TUGAS MATA KULIAH MIKROPER REVIEW JURNAL

advertisement
TUGAS MATA KULIAH
MIKROBIOLOGI PERTANIAN
REVIEW JURNAL
PENGARUH INOKULASI MIKORIZA VESIKULA ARBUSKULA (MVA)
CAMPURAN TERHADAP KEMUNCULAN PENYAKIT LAYU
FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum)
Disusun oleh :
ANDI FIQRI AULIA ARTSAM
23020217130039
PROGRAM STUDI S-1 AGROEKOTEKNOLOGI
DEPARTEMEN PERTANIAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
TUGAS MATA KULIAH MIKROBIOLOGI PERTANIAN
RERIEW JURNAL
“EFEK FITOHORMON PGPR TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN JAGUNG (Zea mays)”
Nama : Andi Fiqri Aulia Artsam
NIM : 23020217130039
Kelas : Agroekoteknologi (B)
Judul
Jurnal
Volume dan
halaman
Tahun
Penulis
Reviewer
Tanggal
Latar
Belakang
PENGARUH INOKULASI MIKORIZA VESIKULA
ARBUSKULA (MVA) CAMPURAN TERHADAP
KEMUNCULAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM PADA
TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum)
Scipta Biologica
Vol. 4, No. 1 dan 31 – 35 (9 halaman)
2016
Uswatun Hasanah, Purnowati, dan Uki Dwiputranto
Andi Fiqri Aulia Artsam (23020217130039)
17 April 2019
Tanaman tomat (Solanum lycopersicum) merupakan salah satu
tanaman hortikultura yang telah banyak dibudidayakan dan
dikembangkan. Salah satu tindakan penting dalam intensifikasi
pertanian ialah pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT). OPT yang menyerang tanaman akan menimbulkan
turunnya hasil produksi baik secara kualitas maupun kunatitas.
Penyakit yang ditimbulkan oleh patogen pada tanaman tomat
ialah penyakit layu yang disebabkan oleh patogen Fusarium
oxysporus dimana tanaman akan mengalami kelayuan hingga
menyebabkan kematian yang berdampak kegagalan panen.
Sementara itu, pengendalian patogen masih dilakukan dengan
menggunakan fungisida yang mana apabila penggunaannya
melebihi batas dosis secara terus menerus akan berisiko pada
keracunan tanaman budidaya. Oleh sebab itu, perlu adanya
alternatif pengendalian yang bersifat ramah lingkungan berupa
agensi hayati, seperti Mikoriza Vesikula Arbuskula (MVA).
Penggunaan Mikoriza Vesikula Abruskula (MVA) merupakan
agensi hayati yang memiliki kemampuan untuk bersimbiosis di
hampir seluruh tanaman pertanian, termasuk tanaman tomat.
Adapun jenis MVA yang akan diinokulasi tanaman tomat
merupakan MVA campuran yang terdiri atas Glomus clarum dan
Gigaspora sp.
Tujuan
Penelitian
Tujuan artikel ini adalah mengetahui pengaruh teknik inokulasi
dan dosis MVA campuran terhadap penyakit layu Fusarium
oxysporus pada tanaman tomat, serta perlakuan teknik inokulasi
dan dosis MVA yang tepat dan efektif.
Permasalahan
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) terhadap
penyakit layu cendawan fusarium umumnya masih menggunakan
fungisida yang sangat berisiko apabila penggunaannya di sesuai dosis
anjuran secara terus menerus. Oleh karenanya, pengendalian alternatif
dibutuhkan seperti pemanfaatan asosiasi cendawan mikoriza, namun
hingga saat ini belum ada penelitian ilmiah mengenai teknik inokulasi
dan dosis yang tepat dan efektif.
Sistem yang
digunakan
Metode pada penelitian ini adalah menggunakan tanaman tomat
(Solanum lycopersicum) sebagai inang dan inokulum MVA
campuran (Glomus clarum dan Gigaspora sp.) dengan carrier
zeolit yang berisi 10-12 spora/gram. Perlakuan dilakukan dengan
pemberian dosis dan cara inokulasi MVA campuran yang
berbeda.
Berdasarkan penelitian Hasanah dkk. (2016), dapat disimpulkan
bahwa dosis dan cara inokulasi MVA yang paling efektif adalah
perlakuan inokulasi MVA campuran 10g saat biji ditanam dan
inokulasi MVA 10g saat biji dipindahtanam. Hal ini disebabkan
oleh antibiotik yang dihasilkan MVA akar tanaman. Sebab lain
ialah akar tanaman yang mengalami infeksi mikoriza akan
menghasilkan bahan astiri yang bersifat fungistatik dimana dapat
menghambat cendawan Fusarium untuk tumbuh, jauh lebih
banyak dibanding tanaman yang tidak terinfeksi mikoriza.
