1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur merupakan salah satu bahan pakan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia. Bedasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016 jumlah produksi telur ayam di Jawa Timur sebesar 445 792.69, kemudian pada tahun 2017 jumlah produksi telur ayam meningkat menjadi 455 811.00. dan pada tahun 2018 mengalami peningkatan menjadi 465 838.00. Hal tersebut juga berkorelasi data BPS Kabupten Blitar pada tahun 2018 1.381.944 hal itu berkaitan dengan pemberian AGP (Antibiotic Growth Promoter) yang tidak sesuai dengan dosis oleh peternak. Semakin sering ayam diberikan antibiotik tersebut, pertumbuhannya akan semakin cepat. Lin et al. (2013) dalam industri perunggasan, bakteri patogen seperti Escherichia coli, Salmonella enteritidis (keduanya Gram negatif), dan Staphylococcus aureus (Gram positif) sering menyebabkan penyakit parah. Industri-industri unggas di Indonesia telah menggunakan dosis subterapeutik promotor pertumbuhan antibiotik (AGP) dalam pakan unggas untuk membunuh bakteri dan meningkatkan efisiensi pakan unggas selama lebih dari 5 dekade. Penggunaan Antibiotic Growth Promoter sebagai tambahan pakan akan menurunkan aktivitas enzim bakteri baik bakteri empedu garam hidrolase (BSH). Dengan berlakunya Permentan No. 14/2017 tentang Pelarangan penggunaan Antibiotic Growth Promoter. Masalah Antibiotic Growth Promter tidak hanya menyangkut dunia peternakan dan kesehatan hewan, akan tetapi telah menjadi isu global terkait Antimikrobia Resistent yang telah terjadi pada manusia karena dikaitkan dengan penggunaan antibiotik pada hewan yang akan menyebabkan resistensi pada manusia. Permentan No. 14/2017 yang berisi tentang pelarangan pemberian Antibiotic Growth Promoter disesuaikan dengan Undang-Undang pada UU No 18 Tahun 2009, seperti pada pasal 22 ayat c menyatakan bahwa setiap orang dilarang menggunakan pakan yang dicampur hormon tertentu dan antibiotik imbuhan pakan. Sedangkan pada Keputusan Menteri Pertanian No 806/Kpts/TN.260/12/94 yang dibuat pada tahun 1994, belum diatur adanya pelarangan antibiotik pada pakan. Pelarangan penggunaan obat hewan berdasarkan penggunaan dan zat aktif terhadap ternak yang produk untuk konsumsi manusia dilakukan untuk mencegah terjadinya residu obat hewan pada ternak berupa antibiotik imbuhan pakan yang terdiri atas produk jadi sebagai imbuhan pakan (feed additive) dan bahan baku yang dicampur dalam pakan, mencegah gangguan kesehatan manusia yang mengonsumsi produk ternak karena sulit didegradasi dari tubuh hewan target menyebabkan efek hipersensitif, karsinogenik, mutagenik dan teratogenik pada hewan atau manusia, mencegah penggunan pengobatan alternatif bagi manusia. Berdasarkan berita dari News/detik.com(26/1) Larangan penggunaan Antibiootic Growth Promoter pada produksi telur yang semula 90% dari populasi, 2 turun menjadi 40% dari jumlah populasi ayam petelur di kawasan Blitar. Oleh karena itu, antibiotik masih diperbolehkan digunakan sebagaimana obat pada ternak namun harus sesuai dengan pengawasan karena banyaknya bahaya yang dapat terjadi akibat residu antibiotik pada produk asal hewani. Dalam kasus ini memiliki dua hal besar yang perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut maka penulis mempersembahkan sebuah penelitian yang berjudul Dampak Pelarangan Penggunaan Antibiotik Pada Ternak Ayam dan Konsumen Telur di Kabupaten Blitar yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran peternak dan konsumen akan bahaya dari cemaran antibiotik pada produk unggas. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana respon konsumen dan peternak di Kabupaten Blitar terkait pelarangan penggunaan Antibiotic Growth Promoter? 2. Bagaimana dampak pelarangan Antibiotic Growth Promoter bagi peternak ayam petelur di Kabupaten Blitar? 3. Apa motif peternak yang menggunakan Antibiotic Growth Promoter di Kabupaten Blitar? