karya ilmiah tahun 2012, Tanaman Obat Sebagai Alternatif Dalam Pelestarian Dan Rehabilitasi Hutan u sebagai http://adf.ly/r3ZRm Karya Ilmiah Tentang Pemanfaatan Tanaman Lokal Sebagai Obat Alami 882192300_6717_n.jpg" /> Oleh : Putu Adnyana 08.01.05.0020 PROGRAM STUDY BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP ) UNIVERSITAS SAMAWA ( UNSA ) SUMBAWA BESAR 2011/2012 KATA PENGANTAR Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas selesainya karya tulis ilmiah yang berjudul “Tanaman Obat Sebagai Alternatif Dalam Pelestarian Dan Rehabilitasi Hutan ”. Karya tulis ilmiah ini berisi tentang pemanfaatan tanaman lokal sebagai obat alami baik untuk pengobatan luar maupun dalam agar masyarakat lebih memilih bahan yang alami dibandingkan dengan obat –obatan yang mengandung bahan kimia yang dapat merusak kesehatan. Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Bapak Asrul Hamdani, S.Si, M.Si dan Ibu Eni Hidayati, S.Hut, M.Sc. serta berbagai pihak yang telah membantu terselesainya karya tulis ilmiah ini. Penulis berharap, semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dalam pemanfaatan tanaman lokal sebagai obat alami untuk kesehatan jasmani, tentunya karya tulis ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunanya, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan Sumbawa Besar, Maret 2012 Penyusun DAFTAR ISI Cover Halaman Pengesahan ......................................................................................... ...... i Kata Pengantar................................................................................................... ...... ii Daftar Isi............................................................................................................. ...... iii ............................................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN................................................................................... ...... 1 A. Latar belakang ................................................................................... ...... 1 B. Permasalahan ..................................................................................... ...... 2 C. Tujuan ................................................................................................ ...... 3 D. Manfaat .............................................................................................. ...... 3 BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................... ...... 4 BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... ...... 6 A. Metode penelitian ............................................................................. ...... 6 ............................................................................................................. B. Tahapan pelaksanaan ........................................................................ ...... 6 C. Rencana analisis data ........................................................................ ...... 6 D. Nara sumber .............................................................................................. 6 BAB IV PEMBAHASAN................................................................................... ...... 8 ................................................................................................................................... BAB V PENUTUP.............................................................................................. ...... 20 A. Simpulan ............................................................................................ ...... 20 B. Saran .................................................................................................. ...... 