Uploaded by User3572

TELAAH KURIKULUM KELOMPOK 1952

advertisement
1. KURIKULUM
Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah semua
pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara
kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Pengertian Kurikulum Menurut Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha
menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid
memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.
Pengertian Kurikulum Menurut Beauchamp (1968): Kurikulum adalah
dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta
didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupaka suatu rancangan
pembelajaran yang telah ditulis oleh seorang pendidik dan akan diterapkan dalam
suatu pembelajaran di sekolah.
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus
sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum dapat (paling tidak
sedikit) meramalkan hasil pendidikan/pengajaran yang diharapkan karena ia
menunjukkan apa yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh
peserta didik.
Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang
sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan
perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah.
Menurut Sudjana (1993 : 37) pada umumnya perubahan struktural kurikulum
menyangkut komponen kurikulum yakni:
a. Perubahan dalam tujuan. Perubahan ini didasarkan kepada pandangan hidup
masyarakat dan falsafah bangsa.
b. Perubahan isi dan struktur. Perubahan ini meninjau struktur mata pelajaran -mata
pelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk isi dari setiap mata pelajaran.
c. Perubahan strategi kurikulum. Perubahan ini menyangkut pelaksanaan kurikulum
itu sendiri yang meliputi perubahan teori belajar mengajar, perubahan sistem
administrasi, bimbingan dan penyuluhan, perubahan sistem penilaian hasil belajar.
d. Perubahan sarana kurikulum. Perubahan ini menyangkut ketenagaan baik dari segi
kualitas dan kuantititas, juga sarana material berupa perlengkapan sekolah seperti
laboraturium, perpustakaan, alat peraga dan lain-lain.
e. Perubahan dalam sistem evaluasi kurikulum. Perubahan ini menyangkut
metode/cara yang paling tepat untuk mengukur/menilai sejauh mana kurikulum
berjalan efektif dan efesien, relevan dan produktivitas terhadap program
pembelajaran sebagai suatu system dari kutikulum.
2. Kurikulum 1952 (Rencana Pelajaran Terurai)
Mengapa Kurikulum 1947 diganti dengan Kurikulum 1952?
Setelah Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia
mengalami
penyempurnaan.
Beberapa
alasan
dilakukannya
penyempurnaan
kurikulum 1947 melalui kurikulum 1952 adalah:
1. Kurikulum 1947 masih dibayang-bayangi pendidikan jaman penjajahan, sehingga
mengarah pada pola pengajaran penjajah.
2. Kurikulum 1947 belum memiliki orientasi ranah kognitif dan psikomotor namun
lebih dominan ranah afektif.
3. Kurikulum 1947 belum diterapkan di sekolah-sekolah sehingga belum
memberikan dampak pada terlaksananya pendidikan dan terbentuknya bangsa
Indonesia hingga secara resmi dilaksanakan pada tahun 1950.
Lahirnya kurikulum 1952 tidak terlepas dari sejarah kelahiran Kurikulum
1947. Bahkan dapat dikatakan bahwa Kurikulum 1952 adalah pembaharuan dari
Kurikulum 1947. Dikatakan demikian karena saat kurikulum 1947 berlaku belum ada
undang-undang pendidikan yang berlaku sebagai landasan operasionalnya. Hal ini
terjadi sampai tahun 1949. Baru setelah tahun 1950 undang-undang pendidikan yang
dikenal dengan Undang-undang No. 4 Tahun 1950 dapat dirampungkan. Selanjutnya
undang-undang itu disahkan pada tahun 1954 sebagai UU No. 12 Tahun 1954. Dari
situlah dikenal undang-undang pendidikan yang pertama kali, yaitu No. 4 Tahun 1950
jo. No. 12 Tahun 1954. Namun undang-undang itu tidak memberlakukan pelaksanaan
Kurikulum 1947.
Seiring dengan berlakunya undang-undang pendidikan No. 4 Tahun 1950 yang
baru dilaksanakan pada tahun 1954, kurikulum yang berlaku bukan lagi kurikulum
1947, tetapi kurikulum tahun 1952. Dengan kata lain, kurikulum 1952 merupakan
kurikulum pertama yang memiliki dasar hukum operasional.
Landasan yuridis kurikulum 1952 tidak berbeda jauh dari kurikulum 1947.
Landasan idiilnya adalah Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,
sedangkan landasan konstitusionalnya adalah UUD 1945.
Landasan operasional kurikulum 1952 adalah UU No. 4 Tahun 1950. Undangundang itu telah dirancang sebelum tahun 1950. Rancangan undang-undang itu yang
awalnya dibahas oleh BPKNIP tahun 1948 tidak dapat dilakukan karena terjadinya
clash II. Baru pada tanggal 29 Oktober 1949, RUU itu diterima oleh BPKNIP dan