Tanaman yang terinfeksi MVA akan meningkatkan kadar lignin
tanaman shingga ketahanan taaman dari serangan patogen
meningkat.Asosiasi MVA campuran dengan tanaman tomat pada
penelitian Hasanah dkk. (2016) tidak memengaruhi serangan
patogen Fusarium oxysporus secara signifikan baik dilakukan
kombinasi dosis maupun cara inokulasi. Hal ini disebabkan nilai
derajat infeksi yang digunakan ialah 40,55% dimana tingkat
infeksi MVA campuran masih tergolong sedang, sedangkan
menurut Brundrett dkk. (1996), infeksi mikoriza kurang optimal
dan belum mampu memberikan pengaruh terhadap tanaman,
apabila derajat infeksi dibawah 70%.
- Memaparkan secara jelas dan lengkap mulai dari pendahuluan
lalu pembahasan hingga simpulan
- Data yang disajikan dilengkapi gambar dan tabel yang menarik
dan mudah dipahami
- Kata yang digunakan dalam jurnal ini bersifat baku dan sesuai
dengan kamus EYD Bahasa Indonesia
- Sitasi pendukung dalam penelitian kurang mutakhir.
Dosis dan cara inokulasi MVA campuran (Glomus clarum dan
Gigaspora sp.) tidak berpengaruh terhadap munculnya penyakit
layu Fusarium oxysporus, akan tetapi mampu memperpanjang
masa inkubasi penyakit layu fusarium pada tanaman tomat.
Pembahasan
Kelebihan
Kekurangan
Simpulan
Dosis dan cara inokulasi MVA campuran yang paling efektif
ialah mulai 10g/ tanaman dengan teknik inokulasi saat biji
dipindahtanamkan.
PENDAHULUAN
Tanaman tomat (Solanum lycopersicum) merupakan salah satu tanaman
hortikultura yang telah banyak dibudidayakan dan dikembangkan. Hal ini
dikarenakan kebutuhan akan tanaman tesrsebut dinilai cukup tinggi, sehingga
perlu adanya budidaya secara intensif. Salah satu tindakan penting dalam
intensifikasi pertanian ialah pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT). OPT yang menyerang tanaman akan menimbulkan turunnya hasil produksi
baik secara kualitas maupun kunatitas.
Penyakit yang ditimbulkan oleh patogen pada tanaman tomat ialah penyakit
layu yang disebabkan oleh patogen Fusarium oxysporus dimana tanaman akan
mengalami kelayuan hingga menyebabkan kematian yang berdampak kegagalan
panen.
Sementara
itu,
pengendalian
patogen
masih
dilakukan
dengan
menggunakan fungisida yang mana apabila penggunaannya melebihi batas dosis
secara terus menerus akan berisiko pada keracunan tanaman budidaya. Oleh sebab
itu, perlu adanya alternatif pengendalian yang bersifat ramah lingkungan berupa
agensi hayati. Penggunaan Mikoriza Vesikula Abruskula (MVA) merupakan
agensi hayati yang memiliki kemampuan untuk bersimbiosis di hampir seluruh
tanaman pertanian, termasuk tanaman tomat. Adapun jenis MVA yang akan
diinokulasi tanaman tomat merupakan MVA campuran yang terdiri atas Glomus
clarum dan Gigaspora sp.
Tujuan dari penelitian Hasanah dkk. (2016) adalah untuk mengetahui
pengaruh teknik inokulasi dan dosis MVA campuran terhadap penyakit layu
Fusarium oxysporus pada tanaman tomat, serta perlakuan teknik inokulasi dan
dosis MVA yang tepat dan efektif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian Hasanah dkk. (2016), dapat disimpulkan bahwa
dosis dan cara inokulasi MVA yang paling efektif adalah perlakuan inokulasi
MVA campuran 10g saat biji ditanam dan inokulasi MVA 10g saat biji
dipindahtanam. Hal ini disebabkan oleh antibiotik yang dihasilkan MVA akar
tanaman. Sebab lain ialah akar tanaman yang mengalami infeksi mikoriza akan
menghasilkan bahan astiri yang bersifat fungistatik dimana dapat menghambat
cendawan Fusarium untuk tumbuh, jauh lebih banyak dibanding tanaman yang
tidak terinfeksi mikoriza. Tanaman yang terinfeksi MVA akan meningkatkan
kadar lignin tanaman shingga ketahanan taaman dari serangan patogen meningkat.
Asosiasi MVA campuran dengan tanaman tomat pada penelitian Hasanah
dkk. (2016) tidak memengaruhi serangan patogen Fusarium oxysporus secara
signifikan baik dilakukan kombinasi dosis maupun cara inokulasi. Hal ini
disebabkan nilai derajat infeksi yang digunakan ialah 40,55% dimana tingkat
infeksi MVA campuran masih tergolong sedang, sedangkan menurut Brundrett
dkk. (1996), infeksi mikoriza kurang optimal dan belum mampu memberikan
pengaruh terhadap tanaman, apabila derajat infeksi dibawah 70%.
DAFTAR PUSTAKA
Hasanah, U, Purnomowati, dan U. Dwiputranto. 2016. pengaruh inokulasi
mikoriza vesikula arbuskula (MVA) campuran terhadap kemunculan
penyakit layu fusarium pada tanaman tomat (Solanum lycopersicum). Scipta
Biologica. 4 (1) : 31 – 35.
Download