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui respon masyarakat terkait pelarangan penggunaan Antibiotic Growth Promoter di Kabupaten Blitar. 2. Mengetahui dampak pelarangan Antibiotic Growth Promoter) bagi peternak di Kabupaten Blitar. 3. Mengetahui motif peterak yang menggunakan AGP (Antibiotic Growth Promoter) di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. 1.4. Luaran Penelitian Luaran yang diharapkan peneliti dari dilaksanakannya penelitian ini adalah publikasi hasil penelitian berupa jurnal maupun artikel ilmiah agar masyarakat mengetahui dampak pelarangan penggunaan AGP (Antibiotic Growth Promoter) bagi Peternak dan Konsumen telur ayam ras (Layer) Kabupaten Blitar, Jawa Timur dan dapat mengimplementasikan Permentan No. 14/2017 tentang pelarangan penggunaan Antibiotik di peternakan rakyat. Penelitian ini dapat menjadi saran kepada pemerintah setempat agar mengkaji kembali peraturan pelarangan penggunaan AGP (Antibiotic Growth Promoter) sebagai aditive pada ransum ayam petelur. 1.5. Manfaat Penelitian a) Bagi masyarakat sebagai bahan informasi ilmiah mengenai dampak negatif pemberian Antibiotic Growth Promoter untuk pakan telur ayam ras (Layer) bagi kesehatan. 3 b) Bagi peneliti sebagai penambah wawasan untuk menganalisa dampak positif-negatif pemberian Antibiotic Growth Promoter yang tidak terukur untuk pakan ayam petelur bagi kesehatan konsumen. c) Bagi peternak sebagai sumber informasi ayam petelur mengenai dampak positif-negatif pemberian Antibiotic Growth Promoter yang tidak terukur terhadap produktivitas. d) Bagi pembaca dijadikan sebagai sumber informasi mengenai pengaruh pemberian Antibiotic Growth Promoter yang tidak terukur pada pakan ternak ayam petelur bagi konsumen. e) Pemerintah sebagai acuan pengawasan terhadap mutu dan keamanan pangan asal hewan mulai dari peternakan sampai ke konsumen seperti melakukan pengawasan penggunaan antibiotik pada hewan ternak yang harus di lakukan di bawah pengawasan dokter hewan dan melakukan penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran peternak dan kepedulian masyarakat terhadap keamanan pangan asal hewan. BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Ayam Petelur atau Layer (Galus galus domesticus) Ayam petelur adalah ayam yang mempunyai sifat unggul dalam produksi telur atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur yaitu bersifat nervous atau mudah terkejut, bentuk tubuh ramping, cuping telinga berwarna putih, produksi telur tinggi, sekitar 200 butir/ekor/tahun, efisien dalam menggunakan ransum untuk produksi telur, dan tidak mempunyai sifat mengeram (Lutfiana, dkk.2015). Ayam petelur adalah salah satu ternak yang dapat memenuhi kebutuhan protein hewani, selain daging tentunya telur yang dihasilkan dapat dikonsumsi oleh manusia. Ayam petelur merupakan ayam betina dewasa yang dipelihara dengan tujuan untuk diambil telurnya. Jika digambarkan dalam suatu kurva, produksi telur ayam petelur yaitu berbentuk kurva sigmoid. Hal tersebut disebabkan karena ada masanya dimana ayam petelur produktif dan tidak. Menurunnya produksi telur dari ayam petelur ini banyak sekali penyebabnya, salah satunya adalah umur produksi. 2.2 Antibiotik dan AGP (Antibotic Growth Promoter) Dalam Permentan No.14/2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan menyebutkan bahwa Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme secara alami, semi sintetik maupun sintetik yang dalam jumlah kecil dapat menghambat atau membunuh bakteri. 