Uploaded by dedexmymie

BAB 1

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan yang
dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai
evaluasi selanjutnya. Tahap pasca-operasi dimulai dari memindahkan pasien
dari ruangan bedah ke unit pascaoperasi dan berakhir saat pasien pulang.
(Uliyah & Hidayat, 2008). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
post operasi adalah semua yang berhubungan dengan sesudah menjalani
tindakan operasi.
Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan
bahwa jumlah pasien dengan tindakan operasi mencapai angka peningkatan
yang sangat signifikan. Pada tahun 2013 terdapat 140 juta pasien di seluruh
rumah sakit di dunia, dan pada tahun 2012 data mengalami peningkatan
sebesar 148 juta jiwa. Pada tahun 2012 di Indonesia, tindakan operasi
mencapai 1,2 juta jiwa (Kemenkes RI, 2016).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI)
pada tahun 2016, tindakan pembedahan menempati urutan yang kesebelas
dari 50 penyakit di rumah sakit se-Indonesia dengan persentase 12,8% yang
diperkirakan 32% merupakan bedah laparatomi.
Dari laporan rekam medis RSUD Raden Mattaher Jambi tahun
2018 diperoleh data pasien adalah sebagai berikut:
No
1
2
3
Tabel 1.1
Kunjungan Pasien Operasi Rumah Sakit Umum Daerah Raden
Mattaher Jambi
Tahun
Kunjungan poli bedah
2015
2664
2016
3200
2017
5321
Tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah pasien
di tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017
mengalami peningkatan.
Tindakan post operasi memiliki efek samping yakni terdapatnya luka
post operasi. Luka operasi ini merupakan salah satu penyebab terjadinya
dehisensi (luka yang dijahit terbuka kembali) dan hal ini akan menimbulkan
masalah tersendiri. Kontaminasi luka pascabedah jarang terjadi. Kebanyakan
kontaminasi operasi terjadi saat proses pembedahan berlangsung (Potter &
Perry, 2010).
Perawatan luka post operasi merupakan salah satu bentuk
pelayanan profesional dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan
yang memadai. Dalam perawatan luka, perawat mempunyai peranan penting
dalam mengontrol terjadinya komplikasi dan infeksi pada luka, dimana
perawat yang menyediakan perawatan setiap waktu secara konsisten pada
pasien yang dirawat di rumah sakit. Mencuci tangan, perawatan luka
aseptik, mendukung aktivitas pasien dan monitor nutrisi merupakan cara
untuk mempercepat penyembuhan luka (Potter & Perry, 2010).
Penyembuhan luka terdiri dari 3 fase yaitu inflamasi (lag phase),
proliferasi, dan maturasi. Fase inflamasi dimulai segera setelah cidera dan
berlangsung selama tiga sampai enam hari. dua proses utama yang terjadi
selama fase ini: hemostasis dan fagositosis. Fase proliferasi, fase kedua
dalm proses penyembuhan, terjadi pada hari ketiga atau keempat sampai
hari ke 21 setelah cidera. Fase maturasi mulai terjadi sekitar hari ke 21 dan
dapat berlangsung selama 1 wsampai 2 tahun setelah cidera luka (Kozier,
2011).
Luka jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan
hemoragi, infeksi dan dehisensi dengan kemungkinan eviserasi (Kozier,
2010). Salah satu pencegahan terjadinya komplikasi yaitu dengan
melakukan tekhnik aseptik (Mustaួan, 2011).
Teknik aseptik adalah metode yang digunakan untuk mencegaha
infeksi nasokomial. Teknik aseptik ini dgunakan pada setiap prosedur dan
peralatan invasfi. prosedur ini harus dilaksanakan pada tempatnya untuk
meminimalkan risiko infeksi (James, 2008). Tekhnik aseptik juga
didefinisikan sebagai prosedur kerja yang meminimalisasi kontaminan
mikroorganisme dan dapat mengurangi resiko paparan terhadap petugas.
Kontaminan kemungkinan terbawa kedalam daerah aseptis dari alat
kesehatan, sediaan obat, atau petugas. Jadi, penting untuk emngontrol
faktor-faktor ini selama proses pengerjaan produk aseptis (Oetari, 2018).
Tekhnik aseptik dimulai dari cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien, penempatan alat yang tepat, penggunaan alat yang
tepat selama hanti balut dan adanya komunikasi selama pelaksanaan ganti
balut antara perawat dan pasien (Brunner & Sudarth, 2010). Tujuan dari
setiap tekhnik aseptik adalah untuk mencegah perpindahan organisme
patogen ke hospes yang rentan, baik melalui kontak langsung maupun tidak
langsung (Morison, 2009). Tujuan akhir dari aseptik adalah untuk
menghindarkan pasien dari infeksi paskaoperasi dan untuk mencegah
penyebaran patogen (Brunner &S udarth, 2010).
