Uploaded by fadhlinanoer

16033049 FADHLINA NOER 2 SIFAT INTI ,

advertisement
TUGAS FISIKA INTI
SIFAT INTI
Oleh :
FADHLINA NOER
16033049
PENDIDIKAN FISIKA A
DOSEN PEMBIMBING :
Dra. HIDAYATI,M.Si
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang
2019
SIFAT INTI
A. Variasi Inti : Isotop, Isoton, dan Isobar
Atom-atom suatu unsur dapat mempunyai nomor massa atom yang berbeda, karena
jumlah neutron dalam atom tersebut berbeda. Selain itu, atom-atom yang berbeda dapat
mempunyai nomor massa dan jumlah neutron yang sama.
1. Isotop
Isotop adalah atom-atom yang mempunyai nomor atom yang sama, namun
mempunyai massa atom yang berbeda atau unsur-unsur sejenis yang memiliki jumlah
proton sama, tetapi jumlah neutron berbeda . Diketahui bahwa Nomor atom
merupakan identitas dari atom, sehingga setiap atom yang mempunyai nomor atom
yang sama maka unsurnya pun sama.
Sebagai contoh, atom –atom yang memiliki isotop dapat dilihat pada tabel di bawah:
Unsur
Isotop
, 21đģ , 31đģ
Hidrogen
1
1đģ
Helium
3
2đģ 𝑒
Karbon
13
12
14
6đļ , 6đļ , 6đļ
Nitrogen
14
15
7𝑁 , 7𝑁
Oksigen
16
8𝑂 ,
, 42đģ 𝑒
17
8𝑂 ,
18
8𝑂 .
2. Isoton
Isoton adalah atom-atom unsur berbeda (nomor atom berbeda) yang
mempunyai jumlah neutron yang sama. Contoh atom yang termasuk dalam isoton
dapat dilihat pada tabel di bawah:
Unsur
Isoton
Hidrogen dan Helium
3
1đģ
Karbon dan Nitrogen
13
6đļ
Natrium dan Magnesium
23
11𝑁𝑎
Jumlah Neutron
dan 42đģ 𝑒
2
dan 147𝑁
7
dan 24
12𝑀𝑔
12
3. Isobar
Isobar adalah atom-atom yang mempunyai nomor atom yang berbeda (nomor
atom berbeda) namun memiliki massa atomnya sama. Contoh atom yang termasuk
dalam isobar dapat dilihat pada tabel di bawah:
Unsur
Hidrogen dan
Isobar
3
1đģ
dan 32đģ 𝑒
Helium
Karbon dan
14
6đļ
dan 147𝑁
Nitrogen
Natrium dan
24
11𝑁𝑎
dan 24
12𝑀𝑔
Magnesium
B. Analisis Sinar Positif Dan Eksistensi Isotop
Untuk mengukur massa isotop dari suatu unsur digunakan peralatan yang disebut dengan
analisis sinar positif dan spektrometer massa. Dengan peralatan ini dapat ditentukan
spektrum dari massa suatu unsur yang menunjukkan adanya isotop dari berbagai unsur.
1. Analisis Sinar Positif
Skema susunan peralatan analisis sinar positif dapat dilihat seperti pada
Gambar 2.1. Ion positif dihasilkan gas dalam tabung diantara anoda dan katoda
dengan cara lucutan muatan. Katoda terdiri dari silinder dengan panjang 7 cm yang
ditempatkan pada leher tabung.
Katoda
M
P
Celah S1
Celah S2
Berkas
ion
P
z
x
M
Pelat fotografis
(H)
Gambar 2.1 Skema Analisis Sinar Positif.
y
Sebuah lubang yang sempit dengan diameter 1 mm dibuat pada katoda.
Tabung lucutan beroperasi dengan beda potensial 30.000 sampai 50.000 volt.
