Uploaded by User3625

Tamplate Jurnal AASEC

advertisement
Analisis kebutuhan infrastruktur mobile learning
pada integrasi mobile learning dan project based
learning pada pendidikan teknologi kejuruan
Sugiyanto, Agus setiawan, Ana*
Technological and Vocational Education Students Programs Graduate School,
Universitas Pendidikan Indonesia.
Jl. Dr. Setiabudhi no 229, Bandung, West Java, Indonesia.
Corresponding author : [email protected]
ABSTRACT
Adanya perubahan prilaku peserta didik dalam proses belajar diakibatkan berkembangnya
aplikasi mobile dan perangkat smartphone, makalah ini membahas tentang integrasi mobile
learning dan project based leaarning dalam peningkatan kompetensi pada pendidikan
teknologi kejuruan, dengan tujuan untuk menghasilkan sebuah model pembelajaran Project
Based Learning yang terintegrasi dalam sebuah sistem mobile learning untuk mendapatkan
konsep belajar yang efektif dan efesien dengan menggunakan alat dan perangkat yang dimliki
peserta didik untuk tercapainya tujuan kompetensi pembelajaran dengan menciptakan
perangkat untuk memenuhi kebutuhan dalam proses pembelajaran di sekolah yang
diimplementasikan menggunakan model pembelajaran project based learning yang terukur,
sehingga indikator pembelajaran tercapai sesuai dengan kompetensi.
Methode yang dilakukan dalam makalah ini adalah dengan pengembangan model design
integrasi mobile learning dan project based learning dalam peningkatan kompetensi, didasari
dengan perkembangan kebutuhan proses pembelajaran di dalam kelas atau diluar kelas
berbasis project based learning dan mobile based learning dengan mengoptimalisasi sumber
daya tekhnologi informasi yang berkembang saat ini.
Hasil evaluasi dari makalah ini adalah adanya ketersesuaian meningkatnya kompetensi
peserta didik dalam pembelajaran menggunakan model integrasi project based learning yang
diintegrasikan menggunakan aplikasi mobile sebagai interface aplikasi mobile yang diakses
menggunakan perangkat teknologi informasi. Implikasi dari temuan ini adanya hubungan
secara langsung antara model yang dikembangkan ini terhadap peningkatan kompetensi
peserta didik dalam proses belajar.
Kata kunci: Project Based Learning, Mobile Learning, Kompetensi
A. LATAR BELAKANG
Setengah dari pertumbuhan produktivitas Uni Eropa dalam 15 tahun hingga 2010
telah dipicu oleh informasi dan komunikasi technologies. European Union’s Digital Agenda
adalah salah satu dari tujuh bidang prioritas strategis untuk mendukung strategi pertumbuhan
Eropa 2020. Website sosial dapat diakses oleh semua jika mereka dirancang sesuai dengan
prinsip-prinsip tertentu.[1] Tren modern dalam dunia web sedang menuju proses
pengembangan website untuk mencapai prinsip-prinsip aksesibilitas dan aturan dalam semua
kategori pengguna, terlepas dari status kesehatan, dari wilayah geografis, teknologi yang
digunakan, atau faktor-faktor lain. meskipun tidak diperlukan untuk menerapkan prinsipprinsip aksesibilitas, masih banyak situs web yang ada dibangun tanpa mengambil isu-isu ini
yang menjadi pertimbangan.[2] World Wide Web Consortium (W3C) telah menetapkan
standar internasional untuk aksesibilitas situs yang mencoba untuk memastikan bahwa setiap
orang memiliki kesempatan yang sama untuk menggunakan bahan yang dipublikasikan di
World Wide Web (Web). Direktur W3C, Tim Berners-Lee, yang diakui sebagai penemu Web,
menyatakan: 'Kekuatan Web adalah di universalitasnya. Akses oleh semua orang terlepas dari
segala kekurangn adalah aspek penting '(Henry & McGee 2010). Versi terbaru dari Pedoman
yang diterbitkan oleh W3C Web Accessibility Initiative dikenal sebagai Web Content
Accessibility Guidelines Version 2.0 (WCAG 2.0) [3]. Definisi dari accessability situs adalah
kemampuan website untuk diakses oleh pengguna menggunakan semua teknologi browser
yang ada. Aksesibilitas situs juga mengacu pada kemampuan pengguna untuk memahami
semua informasi yang terdapat dalam website dan kemampuan pengguna untuk berinteraksi
dengan situs web jika diperlukan [4]. Informasi pada halaman Web dapat diakses secara
langsung atau dengan penggunaan berbagai teknologi pendukung. Sebuah situs web yang
cukup fleksibel untuk digunakan oleh semua teknologi bantu yang disebut sebagai sebuah
situs web diakses. Teknologi pendukung yang dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa
desain web sesuai dengan pedoman aksesibilitas[5]. Halaman web semakin mematuhi
pedoman aksesibilitas, semakin mudah bagi teknologi pendukung untuk membuat halaman
sesuai dengan kebutuhan pengguna [6].