Berdasarakan hasil penelitian Verawati (2017) didapatkan dari
hasil observasi bahwa partisipan dalam melakukan perawatan luka post
operasi tersebut sudah berusaha menggunakan tekhnik aseptik dengan cara
mengatasi resiko tertularnya penyakit dan alat di sterilkan dengan cara di
masukkan kedalam alkohol.
Penelitian yang dilakukan Anggraini (2015), didapatkan hasil
sebagian besar perawat di RSU PKU Muhammadiyah Bantul sudah
melakukan implementasi prosedur perawatan luka post operasi sesuai
dengan SOP secara aseptik dan seluruh perawat sudah menyiapkan alat
untuk perawatan luka dengan benar dan sesuai SOP.
Berikut data terjadinya infeksi yang di akibatkan luka post operasi.
Data yang diperoleh dari National Nosocomial Infection Surveillence
(NNIS) United states of Amerika mengindikasikan bahwa infeksi luka operasi
(ILO) merupakan infeksi ketiga tersering yang terjadi di rumah sakit sekitar
14-16% dari total pasien di rumah sakit mengalami ILO. Survey World
Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa angka kejadian ILO atau
Surgical Site Infection (SSI) di dunia berkisar antara 5% sampai 34%.
Menurut DEPKES RI tahun 2016 angka kejadian ILO pada rumah sakit di
Indonesia bervariasi antara 2,30-18,30 %.
Berdasarkan hasil wawancara survey awal dengan salah satu
perawat di ruang bedah RSUD Raden Mattaher Jambi pada tanggal 4 s/d 5
februari 2019 terdapat 3 perawat mengatakan bahwa sudah menerapkan
mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan aseptik, akan tetapi alat-alat
yang digunakan tidak mencukupi jika dibandingkan dengan jumlah rasio
pasien bedah yang menjalani rawat jalan, sehingga satu set alat sering
digunakan untuk dua orang pasien atau lebih. Selain itu, penggunaan sarung
tangan bersih dan steril tidak diberlakukan melainkan hanya menggunakan
satu sarung tangan untuk satu orang pasien. Hal ini menunjukkan bahwa
perawatan luka post operasi belum dilakukan secara optimal khususnya
dalam penerapan teknik aseptik.
Berdasarkan fenomena dan latar belakang di atas peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Pelaksanaan Tehnik
Aseptik Pada Perawatan Luka Post Operasi di Ruang Bedah RSUD Raden
Mattaher Jambi Tahun 2019”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah Gambaran Pelaksanaan Tehnik Aseptik
Pada Perawatan Luka Post Operasi di Ruang Bedah RSUD Raden Mattaher
Jambi Tahun 2019?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
Gambaran Pelaksanaan Tehnik Aseptik Pada Perawatan Luka Post
Operasi di Ruang Bedah RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2019.
1.3.2
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran 7 langkah mencuci tangan pada
perawatan luka post operasi terhadap perawat di Ruang Bedah RSUD
Raden Mattaher Jambi tahun 2019
b. Untuk mengetahui gambaran penggunaan alat instrument pada
perawatan luka post operasi terhadap perawat di Ruang Bedah RSUD
Raden Mattaher Jambi tahun 2019
c. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan tekhnik aseptik steril dan
bersih pada perawatan luka post operasi terhadap perawat di Ruang
Bedah RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2019
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan
informasi agar pihak rumah sakit membuat program kerja khususnya
pelayanan kesehatan terhadap pencegahan dan pengontrolan luka post
operasi yang berguna untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat
luka post operasi.
1.4.2 Bagi Ilmu Keperawatan
Sebagai bahan dalam mengembangkan ilmu keperawatan terutama
mengenai pencegahan komplikasi akibat luka post operasi.
1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber acuan bagi penelitian
yang relevan dengan menggunakan variabel dan analisis yang berbeda
seperti usia, dampak psikososial luka dan dapat juga dengan
menggunakan metode penelitian eksperimen.
1.5 Ruang Lingkup
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan
desain studi deskriptif untuk mengetahui gambaran pelaksanaan tehnik
aseptik pada perawatan luka post operasi di Ruang Bedah RSUD Raden
Mattaher Jambi tahun 2019. Populasi yaitu seluruh perawat yang bertugas
diruang bedah RSUD Raden Mattaher Jambi sebanyak 38 orang. Penelitian
ini akan dilaksanakan pada bulan April Tahun 2019 di ruang bedah RSUD
Raden Mattaher Kota Jambi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
total sampling. Instrument yang digunakan adalah lembar observasi. Data
yang diperoleh dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dengan
uji univariat
Download