20 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 21 LAMPIRAN LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH Judul : Tanaman Obat Sebagai Alternatif Dalam Pelestarian Dan Rehabilitasi Hutan Penyusun : Putu Adnyana Nim : 08.01.05.0020 Di Setujui Oleh : Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Asrul Hamdani, S,Si. M.Si Eni Hidayati, S.Hut, M.Sc NIDN : 0816028403 Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Samawa Supriadi, S,Pd, M.Si NIDN :129811171 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup sehat dan memiliki umur yang panjang merupakan impian semua orang. Namun lingkungan sekitar sudah semakin tercemar dan dirusak oleh perkembangan ekonomi dan industri. Akibatnya banyak racun yang terserap kedalam tubuh dan mengganggu kesehatan. Menurut (Damayanti,dkk 2006). Saat ini, keperluan pangan seperti air, udara dan makanan telah banyak tercemar oleh racun, sehingga apabila melakukan aktifitas makan dan bernafas sebenarnya sedang memasukkan racun kedalam tubuh. Sehingga akan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Menurut Prasetyo (2008).Indonesia memiliki berbagai tanaman yang memiliki manfaat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, akan tetapi masyarakat Indonesia sebagian besar belum paham akan kandungan yang terdapat pada tanaman tersebut, dan hanya mengandalkan obat–obatan yang instant terbuat dari bahan kimia, padahal obat tersebut dapat membahayakan kesehatan dan menyebabkan timbulnya penyakit–penyakit baru. Hal tersebut di atas dapat terwujud karena melimpahnya ketersediaan sumber daya hayati tumbuhan obat di hutan Indonesia. Menurut Supriadi (2001) diperkirakan sekitar 30.000 tumbuhan ditemukan di dalam hutan hujan tropika, dan sekitar 1.260 spesies di antaranya berkhasiat sebagai obat. Baru sekitar 180 spesies yang telah digunakan untuk berbagai keperluan industri obat dan jamu, tetapi baru beberapa spesies saja yang telah dibudidayakan secara intensif. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa saja jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat alami ? 2. Apa saja kandungan pada tanam lokal yang dapat di jadikan obat alami ? 3. Apa saja manfaat tanaman lokal bagi kesehatan ? 4. Bagaimana cara meramu obat dari tanaman lokal ? C. Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui jenis tanaman obat tanaman lokal untuk obat alami. 2. Untuk mengetahui kandungan pada tanaman lokal 3. Untuk mengetahui manfaat tanaman lokal bagi kesehatan 4. Mengetahui cara meramu tanaman lokal untuk di jadikan bahan obat alami. D. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna : 1. Sebagai bahan peneliti selanjutnya mengenai pemanfaatan tanaman lokal sebagai obat alami. 2. Sebagai acuan bagi masyarakat, dalam rangkat pelestasian dan pemanfaatan tanaman lokal sebagai obat alami. BAB II KAJIAN TEORI Penyakit merupakan salah satu permasalah yang harus diperhatikan dalam hidup manusia, tidak ada manusia yang sehat secara sempurna. Walaupun secara fisik manusia terlihat sehat dan kuat tetapi di dalam diri manusia terdapat banyak penyakit dan akan muncul bila sudah memburuk. Dari masalah itu manusia diharuskan mencari solusi-solusi yang ada yaitu Obat yang mampu menyembuhkan penyakit yang diderita, banyak macam jenis obat mulai dari obat kimia, obat tradisional, atau obat alami yang banyak dicari. Banyaknya alternatif pengobatan yang ada, orang cenderung mencari pengobatan yang aman dan sedikit efek sampingnya, karena jauh dari tahun-tahun sebelum yang banyak tersedia adalah obat kimia atau obat medis. Jadi di zaman sekarang obat alami merupakan alternative yang baik untuk penyembuhan penyakit. Obat alami zaman sekarang adalah obat yang diproduksi dengan teknologi modern yang berbahan dasar alam. Untuk menjaga dan mencegah dari penyakt agar tubuh tetap sehat maka dianjurkan mengkonsumsi obat alami (suplemen). Suplemen biasanya dijadikan sebagai Vitamin yang dapat dikonsumsi untuk menjaga tubuh tetap sehat. Obat alami yang bisa dijadikan sebagai vitamin dan juga obat penyembuhan penyakit adalah suatu obat yang bisa didapat diberbagai tempat tertentu. Sebelum memilih obat alami untuk kebutuhan kesehatan, sebaiknya mengenali obat alami yang baik untuk dikonsumsi, seperti : (1) Berapa lama umur obat tersebut, biasanya yang menandakan obat itu bagus atau tidak, obat itu harus bagus dari generasi ke generasi; (2) Uji coba yang baik harus dicobakan