Peningkatan kebutuhan akan kemudahan akses website, pemerintah setempat telah
melakukan upaya terhadap pembangunan website agar lebih mudah diakses. Banyak dari
peneliti yang telah melakukan penelitian aksesibilitas. Penelitian kualitas isi dari website
sekolah Portugis telah dilakukan oleh Paula dan Rocha (2014). Para peneliti telah melakukan
survey pada kontens dasar seperti dokumentasi, interaktivitas, dukungan pelanggan, dll.
Selain itu beberapa peneliti seperti Iglesias et al. (2014) fokus penelitian mereka pada
Learning Content Management System. Mereka telah melakukan studi perbandingan tiga
open source Learning Content Management System yaitu Moodle, ATutor, dan Sakai.
Analisis aksesibilitas pada alat dan sistem authoring sesuai dengan pedoman yang telah
dilakukan. Perbandingan dilakukan pada 4 parameter yaitu template dan tema yang dapat
diakses, editor konten yang dapat diakses, invasif Javascript dan tabel untuk layout. Dalam
makalahnya telah menganalisis aksesibilitas situs-situs lembaga pendidikan Top dari berbagai
negara. Sebuah analisis komparatif dari situs yang telah dilakukan atas dasar pedoman
aksesibilitas [7]. Analisis aksesibiltas website ini belum dilakukan untuk berfokus pada
pendidikan vokasi.
Untuk menjawab permasalahan diatas, penulis akan menganalisis aksesibiltas website
yang berfokus pada pendidikan vokasi dengan study kasus pendidikan poleteknik di
Indonesia dengan berpedoman pada standar pedoman aksesibiltas yang diterbitkan oleh Web
Content Accessibility Guidelines Version 2.0 (WCAG 2.0). menggunakan validator web
EvalAccess 2.0 dan MobileOk Checker.
B. METODE PENELITIAN
Ada beberapa standar yang mendefinisikan aksesibilitas website yang dibutuhkan.
Merupakan standar yang ditentukan oleh World Wide Web Consortium (W3C) yaitu Web
Accessibility Initiative (WAI) dengan memiliki pedoman yang dijabarkan WAI, Authoring
Tool Accessibility Guidelines (ATAG) dan Web Content Accessibility Guidelines (WCAG).
WCAG adalah standar ISO / IEC 40500: 2012 untuk aksesibilitas konten web. Menurut
standar ini, konten web harus memenuhi beberapa persyaratan minimum yang disebut
“success criteria” persyaratan diinginkan sesuai pedoman WCAG termasuk memberikan
alternatif teks untuk konten non-teks, memberikan alternatif untuk media, konten harus rapi
dengan cara yang berbeda, Pengguna harus dapat melihat dan mendengar konten dengan
mudah, Semua fungsi tersebut harus dapat diakses melalui keyboard, Sediakan waktu yang
cukup untuk pengguna untuk menggunakan konten, konten harus dilayari, konten teks harus
dibaca dan dimengerti, konten web harus diprediksi, Maximize kompatibilitas dengan agen
saat ini dan masa depan.[7]
Untuk medapatkan data yang dibutuhkan untuk penelitian dengan menggunakan
pendekatan hybrid yang diadopsi dalam audit website, menyelesaikan survei on-line dan
wawancara dengan memilih administrator perpustakaan umum dan pustakawan yang
bersedia. Penelitian ini mengambil pendekatan multi-faceted untuk pengumpulan data.