disahkan oleh pemerintah RI pada tanggal 2 April 1950.
Seiring dengan terbentuknya kembali negara kesatuan RI setelah berada di
bawah pemrintahan RIS, maka UU No. 4 Tahun 1950 disempurnakan lagi dan
diterima oleh DPR pada tanggal 23 Desember 1953, pengesahannya dilakukan
pemerintah RI pada tanggal 12 Maret 1954 sebagai UU No. 12 Tahun 1954. Dengan
demikian maka dapat dipahami bahwa UU No. 12 Tahun 1954 sebenarnya merupakan
dasar hukum bagi pelaksanaan UU No. 4 Tahun 1950. Maka landasan operasional
kurikulum 1952 adalah UU No. 4 Tahun 1950 dan UU No. 12 Tahun 1954.
Kurikulum 1952 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu
kurikulum 1947, dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran. Karena
itu, kurikulum 1952 lebih dikenal sebagai Rencana Pelajaran Terurai 1952. Yang
paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana
pelajaran harusmemperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari.
Isi kurikulum 1952 merupakan penjabaran arah dan tujuan pedidikan sekolah
menengah dan tujuan kurikulum. Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa tujuan
pendidikan sekolah menengah dan tujuan kurikulum diarahkan pada penyiapan
pelajar ke pendidikan tinggi serta mendidik tenaga-tenaga ahli dalam berbagai
lapangan khusus, sesuai dengan bakat masing-masing dan kebutuhan masyarakat.
Hal itu didasarkan pada kesadaran akan corak pendidikan masa lampau.
Penjelasan itu dapat diperoleh pada penjelasan UU Nomor 4 Tahun 1950 Bab V pasal
7 ayat 3. Dalam undang-undang itu dinyatakan bahwa pada masa lampau pendidikan
menengah dibedakan menjadi dua, yaitu pendidikan menengah kejuruan dan
pendidikan menengah umum. Sekolah menengah umum mementingkan pelajaranpelajaran bagi perguruan tinggi, dan sekolah menengah kejuruan mendidik tenagarenaga dalam bermacam-macam pekerjaan kepandaian dan keahlian. Akibatnya
adalah sebagian besar dari siswa memilih pendidikan menengah umum, dengan
maksud supaya dapat meneruskan pendidikan ke sekolah yang lebih tinggi. Sementara
itu, sekolah.sekolah kejuruan kurang mendapat minat. Merespon minat siswa yang
rendah dalam melanjutkan ke sekolah kejuruan, pemerintah melakukan beberapa
upaya.
3. Struktur Kurikulum SD 1952
Pada tahun 1952, Kementrian pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan
menerbitkan buku Pedoman Kurikulum SD yang diberi nama “Rencana Pelajaran
Terurai untuk Sekolah Rakyat III dan IV”, fungsinya untuk membimbing para guru
dalam kegiatan mengajar di sekolah terhadap murid sekolah dasar. Organisasi
kurikulum yang digunakan adalah separated subjek curriculum, sedangkan mata
pelajaran yang diuraikan dalam rencana pembeljaran meliputi: Bahasa Indonesia,
Bahasa Daerah, Berhitung, Ilmu Alam, Ilmu Hayat. Ilmu Bumi, Sejarah. Dalam
prakteknya selain pelajaran tersebut diberikan juga pembelajaran lain seperti:
menyanyi, menggambar, pekerjaan tangan, dan olah raga (Wiryokusumo, 1988:97).
a. Bahasa Indonesia
Dalam pembelajaran terurai, pelajaran bahasa Indonesia dimulai dari kelas III,
sedangkan kelas sebelumnye diberikan bahasa daerah. Disini tidakditerangkan
bagaimana jika suatu daerahmenggunakan pengantar bahasa Indonesia.
Pelajaran ini meliputi: bercakap-cakap, membaca, ilmu bahan, menyalin,
dikte, latihan, menterjemah dan surat menyurat.
b. Bahasa Daerah
Pelajaran ini dimulai sejak kelas I, maksud dan tujuannya adalah agar anak
dapat memahami perkataan orang dan dapat menuturkan dan perasaan sendiri
demgam bahasa sederhana, baik dan jelas.
Pelajaran ini meliputi: bercakap-cakap, membaca dengan huruf latin jawa,
ilmu bahasa. Untuk kelas V dan VI membuat kalimat dengan kata-kata yang
diterangkan, menyalin dikte dan sebagainya.
c. Berhitung
Pelajaran ini menggunakan jalan pengajaran konsintris
Kelas I
: 1 – 20
Kelas II : 1 – 100
Kelas III : 1 – 1000
Kelas IV, V, VI : 1000 ke atas
Pelajaran meliputi: menambah, mengurangi, mencongak, ukuran, timbangan,
uang, pecahan dan lain-lain. Pelajaran dimulai dengan hal-hal yang mudah dan
sederhana kemudian makin menjadi sukar dan kompleks.
d. Ilmu Alam
Tujuannya: Menerangkan tentang kejadian-kejadian dalam kehidupan sehari-hari
yang sederhana yang berhubungan dengan ilmu alam.
Kegunaannya:Untuk mencerdaskan pikiran anak, menghilangkan takhyul dan
menanamkan kepercayaa kepada Tuhan. Pelajaran ini diberikan di kelas V dan VI
dan diberikan satu jam dalam seminggu.
e. Ilmu Hayat
Pelajaran ini terdiri dari pelajaran-pelajaran ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu hewan,
ilmu manusia yang diberikan secara terpisah-pisah.
f. Ilmu Bumi
Tujuan:

Mempelajari hal tentang tanah dan bangsa Indonesia, dan juga bangsa-bangsa
lain.

Menghargai Negara, bangsa Indonesia dan Negara lain.

Mempelajari hal pergaulan hidup dengan bangsa lain.
Pelajaran ini mulai diberikan pada kelas III, IV, V, VI. Jalannya pelajaran:

Mempersiapkan alat-alat

Mempelajari peta

Mengajarkan pengetahuan ilmu bumi

Memilih

Menyalin
g. Sejarah
Pelajaran ini dimulai dari kelas IV, V, VI.
Maksudnya:Supaya mengenal cerita-ceritayang dikenal umum yang berhubungan
dengan sejarah.
Tujuannya:

Memupuk rasa kebangsaan

Menghidupkan harga diri bangsa indonesia

Menghargai dan cinta kepada kebudayaan bangsa Indonesia dan kebudayaan
internasional.
Nilai-nilai pendidikan karakter dalam kurikulum pendidikan yang pernah
digunakan di Sekolah Dasar berdasarkan Rencana Pelajaran 1947 dan Rencana
Pelajaran Terurai 1952 yaitu : (1) Sifat manusia dan kewarga negaraan yang
diutamakan meliputi Perasaan bakti kepada Tuhan YME, (2) cinta pada alam,
negara, bangsa, dan kebudayaan, (3) cinta dan hormat kepada ibu dan
bapak, (4) berhak dan wajib ikut memajukan negaranya menurut pembawaan
dan kemampuan. (5) Keyakinan bahwa orang menjadi sebagian yang tak
terpisah dari keluarga dan masyarakat; (6) orang hidup dalam masyarakat harus
tunduk pada tata tertib; (7) pada dasarnya manusia itu sama harganya,
sebab itu berhubungan sesama anggota masyarakat harus bersifat hormat
menghormati, (8) berdasar atas rasa keadilan, dengan berpegang teguh atas
harga diri; (9) negara memerlukan warga negara yang rajin bekerja tahu
pada wajibnya, (10) jujur dalam fikiran dan tindakannya.
4. Struktur Kurikulum SMP 1952
Sementara umtuk tingkatan SMP, kurikulum 1952 atau yang lebih dikenal
dengan sebutan Rencana Pelajaran Terurai 1952 dirimci dalam tabel berikut:
Tabel . Struktur Kurikulum SMP 1952
No
Mata Pelajaran
I
Kelompok Bahasa
Jumlah Jam Pelajaran dalam Seminggu
I
II
III A
III B
1.
Bahasa Indonesa
5
5
6
5
2.
Bahasa Inggris
4
4
4
4
3.
Bahasa Daerah
2
2
2
1
11
11
12
10
Sub Jumlah
II
Kelompok Ilmu Pasti
1.
Berhitung dan Aljabar
4
3
2
4
2.
Ilmu Ukur
4
3
-
4
Sub Jumlah
8
6
2
8
III
Kelompok Penget. Alam
1.
Ilmu Alam / Kimia
2
3
2
2
2.
Ilmu Hayat
2
2
2
2
4
5
4
4
Sub Jumlah
IV
Kelompok Penget. Sosial
1.
Ilmu Bumi
2
2
3
3
2.
Sejarah
2
2
2
2
Sub Jumlah
4
4
5
5
V
Kelompok Pel. Ekonomi
I.
Hitung Dagang
-
1
2
-
II.
Pengetahuan Dagang
-
-
2
-
-
1
4
-
Sub Jumlah
VI
Kelompok Pel. Ekspresi
1.
Seni Suara
1
1
1
1
2.
Menggambar
2
2
2
2
3.
Pek. Tangan/Ker. Wanita
2
2
2
2
Sub Jumlah
5
5
5
5
Pendidikan Jasmani
3
3
3
3
-
-
-
-
2
2
2
2
37
37
37
37
VII
VIII Budi Pekerti
IX
Agama
Jumlah
Struktur kurikulum SMP tahun l952 mengacu pada tujuan pendidikan dan
tujuan kurikulum yang tercantum dalam UU No. 4 Tahun 1950. Beberapa hal yang
perlu mendapat perhatian adalah terkait dengan mata pelajaran bahasa dan agama,
sebagaimana dicantumkan dalam Bab IV pasal 5 ayat 1 dan 2 UU Nomor 4 Tahun
1950 dikemukakan bahwa :
Ayat 1 :
Bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan adalah bahasa pengantar di sekolahsekolah di seluruh Indonesia
Ayat 2 :