4 Antibiotik merupakan salah satu dalam hal medis yang kerap kali kita dengar. Pemberian antibiotik terkadang diluar kendali karena minimnya pengawasan dan pengetahuan akan penggunaan antibiotik itu sendiri. Terkadang ketika menggunakan antibiotik dengan dosis tertentu, pasien akan cenderung tidak “menyelesaikan” penggunaan antibiotik, namun menyudahi dengan dalih kesehatan telah membaik. Padahal penggunaan antibiotik harus “dihabiskan” untuk “memberantas” tuntas mikroba penyebab penyakit. Tujuan utama penggunaan antibiotik adalah untuk melindungi unggas dari organisme patogen, menjaga kesehatan, memacu pertumbuhan, meningkatkan efisiensi pakan, dan miningkatkan kualitas karkas. Jenis antibiotik yang popular digunakan dalam industri unggas adalah virginiamycin dan bambermycins, yang dilaporkan mampu meningkatkan pertumbuhan unggas pedaging dan kalkun. Peternak di Indonesia sudah biasa menggunakan antibiotik untuk memacu pertumbuhan dan mengobati penyakit pada ayam. Akan tetapi, pemberian antibiotik pada unggas secara terus menerus dapat masuk ke dalam telur, sehingga terakumulasi dan menjadi residu. 2.3 Rantai Pasok Telur di Blitar Rantai pasokan atau supply chain merupakan suatu konsep dimana terdapat sistem pengaturan yang berkaitan dengan aliran produk, aliran informasi maupun aliran keuangan. Kegiatan dalam rantai pasok ayam pedaging terdiri dari proses pemeliharaan produk ayam oleh peternak, yang awalnya berupa bibit ayam berumur satu hari atau disebut sebagai Day Old Chick (DOC), kemudian diolah menjadi daging ayam yang siap untuk dipasarkan dari peternak hingga ke konsumen, sehingga dapat dikatakan alat produksi industri perunggasan adalah peternakan (Purwaningasih, dkk.2016). Struktur SCM (Supply Chain Marketing) pada komoditas telur ayam ras melibatkan banyak pelaku, terutama melibatkan perusahaan perusahaan besar industri peternakan baik nasional maupun multinasional (pembibitan, pakan ternak, farmasi, budi daya, serta distribusi dan pemasaran hasil) dengan jaringan pasar yang demikian luas. Untuk menunjang kelancaran pasokan telur ayam itu sendiri maka perencanaan transportasi supply chain telur ayam ras sangat perlu diperhatikan apakah sudah efektif dan efisien. Mengingat karakteristik dari telur ayam yang mudah rusak dan pecah, ditambah lagi jika muatan terlalu banyak dan kendaraan yang membawa telur ayam tersebut melewati jalanan yang rusak bisa menyebabkan telur ayam mengalami kerusakan sebelum sampai pada pengecer di pasar (Saroinsong dan Palandeng. 2016). Purwaningasih,dkk. (2016) menyatakan bahwa ada industri perunggasan harus diperhatikan proses rantai pasoknya, sehingga tidak hanya terfokus pada kegiatan produksi saja. Karena pada dasarnya, aktivitas lain dalam rantai pasok ayam juga dapat menciptakan nilai tambah yang menguntungkan bagi masing - masing pihak dalam mata rantai produksi dan distribusi produk dari peternak hingga ke 5 konsumen akhir. Nilai keuntungan tersebut diperoleh dari nilai tambah yang diberikan pada produk ayam seiring dengan perpindahan produk dari mata rantai yang satu hingga mata rantai yang terakhir. 2.4 Permentan No. 14/2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan Dasar dari pembuatan Peraturan Menteri Pertanian tentang klasifikasi obat hewan No 14 Tahun 2017 adalah bahwa Surat Keputusan Menteri Pertanian No 806/Kpts/TN.260/12/94 tentang klasifikasi obat hewan yang dibuat pada tahun 1994 dalam pelaksanaannya sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang obat hewan. Serta berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud untuk melaksanakan ketentuan Pasal 22 ayat (5), Pasal 49 ayat (2) dan Pasal 51 ayat (4) Undang-Undang No 18 Tahun 2009 sebagaimana telah diubah dengan ke dalam Undang-Undang No 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Klasifikasi Obat Hewan. Maksud dari Surat Keputusan Menteri yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang obat hewan karena terdapat perbedaan pada peraturan menteri yang harus disesuaikan dengan Undang-Undang pada UU No 18 Tahun 2009, seperti pada pasal 22 ayat c yang secara tegas menyatakan bahwa setiap orang dilarang menggunakan pakan yang dicampur hormon tertentu dan/atau antibiotik imbuhan pakan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih adalah Kabupaten Blitar yang terletak 52 Km dari Kota Malang kearah Kabupaten Tulungagung. Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Blitar merupakan salah satu sentra penghasil telur di Provinsi Jawa Timur dengan produksi telur diatas rata-rata. Kegiatan penelitian ini di lakukan selama 4 bulan, dengan rincian kegiatan terlampir. 3.2 Tahapan Penelitian Tabel 1. Tahapan Penelitian Tahapan Penelitian Indikator Capaian 1. Studi Pendahuluan Mendapatkan data awal tentang penggunaan AGP di peternakan rakyat, jumlah populasi ayam petelur,peta lokasi, tingkat pengetahuan masyarakat terkait AGP,dan respon masyarakat terhadap pelarangan Luaran Dokumentasi data awal Penggunaan AGP , jumlah populasi ayam petelur,peta lokasi, tingkat pengetahuan masyarakat terkait AGP, dan respon masyarakat terhadap 6 penggunaan AGP 2. Persiapan Penelitian Tersusunnya instrumen pedoman wawancara (pertanyaanpertanyaan) dan pedoman observasi 3. Wawancara Dapat mengeksplorasi lebih mendalam Mendalam asal muasal (penyebab) peternak masih danobservasipartisip meng-gunakan AGP,penerapan atif pendidikan kepada masyarakat terkait bahaya penggunaan AGP bagi kesehatan dan upaya untuk mengedukasi pembuatan antibiotik alami. 4. Analisis Data Dapat mengelompokkan atau mengkategorikan berbagai sebab yang memicu sebagian masyarakat masih meng-gunakan AGP sebagai bahan aditif pakan ayam petelur ditinjau dari respon pro dan kontra pemberlakuan peraturan pelarangan penggunaan AGP untuk bahan aditif ransum. pelarangan penggunaan AGP. Instrumen pedoman wawancara dan pedoman observasi Data (penyebab) peternak masih menggunakan AGP,penerapan pendidikan kepada masyarakat terkait bahaya penggunaan AGP bagi kesehatan dan upaya untuk mengedukasi pembuatan antibiotik alami. Data kategori berbagai sebab yang memicu sebagian masyarakat masih menggunakan AGP sebagai bahan aditif pakan ayam petelur ditinjau dari respon pro dan kontra pemberlakuan peraturan pelarangan penggunaan AGP untuk bahan aditif ransum. 3.3 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif berusaha membangun realitas dan memahami makna yang tersirat dalam sebuah fenomena maupun teks dengan memperhatikan proses peristiwa serta otentitasnya, jadi peneliti merupakan instrumen kunci dalam mendeskripsikan perilaku atau kebudayaan yang ada dalam masyarakat (Somantri, 2005). Penelitian kualitatif merupakan bentuk penelitian dengan cara mengumpulkan informasi berupa data dalam bentuk katakata dan gambar. 3.4 Variabel Penelitian Penentuan variabel dalam penelitian ini berdasarkan literature yang sesuaidengan rumusan masalah yang diangkat dalam proposal ini. Adapun variabel yangakan digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut: Tabel 2. Variabel Penelitian No. Rumusan Masalah Variabel 1. Bagaimana respon masyarakat terkait Dampak positif dan negatif 7 2. 3. pelarangan penggunaan Antibiotic Growth Promoter di Kabupaten Blitar? Bagaimana dampak pelarangan Antibiotic Growth Promoter bagi peternak ayam petelur di kabupaten Blitar? Apa motif peternak yang menggunakan Antibiotic Growth Promoter di Kabupaten Blitar? penggunaan AGP pada pakan Layer. Produktivitas Layer. Harga telur pasca pelarangan AGP. Keuntungan pasca penggunaan AGP. Kerugian pasca pelarangan AGP. 3.5 Sumber Data Sumber data pada penelitian ini menggunakan sampel bertujuan (purposive sampling), yang mana peneliti memilih informan kunci sebagai sumber data dalam melakukan wawancara yang mendalam (indepth interview). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling atau tidak semua yang menjadi populasi dijadikan informan. Populasi dalam penelitian peternak dan konsumen telur ayam, materi-materi, maupun dokumentasi yang berkaitan dengan penggunaan AGP yang masih marak dikalangan peternak ayam petelur. Informan terdiri dari tokoh masyarakat, peternak, pembeli, penjual, pengepul, dinas peternakan dan penyuluh dinas peternakan yang berada di sekitar Kabupaten Blitar, para aparatur Dinas peternakan Kabupaten Blitar. Sampel yang dipilih untuk menjadi informan penelitian ini ialah masyarakatyang masih mengkonsumsi telur dan peternak yang masih menggunakan AGP dalam ransum pakannya yang berada di sekitar Kabupaten Blitar. Pemilihan informan berdasarkan atas tingkat pengetahuannya terhadap pemberlakuan permentan No14/2017 tentang pelarangan penggunaan antibiotik dalam pakan ternak. 3.6 Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan metode dan pendekatan penelitian kualitatif, maka dalam teknik pengumpulan data menggunakan catatan etnografi. Etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan dari sudut pandang masyarakat yang diteliti (Spreadly, 2006). Sehingga dapat diperoleh suatu pengertian yang benar-benar dipahami masyarakat, karena masyarakat itu sendiri yang memaparkan atau dapat dikatakan akan memperoleh suatu emik dari pada etik dalam masyarakat. Berdasarkan pendapat diatas, maka dalam mengumpulkan data lapangan perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu: 3.6.1 Observasi Observasi yang dilakukan dapat berupa observasi partisipasi maupun observasi biasa. Observasi partisipasi diartikan sebagai penyidikan sistematis yang melibatkan kemampuan panca indera manusia. Pengamatan dapat dilakukanpada saat terjadi aktivitas budaya atau wawancara secara mendalam (Endarswara, 2003). Pada teknik ini akan dilakukan pengamatan serta pencatatan 8 aktivitas apa saja serta respon subjek penelitian terhadap wawancara yang dilakukan. Dalam membantu proses pengumpulan data, maka diperlukan alat seperti buku, kamera dan perekam. 3.6.2 Wancarara Mendalam Wawancara mendalam merupakan bagian dari cara mendapatkan data dariinforman untuk tujuan penelitian dengan cara melakukan interaksi secara bertatap muka, baik dengan menggunakan panduan wawancara ataupun tanpa panduan wawancara dengan cara melibatkan diri dalam kehidupan informan. 3.7 Analisis dan Pengolahan Data Tahapan yang dilakukan dalam menganalisis data, ialah sebagai berikut: a. Pengumpulan data: Diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang kemudian dicatat pada fieldnote. Data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dari penelitian lapang, sedangkan data sekunder didapatkan melalui studi pustaka. b. Reduksi data: Data yang diperoleh direduksi sesuai tema yang penulis teliti, agar memudahkan penulis dalam mengelompokkan data. c. Display data: Diperlukan untuk memperoleh sekumpulan informasi tersusun yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. d. Penafsiran Data: Memaknai temuan penelitian dan dikorelasikan dengan studi pustaka (Idrus, 2009). e. Verifikasi merupakan tahap akhir, pada tahap ini peneliti menganalis, memperdalam, dan mempertajam dari analisis sebelumnya Kesimpulan yang dapat mendeskripsikan internal factor analysis system dan eksternal factor analysis yang akan diolah menjadi analisis SWOT mengenai strategi alternatif untuk pemberlakuan kebijakan AGP. 3.8 Daftar Istilah AGP(Antibiotic Growth Promoter) : Feed Additive : Antibiotik : ialah antibiotik yang sering digunakan sebagai pakan ayam petelur Sediaan yang mengandung bahan Obat Hewan yang diolah menjadi Imbuhan Pakan dalam dosis dan penggunaannya harus bermutu, aman, dan berkhasiat. zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme secara alami, semi sintetik maupun sintetik yang dalam 9 jumlah kecil dapat menghambat atau membunuh bakteri. BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Rincian Justifikasi Anggaran Tabel 3. Rincian Justifikasi Anggaran No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp) 1. Peralatan Penunjang 2.300.000,00,- 2. Bahan Habis Pakai 2.619.000,00,- 3. Transportasi 1.850.000,00,- 4. Lain – lain 600.000,00,- JUMLAH Rp7.369.000,00,- 4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian Tabel 4. Jadwal Kegiatan Penelitian Bulan No. Jenis Kegiatan PJ 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Persiapan awal Pembuatan Proposal Pembuatan Rencana Survei Survei Awal Perizinan Lokasi Penyusunan Instrumen Penelitian Penentuan Informan Observasi Lapangan Wawancara Penggalian Data yang Mendukung Evaluasi Hasil Data Analisi Data Pembuatan Laporan Keterangan: Warna Kode ALL KL ALL IB KL ALL KL IB IB ALL DH DH DH KL IB Arti Semua Peneliti Kemal 10 IB Ibnu DH Deha DAFTAR PUSTAKA Endraswara, S. 2003. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Idrus, M. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta : PT. Gelora Aksara Pratama. Lin J, Hunkapiller AA, Layton AC, Chang YJ, Robbins KR. 2013. Response of intestinal microbiota to antibiotic growth promoters in chickens. Foodborne Pathog Dis. 10:331–337. Lutfiana, K., Kurtini, T., Hartono, M. 2015. Pengaruh Pemberian Probiotik Dari Mikroba Lokal Terhadap Gambaran Darah Ayam Petelur. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 3(3): 151-156. Purwaningsih, R., Arief, M., Rahmawati, D. 2016. Analisis Rantai Pasok dan Distribusi Ayam Pedaging. Seminar Nasional Teknik Industri Universitas Gadjah Mada. 1(1): 176-183. Saroinsong, Y., Palandeng, I.D. 2016. Analisis Transportasi Dalam Rantai Pasok Telur Ayam Ras Pada Pasar Pinasungkulan Karombasan Manado. Jurnal EMBA. 4(3): 90-100. Somantri,M. 2005. Memahami Metode Kualitatif. Jurnal Sosial Humaniora. 1(1): 57-65. Spradley, James. P. 2006. Metode Etnografi, Terjmh: Elizament, M.Z., dari The Etnografi Interview), edisi II. Yogyakarta: Tiara Wacana. 11 LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing Biodata Ketua A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap Kemal Pasya Nugraha 2 Jenis Kelamin Laki-laki 3 Program Studi Peternakan 4 NIM 185050101111078 5 Tempat dan Tanggal Lahir Tegal, 17 Oktober 2000 6 E-mail [email protected] 7 Nomer Telepon / HP 081274379912 B. Riwayat Pendidikan Nama Institusi Jurusan Tahun Masuk-Lulus C. Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Negeri Kukupu 1 Swasta Perintis 1 Swasta YP Unila 2006-2012 2012-2015 Ipa 2015-2018 Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Waktu dan Seminar Ilmiah Tempat 1. D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun Penghargaan 1. Juara Presentasi Pekan Ilmiah Fakultas 2018 Mahasiswa Baru Fakultas Peternakan Peternakan Universitas Brawijaya Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah. Malang, 13 Maret 2019 Ketua Pelaksana, (Kemal Pasya Nugraha) NIM. 185050101111078 12 Biodata Anggota Pelaksana 1 A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap 2 Jenis Kelamin 3 Program Studi 4 NIM 5 Tempat dan Tanggal Lahir 6 E-mail 7 Nomer Telepon/HP B. Riwayat Pendidikan Ibnu Mulyo Kuncoro Laki-laki Peternakan 185050101111075 Sragen, 12 Oktober 1999 [email protected] 081450265996 Sekolah Sekolah Menengah Dasar Pertama Nama Institusi Negeri 1 Negeri 1 Abung Candimas Selatan Jurusan Tahun Masuk-Lulus 2006-2012 2012-2015 C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No. 1 D. Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Waktu dan Seminar Ilmiah Tempat Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No. Jenis Penghargaan 1. Festival Seni (HUT Kab. Lampung Utara ke- 67 Harapan 1 Evaluasi Pertolongan Pertama PMR Tingkat Wira Juara Presentasi Pekan Ilmiah Mahasiswa Baru Fakultas Peternakan 2. Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Kotabumi Ipa 2015-2018 Institusi Pemberi Penghargaan Kabupaten Tahun 2013 KSR Universitas 2016 Lampung 3. Fakultas 2018 Peternakan Universitas Brawijaya Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah. Malang, 12 Maret 2019 Anggota Pelaksana 1 (Ibnu Mulyo Kuncoro) NIM. 185050101111075 13 Biodata Anggota Pelaksana 2 A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap 2 Jenis Kelamin 3 Program Studi 4 NIM 5 Tempat dan Tanggal Lahir 6 E-mail 7 Nomer Telepon/HP B. Riwayat Pendidikan Deha A Fidiah Fitri Perempuan Peternakan 185050101111067 Jambi, 27 Desember 2000 [email protected] 0822819265 Sekolah Sekolah Menengah Dasar Pertama Nama Institusi Negeri Swasta Islam Al151/IV Falah Jurusan Tahun Masuk-Lulus 2006-2012 2012-2015 C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) Sekolah Menengah Atas Swasta Islam Al-Falah Ipa 2015-2018 No. Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Waktu dan Seminar Ilmiah Tempat 1 D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun Penghargaan 1. Juara Presentasi Pekan Ilmiah Fakultas 2018 Mahasiswa Baru Fakultas Peternakan Peternakan Universitas Brawijaya Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah Malang, 12 Maret 2019 Anggota Pelaksana 2 (Deha A Fidiah Fitri) NIM. 185050101111067 14 Biodata Dosen Pembimbing A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap (dengan gelar) : Dr. Ir. Umi Wisapti Ningsih, MS. 2. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala 3. Jabatan Struktural :- 4. NIP : 195610150 198103 2 001 5. NIDN : 0015105606 6. Tempat dan Tanggal Lahir : Klaten, 15-10-1956 7. Alamat Rumah : Jln. Andromeda 4, Malang 8. No. Telp/HP : 0341 554202/ 08125223780 9. Alamat Kantor : Jln. Veteran, Malang 10. No.Telp/Fax : 0341 553513/ 0341 584727 11. Alamat Email : [email protected] 12. Mata Kuliah yang diampu : Ilmu Ekonomi Peternakan B. Riwayat Pendidikan S1 Nama Perguruan Universitas Tinggi Gadjah Mada Bidang Ilmu Peternakan S2 Universitas Gadjah Mada Ekonomi Pertanian 1982-1985 Tahun Masuk dan 1974-1979 Lulus C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No. Nama pertemuan seminar 1 Seminar Nasional ilmiah S3 Universitas Brawijaya Agribisnis Peternakan 2012-1015 / Judul artikel Ilmiah Analisis pemasaran usaha ternak sapi potong melalui analisis margin, transmisi harga, marketing structure, marketing counduct dan marketing performance. Waktu dan tempat Fakultas peternakan Brawijaya Malang. 2016. , 15 D. Pengalaman Penulisan Artikel dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir No. Judul Artikel Ilmiah Volume Nama Jurnal 1 Rentabilitas usaha ternak sapi potong di desa Wonorejo Kabupaten Malang 2010 Journal of Tropical Animal Production 2 Reproductive performance and success of artificial insiminationin Indonesian crossbreed goats in research versus small holder farm 2014 American Eurasian Journal of sustainable Agriculture 3 ANALYSIS OF TECHNICAL, ALLOCATIVE AND ECONOMICAL EFFICIENCY IN SMALL BEEF CATTLE FARMING (A Case Study in Tumpang Sub-district, Malang Regency) 4 Broiler Patrtnership Schene Advantages need Minimising itsProduction and Marketing risk at Mojokerto Indonesia 2016 2018 International Journal of Economics Research. Journal advaned Agricultural Technologies. E. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat 5 Tahun Terakhir No Tahun 1. 2011 2. 2012 3 2010 4 2018 5. 2018 JudulPenelitian (Ketua/Anggota) IbIKKProduk semen beku kambing Boer Unggul IbIKKProduk semen beku kambing Boer Unggul Pendidikan ketrampilan diversifikasi produk olahan buah Tamarillo di desa Sumber Brantas Kota Batu Memotivasi gemar makan telur pada anak-anak di Yayasan Yatim Piatu Al Kahfi,Malang. Pendidikan Ketrampilan membuat olahan Dendeng Kelinci di Desa Pagelaran Kabupaten Malang. Sumber Dana Jumlah (Rp) Dikti 90.000.000 Dikti 90.000.000 Kemendiknas 20.000.000 Mandiri -1.500.000 Kabupaten Malang 2.000.000 16 (anggota) 6 2017 Ice cream Nitrogen. Dikti 150.000.000 (anggota) Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah Malang, 12 Maret 2019 Dosen Pembimbing, (Dr. Ir. Umi Wisapti Ningsih, MS.) NIDN. 0015105606 17 Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan A. Peralatan Penunjang No. Material 1. 