Penelitian ini dimasukkan teknik kuantitatif seperti on-line aksesibilitas website, data
kualitatif mendukung temuan ini diperoleh dari survei dan wawancara [3]
Dalam makalah ini penulis menggunakan instrumen penelitian dengan menggunakan alat
bantu untuk mengukur tingkat aksesibilitas sebuah web yaitu EvalAccess (versi 2.0) dan
MobileOK Checker v1.2.2 sebagai validator web.
1. EvalAccess (versi 2.0), dikembangkan oleh Laboratory of HCI for Special Needs UPV/EHU. Tool ini menyediakan metode yang berbeda untuk mengevaluasi
aksesibilitas web, yaitu aksesibilitas single web page, evaluasi terhadap sebuah web
site, dan evaluasi terhadap mark up HTML. Tool ini memberikan laporan yang
lengkap tentang kesalahan yang dihasilkan dari proses evaluasi. Standar yang
digunakan oleh EvalAccess 2.0 adalah WCAG 1.0.
2. MobileOK Checker v1.2.2, digunakan untuk menguji aksesibilitas mobile sebuah web
(mobile-friendliness). Sebuah halaman web dianggap mobileOK jika melalui semua
tes yang dilakukan. Standar yang digunakan oleh mobileOK Checker adalah Mobile
Web Best Practices 1.0 dan Mobile Web Best Practices flipcard
C. DESAIN EKSPERIMEN
Tujuan penelitian ini menguji tingkat aksesibilitas dari 39 web politeknik negeri di
Indonesia berdasarkan peringkat dari data perguruan tinggi di indonesia. Pada percobaan
terdapat perbedaan kemampuan antara orang normal dan penderita cacat dalam mengakses
web sebuah website. Padahal semua orang mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan
informasi dari sebuah web. Selain itu, perkembangan pesat dalam perangkat mobile juga
menuntut sebuah perguruan tinggi untuk membuat sebuah website yang lebih mobilefriendly. Data yang diambil merupakan data dari 39 website politeknik yang masuk dalam
kategori politeknik negeri karena bisa dianggap mewakili website politeknik yang maju
dalam penerapan teknologi informasinya. Data diambil dari http://ristekdikti.go.id/wpcontent/uploads/2016/02/klasifikasi20151.pdf.
Dalam mengevaluasi aksesibilitas sebuah web, penulis menggunakan validator web yang
tersedia secara online karena lebih mudah untuk digunakan. Proses validasi dengan
menggunakan tool yang sudah ditetapkan dengan cara memasukkan alamat website/URL
tersebut dan tool tersebut akan menampilkan hasil yang kemudian akan direkam dengan
menggunakan Microsoft Excel ataupun SPSS.