Di taman kanak-kanak dan tiga kelas yang terendah di sekolah rendah, bahasa daerah
boleh dipergunakan sebagai bahasa pengantar.
Berkaitan dengan pelajaran agama, dalam struktur kurikulum 1952, pelajaran
agama memang diberikan jam khusus, namun dalam pelakasanaannya diserahkan
kepada masing-masing orang tua. Hal itu dipertegas pada UU No. 4 Tahun 1950 Bab
XII pasal 20 ayat 1 dan 2 sebagai berikut :
Ayat 1 :
Bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan adalah bahasa pengantar di sekolahsekolah di seluruh Indonesia
Ayat 2 :
Di taman kanak-kanak dan tiga kelas yang terendah di sekolah rendah, bahasa daerah
boleh dipergunakan sebagai bahasa pengantar.
Pendidikan budi pekerti sebagai pendidikan moral sudah diangkat sebagai
mata pelajaran pada Kurikulum 1952, tapi masih menjadi mata pelajaran yang bersifat
pilihan. Oleh karena itu dalam struktur kurikulum belum disediakan jumlah jam
pelajaran yang secara khusus diperuntukkan bagi pendidikan budi pekerti.
Tujuan pendidikan nasional berdasarkan kurikulum 1952 adalah membentuk
manusia yang susila dan cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung
iawab akan kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Dalam Droses pembelajaran,
guru berperan sebagai model yang menerapkan etika, moral, nilai-nilai, dan aturanaturan yang berlaku. Kedisiplinan, kerajinan, sopan-santun, dan jiwa nasionalisme
ditanamkan melalui tingkah laku guru dan penegakan peraturan sekolah yang tegas.
Sayangnya proses belajar mengajar berpusat pada guru. Siswa ditempatkan sebagai
objek yang harus menerima informasi sebanyak-banyaknya dari guru. Peran guru
dalam kelas sangat dominan. Siswa bersifat pasif menerima informasi. Hal itu sebagai
dampak dari proses belajar yang mengutamakan materi dan penguasaan materi.
5. Struktur Program Rencana Pelajaran SMA 1952
Rencana pelajaran SMA yang telah berjalan dari tahun 1945 sampai dengan
tahun 1951 oleh beberapa pejabat dan ahli pendidikan dianggap memiliki kekurangan.
Misalnya, Menteri PP &K Mr. W0ngsonegoro, dalam konferensi para direktur SMA
negeri seluruh Indonesia pada bulan Januari 1952, menyinggung tentang rencana
pelajaran SMA. Ia menyatakan bahwa pelajaran yang diberikan di SMA sampai saat
ini masih terlampau bersifat teoritis dan kurang praktis, dan kurang mementingkan
moralnya. Sementara itu Soegarda Poer bakawat ja, Kepala ^awatan Pengajaran, juga
rnenyatakan bahwa perlu mencari kekurangan-kekurangannya dan agar diadakan
perubahan-perubahan rencana pelajaran SMA (Sugianto, 1971 : 56).
Berdasarkan SK Menteri PP & K tanggal 13 Mei dan 26 Mei 1952, dibentuk
sebuah panitia yang diberi tugas untuk membuat rancangan rencana pelajaran
(kurikulum) SMA yang baru. Di antara hasil ker ja panitia tersebut adalah tersusunnya
tujuan SMA pembagian SMA dan rencana pelajaran.
Tujuan SMA dirumuskan sebagai berikut: SMA bertujuan mendidik murid
menjadi manusia yang berbudi baik dan mempunyai kepandaian serta kecakapan yang
cukup untuk dapat mengikuti pendidikan dan pengajaran di Perguruan Tinggi dan