2. Sewa Kamera DSLR Sewa Handy Cam Justifikasi Pemakaian Dokumentasi Dokumentasi Kuantitas 1 Buah x 5 Bulan 1 Buah x 5 Bulan Harga Satuan Jumlah (Rp.) (Rp.) 300.000 1.500.000 160.000 800.000 SUB TOTAL 2.300.000 B. Bahan Habis Pakai No. Material 1. Print Pengajuan Proposal Proposal Jilid Proposal Pengajuan Proposal Fotokopi Penelitian 5 Buah Surat Pernyataan Peminjaman Buku 6. Materai Studi Literatur Kertas A4 7. 8. 9. 10. Bolpoin Paper Clip Pensil CD RW 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Penghapus Penghapus Tinta Perekat Pita Spidol Proposal Laporan Laporan Konsumsi 19. 20. Loose Leaf Name Tag 21. 22. 23. 2. 3. 4. 5. Justifikasi Pemakaian Kuantitas 5 Buah 1000 Lembar Harga Satuan Jumlah (Rp.) (Rp.) 30.000 150.000 4.000 300 20.000 300.000 3 Buah - 6.000 50.000 18.000 50.000 Print Hasil Penelitian 1 Rim 55.000 55.000 Mencatat Data Menjepit Berkas Mencatat Data Laporan Hasil Penelitian Menghapus Menghapus 10 Buah 1 Pak 10 Buah 5 Buah 5.000 10.000 3.000 7.000 50.000 10.000 30.000 35.000 3 Buah 3 Buah 3.000 4.000 9.000 12.000 Pemberkasan Menulis Berkas Pengandaan Progress Hasil Penelitian Makan dan Minum 5.000 3.000 30.000 30.000 30.000 25.000 30.000 18.000 150.000 150.000 150.000 1.125.000 Mencatat Tanda Pengenal 6 Rol 6 Buah 5 Rangkap 5 Rangkap 5 Rangkap 3kali x 3 Orang x 5 Bulan 4 pak 3 Buah 5.000 5.000 20.000 15.000 Map Membawa Berkas 3 Buah 3.000 9.000 Papan Dada Souvenir Alas Menulis Partisipan Penelitian 3 Buah 6 Buah 15.000 30.000 SUB TOTAL 45.000 180.000 2.619.000 18 C. Perjalanan No. Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas 1. Ke Lokasi Penelitian 2x3 Orang Seluruh kegiatan penelitian - 2. Tiket Perjalanan (PP) Akomodasi Harga Satuan Jumlah (Rp.) (Rp.) 100.000 600.000 1.250.000 1.250.000 SUB TOTAL 1.850.000 D. Lain – lain No. Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas 1. Publikasi Artikel Ilmiah Luaran 2 kali Harga Satuan Jumlah (Rp.) (Rp.) 300.000 600.000 SUB TOTAL 600.000 TOTAL KESELURUHAN 7.369.000 19 Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas Kemal Pasya Nugraha Ketua Pelaksana Deha A. Fidiah Fitri Ibnu Mulyo Kuncoro Divisi Dokumentasi Kegiatan dan Analisa Masyarakat Divisi Administrasi dan Keuangan 20 No. Nama / NIM Program Studi Bidang Ilmu 1. Kemal Pasya Nugraha 185050101111078 Peternakan Ilmu Peternakan 2. Ibnu Mulyo Kuncoro 185050101111075 Peternakan Ilmu Peternakan 3. Deha A. Fidiah Fitri 185050101111067 Peternakan Ilmu Peternakan Alokasi Waktu Uraian Tugas (Jam/Minggu) 72 jam / Ketua Minggu Pelaksana, Penulisan Draf Paten 72 jam/ Divisi Minggu Administrasi dan Keuangan 72 jam/ Divisi Minggu Dokumentasi Kegiatan,dan Analisa Masyarakat 21 Lampiran 4. Daftar Pertanyaan Kuisioner No. 1 Nama Mr. A Posisi Informan Tokoh Masyarakat Data yang diperoleh Bagaimana respon masyarakat tentang Antibiotic Growth Promoter? Berapa jumlah peternak ayam petelur? 2 Mr. B Peternak Bagaimana keadaan ekonomi dari peternak ayam petelur? Dapatkah anda menjelaskan apa itu Antibiotic Growth Promoter? Berapa persen penggunaan AGP dalam ransum? Berapa jumlah telur yang dihasilkan perhari? (sebelum AGP dilarang) 3 Mr. C Penjual Berapa jumlah telur yang dihasilkan perhari? (setelah Pelarangan AGP) Berapa jumlah penjualan telur dalam 1 bulan? Berapa jumlah penjualan telur dalam 3 bulan? Berapa jumlah penjualan telur dalam 6 bulan? 4 Mr. D Pembeli 5 Mr. E Pengepul Pada waktu tertentukah intensitas pembelian telur mengalami kenaikan? Berapa jumlah pembelian telur dalam perhari? Berapa jumlah penjualan telur dalam waktu 3 bulan? Berapa jumlah pembelian telur dalam 3 bulan? Berapa butir telur yang datang setiap satu kali masa pembelian 22 dari peternak? 6 Mr. F Penyuluh Dinas Peternakan Berapa jumlah peternak ayam petelur? Bagaimana regulasi penggunaan Antibiotic Growth Promoter dalam ransum Layer? Berapa luas lahan peternakan ayam petelur di Kabupaten Blitar? Bagaimana keadaan pertumbuhan produktivitas telur ayam di Kabupaten Blitar? (setelah pelarangan AGP) 23