Tabel 1.0 Daftar Politeknik Negeri Indonesia
No Nama Politeknik
Alamat Website
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Website: www.polman-bandung.ac.id
Website: www.pnj.ac.id
Website: www.polmed.ac.id
Website: www.polban.ac.id
Website: www.polines.ac.id
Website: www.polsri.ac.id
Website: www.polinela.ac.id
Website: www.polnam.ac.id
Website: www.polinpdg.ac.id
Website: www.pnb.ac.id
Website: www.poliupg.ac.id
Website: www.polimdo.ac.id
Website: www.ppns.ac.id
Website: www.pnl.ac.id
Website: www.pnk.ac.id
Website: www.pens.ac.id
Website: www.polije.ac.id
Website: www.politanikoe.ac.id
Website: www.polikant.ac.id
Website: www.polinema.ac.id
Website: politanisamarinda.ac.id
Website: www.politanipyk.ac.id
Website: polimedia.ac.id
Website: www.polman-babel.ac.id
Website: www.polibatam.ac.id
Politeknik Manufaktur Bandung
Politeknik Negeri Jakarta
Politeknik Negeri Medan
Politeknik Negeri Bandung
Politeknik Negeri Semarang
Politeknik Negeri Sriwijaya
Politeknik Negeri Lampung
Politeknik Negeri Ambon
Politeknik Negeri Padang
Politeknik Negeri Bali
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Politeknik Negeri Manado
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Politeknik Negeri Lhokseumawe
Politeknik Negeri Kupang
Politeknik Elektronik Negeri Surabaya
Politeknik Negeri Jember
Politeknik Pertanian Negeri Kupang
Politeknik Perikanan Negeri Tual
Politeknik Negeri Malang
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Politeknik Negeri Media Kreatif
Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung
Politeknik Negeri Batam
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
Politeknik Negeri Bengkalis
Politeknik Negeri Balikpapan
Politeknik Negeri Madura
Politeknik Maritim Negeri Indonesia
Politeknik Negeri Banyuwangi
Politeknik Negeri Madiun
Politeknik Negeri Fakfak
Politeknik Negeri Sambas
Politeknik Negeri Tanah Laut
Politeknik Negeri Subang
Politeknik Negeri Ketapang
Politeknik Negeri Cilacap
Politeknik Negeri Indramayu
Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene
Kepulauan
Website: polbeng.ac.id
Website: www.poltekba.ac.id
Website: www.poltera.ac.id
Website: www.polimarin.ac.id
Website: www.poliwangi.ac.id
Website: www.pnm.ac.id
Website: www.polinef.ac.id
Website: www.poltesa.ac.id
Website: www.politala.ac.id
Website: www.polsub.ac.id
Website: polinka.ac.id
Website: www.politeknikcilacap.ac.id
Website: www.polindra.ac.id
Website:www.polipangkep.ac.id
1. Validasi Website Dengan Evalaccess 2.0
Gambar 1.0 Hasil Validasi Menggunakan Evalaccess 2.0 Pada Website
Proses validasi dapat dijalankan dengan cara meng-copy-kan alamat/URL website
tersebut ke tools yang kita gunakan. Setelah kita membuka halaman EvalAccess 2.0 maka
kita dapat memasukkan alamat website /URL perusahaan ke dalam kolom “Insert the
URL you want to evaluate :” dan secara kita dapat memilih prioritas yang akan di
tampilkan apakah lengkap atau hanya satu prioritas saja melalui “Show error with :
Priority Levels “. Tingkatan prioritas level ini adalah :
1. Prioritas 1 untuk menjamin kebutuhan dasar agar suatu web dapat di akses oleh
semua orang
2. Prioritas 2 untuk mengurangi secara signifikan hambatan dalam mengakses web
3. Prioritas 3 untuk peningkatan kecepatan dalam mengakses web.
Penentuan prioritas ini didasarkan pada panduan yang disediakan W3C, yang dijadikan
sebagai dasar/standar untuk pembuatan sebuah website.
2. Validasi Website Dengan Mobileok Checker
MobileOK Cheker digunakan untuk dapat mengetahui tingkat aksesibilitas website suatu
perusahaaan yang dibuka menggunakan perangkat mobile, seperti handphone atau PDA.
Saat ini penggunaan mobile internet sangatlah tinggi sehingga diharapkan perusahaan
dapat menggunakan kesempatan ini agar dapat lebih mendekatkan dirinya kepada
pelanggan.
Gambar 2.0 Hasil Validasi Menggunakan Mobileok Cheker Pada Website
D. PROSES EVALUASI
1. Evaluasi Evalaccess 2.0
http://sipt07.si.ehu.es/evalaccess2/crawler.html
Setelah melakukan validasi terhadap 39 website Politeknik Negeri di Indonesia maka
hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.0 Kesalahan Hasil Validasi Evalaccess 2.0 Untuk Prioritas 1
Jenis Kesalahan
Provide a text equivalent for every non-text element (e.g., via "alt",
"longdesc", or in element content). This includes: images, graphical
representations of text (including symbols), image map regions,
animations (e.g., animated GIFs), applets and programmatic
objects, ascii art, frames, scripts, images used as list bullets,
spacers, graphical buttons, sounds (played with or without user
interaction), stand-alone audio files, audio tracks of video, and
video
Total
Banyak
Situs
% dari
total
Banyaknya
kesalahan
16
41%
197
16
41%
197
Dari tabel 2.0 dapat diambil kesimpulan bahwa masih banyak politeknik yan g kurang
memperhatikan aksesibilitas website-nya (sebanyak 16 dari 39 politeknik negeri di
Indonesia), karena prioritas 1 ini merupakan dasar bagai sebuah website agar dapat
diakses dengan mudah oleh siapapun.