dapat pula menjadi anggota masyarakat yang berguna. Pembagian atau penjurusan di
SMA ternyata tidak mengalami perubahan. SMA tetap dibagi dalam tiga bagian atau
jurusan, yaitu bagian A (sastra), B (ilmu pasti-alam) dan 0 (yuridis-ekonomi). Ketiga
bagian tersebut terpisah sejak awal (sejak kelas satu) dan tidak ada integrasi dari
ketiga bagian tersebut selama siswa menerapuh pendidikannya di SMA. Jadi SMA
menurut rencana pelajaran tersebut sudah terspesialisasi dari awal.
Adapun struktur program Rencana Pelajaran (Kurikulum) SMA 1952 untuk
setiap bagian adalah sebagai berikut :
Dari struktur program Kurikulum SMA 1952 tersebut di atas, terlihat ada
pembagian program ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok: Pokok, Penting, dan
Pelengkap. Urutan kelompok tersebut menunjukkan prioritas kedudukannya ataupun
tingkat kepentingannya. Hal yang cukup menarik dari pembagian kelompok mata
pelajaran (program) tersebut adalah pada komposisi mata pelajarannya untuk setiap
bagian. Walaupun nama kelompoknya sama, misalnya kelompok Pokok, namun
komposisi mata pelajaran pada ketiga bagian SMA itu tidaklah sama. Misalnya,
komposisi mata pelajaran (program) kelompok Pokok pada SMA bagian A (sastra)
tidak sama dengan kelompok Pokok SMA bagian B (Ilmu pasti-alam), dan juga
berbeda dengan SMA bagian C (yuridis-ekonomi). Hal ini berlaku juga untuk
kelompok Penting dan Pelengkap.
Tampaknya kelompok Pokok merupakan ciri utama dari bagian-bagian atau
jurusan-jurusan di SMA tersebut. Mata pelajaran-mata pelajaran pada kelompok
Pokok tersebut merupakan penunjang utama yang mencirikan masing-masing bagian.
Misalnya kelompok Pokok pada bagian A (sastra) terdiri dari mata pelajaran-mata
pelajaran utama ilmu bahasa dan sastra. Sedangkan kelompok Pokok pada bagian B
(pasti alam) terdiri dari mata pelajaran-mata pelajaran utama ilmu pasti dan ilmu
alam.
Jika digunakan kriteria program pendidikan umum yang terdapat pada bab II,
maka dalam Kurikulum SMA 1952 secara jelas tidak ada yang disebut program
pendidikan umum (general education) ataupun yang dapat dikategorikan sebagai
program pendidikan umum. Kelompok Pokok misalnya,jelas tidak bisa disebut atau
dikategorikan sebagai programpendidikan umum, karena tidak diberikan secara sama
(jenis mata pelajarannya) kepada setiap siswa di setiap bagian, dan justru kelompok
Pokok ini mencerminkan suatu spesialisasi (penjurusan) tertentu. Kelompok Penting
dan Pelengkap juga sama tidak tepat dikategorikan sebagai program pendidikan
umum, karena komposisi mata pelajarannya untuk setiap bagian tidaklah sama,
bahkan kedudukannya tidak dianggap utama.
Dalam Kurikulum SMA 1952 memang ada beberapa mata pelajaran yang arahnya
untuk pembinaan keharmonisan kepribadian para siswa, namun belura sepenuhnya
raemenuhi kriteria sebagai pendidikan umum. Misalnya Pendidikan Agama, sekalipun
memang diarahkan untuk membina kepribadian siswa, namun menurut ketentuan UU
no. 4/1950, mata pelajaran Pendidikan Agama (Pelajaran Agama) bukanlah mata
pelajaran yang wajib diikuti oleh semua siswa, karena siswa boleh mengikutinya