pada manusia atau penderita itu sendiri, kebanyakan para pembuat obat menguji obat yang baru dibuat di uji coba pada hewan. Dari sana kita dapat menilai mana yang lebih bagus; (3) Sebagian obat yang ada hanya menghilangkan rasa sakit tidak mengobati akar permasalahan jadi carilah obat yang mengobati akar dari penyakit tersebut; (3) Hindari obat alami yang terbuat dari bahan sintesis karena tidak ada keseimbangan tubuh dan alam dalam kesehatan; (4) Obat alami yang baik biasa bisa mencakup semua jenis penyakit yang diderita, karna sifat nya yang alami jadi cocok untuk organ-organ dalam tubuh. Sedikit perbedaan obat alami dan obat kimia dalam segi efek samping ialah obat alami yang dikonsumsi jika menimbulkan efek samping itu hanya proses penyembuhan sedangkan efek samping yang ditimbulkan pada obat kimia biasanya malah menimbulkan penyakit baru. Obat Alami zaman sekarang sudah banyak perubahan yang lebih baik, yang dulunya obat alami mempunyai bau dan rasa yang pahit karena perkembangan zaman produksi obat alami dikemas dengan modern produksi sehingga tidak ada lagi masalahbau dan rasa pahit. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah observasi, wawancara kepada informan kunci dan studi pustaka, informan kunci yang diwawancara adalah pembuat minyak sumbawa dan masyarakat umum. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 22 – 29 Maret di Kabupaten Sumbawa. B. Tahapan Pelaksanan Penelitian Berikut adalah tahapan-tahapan penelitian pengumpulan data tentang tanaman lokal : 1. Mencari tahu tanaman lokal yang dapat dijadikan obat alami melalui wawancara dan observasi. 2. Mengumpulkan data tentang jenis penyakit yang dapat dihilangkan oleh obat alami melalui wawancara dan studi pustaka. 3. mengumpulkan infomasi tentang kandungan dari tanaman – tanaman tersebut melalui wawancara dan studi pustaka. 4. Mendokumentasikan hasil penelitian C. Rencana Analisis Data Menganalisis informasi dan data-data dari buku-buku dan dari nara sumber. yang kemudian diolah untuk menyelesaikan rumusan masalah yang ada. D. Nara Sumber 1. Bapak Sanapiah Tembo ( pembuat minyak sumbawa ) Informasi dan data yang saya dapatkan yaitu berbagai macam tumbuhan lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai obat baik daun, kulit, bunga, buah ataupun akar tumbuhan tersebut. 2. Bapak I Ketut Karya (Masyarakat Kecamatan Plampang) Informasi dan data yang saya dapatkan dari bapak I Ketut Karya adalah terhadap manfaat tanaman lokal menjadi obat alami. 3. Ibu Siti Aminah Tahir ( Bendahara Darma Wanita kabupaten sumbawa besar) Informasi dan data yang saya dapatkan dari Ibu Siti Aminah Tahir yaitu memanfaatkan kumis kucing sebagai obat alami. 4. Bapak Mangku I Wayan Dastra (Mangku Pure Dalem Plampang, kabupaten Sumbawa) Informasi dan data yang saya dapatkan dari bapak Mangku I Wayan Dastra yaitu cara meramu dan mengkombinasikan dengan bahan – bahan pembuat obat lainya BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan menganai beberapa tanaman lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai obat alami selain itu juga akan dijelaskan kandungan yang terdapat pada tanaman, manfaatnya, cara meramu dan cara penggunaannya. Pada pembahasan ini hanya membahas lima tanaman lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai obat alami. 1. a. Tentang Beringin Beringin adalah jenis pohon besar, tingginya bisa mencapai 20 – 35 meter, berakar tunggang. Dari cabang – cabangnya keluar akar gantung, daunnya meruncing dan buahnya kecil – kecil dan bulat. Pohon ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias, akan tetapi Pohon ini dapat juga dimanfaatkan sebagai obat alami, baik daun, babak, ataupun akarnya karena memiliki kandungan bahan kimia yang alami yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Beringin merupakan tumbuhan yang memiliki nama latin Ficus benyamina L. ini banyak ditemukan di tepi jalan, pinggiran kota atau tumbuh di tepi jurang. Bunga tunggal, keluar dari ketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota bulat, halus, kuning