FUNGSI DETERMINAN Definisi Jika A adalah Matriks n x n , maka sub-matriks berukuran (n-1) x (n-1) yang diperoleh dari A dengan menghapus baris ke-I dan kolom ke-j dinamakan minor entri (ij) dari matriks A dan dilambangkan dengan Mij atau Mij(A). Contoh a11 a A 21 a31 a41 M 11 a12 a13 a22 a23 a32 a33 a42 a43 a22 a32 a42 a23 a33 a43 a14 a24 a34 a44 a24 a34 a44 M 34 a11 a21 a41 a12 a22 a42 a22 M 22 ( M11 ( A)) a42 a13 a23 a43 a24 a44 Definisi Jika matriks A berukuran n x n , fungsi determinan dinyatakan oleh det dan det(A) didefinisikan sebagai n det( A) aij (1) det( M ij ) 1 j j 1 a11 det a21 a12 a11a22 a12a21 a22 Contoh matriks 3x 3 a11 a12 det( A) a21 a22 a31 a32 a13 a23 a33 a11 (1)11 det M 11 a12 (1)1 2 det M 12 a13 (1)13 det( M 13 ) a a11 det 22 a32 a23 a21 a det 12 a a33 31 a22 a32 a11 (a22a33 a23a32 ) a12 (a21a33 a23a31 ) a13 (a21a32 a22a31 ) a11a22a33 a12a23a31 a13a21a32 a11a23a33 a12a21a33 a13a22a31 ) Teorema 2.1 Putaran matriks mempunyai sifat0sifat berikut untuk semua matriks A dan B yang memungkinkan dilakukan pengelolaan yang ditujukan 1. (AT)T=A 2. (A+B)T=AT+BT 3. (kA)T =kAT 4. (AB)T=BTAT . (A-1)T=(AT)-1 1. (AT)T=A 2. (A+B)T=AT+BT 3. (kA)T =kAT . 4. (AB)T=BTAT . . Perhitungan det (a): suatu cara yang lebih baik TEOREMA 1 Jika A adalah sembarang matriks kuadrat yang mengandung sebaris bilangan nol,maka det (A) = 0 contoh TEOREMA 2 Jika A adalah matriks segitiga n x n,maka det (A) adalah hasil kali entri-entri pada diagonal utama: yakni C O N T O H TEOREMA 3 Misalkan A adalah sembarang matriks n x n Jika A’ adalah matriks yang dihasilkan bila baris tunggal A dikalikan oleh konstan k maka det (A)’ = K det (A) Jika A’ adalah matriks yang dihasilkan bila dua baris A dipertukarkan,maka det (A’) = - det (A) Jika A’ adalah matriks yang dihasilkan bila kelipatan satu baris A ditambahkan pada baris lain,maka det (A’) = det (A). CONTOH Karena operasi perkalian maka kebalikannya dikali Karena pertukaran antar baris maka dikali - Karena pertambahan antar baris maka tidak berpengaruh Teorema 4 Jika B diperoleh dari A dengan cara membagi setiap unsur baris ke – i dengan k (memfaktorkan k dari baris ke i) TEOREMA 5 Jika B diperoleh dari A melalui pengolahan dasar baris jenis III SIFAT – SIFAT LAIN DETERMINAN = Sifat 2.8 Misalkan A, A’, dan A” adalah matriks n x n yang hanya berbeda dalam baris tunggal, katakanlah baris ke r, dan anggaplah bahwa baris ke r dari A” dapat diperoleh dengan menambahkan entri-entri yang bersesuaian dalam baris r dari A dan dalam baris ke r dari A’. Maka : det(A”) = det(A) + det (A’) Hasil yang serupa berlaku untuk kolom-kolom itu. Contoh : Diberikan matriks A = . Maka, Teorema 2.3 Sebuah A berodo n x n dapat dibalik jika dan hanya jika A ≠ 0 . Bukti : Jika A dapat dibalik, maka I = A.A-1 sehingga 1 = det(I) = det(A). det(A-1). Jadi det(A) ≠ 0 Akibat Jika A dapat dibalik, maka Bukti Karena A.A-1 = I, maka det(A.A-1) = det(I) yaitu det(A.A-1) = 1. Karena det(A)≠0, bukti tersebut dapat dilengkapi dengan membaginya dengan det(A). Contoh 1 Contoh 2 Manakah dari matriks di atas yang dapat dibalik ? • det(B) = 0, sehingga B tidak dapat dibalik • det(A) = -5, sehingga B dapat dibalik dan det(A-1) = -1/5 Sifat 2.9 Untuk sebarang matriks A dan B yang berukuran n x n, det(AB) = det(A) . det(B) Bukti : Jika A adalah matriks dasar dan jika A dapat dibalik, maka A dapat diucapkan sebagai satuan hasilkali beberapa matriks dasar, A = E1 E2 ... Ek . Dengan demikian, dengan menerapkan secara berulang-ulang kenyataan bahwa teorema ini det(AB) = det( A = E1 E2 ... Ek B ) = det( E1 ) det( E2 ) ... det( Ek ) det(B) = det (E1 E2 ... Ek) det(B) = det(A) det(B) Jika A singular maka begitu juga dengan AB sehingga dalam hal ini memperoleh det(AB) = 0 = 0 . det(B) = det(A) . det(B) Contoh Hitunglah det(AB) jika dan Maka, det(A) = ( 1 x 3 ) – ( 4 x 2 ) = -5 det(B) = ( 4 x 2 ) – ( 1 x 3 ) = 5 det(AB) = det(A) x det(B) = -25 Definisi 2.5 Untuk sembarang matriks A berukuran n x n, ajoin matriks A didefenisikan sebagai matriks n x n yang unsur pada posisi (i,j)-nya adalah kofij(A). Matriks ajoin ini akan kita lambangkan dengan Aj(A) Teorema 2.4 Untuk sembarang matriks A berukuran n x n A . Aj(A) = Aj(A) . A = det(A) . I , dan jika det(A) ≠ 0 Bukti Mula-mula diperlihatkan bahwa A . adj(A) = det(A) . I Tinjaulah hasil kali Entri dalam baris ke i dan kolom ke j dari A adj(A) adalah ai1Cj1 + ai2Cj2 + ... + ainCjn Jika i = j, maka persamaan di atas adalah ekspansi dari det(A) sepanjang baris ke i dari A. sebaliknya jika i ≠ j, maka koefisienkoefisien a dan kofaktor-kofaktor berasal dari baris-baris A yang berbeda, sehingga nilai dari persamaan tersebut sama dengan nol. Karena A dapat dibalik, maka det(A) ≠ 0. Selanjutnya, persamaan di atas dapat dituliskan kembali sebagai Atau Dengan mengalikan kedua ruas dari kiri dengan menghasilkan akan Contoh Gunakan rumus ajoin untuk membalik matriks A= Adj(A) = det(A) = 19 . Matriks ajoin A adalah Teorema 2.5 Kaidah Cramer. Jika A adalah sebuah matriks tidak singular berukuran n x n, maka solusi tunggal bagi sistem linier AX = K adalah Dalam hal ini Ai, adalah matriks A yang kolom ke-inya diganti dengan K. Contoh : Gunakan kaidah Cramer untuk memecahkan sistem AX = K jika