ataupun tidak. Jadi mata pelajaran Pendidikan Agama pada Kurikulum SMA 1952
tidak mempunyai kedudukan yang penting dan boleh diikuti atau tidak, sehingga tidak
tepat dikategorikan sebagai pendidikan umum.
Dari uraian di atas terlihat bahwa dalam Kurikulum SMA 1952 tidak terdapat
program mata pelajaran yang diberikan secara sama dan wajib diikuti oleh semua
siswa serta diarahkan untuk pembinaan kepribadian siswa yang terpadu. Dengan
demikian capat dikatakan, bahwa dalam Kurikulum SMA 1952 tidak ditemukan
program pendidikan umura, karena tidak ada yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan pada bab II yang lalu.
Oleh karena struktur program pendidikan umumnya sendiri tidak ada, maka
pada sub bab ini tidak akan ada pembahasan tentang tujuan, struktur program, dan
materi pendidikan umum pada kurikulum tersebut.
6. Sistem Penilaian Kurikulum 1952
Sistem penilaian berdasarkan Kurikulum 1952 hampir sama dengan
Kurikulum 1947, yakni dilakukan melalui ulangan harian, ulangan umum catur wulan
dan ujian penghabisan. Ulangan harian dan ulangan umum catur wulan dipakai
sebagai dasar untuk menentukan apakah seorang siswa naik atau tinggal kelas.
Apabila seorang siswa belum mencapai minimal nilai 6 dalam ulangan umum catur
wulan, yang bersangkutan mengikuti ulangan perbaikan (her). Ujian Penghabisan
yang kemudian diubah namanya menjadi Ujian Negara pada sekitar tahun 1958,
digunakan untuk menentukan kelulusan. Seorang siswa SMP dapat dinyatakan lulus
jika memiliki maksimal nilai 5 sebanyak 4 mata pelajaran atau equivalennya (nilai 4
ekuivalen dengan dua nilai 5, nilai 3 ekuivalen dengan 3 nilai 5).
Namun, dalam pelaksanaannya, Kurikulum 1952 tentunya memiliki kelebihan
dan kelemahan. Berikut ini disajikan kelebihan dan kekurangan Kurikulum 1952 pada
tabel berikut:
No.
KELEBIHAN KURIKULUM 1952
KELEMAHAN KURIKULUM 1952
1.
Kurikulum 1952 telah mengarah pada
Karena kurikulum 1952 baru mengarah
sistem pendidikan nasional, walaupun
pada sistem pendidikan nasional, maka
belum merata pada seluruh wilayah di
belum
Indonesia, namun dapat mencerminkan
wilayah Indonesia.
mampu
menjangkau
seluruh
suatu pemahaman dan cita-cita para
praktisi
pendidikan
pemerataan
akan
pendidikan
pentingnya
bagi
seluruh
bangsa Indonesia.
2.
Pada Kurikulum 1952, materi pelajaran
Materi pelajaran belum orientasi masa
sudah berorientasi pada kebutuhan hidup
depan,
para siswa, sehingga hasil pembelajaran
berorientasi kebutuhan
dapat berguna ketika ditengah masyarakat.
dimasyarakat saat itu, dengan demikian
karena
yang
diajarkan
untuk hidup
belum memiliki visi kebutuhan dimasa
mendatang.
3.
Karena setiap guru mengajar satu mata
Kurang membangkitkan kreatifitas dan
pelajaran, maka memiliki keuntungan
inovasi
untuk
bidang
pelajaran sudah terinci dalam rencana
pengajarannya dengan lebih baik, dari
pelajaran terurai, hal ini mempersempit
pada mengajar berbagai mata pelajaran.
kreatifitas dan inovasi guru baik dalam
lebih
menguasai
guru,
perencanaan,
karena
setiap
pelaksanaan,
mata
maupun
menentukan sumber materi pelajaran.
Download