Business Ethics Ethics and the Environment Novia Khusna Faizah 16/397057/EK/21013 Ancaman terhadap lingkungan berasal dari dua sumber yaitu polusi dan penipisan sumber daya (resource depletion). polusi dapat terjadi di udara, tanag dan air. Berikut ini beberapa etika terkait pengendalian polusi yaitu: 1. Salah satu etika pengendalian polusi yaitu etika ekologi, merupakan pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai bagian non manusiawi, harus dilestarikan demi kepentingan mereka sendiri, terlepas dari apakah hal tersebut menguntungkan manusia atau tidak. Konsep tersebut didukung dengan adanya last man argument. 2. Yang kedua yaitu hak lingkungan, dikemukakan oleh Blackstone menjelaskan bahwa manusia memiliki hak untuk memenuhi kapasitasnya dengan bebas dan rasional, dan lingkungan yang layak huni penting untuk pemenuhan tersebut. Hak lingkungan tersebut dapat dipahami dengan memandang bahwa permasalahan lingkungan merupakan kecatatan pasar. Jika industri mencemari lingkungan maka harga pasar komoditas tidak lama lagi akan mencerminkan full cost dari produksi, yang hasilnya merupakan mis-alokasi sumber daya, meningkatnya limbah, dan inefisiensi distribusi komoditas. Sebagai konsekuensinya, masyarakat secara keseluruhan dirugikan karena kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan menurun. 3. Pendekatan pasar (external cost menyalahi utilitas, hak dan keadilan untuk itu mereka harus diinternalisasikan). Terdapat dua macam biaya yaitu private cost dan social cost. Total biaya pembuatan produk mencakup internal private cost dari penjual dan external cost dari polusi yang dibayar oleh masyarakat. Internalisasi biaya polusi merupakan penyerapan biaya eksternal oleh produsen, yang kemudian memperhitungkannya saat menentukan harga barang. Akan tetapi proses tersebut mengarahkan pada ketidakadilan karena biaya eksternal polusi sebagian besar ditanggung oleh mereka yang tidak menikmati keuntungan bersih dari aktivitas yang menghasilkan polusi. Tingkat optimal penghilangan polusi berdasarkan pendekatan utilitarian menjelaskan bahwa biaya penghilangan polusi meningkat sebagaimana manfaat penghilangannya turun. Tingkat optimal dari penghilangan merupakan poin dimana biayanya sama dengan keuntungannya. Akan tetapi, ketika biaya dan keuntugan tidak dapat diukur, maka pendekatan utilitariannya gagal. Ketika biaya dan keuntungan tidak dapat diukur beberapa menggunakan precautionary principle atau maximin principle. Pendekatan alternatif terhadap polusi yaitu ekologi sosial yang menyingkirkan sistem sosial hierarki dan dominasi, ekofeminisme yang merubah pola pria dalam mendominasi alam dan wanita , serta feminis lainnya yang memperluas etika kepedulian terhadap alam. Konservsi berdasarkan etika: rawl, yaitu meninggalkan dunia tidak lebih buruk daripada saat kita menemukannya, care ethic atau meninggalkan anak - anak kita dunia yang tidak lebih buruk dari yang kita terima, serta attfield: meninggalkan dunia seproduktif yang kita temukan. Sustainability merupakan pandangan yang menggambarkan kita harus berurusan dengan lingkungan, masyarakat, dan ekonomi sehingga mereka memiliki kapasitas untuk terus memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Keberlanjutan lingkungan, keberlanjutan ekonomi, dan keberlanjutan sosial saling bergantung. Schumacher mengklaim bahwa kita harus meninggalkan tujuan pertumbuhan ekonomi jika kita harus membiarkan generasi masa depan untuk hidup seperti kita. Beberapa lainnya berargumen bahwa kita harus mencapai "kondisi mapan" di mana kelahiran sama dengan kematian dan produksi sama dengan konsumsi dan ini tetap konstan pada tingkat terendah yang layak. Business Ethics Ethics and the Environment Novia Khusna Faizah 16/397057/EK/21013 Case Study: The Ok Tedi Copper Mine Kegiatan pertambangan yang dilakukan menimbulkan dampak bagi lingkungan yiatu: 1. Pencemaran air Akibat terjadinya sedimentasi sungai dan tercampurnya kandungan tembaga di sungai menyebabkan air sungai terkontaminasi sehingga banyak ikan yang mati. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya pasokan makanan bagi masyarakat. Selain itu, pendangkalan air sungai menyebabkan terjadinya banjir saat curah hujan tinggi. 2. Pencemaran tanah Terjadinya banjir membawa sertape kandungan bahan kimia ke atas tanah yang kemudian meruska tanaman kebun penduduk. Sedimen yang terbawa ke hutan membuat kadar oksigen dalam tanah berkurang sehingga hutan diarea sungai mengalami kepunahan karena vegetasi kekurangan oksigen. 3. Penipisan spesies dan habitat Akibat dari pencemaran tersebut spesies dan habitat di papua nugini berupa tanaman dan ikan yang merupakan komoditas ekonomi sederhana masyarakat mengalami penyusutan. Pada kasus tersebut perusahaan telah: 1. Melanggar etika ekologi, yang ditunjukkan dengan tidak dikelolanya limbah hasil penambangan dengan hati-hati, sehingga merusak ekologi hutan tropis dan rawa yan dialiri singai dan merusak desa disekitar tepi sungai. Berdasarkan pandangan etika ekologi, maka pihak OTML tidak mempertahankan dan menghargai lingkungan yang memiliki nilai intrisnik sendiri. 2. Melanggar hak lingkungan. Disamping perushaan OTML telah memenuhi beberapa kewajibannya dengan membangun sarana dan prasarana sosial di sekitar area pertambangan, akan tetapi perusahaan OTML juga menyebabkan masyarakat di perkampungan sekitar Ok Tedi River dan Fly River mengalami kerugian karena tercemarnya ekosistem ligkungan disekitar pertambangan. Padahal masyarakat tersebut masih sangat bergantung pada alam yaitu sungai dan hutan. 3. Melanggar etika kepedulian, karena pihak OTML tidak memperhatikan kondisi lingkungan yang nyaman untuk ditinggali masyarakat dan melaksanakan pencaharian mereka. Selain itu pemerintah tidak memperhatkan terjadinya dan dampak kerusakan lingkungan dengan mengijinkan pihak OTML untuk tidak menggunakan tailing. Upaya tanggung jawab yang dilakukan perusahaan ditunjukkan dengan diterapkannya prinsip keadilan kompensatoris atau dalam kasus ini disebut etika utilitarian, yang ditunjukkan dengan memberikan kompensasi bagi pihak masyarakat yang dirugikan. Akan tetapi prinsip ini memiliki kelemahan yaitu perusahaan tidak merasa wajib membayar biaya yang timbul akibat dari pembuangan limbah ke sungai Ok Tedi yang menyebabkan kerusakan lingkungan jangka panjang. Perusahaan lebih memilih tidak membangun tempat pembuangan limbah karena rawan longsor sehingga memerlukan banyak biaya bagi perusahaan. Hal – hal yang perlu dilakukan oleh pihak OTML adalah dengan mengadakan pengelolaan limbah yang tepat dan dapat meminimalisir kerusakan lingkungan, melakukan reklamans/rehabilitasi atas kerusakan lingkungan, serta memberikan sebagian keuntungan pertambangan dalam rangka memperbaiki kerusakan lingkungan.