Dibawah beda potensial yang tinggi dalam tabung ion bergerak menuju katoda
dan kemudian bergerak menurut sumbu menuju pelat PP dan elektomagnet MM yang
dipasang diluar tabung. Pelat PP merupakan sebuah kapasitor yang dihubungkan
dengan sumbe arus DC. Kedua medan yaitu medan listrik E dan medan magnet B
bekerja secara tegak lurus dan bersamaan pada berkas ion. Setelah melewati kedua
medan berkas ion akan menumbuk sebuah pelat fotografis. Jejak ion akan kelihatan
seperti lintasan parabola setelah pelat itu dicuci.
Medan listrik E menyimpangkan ion dalam arah bidang medan listrik,
sementara medan magnet B menyimpangkan ion tegak lurus bidang medan magnet.
Jika nilai E dan B dibuat tetap maka ion memiliki nilai q/M yang sama tetapi memiliki
nilai kecepatan v yang berbeda akan menghasilkan jejak parabola pada pelat
fotografis. Persamaan parabola ini dapat dijelaskan berikut ini.
Misalkan lintasan ion dinyatakan dalam arah sumbu x dan medan listrik dan
medan magnet dalam arah y positif. Pengaruh medan listrik adalah mempercepat ion
positif dalam arah sumbu y, sehingga
Fy listtrik ī€Ŋ qE ī€Ŋ Ma y
(2.19)
Dimana q adalah muatan ion positif, E adalah kuat medan diantara pelat, M
adalah massa ion positif, dan ay adalah percepatan dalam arah sumbu y
yang
ditimbulkan oleh medan listrik E. Jika kecepatan ion sebelum memasuki medan
adalah v yaitu dalam arah sumbu x, dan dengan panjang pelat adalah l, maka waktu t
yang diperlukan oleh ion positif untuk melintasi medan ini
tī€Ŋ
l
v
(2.20)
Dengan menggabungkan kedua persamaan ini diperoleh
yī€Ŋ
1
1 qEt 2
a yt 2 ī€Ŋ
2
2 Mv 2
(2.21)
Medan magnet yang bekerja pada ion menyimpangkan ion dalam arah tegak
lurus pada B dan v yaitu dalam arah sumbu z. Gaya yang bekerja pada ion dalam arah
sumbu z adalah
Fz magnet ī€Ŋ qvB ī€Ŋ Ma z
(2.22)
Dimana B adalah kuat medan magnet az adalah percepatan dalam arah
sumbu z. Simpangan dalam sumbu z diberikan oleh
1 2 1 qvBt 2 1 qBt 2
z ī€Ŋ azt ī€Ŋ
ī€Ŋ
2
2 Mv 2
2 Mv
(2.23)
Eliminasi v dari persamaan di atas diperoleh
z2 ī€Ŋ
ī€¨l
2
ī€Š
B2q
y
2 EM
z 2 ī€Ŋ ī€¨kq / M ī€Šy
Merupakan persamaan parabola karena k ī€Ŋ
(2.24)
l 2B2
adalah konstan. Ion positif
2E
yang sama harga q /M tetapi berbeda kecepatannya, akan membentuk sebuah parabola
tunggal. Ion yang memiliki kecepatan paling besar akan sedikit disimpangkan dan
akan sangat dekat dengan titik asal.
Thomson menggunakan metoda ini untuk berbagai jenis gas, yaitu H2, O2, CO,
CO2, dan Ne. Untuk Ne Thomson memperoleh dua parabola yang menunjukkan
bahwa neon merupakan campuran dari dua isotop. Nilai dari q/M adalah
q / M ī€Ŋ z 2 / ky
(2.25)
Yang menghasilkan nilai M = 20 dan 22 amu.
2. Eksistensi Isotop
Menurut Thomson bahan-bahan yang tidak radioaktifpun juga terdiri dari
campuran isotop-isotop. Meskipun peralatan pengukur massa radioaktif dewasa ini
sudah sangat maju dibandingkan dengan metoda pengukuran massa isotop awal yang
dikembangkan oleh Thomson, prinsip dasarnya masih sama yaitu penyimpangan ion
oleh medan listrik dan medan magnet. Dengan penggunaan medan listrik dan medan
magnet kita dapat menghitung nilai q/M dari ion positif dari unsur yang sedang diteliti
dan dengan mengetahui nilai muatan q maka massa ion M dapat dihitung. Analisis
sinar positif merupakan metoda pengukuran isotop yang lebih awal dikembangkan
sebelum spektrometer massa Dempster, dan spektrometer massa Bainbridge.