kehijauan. Buah buni, bulat, panjang 0,5 – 1 cm, masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna merah. Biji bulat, keras, putih. b. Kandungan pada beringin Menurut Santoso (2010) bahwa beringin memiliki kandungan seperti : Amino Fenol Gula Asam Orange c. Manfaat Beringin Beringin (Ficus benyamina L) memiliki manfaat dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti : Tabel 1. Manfaat Tanaman Beringin (Ficus benyamina L) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nara Sumber (Masyarakat) Anak – anak panas Disengat binatang berbisa Gatal – gatal Luka kena pisau Salah urat Batuk Influenza Demam Sakit kepala Studi Pustaka Malaria Radang saluran pernafasan Amandel Luka terpukul Rematik Kanker Influensa Demam tinggi Sakit kepala d. Cara Meramu Adapun cara meramu beringin untuk dijadikan obat antara lain : Untuk obat dalam : Daun : daun yang masih segar sebanyak 50 gr dibersihkan terlebih dahulu setalah itu daun tersebut direbus dengan 3 gelas air selama beberapa menit sampai diperkirakan air rebusannya menjadi segelas air, kemudian disaring setelah disaring maka siap untuk diminum. Untuk menyembuhkan penyakit pilek, demam tinggi dan lain – lain (Santoso, 2010). Akar udaranya : 75 – 100 gr dipotong menjadi bagian yang kecil dan di cuci kemudian direbus dengan 3 gelas air selama beberapa menit sampai tersisa airnya menjadi segelas dan disaring setelah itu air saringannya diminum, 2 kali sehari untuk satu gelas. Untuk menyembuhkan penyakit radang amandel dan kanker. Untuk obat luar : Untuk pengobatan bagian luar : Daun : ambil beberapa daun yang masih segar setelah itu ditumbuk sampai halus setelah itu oleskan pada bagian yang bengkak. Akar gantung : ambil beberapa akar yang lunak setelah itu di tumbuk sampai halus setelah itu oleskan pada bagian yang bengkak (Santoso, 2010). 2. Belimbing (Averrhoa bilimbi) a. Tentang Belimbing Menurut (Wardayati, 2010) belimbing adalah tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia, terutama di Sumbawa. Belimbing tumbuhan yang berdaun majemuk, tinggi pohonnya antara 5 – 12 m, buahnya ada yang manis. Daunnya yang muda dan buahnya dapat dijadikan sayur, selain dapat dijadikan sayur belimbing dapat dijadikan obat alami karena dapat menghilangkan beberapa penyakit baik penyakit dalam maupun penyakit luar. Buah belimbing berwarna kuning kehijauan. Saat baru tumbuh, buahnya berwarna hijau. Jika dipotong, buah ini mempunyai penampang yang berbentuk bintang. Berbiji kecil dan berwarna coklat. Buah ini renyah saat dimakan, rasanya manis dan sedikit asam. Buah ini mengandung banyak vitamin C. Pohon ini memiliki bunga berwarna merah muda yang umumnya muncul di ujung dahan. Pohon ini bercabang banyak dan dapat tumbuh hingga mencapai 5 m. Tidak seperi tanaman tropis lainnya, pohon belimbing tidak memerlukan banyak sinar matahari. Penyebaran pohon belimbing sangat luas, karena benihnya disebarkan oleh lebah. Salah satu jenis dari belimbing, yang disebut belimbing wuluh, sering digunakan untuk bumbu masakan, terutama untuk memberi rasa asam pada masakan (Wardayati, 2010). b. Kandungan belimbing Menurut Wardayati (2010) belimbing memiliki kandungan bahan kimia alami yang dapat menghabat penyakit. Adapun kandungan pada belimbing antara lain : Lemak Protein Asam pantotenat Folat Vitamin C Fosfor Kalium c. Manfaat belimbing Tabel 2. Manfaat Belimbing (Averrhoa belimbi) No 1 2 3 4 5 6 7 d. Nara Sumber (Masyarakat) Sariawan Jerawatan Gatal – gatal Panu Sakit kepala Batuk Influenza Cara meramu Untuk obat dalam : Studi Pustaka Sariawan Jerawat Amandel Panu Sakit kepala Batuk Rematik Bunga : 1 genggam bunga belimbing dan 1 potong gula batu direbus bersama-sama dengan 1 gelas air sampai mendidih hingga tinggal ½ Gelas. Cara menggunakan: diminum pagi dan sore secara rutin.untuk obat batuk, sariawan dan lain – lain. Buah : 3 buah belimbing asam dan garam secukupnya Cara membuat: buah belimbing diparut kemudian kedua bahan tersebut dicampur sampai merata kemudian digunakan sebagai bedak pada bagian wajah yang berjerawat Untuk pengobatan luar : Daun : 1 genggam daun belimbing asam Cara membuat: ditumbuk halus dapat ditambah dengan kapur kemudian digosokan pada bagian sakit : rematik, pegel linu, panu dan lain – lain (Wardayati, 2010). 