Tabel 3.0 Kesalahan Hasil Validasi Evalaccess 2.0 Untuk Prioritas 2
Jenis Kesalahan
Use relative rather than absolute units in markup language attribute
values and style sheet property values.
For scripts and applets, ensure that event handlers are input deviceindependent.
Until user agents allow users to turn off spawned windows, do not
cause pop-ups or other windows to appear and do not change the
current window without informing the user.
Associate labels explicitly with their controls.
Avoid deprecated features of W3C technologies.
Provide metadata to add semantic information to pages and sites
Total
Banyak
Situs
% dari
total
Banyaknya
kesalahan
6
10%
15
7
13%
65
24
44%
233
16
1
1
52
29%
2%
2%
100%
49
2
1
365
Hasil dari validasi pada prioritas ke-2 menunjukkan sejumlah website politeknik
yang masih banyak ditemukan banya hambatan dalam mengakses website.
Tabel 4.0 Kesalahan Hasil Validasi Evalaccess 2.0 Untuk Prioritas 3
Banyak
situs
Jenis Kesalahan
Identify the primary natural language of a document
Provide summaries for tabels
Provide abbreviations for header labels
Total
26
9
2
35
%
dari
total
70%
24%
6%
100%
Banyaknya
kesalahan
26
65
22
113
Hasil dari validasi pada prioritas ke-3 menunjukkan masih banyaknya website
politeknik yang masih memperlambat kecepatan akses dari website yang mereka miliki.
2. Evaluasi Mobileok Checker
http://www.page2images.com/mobile_ok_checker
Tabel 4.0 Jumlah kesalahan berdasarkan kategori kesalahan
No
Kategori Kesalahan
1
Hight
32
2
Medium
37
70
35%
3
Low
37
74
35%
203
100,00%
Jumzah
Jumlah Situs
Jumlah
Kesalahan
59
Prosentase
Kesalahan
30%
Keterangan dari tabel 5.0 menunjukkan bahwa kategori kesalahan lebih dari 30%
yang memiliki keselahan berdasarkan hasil validasi menggunakan mobile checker,
artinya lebih dari 82% website politeknik negeri masih belum mobile-friendly.
Tabel 5.0 Peringkat Teratas Aksesibilitas Mobile Dengan Mobileok Checker
No
1.
2.
3.
Peringkat
Perguruan
Tinggi
316
608
202
4.
5.
356
691
6.
370
7.
281
8.
741
9.
10.
11.
12.
1242
384
2807
1866
Politeknik
Alamat situs/url
Skor
Politeknik Negeri Bali
Politeknik Negeri Manado
Politeknik Negeri
Lhokseumawe
Politeknik Negeri Kupang
Politeknik Pertanian Negeri
Kupang
Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda
Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh
Politeknik Negeri Media
Kreatif
Politeknik Negeri Batam
Politeknik Negeri Bengkalis
Politeknik Negeri Madura
Politeknik Maritim Negeri
Indonesia
Website: www.pnb.ac.id
Website: www.polimdo.ac.id
Website: www.pnl.ac.id
82%
82%
82%
Website: www.pnk.ac.id
Website: www.politanikoe.ac.id
82%
82%
Website: politanisamarinda.ac.id
82%
Website: www.politanipyk.ac.id
82%
Website: polimedia.ac.id
82%
Website: www.polibatam.ac.id
Website: polbeng.ac.id
Website: www.poltera.ac.id
Website: www.polimarin.ac.id
82%
82%
82%
82%
Hasil evaluasi aksesibilitas website dengan menggunakan mobileOk Checker dari 29
Politeknin Negeri di Indonesia, menunjukkan ada 12 setara dengan 31% website
politeknik yang tidak mobile-friendly yakni dengan skor dibawah 50%. Sedangkan 27
setara sekitar 69% website politeknik yang mobile-friendly yakni dengan skor diatas 50%
Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara hasil klasifikasi dan
pemeringkatan perguruan tinggi yang dikeluarkan oleh website Kementerian Riset
Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia pada tahun 2016 dengan peringkat
aksesibiltas mobile menurut MobileOK Checker. Politeknik yang berada diperingkat
yang lebih bawah pada pemeringkatan menurut Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia bisa jadi menduduki peringkat aksesibilitas
website yang lebih tinggi.