C. Sifat Inti: Muatan, Massa, Ukuran, Momentum Sudut, Momen Magnetik, Momen
Listrik.
Sebuah inti dapat dianngap berbentuk bola dengan jari-jari tertentu, mempunyai
massa dan muatan listrik. Selain itu, karena inti juga mempunyai momentum sudut, maka
inti juga memiliki momen magnetik. Karena distribusi muatan inti juga kadang-kadang
tidak simetris maka hal juga menimbulkan momen listrik. Sifat inti dapat dibedakan atas
sifat yang tergantung waktu dan tidak tergantung waktu. Sifat inti yang tergantung waktu
adalah : peluruhan radioaktif dan reaksi inti.
1. Muatan inti
Inti atom terdiri atas proton dan neutron yang terikat bersama pada pusat atom.
Secara kolektif, proton dan neutron tersebut disebut sebagai nukleon (partikel
penyusun inti). Diameter inti atom berkisar antara 10−15 hingga 10−14m. Jari-jari inti
diperkirakan sama dengan fm, dengan A adalah jumlah nukleon. Hal ini sangatlah
kecil dibandingkan dengan jari-jari atom. Nukleon-nukleon tersebut terikat bersama
oleh gaya tarik-menarik potensial yang disebut gaya kuat residual. Pada jarak lebih
kecil daripada 2,5 fm, gaya ini lebih kuat daripada gaya elektrostatik yang
menyebabkan proton saling tolak menolak.
Stabilitas inti atom, dengan isotop unsur tertentu akan menjalankan peluruhan
radioaktif. Atom dari unsur kimia yang sama memiliki jumlah proton yang sama,
disebut nomor atom. Suatu unsur dapat memiliki jumlah neutron yang bervariasi.
Dari pengukuran Moseley tahun 1913 yang mengukur spektrum sinar x
diperoleh bahwa muatan inti besarnya adalah Ze, dimana Z adalah nomor atom dan e
adalah muatan elektron yang besarnya adalah e = (4,80298 ī‚ą 0,00007) x 10-10 esu.
2. Massa inti
Massa inti atom sangat kecil jika dinyatakan dengan satuan massa biasa, yaitu
kurang dan 10.21 gram. Oleh karena itu harus dinyatakan dengan satuan yang
berbeda. Satuan yang diakui secara universal adalah didasarkan pada massa atom 12
C yang berada dalam keadaan netral dan tingkat energi dasar. Satuan yang dimaksud
adalah sma (satuan massa atom) atau amu (atomic mass unit).
Massa atomik mengacu pada massa atom netral, bukan pada inti. Jadi massa
elektron orbital dan massa ekivalen energi ikatnya termasuk dalam besaran massa
atom. Hubungan antara massa inti atom dan massa atom adalah
M (atom) = M (inti atom) + Z x M (elektron) + energi ikat elektron total
3. Ukuran inti
Ukuran atom sangatlah kecil, sedemikian kecilnya lebar satu helai rambut dapat
menampung sekitar 1 juta atom karbon. Satu tetes air pula mengandung sekitar 2 ×
1021 atom oksigen. Intan satu karat dengan massa 2 × 10-4 kg mengandung sekitar
1022 atom karbon. Jika sebuah apel diperbesar sampai seukuran besarnya Bumi, maka
atom dalam apel tersebut akan terlihat sebesar ukuran apel awal tersebut.