3. Sirsak (Annona murricata Linn) a. Tentang sirsak Sirsak adalah tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia, Sirsak (Annona muricata) berupa tumbuhan yang berbatang utama berukuran kecil dan rendah. Daunnya berbentuk bulat telur agak tebal dan pada permukaan bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedang pada bagian bawahnya mempunyai warna lebih muda. Tumbuhan ini dapat tumbuh disembarang tempat. Tetapi untuk memperoleh hasil buah yang banyak dan besar-besar, maka yang paling balk ditanam di daerah yang tanahnya cukup mengandung air (Kahil, 2011). Di Indonesia, sirsak tumbuh dengan baik pada daerah yang mempuyai ketinggian kurang dari 1000 meter di atas permukaan laut. Nama Sirsak itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Belanda Zuurzak yang kurang lebih berarti kantung yang asam. Buah Sirsak yang sudah masak lebih berasa asam daripada manis. Pengembangbiakan sirsak yang paling baik adalah melalui okulasi dan akan menghasilkan buah pada usia 4 tahunan setelah ditanam. Selain dimanfaatkan buahnya sirsak juga dapat di jadikan obat alami yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit (Kahil, 2011). b. Kandungan Sirsak mengandung bahan kimia alami diantaranya adalah Sodium Potasium Annocatacin, Annocatalin, Annohexocin, Annonacin dan Gigantetronin. c. Manfaat Sirsak memiliki manfaat dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya adalah : Tabel 3. Manfaat tanaman Sirsak (Annona murricata Linn). No Nara Sumber (Masyarakat) Studi Pustaka 1 Sariawan Kanker 2 Sakit pinggang Sakit pinggang 3 Mencret Bayi mencret 4 Bisul Bisul 5 Sakit kepala Anyang - anyangan 6 Batuk Sakit kandung air seni 7 Rematik Rematik d. Cara Meramu Adapun cara meramu sirsak untuk dijadikan obat yaitu : Obat dalam : Daun : 10 – 20 daun sirsak kemudian di bersihkan terlebih dahulu, setelah itu direbus dengan 3 gelas. Biarkan beberapa menit sampai di perkirakan airnya tinggal 1 gelas kemudian di saring dan siap di minum 2x sehari. Lakukan selama dua minggu (kanker dan sakit p inggang). Buah : buah sirsak yang sudah masak di kupas setelah itu di peras dan disaring setelah itu baru di minum (mencret, anyang – anyangan dan sakit kandung air seni) Obat luar : Daun : petik beberapa daun sirsak kemudian tumbuk sampai halus setelah itu tempelkan pada bagian yang sakit (bisul dan rematik) (Kahil, 2011). 4. Mengkudu (Morinda citrifolia L) a. Tentang mengkudu Pohon mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4-6 m. batang bengkok-bengkok, berdahan kaku, kasar, dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam. Kulit batang cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-kuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu,anak cabangnya bersegai empat. Tajuknya selalu hijau sepanjang tahun. Kayu mengkudu mudah sekali dibelah setelah dikeringkan. Bisa digunakan untuk penopang tanaman lada (Adeanto, 2009). Daun Berdaun tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan. Ukuran daun besar-besar, tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran 15-50 x 5-17 cm. tepi daun rata, ujung lancip pendek. Pangkal daun berbentuk pasak. Urat daun menyirip. Warna hijau mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun pendek, berukuran 0,5-2,5 cm. ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk segi tiga lebar. Daun mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran. Nilai gizi tinggi karena banyak mengandung vitamin A (Adeanto, 2009). Bunga Perbungaan mengkudu bertipe bonggol bulat, bergagang 1-4 cm. Bunga tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Bunganya berkelamin dua. Mahkota bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa mencapai 1,5 cm. Benang sari tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari kelopak berbentuk seperti tandan. Bunganya putih, harum (Adeanto, 2009). Buah Kelopak bunga tumbuh menjadi buah bulat lonjong sebesar telur ayam bahkan ada yang berdiameter 7,5-10 cm. Permukaan buah seperti terbagi dalam sel-sel poligonal (segi banyak) yang berbintik-bintik dan berkutil. Mula-mula buah berwarna hijau, menjelang masak menjadi putih kekuningan. Setelah matang, warnanya putih transparan dan lunak. Daging buah tersusun dari buah-buah batu berbentuk piramida, berwarna cokelat merah. Setelah lunak, daging buah mengkudu banyak mengandung air yang aromanya seperti keju busuk. Bau itu timbul karena pencampuran antara asam kaprik dan asam kaproat (senyawa lipid atau lemak yang gugusan molekulnya mudah menguap, menjadi bersifat seperti minyak atsiri) yang berbau tengik dan asam kaprilat yang rasanya tidak enak. Diduga kedua senyawa ini bersifat aktif sebagai antibiotik (Adeanto, 2009). b. Kandungan Adapun kandungan dari mengkudu adalah sebagai berikut : Zat nutrisi: secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap. Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting, tersedia dalm jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines, trace elemens, phenylalanine, magnesium, dan lain-lain. Terpenoid. Zat ini membantu dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel tubuh. Zat anti bakteri. Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu dapat mematikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti Salmonella montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella dusenteriae, S . flexnerii, S . pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus. Scolopetin. Senyawa scolopetin sangat efektif sebagi unsur anti peradangan dan anti-alergi. Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif melawan selsel abnormal. Xeronine dan Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam buah mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine dalam jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya. Xeronine diserap selsel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif (Adeanto, 2009). c. Manfaat Tabel 4. Manfaat tanaman Mengkudu (Morinda citrifolia L) No 1 2 3 4 5 Nara Sumber (Masyarakat) Lesu Panas dalam Amandel Masuk angin Batuk Studi Pustaka Hipertensi Radang Tenggorokan Amandel Masuk angin Encok 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Ketombe Susah tidur - Ketombe Eksem Hepatitis Kulit bersisik Diare pada anak Radang usus Diabetes Batuk Melancarkan air seni c. Cara meramu Obat dalam : Hipertensi. Dua buah mengkudu dibuang bijinya, parut; sebuah mentimun parut dan peras. Tuangkan air mentimun ke ramuan mengkudu, beri gula aren dan 2 gelas air panas, saring. Untuk diminum 3 kali sehari. Cacingan. Dua buah mengkudu masak dicuci, parut, beri sesendok makan garam, peras dengan kain. Untuk diminum 3 kali sehari. Melancarkan air seni. Dua buah mengkudu masak dicuci, parut, beri sesendok makan garam, peras dengan kain. Untuk diminum 3 kali sehari. Batuk. Dua buah mengkudu masak dicuci, parut, peras, beri gula batu dan sedikit air perasan air jeruk nipis. Minum 3 kali sehari. Diabetes. Beberapa helai daun mengkudu dicuci, rebus sampai matang. dimakan sebagai lalap. Radang usus. 2 buah mengkudu matang dicuci, lumatkan, peras, beri madu. Minum 2 kali sehari. Diare pada anak. 2 helai daun mengkudu dicuci, olesi minyak goreng, garang di atas api sampai layu. Tempelkan sehelai di perut, sehelai di punggung, bebat dengan gurita. Hepatitis. 2 buah mengkudu masak diparut, peras, campur dengan gula batu. Minum 2 kali sehari. Encok, pegal linu. 5 helai daun mengkudu yang besar dicuci, olesi dengan minyak kelapa, garang di atas api sampai layu, panas-panas ditempelkan ke bagian yang sakit. Masuk angin. Rebus 1 buah mengkudu, sepotong rimpang lengkuas dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Untuk diminum 2 kali sehari. Radang tenggrorokan dan amandel. Beberapa helai daun mengkudu dicuci, rebus sampai matangd. Makan sebagai lalap. Namun setiap setengah jam sekali berkumur dengan air ramuan. Obat luar : Eksem. Cuci 1 buah mengkudu, sedikit kulit pohon mengkudu, akar mengkudu lalu rebus bersama, dinginkan, lalu pakai untuk mencuci eksem. Ketombe. 