin
Kutil kelamin adalah salah satu jenis penyakit menular seksual yang mudah menyebar. Penyakit ini
biasanya akan terjadi pada penderita HIV/AIDS yang memang sudah terkena infeksi dari human
papillomavirus. Kondisi penyakit ini paling sering ditemukan pada wanita dan karena organ kelamin
seperti vagina yang lebih lembab. Bentuk kutil akan muncul pada bagian luar, ukuran kecil, benjolan
daging berwarna merah, dan terlihat berkembang atau terdiri dari susunan.
Gejala
Kutil kelamin bisa terjadi pada bagian dinding vagina, anus, lubang anus, atau leher ramin.
Sedangkan untuk pria biasanya sering terjadi pada bagian ujung penis, skrotum dan anus. Beberapa
orang juga bisa mendapatkan kutil kelamin yang tumbuh di tenggorokan. Berikut ini beberapa gejala
yang paling sering terjadi.

Daging kecil membengkak berwarna merah, kecil, dan terletak pada area genital.

Rasa tidak nyaman seperti gatal dan panas pada area genital.

Sering mengeluarkan darah setelah berhubungan seksual.

Kutil bisa tumbuh berkelompok dan besar.
Perawatan dan Obat

Pemberian obat krim yaitu imiquimod. Obat ini bisa menyebabkan efek samping seperti kulit
kemerahan, lecet pada kulit, ruam dan tidak nyaman.

Pemberian obat podofilin yang akan menyebabkan jaringan memudar pada bagian organ
genital. Obat ini bisa membantu mengatasi kutil dan biasanya tidak menyebabkan efek
samping.

Pemberian obat asam trikloroasetat. Obat ini bekerja untuk membakar kutil kelamin dan
biasanya harus diberikan oleh dokter. Pemberian obat bisa menyebabkan iritasi dan tidak
nyaman pada bagian luka.

Tindakan operasi atau bedah dilakukan untuk mengatasi kulit kelamin yang sudah sangat
mengganggu dan tidak bisa diatasi dengan obat-obatan. Tindakan ini juga bisa diatasi
dengan perawatan laser namun biasanya membutuhkan biaya yang besar.
Tips Agar Terhindar dari Penyakit Kelamin
Penyakit kelamin pada dasarnya mudah menular lewat hubungan seksual. Memiliki hubungan
seksual yang sehat dan aman akan menjauhkan dari resiko penyakit kelamin. Berikut ini adalah
beberapa tips untuk mencegah penyakit kelamin.
1. Selalu melakukan hubungan seksual dengan satu pasangan. Ini juga termasuk budaya yang
berkembang di Indonesia. Berhubungan seksual setelah menikah secara resmi bisa
menjamin untuk terhindar dari penyakit kelamin. Dan tentu saja jika pasangan juga
melakukan hal yang sama.
2. Selalu berusaha jujur dengan pasangan. Hal ini sangat penting terutama ketika pernah
menderita penyakit yang berhubungan dengan kelamin. Kejujuran bisa melindungi pasangan
terutama jika pasangan harus mendapatkan perawatan yang sama sebelum berhubungan
seksual.
3. Melakukan pemeriksaan pra nikah secara medis yang bertujuan untuk mengetahui sejarah
kesehatan. Tahap ini juga sangat penting untuk menjaga pengujian kesehatan antar
pasangan sehingga menjamin kesehatan, termasuk untuk tes pemeriksaan deteksi HIV.
4. Hindari kebiasaan menggunakan narkoba. Semua jenis narkoba sangat buruk dampaknya
termasuk bisa menyebarkan berbagai penyakit kelamin. (baca juga: jenis-jenis narkoba :
gambar, efek, dampak dan pengertiannya – bahaya narkoba dalam berbagai bidang & sesuai
jenisnya)
5. Hindari kebiasaan minum alkohol. Alkohol memang efeknya tidak akan terjadi secara
langsung. Namun ketika kehilangan kesadaran maka bisa memicu hubungan seksual bebas
yang menyebabkan penyebaran penyakit kelamin.
6. Usahakan untuk selalu melakukan deteksi HIV secara berkala jika termasuk orang yang
beresiko tinggi terkena HIV/AIDS. Pemberikan vaksin HPV dan HBV juga sangat penting
untuk mencegah infeksi dari HPV virus.
7. Jika memiliki pasangan intim yang menderita salah satu penyakit kelamin maka usahakan
untuk menggunakan kondom sebagai pelindung.
8. Selalu menjaga kebersihan tubuh menjelang dan sesudah hubungan seksual untuk menjaga
agar tidak terjadi infeksi dari bakteri atau virus.
9. Membentengi diri dengan pengetahuan tentang berbagai jenis penyakit kelamin dan ilmu
agama sesuai dengan keyakinan. Cara ini bisa membatasi diri dari perbuatan yang tidak
benar seperti melakukan hubungan seksual bebas.
10. Bagi laki-laki sangat disarankan untuk melakukan prosedur sunat. Hal ini sangat penting
untuk menjaga resiko dari beberapa penyakit seperti herpes genital dan juga penularan
infeksi virus HPV.
11. Lakukan kebiasaan menjaga organ reproduksi dengan baik seperti selalu menjaga kebersihan
dan menggunakan pakaian yang bersih. Cara ini bisa melindungi Anda dari infeksi jamur atau
bakteri yang berasal dari lingkungan.
12. Hindari kebiasaan menggunakan cairan pembersih vagina untuk wanita. Hal ini bisa
menyebabkan gangguan pada organ vital yang bisa memicu pertumbuhan bakteri, jamur
atau virus. Sumber infeksi ini bisa menyebabkan penyakit kelamin.
13. Hindari menggunakan alat bantu seksual yang biasanya dipakai oleh orang yang
menghadapai masalah ketika melakukan hubungan intim. Alat seperti ini bisa menjadi
tempat perkembangan bakteri, jamur, virus dan beberapa sumber infeksi lain.
14. Lakukan cara mencegah AIDS secara alami yang bisa membentengi diri kita dari berbagai
jenis penyakit menular seksual.
Download