Sampai sekarang belum ditemukan cara langsung untuk menentukan jari-jari
inti. Pada umumnya ada dua cara yang digunakan untuk menentukan jari-jari inti,
yaitu cara nuklir dan cara elektromagnetik. Jika inti dianggap bulat maka jari-jarinya
R = r0 A1/3
(2.1)
4. Momentum sudut inti
Bila
partikel
tersebut
merupakan
objek
berputar
klasik,
kita
akan
memperkirakan distribusi spin vektor momentum sudutnya acak dan kontinu. Tiap
partikel akan dibelokkan dengan gaya yang berbeda-beda, dan menghasilkan
distribusi mulus di layar detektor. Namun pengamatan menunjukkan bahwa partikel
yang melewati peralatan percobaan Stern-Gerlach dibelokkan ke atas atau ke bawah
dalam jarak tertentu. Hasil ini menunjukkan momentum sudut spin terkuantisasi
(hanya dapat mengambil nilai-nilai diskret), sehingga tidak ada distribusi kontinu dari
momentum sudut yang mungkin.
Bila percobaan ini dilakukan menggunakan partikel bermuatan seperti elektron,
akan ada gaya Lorentz yang cenderung membengkokkan lintasan dalam bentuk
lingkaran. Gaya ini dapat dilenyapkan menggunakan medan listrik dengan kekuatan
yang sesuai, dengan orientasi tegak lurus terhadap arah partikel bermuatan tersebut.
Adanya momentum sudut inti dapat ditunjukkan dari hyperfine-structure
splitting (hfs).
Menurut Pauli adanya hfs ini karena adanya gandengan antara
momentum sudut inti dengan momentum sudut total elektron.
5. Momen magnetik inti
Vektor momen magnetik inti adalah
ī­ I ī€Ŋ g I lī­ N
sedangkan panjang vektornya adalah
(2.2)
ī­ I ī€Ŋ g I l (l ī€Ģ 1) ī­ N
(2.3)
dimana gI adalah factor g nuklir dan ī­N adalah magneton nuklir.
6. Momen Listrik
Momen kuadrupol listrik pertama kali dideteksi oleh Schuler dan Schmidt pada
tahun 1935, ketika mereka menerangkan hfs dari 151Eu dan 153Eu.
Apabila distribusi muatan simetris bola, maka momen dipol listrik dan momen
kuadrupol sama dengan nol, yang ada hanya monopol listrik saja. Pada umumnya
inti-inti yang berbentuk tidak bulat (lonjong) hanya mempunyai momen kuadrupol
listrik saja, sementara momen hexadecapol belum berhasil diukur.
Dapat diturunkan bahwa momen kuadrupol listrik inti ialah
Q = 4/5 ī¨ Z R2
(2.4)
dan
ī¨ = (b-a) R dan R = (b + a)/2
D. Massa Dan Skala Massa
Massa atomik dinyatakan secara konvensional dalam satuan massa atom (sma) atau
atomic massa unit (amu) ditulis dengan notasi u. Sebelum tahun 1960 ada dua standar
satuan massa digunakan orang yaitu standar yang digunakan dalam fisika berdasar pada
isotop O16 dan standar yang digunakan dalam kimia berdasar pada massa atom rata-rata
elemen oksigen.
Massa isotop yang tepat sekarang ditentukan dalam satuan massa atom dengan
massa isotop C12 yang didefinisikan mempunyai harga 12 satuan massa atom. Jadi massa
isotop sebuah atom
C12 per definisi adalah 12 u. Dengan mengambil 1 Mol C12
mempunyai massa 12 kg dan memiliki jumlah atom sebanyak bilangan Avogadro yaitu
6,023 x 1026 kmol-1 diperoleh
1 u = 1,66042 x 10-27 kg
Instrumen yang biasa dipakai untuk mengukur massa atomik disebut spectrometer
massa atau spektrograf massa. Teknik pengukuran massa isotop makin sempurna dengan
dikembangkannya spektrograf massa oleh Aston, Dempster, Bainbridge dan Nier.