2-3 buah mengkudu matang dilumatkan, beri air, peras, airnya dipakai untuk keramas. Biarkan selama 5 menit, bilas dengan air. Gunakan shampoo untuk menghilangkan baunya. Kulit bersisik. 1 buah mengkudu masak diremas lalu digosokkan pada kulit yang bersisik, diamkan 15 menit, lalu dicuci dengan air hangat (Adeanto, 2009). BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas adalah banyak orang yang mengenal tanaman lokal tatapi sedikit yang mengetahui akan kandungan dan manfaat dari tanaman lokal tersebut. Diantaranya tanaman beringin, belimbing, sirsak, pisang dan mengkudu . Sebagian besar tanaman ini mengandung berbagai senyawa kimia seperti : saponin, minyak atsiri, vitamin dan mineral. Yang memiliki manfaat dalam mengobati berbagai macam penyakit diantarannya : penyakit batuk, sakit kepala, diabetes, kencing manis, bengkak, sakit telinga dan lain – lain. Tanaman – tanaman ini dapat diramu menjadi bahan obat – obatan dengan cara direbus atau ditumbuk. Adapun cara penggunaan dari tanaman local ini diantaranya untuk pengobatan bagian dalam dengan cara diminum air hasil rebusannya, bisa juga ditambahkan dengan madu, garam dan jeruk nipis. Sedangkan untuk bagian luar dengan cara dioles atau diborehkan pada bagian yang sakit. B. Saran Memakai obat – obatan dari bahan kimia itu boleh, tetapi pemakainya tidak boleh terlalu berlebihan karena banyak bahan kimia berbahaya yang terkandung di dalam obat kimia tersebut yang dapat merusak organ seperti kulit. Oleh karena itu sangat perlu manfaatkan bahan alami yang ada disekitar dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Adeanto, 2009. Tanaman mengkudu. http://adeanto.com/archives/55. Anwar, S. (2005). Watershed Management in Indonesia. alam :Preparing for the Next Generation of Watershed Management Programmes and Projects. Proceeding of the Asian Regional Workshop on Watershed Management, in Kathmandu, Nepal. Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome, Italy. Dir. RKS-IPB 2009. Agenda Riset Bidang Pangan 2009-2012. Bogor:IPB Pres herf=”http://hdl.handle.net/123456789/7079. Ditjen POM. 2001. Kebijakan Nasional Pengembangan Obat Tradisional. Departemen Kesehatan RI: Jakarta. 20 hal. Food and Agricultural Organization (FAO). (1985). The Role of Forestry in Food Security. Committee on Food Security, FAO. Rome, Italy. Hidayati, Eni. (2011). Farmers’ Perception about Environmental Problems: A Case Study in Batulanteh Watershed, Indonesia. A Masters’ Thesis. Unpublished. State University of New York, College of Environmental Science and Forestry. Syracuse, NY, USA. Kahahil. 2011. Kandungan dan Khasiat Tanaman Sirsak. http. kaahil.wordpress.com/.../kandungan-khasiat-dan-manfaat-daun-buah Lauhari, Nurudin.2010. Informasi dan Tips obat. Blog.co.id Muharso. 2000. Kebijakan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Indonesia. Makalah Obat di Indonesia, Kerjasama Inonesian Research Centre. Tumbuhan Prasetyo 2008. Aktivitas dan Uji Stabilitas Sediaan Gel Ekstrak Batang Pisang Ambon (Musa paradisiaca var sapientu) dalam Proses Persembuhan Luka pada Mencit (mus musculus albinus).Bogor:IPB Pres herf=”: http://hdl.handle.net/123456789/8618. Supriadi. (2001). Tumbuhan Hutan. Gadjah mada unuversity press: Yogyakarta. Syafriadi,dkk 2003. Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia. Bogor:IPB Pres. http://hdl.handle.net/123456789/5910. Tarmizi. 2009. Tanaman Obat Indonesia. http://obat.co.id. United Nations Development Program (UNDP). (2009). Government, UNDP, GEF to Improve Forest and Watershed Management in Indonesia. Retrieved March 15, 2011 from http:/ /www. undp.or.id/press/view.asp? FileID=20090825-1&lang = en. Warner, K. (1991). Local Technical Knowledge and Natural Resources Management in the Humid Tropics. People and Forests. FAO Participatory Forestry Publications 2004. Available from www.fao.org/forestry. WWF. 2004. http://www.mfp.or.id/dev/community-foundations/nusa-tenggara/