E. KESIMPULAN
Hasil analisis penelitian, memberikan petunjuk bahwa tidak ada hubungan antara hasil
klasifikasi dan pemeringkatan perguruan tinggi yang dikeluarkan oleh website
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia pada tahun
2016 dengan peringkat aksesibiltas mobile menurut MobileOK Checker. Politeknik yang
berada diperingkat yang lebih bawah pada pemeringkatan menurut Kementerian Riset
Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia bisa jadi menduduki peringkat
aksesibilitas website yang lebih tinggi.
Agar perguruan tinggi dapat meningkatkan aksesibilitas website tersebut, yang harus
dilakukan adalah pertama, harus disediakan panduan universal yang berlaku untuk semua
website desainer, sehingga terdapat keseauaian dengan aturan. Selain itu, untuk
menghindari setiap kesalahan aksesibilitas yang ditemukan di antara 100 website tersebut,
setiap halaman website harus diuji secara eksplisit untuk aksesibilitas melalui prosedur
yang beragam termasuk dengan cara otomatis dan pemeriksaan secara manual. Cara
otomatis yaitu perlu dilakukan proses evaluasi dengan website pengevaluasi seperti
EvalAccess yang kami pakai atau dengan evaluator yang lain, sedangkan cara manual
yaitu dengan proses evaluasi yang dilakukan secara manual oleh manusia, sehingga dapat
lebih meminimalisasi kesalahan-kesalahan yang terjadi. Sehingga untuk kedepannya para
desainer website dapat membuat situs mereka sehingga dapat dengan mudah diakses oleh
seluruh pengguna.
Daftar Pustaka
[1]
C. Easton, “Website accessibility and the European Union: citizenship, procurement
and the proposed Accessibility Act,” Int. Rev. Law, Comput. Technol., vol. 27, no. 1–2,
p. 187, 2013.
[2]
Y. M. Tashtoush, A. F. Darabseh, and H. N. Al-Sarhan, “The Arabian E-government
websites accessibility: A case study,” in 2016 7th International Conference on
Information and Communication Systems (ICICS), 2016, pp. 276–281.
[3]
V. Conway, “Website Accessibility in Western Australian Public Libraries,” Aust.
Libr. Journal, vol. 60, no. 2, pp. 103–112, May 2011.
[4]
H. Jati and D. D. Dominic, “Website accessibility performance evaluation in
Malaysia,” Proc. - Int. Symp. Inf. Technol. 2008, ITSim, vol. 1, pp. 6–8, 2008.
[5]
E. Walshe and B. McMullin, “Browsing Web Based Documents Through an
Alternative Tree Interface: The WebTree Browser,” 2006, pp. 106–113.
[6]
S. Hong, P. Katerattanakul, and D. Lee, “Evaluating government website
accessibility,” Manag. Res. News, vol. 31, no. 1, pp. 27–40, Dec. 2007.
[7]
N. Kesswani and S. Kumar, “Accessibility analysis of websites of educational
institutions,” Perspect. Sci., vol. 8, pp. 210–212, Sep. 2016.
[8]
http://ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/klasifikasi20151.pdf
[9]
http://validator.w3.org/mobile/help.html
[10] http://sipt07.si.ehu.es//evalaccess2/help.html
[11] http://www.w3.org/standards/webdesign/accessbility
Download