E. Spektrometer Massa
Berikut ini cara kerja spektrograf massa yang diciptakan oleh Dempster. Sebuah
ion positif yang massanya M dan muatannya q dihasilkan di dalam sumber yang berada
dalam keadaan diam di dalam suatu ruang di dalam mana terjadi lucutan gas. Ion tersebut
dipercepat dengan oleh perbedaan potensial V dan memasuki sebuah medan magnet B
dengan kecepatan v. Di dalam medan magnet ion bergerak dalam lintasan setengah
lingkaran dan menumbuk sebuah pelat fotografis pada jarak 2 R dari celah masuk, di
mana R adalah jari-jari lintasan dan dicatat. Energi kinetik ion besarnya adalah
½ Mv2 = qV
(2.5)
Gaya magnet qvB yang bekerja pada ion merupakan gaya sentripetal pada gerak ion,
qvB = Mv2/R
(2.6)
Dengan mengeliminasi v dari persamaan (2) diperoleh
q/M = 2V/B2R2
(2.7)
Dari persamaan (3) dapat dilihat bahwa jari-jari lintasan R hanya bergantung pada nilai
q/M.
1. Spektrometer Massa Dempster
Berikut ini cara kerja spektrograf massa yang diciptakan oleh Dempster seperti
dapat dilihat pada Gambar 2.1. Sebuah ion positif yang massanya M dan
muatannya q.
Dihasilkan di dalam sumber S yang berada dalam keadaan diam di dalam suatu
ruang di dalam mana terjadi lucutan gas. Ion tersebut dipercepat dengan oleh medan
listrik E yang terdapat antara pelat P dan Q atau
perbedaan potensial V dan
memasuki sebuah medan magnet B melalui celah S1 dengan kecepatan v.
Gambar 2.2 Skema spektrometer massa Demster.
Di dalam medan magnet ion bergerak dalam lintasan setengah lingkaran dan
memasuki celah S2 dan kemudian dideteksi oleh sebuah elektrometer, pada jarak 2 R
dari celah masuk, di mana R adalah jari-jari lintasan. Sebuah layar D dipasang untuk
memfokuskan berkas memasuki celah S2. Energi kinetik ion besarnya adalah :
½ Mv2 = qV
Gaya magnet qvB yang bekerja pada ion merupakan gaya sentripetal pada gerak ion,
qvB = Mv2/R
q/M = 2V/B2R2
Dapat dilihat bahwa jari-jari lintasan R hanya bergantung pada nilai q/M.
2. Spektrometer Massa Bainbridge
Spektrometer massa jenis lain adalah spektrometer massa yang dikembangkan
oleh Bainbridge seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.2. Sebuah sumber ion
menghasilkan berkas atom atau molekul terionisasi. Seringkali gas atau material
yang sedang diselidiki ditembak dengan elektron untuk menghasilkan ion, atau ion
dapat juga dihasilkan dari lucutan muatan listrik diantara sebuah elektroda.
Peralatan berikutnya adalah selektor kecepatan terdiri dari medan listrik dan
medan magnet yang saling tegak lurus. Medan E memberikan gaya qE yang
mengarah ke atas. Gaya magnet qvB mengarah ke bawah. Untuk ion yang tidak
mengalami penyimpangan berarti kedua gaya saling menghapuskan, dimana
Gambar 2.3 Skema spektrometer massa Bainbridge.
qE ī€Ŋ qvB
vī€Ŋ
E
B
Peralatan terakhir adalah suatu selektor momentum yang terdiri dari medan
magnet serbasama yang akan membelokkan berkas ion dalam lintasan melingkar
dengan jari-jari yang ditentukan oleh
mv ī€Ŋ qBr
rī€Ŋ
mv
qB
Karena q, B, dan v adalah konstan, masing-masing massa yang berbeda akan
menghasilkan r lintasan yang berbeda. Massa dapat ditentukan dengan persamaan
mī€Ŋ
qB 2
r
E
DAFTAR PUSTAKA
Suryana,Y.dan A.Setiabudi .2009.Mudah dan Aktif Belajar Kimia1:Untuk Kelas X
Sekolah
Menengah
Atas/Madrasah
Pendidikan Nasional, Jakarta,p.226.
Aliyah.Pusat
Pembukuan,
Departemen
Download